NovelToon NovelToon

Friends With Benefits (Teman Tapi Mesra)

Awal Mula

"Shell, buruan keburu dateng ih" seru Axel berbisik dengan panik.

"Nanti dulu iih. Awasin terus, ni dikit lagi" jawab tenang Shelly sambil tangan nya tak berhenti mengutak atik kabel yang berada dibagian bawah stir mobil.

Beberapa kali kabel yang di utak-atik itu mengeluarkan percikan api namun Shelly tak gentar sekalipun seolah sudah terbiasa.

"Done" gumamnya sambil menampilkan senyum jahil lalu keluar dari mobil dengan tetap menunduk dan perlahan menutup pintu mobilnya.

"Finished?" (beres?)tanya Axel memastikan.

"Ready to rock" (beres) jawab Shelly puas.

"He's coming..Shell..c'mon" (dia datang.. Shell.. ayo) ajak Axel menarik tangan Shelly yang sibuk memasukan benda pipih panjang terbuat dari besi untuk membuka pintu mobil yang baru saja ia sabotase kedalam tas ranselnya.

Sambil terkikik mereka berlari jongkok menyusuri celah celah deretan mobil yang terparkir apik di basement kampus mereka.

Terlihat seorang pria paruh baya berjalan dengan tenang menampilkan ekspresi sok cool yang tak mempan bagi Shelly dan membuatnya jijik dengan tingkah sok tegasnya namun menyimpan niat menjijikan terhadapnya.

Lelaki itu mengeluarkan kunci mobil tuanya sambil bersiul.

Duduk di jok kemudi dengan siulan masih keluar dari mulutnya. Sedikit membetulkan posisi kaca spion dan sedikit merapikan rambut bagian depan yang sudah sedikit memutih.

Shelly dan Axel yang mengintip dibalik mobil entah siapa tersenyum miring dengan mata menatap tajam seraya merapalkan mantra agar rencana mereka berhasil.

Kunci kontak sudah dimasukan dalam tempatnya. Ia putar untuk men-starter mesin yang tak mau menyala pada putaran pertama.

"Damn it" (sialan) umpatnya bergumam kala mesin tak mau menyala.

"Baru juga kemaren diservis" gerutunya sambil mencoba kembali memutar kunci"

"Dua" Shelly dan Axel menghitung dengan ekspresi gemas.

Mobil masih enggan menyala. Lelaki itu kembali menggelengkan kepala lalu mencoba peruntungannya kembali sambil menyilangkan jari tengah ke telunjuknya.

"c'mon baby" (ayo menyala lah) gumamnya.

"Tiga. Here we go" ucap mereka serempak.

busshh...

"Yess.. haha.. got you, jerk" (kena kau) euphoria Shelly dan Axel sambil ber tos ria lalu berlari meninggalkan area basement yang dipenuhi kepulan asap yang berasal dari kap mobil lelaki itu.

"Aaarrgghh... Sialan, kenapa lagi ini" pria itu memukul stirnya dengan amarah yang tertahan karena dia sendirian di basement itu dan tak bisa melampiaskan kemarahannya pada siapapun.

Shelly dan Axel keluar dari basement disambut oleh sahabat mereka, Rendi, yang mereka tugaskan untuk mengulur waktu dosen menyebalkan itu sehingga mereka memiliki waktu untuk menjahili mobilnya.

"Good job, ma meeen... woohoo.." seru Axel pada Rendi yang berhasil memberikan waktu bagi mereka.

Shelly, Axel, dan Rendi adalah trio trouble maker yang terkenal di kampusnya.

Awal mereka masuk kampus berhasil membakar laboratorium karena uji kelayakan fire estinguisher (tabung pemadam kebakaran) yang ternyata sudah kadaluarsa sehingga busanya tak berhasil keluar namun api sudah mereka sulut dalam tong sampah berbahan besi stainless. Alhasil asap membumbung tinggi memicu sensor pemadam yang terdapat di langit langit ruangan.

Dan seketika alarm kebakaran menyala membuat panik satu gedung yang berlomba keluar dari gedung.

Dan semua itu atas ide Shelly yang selalu penasaran akan hal baru yang dilihatnya.

Axel selalu membujuknya agar tak melakukan kebodohan, tapi mulut dan tangannya tak sejalan karena tangan Axel mengikuti kata hatinya yang sejalan dengan pemikiran Shelly.

Dan saat itulah awal mereka bertemu dengan Rendi yang juga terlibat dalam aksi pembakaran laboratorium yang awalnya membantu untuk memadamkan api, namun karena reflek ia menyiramkan cairan berupa alkohol yang membuat api bertambah besar.

Bukannya panik, mereka malah tertawa riang sambil menari nari dibawah guyuran air yang menyembur dari langit langit lorong kampus.

Jadilah mereka di skors selama seminggu pada awal semester.

Mereka bertiga melenggang meninggalkan basement dengan posisi Axel berada ditengah tengah dan mereka saling berangkulan berjalan dengan santai.

"Hei kalian, berhenti.." seru seorang sekuriti.

Saat ketiganya menoleh kebelakang, tampak sang dosen tengah memberikan perintah pada sekuriti sambil menunjuk kearah mereka bertiga.

"Mampus... yang gak kabur, gak asik.." ucap Shelly yang mendahului mereka berlari menjauh dengan tawa langsung disusul kedua sobat lelaki yang juga sedikit panik karena ternyata dua orang sekuriti berbadan kekar yang mengejar mereka.

Mereka berlari secepat mungkin menyusuri trotoar tak menghiraukan seruan para pejalan kaki yang merasa terganggu dengan aksi kejar kejaran mereka.

"Shell sebelah sini..." seru Rendi agar berbelok di persimpangan jalan untuk masuk ke sebuah lorong sempit diantara bangunan.

Shelly dan Axel seketika memanuver langkahnya masuk ke celah sempit itu.

Rendi yang sudah lebih dulu masuk disusul Shelly dan Axel dengan posisi Shelly berhadapan dengan Rendi dan Axel berada di mulut celah untuk memonitor para pengejar.

Terengah karena berlari membuat nafas mereka memburu. Sadar akan suara nafas yang terlampau kencang dan takut terdengar para sekuriti, Rendi membekap mulut Shelly dengan tangannya. Pun sebaliknya. Sedangkan Axel membekap mulutnya sendiri.

Shelly dan Rendi saling menertawakan kelakuan mereka sendiri.

"Aman, mereka sudah lewat" lirih Axel yang menyembulkan sedikit kepalanya untuk mengintai keberadaan para pengejar.

Satu per satu keluar dari celah sempit dan lari berlawanan arah dengan saat mereka datang.

"Itu mereka!" seru salah seorang sekuriti yang melihat mereka keluar dari celah sempit yang baru saja mereka lewati.

"Sialaaan... hahaha...." umpat ketiganya namun tetap mempertahankan tawanya seolah sedang bermain petak umpat.

Shelly yang jeli melihat penampakkan menakjubkan didepannya dan seketika mempunyai ide.

"Guys.. follow me" titahnya yang langsung merangsek masuk kedalam sebuah mobil mewah yang pintunya baru saja terbuka keatas dan sang pengemudi hendak keluar dari mobil namun Shelly mendorongnya kembali masuk disusul kedua sobat somplaknya yang ikut melompat masuk ke jok belakang.

Lamborghini Aventador

"Go go go.. Shelly go.." seru Axel yang panik karena para sekuriti mendekat dengan cepat.

"Hei, apa yang kalian lakukan. Keluar dari mobilku" sergah si pengemudi yang duduk satu jok dengan Shelly dengan posisi Shelly duduk dipangkuannya.

ciiiiiit

Ban mobil mahal itu berdecit kala Shelly mulai mengakselerasi mobil seharga 8,7M.

Namun nahas, bukannya Shelly tak bisa mengendalikan mobil mewah itu, namun pengendara lain yang tak siap dengan pergerakan cepat mobil mewah itu sehingga mereka tak siap untuk menginjak rem dan..

brakk

...----------------...

Shelly seorang gadis badung yang mewarisi sifat tomboy, cuek, dan lihai dalam hal mesin mobil dari sang mama yang dia panggil momy dan memilih hidup mandiri... emmm.. tepatnya berdua dengan keponakan yang hampir seumur dengannya, Axel, di kota tempat mereka menimba ilmu melanjutkan studi sarjana mereka, jauh dari orang tua mereka.

Shelly si cewek badung😎

Axel, kembaran Shelly beda rahim🙄

Rendi, sahabat Axel dan Shelly.

MANA JEMPOLNYAAA😆😆

HAI HAI...

SELAMAT DATANG DI KARYA BARUKU

AKHIRNYA AUTHOR BISA DAPET INSPIRASI BUAT BIKIN SPIN OFF NYA 'MONTIR JANDA KU'

KALI INI AUTHOR AKAN MENCERITAKAN TENTANG KISAH ANAK SI MONTIR TANGGUH YA BEIBZ.

MAU TAU KELAKUAN LAIN SHELLY SI ANAK CHELSEA KAYAK GIMANA?

IKUTIN TERUS CERITANYA BEIBZ

O YA, BIASAKAN TINGGALKAN JEJAK POSITIF YA👍🏻👍🏻

YANG GAK SUKA LANGSUNG LEAVE KARYA AJA, GAK USAH JATUHIN KARYA ORANG DENGAN KASIH BINTANG 1 ATAU KOMEN GAK PAKE HATI YA BEIBZ

KARENA AUTHOR BIKIN KARYA DENGAN SEPENUH HATI

MON MAAP KALO TIDAK BERKENAN DI HATI KALIAN

AUTHOR MASIH BANYAK BELAJAR

SELAMAT MENIKMATI🤗🤗

HAPPY READING BEIBZ😘😘

...****************...

Calon Istri

"Ou.. my.. God.."

Seru keempat orang yang menumpangi mobil super mewah itu mengangakan mulut mereka kala mobil lain menabrak bagian samping mobil dengan posisi pintu pengemudi bertemu pintu penumpang.

Belum bagian depan mobil yang menabrak tiang rambu lalu lintas karena menghindari tabrakan telak dari arah depan sehingga membuat rambu tersebut jatuh menimpa mobil super mewah itu.

"You're dead, Shelly" (mampus kau, Shelly) gumam Rendi yang membuat Shelly pucat.

Sudah pasti dia akan dituntut ganti rugi plus penjara.

Seketika dia terbayang akan murka sang ibu kala mengetahui kelakuannya.

Shelly menghentakkan kepalanya pada kemudi berulang kali.

"Sial.. sial.. siaaal..."

Merasa kalah.

"Ekhem" deheman orang yang sedari tadi Shelly duduki membuyarkan lamunan Shelly tentang amukan sang dewi mesin.

"Eh... ngapain lo disitu?" ketus Shelly yang tak menyadari kalau dialah yang seharusnya disalahkan.

"Lo ngerasa nyaman?" tanya laki laki yang Shelly duduki.

"Nyaman pala lo peang. Sana minggir.. puyeng nih pala mikirin amukan momy" Shelly mengangkat sedikit tubuhnya agar pemilik mobil bisa bergeser.

"Ren, gimana ini. Bisa kena amuk masa kita" panik Shelly menggigit kelima kuku jari tangan kanannya.

"Elo sih pake jailin mobil dosen segala. Kualat kan lo"

"Idih, kita lagi bukan gue doang"

"Yee.. elo aja kali. Kan elo yang ngutak atik mobilnya. Gue mah cuman ngajak ngobrol doang"

"Sialan lo, lempar batu sembunyi kemudian. Gimana doong.. mana ntu satpam mulai ngedeket lagi"

"Ekhem..." si pemilik mobil kembali berdehem hendak menyadarkan mereka.

"Berisik, lo. Gak liat kita lagi panik ya" sentak Shelly yang bingung harus bagaimana.

"Jadi kalian gak panik kalo pemilik mobil ini yang melaporkan kalian ke polisi atas tuduhan perampasan asset secara paksa?" tukas sang pemilik mobil sambil duduk miring menghadap Shelly dan melipat kedua tangannya didada dan menyoroti satu per satu orang yang tengah kalut.

Ketiga orang itu serempak menoleh padanya dengan mulut menganga.

"We're dead, Shell.." (mampus kita, Shell) gumam Axel.

Pria itu tersenyum miring mengejek, lalu keluar dari mobil untuk melihat seberapa parah kerusakan yang terjadi.

"I'll be damned..." (sialnya aku) umpat si pemilik mobil sambil menjambak rambut kelimisnya kala melihat kondisi mengenaskan mobil barunya.

Sedangkan ketiga orang yang masih enggan keluar bertambah panik kala memikirkan perkataan si pemilik.

Lelaki itu membungkuk dan menggerakkan jari telunjuknya agar Shelly keluar dari mobil.

glek

Air liur berhasil ia telan dengan paksa agar tenggorokan tidak kering.

"Axel, keluar ayooo..." lirih Shelly dengan wajah panik.

Tangannya menarik paksa Axel yang langsung ikut keluar, pun dengan Axel yang menarik paksa tangan Rendi.

Mereka bertiga terperangah dengan kondisi mencengangkan lalu lintas sore itu.

"Itu mereka" seru salah seorang sekuriti yang tadi mengejar mereka. Penyebab mereka mengambil keputusan memasuki mobil mewah itu dan tanpa sengaja menyebabkan kecelakaan beruntun.

Kedua sekuriti masing masing mengapit lengan Axel dan Rendi, sedangkan Shelly dipeluk pundaknya oleh si dosen mesum. Shelly yang merasa sentuhannya tak biasa merasa geram dan langsung bereaksi.

"Get your hands off me" (singkirkan tanganmu dariku) pekik Shelly seraya melayangkan sikutnya pada wajah sang dosen.

bugghh..

Seketika kepala sang dosen terpental ke belakang, lalu hidungnya mengeluarkan darah.

Pemilik mobil mewah yang melihat keganasan Shelly langsung meraihnya agar tak terjadi aksi balas membalas yang bisa dipastikan Shelly yang akan dirugikan.

"Hei.. hei.. heiii... easy girl.." (hei.. hei..hei.. tenanglah) si pemilik mobil meraih tubuh Shelly dan mengunci kedua lengannya sambil menenangkan Shelly yang terus meronta.

"Serahkan dia padaku, dia harus bertanggung jawab atas kerusakan mobilku" lantang dosen yang sibuk menyeka darah di hidungnya.

"Oh ya? bagaimana dengan mobilku? aku jamin kerusakan mobilku lebih parah dari punyamu. Kepala si pemilik mobil mewah mengedik kearah Lamborghini nya yang ditumpangi rambu lalu lintas.

Shelly yang tadinya meronta seketika diam dan menunduk.

"Lalu apa rencanamu?" tanya si dosen.

Pemilik Lamborghini melirik dan menatap dalam sisi kepala Shelly lalu tersenyum miring.

"Tentu saja aku akan memprosesnya. Kesalahan harus dipertanggung jawabkan, bukan?" gumamnya yang bisa didengar si dosen.

Shelly berkeringat hebat. Sedangkan kedua sobatnya tengah saling berpelukan karena merasa ngeri akan hukuman yang akan menjerat mereka.

"Lalu siapa yang akan membayar ganti rugi mobilku? aku juga ingin membuatnya bertanggung jawab" sang dosen menarik paksa lengan Shelly seolah ingin merebutnya.

Namun nahas, Shelly lagi lagi memberikan peringatan padanya.

"I SAID GET YOUR FUCKIN' HANDS OFF ME, YOU SON OF A *****" geram Shelly mencemooh dosen mesum yang pernah hampir melecehkannya, sambil menyundul kepalanya dengan kepala Shelly.

Kini alis lelaki itu yang mengeluarkan darah karena robek.

Pemilik Lamborghini semakin ngeri pada perilaku Shelly. Untungnya dia tidak bersikap macam macam padanya. Herannya, Shelly hanya diam dalam cekalannya.

"Gadis sialan" umpat dosen yang lantas melayangkan tamparan pada Shelly.

grepp

"Aku bisa menuntut anda melakukan tindak kekerasan pada wanita" ancam pemilik mobil mewah itu seraya menangkap pergelangan tangan si dosen dengan rahang mengetat. Dia tak suka pada para pecundang yang tak punya hati dan seenaknya menindas kaum hawa.

Dosen itu gelagapan merasa salah langkah karena reflek kesal dengan penolakan Shelly yang sangat dia idamkan.

"Ok, aku serahkan dia padamu. Dan pastikan dia juga membayar ganti rugi mobilku" akhirnya dosen itu mempercayakannya pada si pemilik Lamborghini. Ada rasa tak suka jika wanita idamannya disentuh apalagi berada dalam pelukan lelaki lain.

Si dosen pun pergi bersama kedua sekuriti.

"Bisa kau lepaskan tanganmu?" ketus Shelly saat dosen mesum itu sudah menjauh, namun tangan pria itu masih betah mencekalnya.

"Ekhem" seketika pria itu melepaskan cekalannya, tak mau bernasib sama dengan si dosen.

wiiuuu wiiuuu wiiiuuuu...

Tampak beberapa ambulan dan tim penyelamat disertai mobil polisi mendatangi lokasi.

Shelly dan kedua sobatnya berkeringat hebat. Menunduk dan menolehkan kepala ke kiri dan ke kanan.

Lelaki yang diketahui bernama Sean Michael merasa iba dengan ketiganya. Terutama pada Shelly si pelaku pengrusakan mobil dosen tadi yang kena hantam 2 kali, juga yang mengemudi mobilnya hingga terjadi tabrakan beruntun.

Dia akui kemampuan mengemudinya tak bisa diragukan, padahal mobil mewah jenis ini tidak sembarang orang dengan mudah menguasainya jika bukan seorang penantang adrenalin.

"Anda yang bertanggung jawab atas kecelakaan ini?" tanya salah seorang penyidik pada Shelly sesuai petunjuk yang dilayangkan para pengendara yang terjebak dalam tabrakan beruntun itu.

"Maafkan calon istri saya, pak. Dia belum terbiasa mengemudi mobil ini" sela Sean yang langsung memotong niat Shelly untuk menjawab opsir penyidik.

Mulutnya yang membuka dan sudah siap mengeluarkan kata kata seketika membeku, lalu menoleh padanya.

"What...?"

Serempak ketiganya.

POL JEMPOLNYA JAN KETINGGALAAAN😆

Telfon Dari Nenek

Sean mengisyaratkan pada ketiga orang itu untuk membungkam mulutnya jika ingin selamat. Ajaibnya mereka mengerti dan menurut.

"Kalian kami tunggu di kantor untuk kami proses" ucap salah satu opsir penyidik setelah mendengarkan penjelasan mereka satu per satu yang tentu saja sudah mereka rekayasa tanpa ada embel embel aksi kejar kejaran karena menjahili hingga merusak barang milik seseorang.

Fuhh...

Ketiganya menghela nafas bersamaan.

"Dah ah.. bubarr.." tukas Shelly yang hendak melarikan diri. Masalah datang ke kantor polisi gimana nanti, yang penting perut terisi.

Pikirnya.

"Eits.. main kabur aja" Sean meraih kerah belakang kaos indies Shelly dan sedikit mengangkatnya seperti anak kucing.

Shelly yang tak menyangka Sean akan sadar akan tindakannya melarikan diri langsung menangkupkan kedua tangannya seraya memohon.

"Om, tolong lepasin om.. kita belom makan dari kemaren oom.." drama Shelly membuat Sean terperangah dengan tingkah konyolnya.

Kemana larinya cewek ganas yang baru ngehajar dosen?

"Heh.. modus ya. Aku juga mau ikut. Kamu yang bayar" tukas Sean yang melepaskan cekalan di kerah Shelly lalu berjalan mendahului mereka.

"E eh.. mana bisa gitu om. Aturan yang lebih tua yang bayarin" sergah Shelly yang merasa rugi jika harus mentraktir orang yang tak ia kenal.

"Kalo ngikutin aturan, kalian harusnya langsung diseret ke kantor polisi sekarang juga"

Shelly bungkam jika menyangkut kantor polisi. Lengannya menyikut lengan Axel.

"Sel, lo yang bayarin. Gue gak punya duit" bisik Shelly.

"Yeee.. duit gue kan elo yang pegang" tukas Axel yang kemudian menyikut Rendi.

"Ren, lo aja yang bayarin. Tar kita nyicil ke elo deh" lanjut Axel.

"Elo kek yang gak tau gue aja. Orang gue kalo makan suka nebeng ke kosan elo berdua" keluh Rendi.

"Kalian payah emang. Makanya nyari duit yang bener. Gimana mo gentiin tu mobil coba, buat bayarin makan satu orang aja ngeles semua" cebik Shelly.

"Elo kalo ngomong tuh ngaca" balas Rendi.

"Ck.. gue kan cewek. Masa bayarin kalian cowok cowok" Shelly membela diri.

"Udaah.. kita bawa ke kosan aja. Bahan bahan di kulkas masih ada, biar gue masak aja biar ngirit" Axel memberikan solusi.

Sean yang berjalan di depan mereka bukannya tak mendengar diskusi mereka. Dia hanya merasa nyaman berada diantara mereka. Sesuatu yang belum pernah dia alami selama hidupnya yang monoton dan penuh kemewahan.

Seulas senyum terbit di bibirnya. Tampaknya hidupnya akan lebih berwarna, pikirnya.

Mereka tiba di tempat kos Axel dan Shelly dengan berjalan kaki. Tak terasa jika ketiga trouble maker itu yang menjalani karena sepanjang jalan mereka asik dengan canda tawa dan saling mengejek. Namun tidak dengan Sean yang tampak kelelahan.

Begitu pintu dibuka, dia langsung merangsek masuk dan mencari air minum lalu merebahkan dirinya di kursi tamu.

Axel langsung menuju dapur untuk menyiapkan makan siang. Hari ini adalah awal libur semester 4, dan mereka berencana mencari kerja paruh waktu untuk mengisi waktu libur mereka dan untuk membayar biaya kost dan makan. Hal itu sudah biasa mereka lakukan bahkan meski belum masuk liburan semesteran pun mereka sering mendapat pekerjaan sampingan kala ada kesempatan.

Mereka menikmati waktu menjadi orang sederhana dan berusaha tak mengandalkan kekayaan orang tua mereka.

Banyak pelajaran yang mereka ambil saat menjadi orang yang sederhana dengan kehidupan yang pas pasan seperti kebanyakan orang.

"Sheeelll...." teriak Axel dari arah dapur.

"Apaa.." jawab Shelly dari ruang tengah yang sedang sibuk menggonta ganti channel tv.

Axel dan Shelly menyewa sebuah rumah mungil dengan 2 kamar di dalamnya yang biasa di sewa kan per kamar. Namun karena mereka bersaudara jadilah seolah mereka menyewa 1 rumah dengan harga 2 kamar.

"Pipa air nya bocor lagiii..." lanjut Axel.

"Banjir ni dapur aku mau nyuci sayuran" tambah Axel membuat Shelly menyeret pantatnya kearah dapur untuk membetulkan pipa saluran pembuangan wastafel yang baru 2 hari dia betulkan.

"Rendiii...." kini Shelly yang berteriak.

"Ambilin kunci inggris, cepetaaan.." lanjutnya.

Namun tak ada sahutan dari orang yang dituju.

"Reeeen.... kemnaa tuh orang kaga nyaut. RENDIIII..." Shelly kembali berteriak dan tak ada sahutan dari Rendi.

"Ada yang bisa kubantu?" suara berat tuba tiba terdengar dari arah pintu lalu mendekat dan mengambil alih pipa yang sedang Shelly tahan karena kebocoran saluran air bersih.

Shelly mengernyitkan dahi melihat kedatangannya yang langsung berjongkok disebelahnya.

"Mendingan kamu yang ambil kunci inggrisnya, ini biar aku yang pegang" saran Sean yang tak hafal letak kotak perkakas.

Shelly segera beranjak dan mencari kotak perkakas.

Namun pendengarannya menangkap suara tak asing berasal dari halaman rumah.

"Sialan lo, gua panggil panggil malah asik tebar pesona ya" sarkas Shelly sambil melempar lap kanebo pada kepala Rendi yang tengah mengobrol dengan penghuni baru kosan sebelah.

"Yaelah bentar napa Shell, ga bisa liat orang asik aja" tukas Rendi dengan tenang masih menampakkan senyum manis pada penghuni baru itu.

"Buruan bantuin gue" pinta Shelly yang langsung menarik paksa tangannya kearah rumah.

Shelly mengambil kunci inggris yang sudah ditemukannya dan ia simpan diatas meja, lalu membawanya kearah dapur.

"Lama amat sih, basah ni baju" keluh Sean yang sebagian bajunya memanglah sudah basah.

Axel tak mau ikut campur urusan pertukangan karena dia sudah membagi tugas dengan Shelly, dan tugas dia adalah memasak sesuai keahliannya yang diturunkan dari sang nenek yang juga dia panggil momy.

"Tuh udah ada bala bantuan, dah ah gue balik lagi kedepan" ucap Rendi yang langsung dicegah Shelly.

"Enak aja. Lo bagian senterin sini, dodol, gak keliatan" sergah Shelly yang langsung menyodorkan senter padanya.

Sean menilik ekspresi Shelly yang bisa dia baca.

"Dah, beres. Kerjaan kek gini harusnya dikerjain cowok biar ada tenaganya" sindir Sean.

"Lah emang dikerjain cowok kan?" tukas Rendi yang melirik kearah Shelly.

"Kampret, lu" sarkas Shelly yang membuat Rendi terkikik lalu melengos kembali kearah luar.

Tampak gurat kecewa di wajah Shelly dengan bibir sedikit menggerutu yang gak jelas Sean dengar.

"Kalo suka tinggal bilang aja, gak usah dipendem gitu" celetuk Sean mengalihkan arah tatapan Shelly dari punggung Rendi.

"Sok tau" ketus Shelly.

tring

tring

Dering ponsel milik Sean terdengar. Sean segera merogoh saku celananya dan langsung menampakkan wajah panik.

"Gawat" gumamnya.

"Halo, nek" Sean menggeser tombol hijau setelah melancarkan tenggorokannya yang kering.

"Apa yang kamu lakukan, Sean? Baru nenek kasih kado ulang tahun seenaknya kamu rusakin?" raungan sang nenek memekakkan telinganya. Sean bahkan sedikit menjauhkan ponselnya dari telinga.

"Iya, maaf nek. Gak sengaja itu.. eh.. nenek tau dari mana?" heran Sean yang belum memberi kabar apapun perihal kecelakaan yang terjadi padanya.

"Berita kecelakaan beruntun ada dimana mana Seaaaan... terus itu, kamu berani nyembunyiin calon istri kamu dari nenek?"

"Mampus" batin Sean.

1 BAB LAGI SOREAN YAK, LAGI BEBENAH MAU PINDAHAN👌🏻

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!