Hai kakak-kakak semuanya,, kita kenalan lagi yuk!!
Kalo kata pepatah, "Tak kenal maka tak sayang"
Mungkin sebagian dari kakak-kakak sudah kenal sama author, tapi ga apa-apa deh kita kenalan lagi aja ya...
Nama author Khintannia Viny Putri Indawati, panjang banget ya udah kayak rel kereta wkwkwk..
Mungkin nama kakak-kakak ada yang lebih panjang dari author? Monggo absen di kolom komentar hihihi...
Author biasa di panggil Viny, kakak-kakak juga bisa panggil author Viny hehehe.
Author kelahiran 97, jadi tahun ini 25 tahun kan? Status author sudah menikah tapi masih belum di kasih momongan, doain ya kakak-kakak author semoga author tahun ini di kasih hadiah sama Allah aamiin.... hehehe malah curhat ya.
Dahlah jangan curhat mulu, yuk kita ke topik utama saja..
***
Di sini author mau ngenalin novel baru author nih, judulnya "Dosen Cinta Karren Adibrata"
Nah, udah pada tau belum Karren Adibrata siapa?
Kalo kakak-kakak semua udah pernah baca novel author yang judulnya "Menikah Dengan Hot Daddy" pasti tau dong siapa itu Karren Adibrata?
Yap! Karren Adibrata adalah putri dari Key Putri Kalandra dan Bernard, alias cucunya papi Kalandra dan mami Khansa (Sasa).
Masih inget dong sama duda keren dan mami yang super duper sabar? Yap, author akan membuat cerita tentang cucu mereka.
Cerita tentang Karren Adibrata yang memiliki sifat yang friendly, memiliki wajah yang cantik dan gay hidup yang bisa di bilang bebas karena bergaul dengan sepupunya Darren Adibrata.
Saat ini Karren sudah menjadi mahasiswi semester 6, dia mengisi waktu kosongnya dengan menjadi model iklan.
Key dan Bernard tidak pernah melarang putrinya melakukan apapun, karena mereka ingin Karren melakukan hal yang membuatnya senang.
Tiba-tiba saja saat Karren sedang menikmati minumannya di pagi hari, dia melihat laki-laki tampan dan bertubuh kekar layaknya model di rumah yang berada di sebrang rumahnya, dan ternyata laki-laki itu adalah tetangganya.
Awalnya Karren pikir laki-laki itu adalah seorang model karena tubuhnya yang bagus, namun ternyata bukan! laki-laki itu adalah dosen baru di kampusnya.
Bernard pernah bercerita kepada Key dan juga Karren kalau dia melihat tetangga baru itu sedang pergi ke masjid kompleks untuk melaksanakan sholat subuh dan hal itu membuat Bernard benar-benar takjub.
Di sisi lain, Karren yang memiliki kehidupan yang bebas itu tiba-tiba saja di buat pusing karena permintaan kedua orang tuanya yang menginginkan menantu yang sholeh seperti tetangga baru mereka.
Bagaimana bisa Karren menemukan laki-laki yang seperti itu jika dia selalu nongkrong di club malam bersama teman-temannya.
Mana ada laki-laki sholeh yang berada di club malam? Karren benar-benar tidak habis pikir dengan kriteria yang di berikan oleh kedua orang tuanya.
Karren juga tidak terlalu menyukai tetangga barunya itu karena laki-laki itu selalu menghindar darinya, bahkan saat pertama bertemu laki-laki itu sampai mengucap istighfar, laki-laki itu juga tidak pernah menatap matanya selama lebih dari 3 detik.
Tapi hal itu malah membuat Karren bersemangat untuk menggoda tetangga barunya itu, bahkan Karren berusaha untuk mendekatinya dengan segala macam cara.
Bagaimanakah kisah cinta Karren dan tetangga barunya itu? Apakah Karren akan berhasil untuk mendapatkan hati sang dosen killer itu? Atau malah membuatnya semakin menjauhi Karren?
Sedangkan di sisi lain, ada seorang laki-laki bernama Gibran Mahardika, laki-laki tampan yang memiliki sejuta pesona, laki-laki yang dingin dan sangat perfeksionis.
Kehidupannya yang sempurna dan nyaman seketika hancur saat Karren hadir di dalam hidupnya, anak dari tetangga depan rumahnya yang benar-benar membuatnya pusing dan tidak fokus.
Namun di dalam lubuk hatinya yang paling dalam, Gibran sedikit memiliki rasa ketertarikan kepada Karren.
Apakan Gibran akan menjauhi Karren saat tau kehidupan Karren yang bebas dan selalu keluar malam? Atau Gibran malah akan menuntun Karren ke jalan yang benar?
Suara langkah kaki dari sepatu heels tinggi berwarna hitam mulai menaiki tangga yang ada di dalam rumahnya, langkahnya sangat berhati-hati agar tidak menimbulkan suara dan tidak membangunkan orang yang ada di rumahnya.
Wanita yang sedang mengendap-endap layaknya maling itu adalah Karren Adibrata, keturunan keluarga Kalandra Adibrata yang terhormat dan terkenal di seluruh negeri.
Karren tidak akan mengendap-endap layaknya maling seperti ini jika tidak mengingat kalau sekarang bukan waktu yang tepat untuk seorang perempuan baik-baik pulang ke rumah.
Karren melihat ke arah jarum jam yang ada di tangannya, waktu sudah menunjukkan pukul 4 pagi, yang artinya sebentar lagi kedua orang tuanya akan segera bangun untuk melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim.
Jika kalian bertanya, apa yang di lakukan Karren yang notabene seorang perempuan dari keluarga terpandang pulang saat subuh? Jawabannya, karena Karren habis bersenang-senang di sebuah club malam.
Karren memiliki seorang sepupu laki-laki yang bernama Darren Adibrata, mereka berdua hanya berbeda beberapa bulan lebih tua Darren.
Darren sudah terkenal di mana-mana, terkenal karena dia adalah seorang Casanova yang di gilai banyak perempuan.
Wajahnya yang tampan mampu memikat hati semua wanita dari kalangan muda sampai tante-tante.
Darren lah yang mengenalkan Karren dengan dunia malam, di sana lah Karren mengenal banyak sekali laki-laki tampan, menari di tengah-tengah lampu remang-remang, dan meminum minuman yang seharusnya tidak dia minum.
Darren melakukan hal itu karena sang papi sangat menyayanginya dan memanjakannya, Ken tidak pernah melarang putranya bergaul dengan bebas selama masih mengingat batasan dan tidak memalukan nama keluarganya.
Sejak awal, Key sudah melarang Karren bergaul dengan anak dari saudara kembarnya itu, namun mau bagaimana lagi, mereka adalah saudara sepupu dan rumah mereka pun berdekatan yang membuat keduanya mau tidak mau akan sering bertemu dan bermain bersama.
Karren membuka pintu kamarnya dengan perlahan agar tidak membangunkan kedua orang tuanya yang berada di dalam kamar sebelah.
Di sana benar-benar gelap sampai Karren tidak bisa melihat lubang kunci pintu kamarnya, membuat Karren terpaksa mengeluarkan ponselnya dan menyalakan senter untuk melihat lubang kunci.
Setelah akhirnya berhasil memasukkan lubang kunci kamarnya, Karren langsung membuka pintu kamarnya dan segera masuk ke dalam kamar karena dia mendengar pintu kamar orang tuanya seperti akan di buka.
Dengan segera Karren melepas sepatunya dan juga tasnya, lalu dia memasukkan tas dan sepatunya ke dalam kolong kamarnya, melepas pakaiannya juga hingga yang tersisa hanyalah pakaian dalamnya saja, lalu dia segera masuk ke dalam selimut dan memejamkan kedua matanya.
Dan benar saja dugaan Karren, tidak lama setelah dia masuk ke dalam selimut tebalnya, maminya membuka pintu kamarnya dan memeriksa keadaan Karren.
Setelah memastikan kalau Karren masih tertidur, Key kembali menutup pintu kamar sang putri agar tidak membangunkannya.
Karren kembali membuka selimutnya saat merasa kalau maminya sudah benar-benar pergi, tidak lupa Karren segera beranjak dari tempat tidurnya dan membersihkan make up-nya agar bisa tidur dengan wajah yang enteng tanpa riasan.
Karren juga memutuskan untuk tidur setelah menjalankan sholat subuh, karena Karren tidak bisa tidur hanya satu jam saja.
“Haah, kalo tidur jam segini gue pasti kesiangan nih, bodo amat lah pokoknya gue tidur dulu aja.” Gumam Karren yang akhirnya memutuskan untuk tidur dan memasuki alam mimpinya.
...****************...
Pagi pun tiba, sinar matahari sudah masuk ke dalam kamar Karren melalui tirai transparan yang menutupi jendela besar di kamarnya, namun sang pemilik kamar belum juga terbangun dari mimpinya.
Sampai akhirnya Karren merasakan ada cipratan air yang membuat mimpi indahnya terganggu dan akhirnya dengan terpaksa Karren membuka kedua matanya yang masih 5 watt.
“Arrgghh, siapa sih bangunin gue!” teriak Karren yang langsung bangun dari tidurnya.
Karren yang masih setengah sadar itu mencoba untuk melihat siapa orang yang ada di hadapannya, dan betapa terkejutnya dia saat melihat maminya sedang menyilangkan kedua tangannya tepat di hadapannya dan menatap ke arah Karren dengan tajam.
“Mamiiii….” Rengek kepada sang mami.
“Apa yang mami semprotkan di wajahku?” tanya Karren sambil mengelap wajahnya yang sudah basah.
“Air comberan!” jawab Key membuat Karren terkejut.
“What!!! Air comberan? Seriously mam? Nooo!!” teriak Karren yang langsung beranjak dari tempat tidurnya dan langsung berlari ke kamar mandi.
Key hanya diam melihat putrinya yang sudah panik dan berlarian ke kamar mandi untuk mencuci wajahnya, padahal yang di semprotkan oleh Key hanyalah air biasa, tentu saja Key tidak mungkin menyemprotkan air comberan ke wajah putri satu-satunya yang cantik itu.
“Apa? Kamu mau marahin mami?” tanya Key saat melihat Karren keluar dari kamar mandi dengan wajah kesalnya.
Namun Karren tidak menjawab pertanyaan maminya, dia hanya diam dan kembali duduk di pinggir tempat tidurnya.
“Dari mana kamu semalam?” tanya Key kepada sang putri.
“Dari mana? Ya tidur lah mam, tidur dan menikmati alam mimpi yang sangat indah karena di mimpiku aku bertemu dengan pangeran tampan berkuda putih.” Ucap Karren dengan gayanya yang lebay.
“Ga usah lebay deh! Mami tanya, kamu ke mana semalam? Jangan bohong atau mami akan memberitahu papi kamu.” Tegas Key.
“Aku ga kemana-mana mam.” Ucap Karren kembali.
“Ga ke mana-mana? Benarkah? Terus kenapa saat mami mau tidur mami tidak bisa membuka kamarmu, dan saat mami bangun mami melihat kunci kamarmu berada di luar? Apa ada hantu yang membuka kamarmu dengan kuncimu?” tanya Key.
Mendengar ucapan maminya membuat Karren tidak bisa mengatakan apapun lagi, Karren langsung menghela nafas panjang sebelum menjawab ucapan sang mami.
“Aku ke ulang tahun mantannya Darren mam.” Jawab Karren yang masih saja berbohong.
“Ulang tahun lagi? Dua minggu yang lalu gebetannya Darren ulang tahun, sekarang mantannya? Terus besok siapa? Neneknya?” tanya Key.
“Hah? Besok ulang tahun grandma mam?” tanya Karren.
“What? Maksudnya?” tanya Key.
“Kan neneknya Darren, neneknya Karren juga mam.” Balas Karren.
Mendengar jawaban sang putri membuat Key darah tinggi seketika, lalu dia mencoba untuk menahan emosinya sampai wajahnya memerah.
“Mam, jangan marah loh, papi bilang aku harus mengingatkan mami kalau mami mau marah.” Ucap Karren.
“Udah sana bangun, mandi!” ucap Key yang memutuskan untuk pergi dari kamar putrinya agar emosinya bisa teratasi.
Entah sudah berapa kali dia mengingatkan Karren agar tidak bergaul dengan Darren, namun mereka berdua sudah bagaikan perangko dan surat yang sulit sekali di pisahkan.
Bahkan saat kecil Karren sempat sakit sampai harus di rawat di rumah sakit karena terpisah dari Darren beberapa minggu saja karena saat itu Darren sedang pulang kampung ke rumah nenek dari maminya, benar-benar seperti anak kembar.
Setelah maminya keluar dari kamarnya, Karren segera masuk ke dalam kamar mandi untuk menggosok giginya saja karena tadi dia sudah mencuci wajahnya, dan Karren sama sekali tidak berniat untuk mandi pagi itu.
Karren yang sudah selesai langsung keluar dari kamar mandi dan duduk di meja riasnya untuk merapihkan rambutnya yang berantakan karena bangun tidur.
Karren melihat ke arah meja kecil yang ada di samping tempat tidurnya, seperti biasanya maminya sudah menyiapkan air jahe hangat yang selalu di minum Karren saat pagi hari.
Karren memutuskan untuk duduk di balkon kamarnya sambil melihat pemandangan depan rumah yang biasanya ramai dengan anak kecil yang bermain.
Aroma jahe yang meruak membuat hidung Karren terasa hangat, dengan segera Karren menyesap minumannya dan tubuhnya menjadi hangat, benar-benar membuat Karren sangat nyaman.
Karren tersenyum melihat anak-anak bermain dengan leluasa, mereka semua tertawa dengan lepas membuat Karren sesekali ikut tertawa melihat tingkah mereka.
Tiba-tiba saja perhatian Karren beralih, dahinya mengerut saat melihat rumah kosong yang berada tepat di depan rumahnya.
Sejak pertama kali Karren berada di sana, rumah itu tidak pernah terlihat berpenghuni, tapi hari ini pintu rumah itu terbuka lebar, bahkan ada mobil terparkir di halaman rumahnya.
Namun perhatian Karren kembali teralih kepada orang yang sedang mengelap mobil tersebut, sosok laki-laki yang sedang bertelanjang dada hingga menampilkan dada bidangnya dan perut sixpack nya.
Menurut Karren, laki-laki itu adalah laki-laki paling tampan dan paling sexy di komplek perumahannya.
“Siapa dia? Apakah dia adalah pangeran tampan berkuda putihku? Apa dia datang untuk menjemput ku?” gumam Karren yang terus menatap ke arah laki-laki itu.
...****************...
Gimana nih kakak-kakak? Key masih sama bawelnya kayak waktu masih muda kan? Ga nyangka ya sekarang dia udah punya anak gadis yang cantikkkkkk....
Yuk author kasih visual Karren versi author ya, kalo kakak-kakak punya visual sendiri Monggo di bayangkan..
KARREN ADIBRATA.
Semoga suka ya kakak-kakak ~~
Karren masih menatap dengan lekat pada seorang laki-laki yang saat ini sedang memeras kanebo yang di gunakan untuk mengelap mobilnya.
Otot-otot tangannya membuat Karren menelan salvilanya, bahkan jantungnya berdegup dengan kencang dan sepertinya jantungnya ingin melompat ke luar.
Di pikirannya, Karren masih berkhayal kalau laki-laki itu adalah pangerang berkuda putihnya yang berasal dari mimpinya.
“Bukannya mami bilang yang punya rumah itu hanya memiliki anak perempuan? Terus kenapa sekarang ada laki-laki tampan itu? Masa iya dia supirnya sih? Ga mungkin dong, kalo ada supir yang kayak gitu gue juga mau kali.” Gumam Karren.
Karren langsung menggelengkan kepalanya, menghapus semua dugaan yang ada di pikirannya, karena baginya laki-laki itu hanya menyia-nyiakan ketampanannya kalau hanya bekerja menjadi supir.
Tanpa Karren sadari, Key sudah masuk ke dalam kamarnya dan melihat kedua mata Karren yang terus menatap laki-laki yang ada di depan rumah tetangganya itu.
“Liatnya begitu banget, kamu suka sama dia ya?” tanya Key yang membuat Karren terkejut.
“Yaampun mami ngagetin aku aja deh, jangan suka tiba-tiba dateng deh mam kayak…” kata-kata Karren terputus sebelum dia menyelesaikannya karena maminya langsung menatapnya dengan tajam.
“Kayak apa hah?!” tanya Key.
“Hehehe, kayak ratu mam.” Balas Karren.
“Kamu belum jawab pertanyaan mami loh, kamu suka sama dia?” tanya Key kembali.
“Hah? Engga mam, aku cuma penasaran aja, kata mami anak yang punya rumah di depan itu perempuan, tapi kok sekarang malah ada laki-laki itu, dia siapa mam?” tanya Karren.
Key tersenyum mendengar pertanyaan putrinya, dia yakin kalau Karren tertarik dengan laki-laki itu karena selama ini Karren paling anti peduli kepada orang yang ada di lingkungan sekitarnya, dan semua info yang di dapat Karren hanya dari sang mami.
“Mami pernah muda juga kali, kalo kamu tertarik sama dia ga apa-apa loh, papi dan mami sangat setuju kalau memiliki menantu seperti Gibran.” Ucap Key.
“Ah,, jadi namanya Gibran?” ucap Karren.
“Iya, dia tetangga baru kita, orang yang punya rumah pindah ke luar negeri jadi rumahnya di jual dan di beli sama Gibran.” Jelas Key.
“Oh gitu, dia pindah dari kapan mam? Aku kok baru liat?” tanya Karren.
Karren memancing maminya agar mau menceritakan tentang Gibran karena maminya pasti update tentang gossip yang tersebar di komplek itu.
“Cih, gimana kamu mau tau kalo kerjaannya keluyuran terus sama Darren, padahal dia udah dua hari yang lalu pindah ke sini.” Jawab Key.
Karren hanya memamerkan gigi putihnya mendengar sindiran dari maminya, Karren tidak menyangka kalau dia akan kalah telak karena pertanyaannya sendiri.
“Aku kira awalnya dia supir loh mam.” Ucap Karren.
“Mami baru tau kalo ada supir setampan itu.” Balas Key.
“Terus dia itu apa? Model? Cocok sih badannya atletis banget mam.”
“No! Bukan model, denger-denger sih dia dosen loh.”
“What!? Dosen mam? Jangan bercanda deh!” karren terkejut saat maminya mengatakan hal itu.
Key terkejut saat nada sang putri meninggi, mungkin jantungnya hampir copot karena hal itu.
“Kamu ngagetin mami aja sih Karren! Kamu kenapa kok syok begitu, emang ada yang salah kalo dia dosen?” ucap Key.
“Tubuhnya terlalu bagus untuk jadi dosen mam, dosen di kampusku itu badannya krempeng, kalo engga ya buncit hahaha.” Ucap Karren.
“Kalo ga percaya ya kenalan sendiri aja sana sama dia, sekalian modus dikit-dikit ga apa-apa lah.” ucap Key sambil terkekeh menggoda putrinya.
Karren yang merasa maminya sedang menggoda dirinya memutuskan untuk tidak memperpanjang dan bertanya-tanya lagi tentang Gibran.
“Mending kamu sama dia sih dari pada pacar kamu yang minggu lalu kamu bawa, lagian papi pasti langsung setuju kalau kamu sama Gibran.” Ucap Key.
“Mantan mam, kita udah putus dua minggu yang lalu.” Karren mencoba untuk membenarkan ucapan maminya.
“Ooo sudah jadi mantan toh? Baguslah, dia bukan laki-laki baik-baik.” Ucap Key.
Karren memang pernah berkencan dengan seorang laki-laki yang baru saja dia putuskan dua minggu yang lalu karena papi dan maminya tidak setuju dengan hubungan mereka.
Papi dan maminya merasa kalau mantan pacar Karren itu adalah laki-laki yang tidak benar, bukan tanpa alasan mereka merasa seperti itu, tapi karena mereka pernah melihat laki-laki itu keluar dari club malam dengan penampilan yang berantakan karena sedang mabuk dan sepertinya habis di pukuli seseorang.
Itulah yang membuat kedua orang tuanya melarang Karren untuk ikut ke dalam pergaulan Darren, karena mantan kekasih Karren adalah salah satu teman Darren yang nakal.
“Mami tenang aja, aku juga ga akan kembali pada kekasihku karena kami putus juga karena dia selingkuh dengan laki-laki lain.” Ucap Karren.
“Apa?! Laki-laki? Mami ga salah denger? Maksudnya dia gay?” tanya Key tidak percaya.
“Iya mam, aku sampe di ketawain sama Darren karena tergila-gila dengannya!” Karren menceritakan hal itu dengan kesal mengingat betapa dia di bodohi.
“Dia kan temennya Darren, emang Darren ga tau kalau laki-laki itu gay?” tanya Key.
“Engga lah mam, mami kan tau kalo Darren sama sepertiku yang tidak perduli dengan kepribadian orang lain.”
“Nah kan, emang paling bagus tuh kamu sama Gibran aja deh, dia laki-laki baik-baik loh.” Key mulai memanasi Karren kembali.
Seketika wajah Karren berubah menatap ke arah maminya dengan tatapan curiga.
“Apa? Kenapa kamu ngeliatin mami seperti itu?” tanya Key.
“Apa yang dia kasih sampe papi dan mami sangat membanggakannya?” tanya Karren.
Bisa di bilang, kedua orang tuanya ini sangatlah overprotective kepada Karren, tentu saja untuk menjadi pasangan seorang Karren membutuhkan seleksi yang sangat ketat.
Terutama sang papi yang sangat menyayangi Karren dan menjaganya seperti berlian, papinya akan memberikan ujian yang lebih sulit di bandingkan ujian cpns untuk laki-laki yang mau menjadi kekasih putrinya.
Walaupun tanpa sengaja, Gibran membuat papinya menaikkan standar kandidat laki-laki yang akan menjadi calon menantunya dan hal itu akan membuat Karren semakin tersiksa kedepannya.
“Ga ngasih apa-apa kok, papi sering melihatnya ke masjid setiap subuh.” Ucap Key.
“Emang papi ke masjid juga? Bukannya selama ini papi sama mami sholat di rumah?” tanya Karren.
“Engga, papi ga ke masjid, dia habis begadang di rumah uncle Ken biasalah urusan pekerjaan.” Ucap Key.
“Sudah kuduga mam, papi ga akan serajin itu subuh-subuh sholat di masjid.” Ucap Karren sambil menggelengkan kepalanya.
“Heh, jangan ngomongin papi ntar mami aduin tau rasa kamu!” ucap Key.
“Udah ayo turun sarapan, papi udah laper tuh katanya, dia mau langsung ke perusahaan.” Ajak Key.
Karren mengangguk dan langsung menaruh gelas jahe hangatnya di meja yang ada di balkon, dan hal itu membuat Karren kembali melihat ke arah Gibran yang kebetulan sedang melihat ke atas.
Melihat hal itu membuat Karren tersenyum nakal, dia ingin mengerjai tetangga barunya itu.
Karren langsung menyenderkan kepalanya di besi balkon sambil melambaikan tangan dan mengedipkan satu matanya untuk menggoda Gibran hingga membuat Gibran melotot.
“Astagfirullah!” ucap Gibran yang langsung memalingkan wajahnya.
Melihat hal itu membuat Karren terkejut, dia tidak menyangka kalau tatapan mematikannya membuat Gibran sampai istighfar.
“Tatapan gue emang mematikan banget ya sampe dia istighfar haha.” Ucap Karren dengan bahagia karena sudah berhasil menggoda Gibran.
Setelah merasa sudah sukses menggoda Gibran, Karren memutuskan untuk masuk ke dalam untuk turun ke bawah.
Karren sudah sangat percaya diri kalau tatapannya benar-benar membuat Gibran merasa gugup, namun Karren tidak tau apa yang membuat Gibran bukanlah karena tatapannya saja, melainkan karena pakaiannya yang terlalu terbuka.
Ya memang saat itu Karren hanya memakai celana pendek berwarna putih dan kaos bertali satu yang berwarna hitam membuat lekuk tubuh Karren terlihat sangat jelas dan menggoda.
“Apa dia tidak malu memakai pakaian seperti itu untuk menyapa seorang laki-laki?” gumam Gibran yang kembali melanjutkan kegiatannya mengelap mobilnya.
Gibran kembali menoleh ke balkon kamar Karren untuk melihatnya, entah rasanya Karren memiliki sesuatu yang menarik untuk di lihat.
Jika Karren masih berada di sana dan melihat Gibran kembali menatapnya, mungkin Karren akan benar-benar merasa kalau tatapannya sangat mematikan sampai membuat Gibran tertarik kepadanya.
...****************...
Kali ini author kasih visual babang Gibran yaaa, si dosen tampan 😍
Gibran Mahardika
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!