NovelToon NovelToon

Ketika Cinta Datang Season 2

Chapter 1 Laras....

"AZKA" teriak seorang gadis di sebrang jalan. Sembari melambaikan tangannya.

Azka menoleh, langsung tersenyum. Membalas lambayai gadis itu.

Gadis itu, berlari menghampiri Azka.

"Lo kemana sih? Dari tadi, Gue cari- cari kaga ada?" tanya gadis itu,mulai manyun manja.

Azka tersenyum.

Azka merangkul gadis itu.

"Lo kangen gwe yah las".

Gadis itu, melepaskan rangkulan Azka.

"Sory yah, Kalau Gue harus kangen Lo. Pd banget" timpal gadis itu, manyun.

"Terus ngapain Lo nyari Gue" balik tanya Azka.

"Gue itu, di suruh kak iman buat nyari Lo".

"Kak iman! Apa kak iman!" goda Azka.

Gadis itu, manyun lagi.

"Lo tuh, pede banget sih adi orang" ucap gadis itu. Sembari berpaling.

"Jngan gitu, ntar Lo cinta lagi sama Gue"

Deg.

Gadis itu, terdiam. Memang benar selama ini. Gadis itu, memang menyimpan sebuah rasa pada sahabatnya itu. Tapi tak mungkinlah ia menyatakan perasaanya!. Ntar malah di ketawain oleh sahabat nya ini. Secara Azka memang idola kampus. Dengan perawakan tinggi, kulit putih dengan mata elang membuat setiap gadis. Pasti jatuh cinta pada pandangan pertama pada Azka.

"Hey"

Lamunan gadis itu, buyar ketika Azka memangilnya.

"Jangan-jangan Lo beneran cinta. Sama gwe lagi" goda Azka lagi.

Gadis itu, berpaling.

"Udah ahh, males gwe ngomong ama Lo".

Gadis itu, berjalan menjauh Azka.

"Laras" panggil Azka. Karna, gadis itu, mulai menjauhi Azka.

Laras menoleh., menatap Azka dengan tatapan kesal. Karena, dari tadi Azka terus menggoda Laras.

"Ras tunggu Gue dong".

"Ogah" Laras terus berjalan meninggalkan Azka menjauh.

Azka terdiam.

"Gadis itu, kenapa sih?" tanyanya dalam hati.

"Hey Azka" panggil seseorang dari belakang.

Azka menoleh, langsung memeluk gadis itu.

Dia adalah Dewi pacar baru Azka. Dari kejauhan Laras melihat Azka. Dengan tatapan tidak suka. Lagi- lagi Azka, merangkul pacar baruny lagi. Sampai kapan dia seperti itu?. Mempermainkan para gadis!.

"Dasar bucin" ucap Laras sebal, berlalu meninggalkan Azka.

"Azka aku cari kamu loh" ucap Dewi manja.

"Kenapa nyari aku sayang?" tanya Azka masih memeluk Dewi.

"Aku tuh, kangen kamu sayang" ucap Dewi. Sembari mencium pipi Azka. Di depan umum.

Azka tersenyum sembari mengelus pipinya. Mukanya memerah kaya tomat. Azka tidak menyangka, Dewi begitu agresif. Dia berani cium Azka di depan umum.

"Wi malu ihh, cium aku di depan umum" ucap Azka. Masih malu jadi tontonan anak-anak kampus. Dan melepaskan pelukannya.

"Kenapa harus malu. Kamu kan cowo aku".

Azka tersenyum lagi.

"Iih kamu yah bikin aku gemes" ucap Dewi lagi. Sembari mencubit pipi Azka. Dengan kedua tangannya. Karna, gemas.

"Aww sakit sayang" Azka mulai manja.

"Abis kamu senyum gitu. Buat aku, makin cinta kamu sayang.

"Iih kamu yah ngombalin aku".

"Yah ga apa- apa kamu kan cowo aku!"

"Ya udah kita mau kemana nihhh?" tanya Azka kembali memeluk Dewi .

"Sayang aku lapar".

"Kita ke kantin yuu"

"Ok"

Azka dan Dewi berjalan menuju kantin. Azka masih merangkul pinggang Dewi, yg ramping. Semua pada iri pada pasangan ini. Secara Dewi adalah model di suatu majalah, paling hits di kalangan anak muda pada zaman nya.

Walaupun Azka bukan model. Tapi azka tak kalah populer dari Dewi. Mereka berdua punya paras yg tampan dan cantik.

Para lelaki, sangat mengagumi paras Dewi yg cantik. Layaknya Dewi dari kayangan.

Dewi salah satu gadis yg mempunyai kulit asli orang Indonesia. Kulit sawo matang eksotis menggoda para kaum Adam yg melihatnya.

####

Disisi lain, Laras terdiam karna, kesal pada Azka dan Dewi.

Iya benar Laras ga suka sama Dewi!. Bukan karena, Dewi populer. Dewi pacarnya Azka. Itu membuat Laras, tak suka pada Dewi.

Sudah lama sekali Laras suka sama Azka. Tapi Azka tak pernah peka.

Laras tulus berteman dengan Azka.

Walau Azka, sering gonta-ganti cewe. Tapi sikap Azka pada Laras begitu sopan dan tulus.

Azka selalu ada buat Laras. Begitu juga sebaliknya. Mereka saling membutuhkan. Makanya, mereka begitu dekat dari SMA. Mereka sering di jodoh-jodohkan. Namun Azka, selalu berkata kalau mereka berdua adalah teman. Itu yg membuat Laras tak pernah menyatakan perasaanya pada Azka.

Laras tak ingin membuat pertemanannya jadi hancur. Karna, menyatakan perasaanya pada Azka. Bagi Laras, asal dekat dengan Azka. Sudah cukup untuk Laras. Walau slalu Laras cemburu. Pada wanita yang dekat dengan Azka.

"Hey melamun aja!" seru Dea. Sahabat Laras dan Azka. Dea tau betul, kalau Laras sangat menyukai Azka.

Dea langsung duduk di hadapan Laras.

Laras menundukkan kepalanya ke meja.

"Azka lagi".

Laras mengaguk.

"Sampai kapan Lo menyimpan perasaan Lo? Sama Azka!"

Laras menggelengkan kepalanya.

Karna Laras, sendiri tidak tau. Sampai kapan Laras bakal suka sama Azka?.

Bagi Laras, Azka bagaikan rembulan. Dan Laras adalah pungguknya. Tidak mungkin banget, bagi Laras untuk bersama Azka. Apalagi Laras bukan tipe Azka banget? Laras adalah cewe tomboi bertubuh mungil berkulit putih.

Sebenarnya Laras, termasuk cewe popule

juga dikalangan laki-laki. Di kampus itu, Laras juga cantik. Walau tampa make up. Laras tipe cewe apa adanya. Tegas, pintar banyak laki-laki suka sama Laras. Tapi slalu Laras tolak, semua laki-laki itu. Laras hanya mencintai Azka. Laras tak ingin bersama dengan laki-laki lain,selain Azka. Karna, Laras susah sekali untuk jatuh cinta. Sekalinya suka, malah sama sahabatnya sendiri, Azka!.

"Gue bingung ma Lo Ras" ucap Dea mulai serius.

Laras mengangkat kepalanya menatap Dea dengan serius.

"Bingung kenapa?". selidik Laras.

"Mending Lo bilang sama Azka!".

"Bilang apa? Sama gwe!" seru seseorang dari belakang Dea. Membuat Laras kaget. Ternyata Azka sudah berdiri di belakang Dea.

"OPS" Dea menutup mulutnya.

"Hmm , bilang apanya?. Gue lupa". ucap Laras. Menganti topik pembicaraan.

"Mana cewe super model Lo?" tanya Laras, tiba-tiba. Agar Azka melupakan ucapan Dea tadi.

"Hmm, Dewi ada pemotretan. Untuk iklan produk kecantikan. Makanya dia langsung pergi" ucap Azka, langsung duduk di pinggir Laras.

Hati Laras dag dig duk ga karuan. Hampir saja, Azka tau!.

Dea terdiam. Melihat wajah Laras mulai panik.

"Eh iya, dicariin tuh? Sama kak iman!" seru Dea. Membuyarkan lamunan Laras. Laras mulai salah tingkah.

"Ngapain sih. Imam nyarin gwe? Males banget.!. seru Azka. Tak suka sama Imam. Kakak kelasnya itu. Karna, Imam suka Laras. Dan masih mengejar Laras sampai saat ini.

"Mending Lo, ketemu kak Imam dulu deh. Siapa tau penting?". rayu Laras.

"Ogah"

"Cepet temuin kak Imam!". "Siapa tau penting?" Dea., memaksa!.

"Ogah"

"Suruh dia aja yg cari gwe!"

" Ini anak, kenapa sih sensi amat sama kak iman?" timpal laras.

" Gue males aja".

"Apa karna, kak imam mantan Dewi?" selidik Dea.

"Tidak juga, kan mereka udah lama putus. Gue tidak suka aja, sama dia. Apalagi setelah dia nembak Lo?".

Deg.

Laras berdebar. "Akankah Azka cemburu!".

Wajah Laras mulai memerah.

"Lo cemburu Ka?" tanya Dea penasaran. Ingin tau juga, perasan Azka. Sama Laras bagaimana?.

"Bukan cemburu. Tapi males aja. Dia kan kasar. Gue ga suka aja sama cowo kasar".

ucap Azka mulai merangkul Laras.

Terlihat Laras kecewa mendengar ucapan Azka barusan.

"Kirain Lo cemburu! seru Dea lagi.

" Gue cemburu sama Laras. Ga banget deh!".

Laras melepas kan pelukan Azka.

"Kenapa Ras?"

"Gue laper!"

Laras mulai beranjak dari tempat duduknya.

Sebenarnya Laras kecewa, dengan ucapan Azka. Tapi mau gimana lagi? Laras ga bisa, memberi tau Azka. Kalau, Laras sangat mencintai Azka.

Dea tau betul, Laras pasti kecewa dengan ucapan Azka barusan. Tapi mau gimana lagi?. Laras melarang Dea bilang sama Azka. Kalau Laras, suka banget sama Azka. Padahal Dea gatal sekali, ingin memberitahu Azka. Namun slalu Dea urungkan. Untuk memberitahu Azka. Karna Dea, menghargai persahabatannya dengan Laras. Biar Laras sendiri, yang memberitahu Azka. Kalau, Laras suka banget Azka.

Bersambung...

Aku memcoba memperbaiki Novel ini dari awal. Aduch tulisan Aku Amuradul sekali, pantas di tolak terus untuk di kontrak.

Semoga kalian suka, maaf yah Aku baru belajar menulis, udah ada yang baca aja Alhamdulilah.

Dari sekarang aku akan mulai perbaiki dari awal novel ini di buat. Terima kasih.

Chapter 2 Hati ini.

Sesungguhnya Laras cemburu pada setiap gadis yang mendekati Azka. Namun Laras, masih menyimpan rapat hatinya, menyimpan perasaanya sampai saat ini. Semua keluarga Azka tau, kalau Laras, suka pada Azka! Hanya Azka, yang tak pernah peka.

"De, kok Laras aneh?" tanya Azka, pada Dea melihat perubahan sikap Laras, akhir-akhir ini.

"Aneh kenapa?" balik tanya Dea, penuh selidik.

"Laras sering ninggalin gue!"

"Terus anehnya dimana?"

" Lo tau, ke mana pun gwe pergi? Gadis-gadis itu, selalu mengikuti gue. Males kan, kaya gula dikerebutin semut," jelas Azka panjang lebar.

Dea tersenyum geli.

"Mungkin Laras, sudah bosen jadi tameng lo."

"Hmm, bisa gawat dong!"

"Gawat kenapa?"

"Nanti, gue tambah sudah, jalan sama Laras."

"Sebenernya lo suka tidak pada Laras, atau cuma manfaatin dia doang." ucap Dea mulai serius.

Azka terkejut, dengan ucapan Dea. Sebenernya Azka sendiri, bingung, dengan perasaanya. Apa benar, cuma sahabat saja, atau ada rasa lain?.

" Gue tidak bisa jawab. Yang jelas, gue betah dekat Laras. Rasanya, tenang bila dekatnya. Laras itu, beda dengan gadis lain," ucap Azka serius.

Dea terdiam memikirkan dua sahabatnya ini. Dea mulai mengerti, mereka berdua punya rasa yang sama. Laras memilih menyimpannya sendiri, dan Azka cuek, kurang peka. Padahal keduanya saling suka.

"Gue pusing sama kalian berdua!" seru Dea, beranjak meninggalkan Azka sendiri.

"Ko, gue ditinggal sendiri!" gerutu Azka, merasa kesal, Dea dan Laras, meninggalkannya.

###

Laras masih mengaduk-ngaduk nasi soto yang dipesannya tadi, di kantin. Entah kenapa? Laras tak lapar! Sekuat tenaga, menghindari Azka, malah semakin sulit untuk menjauhi Azka. Hati dan pikirannya, berlawanan arah. Membuat Laras, bingung.

Laras masih melamun, sampai tak menyadari seseorang telah duduk di hadapannya.

"Hay," sapanya, sembari memegang tangan Laras.

"Kak Imam," ucapnya terkejut, melepaskan tangannya dari tangan Imam.

"Kok melamun?" tanya Imam, meletakan kedua tangannya di meja.

"Aku tidak melamun."

Laras melahap nasi sotonya, hingga mulutnya penuh.

"Aku, memperhatikanmu sedari tadi!"

Laras tersedak, batuk-batuk mengambil minumnya.

Glek glek glek

suara air mengalir ke tenggorokannya, dan kembali melahap nasi sotonya.

Imam tersenyum.

"Santai saja, Ras!"

Laras mengganguk tak menjawab, karna mulutnya, penuh.

"Ras, aku masih suka sama kamu?"

Deg.

Hati Laras berdebar, tak berani menatap Imam. Laras merasa bersalah karena menolak Imam. Walaupun Imam, lebih tampan dari Azka. Namun hatinya sudah memilih Azka.

"Apa ada laki-laki, yang kamu suka Ras?" tanya Imam, mulai menyelidiki Laras. Karna sampai saat ini, Laras tak pernah menerima siapapun?.

Deg.

Hatinya bergetar lagi.

"Tidak ada?" jawabnya sembari mengelengkan kepalanya.

"Terus kenapa, kamu menolak aku, terus-terusan?"

"Aku sudah bilang, ingin fokus kuliah. Tak ingin berpacaran sebelum aku lulus," jawabnya, menolak Iman secara halus. Karna, Azka yang dicintainya, tak ada laki-laki lain.

"Kamu sudah berkali-kali menyakiti aku, Ras!" Imam pasrah, karna sudah tak ada kesempatan lagi, untuk bersama Laras.

"Maafkan Aku Kak."

"Sampai kapan, aku harus menunggumu?"

"Maaf Kak, tak perlu menungguku. Karna sampai kapanpun? Aku tak akan pernah bisa menerima Kakak." Laras, beranjak meninggalkan Imam.

"Ras..."

"Kenapa Ras? Aku sungguh mencintaimu," batin Imam menangis.

Dari kejauhan, seseorang melihat mereka dengan tatapan tak suka, benci, kesal dan marah. "Dasar jalang sialan?" Berlalu meninggalkan mereka.

Laras berjalan meninggalkan Imam. Dari belakang, seseorang memeluk Laras, dengan mesra. Siapa lagi,kalau bukan Azka?.

"Lepas," bentak Laras. melepaskan pelukan Azka.

"Tidak mau!" serunya, memeluk Laras, semakin erat.

"Azka, lepaskan gue!"

"Tidak!"

"Tidak!"

"Tidak!"

"Azka, kalau lo, tidak mau melepaskan gue. gue akan teriak" bentak Laras, mulai risih dengan tatapan tak suka dari fans Azka!.

Azka pun melepaskan pelukannya.

"Ras, ke kantin yu," ajak Azka, masih bersikap manja pada Laras.

"Tidak mau!"

"Gue, traktir dah?"

"Tidak mau!"

"Lo, nolak terus sih?"

"Gue tidak mau, gendut. Karna banyak makan?"

Azka mencubit pipi Laras gemas. Dengan kedua tangannya.

"Azka lepaskan, sakit tau!" seru Laras, melepaskan tangan Azka dari pipinya.

"Temani, gue makan yuu?

"Tidak mau!" Laras menolak ajakan Azka. Karna tak ingin melihat Imam di kantin.

"Ayo dong?"

"Malas!"

"Please??"

"Malas!"

"Lo mau, lihat gue pingsan yah, karna kelaparan?" Azka memohon.

"Yah sudah, ayo" Azka menarik tangan Laras.

Azka tersenyum penuh kemenangan.

Laras duduk di hadapannya, melihat Azka memesan nasi soto.

"Bu, biasa soto!" teriak Azka pada Ibu penjual soto, yang sudah jadi langganannya, bersama Laras.

"Siap, Ka."

Laras mengambil ponselnya, untuk bermain game, sembari menemani Azka.

"Ras, lo marah sama gue," tanya Azka serius.

"Marah kenapa?" balik tanya Laras, masih sibuk memainkan game diponselnya, tampa melihat Azka.

"Gue merasa, Lo cuekin gue terus!"

"Cuman, perasaan Lo doang, kali?"

Azka mengambil ponsel Laras. Merasa tak suka dengan sikap Laras, yang begitu cuek padanya.

"Azka!" teriak Laras kesal. Karna Azka, mengambil ponselnya.

Azka menjulurkan lidahnya, meledek Laras dengan sengaja.

"Azka!" teriaknya lagi, mulai manyun tidak suka.

Azka tersenyum.

"Ini pesanan sotonya," ucap Bu kantin memberikan semangkok nasi soto plus sambal yang banyak kesukaan Azka.

"Mantap." Azka mengambil nasi sotonya dari tangan Bu kantin. Kemudian melahapnya dengan semangat.

"Azka, ponsel gue!"

"Nanti, kalau gue sudah selesai makan!"

Laras manyun, sembari melirik Azka makan begitu lahap. Laras pun senyum sendiri, melihatnya makan, sudah membuat Laras senang.

Laras berpikir dalam hatinya, "Andai kamu tau? Aku begitu mencintaimu, sedari dulu. Perasaanku padamu, semakin dalam setiap harinya. Walau kamu, tak menyadari itu. Betapa, aku ingin terus bersamamu. Terus berada disampingmu. Kita sudah berteman dari SMA. Mengabiskan waktu bersama. Namun kenapa?, sampai sekarang kamu tak pernah menyadari, sedalam apa cintaku padamu? Kamu tak pernah tau, begitu banyak laki-laki yang aku tolak! Hanya untuk bersamamu. Harusnya kamu menyadari, perasaanku! Kamu malah, berkali-kali menyakiti aku, dengan bersama gadis lain. Kamu tak pernah bertanya padaku. Tentang rasa cintaku. Sampai kapan? Kamu menyadari rasa cintaku padamu. Aku ingin kamu tau, betapa besar cintaku padamu. Walau aku tak yakin, setelah kamu tau perasaanku, masih kah kamu mau menjadi temanku. Aku ingin terus bersamamu. Itu yang membuatku, bertahan dengan rasa cintaku. Karna, aku yang merasakan cintaku. Sedangkan kamu tidak. Aku harus apa? Agar kamu mengerti, bahwa aku begitu mencintaimu. Mencintaimu sedalam hatiku. Mencintaimu, hal terindah untukku. Sungguh hanya kamu. Tidak ada yang lain. Aku hanya jatuh cinta padamu, dan cinta ini pun, masih selalu untukmu. Apapun yang terjadi nanti? Aku akan tetap, mencintamu. Karna, hanya memcintaimu yang aku bisa." Laras, melihat Azka lirih.

Bersambung...

Aku sudah perbaiki yang ini...

Chapter 3 Kenapa Harus Azka?

Sedari tadi Laras memperhatikan Azka. Pikiranya melayang, kemana-mana? Tentang cintanya, perasaannya dan juga hatinya. Semua tentang, Azka. Tentang rasa cintanya, begitu dalam pada Azka. Walaupun Azka sendiri, tak tau dengan perasaannya, sendiri.

Selesai, melahap nasi soto. Kini perut Azka, sudah kenyang. Namun Laras, masih saja melamun sendiri. Entah apa yang dipikirkan Laras, saat ini?.

"Ras?" pangil Azka. Namun Laras, masih saja begong sendiri. Tak mendengar panggilan dari Azka. Laras, masih sibuk dengan pikirannya sendiri, tentang Azka dan cintanya.

"Bolehkan, saya bergabung?" tanya seseorang. Kemudian duduk di samping Laras.

Laras pun, menoleh ke sampingnya, sesaat mendengar suara dari orang tersebut. Yang membuyarkan lamunannya seketika.

Azka tak suka melihat laki-laki yang duduk di samping Laras. Wajahnya sudah merah, bukan karna jatuh cinta. Namun merah, karna marah! Azka berpaling tak suka.

"Kok, kalian diam saja! Bolehkah saya, bergabung?" tanyanya lagi.

"Oh, boleh," jawab Laras.

Laras, masih merasa tak nyaman dan tak enak, dengan Imam. Apalagi, melihat ekpresi Azka?. Azka terang-terangan menunjukan rasa tak sukanya di depan Imam.

"Terima kasih," ucap Imam sambil tersenyum.

"Terus, untuk apa? Kamu ke sini?" gerutu Azka. Azka masih menunjukkan rasa tak sukanya pada Iman!.

"Maaf yah, kalau aku menggangu kalian!"

"Iya, gangu banget!" seru Azka kesal. Karna kehadirannya.

"Aku hanya ingin memberitahukan, tentang rencana ekskul kita. Apakah kamu punya rencana? Kita mau ke mana?"

"Gampang, kita bisa bicara, di ruangan Ekskul P.A! Biar lebih jelas, tidak di sini juga," guman Azka membuang muka. Benar-benar ingin menyuruh Imam untuk segera pergi. Karna Azka, merasa terganggu dengan kehadiran Imam.

Imam dan Azka adalah ketua dan wakil ketua ekskul Pencinta Alam di kampusnya. Walau Azka tak suka dengan Imam. Namun Azka, tak pernah mencampuri urusan pribadi dan urusan kampusnya. Azka selalu konsisten dengan apa yang ia kerjakan. Makanya, Imam merasa cocok dengan Azka. Walaupun, dengan sikap ketus Azka, itu tak jadi masalah dengan Imam.

"Tapi, mumpung kita lagi di sini, kenapa kita tidak sekalian membahas di sini? Kan sama saja, mau bahas di sini, atau di ruang P.A."

"Terserah," guman Azka berpaling. Sekarang sudah tak ada alasan lagi, baginya untuk mengusir Iman jauh darinya. Toh Imam, sudah bersikeras untuk membahasnya di sini. Membuatnya tak bisa berkata-kata lagi, selain pasrah. Suka atau tidak, waktunya bersama Laras, harus dihabiskannya bersama Imam juga.

Laras tak berani ikut campur, soal ini. Laras hanya menyimak apa yang di ucapkan Imam bersama Azka. Sambil terus melirik Imam. Membuat Azka, merasa kesal. Karena, pandangan Laras, tertuju pada Imam! Bukan pada Azka.

"Kamu, punya ide ke mana? Soal izin aku bisa urus!" seru Imam masih memperhatikan Azka, dengan serius.

"Aku, punya usul! Gimana kalau kita, adakan kemping, sekitar dua sampai tiga hari gitu? Sekalian untuk berkenalan dengan anggota baru. Biar kita semakin akrab," ucap Laras panjang lebar. Mengusulkan tentang rencananya.

Pandangan Azka dan Imam, tertuju pada Laras, soal usulnya itu. Membuat keduanya memikirkan untuk menyetujui usulan Laras.

"Rencana Lo, ke mana Ras?" tanya Azka mulai serius. Dan Imam menganguk, ingin tahu rencana Laras ke mana?.

Hmm.

"Bagaimana kalau, kita ke Cikole saja?. Kan, tempat itu, tidak terlalu jauh dari sini. Terus, di sana juga lumayan sejuk, cocok lah untuk kita-kita," saran Laras, panjang lebar menjelaskan.

"Gue sih setuju, Lo gimana Mam?" tanya Azka serius. Tak merasa, kesal lagi pada Imam.

"Aku juga setuju."

"Karna, sudah deal . Aku akan mengurus perizinannya. Sedangkan pamplet dan juga blosur kamu yang urus yah!" seru Imam mulai beranjak.

"Okaylah, gampang" guman Azka.

Imam pun pergi meninggalkan Azka dan Laras. Yang masih duduk di kantin.

Azka dan Laras berteman sudah lama, dari mereka SMA. Keduanya mempunyai hobi yang sama, yaitu "Pencinta Alam". Azka sendiri seorang mahasiswa Desain Grafis. Sedangkan Laras, mahasiswa Sastra. Pertemanan mereka sudah lama terjalin dengan baik dari SMA. Laras teman terbaik Azka. Hanya Laras, yang paling mengerti Azka. Walaupun Azka tak menyadari perasaan cinta Laras yang begitu tulus pada Azka.

Imam melangkah meninggalkan Azka dan Laras. Imam pun menyadari, kalau sebenarnya Laras menyukai Azka. Begitu terlihat, sikap Laras dengan hangat pada Azka. Namun tidak padanya, dan semua laki-laki yang pernah ditolak Laras.

Laras begitu populer diantara gadis yang lain. Walaupun sikapnya cuek dan judes. Namun wajah cantik Laras, membuat para laki-laki tak bisa berpaling dari Laras. Tubuh Laras, menang mungil. Seperti tubuh anak SMP. Namun prestasi, yang didapatkan Laras, melambungkan namanya sampai Internasional. Beberapa kali, Laras menang dalam lomba menulis novel. Semua ia dapatkan dari hasil kerja kerasnya dan kecintaanya terhadap menulis. Bahkan ada beberapa buku Laras, yang sudah terbit dan jadi best seller.

Laras selalu unggul dalam hal apapun. Hanya satu, kelemahan Laras. Laras tak bisa membuat Azka jatuh cinta padanya. Kehidupan pribadinya, tak sesuai dengan cerita novel yang ia tulis, Happyending.

Laras termasuk gadis yang susah sekali untuk jatuh cinta. Sekalinya cinta, ya sama Azka. Laras berbeda dengan Azka. Yang mudah jatuh cinta pada setiap gadis yang mendekati dan memberi cinta pada Azka. Azka mudah bawa perasaan. Hampir tiap minggu Azka gonta-ganti perempuan. Sudah seperti memakai baju. Semua mudah dilakukan bagi Azka. Berbeda dengan Laras! Laras lebih memilih menyimpan perasaannya dibanding harus mengungkapkannya. Laras takut kehilangan Azka.

Laras sudah nyaman dengan hanya menjadi sahabat Azka. Walau banyak sakit hati, yang Laras terima. Untuk bersama Azka, menjadi tantangan terbesar bagi Laras. Karna Laras, harus jadi hatter setiap gadis yang menyukai Azka. Azka begitu populer dikalangan para gadis. Semua ingin menjadi pacarnya Azka. Azka hanya memilih, gadis yang srek untuknya. Dan sekarang Azka sedang berpacaran dengan Dewi, seorang model yang sudah terkenal. Mereka menjadi best cuple di kampus. Itu membuat Laras cemburu.

Laras tak pernah tau, bagaimana perasaan Azka padanya? Azka tak pernah serius, bila tentang cinta. Walau sudah mempunyai mantan yang banyak, namun tak ada satu pun gadis, yang benar-benar Azka cintai. Bagi Azka sama saja.

Tak ada yang spesial, dimata Azka. Mungkin hanya Laras yang bisa membuat Azka menjadi dirinya sendiri. Bukan karna apa-apa? Mungkin karna, sudah lama Azka mengenal Laras. Makanya, Azka sudah tak canggung lagi saat bersama Laras. Itu juga, yang membuat Laras, takut untuk mengungkapkan cintanya pada Azka. Laras takut sekali kehilangan Azka. Makanya, Laras memilih seperti ini.

Bersambung...

Aku udah perbaiki Chapter ini, dan seterusnya. Masih banyak yang perlu diperbaiki lagi.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!