NovelToon NovelToon

Aku Dan Tunanganku

Papa

Lagi-lagi lelaki tua itu tersenyum padaku, dan mengelus rambutku dengan halusnya, dia adalah papaku, orang yang sangat aku cintai, sosok yang selalu membuatku tegar di tengah hancurnya kehidupan ini.

"Nak... bagaimana sekolahmu?"

"Sekolah seperti biasanya Pa."

"Apa kamu banyak mendapatkan teman?"

"Banyak kok Pa," jawabku dengan sedikit keraguan, karna aku tidak mau berbohong pada papaku namun aku terlalu takut jika dia mengetahui aku di-bully di sekolahku.

"Baguslah kalo begitu, maaf kalo selama ini Papa tidak pernah bisa membahagiakan kamu, Nak," ucap papa dengan lirihnya dan rasa aneh di dadaku setelah mendengar ucapan papa itu.

Perbincangan singkatku dengan papa tak pernah kuduga bahwa saat itu adalah saat terakhir aku bisa mendengar suara papa.

Esok hari

"PA! PAPA!" teriakku di tengah keramaian jalan yang tidak menyadarkanku akan kehadiran banyak orang lagi.

"Mbak... tenang Mbak," terdengar suara seseorang yang sedang menghiburku.

"Hiks... hiks... Papaaaaaa"

"Sebaiknya segera dibawa ke rumah sakit terdekat Mbak."

Suara mobil ambulance terdengar dengan kerasnya dan melaju dengan cepatnya, membawa sosok orang tua yang sudah tersimpah begitu banyak darah dan robekan di belakang kepalanya. Ya... dia adalah papaku yang menghembuskan nafas terakhirnya di tengah jalan yang dilalui oleh berbagai macam kendaraan.

Tak pernah kusangka akan secepat ini ajal menjemput seseorang yang aku punya, seseorang yang sangat aku cintai dan kubanggakan.

Papaku adalah sosok yang luar biasa, aku tak pernah malu mempunyai orang tua sepertinya yang menarik becak ditengah jalan perkotaan yang begitu ramai, yang memiliki tubuh yang hanya dibalut tulang-tulangnya yang kelihatan mau keluar dari tubuhnya itu.

Dari kecil aku hanya memiliki papa, aku tidak tau siapa ibuku, dan aku pun tak menanyakan hal itu ke papa, aku tak pernah tau siapa keluarga besarku, yang aku tau aku hanyalah memiliki seorang papa yang sangat aku cintai.

Sesampainya di rumah sakit aku tak tau harus bagaimana lagi, aku tidak punya uang untuk membayar administrasi papa, dan untungnya ada seorang laki laki yang tampan dan mapan menolongku membayar biaya administrasi dan pemakaman papa, aku tak tau siapa dia, yang aku tau dia adalah sosok malaikat yang datang di hidupku, yang membantuku dengan senyuman manisnya.

Malam pun berlalu aku masih menitiskan air mataku di pemakaman papa, menceritakan berbagai kenanganku dengan papa, menceritakan bahwa aku selalu dibully disekolah, mereka selalu menyindir papa yang miskin dan mengolok olokku karna punya papa yang tidak bisa diandalkan, mereka hanya tidak tau betapa hebatnya papa dalam hidupku, menceritakan beban yang selalu aku tanggung dalam hidup ini didepan makam papa, aku tau papa sedih mendengarnya tapi aku tak bisa merahasiakan hal ini lagi pada papaku.

"Dengan nak diana?"

Suara yang berat itu mengejutkan ku dengan seketika.

"Iya, maaf sebelummnya Bapak siapa ya?"

"Perkenalkan saya Azra Firda,kepala sekolah dari sekolah Adisura Wisuna"

"Ada yang bisa saya bantu Pak?"

"Saya ingin mengundang nak Diana Gahari menjadi murid di sekolah saya dengan semua biaya ditanggung oleh sekolah."

"Maaf Pak... mungkin Bapak salah orang."

"Tidak Nak... sekolah kami memang ingin merekrut anak-anak berbakat seperti Nak Diana."

"Sekali lagi maaf Pak, saya tidak memiliki bakat apapun, dan sekolah itu terlalu tinggi buat anak seperti saya."

"Saya tau Nak bahwa kamu Diana Gahari adalah juara olimpiade fisika dan matematika tingkat internasional, jadi saya ingin kamu mendapatkan pendidikan yang lebih baik lagi Nak."

"Saya rasa saya tidak pantas menerima kebaikan hati Bapak."

"Kalo kamu merasa begitu, bagaimana setelah pulang sekolah saya memberi kamu pekerjaan untuk membayar sekolah dan kebutuhanmu?"

"Maaf Pak, saya rasa......."

"Jangan terburu-buru Nak, apakah kamu tidak mau menyelidiki kematian papamu? Yang terlihat begitu aneh?

"Dari mana Bapak tau keanehan kecelakaan yang menimpa papa saya?!"

"Hahahaha itu bukanlah kecelakaan Nak, karna tidak mungkin becak yang berjalan dengan pelannya itu bisa terpeleset dari jalanan yang tidak licin tersebut Nak, kecuali ada orang yang telah memodifikasi becak tersebut."

Seketika aku terhentak mendengar ucapan kepala sekolah itu.

"Apakah Bapak mau membantu saya mengungkap kebenaran tentang kasus kematian ayah saya?"

"Tentu Nak, jadi apakah kamu mau bergabung di sekolah saya?"

"Baik, tapi saya mau Bapak menepati kata kata bapak tadi, saya tidak mau tinggal dan sekolah gratis saja, saya tetap mau bekerja demi mengganti fasilitas yang Bapak berikan pada saya, dan tentunya melunasi utang saya pada laki laki tadi."

"Laki-laki siapa Nak?"

"Laki-laki yang membantu saya mengurus biaya administrasi dan pemakaman papa tadi."

"Hmm, apakah kamu ingat ciri-ciri orangnya?"

"Kira-kira seumuran sama saya dan tinggi sekitar 175 cm, kulit putih, alis mata tebal, bibir tipis dan rambutnya hitam dengan garis 1 cm dari kepala Pak."

Melihat ekspresi pak kepala sekolah yang terkejut dan tersentak menandakan dia tau siapa orang yang membantuku.

"Eh sebaiknya kamu tidak perlu berurusan lagi dengan dia Nak!"

"Kenapa Pak?"

"Kalo kamu tetap ingin hidup aman, sebaiknya kamu lupakan saja tentang dia."

"Tapi dia sudah menolong ku Pak!"

"Kalo begitu biar bapak yang melunasi hutangmu padanya, dengan memotong gaji kerjamu."

"Walau begitu saya tetap harus berterima kasih dengan dia, Pak."

"Terserah kalo kamu bersikeras ingin bertemu dia, tapi saya tidak menjamin kehidupanmu kedepannya."

"Siap Pak!" Walaupun aku masih bingung dengan maksud dari perkataan Pak Azra tentang jaminan hidup ku kedepannya.

"Sepertinya kamu sudah semangat lagi."

"Ini semua berkat Bapak, terima kasih banyak Pak."

"Baiklah, bisa kita pergi ke asrama sekolahmu sekarang?"

"Saya izin pamit sama papa dulu Pak."

"Saya akan tunggu kamu di depan mobil sana."

Aku langsung mengangguk setelah mendengar ucapan Pak Azra.

"Pa... Ana pamit dulu ya pa, Ana akan selalu doain dan kunjungi papa kok, Ana akan jadi anak baik dan jaga diri, jadi papa tenang aja Ana pasti baik baik saja kok, kalo gitu Ana pamit dulu pa, Ana janji bakal nemuin orang yang menyebabkan ini semua pa, semoga papa tenang di sana ya pa."

Aku pergi menjauh dari makam papa dengan air mata yang tak pernah berhenti menahan rasa sakit dan sedihku kehilangan orang satu satunya dalam hidupku.

"Sudah siap memulai hidup yang baru Nak Diana?" tanya pak kepsek yang menyadarkanku dalam lautan tangisanku.

"Siap Pak! Mohon bimbingannya!"

Pak kepala sekolah tersenyum mendengar jawabanku dan mengelus lembut kepalaku dengan rasa kasih sayangnya membuat ku teringat kembali akan kehangatan tangan papa.

Aku tidak lagi balik ke rumah kontrakan dan ke sekolah lamaku, karna biaya tunggakan kontrakan dan administrasi perpindahan sekolah sudah diurus oleh pak Azra kepala sekolah baruku, dan aku cukup tenang karna di rumah itu memang tidak ada barang barangku maupun barang papa,yang ada hanyalah baju bekas, robek, dan kumal yang tak bisa lagi dipakai dan becak papa juga sudah terbakar akibat kecelakaan itu yang aku punya hanyalah foto berdua dengan papa dan kalung bernama Diana yang diberi papa dari kecil kepadaku yang pastinya selalu kubawa kemanapun.

Semuanya Dimulai dari Sini

Suasana baru....

Aroma baru....

Pakaian, ruangan, dan semua hal yang benar benar berbau baru dalam hidupku.

"Ceritaku akan dimulai dari sini, dari titik awal ini, jadi aku harus berusaha dan jangan pantang menyerah!" kata kata yang keluar dari mulutku sendiri untuk menyemangati kisah ku depannya

Sehabis perjalanan panjang dengan kepala sekolah akhirnya aku sampai ke Asrama sekolah ini, setelah mengantarku ke asrama pak azra langsung pulang ke kediamannya dan menyuruh ku segera masuk ke asrama, karna akan ada pelayan yang akan mengantarku ke kamarku, maklum kalo diasrama ini ada pelayannya karna Adisura Wisuna adalah sekolah terbaik dibenua Asxia ini, dengan banyaknya murid pertukaran pelajar dan murid negara lain di sekolah ini.

"Selamat datang Nona Diana Gahari di asrama putri Adisura Wisuna!!" sambutan hangat itu membuatku terpana baru kali ini rasanya aku disambut dengan senyuman tulus oleh sekelompok pelayan berbaju maid dan sederet satpam asrama.

"terima kasih semua, mohon bimbingannya" jawabku dengan ekspresi tercengang.

"baiklah nona Diana, apakah nona mau langsung beristirahat?" tanya seorang maid padaku.

"oh tentu" jawabku dengan masih tercengang akan luar biasanya sekolah ini.

Maid itu mendampingiku sampai ke kamar ku dan menyiapkan air hangat untuk mandi dan pakaian bersih serta makan malam untukku.

"terima kasih kak maid" maid itu tersenyum mendengar ucapanku.

"jika nona butuh bantuan, nona bisa memanggil saya"

"oh iya kak maid, nama kakak siapa?"

"perkenalkan nama saya Asery Nazuko, senang berkenalan dengan nona"

"boleh saya memanggil kakak,dengan sebutan kak Asery? dan bisakah kakak memanggil saya dengan Diana?"

"tentu nona Diana"

"DIANA kak"

"maaf saya lancang, baiklah diana"

"oh iya kak, disebelah saya kenapa kosong ya kak?"

"owh itu karna teman sekamar diana akan datang besok"

"oh gitu kak, terima kasih kak"

"untuk perlengkapan sekolah besok sudah tersedia dilemari, saya permisi dulu diana, selamat beristirahat semoga bermimpi indah" lalu kak Asery pergi meninggalkan kamarku dengan senyuman manis diwajahnya yang cantik itu.

esok harinya...

06.30

Aku pergi meninggalkan asrama menuju sekolah tentunya sesudah sarapan masakan kak asery dan kakak maid lainnya yang tidak mau dibantu olehku.

Aku langsung pergi ke gedung kepala sekolah untuk menemui pak azra.

"bagaimana keadaan nak diana sekarang?" tanya pak azra.

"sudah mendingan pak, bagaimana dengan pekerjaan saya nanti pak?"

"maaf nak diana, bukannya saya melanggar kesepakatan dengan nak diana, tapi dengan mempertimbangkan aturan disekolah ini yang melarang siswanya untuk bekerja part time, bisakah nak diana mengajukan syarat lainnya?"

"maaf pak, tapi hanya itu yang bisa saya fikirkan saat ini"

"kalo begitu bagaimana kalo nak diana belajar dengan giat saja? mengikuti berbagai olimpiade untuk mengharumkan nama sekolah ini dan bekerja di Perusahaan teman saya setelah lulus nanti?"

"bukankah kandidat untuk perlombaan olimpiade disekolah ini lebih bermutu dari saya pak?"

"makanya nak diana harus rajin berlatih demi beasiswa yang saya berikan pada nak diana dan demi perjanjian yang telah kita sepakati sebelumnya"

"baik pak saya akan berusaha"

"semoga nak diana betah disini

kalo gitu,saya akan panggil kan wali kelas nak Diana dulu"

"baik pak"

Sehabis mengobrol tentang pengalaman awalku diasrama wali kelasku pun datang menjemputmu di ruang kepala sekolah

"permisi pak"sapa wali kelasku ke pak kepala sekolah

"buk Navi,ini adalah anak baru yang saya bicarakan sebelumnya"

"baik pak,karna sebentar lagi bel masuk akan berbunyi maka saya pamit ke kelas dulu,ayo diana"ajak buk navi wali kelasku

"saya pamit dulu pak"pamit ku ke pak kepala sekolah

Aku berjalan menelusuri koridor yang bersih dan besar menuju kelas ku bersama buk Navi,karna aku masuk sekolah di pertengahan semester,jadi bisa dibilang aku belum menguasai terlalu banyak pelajaran di sekolah elit ini dengan mempertimbangkan pelajaran di sekolah dulu ku yang di kampung

selama berbincang di koridor buk Navi menyaranku agar ikut belajar tambahan bersamanya sehabis jam pulang sekolah

sesampainya di kelas ku

"ohayou gozaimasu minna san"sapa buk navi dalam bahasa jepang kepada murid muridnya

*artinya translate aja*

"ohayou sensei"balas muridnya

"baik anak anak,pagi ini kita kedatangan 2 murid baru dikelas ini"

seketika aku tersentak mendengar ucapan buk navi,setau ku hanya aku yang dari tadi berjalan sama buk navi,lalu siapa satu lagi?

"se...se... selamat pagi!!!"teriak seorang siswi dengan napas ngos ngosan di kelasku

dia langsung jadi pusat perhatian akibat ulah dan tindakannya

"ehm... baiklah,diana silahkan perkenalkan dirimu dalam bahasa Jepang"

"watashi wa Diana Gahari,Diana to yonde kudasai,douzo yoro shiku onegaishimasu"

*artinya cari sendiri*

"douzo"jawab teman teman dikelasku

"selanjutnya kamu yang ngos ngosan silahkan perkenalkan diri dalam bahasa Inggris"ujar buk navi pada gadis disebelahku yang berlari ngos ngosan tadi

"i'm Nadia wildan,you can call me Nadia,thank you"

"baiklah Diana dan Nadia silahkan duduk di dua kursi kosong belakang sana"

Lalu pelajaran pun dimulai,awalnya kupikir pelajaran yang diajarkan disini terlalu sulit tapi syukur lah tidak sesulit yang aku bayangkan

Jam istirahat datang....

itu adalah saat yang selalu aku benci karna pada setiap jam istirahat aku akan selalu dibully,dilempari batu dan sampah makanan anak anak dan disiram air toilet

tapi saat ini.....

"hay diana!! kantin bareng yuk!"sahut suara yang mengejutkanku

"hy diana,aku Aurel"sapa gadis yang duduk didepan ku

"hy diana,gue kinda!"sapa gadis yang duduk di serong kiriku

"gue azila,dan gue adalah ketua kelas ini"sapa gadis yang duduk dikursi paling depan yang menyusul ke tempatku

"dan gue nadia!!hehheeh,senang berteman dengan kalian semua!!!!!"sorak gadis ngos ngosan tadi yang malah duduk dikursi sebelahku

"hy semua"sapaku pada mereka

lalu kamipun ke kantin bersama,karna disekolah ini hanyalah berisi anak orang kaya dan anak beasiswa berprestasi,semua fasilitas disekolah ditanggung oleh pihak sekolah dan makan dikantin pun gratis karna masih merupakan fasilitas sekolah

selama makan kami berbincang bersama sama tentang struktur sekolah dan orang orang populer disekolah ini,namun setiap melihat sekeliling aku masih belum menemukan laki laki itu yang telah menolong membayar biaya administrasi dan pemakaman papa,hingga akhirnya bel masuk pun berbunyi

setelah melalui banyak pelajaran tiba lah saatnya aku belajar tambahan kembali bersama buk navi

hari hari yang kulalui satu hari ini terasa sangat cepat tapi melelahkan, aku langsung balik ke asrama setelah belajar tambahan dan saat membuka pintu kamar.....

"ehhhhhh!!!!!! Diana!!!!!!!!!!"sorak seorang gadis dengan kerasnya yang pasti kalian sudah tau siapa dia

"berisik tau!"bentakku padanya

memang sudah kuduga bahwa teman sekamar ku adalah dia,karna murid baru selain aku memang hanya dia

"ih...gue gak nyangka lo kita sekamar hahahahah"tawanya dengan sangat bahagia

"hahahah...iya"tawaku dengan ke paksa

"oh iya Diana...gue mau tanya nih,lo masuk sekolah sini karna ada Masalah dengan sekolah sebelum nya ya?"

"haaa????!!!!"kejutku heran

"ya kayak gue,dulu gue sekolah di Indo,tapi karna orang nya ngebosenin gue pindah ke Cina,lalu sama aja ngeboseninnya gue pindah ke Thailand,habis itu sekolah di Autralia lalu pindah ke Amerika, Habis tu dipindahin ke Belanda,ada masalah lagi pindah ke Jerman,karna gue gak suka Jerman dipindahin ke Inggris habis tu pindah lagi ke Perancis karna bosan gue pindah ke Arab,sebab panas gue sekolah di Korea,karna orangnya putih semua gue jadi minder pindah ke Jepang tapi karna masih sama kek Korea gue pindah ke India tapi karna kulit orang orangnya terlalu matang gue pindah ke Swiss,tapi karna bosan ujung ujungnya gue mau sekolah di indo aja"

"......"wajahku terdiam tanpa ekspresi,ternganga akan telah banyaknya negri yang dia jelajahi,kuambil bantal dan kulemper sekuat tenaga padanya karna saking kesalnya akan kehidupan mewahnya yang dia foya foyakan

"adududududuh"

"rasain!hahahahahah"tawaku saking bahagianya karna amarahku terlampiaskan

"mau ngajak perang bantal ya?!ayuk!!!!"

kami saling melempar bantal dan tertawa bersama hingga akhirnya tanpa sadar kami sudah tertidur pulas

Itu Dia!!

Malampun berlalu dan lelah kemaren sudah terobati dengan suasana baru lagi

Kali ini aku tidak pergi sendiri ke sekolah,tapi ditemani oleh gadis bar bar ini,ya siapa lagi kalo bukan dia si gadis ngos-ngosan

"din...din....diana!!!!!"teriak nadia di tengah gerbang sekolah yang dilewati oleh banyak murid dan guru

"a..apa sih,lo bikin malu aja"bisikku dengan pelan karena saat ini kami jadi pusat perhatian akibat gadis brengsek ini

"ya siapa suruh lo ngelamun sendiri dijalan, mikir apa sih?"

"bukan urusan lo"aku berlari meninggalkan nadia karna saking malunya

Sesampainya di kelas Aku membuka buku pelajaran yang telah ku ambil sebelumnya di ruang kepala sekolah,sambil menanti bel masuk dibunyikan

Pengumuman untuk seluruh siswa siswi dan guru agar segera berkumpul di aula sekolah

suara speaker yang keras itu membuat semua guru dan murid berkumpul di aula,aku pun mengikuti mereka

suara bisik bisik disekitar ku mulai terdengar,mereka bingung tentang pertemuan yang tidak dijadwalkan ini,lalu dari mimbar muncul seorang anak laki laki yang seketika membuat mataku terpana akan kemunculannya dengan tiba tiba

"DIBERITAHUKAN KEPADA DIANA GAHARI AGAR SEGERA NAIK KE MIMBAR"

mendengar namaku disebut secara refleks aku langsung naik ke mimbar

"ada apa?"tanyaku heran ke dia

"PERKENALKAN SEMUANYA DIA ADALAH ADIKKU DIANA GAHARI,BAGI KALIAN YANG CARI MASALAH DENGAN ADIKKU AKAN LANGSUNG BERURUSAN DENGANKU"

aku terkejut mendengar ucapannya tadi,tiba tiba dia memberi tahukan Kepada semua orang bahwa aku adalah adikknya tanpa meminta keterangan dulu kepadaku

semua orang pergi dari aula dan kembali ke kelas masing masing

"maaf,saya tau anda telah membantu saya,tapi bisakah anda bersikap tidak lancang kepada saya?"

"dari mananya tindakan lancang gue ke adik gue yang cantik dan pintar ini?"

"didepan semua orang anda mengatakan bahwa saya adalah adik anda,tanpa memberi pernyataan dan bukti terlebih dahulu kepada saya"

"kalo begitu maafkan gue,perkenalkan gue Abelio Aginanda calon penerus dari keluarga Aginanda dan kakak kandung dari Diana Aginanda"

"maaf sepertinya anda salah orang,saya Diana Gahari bukan Diana Aginanda"

"tinggal dengan seorang laki laki paruh paya sejak kecil,tidak mempunyai ibu,tinggal di kontrakan kumuh,selalu dibully disekolah karna kemiskinan,bekerja mencari botol botol bekas setiap pulang sekolah"

"dari mana anda tau semuanya?"tanyaku dengan ekspresi terkejut akan pernyataannya

"gue tau semuanya karna gue adalah kakak lo"

"saya hanya memiliki satu orang keluarga dan dia adalah papa saya yang telah meninggal akibat kecelakaan"

"kecelakaan???hahaha pikiran lo terlalu sempit,kalo itu kecelakaan bukankah seharusnya lo juga sakit dan patah tulang?,kenapa hanya papa lo yang meninggal sedangkan lo baik baik saja??"

"karna pada saat becak papa terasa aneh,papa mendorong ku keluar dari becak"

"kalo gitu bukankah seharusnya papa lo sudah tau kerusakan becaknya?dan kenapa masih nekat membawanya ke tengah jalan raya?"

"papa tidak ada uang untuk memperbaiki becaknya dan pada saat itu papa buru buru mengantarku ke sekolah karna aku akan mengikuti ujian untuk olimpiade fisika"

"bukankah papa lo sudah tau kerusakan becak itu dari awal dan berniat mau mati bersama lo?"

"ngomong apa sih"

"hahahaha bukankah lo hanya tidak bisa menerima fakta keburukan sesungguhnya dari papa lo?"

"maaf saya tidak ada urusan dengan anda,dan uang anda akan saya ganti secepatnya,permisi"aku pergi meninggalkan dia,tapi....

laki laki itu meraih tanganku dan memelukku dengan eratnya,meneteskan air matanya dan ekspresi wajah sedih nya yang menurutku tidak dia buat buat,entah kenapa pelukannya terasa hangat untukku membuatku nyaman dan tenang didalam pelukannya

"maafkan kakak dek,maaf kalo kakak terlambat menjemput mu,maafkan kakak yang tidak bisa melindungimu saat perampokan dulu,sekali lagi maafkan kakak"lirih suaranya menggema dalam telingaku membuatku tak bisa menahan kepedihan hati ini

kulepas pelukan ku dengan nya

"Perampokan apa?"

"dulu,saat kamu masih berusia 4 tahun dan kita kabur untuk pergi bermain ke taman kota,ada kasus perampokan yang terjadi di bank dekat taman dan pada saat kawanan perampok itu mau melarikan diri dia mengambil seorang anak sebagai sandera,itu adalah kamu,kakak mencoba melindungimu tapi sandera itu menggoreskan pisau ke punggung kakak dan membuat kakak pingsan,pada saat itu kakak menyesal mengajakmu ke taman kota,lalu kakak di larikan ke rumah sakit dan saat kakak sadar kamu sudah tidak ada,mama menceritakan bahwa kawanan perampok itu telah berhasil ditangkap polisi,tapi sayangnya perampok yang menyanderamu melarikan diri,mama dan papa terus memerintahkan orang orangnya untuk mencarimu namun kamu tetap tidak ditemukan,hingga 6 bulan setelah kehilangan mu mama mengalami kecelakaan tabrak lari dan meninggal ditempat,saat itu papa sangat syok karna setelah kehilangan putri kesayangannya dia juga kehilangan istrinya,selisih berapa minggu papa meninggal dunia karna syok berat yang dialami papa,perusahaan diurus oleh adik perempuan papa dan setelah itu kami memutuskan menghentikan pencarianmu,setelah itu kakak melanjutkan belajar di amerika dan saat kakak cuti liburan dari sekolah kakak melihat kecelakaan diseberang jalan dan saat melihat korban kakak teringat akan wajah perampok yang menculikmu dulu,lalu kakak memastikan data data tentang dia dan seorang anak tanpa ibu yang diasuhnya,kakak jadi tau bahwa itu adalah kamu,kakak segera menyusulmu kerumah sakit dan mengurus biaya orang yang telah merampas hidupmu selama ini sekaligus orang yang telah merawatmu selama ini"

"tapi kenapa aku tidak ingat semua hal itu sama sekali kak?"

"mungkin karna trauma yang kamu alami membuatmu hilang ingatan"

"tapi aku masih tidak mengerti kak,,kenapa papa mau membesarkanku,kenapa dia tetap memberiku nama diana dan memberikan kalung ini padaku?"

"saat mencari riwayat perampok itu,kakak mengetahui bahwa dulu perampok itu memiliki seorang anak yang ditabrak lari dan meninggal dunia,jadi perampok itu hanya tinggal sebatang kara dan istrinyapun sudah meninggal disaat dia melahirkan anaknya,jadi karna putus asa,dia dipecat dari pekerjaannya dan disuruh oleh sekelompok orang yang tidak dikenalnya untuk merampok di bank bersama"

"tapi aku masih tidak percaya kalo papa seperti itu kak"desahku dalam deraian air mata yang tak henti hentinya

"itulah kenyataan yang harus kamu terima dek,jadi saat ini maukah kamu tinggal dengan kakak?menjalani hidup baru bersama?"

"maaf kak,aku akan tetap tinggal di asrama karna masih banyak hal yang harus aku lakukan"

"tapi dek..."

"aku sudah biasa hidup mandiri kak, jadi kakak tidak usah cemas,karna juga ada hal yang harus kubahas bersama pak azra"

"kalo itu keinginanmu baiklah,tapi maukah kamu pulang kerumah kita sebentar saja?melihat kenangan yang kamu miliki dulu,dan pergi ke makam mama dan papa?"

"baik lah kak,aku siap siap dulu"

jam pelajaran pun kami habiskan dengan melihat kenangan lamaku,pergi kepemakaman mama dan papa kandungku

"ma...pa...abel telah menemukan diana"

"mama...papa....makasih selama ini telah mencari diana,makasih atas kasih sayang yang pernah kalian berikan pada diana"

kami meletakkan bunga dimakam papa dan mama lalu aku minta diantarkan ke pemakaman papa yang selalu bersamaku selama 13 tahun ini

sesampainya dimakam papa

"halo pa...aku sudah tau semuanya,tapi aku tetap tidak bisa membenci papa,papa telah mengajarkanku arti hidup,papa telah mengisi kekosongan hatiku,papa telah mengajarkanku caranya bangkit ditengah keterpurukan yang kelam,apa yang sebelum dan sesudah perampokan itu aku bisa memaafkan papa,dan aku janji akan mencari tau dalang dibalik semua kejadian ini,aku pamit dulu pa"

"halo om saya abel kakak dari diana dan saya adalah orang yang dulu om gores dengan pisau yang sampai saat ini goresan itu masih membekas dipunggung saya,om adalah orang yang menghancurkan keluarga saya,tapi terima kasih karna om telah menjaga adik saya dengan baik,hahahah lucu bukan om?setelah om menghancurkan keluarga saya tapi saya malah berterima kasih pada om,tapi ntah kenapa saya tidak bisa membenci om,karna saya tau om bukanlah orang jahat,saya tau disetiap kejadian yang kami alami selama ini didalangi oleh musuh keluarga saya,jadi saat ini saya yang akan merawat diana ,om tenang saja saya pasti akan membahagiakan adik saya"

"makasih kak"

"untuk apa?"

"makasih karna kakak tidak marah marah dimakam papa,makasih karna kakak menghargai papa,makasih karna kakak tidak menganggap papa adalah orang jahat"

"karna orang yang sayang pada kamu akan kakak hormati"

kakak merangkul dan memelukku di dalam tangisan ku dipemakaman ini untuk ke 2 kalinya,di mengelus lembut rambutku

setelah itu kami pamit kepada papa dan kembali ke sekolah

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!