Di malam itu...
Srekk!!
Srekk!!
Srekk!!
Hosh Hosh Hosh..
Nafas seseorang terdengar memburu, bersamaan dengan langkah kakinya yang terus bertambah cepat.
Sebuah bayangan hitam terus mengikuti dia di sepanjang perjalanan kelam di penuhi ketakutan yang membayang di dalam hutan belantara.
Namun makin lama kakinya makin lemah, dan semakin lambat dalam melangkah. Seolah ada sebuah kekuatan yang menarik kaki dia secara paksa dan kemudian...
Brakk!!
"Arkh!!"
Sang wanita terjatuh dan berhasil terjebak dalam semak belukar..
Ssshhhh...
Suara itu..
Mendadak suara itu terdengar di telinganya, dan makin lama serasa makin dekat!
"Ular!" ucap wanita itu bercampur dengan ketakutan yang menyebabkan seluruh tubuhnya bergetar hebat di iringi kucuran keringat yang membasahi seluruh badannya.
Di tengah kegelapan malam yang semakin mencekam itu, sang wanita hanya berusaha keluar dari hutan itu sendirian.
Entah apa yang di cari oleh wanita bergaun putih itu hingga di malam hari yang di penuhi ketakutan itu, dia bahkan masih saja memilih untuk masuk ke dalam hutan belantara.
Namun...
Ssshhh..
Suara ular itu semakin terdengar begitu dekat..
Dan...
"Arkh!" pekik sang wanita setelah menyadari kepala ular yang hampir mematuk bagian kakinya.
Dia mundur, dan terus saja mundur, hingga kejadian yang tidak pernah dia duga sebelumnya, terjadi begitu cepat!
Ssshhhh..
Ular itu menjauh, tatkala sebuah asap hitam mengerubungi dirinya dan wanita itu, hingga membuat seluruh permukaan langit yang sepi tanpa rembulan maupun bintang tersebut semakin tidak terlihat.
"Tidak!! jangan mendekat!!" ucap wanita itu penuh ketakutan.
Makin lama, asap yang menggumpal itu, mendadak berubah menjadi sesosok pria berjenggot tebal, dan berpakaian serba hitam.
"Haha! kamu mau lari dariku?" ucap sang pria pada wanita yang tergeletak di tanah berlumpur itu.
🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂
Sementara, di bagian hutan yang berjarak sekitar sepuluh kilo meter dari wanita itu, segerombolan manusia terlihat membawa penerang api biasa ( obor ), sambil terus melihat dan mencari seseorang.
Iya!
Mereka tengah mencari wanita itu..
Wanita yang sedang berada antara hidup dan matinya..
"Martha???" teriak sang suami berusaha menemukan istrinya.
🍂🍂🍂🍂🍂🍂
"Jangan sentuh aku! jangan lakukan apapun padaku, aku mohon!!" wanita itu memohon pada sang pria sambil terus berusaha mundur.
"Serahkan apa yang kamu dapat di tangan kamu!"
Menyadari sang pria yang hendak mengambil apa yang ada di tangannya, buru-buru Martha menyembunyikan sebuah cincin ke dalam dekapannya.
Seolah cincin bermata mutiara yang dia pegang saat itu adalah cincin paling berharga baginya.
"Martha!!!"
Namun teriakan para manusia yang semakin mendekat, memaksa sang pria harus menjauh, melupakan apa yang dia tuju pada wanita itu!
"Sial!!"
Tak lama kemudian, wujud pria yang terlihat gahar, perlahan mulai berubah menjadi asap yang sama, dan mulai bergerak menjauh dari tempat itu.
Woshh!!
Dan akhirnya berlari menjauh dari tempat tersebut.
"Martha??" sang suami akhirnya berhasil menemukan istrinya yang sudah terkulai lemas.
"Martha!?" merengkuh istrinya.
"Tan Ash!? aku ingin pulang..."
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Beberapa hari kemudian, sang wanita sudah mulai membaik.
Dia mulai bicara pada suaminya tentang sebuah permata yang ia temukan di sebuah tempat keramat di atas pegunungan.
"Aku tidak mau mendapat masalah akibat barang yang tidak sengaja aku temukan ini.." ucap Martha sambil menunjukkan sebuah mutiara yang bersinar di atas telapak tangannya.
Tan Ash, pria yang sangat gagah tersebut akhirnya menuntun sang istri untuk membuat sebuah keputusan dalam menghadapi situasi ini.
"Kau akan menyembunyikannya di sebuah tempat, tempat yang tidak akan mudah di jangkau oleh siapapun, dan tempat itu, hanya kamu dan orang yang terpilih saja yang bisa masuk ke dalamnya. Tidak ada yang bisa masuk ke dalam sana, kecuali kamu dan seorang gadis di masa depan yang telah terpilih untuk menjaga mutiara ini."
"Seorang gadis?!" tanya Martha dengan bingung.
"Iya! aku menemui peramal yang hebat, dan dia mengatakan, akan ada sebuah bencana yang di sebabkan oleh datangnya seorang gadis di masa depan. Anak kita yang akan mengalami masa itu!"
Setelah lama memikirkan persoalan tempat persembunyian mutiara yang tepat tersebut, akhirnya mereka berhasil tiba di laut lepas.
Dengan bermodal perahu kayu yang bisa saja tenggelam kapanpun akibat badai besar di sana, mereka memberanikan diri untuk masuk ke dalam badai besar yang menyebabkan gelombang pasang tersebut, dan mulai melakukan rencana mereka berdua.
"Hanya kamu yang bisa masuk ke dalam sana, maaf Martha, aku tidak di perbolehkan masuk ke lautan ini, ada perjanjian yang tidak bisa aku langgar." Ucap Tan Ash sambil terus memegang kedua tangan Martha penuh kesedihan.
"Masuk ke dalam sini, berarti aku hanya punya dua pilihan saja, satu mati sebelum aku muncul di permukaan, dan kedua, mati setelah aku tiba di permukaan, tolong jaga anak kita berdua, Tan Ash."
"Aku janji!! maaf tidak bisa menolongmu!!"
Perlahan namun pasti, Martha mulai menceburkan dirinya ke dalam lautan lepas, di antara gelombang pasang yang tinggi.
Hingga dia menemui sebuah kerang di dasar lautan, dan memilih menyimpan mutiara tersebut di dalam sana.
Namun sebuah keajaiban terjadi!
Mendadak sebuah cahaya seolah menuntunnya untuk kembali ke permukaan, dan terus menyiratkan sebuah suara di telinga Martha.
"Ratu tidak membencimu, Ratu Laut hanya memberi hukuman pada suamimu, kembalilah kepada suamimu, dan kami akan menjaga mutiara ini, sampai gadis itu sendiri yang menemukannya.." suara itu selalu mengiringi dirinya selama naik ke permukaan.
Seolah semuanya tidak nyata, dia akhirnya berakhir selamat dan bisa kembali kepada Tan Ash, suaminya..
Hiks hiks hiks..
Sesampainya dia di permukaan, dia melihat sang suami yang tengah menangisi dirinya.
"Tan Ash!" panggilnya dengan lembut, membuat Tan Ash menoleh, dan langsung menarik dirinya ke dalam perahu.
"Martha!?" matanya berkaca-kaca, seolah tidak sanggup melihat istrinya yang telah di selamatkan oleh Ratu Laut.
Memeluk dan saling menangis dalam pelukan tersebut..
Namun..
Itu hanya sebentar saja..
Bayangan yang sama di malam itu, mendadak terbang dan menggumpal di atas perahu mereka.
Dan mulai berubah separuh manusia dengan begitu nyata.
"Lucas!?" ucap Tan Ash pada pria yang telah berada di perahu kecil mereka.
"Di mana kamu sembunyikan mutiara itu!?" tanya Lucas sambil mencengkeram leher Tan Ash.
"Mimpi saja jika ingin kamu tahu!!" jawab Tan Ash menolak memberi tahu.
Merasa mulai mengenal tempat ini, akhirnya Lucas memiringkan senyuman.
"Oh! kau membawanya pada Ratu Laut!!"
"Kau tidak akan bisa ke sana! kau sudah bukan keluarga Ratu Laut lagi semenjak dunia kamu menjadi hitam!"
"Kau melawan aku Martha!??" amarah mulai tidak terkendali.
Hiyaaa!!
Perlahan, tubuh Martha terangkat ke atas, bersamaan dengan amarah Lucas yang tidak bisa mereda!
"A! Ak!" leher tercekik.
"Martha!!" tertahan di tangan Lucas.
Dan kemudian..
Blam!!
Tubuh Martha di banting dan membuat sebuah senjata milik Tan Ash berhasil menembus bagian perutnya.
"Martha!!!!"
"Hahahaha... ini akibatnya kalau kamu mau melawanku!!!"
Melepas cengkeraman tangannya di leher Tan Ash, dan berubah kembali seperti asap.
Pergi!!
"Martha!!!!!!!!!"
Hai hai hai 🤗🤗🤗
Ada yang suka genre Non-Human di sini kah?
Ini author nya lagi latihan nulis genre tersebut, 😁😁
Jadi mohon di tengok, jangan lupa di kasih jejak dan komentarnya ya 🤗🤗🤗
Terima kasih 🙏🙏🙏
Empat Ratus Tahun Kemudian...
🥳🥳🥳🥳🥳🥳🥳🥳
Semarak Tahun Baru.....
Wohoooooo!!!
Duarr!!
Duarrr!!
Duarrrr!!
Seorang gadis muda dengan beberapa sahabatnya tengah meramaikan suasana tahun baru di sebuah alun-alun kota dengan ribuan pengunjung bersemarak pula di sana.
Detik berganti menjadi bulan dan tahun yang baru beberapa saat lalu, dan seketika, suara kembang api menyemarakkan suasana di kota tersebut menjadi begitu meriah.
Seluruh dunia merayakan malam ini dengan penuh bahagia dan suka cita.
Tak terkecuali gadis muda yang di malam itu memilih untuk pergi dengan sahabat-sahabatnya, oh! mungkin lebih tepatnya, pacarnya mengajak dia untuk pergi bersama.
Andrea!!
"Kau menyukainya sayangku?" tanya sang kekasih yang kini tengah beradu dekat dengan wajahnya.
Wanita itu mengangguk saja sambil membersitkan senyuman lebar di bibir Andrea.
"Aku suka.." ucapnya dengan sangat bahagia..
"Kau pasti akan menyesal kalau memilih menuruti ayah kamu tadi sore.."
"Ya! kau benar.."
"Aku mencintai kamu.." dan kata-kata itu, seolah dengan mudahnya membius hati dan jiwa sang Andrea yang begitu lemah di hadapan Gilbert. Pria yang dia pacari lebih dari satu bulan lamanya, dan terkenal king Casanova, namun memiliki ketampanan yang luar biasa di kampusnya.
Cup!
Kecupan yang Gilbert ambil secara diam-diam pada bibir manis Andrea sekarang rupanya berhasil membuat Andrea terpaku di sana.
Sementara, beberapa sahabat tidak ada yang menghiraukan apa yang Andrea lakukan dengan Gilbert di antara mereka. Mereka hanya terus bersorak meramaikan suasana datangnya tahun baru, yang sejujurnya, bagi Andrea, adalah tahun penuh petaka!
🍂🍂🍂🍂🍂
Cittt!!
"Sampai jumpa besok.." ucap Gilbert sebagai tanda perpisahan mereka berdua untuk malam ini.
"Ya! bye.." tersenyum penuh kegembiraan.
Tak lama setelah itu, mobil Gilbert terlihat menjauh dari depan rumah Andrea yang mewah nan terlihat begitu mencerminkan keluarga kaya.
Dengan tersipu malu, akhirnya Andrea memilih untuk masuk dan mengendap-endap.
Dia pergi ke alun-alun bersama sang kekasih di malam itu, tanpa izin dari kedua orang tuanya. Mana bisa dia seenaknya pulang tanpa rasa cemas.
Klik!
Pintu di tutup dengan perlahan kembali setelah dia berhasil memasuki rumah tersebut.
Dia berjalan di tengah-tengah kegelapan, karena lampu di rumah sudah di matikan semua, jadi sekarang, semuanya terlihat agak menakutkan.
Tapi sejujurnya tidak ada hal yang lebih menakutkan selain ocehan sang ayah garangnya.
Andrea berjalan menyusuri lantai keramik, dan berusaha untuk tidak terdengar sama sekali.
Namun...
Glekk!!
Mendadak lampu di seluruh ruangan menyala, menyemburatkan seluruh cahaya terang di sepanjang ruangan.
"Ayah?!!" kagetnya, tatkala melihat sang ayah yang berada tepat di sisi sakelar.
"Ayah? kenapa ayah belum juga tidur?" tanya Andrea berusaha mengalihkan suasana kecanggungan di antara mereka.
"Gilbert lagi? hahh?!!!" tanya sang ayah pada Andrea dengan penuh penekanan.
"Ayah, maafkan Andrea ayah, Andrea hanya.."
"Banyak omong!!! apa yang sudah ayah katakan padamu? Gilbert bukan anak baik-baik!! kamu bisa saja hanya di manfaatkan oleh anak itu saja!! jangan dekati anak itu!! ayah tidak suka!!"
Mendengar emosi ayahnya yang mulai tidak terkendali, justru malah membuat Andrea merasa kalau ayahnya memang berlaku tidak adil pada hidupnya.
Dengan air mata yang terus berderai membasahi pipi, Andrea akhirnya berusaha bangkit, dan kemudian mencoba untuk membela haknya!
"Ayah! Ayah memang selalu menyalahkan setiap laki-laki yang dekat dengan Andrea!! ayah memang selalu melihat mereka dengan tatapan buruk! dan Andrea tahu, bukan Gilbert yang salah di sini, tapi ayah yang selalu berpikir negatif dengan dia!!"
"Kamu berani menjawab?" mengangkat tangan, hendak memukul anak gadisnya.
Namun sang istri mendadak datang, dan mencoba untuk melerai pertengkaran mereka.
"Ayah! tidak, jangan pukul anak kita!" ucap sang ibu.
"Kenapa memangnya? apa kalian sungguh tidak sanggup memukul aku? apa kalian masih menyayangi aku? aku juga butuh kebebasan! sama hal nya seperti anak gadis lain yang bisa berpacaran dengan laki-laki yang dia cintai, tapi aku.. ayah sama sekali tidak bersikap adil padaku!!"
Lepas dia mengungkapkan seluruh isi hatinya, dengan cepat Andrea berjalan menuju kamarnya, lalu berbaring di atas ranjang.
Dia terus menangis, meratapi nasib kelamnya menjadi putri tunggal dari keluarga kecilnya ini.
Ya!?
Tidak ada yang tahu apa dan bagaimana nasib seseorang. Semua orang terlalu berpikir dangkal, mengira kalau Andrea terlahir sebagai gadis yang beruntung, karena berasal dari keluarga kaya!
Tapi nyatanya, gadis itu sendiri tidak pernah merasakan yang namanya kebebasan bak anak muda yang sebaya dengan dirinya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Esok harinya...
Sang Andrea terlihat sedang berjalan menuju kelasnya.
Langkah kakinya yang sangat mantap membuat orang-orang di sekitar dia mengira kalau dia memang sedang terkena masalah.
Sebenarnya orang-orang yang di maksud adalah para sahabat karibnya!
"Andrea!" bentak Siska dari belakang.
"Sis? kamu ini suka banget si buat aku kaget!!" ucap Andrea agak judes.
"Kamu ini kenapa si? lagi marah?"
"Bukan urusan kamu!!"
Gadis itu memang tidak pernah menganggap Siska sebagai teman yang baik. Dia hanya menganggap tiga sahabat barunya sebagai prioritas kedua setelah Si Gilbert itu.
Hanya saja...
Dia terlalu buta!!
"Hahaha.. iya, tahu tidak? Andrea itu anak ayah banget kan ya? buktinya, tadi malam, pas di ajak sama Si Gilbert, harus keluar diam-diam! katanya takut ketahuan sama ayahnya.."
Deg!!
Rupanya mereka sedang menggunjingkan aku..
Gadis itu terdiam dan hanya mematung di tempat tatkala tiga teman sosialitanya sedang menggosipkan dirinya yang kuper karena tekanan dari sang ayah.
"Eh! tapi jangan bicara terlalu terbuka, bagaimanapun juga, kita kan bisa ambil keuntungan dari persahabatan kita sama anak itu, iya kan??" jawab satunya menimpali.
Huhh!
Rupanya ini? kejutan tahun baru untukku? sebuah pengkhianatan dan juga penipuan mengatas namakan nama persahabatan?
Dia menitihkan air matanya, berusaha untuk tidak mengambil perasaan dari semua yang di katakan oleh ketiga kawannya.
Dia melangkah pergi dari kantin, dan bergerak menuju sang kekasih.
Peluk!?
Hiks hiks hiks...
"Hei!! ada apa denganmu sayang? apa kamu sedang terkena masalah?" tanya Sang Gilbert yang tentunya di imbangi dengan wajah khas Casanova.
"Gilbert, ternyata selama ini, mereka hanya memanfaatkan aku saja..."
"Oh? baiklah, berhentilah! jangan menangis di hadapanku lagi, aku punya kejutan untuk kamu!!"
Mendengar penuturan Gilbert padanya, membuat Andrea merasa lebih tenang. Perlahan gadis itu mulai melepas pelukan di tubuh Gilbert, dan mulai mengusap air matanya.
"Kejutan katamu?" tanya Andrea masih sedikit terisak.
"Ya!"
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Andrea, kamu tetap stay di rumah, ya! ayah dan ibu akan pergi ke luar negeri selama satu Minggu, dan ayah juga sudah menyiapkan penjaga yang akan menjaga kamu selama kami pergi, jadi kamu tidak bisa macam-macam lagi..." ucap sang ayah sambil bersiap menuju mobil.
"Baik ayah! Andrea akan tetap di rumah!"
"Baiklah! kami pergi sekarang.. bye!"
Cup!
Sang ayah mengecup kening Andrea sebelum akhirnya masuk ke dalam mobil.
Sementara, ibunya..
"Sayang," menggenggam tangan Andrea, "ibu harap kamu bisa menjaga diri baik-baik.."
Ucap sang ibu penuh was-was, seolah sudah mengetahui apa yang akan terjadi pada Andrea nantinya.
"Iya, ibu, jangan khawatir.." ucap Andrea dengan penuh senyuman..
Dua orang itu akhirnya pergi dari rumah, dan itu artinya..
Andrea bebas selama satu Minggu ke depan!
"Hallo!" dia menghubungi seseorang setelah sampai di atas kasur.
"Ya!? bagaimana? sudah bisa pergi??"
"Aku akan menunggu kamu!! di pagar belakang!!!"
🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂
Dengan langkah kaki yang terus mengendap-endap, Andrea akhirnya tiba di pagar belakang tanpa di sadari oleh para penjaga yang setia berjaga di rumahnya.
Srekk! srekk! srekk!
Hanya langkah kakinya yang terdengar menginjak rumput hijau di halaman belakang rumah dengan lirih.
Lalu..
"Andrea, sini.." suara lirih itu menyambutnya, dan berhasil membawa wanita itu melintasi pagar dengan selamat!
Vrooommmmm!!!
"Yuhuuuuyyyyy!"
Teriak Andrea penuh kegirangan setelah mendapati mereka berdua telah menjauh dari area rumahnya menggunakan mobil berwarna merah milik Gilbert, sang pujaan hati.
Sang lelaki hanya sesekali menatapi gadis yang tengah berdiri di dalam mobilnya dengan girang.
"Wohoowwww!!!!"
Angin yang meniup rambut Andrea dengan sangat kencang membuat gadis itu semakin terlihat anggun saja.
Gadis yang polos, dan bahan sangat polos sebelum akhirnya bertemu dengan Gilbert dan ketiga kawan yang telah menipunya itu.
Sejak dia memilih untuk menjauh dari Siska yang super duper kuper itu, kehidupan Andrea memang sedikit berubah!
Oh!
Bahkan lebih dari sedikit! gadis itu semakin berubah liar, dan enggan untuk kembali ke masa lalunya uang lebih baik!
Dia yang mulanya berprestasi, dan bisa mengharumkan nama baik universitas mendadak mengalami penurunan dalam segala sisi sejak satu bulan yang lalu, tepatnya setelah berhasil mengenal So Gilbert dan beberapa wanita penipu itu.
Vroooooommmmmm!!
Baiklah!
Mari kita lupakan sejenak permasalahan mengenai sebab akibat Andrea mulai melawan dunia kupernya.
Kembali lagi pada suasana hati dari Si Andrea yang sudah berada di atas pegunungan, ya, tapi masih tetap di dalam mobil si!
"Bagaimana perasaan kamu sayangku!" tanya Si Gilbert sambil mengecupi punggung tangan Andrea hingga beberapa kali.
"Kamu membuat aku bebas untuk pertama kalinya.."
"Aku tahu kamu akan sangat menikmatinya.." Tersenyum sambil terus mengemudi di belakang setir.
"Kamu bahkan memberi aku dunia yang sangat luas, aku tidak pernah membayangkan akan mengalami hari-hari menyenangkan seperti ini." Ucap Andrea seolah benar-benar puas dengan kejutan manis dari Si Gilbert.
Lelaki tampan di sisinya hanya tersenyum saja, berangan kalau rencana dia akan segera berhasil.
"Kamu akan lebih terkesan lagi pada kejutan yang akan aku berikan selanjutnya.." Ucap anak tampan itu, sambil terus menyunggingkan senyuman khas Casanova miliknya.
"Oh ya? kamu masih punya kejutan untuk aku lagi?"
"Tentu saja, mana mungkin aku hanya mengajak kamu jalan-jalan jauh seperti ini, tanpa menyiapkan hidangan istimewa untuk kamu.."
"Baiklah! aku akan menunggu kejutan selanjutnya darimu.."
🍂🍂🍂🍂🍂🍂
Cittt!!
Dan akhirnya mobil mereka telah tiba di atas pegunungan dengan unsur pemandangan yang sangat indah.
Kreb!
Pintu mobil berwarna merah di tutup oleh sang Casanova, usai memastikan gadis incarannya telah keluar dari sana.
Bersandar di sisi mobil, dan memakai kacamata hitam!
Sementara sang gadis sedang berusaha untuk menikmati indahnya pemandangan dari atas perbukitan tersebut.
Memang bukit yang memiliki pemandangan cukup mengesankan.
Apa lagi untuk gadis rumahan seperti Andrea yang tidak pernah bisa menikmati hal-hal seindah ini di masa lalu, sampai usianya menginjak angka sembilan belas tahun.
Tidak pernah di duga!
"Gilbert! kau sungguh mengajak aku ke tempat seperti ini!" menatap seolah tidak percaya dengan apa yang tengah di suguhkan alam padanya.
"Ya!" hanya itulah jawaban singkat dari Si Gilbert untuk gadisnya.
Sang gadis menoleh dan mendekati sang kekasih dengan polos dan manjanya.
Memeluk dari depan!
"Terima kasih sudah mengajak aku ke tempat yang liat seperti ini." Tersenyum senang.
"Liar? apa mungkin maksud kamu kita sedang asik hidup di alam liar begitu?"
Yang di depan Gilbert terlihat bingung, "maksud kamu?"
Si Gilbert melepaskan pelukan sang kekasih, dan memperlihatkan pada wanita itu sebuah bangunan milik keluarganya yang telah lama terbengkalai.
Apa kalian tahu? di tempat ini, telah memakan banyak korban dari Si Gilbert itu!
Sejujurnya, kalau sudah di bilang Casanova, maka tidak perlu lagi menjelaskan semuanya dengan rinci bukan?
"Ini? Villa?" sang gadis terlihat masih agak terkejut.
"Ya! milik keluargaku," jawab si Gilbert singkat saja.
"Hoh? kamu serius? kamu mengajak aku menginap di villa yang letaknya di atas pegunungan seperti ini?" wajah senang yang tidak bisa di kendalikan.
"Ya!" dan anak laki-laki itu hanya mengangguk saja.
Namun si gadis terlihat begitu kegirangan meskipun hanya mendapat jawaban ya dari sang pujaan hatinya saja!
"Kamu mau masuk?"
Tanpa berpikir panjang, Andrea langsung saja mengiyakan ajakan dari sang kekasih Casanova miliknya, dan mulai berjalan masuk ke dalam Villa.
Kriett!!
Pintu yang akhirnya terbuka kemudian mulai menampilkan suasana bagian dalam Villa yang lumayan mewah, dengan arsitektur gaya Eropa yang sangat khas dan menonjol.
Mungkin saja orang tua Gilbert memang menyukai gaya semacam ini, atau mungkin saja, mereka memang berasal dari sana.
Tidak menutup kemungkinan bukan!
"Wahhh!" sekarang gadis itu makin tidak bisa mengendalikan kekaguman hatinya.
Memandangi sekeliling, dan mulai memegang segala benda di tempat itu.
"Hum? kalau boleh tahu, apa kamu jarang menempati villa ini?" tanya Sang Andrea setelah memilih untuk meraba sofa gaya kunonya.
"Ya! sejujurnya hanya aku saja yang sering datang kemari, tapi aku selalu menyewa pelayan untuk membersihkan seluruh ruangan di sini di setiap minggunya.."
Untuk menghilangkan jejak para gadis perawan itu tentunya..
"Oo, jadi begitu, ya?" mengangguk saja.
"Kau mau makan? kita bisa memasak sesuatu di dapur, aku membawa berbagai bahan makanan yang cocok untuk kita santap malam ini, bagaimana?" tawar sang Gilbert pada Andrea.
"Baiklah, aku yang akan menyiapkan alat masaknya, di mana dapurnya?"
"Ada di sebelah sana!!" menunjukkan ke sebuah ruangan.
"Baiklah! kau akan mengambil bahan makanan di bagasi mobilmu?"
"Iya!" mengangguk.
"Kalau begitu, aku akan menunggu kamu di dapur.."
"Baiklah.."
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Cesssss!!
Suara khas daging Wagyu yang di panggang bersamaan dengan saus barbeque terlihat begitu menggugah selera.
Mereka memutuskan untuk menikmati sore hari dengan acara memasak bersama dengan penuh kemesraan, seolah mereka memang telah sah menjadi sepasang suami istri, walau pada kenyataannya, mereka hanya kekasih yang baru saja menjalin cinta sejak satu bulan lalu.
"Kau mau bergurau rupanya.." Si Gilbert terus menggoda sang kekasih, hingga membuat chef handal dari keluarga tersohor itu akhirnya tidak bisa menahan tawanya.
Hahahahaaaa..
Gelak tawa mereka terdengar cukup keras, hingga membuat suara dering ponsel Andrea yang di letakkan di atas meja ruang tengah Villa menjadi tidak terdengar.
Mereka terus saja bercanda dan bergurau, saling memeluk, dan mencium serta berlanjut pada acara meng*lum bibir mereka yang telah berpadu dengan penuh kenikmatan.
Entahlah!
Semakin lama, rupanya mereka malah semakin liar saja!
"Arkh!!"
🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!