NovelToon NovelToon

Sephia

Bab 1

...BAB 1. Pertemuan...

"Aduh, mati Aku! Cepat banget Upacaranya. Kan belum pukul 7 " Kataku sedikit berteriak. Dari luar pagar sekolah, Aku melihat para Siswa sedang melaksanakan Upacara Bendera. Ini adalah hari pertamaku sekolah di SMU 3 ini. Sebelumnya Aku bersekolah di SMU 1. Karna kenakalan ku yang sering membolos sekolah sehingga Bapakku murka dan membuangku ke sini.

" Anak baru ya? Telat? Yuk ikut Aku " Aku menoleh saat sebuah suara menyapaku. Seorang Laki - laki memakai seragam putih- abu-abu yang bisa kupastikan juga bersekolah di sini.

" Kemana "? Tanyaku tanpa ragu

" Kantin ". Jawabnya sambil menarik tanganku.

" Di luar Sekolah" ? Tanyaku lagi

" Ya. Disini kantin banyak " Jawabnya.

Tiba di kantin, Aku lihat beberapa Siswa dan satu orang Siswi sedang duduk berbincang pelan.

" Target baru ya "? Celetuk salah satu Siswa menyapa kami. Aku diam saja dan Siswa yang bersamaku menarik kursi untukku.

" Duduklah " Katanya sambil menarik kursi yang lain untuk dirinya.

" Siapa namamu "? Tanya dia lagi. Aku tersenyum tanpa arti. Dan kulihat teman - temannya dengan ekspresi menunggu jawabanku.

" Taruhan! Dia tidak akan menyebutkan namanya " Kata satu - satunya Siswi yang ada disitu.

" Sephia " Kataku pelan. Dan anehnya mereka semua terdiam mendengar namaku. Baru saja aku ingin bertanya ada apa dengan namaku, tiba - tiba ada satu Siswa datang dan berkata " Udah kelar Upacaranya ". Mendengar itu mereka semua serempak pergi meninggalkanku tanpa satu katapun.

" **** ! " Umpat ku dalam hati. Akhirnya Aku beranjak dari tempat duduk ku dan berjalan mengikuti mereka. Tiba di halaman Sekolah, aku melihat mereka berbelok ke kelas yang bertuliskan KELAS 2A.

"Mereka ternyata Adik kelasku" Gumanku dalam hati. Aku berjalan melanjutkan mencari kelas baruku. Dan akhirnya ketemu ruangan yang bertuliskan KELAS 3 IPA. Aku mengetuk pintu dan mengucapkan salam. Pak Guru dan seisi kelas kompak menjawab salamku.

" Kamu Siswa baru itu ya? Duduklah di samping Riani " Ucap pak guru sambil menunjuk kearah bangku kosong. Aku melangkah dan duduk di bangku yang di tunjuk oleh Pak Guru.

" Siapa namamu? " Bisik Siswi di sampingku.

" Sephia " Jawabku ikut berbisik.

" Riani " Katanya menyebutkan namanya.

" Anak - anak mari kita lanjutkan pelajaran kita " Pak Guru mulai menjelaskan pelajarannya, sesekali menulis di papan tulis.

" Ada yang mau kalian tanyakan? " Lanjut Pak Guru

" Tidak ada Pak Guru " Kata seisi kelas serempak.

" Baiklah. Kalau begitu kalian lanjut mengerjakan latihan di halaman 97, setelah itu kumpul di meja saya di kantor ". jelas Pak Guru sambil membenahi buku - bukunya dan kemudian berjalan keluar kelas.

Sepeninggalan Pak Guru, kelas berubah sedikit berisik. Beberapa Siswa dan Siswi mondar - mandir di ruangan.

" Hey, ntar jam istirahat kita ke kantin ya? " Kata Riani memulai percakapan. Aku mengangguk mengiyakan. Kemudian kami lanjut mengerjakan tugas kami.

Teng.. teng... teng.. teng...!

Bunyi bel membuat kelas berubah menjadi semakin berisik.

" Yuk, ke kantin. Sekalian kumpul bukunya di meja Pak Guru " ajak Riani. Aku berdiri setelah merapikan tas dan berjalan mengikuti Riani dari belakang.

Setelah meletakkan buku tugas di meja Pak Guru di Kantor, kami berdua menuju kantin.

" Ani " sebuah suara menyapa Riani. Kami serempak menoleh. Dan terlihat wajah Siswa yang tadi pagi membawaku ke kantin ini.

" Aku tahu yang kamu mau. Jawabannya, NO! " Balas Riani sambil melotot.

" Memang dia mau apa "? Tanyaku berbisik. Riani tidak menjawab. Dia sibuk memesan makanannya.

" Cowok tadi itu namanya Piank. Jangan dekat - dekat sama dia. Kalau perlu jangan berkenalan" Jelas Riani sambil makan.

" Kenapa"? Tanyaku penasaran. Riani diam saja

" Tapi tadi pagi aku sempat kenalan sama dia dan teman - temannya " Tambahku.

" Maka Kamu harus Cancel perkenalannya " Tukas Riani tegas.

Aku tersenyum mendengar kalimat Riani. Seperti ada rahasia yang tersirat disana.

" Jangan dengarkan Ani "! Bisik seseorang yang tiba - tiba ada di sampingku. Aku menoleh dan wajah itu disana lagi.

Bab 2

...BAB 2. KAU, AKU, DAN DIA...

Sudah seminggu Aku bersekolah di SMU 3. Tidak ada kesulitan saat beradaptasi dengan lingkungan baru. Begitu juga dengan pelajarannya. Meskipun di Sekolah lamaku Aku sering membolos, tapi sebenarnya Aku Siswa yang rajin belajar di rumah. Bahkan di Semester sebelumnya Aku ada di peringkat kedua. Bahkan seharusnya berada di peringkat pertama andai saja Aku tidak membolos saat pesantren Ramadhan saat itu.

" Mau ikut ? " Sebuah motor berhenti disisiku. Dan pemiliknya sudah tidak asing lagi. Siapa lagi kalau bukan Cowok yang bernama Piank. Kenalan pertamaku di Sekolah baru.

" Nggak usah. Udah dekat " Tolak ku. Tanpa Kuduga Cowok itu turun dari motornya dan berjalan sambil menuntun motornya.

" Kalau begitu Aku akan menemanimu berjalan sampai di Sekolah. Tidak baik seorang gadis berjalan sendiri " katanya dengan wajah yang di buat seserius mungkin.

" Ih , gombal banget nih Cowok " Batinku. Dia tersenyum. Sepertinya dia tahu isi hatiku.

" Apa senyum - senyum? Ada yang lucu? " Tanyaku sedikit kesal. Tapi bukannya menjawab, dia malah naik ke motornya lagi dan memberikan kode agar Aku ikut naik. Karna takut terlambat akhirnya Aku mau ikut dengannya.

Tiba di depan Sekolah, dia berhenti. Membiarkan Aku turun dari motornya. Kemudian dia melaju pergi tanpa kata.

Aku hanya tersenyum melihatnya. Dulu Aku pun seperti itu. Membolos Sekolah dengan berbagai alasan.

" Ih, senyum - senyum sendiri. Mulai gila? Oh, Aku tahu, pasti karna Si adik kelas itu kan? " tiba tiba Riani muncul menepuk bahuku dan menodongku dengan pertanyaan bodohnya.

" Apaan sih! " tanyaku sambil menepis tangan Riani dari bahuku. Riani tertawa. Kami pun melangkah menuju ke kelas.

"Assalamualaikum, Pak " Aku dan Riani serempak mengucapkan salam saat melihat Pak Guru sudah ada di dalam kelas.

" Wa'alaikumsalam. Masuk " Jawab Pak Guru.

Selama 2×45 menit kami belajar Fisika dan di lanjutkan 2×45 lagi dengan pelajaran Mate - matika. Resiko jadi anak IPA. Tiap hari bergelut dengan Rumus.

Dan teng... teng... Bel waktu istirahat berbunyi.

" Yuk, ke kantin " Ajak Riani begitu Pak Guru keluar dari kelas. Aku mengangguk setuju.

" Kenapa sih kita harus ke kantin luar Sekolah. Kan di dalam juga ada? " Tanyaku.

" Karna yang di dalam ramai. Nah, kalau di luar tuh nggak " Jawab Riani

Tiba di depan kantin, Aku melihat Piank dan teman - temannya sedang asyik mengobrol tanpa melihat sedikit pun kearahku.

" What? memangnya sejak kapan Aku berharap di perhatikan oleh Cowok itu " Aku tiba - tiba bertanya dalam hati saat perasaan yang aneh muncul di hatiku.

Riani menatapku. Kemudian tertawa pelan. Dia kemudian memesan makanan dan minuman kepada Bu kantin. Belum selesai makan, Aku mendengar suara motor Piank keluar dari halaman kantin. Di susul oleh suara motor teman - temannya.

" Boleh nanya nggak? " Kataku berbisik pada Riani.

" Tanya apa? " jawab Riani

" Kenapa waktu hari pertama Aku disini kamu bilang Aku nggak boleh dekat - dekat sama Piank? " Riani menatapku sejenak.

" Karna dia playboy kelas kakap. Habis manis sepah di buang "Jawab Riani penuh emosi.

" Kamu termasuk mantannya? " Tanyaku spontan karna melihat reaksi Riani. Dia menatapku tak berkedip saat mendengar pertanyaanku.

" Sialan lo! Kamu pikir Aku anggota PMP " Katanya sengit

" Hah, apa itu PMP? " Tanyaku penasaran.

" Persatuan mantan Piank " Jawabnya. Aku tertawa. Beberapa Siswa yang sedang berada di kantin menoleh ke arahku.

" Ada apa? Diantara kalian ada yang anggota PMP? " tanyaku pada para pemilik mata yang melihat ke arahku. Riani melirik ku dan memberikan kode agar Aku melanjutkan makanku.

" Kalau Kamu penasaran, ntar Aku ceritakan tentang Jia, mantannya Piank " Kata Riani dengan mimik serius.

Selesai makan, Kami pun meninggalkan kantin. Aku dan Riani sedang menuju ke kelas saat mataku tanpa sengaja melihat sosok Piank sedang berdiri di depan kelasnya. Dia melambaikan tangannya sambil tersenyum dengan gaya khasnya. Belum sempat membalas senyumnya, Riani sudah lebih dulu menarik ku ke dalam Kelas.

" Kamu mau dengar tentang Jia? " Tanpa menunggu jawabanku Riani mulai bercerita.

" Jia itu dulu teman sekelasku juga. Namun karna dia tidak tahan dengan gosip tentang dirinya, dia pindah Sekolah " Kisah Riani dengan mata menerawang.

" Gosip tentang apa? " tanyaku penasaran.

" Dia di gosip kan hamil karna waktu itu dia tiba - tiba pinsang. Dan saat di ruang UKS, ada siswa yang tanpa sengaja mendengar perkataan perawat Sekolah. Suster itu berkata bahwa Jia harus membeli testpack." lanjut Riani berbisik.

" Lalu Jia pindah kemana? " Tanyaku lagi

" Di SMU kota sebelah " Jawab Riani.

" Dulu bisa di katakan dimana ada Jia disitu ada Piank " tambah Riani

" Sampai kejadian itu. Piank sepertinya menghindari Jia. Aku sering melihatnya " kata Riani pelan

" Pokoknya kamu harus menjaga hati. Jangan sampai kamu juga patah hati kayak Jia dan yang lainnya " Nasehat Riani padaku. Aku tersenyum mendengarnya. Percakapan kami berhenti saat Ibu Guru Bahasa Indonesia masuk ke kelas kami.

Dan beberapa jam kemudian, bel tanda pulang berbunyi. Kami berebut keluar dari kelas. Tiba di gerbang, Aku dan Riani berpisah. Dia ke arah kanan dan Aku ke arah kiri. Aku bergabung dengan teman yang lain. Kami akan menunggu angkot untuk bisa pulang ke rumah.

" Phia, Aku antar pulang " Piank tiba - tiba muncul dengan motornya. Beberapa Siswi melihat ke arah kami. Dari hasil pemindaian ku mereka adalah para pengagum rahasia Piank.

" Baiklah. Rumahku dekat dari sini. Setidaknya Aku tidak perlu memberimu uang bensin " kataku sambil naik ke motor Piank. Dengan santai Piank mengendarai motornya. Seolah ingin berlama - lama di jalan. Baru akan memulai pembicaraan ketika tiba - tiba seorang gadis SMU menyebrang jalan di depan kami.

" Jia " Aku kaget saat mendengar Piank menyapa gadis itu dengan sebutan Jia. Gadis itu tersenyum kecut saat melihat kami berdua. Bisa kulihat sepintas ada guratan kecewa di kedua matanya. Benarkah apa yang di ceritakan Riani di kelas tadi? Benarkah Piank sebrengsek itu?

" Ini kost - kosanmu kan? " Suara Piank menghentakkan ku dari lamunan.

" Iya " Jawabku. Aku pun turun dari motornya.

" Apa kamu punya ponsel? " Tanyanya sambil mengulurkan tangannya. Aku merogoh saku rok dan memberikan HP-ku padanya. Dia memencet beberapa angka yang ternyata adalah nomor HP-nya.

" Ini " tangannya mengembalikan HP-ku. Setelah itu dia pergi.

BAB 3. JADIAN

" Akhirnya.... " Aku menarik nafas lega saat pe-er Kimiaku selesai. Aku ingin segera berbaring karna merasa sedikit kelelahan. Namun, baru saja akan merebahkan badan, tiba - tiba.... Tok.. tok.. tok... Suara ketukan di pintu kamar kosku menghalangi niatku.

Dengan perasaan malas Aku melangkah kearah pintu dan membukanya. Hah..! Kulihat dua sosok tubuh berdiri di depanku. Riani dan Piank.

" Mau ngapain kalian disini? " Tanyaku heran. Tapi Riani bukannya menjawab malah langsung masuk ke kamarku. Sedang Piank tetap berdiri di depan pintu.

" Koq nggak nelpon dulu baru datang ? " tanyaku lagi

" Buat apa nelpon? "Jawab Riani yang sedang asyik rebahan di kasur ku. Piank yang sedari tadi berdiri di depan pintu akhirnya masuk dan memilih duduk di kursi belajar ku.

" Kami sudah lapor Pak RT sebelum kesini " Kata Piank asal. Aku yang tidak bisa menolak kedatangan kedua tamu ini akhirnya ikut rebahan disamping Riani.

Kami bertiga terdiam sejenak. Tiba - tiba ponsel Piank berdering. Namun Si empunya ponsel malah mematikannya.

" Kenapa nggak di angkat? " Tanya Riani.

" Siapa tahu pacar lo nelpon. Siapa tahu dia lagi kangen atau apalah " lanjut Riani seperti orang yang sedang mengomel.

" Kalian berdua nggak akur tapi kenapa malah datang bersama kemari sih? " Tanyaku dengan nada heran. Riani menarik nafas panjang dengan kasar. Kemudian dia bangkit dari posisi rebahnya dan duduk di pinggir ranjang. Dia menatap Piank. Keduanya bertatapan.

" Ada apa sih? Pertama -tama katakan dulu kenapa kalian kesini? " Tanyaku seraya duduk di samping Riani. Dan ikut menatap Piank. Tapi yang di tatap malah pasang muka biasa aja. Aku ganti menatap Riani namun dia hanya mengangkat kedua bahunya.

" Sebenarnya Piank nelpon Aku minta di temani kesini." Ucap Riani

" Oh.. ya udah. Karna kalian udah disini maka lebih baik kita mengobrol. Daripada diam - diaman. Bagaimana? " Kataku sambil menatap Riani dan Piank bergantian.

" Masalahnya skenario yang kami rancang sebelum kesini itu nggak seperti itu. Sebentar lagi pacarku jemput. Kami mau jalan " Tukas Riani.

" Trus Piank pulang sendiri " kataku

" Iya Phia. Piank itu ada perlu sama kamu. " Jelas Riani.

Aku tertawa dengan tangan kanan menutup mulut.

" Kenapa tertawa " tanya Riani.

" Lucu " jawabku singkat.

" Ya. Masalah hati itu memang lucu. Dan sangat rumit. lebih rumit dari minjam uang ke Rentenir " kata Riani ikut tertawa. Piank yang dari tadi diam akhirnya ikut tersenyum.

" Phia! " Sari tiba - tiba membuka pintu kamarku yang tidak terkunci.

"Ada Cowok di luar nyari teman kamu yang namanya Ani" Katanya

" Oh, iya Kak. Ntar lagi Riani keluar " kataku pada tetangga kamarku itu.

" Ok." Kata Sari. Setelah berkata begitu Dia pun kembali ke kamarnya.

Sepeninggalan Sari, Riani langsung berdiri dan pamit pulang.

" Aku pulang dulu ya " kata Riani. Dia melirik kearah Piank. Kemudian memberikan isyarat padaku yang jelas tidak kumengerti apa artinya.

Aku berdiri dan mengantar Riani sampai di pintu. Kemudian kembali duduk di dekat Piank.

" Mau minum apa? " tanyaku

" Kopi " Jawab Piank singkat

Aku mengambil air aqua gelas beserta sedotannya dan memberikannya pada Piank.

" Koq air putih? " tanyanya sambil meraih air aqua di tanganku. Aku tersenyum lebar. Dia menatapku lekat. Jantungku jadi berpacu dalam melodi. Akhirnya Aku jadi salah tingkah.

" Hei, kamu sedang berpikiran jorok ya? " tanyaku berusaha mencairkan suasana. Tapi Piank hanya terdiam dan mengalihkan pandangannya ke arah lain. Kuraih ponselku untuk mengusir kebisuan antara Aku dan Piank. Sampai akhirnya ponsel Piank berdering lagi. Dia melihat sekilas ke layar ponselnya kemudian berdiri.

" Aku pulang dulu. Sudah jam 9. Besok kamu harus sekolah kan? " katanya. Aku mengangguk dan berdiri untuk mengantar Piank sampai ke pintu.

" Sampai jumpa di sekolah besok " kata Piank pelan. Aku menjawab dengan anggukan lagi. Aku berniat menutup pintu kamarku saat Piank mulai melangkah pergi, tapi tiba - tiba pintunya di tahan. Piank muncul dan menahan pintunya. Seolah ada yang ingin di katakan nya.

" Pulanglah " pintaku. Aku dilanda bimbang. Sedang Piank hanya diam.

" Aku suka kamu, Phia. " Kata Piank pelan. Aku hanya bisa diam. Kutatap wajah Piank seolah mencari kesungguhan di sana. Terus terang Aku tidak pernah percaya cinta masa SMU. Kami bertatapan seolah mata yang berbicara pada hati. Perlahan Piank mendekatkan wajahnya kewajahku. Lalu kemudian dia mencium bibirku lagi. Aku tidak setuju dia melakukan itu padaku. Namun juga tidak menolak.

" Selamat malam Phia. I love you " Kata Piank padaku. Aku hanya menatapnya. Dia berbalik dan pergi. Aku berdiri mematung di dekat pintu. Sampai kemudian nada pesan ponselku berbunyi. Aku menutup pintu kamarku dan berjalan kearah tempat tidur dimana ponselku berada. Kulihat dilayar tertulis nama Piank. Aku membuka pesan whatsapp dari Piank. Isinya Singkat. Hanya kata " You and Me ".

Tiba - tiba aku merasa sangat lelah. Aku merebahkan tubuhku dan akhirnya tidur dengan perasaan yang tak menentu. Inikah yang namanya Cinta? Atau sekedar suka karna wajah dan penampilannya yang cool? Biarlah malam yang melebur pertanyaan itu.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!