NovelToon NovelToon

Cinta Dan Benci

PENGENALAN

"Aku suka kamu"

"Aku sayang kamu"

"Tolong jangan tinggalin aku ya"

"Jangan selingkuhin aku juga"

 

Halah! dasar cowok pembualan! katanya suka sama aku tapi malah jadian sama cewek lain!dulu ngomong banyak banget sampai pasang janji-janji manis sama aku persis seperti kalimat receh itu. Sekarang dia ngomong hal kaya gitu lagi sama cewek lain! ih ngeselin banget sih jadi cowok! kenapa coba dulu aku bisa pacaran sama dia! dih amit-amit lah!

"Sudah-sudah ris, toh udah jadi mantan mu juga"

"Gak bisa gitu Ika! cowok buaya model kaya gitu harus di kasih pelajaran!" ucap Risa kemudian dengan bergegas berlalu pergi dengan penuh perasaan kesal.

"Eh mau kemana?" ucap Ika yang dengan cepat menyusul Risa yang sudah kepalang emosi.

******

"Eh maaf gak sengaja, minuman nya tumpah sendiri" ucap Risa memberi kan ekspresi wajah tidak merasa bersalah sama sekali. Padahal minuman soda yang dia bawa itu sudah mengenai dan membasahi baju seragam seorang lelaki yang sebenar nya sengaja Risa lakukan.

"Kamu itu punya mata gak sih!" ucap lelaki itu dengan emosi, setelah melihat baju seragam nya basah karena minuman yang di bawa Risa.

"Punya lah, emang kamu gak lihat" jawab Risa tak kalah emosi nya

"Gak usah nyolot kaya gitu juga jawab nya, sudah salah juga" ucap lelaki itu melotot dan seperti ini menelan Risa hidup-hidup.

"Memang nya kenapa? memang aku punya mata kan? Lagian kamu tuh yang gak punya mata, gak bisa lihat kalau aku punya dua kaya gini" jawab Risa menunjuk kan kedua mata nya dan membuat ekspresi wajah seperti sedang mengejek lelaki yang bagi Risa sangat menyebalkan ini. Setelah puas Risa pun segera berbalik dan membelakangi lelaki itu hingga tangan nya pun segera di tarik dan membuat Risa terpaksa harus berdiri tepat berhadapan dan berdekatan dengan nya.

"Kamu sengaja kan numpahin minuman soda ini untuk ku?" tanya nya tak membiarkan Risa lolos begitu saja dari tangan dan tatapan nya.

"Kalau iya kenapa? bukan nya kamu suka yang dingin-dingin kan?" ucap Risa yang juga kini menatap Risky dengan tatapan tajam nya.

"Halah, kamau ngelakuin ini bilang aja karena masih sakit hati kan ku putusin dua bulan yang lalu" ucap nya yang membuat Risa memerah.

"Ngaca ya! cowok model kaya kamu gak pantas buat di sakit hatiin" ucap Shila berusaha melepaskan genggaman kuat tangan lelaki ini, namun tak berhasil. Tangan nya begitu kuat menahan Risa.

"Benar kah? kalau gitu aku tanya dulu deh sama teman-teman kita di kantin ini" ucap lelaki ini dengan mengalihkan tatapan nya kepada pasang mata yang menonton mereka.

"Gays dengerin ya aku Risky kelas 11 MIPA A dan kalian semua pasti sudah tahu di depan ku ini adalah Risa yang baru saja numpahin minuman soda tepat mengenai seragam ku. Mungkin kalian semua juga sudah tahu siapa Risa ini? Dia mantan yang ku rasa belum bisa move on dari ku" teriak Risky yang langsung di sambut oleh sorak-sorai mereka yang mendengar.

"Udah jelas sih, emang keliatan dari awal dia gak bisa move on. Padahal udah dua bulan putus ya"

"Ya wajar sih mana ada cewek yang rela di putusin sepihak kaya gitu"

"Kasian banget yah dia, tapi kaya gak ada cowok lain aja"

"Setelah mereka putus, kaya nya Risa yang sering cari masalah ya gak terima banget dia nya Risky sudah punya cewek lain"

"Aku gak pernah tuh sayang sama kamu" ucap Risa mereasa kesal ketika mendengar semua omongan yang malah seperti memojokkan nya.

"Masa sih? terus yang nangis-nangis di depan kelas pas aku putusin siapa kalau bukan kamu?" ucap Risky menatap Risa dengan tajam hingga membuat Risa terdiam

Suasana di kantin pun seketika menjadi hening.

"Kamu menang sekarang!" ucap Risa berlalu melewati Risky namun dengan sigap kaki nya menginjak kaki Risky hingga membuat nya meng aduh kesakitan.

"Woy! dasar nenek lampir! kira-kira dong mau nginjak kaki orang" ucap Risky meneriaki Risa yang terus saja berjalan tanpa memperdulikan teriakan Risky pada nya.

"Apa liat-liat! gak pernah lihat orang berantem!" ucap Risa dengan emosi ketika mendapati ada beberapa orang perempuan yang menatap nya dengan sinis ketika Risa berjalan meninggal kan Risky.

"Woy! Aku ngomong! dasar nenek lampir beraninya ngacangin omongan ku! awas aja entar!" ucap Risky dengan kesal ketika ucapan nya tak juga di hirau kan oleh Risa.

"Sudah ky, gak usah di pikirin cewek aneh kaya gitu mah" ucap seorang perempuan yang berusaha menenang kan Risky dan tangan nya kini mulai merangkul manja.

"Eh hati-hati ya kalau ngomong!" ucap Risky dengan masih merasa kesal.

"Kamu kok malah marah sama aku sih" tanya perempuan ini sembari memberikan ekspresi yang tak kalah kesal nya karena perhatian nya malah di tanggapi seperti itu oleh Risky.

"Tau ah" jawab Risky dengan malas, mata nya terus menatap pada tempat dimana kini Risa sudah tidak terlihat lagi dari pandangan nya.

"Kamu masih sayang juga ya sama dia" tegur perempuan itu, hingga membuat Risky tersadar.

"Ngomong apaan sih!" elak Risky berlalu pergi

"Kamu masih sayang kan sama Risa!" ucap perempuan itu mengikuti Risky dan se akan tidak akan berhenti sebelum pertanyaan nya di jawab oleh Risky.

"Terserah! gak usah ngikutin aku kenapa sih!ribet banget jadi cewek!" ucap Risky merasa kesal ketika perempuan itu terus saja mengikuti nya.

"Aku itu cewek mu" ucap cewek itu

"Oh kamu cewek aku! oke kalau gitu sekarang kita putus! Jangan lagi ikutin aku dan ganggu aku. Oh satu lagi lain kali hati-hati kalau mau ngomong soal Risa" ucap Risky sembari menatap nya dengan serius hingga membuat nya terdiam dengan ucapan ku.

"Apa putus? kota baru aja pacaran dan sekarang kamu dah putusin aku cuma karena aku bilangin Risa cewek aneh! kamu normal kah?" tanya perempuan itu seakan masih tidak percaya dengan yang Risky kata kan.

"Kamu yang gak normal! aku minta jangan ikutin aku melulu! kita sudah putus!" ucap Risky yang kini mulai meninggi kan suara ku.

"Oke kita putus! temuin aja tuh sana mantan kesayangan mu itu!" ucap perempuan itu yang akhir nya telah berhenti mengikuti Risky dan berlalu dengan sangat kesal.

"Idih, mantan kesayangan!" ucap Risky sedikit tersenyum dan segera kembali berjalan menuju ruang kelas.

******

"Ih, dia mulu yang muncul!" keluh Risa ketika mendapati Risky baru saja masuk kelas.

"Kamu mah dari tadi ngeluh melulu setiap ngeliat Risky" ucap Ika, teman sebangku Risa

"Gimana gak ngeluh coba ka, dia itu jadi cowok nyebelin banget, kesel banget aku di buat nya" ucap Risa setelah mengata kan itu kembali terdiam dan berpura-pura bertingkah seperti biasa saja karena Risky sebentar lagi akan melewati meja nya

"Heh, kamu piket tuh besok" ucap Risky memukul meja Risa hingga membuat nya kaget.

"Iya tau" jawab Risa tak sedikit pun menatap pada Risky.

"Aku kasih tau kamu baik-baik" ucap Risky yang semula membuat Risa tak ingin memperpanjang. Tapi karena Risky mengatakan itu, Risa pun semakin kesal dan dengan mata tajam nya menatap pada Risky kemudian berucap "Aku juga jawab kamu baik-baik kok, sayang" ucap Risa berbicara pelan dan berusaha menahan emosi dan rasa kesal nya.

2

Nama dia adalah Risa dan cowok yang selalu berurusan dengan dia itu barusan sebenar nya adalah mantan nya. Dua bulan lalu mereka telau putus dan setelah putus itu mereka sama-sama saling menyadari kenapa bisa dulu mereka sampai harus pacaran dan parahnya lagi..kenapa masih ada rasa yang tertinggal. Sulit untuk di jelas kan.

Memang tidak lama masa ber pacaran nya. Perkenalan yang terhitung singkat, yang awal nya biasa saja. Hanya sebatas teman sekelas saling bercanda dan jarang bertegur sapa berubah seketika ketika status berganti menjadi "pacar". Risa yang awal nya tidak memiliki rasa pada Risky perlahan perasaan itu muncul dan semakin menggebu-gebu di hati nya.

Perasaan semakin takut kehilangan, rasa cemburu yang berlebihan dan jika Risky dekat dengan perempuan lain selalu saja Risa menjadi marah, dan itu hampir selalu menjadi alasan pertengkaran mereka hingga akhir-akhir nya Risky memilih putus dengan nya. Rasanya aneh. Tapi ya begitulah..

Di saat Risa merasakan itu semua, perasaan sangat takut Risky akan pergi meninggalkan nya dan di saat yang sama juga Risky mulai berubah drastis. Awal nya Risa berpikir itu karena pertengkaran mereka akhir-akhir dan Risa yang sulit mengontrol rasa cemburu nya. Tapi minggu itu mereka baik-baik saja, tidak ada masalah apa pun di antara mereka. Sampai pada akhir nya Risky sudah mulai tidak memperdulikan Risa lagi bahkan tidak menegur nya selama seminggu.

"Aku ngelakuin kesalahan apa? sampai dia tidak memperdulikan aku" itulah yang sering di tanyakan Risa setiap Risky melewati nya atau berada di dekat nya seakan tak perduli dengan keberadaan Risa di dekat nya.

Pertanyaan seperti itu selalu muncul dalam beberapa hari terakhir. Hingga akhirnya Risa memutuskan untuk bertanya langsung pada nya. Namun sebuah kalimat yang tak terduga malah di ucap kan oleh Risky. Kalimat yang sangat tidak ingin Risa dengar dari mulut orang yang begitu sangat dia sayang.

"Kita PUTUS!" ucap nya dengan begitu keras hingga membuat se isi ruangan kelas saat itu mendadak hening. Semua mata tertuju pada Risa dan Risky. Risa hanya diam membatu dan masih tidak percaya dengan apa yang dia dengar saat itu.

"Kenapa?" tanya Risa dengan kaget, Padahal awal nya dia hanya ingin mempertanyakan hubungan yang sudah seminggu lama nya menggantung karena ketidak jelasan dan perubahan Risky yang begitu drastis.

"Kita gak cocok! sirat mu masih seperti anak kecil! kekanak-kanakan! kamu terlalu berlebihan!" ucap nya dengan keras seakan tak perduli banyak pasang mata yang sedang memperhatikan mereka saat ini.

"Aku gak mau putus ky, kita bisa kan ngomong baik-baik. Salah aku apa?" ucap Risa dengan serak menahan tangis, dia tak ingin menangis dengan di perhatikan banyak orang seperti ini. Tapi, dia juga tidak ingin melepaskan Risky, dia sangat sayang padanya. Ika yang merupakan teman sebangku dan juga sahabat dekat nya hanya bisa menguatkan dan menenangkan Risa saat itu.

"Udah lah Sa, hubungan kita udah berakhir! Terserah kamu mau terima atau engga. Intinya buat aku kita udah gak ada hubungan apa-apa" ucap nya yang sangat menusuk sekali di hati Risa dan membuat nya sudah tidak bisa menahan air mata nya lagi.

"Aku gak mau kita putus, aku sayang sama kamu Ky, aku gak mau kita putus" ucap Risa memegang tangan Risky berharap dia masih mau mempertimbangkan keputusan nya. Risa benar-benar memohon dan bahkan sampai menangis hingga tidak perduli dengan teman-teman nya dan juga banyak senior yang melewati kelas mereka ikut mempertontonkan pertunjukkan ini.

"Kita udah putus! Titik! aku udah punya cewek lain! berhenti nangis dan jangan buat terlalu dramatis! ucap Risky melepaskan tangan Risa dengan begitu kasar kemudian berlalu pergi meninggalkan ruang kelas. Dia bahkan tidak memperdulikan dengan tangis Risa yang seakan masih tidak bisa menerima semua keputusan yang di rasa sepihak seperti itu.

*******

"Sudah dua bulan berlalu tapi kenapa masih saja ada rasa sakit terasa? kenapa masih saja menyakiti perasaan ku?" ucap Risa sembari menghapus air mata nya di dalam toilet.

Hati nya masih terasa begitu sakit setiap mengingat bagaimana Risky memutus kan hubungan mereka. Dia bisa membuat Risa yang awal nya biasa saja, berubah menjadi sangat sayang dan takut sekali kehilangan nya. Tapi di saat itu juga Risa harus menerima kenyataan ternyata selama ini dia hanyalah korban pelampiasan Risky.

"Dia bahagia di sana, sedangkan aku di sini masih nangisin dia. Ya ampun Risa kamu harus lupain dia. Dia sudah jahat sama kamu, dia ninggalin kamu karena dia udah balikan sama mantan kesayangan nya itu" ucap Risa berusaha menghapus air mata nya yang masih terus saja mengalir. Padahal Risa sudah tidak ingin menangisi Risky lagi.

"Sudah cukup, sekarang aku harus balik ke kelas. Dia pasti semakin senang kalau lihat aku lemah seperti ini" ucap Risa menguatkan diri nya dan mulai menghapus sisa-sisa air mata yang masih tertempel di pipi nya.

Kembali ke dalam ruang kelas.

Bertemu dia lagi...

Melihatnya lagi..

Dan aku masih harus berpura-pura seakan aku juga masih baik-baik saja.

*********

"Eh mau kemana?" ucap Risky dengan tiba-tiba menarik tas yang di kenakan oleh Risa, karena Risky jauh lebih tinggi dari Risa jadi ketika tas yang di kenakan Risa di tarik ke atas, Risa pun menjadi ikutan jinjit menyeimbangkan tinggi nya.

"Pulang" jawab Risa dengan malas

"Pulang! pulang! kamu tuh piket" ucap Risky menyodorkan sapu dengan kaki nya dan segera melepas kan tangan nya yang tadi di gunakan untuk menarik tas Risa.

"Besok pagi kan bisa" jawab Risa mengabaikan dan ingin berlalu pulang.

"Enak aja! Gak bisa, kamu itu pasti sengaja besok berangkat siang sana buruan nyapu! Aku jagain di sini! awas sampai gak bersih!" ucap nya yang sekarang berdiri di depan pintu kelas mengawasi Risa.

"Ihhhhh" ucap Risa menahan kesal. Selalu seperti itu.. Jika besok adalah hari piket nya Risa maka Risky pasti sudah menghadang nya hari ini bahkan sampai mengawasi nya. Padahal hanya Risa saja, sedang kan yang lain di izinkan nya untuk pulang dan piket nya besok pagi saja.

Pernah sekali Risa protes, tapi tak pernah di hiraukan oleh Risky yang hanya sibuk memainkan ponsel nya setiap mengawasi Risa.

"Yang bersih nih masih kotor" ucap Risky sembari menghentak kan sepatu nya di lantai yang sudah di sapu oleh Risa dan tangan nya kini sudah memasuk kan ponsel ke dalam saku celana nya.

"Ya jelas kotor, sepatu mu itu loh isinya satu ton tanah" ucap Risa kesal menaruh sapu di tempatnya.

"Ngelawak kamu?" tanya Risky yang seperti sedang menahan tawa yang tak di hirau kan lagi oleh Risa.

"Minggir!" ucap Risa ingin keluar dari ruang kelas ini, namun Risky menahan pintu nya

"Belum bersih itu loh!" ucap Risky sembari menunjuk lantai yang tadi di kotori oleh sepatu nya

"Ya ydah sih, besok pagi juga ada yang piket ngelanjutin!" jawab Risa sinis kemudian berucap "Minggir ih! aku mau keluar!".

"Berisik!" ucap Risky berlalu pergi meninggalkan Risa yang merasa keheranan dengan tingkah nya.

3

"Gak jelas banget sih itu cowok! bukan nya seharus nya aku yang marah kan" ucap Risa dengan heran setelah mengunci kelas dia pun kemudian berjalan sedikit pelan agar tidak di kira mengikuti Risky.

Andai saja gerbang sekolah tidak hanya satu. Pasti Risa akan memilih jalan lain dari pada harus berjalan satu arah yang sama dengan Risky.

***********

"Pagi" ucap Risky tersenyum sumringah ketika masuk ke dalam kelas.

"Dia lagi" ucap Risa bergumam di dalam hati nya. Perasaan yang awal nya masih baik-baik saja, ketika Risky telah masuk ke dalam kelas nya mendadak berubah menjadi buruk.

"Apa liat-liat" ucap Risky ketika melewati Risa dan menyadari sedari tadi Risa memperhatikan nya.

"Siapa yang liatin kamu, gr banget sih" ucap Risa memaling kan wajah nya.

"Eh lampir apa kamu bilang barusan! coba ulangin lagi!" ucap Risky meletak kan tangan nya di meja Risa, badan nya sedikit membungkuk dan condong pada Risa hingga membuat Risa merasa ada yang aneh yang dia rasa kan. Tapi dia tetap berpura-pura tenang, namun meskipun begitu perasaan gugup tetap saja begitu menganggu nya.

"Kamu tuh cowok tukang gr! sok kegantengan! sok segala nya! puas kan sekarang!" ucap Risa mendorong Risky dengan pelan. Entah lah dia masih merasa tidak tega jika harus mendorong Risky dengan kuat.

"Kamu ngomong apa sih, udah dong gak usah marah-marah!" ucap Risky sembari tertawa kecil dan membelai lembut rambut Risa kemudian berlalu pergi menuju meja nya yang terletak di belakang meja Risa.

"Ihhh" kesal Risa memukul tangan nya ke mejanya sendiri. Rasanya sangat kesal sekali di perlakukan Risky seperti ini. Sebanar nya Ia jauh lebih kesal dengan perasaan nya sendiri yabg malah merasa begitu senang ketika Risky membelai lembut seperti itu di kepala nya.

"Udah biarin, sabarin aja" ucap Ika sembari tersenyum dan membuat Risa malah melampiaskan kekesalan nya pada Ika.

"Dia duluan yang mulai! dia ngeselin banget sa, ih kesel banget aku!!" ucap Risa mengepal tangan nya, menahan rasa kesal yang semakin memuncak di hati nya. Ingin sekali rasanya tangan nya ini memukul Risky dan mencincang sampai hancur tubuh nya hingga lenyap di muka bumi ini.

"Apa kamu bilang barusan?" ucap Risky yang semula duduk kemudian berdiri dan menghampiri Risa. Rupanya dia mendengar apa yang di kata kan Risa tadi.

"Engga" jawab Risa dingin, tidak menatap apalagi melihat ke arah Risky sekali pun.

"Kamu itu emang ngeselin banget yah jadi cewek! males tau gak aku lihat muka kamu ada di kelas ini!" ucap Risky yang tanpa dia sadari ucapan nya begitu membuat Risa terasa seperti sedang di tusuk oleh pedang yang begitu tajam Terasa begitu sakit ketika orang yang dulu nya sangat berarti dan selalu ingin berada di dekat kita kini malah mengatakan tak ingin melihat kita ada di hadapan nya lagi. Ucapan Risky benar-benar membuat Risa hampir saja menangis.

Risa hanya bisa diam dengan masih mengepal erat kedua tangan nya. Dia ingin sekali melawan dan membalas ucapan Risky tapi rasa nya jika sekali lagi dia berucap mungkin air mata nya malah akan jatuh nanti nya.

Risa sangat Ingin sekali menghancurkan Risky dalam pikiran dan perasaan nya, menghilangkan nya jauh-jauh dari kehidupan nya. Tapi itu mana mungkin bisa dia lakukan..

Sekarang saja hanya bisa diam, mendengar apa yang baru saja Risky katakan..

Sudah yang ke sekian kali nya dia selalu mengatakan hal yang menyakit kan seperti itu hingga membuat Risa kembali terus-terusan merasa terluka.

"Sudah ah, ayok duduk bentar lagi guru mapel masuk" ucap Ridho menarik Risky segera duduk kembali di kursi nya, Ridho merupakan teman sebangku Risky dan tempat duduk nya tepat di belakang Ika.

Risky pun kembali duduk di meja nya tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Setelah jam istirahat pertama tadi sudah hampir setengah jam tapi sedari tadi tidak ada tanda-tanda guru mapel selanjut nya akan masuk ke dalam kelas.

Sedang kan di peraturan sekolah jika guru mapel tidak masuk seharus nya ketua kelas yang mengambil atau meminta tugas di meja piket guru.

"Ika, gimana nih mana dia gak mau ngambil tugas lagi?" ucap ku yang sedari tadi merasa gusar karena Risky tak ada bergerak sedikit pun, padahal dia lah ketua kelasn ya dan Risa sebagai wakil di kelas ini tentu saja pasti akan ikut di marahi wali kelas jika tidak mengingat kan Risky.

"Tegur sana" ucap Ika

"Aku malas ngomong sama dia, kamu yang tegur gih" tolak Risa.

"Iya deh" jawab Ika berbalik badan kemudian berbicara pada Risky "Ky, gak ke meja piket kah ambil tugas?"

"Kalian mau ada tugas?" Risky bertanya balik

"Yaa dari pada kita entar di marahin wali kelas" jawab teman yang lain.

"Iya ambil gih sana ky" sahut yang lain dan kemudian semua nya pun setuju.

"Tapi aku gak mau sendiri kesana, satu orang temanin aku ngambil tugas ke meja piket" ucap Risky yang membuat Risa bergumam di dalam hatinya "manja banget sih".

"Sama Risa sana" ucap Ridho yang membuat Risa langsung ikut menoleh ke arah belakang dan melotot tajam pada Ridho.

"Iya sama Risa aja sana kita gak ada yang berani ke meja piket, lagian kan biasa nya memang kalian yang ngambil tugas" ucap teman yang lain dan membuat Risa mengingat akan sesuatu dulu ketika jam kosong seperti ini, dia selalu menemani Risky untuk mengambil tugas bersama nya.

Risky hanya diam dan berlalu melewati meja Risa yang juga masih saja diam.

"Burusan sana sa" ucap Ika menyuruh Risa mengikuti Risky.

Risa yang masih bingung tak tahu harus berbuat apa akhir nya pasrah dan perlahan melangkah mengikuti Risky di belakang.

Sepanjang jalan menuju ruang piket tidak ada percakapan apa pun di antara mereka berdua. Sangat berbeda dengan saat dua bulan yang lalu. Ketika hubungan mereka masih baik-baik saja dan Risky tidak seperti sekarang.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!