NovelToon NovelToon

Istri Amnesia

BAB 1.Bunuh Diri

Seorang gadis berdiri di tepi jembatan yang beraliran deras, cuaca hujan deras menambah buruk keadaan. Gadis itu menangis terisak - isak di tepi sungai keadaannya terlihat sangat terpuruk, kacau seolah dunianya hancur berantakan. Gadis itu melihat ke arah sungai yang mengalir deras di bawah sungai. Hujan deras menambah deras aliran sungai.

"Hiks.. Hiks... Hiks udah ngga ada lagi yang perlu aku pertahankan, SEMUANYA SUDAH HANCUR! "pekik gadis itu bercucur air mata.

Perlahan - lahan gadis itu melepas pegangan tangannya dari besi jembatan, gadis itu memejamkan matanya sebelum ia jatuh..

" selamat tinggal semuanya hiks... Hiks..."

Bugh...Byurrr

Gadis itu melompat jatuh kedalam sungai di susul dengan seorang gadis yang juga ikut melompat kedalamnya.

_________________

Yana masuk kedalam kamar di sebauah penginap tempat ia berlibur bersama Chelsi dan Kezia. Liburan ini sudah mereka rencanakan sejak lama, liburan di tempat pegunungan dengan udara yang asri dan kurang kendaraan.

Padahal dari sekian banyak penginapan yang elit dan lebih menakjubkan chelsi malah memilih penginapan yang kecil dan sederhana yang terletak di kampung terpencil yang pemandangannya biasa - biasa saja. Yana heran kenapa selera chelsi berubah begitu drastis?

"Chel.... "Yana masuk ke kamar chelsi, ya kamar yang ia buka barusan adalah kamar chelsi. Dari tadi sore Chelsi tidak bersama mereka. Yana penasaran apa yang di lakukan Chelsi sampai betah berlama - lama di kamar sempit seperti ini.

" Chel lo di kamar mandi ya?" tanya yana karna tidak melihat Chelsi di dalam kamar.

Yana mendekat ke pintu kamar mandi dan mengetuknya untuk memastikan jika Chelsi ada di dalam.

"Chel..! "panggil Yana lagi karna tidak ada jawaban apapun dari Chelsi.

Takut terjadi sesuatu yang buruk Yanapun membuka pintu kamar mandi yang ternyata tidak terkunci. Yana masuk dan mengecek kamar mandi.

Ssrreeek...

Yana membuka tirai betap, mengecek jika Chelsi ada di dalamnya.

"Chel... "

Yana mulai panik saat tidak menemukan chelsi di mana - mana. Yana bergegas keluar untuk memberi tahu Kezia.

"KEZ..! "Yana masuk ke kamar Kezia dengan tergesa - gesa dengan wajah panik penuh kecemasan yana berjalan ke arah Kezia yang sedang tertidur pulas.

" KEZ..! "

" KEZ..! "

Panggil Yana, memukul pelan paha Kezia agar ia terbangun.

" Apan sih yan?" Kezia bangun dengan raut wajah kesal.

"Chelsi hilang, gea udah cek kamarnya tapi dia ngga ada."

"Keluar kali"jawab Kezia masih sangat kesal karna tidur nyenyaknya terganggu.

Yana memegang wajah kezia lalu mengarahkannya ke arah jendela" Lo yakin Chelsi yang takut petir bakal keluar di saat ujan deras kayak gini? "tunjuk yana melihat hujan deras bercampur petir di luar sana.

Mata Kezia seketika membulat wajahnya berubah ikut panik." Yan, Chelsi ke mana? "ucap Kezia menatap mata Yana.

" Kita cari chelsi sekarang!" tegas Yana turun dari ranjang di ikuti oleh Kezia.

_______________

" CHELSI....!"

Teriak Yana, Kezia dan beberapa pegawai penginapan yang membantu mereka mencari Chelsi di sekitar penginapan. Yana dan kezia sudah melihat CCTV penginapan dan melihat Chelsi keluar dari penginapan dua jam yang lalu.

Yana dan Kezia takut terjadi hal buruk pada Chelsi karna keluar dalam cuaca yang buruk seperti sekarang ini. Hujan deras bercampur petir membuat Yana dan Kezia tidak tenang sebelum Chelsi di temukan. Entah sudah berapa puluh kali mereka berdua menelfon Chelsi namun tidak di angkat. Tidak biasanya Chelsi pergi tanpa mengatakan apapun pada mereka, walaupun mereka berdua tau jika sikap Chelsi tidak terlalu baik tapi tetap saja di balik sikap buruknya itu Chelsi tidak pernah membuat mereka hawatir seperti ini. Chelsi pasti akan mengabari mereka jika pergi kemanapun terlebih saat ini mereka sedang bersama.

"Yan Chelsi Hiks.. Hiks.. "Kezia menurunkan ponsel dari telinganya,"Dia ngga kenapa-napakan?" tanya Kezia sesegukan.

"Dia pasti baik - baik aja. "jawab Yana mencoba menenangkan kezia padahal dirinya juga sangat cemas memikirkan Chesi.

Seorang pegawai penginapan datang membawakan ponsel Chelsi di tangannya. Pegawai itu memberikan ponsel yang ia temukan pada Yana dan Kezia untuk memastikan jika itu adalah milik Chelsi.

"Mbak, saya menemukan ponsel ini di tepi jembatan. Apa ponsel ini milik teman mbak? "ucap pegawai tersebut menyodorkan ponsel yang ia temukan.

Tangisan Kezia semakin pecah saat menerima ponsel yang di berikan pegawai itu"Yaann.... Hiks... Hiks.. Hiks"Kezia memeluk yana dengan tangisan yang semakin keras.

Yana mengambil alih ponsel itu dari tangan Kezia dan kembali memastikan jika itu adalah milik Chelsi. "Bapak menemukan ini di-dimana?" tanya Yana terbata - bata.

"Di tepi jembatan mbak. "ulangnya lagi yang membuat Yana terdiam dengan air mata yang semakin bercucuran.

" Yan.. Chelsi-chelsi ngga hiks.. Ngga mungkin lompatkan?" tanya Kezia lagi mencari pembelaan dari pikiran buruk yang terlintas di benaknya.

Yana melepas pelukan Kezia," NGGA!,. Chelsi ngga mungkin lakuin itu Kez." bantah Yana.

"Kita hubungin dimas sekarang, mau bagaimanapun Chelsi istrinya, dia berhak tau soal ini! "

Dimas adalah suami chelsi mereka sudah hidup bersama selama dua tahun belakangan ini. Sebenarnya Chelsi dan Dimas sudah bersahabat sejak kecil mereka selalu bersama - sama kemanapun. Karna perjodohan yang di lakukan oleh Oma Dimas dan keluarga Chelsi mendukung membuat mereka terpaksa menikah karna tidak mau mengecewakan orang yang mereka sayangi.

"Dim... "

"Iya Yan, gimana liburan kalian?pasti happy ya? . Oh ya... Chelsi kemana ya Yan? dari tadi gue telfonin ngga di angkat - angkat tumben banget tu anak ngga angkat telfon gue. "

"Heran gue ama tu anak , bukannya ngabarin suaminya dia malah asik sendiri. Jadi nyesel gue ngga ikut." ucap Dimas tertawa garing.

Yana menelan salifanya, untuk waktu yang cukup lama Yana terdiam. Yana tidak mampu mengatan apa yang sebenarnya terjadi pada Dimas.

" Yan...? Kok lo diem? Semuanya baik - baik ajakan?" tanya dimas mulai hawatir.

" Chelsi? Chelsi baik - baik ajakan Yan?" pikiran Dimas sejak tadi memang tidak tenang itu sebabnya Dimas mebelfoni Chelsi untuk menanyai kabarnya. Namun yang di telfon malah tidak mengangkat telfonnya. Dimas baru saja sedikit lega saat Yana menelfon. Tapi tidak lagi saat sikap Yana seperti ini.

Yana menggigigit bibir bawahnya air matanya semakin bercucuran.

"Yan!... YAN JAWAB GUE YAN! "bentak Dimas karna tidak ada jawaban dari Yana, yang terdengar hanyalah tangisan dari sana.

" Che-chelsi dim... Hiks.. Hiks"

"IYA DIA KENAPA? "

"Chelsi hilang hiks... Hiks.. Hiks.. "

Ponsel di genggaman dimas langsung terlepas dari genggamanya, dimas tidak mampu mengatakan apapun lagi tubuhnya langsung melemah mendengar kabar buruk dari Yana. Pantas saja perasaannya tidak tenang dari tadi. Tanpa pikir panjang dimaspun langsung bergegas pergi ke tempat penginapan tersebut.

.

.

.

Bersambung

Bab 2.Diagnosa Dokter

Berhari - hari berlalu namun Chelsi masih belum di temukan. Segala cara sudah di lakukan oleh Dimas untuk bisa menemukan Chelsi. Dimas sudah menyewa timsar untuk membantu menemukan Chelsi . Semua hutan bahkan sungai tempat di temukannya ponsel chelsi sudah di telusuri olehnya namun tetap saja orang yang di cari tidak kunjung di temukan.

Dimas bahkan juga melakukan saying bara untuk bisa menemukan Chelsi . Uang sarutus juta ia janjikan untuk siapa saja yang bisa menemukannya.

"Anak kita yah..hiks.. hiks.. hiks"ucap Tara ibunda Chelsi yang tak henti - hentinya menangis memikirkan hal buruk yang mungkin saja terjadi pada Chelsi.

" Chelsi pasti akan di temukan bun! Kita berdoa saja semoga yang maha kuasa melindungi anak kita!... "pinta herman ayah Chelsi juga tidak henti - hentinya melakukan segala upaya agar anak kesayangannya bisa mereka temukan.

" Dimas pasti akan menemukan chelsi yah...bun"ucap dimas mencoba menguatkan kedua orang tua Chelsi.

Kedua orang tua Chelsi mengaguki, meskipun mereka tau, kecil kemungkinan jika anak mereka di temukan dalam keadaan masih hidup.

Dimas menatap sungai yang berarus deras tersebut dari atas jembatan"Lo dimana Chelsi ,kenapa lo ngilang kayak gini? Kenapa lo bikin hawatir semua orang?" batin dimas tidak habis pikir lagi kemana ia harus mencari Chelsi agar Chelsi di temukan.

Ponsel dimas berdering saat ia masih membatin menuangkan semua pertanyaan tentang keberadaan Chelsi lewat arus deras sungai yang ia lihat.

Dimas merogoh ponselnya dengan tangan yang lemas tak bertenaga. Dimas mengangkat telfonnya tanpa melihat siapa yang menelfon.

"Halo. "jawab dimas dengan suara serak.

" Apa benar ini dengan pak Dimas? "suara berat laki - laki terdengar.

"iya saya sendiri.."

"Kami dari kepolisian ingin mengabari jika istri bapak sudah di temukan. Salah seorang warga baru saja melapor dan sudah membawa istri bapak ke rumah sakit." jelasnya yang membuat Dimas menangis saking bahagianya.

"Istri saya. "ucap dimas sangat bersyur atas kabar yang ia terima.

Herman dan Tarapun langsung mendekat dan menayakan kabar apa yang di terima oleh dimas.

" Kenapa Dim? "

" Chelsi bun, yah dia di temuin." jawab Dimas sangat bahagia.

Kedua orang tua Chelsi mengusap wajahnya sangat berterima kasih pada sang pencipta karna sudah menemukan anak mereka.

"halo pak,... Istri saya di bawa kerumah sakit mana pak? "

"Rumah sakit Cahaya Medika. "

Tak tunggu lama Dimas dan kedua orang tua Chelsi pun segera pergi menuju rumah sakit tersebut untuk melihat kondisi Chelsi.

_________________

Dimas bersama orang tua Chelsi sampai di rumah sakit dan langsung masuk kedalam ruang rawat Chelsi . Celsi sudah di pindahkan ke ruang rawat setelah oprasinya selesai.

"Chelsi... "Dimas memegang wajah Chelsi yang di penuhi luka gores. Dimas berurai air mata melihat kondisi istrinya yang sangat mengenaskan. Kepalanya di balut perban di tambah beberapa luka lebam di lengan serta kaki Chelsi.

Orang tua chelsi juga tak kuasa menahan tangis mereka melihat anaknya di penuhi luka di sekujur tubuhnya, perban yang mengulung kepalanya membuat mereka tak mampu berkata- kata lagi.

Dengan tangan gemetar bunda Tara memegang tangan chelsi, air matanya semakin berjatuhan saat ia berhasil memegangnya. Bunda tara memperhatikan Chelsi yang masih belum sadarkan diri. Bunda Tara mencium tangan chelsi dengan penuh sesal bunda tara menuangkan semua kehawatirannya.

"Kenapa kamu bisa seperti ini? Apa yang sebenarnya terjadi hiks.. hiks... hiks... "tangis bunda Tara melihat kondisi anaknya.

"Apa kamu tau betapa takutnya bunda kehilangan kamu." air mata bunda Tara terus berjatuhan.

"Kamu anak satu - satunya bunda hiks... hiks..."

"Chelsi hiks hiks... hiks... "

Ayah Herman mengangkat tubuh Bunda Tara, ayah Herman membawa bunda Tara menjauh dari Chelsi.

"Jangan seperti ini bun! Kamu harus bisa mengendalikan perasaanmu. Chelsi baru saja di temukan, dia masih belum sadar!" tegur ayah Herman mencoba menenangkan bunda Tara yang tak henti - hentinya menangis.

Tak berselang lama dokter dan beberapa perawat masuk untuk melihat kindisi Chelsi, tentu saja kehadiran dokter itu membuat dimas dan kedua orang tua Chelsi langsung menanyakan keadaan Chelsi.

" Dok, bagaimana keadaan anak saya? "

"kenapa istri saya masih belum sadar dok?"

"Tidak ada hal buruk terjadi pada Chelsi kan

dok? "

Tanya mereka semua beruntun, membuat sang dokter kebingungan akan menjawab yang mana.

"Saya akan menjelaskannya pada ibuk dan bapak setelah saya memeriksa keadaan pasien" jawab dokter itu mulai memeriksa kondisi Chelsi.

Setelah memeriksa kondisi Chelsi dokter itupun membawa keluarga Chelsi untuk berbicara di ruangannya. Ada hal penting tentang kondisi Chelsi yang harus ia jelaskan pada keluarganya.

" Jadi bagaimana keadaan anak saya dok? "tanya bunda Tara yang sudah tidak sabar dengan semua penjelasan dokter itu tentang kondisi Chelsi yang sebenarnya.

Ayah Herman dan Dimas mengangguk melihat ke arah dokter itu untuk menuntut jawaban yang sama.

" Begini pak buk, karna kecelakaan ini Chelsi mengalami geger otak akibat benturan yang sangat keras. Suatu keajaiban Chelsi bisa selamat dan melewati masa kritisnya dengan sangat cepat."

"Tapi kemungkinan besar ingatan Chelsi akan menghilang" jelas dokter itu yang membuat keluarga Chelsi terkejut atas apa yang mereka dengar saat ini.

"Maksud dokter Chelsi akan mengalami amesia? "tanya Dimas angkat bicara.

" Ya, tapi saya belum bisa memastikan ini bersifat sementara atau selamanya"

Dimas mengusap wajahnya, Dimas semakin merasa bersalah. Dimas merasa semua penderitaan yang di alami Chelsi sekarang terjadi karnanya yang tidak bisa menjaga Chelsi . Suami macam apa dirinya yang tidak bisa menjaga istrinya sendiri. Harusnya ia ikut waktu Chelsi mengajaknya, bukan menolak dan mementingkan pekerjaannya.

Dimas keluar dari ruangan dokter itu, dimas tidak sanggup mendengar lembih lanjut penjelasan tentang kondisi Chelsi. Dirinya akan semakin merasa bersalah jika semakin lama berada di ruangan itu.

"Maafin gue chel, lo kayak gini gara-gara gue. Gue emang ngga becus, gue ngga pantes jadi suami lo." dimas menangis di sisi lorong rumah sakit, dimas mengutiki dirinya sendiri atas semua yang terjadi pada Chelsi.

"setelah bangun nanti lo ngga akan ingat sama gue, semua kenangan kita semua yang kita jalanin bareng - bareng, apa ini hukuman buat gue? Gue ngga cuma ngeliat lo kesakitan tapi gue juga harus terima kenyataan kalau lo bakal kehilangan semua memori lo."

"Kenapa ini semua harus terjadi sama lo Chel? Kenapa harus lo?"

" Seandainya kita bisa tukar posisi lebih baik gue yang terbaring sakit dan kehilangan ingatan. Gue ngga kuat, gue ngga bisa. Gue ngga bisa liat lo harus menderita kayak gini Chel."

"Gimana caranya lo ngejalanin kehidupan tanpa ingatan apapun nantinya?"

.

.

.

Bersambung

Bab 3.Amnesia.

Gengaman tangan yang kuat dan hangat terasa jelas saat Chelsi baru saja membuka matanya. Cahaya lampu yang menyinari ruangan menjadi hal pertama yang di lihat oleh Chelsi . Ruangan serba putih yang kental dengan bau obat membuat Chelsi bisa menebak jika ia sedang berada di rumah sakit.

Chelsi mengangkat tangannya yang terpasang infus, dengan tangan itu Chelsi meraba kepalanya yang dililit perban, Chelsi juga memegang hidungnya yang masih terpasang oksigen. Chelsi tidak tau apa sudah terjadi padanya.

Chelsi mengalihkan pandangannya, seorang pria berwajah tirus dengan hidung mancung serta kulit putih sedang tertidur di atas kursi di sebelahnya. Pria itu menjadikan kasur Chelsi sebagai penopang kepalanya dengan tangan Chelsi tidak lepas dari gengamannya.

Chelsi memperhatikan pria itu cukup lama, pria itu terlihat sangat akrab dengannya tapi kenapa ia tidak bisa mengingat siapa dia?. Chelsi mencoba mengingat - ingat tapi ia malah merasa kosong tidak ada apapun yang bisa ia ingat.

"Ada apa denganku kenapa tidak ada ingatan apapun yang bisa aku ingat?"

"Siapa aku? Kenapa aku ada di sini?"

"Siapa pria ini? "

Chelsi memegang kepalanya semakin ia memaksakan ingatannya semakin kepalanya terasa sangat sakit.

"Akkhhh... AAAAKKKH"teriakan kesakitan Chelsi membuat Dimas terbangun. Dimas langsung panik melihat kondisi Chelsi yang kesakitan. Dimas berdiri dan hendak menekan tombol tanda darurat yang berada di atas ranjang Chelsi namun tangan Dimas sudah lebih dulu di tahan oleh Chelsi sebelum dimas sempat menekan tombol itu.

"Siapa kamu?... Kenapa aku tidak bisa mengingat siapa kamu? "tatapan mereka berdua saling beradu, tatapan penuh tanya terpancar dari mata Chelsi namun lain halnya dengan tatapan Dimas yang terlihat kecewa dan sedih atas pertanyaan Chelsi .

Hal yang di katakan dokter tadi sore terjadi, diagnosa dokter itu benar- benar terjadi pada Chelsi saat ini. Ingatannya menghilang, Chelsi tidak mengenali dirinya sama sekali.

"Lo bener - bener ngga tau siapa gue? "tanya Dimas dengan nada sendu.

Chelsi menggeleng," Bahkan aku juga ngga ingat siapa aku? Semua terasa kosong ngga ada apapun yang bisa aku ingat. "Chelsi terdiam, chelsi melepaskan tangan Dimas" sebenarnya apa yang terjadi sama aku? "Chelsi menatap Dimas tak kalah sendu.

Air mata Dimas menetes begitu saja saat Chelsi menatapnya dengan sendu seperti itu, hatinya terasa teriris ribuan silet, bibirnya tidak mampu berucap untuk menjelaskan semua yang terjadi pada Chelsi. Ini semua begitu sulit terlebih untuk Chelsi yang harus menjalani hidup tanpa ingatan apapun.

"Gue panggil dokter dulu. "Dimas memilih mengelak dari pada harus menjawab pertanyaan Chelsi. Dimas pikir lebih baik Chelsi mendengar semuanya dari dokter dibandingkan dirinya. Dimas tidak sanggup jika harus menceritakan kesalahan terbesarnya pada Chelsi , ia tidak bisa. Melihat Chelsi seperti ini saja sudah membuatnya merasa sangat bersalah, hidupnya terasa penuh sesal sekarang.

________________

Pagi harinya....

Yana, kezia serta orang tua Chelsi datang secara bersamaan ke rumah sakit karna dimas yang mengabari kalau Chelsi sudah sadarkan diri. Bunda Tara sengaja meminta Yana dan Kezia datang untuk bisa merangsang ingatan Chelsi agar bisa kembali. Sebenarnya Kezia dan Yana sudah sejak lama ingin mengunjungi Chelsi namun tidak di izinkan oleh ayah Herman karna pada saat itu Chelsi masih belum sadarkan diri. Ayah Herman takut kedatangan Kezia dan Yana hanya menambah haru karna kondisi Chelsi.

"Tant... "ucap Yana dalam perjalanan ke ruangan Chelsi .

" Iya Yana...." Jawab bunda Tara memaksakan senyumannya.

" Maafin kita ya tan, gara - gara kita Chelsi jadi keyak gini." Yana menunduk, merasa sangat bersalah dengan kecelakaan yang terjadi pada Chelsi.

" Iya tan, Kezia juga minta maaf." sambung Kezia juga menunduk.

Bunda Tara menghela nafas kasar," Kalian berdua tidak perlu merasa bersalah, tante tidak menyalahkan kalian sama sekali. Ini semua kecelakaan, walaupun Chelsi sekarang seperti ini tapi tante tetep bersyukur karna Chelsi masih ada bersama tante."

Ayah Herman menoleh kebelakang menunggu bunda Tara dan sahabat Chelsi untuk masuk bersama - sama kedalam ruangan Chelsi.

" Bun, ayo!!!" ucap ayah herman menunggu bunda Tara di depan pintu kamar rawat Chelsi.

Bunda Tara mengangguk di ikuti oleh Yana dan Kezia yang mempercepat langkah mereka.

Mereka semua masuk kedalam ruangan Chelsi dan melihat Dimas yang duduk berjauhan dari ranjang Chelsi. Suasana di dalam ruangan sangat hening tidak ada percakapan anatara Dimas dan Chelsi padahal Chelsi juga tengah duduk di ranjangnya, hal itu membuat Kezia dan Yana merasa aneh dengan sikap mereka berdua.

"Chelsi....! "Kezia berlari ke arah Chelsi lalu memeluknya. Tak berapa lama Yana juga berhambur memeluk Chelsi.

" Gimana lo udah enakan? "

" Ada yang sakit ngga? "

" Lo tau ngga sih gue sama Yana takut banget pas lo ilang, kita hawatir setengah mati gara - gara lo. Lo kemana aja?"

"Kenapa ngilangnya sendirian ? "

" Kalo rame - rame itu namanya bukan ilang tapi lari pagi ." nyolot dimas menanggapi cerocosan Kezia yang tidak ada titik komanya.

" Percuma lo nanya panjang lebar, dia ngga bakal bisa jawab. "

" Kenapa? Chelsi bisu?" syok Kezia dan Yana melepas pelukan mereka.

" Chelsi amesia." jawab bunda Tara mendekat ke arah Chelsi.

Sontak Kezia dan Yana langsung terdiam mereka syok mendengar kondisi Chelsi.

Bunda Tara mengelus puncak kepala Chelsi, bunda Tara memaksakan senyumannya. "Ini Bunda sayang, ibu kamu." ucap bunda Tara memperkenalkan dirinya.

Ayah Herman juga mendekat "Dan ini ayah kamu." sambung bunda Tara.

Chelsi melihat Bunda Tara dan Ayah Herman bergantian "Bunda dan Ayah?" ucap Chelsi mengulangi.

Bunda Tara dan ayah Herman mengangguk, mereka tersenyum mendengar suara Chelsi. Walaupun sangat mengharukan tapi Ayah Herman dan Bunda Tara berusaha untuk tidak menangis.

Yana dan Kezia menepis air matanya, "Chel ini gue Yana, lo bener - bener ngga inget sama gue?" tanya Yana merasa sangat sedih.

Kezia memegang tangan Chelsi "Chel... Lo juga ngga inget sama gue?. Gue Kezia sahabat paling bawel lo. Masa lo ngga inget satupun ocehan gue?" sambung Kezia yang juga merasa sangat sedih.

Chelsi tidak tau harus menanggapi seperti apa, ia bingung akan mengatakan apa. Jujur saja ia tidak ingat apa ataupun siapa yang ada di depannya saat ini.

" Maafin aku tapi... Aku bener - bener ngga inget siapa kalian. "jawab chelsi merasa bersalah.

" Ngga papa kok Chel mungkin sekarang lo inget sama kita tapi besok - besok pasti inget. Apalagi kalo lo udah dengerin ocehan Kezia." ucap Yana.

" Betul banget tuh, walaupun lo inget siapa kita itu ngga bakal ngerubah kalo lo itu sahabat kita."

"Ngga masalah walaupun ingatan lo hilang kita bisa buat ingatan - ingatan baru lagi. Kita buat yang lebih seru, yang lebih happy dan lebih waw."

" Yang pastinya ngga ada liburan - liburan kayak kemaren! "saut Dimas lagi memotong pembicaraan antara Kezia, Yana dan Chelsi.

Kezia berdecak" Ngerusak suasa banget sih lo dim. "ucap Kezia menatap kesal ke arah Dimas.

" Posesif amat jadi suami." ucap Yana menambahi.

Dimas memelototi Kezia dan Yana, tidak suka dengan ucapan mereka.

Chelsi melihat ke arah Dimas, senyuman terukir begitu menatap wajahnya.

Dimas langsung mengubah ekspresinya begitu ia menyadari tatapan Chelsi. Dimas tersenyum membalas senyuman Chelsi. Hati Dimas merasa lebih tenag karna senyuman Chelsi yang terlihat sudah bisa menerimanya.

.

.

.

Bersambung

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!