PAHITNYA KENYATAAN.
"Awali harimu dengan sarapan yg manis biar pahitnya hidup gak berasa. "
Tulisan itu yg di buat sebagai postingan Iqlima pagi itu seakan menjadikan sebuah pertanda.
ya.... hari itu sabtu 24 Oktober 2020.awal mula hidup Ima (panggilan Iqlima) mulai berubah, di mana siang me jelang sore musibah menimpanya.
kriiing....
Telpon Ima berbunyi. nama Delia muncul di layar.
" Dek... kamu mau ikutan jalan santai nggak? " terdengar suara Delia.
"kayaknya aku gak ikutan dulu deh kak." Ima menjawab lemas.
" Yeaahh... gak seru deh, kenapa...??? " Delia menghembuskan napasnya. Oh ya Delia adalah kakak Iqlima, yg terpaut 2 th umurnya dgn Ima. jd banyak yg mengira mereka kembar.
" Ya sudah deh kalo gitu, aku tutup ya, itu teman2 sudah pada datang jemput".
" ya teh, maaf ya aku lagi gak enak badan nih ", lanjut ku. telpon pun akhirnya terputus.
sejenak Ima termenung.
" kenapa ya denganku bawaannya hari ini gak semangat banget, lesu....
"heemm... sebaiknya biar gak banyak pikiran aku mau nyetrika aja".sambil beranjak ke belakang.
Hari beranjak siang.
Setelah menggosok pakaian selesai, Ima langsung masak, sebab sebentar lagi waktunya makan siang.
tak lama suami dan anak-anak nya datang. dan mereka pun lanjut makan.
Selesai makan si sulung pamitan mau latihan main bola bersama dengan teman temannya.
"ma... aku latihan dulu ya", sambil cium tangan mamanya.
" aku juga mau main ke rumah teman ."Raina anak ke 2 ku nyusul kakaknya pamitan.
"iya hati hati ya" kata Ima. "assalamu'alaikum", pamit keduanya. " waalaikumsalam ", jawab Ima.
Tak lama suaminya pun pamitan. " aku pergi dulu ya mah".
"Mau kemana lagi sih pa,? " gerutu Ima.
" Biasa lah mau mancing. " sahutnya sambil nengtengin tas ransel sama pancingan.
" Bisa nggak kalo hari ini tidak mancing dulu, pa, aku ga ada temen mana ini badan lesu banget perasaan juga gak enak." Ima mencoba menahan suaminya.tapi dia keukeuh pergi.
Sepeninggal pergi suami dan anak nya Ima kembali beres beres.
tapi mendadak kepala nya pusing dan tubuhnya limbung.
Gedubrak
Tubuhnya jatuh. perlahan penglihatannya samar ....makin samar, dan .... gelap.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Iklima adalah ibu 2 anak Rakana dan Raina.
selain ibu rumah tangga, Iqlima juga aktif dalam kegiatan sosial di lingkungan nya.
Akhir akhir ini, ia sangat prihatin dgn keadaan ibu ibu yang terlibat adanya pinjol dengan bunga yg tinggi, yang kian merebak, juga munculnya Bank yang mereka sebut BANK EMOK.
Untuk mengantisipasi hal tersebut Iqlima dengan 2 orang rekannya mendirikan sebuah wadah berupa KOPRASI dan mengajak para ibu dan remaja putri untuk ikut jadi anggota. dan ikut aktif didalam nya.
Koperasi tersebut di beri nama HARAPAN ASRI.
kegiatan koprasi tersebut selain memberikan pinjaman dengan jasa semampunya, juga memberikan solusi cara pengembaliannya.
Setiap para anggota di beri pelatihan membuat makanan seperti jajanan pasar yg cara memasarkan nya pun di kelola oleh anggota koprasi.
Selain berdagang juga di berikan penyuluhan tentang pemanfaatan lahan. dengan cara menanam sayuran dalam polibek. yang di namakan TABULAPOT.
Iqlima juga aktif dalam kegiatan kesehatan, ia aktif di posyandu. BKB (Bina Keluarga Balita) BKR (Bina Keluarga Remaja dan BKL (Bina Keluarga lansia).
Besar harapannya yg ingin memajukan dan mensejahterakan lingkungannya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Di sebuah ruangan.
Perlahan Ima membuka kelopak matanya.
" Uukh... aku di mana? " mengedarkan pandangan sekitar nya dan terkejut ketika menyadari tangannya terpasang jarum infus.
tiba tiba Reyna masuk menghampiri mamanya.
" mama sudah sadar?," tanya Reyna.
" Mama kenapa ada di sini dek", tanyanya keheranan.
" Mama tadi pingsan di dapur, jadi di bawa kesini, habisnya ade takut mama kenapa napa, mana tadi bapak belum pulang", mata Reina berkaca kaca. " mana yang sakit mah", lanjutnya sambil memegang tangan sang mama.
" Kepala mama sakit, badan juga lemes, trus mama gak ingat apa apa lagi. " Ima menjawab.
Tak lama Agus dan Raka masuk.
" Kata dokter aku sakit apa, pa? " tanya nya
" Tensi sama hb kamu rendah, besok harus di LAB, untuk hasil yg jelasnya. " jawab Agus.
" Aku mau ke toilet" kata Ima, lalu ia menyingkirkan selimut yg menutupi tubuhnya. tapi.. dia terkejut ketika akan menginjakkan kakinya ke lantai.
" Yah.... aku kenapa, tolongin aku, kaki ku mendadak lemas. " Ima menjerit histeris, kontan semua yg ada di ruangan itu terkejut.
--
--
Hai...
ini cerita pertama ku, mohon maaf jika gak berkenan, beri masukan harus begimana
soal nya aku masih belajar.makasih yang sudah mampir 🙏
Waktu terus berjalan hingga 3 bulan berlalu.namun kesehatan Iqlima masih tetap sama belum ada perubahan, sehingga jangankan untuk melakukan aktivitas seperti biasa untuk ke kamar mandi pun harus menunggu ada orang yg bisa menuntunnya.
"Aku pingin chek up lagi, biar ni badan rada enakan. " kata ima pada Agus.
" Ya tunggu aku dapat duit, kan kamu tau sendiri, sekali kontrol ngabisin duit banyak. " Agus menanggapinya sambil ngeloyor pergi.
"Aku masih punya tabungan, A," Ima berteriak
sebab Agus sudah jauh.
tapi Agus tak menanggapinya.
*Ya Allah.. .. kenapa nasibku seperti ini! * Iqlima hanya bisa menangis sendiri.
Pagi hari.
*Aku tuh capek, mau kerja bukannya ada yang nyiapin sarapan dulu malah capek sendiri, mana belum masak nyuci juga nyapu, dosa....apa aku..., * Agus menggerutu.
Iqlima yg mendengar semua itu hanya bisa menangis.
*Ya Allah sembuhkan aku,* iqlima bergumam sambil berderai air mata.
"A, kalau mau kerja, berangkat aja, biar nanti
aku kerjain, si Aa sama si Adek juga suka bantu kalau sudah balik sekolah, " Ima berkata pada Agus yg sedang nyiapin makan untuknya.
Akhirnya Agus berangkat kerja.
Ima berusaha untuk bangun dari ranjang
maksudnya mau mengerjakan cucian yg numpuk. namun baru berdiri kepala nya pusing dan tubuhnya mendadak lemas.
hingga dia urung mengerjakan cucian, dan di biarkan numpuk.
Siang hari Raka dan Raina pulang.
Setelah ganti baju mereka menemui mama nya.
" Mama gimana masih sakit? " tanya Raka sambil duduk dipinggir tempat tidur Ima.
"Mama masih lemas A, tolong bantuin ya buat beres beres di dapur sama adekmu." pintanya.
" Iya ma, mama istirahat aja biar cepet sembuh, " Raka bangkit sambil ngajak raina untuk beresin dapur.
Beruntungnya nasib Ima di kasih 2 anak yg soleh hingga bisa meringankan tugasnya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
" Yah.....,gimana, kapan jadinya aku kontrol lagi?" kata Ima selesai makan malam.
" Kamu tuh gak mikir apa, memangnya cari duit tuh gampang, " Agus menjawab sedikit keras, " sabar sedikit kenapa. " sentaknya
Deg...
Ima kaget gak terasa airmata nya meleleh membasahi pipinya yang sedikit tirus.
"Aku pan cuma nanya yah, lagian kan aku sudah bilang aku ada tabungan jadi pakai uang itu," jawab Ima sedih.
" Aku sibuk, kalo mau ke dokter sana minta di antar sama kakak-kakakmu,!! " ketus Agus.
" mana dah kerja capek, di rumah bukannya bisa istirahat malah bikin pusing. " lanjutnya.
" Maafkan aku A, aku juga gak mau sakit begini, lagian selama kita berumah tangga baru kali ini aku sakit, sampe gk bisa ngerjain pekerjaan rumah, kapan aku minta tolong sama kamu, bahkan pekerjaan laki pun aku sanggup kerjakan, baru kali ini aku merepotkan kamu, karena aku gak kuat, badan ku lemas di bawa berdiri pun aku tak sanggup." Ima akhirnya menangis sejadinya.
" Bukan begitu maksudnya. " Agus panik " maafkan aku, aku cuma lagicapek ", lanjutnya
merasa bersalah.
Ima masih menangis.
" Suda 20 tahun aku bersamamu A, bahkan aku rela bekerja untuk mencukupi kebutuhan kita, tapi sekalinya aku sakit, jangan kan mengajakku berobat bahkan kamu tak pernah menganggapku ada, kamu lebih mementingkan adikmu dan keluarga mu di banding aku dan anak anakmu! "
Ya, selama ini Ima bekerja untuk mencukupi kebutuhannya, karena nafkah yg Agus berikan tak pernah cukup, karena harus di bagi dengan mertuanya. bahkan kalo di bilang, nafkah yang Agus berikan banyakan yg di kasih ke orang tuanya, dengan alasan bahwa adiknya masih butuh biaya untuk kuliah.
sedangkan untuknya dan anak anak hanya di kasih 300 ribu/ minggunya.
padahal untuk uang saku Raka aja 150 ribu belum Reina juga kebutuhan dapur dan lainnya.
Beruntung Ima punya penghasilan sendiri hingga ia bisa menutupi semuanya.
Sebenarnya Ima punya 3 orang kakak, tapi tinggal jauh dari kampungnya.
sementara ibu nya sudah meninggal dunia setahun yg lalu. tinggal bapak yang udah tua.
" Hallo... teh, bisa ke sini gak? aku mau minta di antar ke dokter. " suatu hari Ima nelpon kakaknya.
" Kapan? nanti teteh kesana sama akang," jawab kakak Ima di sebrang.
"Nanti aku telpon lagi kalo sudah dapat jadwal, kapan waktunya." sambung Ima lagi.
" Ya sudah kalo begitu, nanti teteh kasih tau aja kapan pastinya, kalo gak ada halangan pasti nganterin," jawab teh Neni kakaknya yg paling tua.
Hari pun berlalu
Dan hari Kamis besok jadwal Ima
buat kontrol, dia sudah sepakat sama kakak kakak nya, sebab Agus gk bisa nganterin, jangan kan nganterin untuk biaya berobat pun dia gak pernah mau tahu. SIBUK hanya di jadikan alasannya saja.
---
--
Hai....hari ini up lagi😊😊
mesti gak ada yang nunggu 🤧🤧
mohon dukungannya, bantu like,
komen biar nambah semangat. 😍😍
ikuti terus ya cerita Iqlima ini
lop u pull ❤❤❤
jangan lupa masukin pav
Sikap Agus semakin menjadi.
mulai dari jarangnya pulang dengan alasan sibuk sampai uang belanja yang di sunat, yang lebih parah usaha yang selama ini Ima rintis, dengan seenaknya di percayakan sama adiknya. keterlaluan memang.
Padahal Ima sudah menugaskan orang yang selama ini dia percaya.
Semua itu Ima ketahui ketika ia meminta Nuri mengirimkan laporan mingguannya.
" Nur, nanti kesini ya sekalian bawa laporan! " pinta Ima di telpon.
" Loh bu laporan nya udah ku kasih Kak Lintang," jawab Nuri.
" koq ke Lintang Nur ? tanya Ima heran.
" Kan di suruh bapak bu, katanya mulai sekarang semua tanggung jawab kak Lintang yang pegang,." Lanjut Nuri.
" Oh ya sudah kalo gitu. " Ima menutup telponnya.
Malamnya
" A, apa benar kamu serahin semua tanggung jawab di R&R pada Lintang? " (R & R itu nama usaha milik Ima).tanya Ima.
"Iya kenapa emang..? " jawab Agus sambil menyesap rokoknya.
" Jangan bilang keuangan koprasi nya juga kamu serahin ke Lintang ya. " Ima menatap Agus gak suka.
" lah emang kenapa, kamu kan sakit, jadi ya sudah lah serahin Lintang aja, biar ia belajar, lagian kuliahnya juga sebentar lagi selesai ".jawab Agus tanpa merasa bersalah.
" Aku tuh cuma sakit, tapi tidak sampai mati, kenapa sih gak bilang dulu, maen seenaknya aja", Ima menatap geram suaminya.lalu beranjak ke kamar.
Seminggu berlalu
" Teh, ini uang bagian hasil bulan ini. " Lintang menyodorkan amplop.
" Semua sudah di potong buat bahan dan upah, " lanjutnya.
Ima membuka amplop tersebut dan menghitung isinya, kemudian memberikan beberapa lembar pada Lintang.
" ini bagian mu, bagaimana dengan koprasi, apa sudah banyak yg setor? " Ima menatap Lintang.
" Sudah beres teh, tinggal setor ke BANK niatnya aku mau besok, kalo sekarang sudah sore, tanggung bentar lagi tutup, " Lintang beranjak sambil nyomot kue. " aku pulang dulu. "
Seminggu dua minggu sampai sebulan semuanya berjalan lancar. hingga suatu hari pas ada kelompok yg bagian perguliran, uang tersendat, alasan macet, ada yg tidak membayar cicilan lebih dari 3x.sampei mengirimkan surat penagihan, sebab uang harus berputar, tapi tetap tidak menghasilkan.
Sehingga perguliran kembali tersendat.dan terus begitu sampai beberapa kelompok yg lain kena imbasnya pula.
Usaha yang Ima dirikan makin surut dan di ambang kebangkrutan. lantas siapa yg bertanggung jawab ....
Agus dan keluarga nya bahkan tak Terima ketika Ima meminta laporan pertanggung jawaban, sikap mereka jadi berubah, bahkan terang terangan menjauhi Ima.
Ima yang belum sembuh total pun semakin di buat pusing.
kriing...
Telpon ima berbunyi
Neni kakaknya yang paling tua menelpon dan memberi tahu kan bahwa bapak nya sakit.
" Tengoklah ke sini, bapak nanyain kamu terus " pintanya.
" Iya teh, nanti aku usahain ".jawab ima setelah lama ia terdiam.
" Iya!!, " lanjut neni kemudian menutup telponnya.
Ima termenung, sudah lama ia tak berkabar dengan bapak, sejak ia pulang sebulan yg lalu waktu menengok dirinya bahkan sampai saat ini
ima belum nelpon apalagi bertemu dengan bapak.
" A, besok aku mau ke rumah bapak ya, tadi teh Neni nelpon katanya Bapak sakit. " malamnya minta izin sama Agus.
" Terserah, aku gak bisa nganterin, masih banyak pekerjaan, " jawab Agus tanpa melepaskan matanya dari HP.
" Iya gpp aku naik ojek aja. " lanjut ima.
" Mah, kalo mau ke rumah kakek, nanti aja pulang kaka sekolah biar kaka anter, kaka juga dah kangen sama kakek, " Raka nimbrung obrolan Ima dan Agus.
" Baiklah. " ujar Ima singkat, lalu pergi ke kamar.
Akhirnya sore hari nya Ima dan kedua anaknya pergi ke rumah kakek Munzi.
deg...
Hati Ima was-was juga merasa khawatir ketika sampai di sana, karena banyak orang duduk di teras.ia jadi tidak enak rasa.
"Assalamu'alaikum, " Ima mengucapkan salam sambil menyalami semua orang yg ada di sana ternyata tetangga sama kerabatnya.
" waalaikumsalam, " jawab mereka serempak.
" Akhirnya kamu datang juga, nak, maafkan bibi ya gak pernah nengokin kamu lagi, " ucap bibinya sambil memeluk Ima.
Ima hanya mengangguk sambil tersenyum
lalu ia masuk, diliatnya bapak sedang terbaring lemah, di sampingnya Adel kaka Ima yg ke tiga sedang mengaji.
Lalu neni menceritakan kondisi bapak yg sudah beberapa hari gak mau makan bahkan minum pun harus pakai sendok.
" Diajak bicara juga gak ngerespon hanya terus nyebutin nama mu, makanya teteh nelpon kamu, bukannya gak tauk kondisi kamu hanya teteh takut umur bapak gak lama lagi, " Neni sesenggukan sambil memeluk Ima.Ima membalas pelukan kakaknya lalu
menghampiri bapak.
" Pak, ini Ima pak maafin Ima, pak! " Ima menangis sambil menciumi tangan bapak.
perlahan mata bapak terbuka dan berucap " nak, ima, " suara nya lemah hanya air mata yg meleleh di pipinya yg kurus mewakilinya. lantas Ima memeluk bapak sambil menangis dan terus meminta maaf. 😭😭😭
Sudah dulu ya, besok lagi di terusin aku gak kuat 😭😭😭.
Dukung terus dan aku ucapkan terimakasih buat yg sudi mampir di cerita receh ini 🤗😘😘
jangan lupa like komennya 😍😍
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!