Trauma masa kecil Azizah.
Di Malam Tahun Baru.
flashblack on
Ia sedang bermain kejar-kejaran dengan ayah tercintanya di depan halaman rumahnya dengan ada berbagai petasan yang di nyalakan. sedangkan kak Ahmad yang sudah berusia 20 tahun bersama umi Adiba sedang menjenguk saudara di Bandung.
"Hahaha...Ayah jalannya lambat, Ayuk dong kejar aku ayah." Ucap Azizah.
"Awass, yaa... Jika ketangkap, ayah akan memakan mu." Ucap pak Hamzah.
"Hahah...gak kena." Ucap Azizah dan meledek ayahnya dengan menjulurkan lidahnya.
"Anak ayah ya... nakal!." Ucap pak Hamzah.
"Happ.. ketangkap juga kmu." Ucap pak Hamzah yang memeluk tubuh mungil Azizah.
"Hahaha...iya deh ayah yang menang." Ucap Azizah pasrah.
"Namun, jika main petak umpet pasti aku yang menang.." ucap Azizah yang melepaskan pelukan ayahnya dan berlari dengan cepat kedalam rumah mencari tempat sembunyi.
"Anak ayah memang pintar." Ucap pak Hamzah yang tak menyadari Azizah telah lepas dari pelukannya. Dan ia langsung mengejar Azizah.
Azizah memilih lemari sebagai tempat persembunyian.
1 jam kemudian....
"Kenapa ayah lama sekali?." Batin Azizah.
BRUKKK...
"Apa itu?." Batin Azizah dan ia membuka sedikit pintu lemari dengan sangat pelan untuk mengintip siapa yang datang.
Clekk!! (lampu mati tanpa sebab)
Buugghhh....buggh...
Dengan penglihatan samar-samar ia melihat ayahnya yang sedang berkelahi dengan seorang pria yang memakai baju serba hitam dan topeng yang menutupi wajahnya.
Tikk....Tikk...( hujan di tambah petir yang berbunyi kencang menambah kesan seram di kamar itu)
Sleeppp...
Pisau yang dipegang oleh pria itu telah tertancap dengan sempurna di perut pak Hamzah hingga membuat nya terjatuh.
Ceggerr.... (terlihat cahaya dari hasil petir yang menyambar)
Azizah yang masih berumur 4 tahun melihat hal itu membuat jantungnya terasa berhenti sejenak dan nafasnya terengah-engah serta keringat dingin yang terus bercucuran hingga membasahi bajunya.
Ayahnya yang masih sedikit sadar melihat Azizah dan meletakkan jari telunjuk nya di depan bibirnya yang berarti"diam".
Sleeppp...
Pria itu kembali menekan pisau tersebut hingga tembus ke belakang punggung pak Hamzah.
"Akkhhh... Laa - ilaha - illah." lirih pak Hamzah terbata-bata sebelum pada akhirnya tidak sadarkan diri.
Buugghhh...
Pria itu masih saja memukuli ayahnya yang telah tidak sadarkan di lantai hingga darah bercucuran dimana-mana.
Tikk...tikk...
Satu persatu bulir-bulir air mata jatuh dari mata indah nan lentik Azizah.
Azizah hanya diam tak bisa berbuat apa-apa ingin sekali rasanya berteriak agar orang tersebut berhenti menyakiti ayahnya, namun entahlah secara tiba-tiba suaranya hilang begitu saja seperti ada gejala di pita suaranya menyebabkan nya hanya diam membisu melihat ayahnya yang terlah terbujur kaku tak berdaya dilantai.
Pria itu membuka topengnya dan terlihatlah wajah sangarnya serta ada luka goresan besar di bagian pipi kirinya yang telah lama namun tetap sangat membekas.
Azizah marasakan kepalanya pusing, dengan penglihatan samar-samar ia melihat tanda yang ada di wajah orang tersebut dan...
BRUKKK...
Akhirnya ia pingsan dan menyebabkan orang itu mengetahui keberadaan nya karena suara benturan itu.
Brrumm...
Dari luar terdengar suara mobil yang baru saja memasuki halaman Rumah itu.
"Anak ini bisa mengancam keselamatan ku, jika dia mengingat ini." Ucap pria itu, ia secepatnya menyuntikkan sesuatu yang bisa menyebabkan seseorang hilang ingatan dengan apa yang barusan terjadi, dan ia menempelkan sesuatu seperti tanda G di telapak tangan azizah dan langsung pergi melewati jendela.
flashback of
Di Sekolah SMA sejara 1
Bu guru Lela: "Hari ini kalian akan bertemu teman baru yang baru saja pindah Sekolah, silahkan masuk."
Azizah masuk dengan malu-malu karena semua murid disana memperhatikan nya terus menerus karena parasnya yang cantik, terkecuali satu pria yang duduk di paling belakang kiri.
"Cantik sekalii."
"Dia ternyata Muslim."
"Imut deh pipi nya, cubby."
Dengan mendengar apa yang mereka katakan membuat Azizah bertambah malu dan gugub.
Bu guru Lela: "Perkenalkan dirimu!
Di jawab anggukan oleh Azizah."
Ia segera mengambil buku kecil yang tergantung di saku roknya dan menulis sesuatu.
"Kenapa dia menulis, bukannya berbicara?"
"Apa yang dia tulis?"
Berbagai macam pertanyaan yang di lontarkan semua teman sekelas nya kecuali pria itu.
Azizah memperlihatkan apa yang barusan ia tulis ke depan semua teman sekelas nya.
*Hay nama saya Azizah, saya pindahan dari SMA indah Putri.*(isi buku tersebut)
"Ternyata dia tidak bisa bicara." Batin Rendi lelaki tertampan di kelas Xl Mipa 5, ia hanya melirik sekilas kearah buku yang di perlihatkan Azizah tanpa melihat wajahnya.
Bu guru Lela: "Baiklah, Azizah silahkan duduk di kursi kosong sebelah Rendi."
Dijawab anggukan oleh Azizah.
"Ihhh...enak banget bisa dekat dengan Rendi." Ucap Salah satu siswi yang merasa cemburu.
"Iyaaa...enak banget jadi dia." Sahut lainnya yang sama-sama cemburu melihat keberuntungan Azizah.
Rendi hanya memasang wajah datar tanpa ekspresi saat mengetahui Azizah duduk di sebelah nya.
Bu guru Lela: "Baiklah, mari kita mulai pembelajaran nya."
"Baik, Bu." Jawab Semua murid serentak.
Setelah selesai pembelajaran bel istirahat berbunyi, semua siswa/i berbondong-bondong menuju kantin. Tetapi tidak dengan Azizah ia mengeluarkan kotak nasinya dan memakannya di dalam kelas, Rendi yang melihat nya merasa jijik karena bau makanan nya sangatlah menyengat apa lagi kalau bukan jengkol kesukaan Azizah.
"Bau makanan nya, sangat menjijikkan!!." Batin Rendi, ia secepatnya pergi dari kelas menuju tempat biasa nongkrong ia bersama dengan teman-temannya.
"Assalamu'alaikum." Ucap Siswi berjilbab dengan senyuman terpancar di wajahnya yang berjerawat walau begitu ia tetap cantik dan menghampiri Azizah yang sedang makan.
"Wa'alaikumussalam." Pergerakan tangan Azizah, ia juga tersenyum kepadanya.
"Boleh makan bareng?" Tanyanya kepada Azizah.
Di jawab anggukan oleh Azizah.
Ia segera duduk di bangku kosong sebelah Azizah dan langsung melahap makanannya yang juga ia bawa dari rumah.
Setelah selesai makan Azizah dan Intan (nama siswi itu) pergi ke perpustakaan.
Azizah meminjam beberapa buku disana sedangkan Intan hanya meminjam satu buku yaitu "panduan silat."
Saat di jalan menuju kelas tanpa sengaja Intan menabrak seseorang hingga membuat bukunya terjatuh dan makanan yang di pegang orang tersebut tumpah mengenai bajunya.
BRUKKK...
"Maaf kak, aku tidak sengaja." Ucap Intan, menunduk takut.
"Maaf...maaff...baju gue jadi kotor gara-gara lu!!." Bentak Bianca.
"Maaf kak." Ucap Intan ketakutan. Sedangkan Azizah menatap heran kepada Bianca pasalnya bajunya hanya kotor sedikit pasti bisa di bersihkan dengan sangat mudah dengan air.
"Apa lu lihat-lihat!!. Bentak Bianca kepada Azizah.
"Itu hanya kotor sedikit saja." Isyarat tangan Azizah, namun tak di mengerti oleh Bianca.
"Dasar bisuu!!." Ledek Bianca.
Azizah hanya diam saat di ledek oleh Bianca namun ia merasa heran kpd Intan. Kenapa ia ketakutan sekali?" Batin Azizah.
"Sudahlah! Gak ada gunanya!!." Ucap Raya kesal, teman Bianca yang ada di sebelah nya.
"Ciihh!! Nih bersihkan!!." Ucap Bianca dengan melempar kan baju seragamnya ke pada Intan karena ia memakai baju dobel, Intan refleks langsung menangkapnya.
"Ba...baik!." Jawab Intan, ia ingin mengambil bukunya yang terjatuh tetapi Bianca menginjaknya.
"Eiittss...tidak semudah ituu!." Ledek Bianca. Ia mengambil buku itu dan membaca judulnya.
"Hahah...ternyata dia ingin bisa bersilat." Ledek Bianca.
"Sudahlah! Ayuk kita kekantin gue udah lapar nih!!. " Ucap Raya kesal.
"Baiklah, awas saja jika mencucinya tidak bersih!!. " Ancam Bianca.
"Ba... Baik!." Jawab Intan dengan ketakutan dan mengambil seragam Bianca yang terjatuh dilantai.
Setelah Bianca dan Raya pergi, Azizah dan Intan kembali berjalan hingga sampai di depan kelas mereka berhadapan dengan segerombolan laki-laki tampan nan mempesona yang berjumlah 4 orang semua wanita yang melihat nya pasti langsung klepek-klepek dan menggoda mereka kecuali Azizah dan Intan yang menundukkan kepalanya dan hanya memasang wajah datar tanpa ekspresi kepada mereka.
"Cantik juga wanita yang memakai hijab panjang. " Batin Reyfano kagum.
"Pasti habis ini mereka langsung klepek-klepek. " Batin Reyhan.
"Cih! Mengganggu jalan saja ." Ucap Rendi kesal yang berada di paling depan, dan tetap memalingkan wajahnya dari Azizah karena membuat nya teringat akan sesuatu.
"Minggirr..!!. " Ucap Rifki.
Azizah dan Intan langsung berlalu begitu saja setelah mengetahui kalau itu adalah R4.
"Limited edition." Batin Reyfano, terlintas senyuman kecil di bibir tipis nan mempesona nya.
"Hah! Mereka berlalu begitu saja? Sungguh ter_la_luu... " Batin Reyhan heran.
"Baguslah!. " Batin Rifki.
Setelah Azizah dan Intan pergi segerombolan laki-laki itu berhadapan lagi dengan segerombolan wanita yang di sebut girls beautiful.
"Hayy... Tampan. " Ucap Bianca dengan senyuman dan kedipan menggodanya.
"Hayy... Beby ku sayang. " Ucap Raya kepada Reyfano, namun tak di jawab oleh Reyfano melainkan ia merasa jijik dengan apa yang ada di depannya.
R4 tergiur dengan body seksi nan montok Bianca dan raya serta para girls beautiful yang terpangpam jelas, kecuali Rendi dan Reyfano yang sama-sama merasa jijik.
"So sexsi. " Batin Rifki.
.
"Cihhh! dasar pelac*r." Ucap Rendi.
"Cepat pergi!! Jangan halangi jalan kami!. " Perintah Reyfano.
Grup R4 itu pun langsung melangkah pergi dengan gaya yang sangat mempesona hingga semua wanita yang sedang memperhatikannya menjadi terkesima.
Teman-teman Rendi walaupun tergiur mereka tetap tidak Menampakkan nya di wajah mereka namun sangat tampak di dalam otak mereka yang telah healing kemana-mana.
"Ciihh! Mereka bilang kami pelac*r?!. " Batin Bianca kesal.
"Tak apalah mereka seperti itu, yang penting pasti nanti bisa mendapatkannya dengan tubuh gue yang seksi ini. " Batin Raya.
"Sangat menjijikkan wanita zaman sekarang. " Ucap Rendi kepada teman-teman nya.
"Iyaa... Sangat!!. " Jawab Reyfano.
Mereka telah berada di atas atap sekolah.
"Mereka sangat sexsi." Ucap Rifki pelan tanpa sadar karena sedang membayangkan bo*ong Bianca yang sangat montok.
"Apahh!! Lu bilang?!. " Ucap Reyfano terkejut.
"Ehhh... Tidakk bilang apa-apa kok. " Ucap Rifki tersadar.
Setelah sekolah selesai Azizah pulang menggunakan sepeda bersama Intan.
" Hahaha... Ternyata kalian pulangnya pakai sepeda butut seperti itu. " Ledek Bianca yang sedang membawa mobil bersama Raya dan teman-temannya.
Azizah dan Intan hanya diam karena mereka tau Bianca lebih tua darinya maka dari itu mereka tetap harus menghormati.
"Baju gue besok harus lu balikin dan jangan sampai bajunya tidak bersih!!!. " Ancam Bianca.
" Baik kak. " Ucap Intan.
"Nihh... Mau minum gak? Pasti haus kan goyah sepeda?. " Ucap Raya dengan memberikan minuman jus jeruk ke arah Intan.
Intan ingin mengambilnya, namun langsung di siram oleh Raya hingga membuat bajunya basah kuyup.
"Hahaha... Rasain! Makanya jangan cari masalah dengan kami!. " Ucap Raya.
Azizah dan Intan hanya diam dan membiarkan mereka tertawa sepuasnya hingga sakit tuh perutt...
...----------------...
Keesokan harinya di kelas Xll mipa 4
"Bianca dimana baju seragammu?!." tanya Pak Darmi.
"Aa...anuu Pak di pinjem teman." ucap Bianca gugup.
"Maju kedepan dan bawa bangku mu kedepan!." ucap Pak Darmi guru yang terkenal paling galak di sma sejara 1.
"Baa..baik pak." jawab Bianca, ia segera maju kedepan dan membawa bangkunya.
"Berdiri satu kaki dan angkat kursinya hingga di atas kepalamu!! Dan jangan bergerak hingga pelajaran bapak selesai!" perintah Pak Darmi.
Bianca mematuhi nya dengan perasaan kesal.
"Puufftt...bianca di hukum." Gumam Raya pelan.
"Awas aja kau intaannn...!!!." batin Bianca.
Di kelas Xl mipa 5.
"Huhh...huhh..." ngos-ngosan Intan yang telat masuk sekolah.
"Maaf bu, saya telat." ucap Intan.
"Dari mana saja kamu?!." tanya bu guru Indah(mapel biologi)
"Saya tadi harus ke Laundry dulu untuk mengambil seragam ini, bu." jelas Intan, dengan menunjukkan seragam Bianca.
"Baiklah, silahkan duduk!." ucap bu guru Indah.
Intan dengan cepat langsung duduk di bangkunya yang bersebelahan dengan Viona siswi berambut sebahu.
Pembelajaran selesai, waktunya istirahat.
"Intan kamu mau ke perpustakaan ga?" tulisan di buku diary Azizah, dan menghampiri bangku Intan.
"Boleh, nanti ya setelah aku kasih seragam ini ke kak Bianca." ucap Intan.
Dijawab anggukan oleh Azizah.
Intan secepatnya datang ke kelas Xll mipa 4.
"Kak, ini seragamnya." ucap Intan kepada Bianca.
"Lu Dari mana saja sih! Gue jadi di hukum gara-gara elu!!." bentak Bianca.
"Maaf kak, tadi aku ke Laundry dulu." ucap Intan.
"Udah! Sanah pergi!." usir Bianca.
Setelah intan pergi, Bianca ingin berganti baju di toilet, tetapi ia melihat Azizah yang baru masuk ke dalam toilet dan menutup pintu.
"Gue kerjain ah...sebagai pelampiasan kekesalan gue kepada intan!!." batin Bianca.
"Zizah dimana? Kok di Perpus ga ada?." batin Intan.
"Apa dia tersesat? Kan ini baru hari kedua ia masuk sekolah." batin Intan, ia segera mencari keberadaan Azizah.
Saat sudah selesai, Azizah ingin keluar dan baru saja memegang handle pintu.
"Kok pintunya tidak bisa terbuka?." batin Azizah heran.
Ia mencoba mendobraknya namum nihil pintu tetap tertutup.
" Aduhh...bagaiman ini??." batin Azizah.
Tokkk...tookk...Tokk.
"Tolong! siapa pun tolong!." batin Azizah yang mulai khawatir.
Clekk!!
Tiba-tiba, lampu toilet wanita mati dan itu membuat Azizah berkeringat dingin dengan tubuh yang bergetar, pasalnya ia sangat takut akan kegelapan.
"Ya allah hanya engkaulah tempatku berlindung, lindungilah hamba ya rabb..." batin Azizah.
"Hiihiii...hihiihii.." suara kuntilanak yang direkam oleh Bianca berhasil membuat bulu kuduk Azizah naik menegang.
"Ya allah hamba takutt.." batin Azizah.
Rendi yang ingin pergi ke toilet lelaki yang bersebelahan dengan toilet wanita.
" Kenapa lampu toilet wanita mati?." batinnya.
"Biarkan sajalah! Tidak penting." batinnya.
Setelah selesai menuntaskan hajatnya ia masih terheran dengan kamar mandi wanita yang gelap.
Buggghhh...bughh...
"Apa itu?!." batin Rendi terkejut.
"Mungkin hanya perasaan gue saja." batinnya.
Tokk...tokk...bugghh...
"Tidak! itu bukan perasaan gue, tapi itu memang benar arahnya dari toilet wanita."
"Apa gue harus masuk?." batinnya.
Didalam toilet wanita.
"Ya allah itu apah?." batin Azizah yang melihat ada kain putih menjulang kebawah di celah bawa pintu.
"Tak ada pilihan lain selain masuk kedalam untuk membuktikannya." batin Rendi.
Saat ia masuk dengan menggunakan senter hpnya ia melihat ada berbagai macam barang yang di tumpukan di depan pintu satu toilet.
Rendi menyingkirkan barang-barang itu dengan cepat.
Ceklek!
Terlihatlah Azizah yang sedang memejamkan mata dengan telinga di tutup oleh kedua tangannya serta dengan keringat dingin telah membasahi tubuhnya.
"Astaga! Dia kenapa?." batin Rendi.
Saat Azizah merasa ada sesuatu di depannya ia segera membuka matanya dan terlihatlah bayang-bayang wajah sangar orang yang telah membunuh ayahnya.
Buugghh...
Dengan sekuat tenaga Azizah menendang tubuh Rendi hingga terjungkal ke belakang.
"Aakkhhh..." rintih Rendi.
Dengan mata yang telah di penuhi aura marah Azizah berjalan kearah Rendi.
Brruukkk...
Azizah terjatuh pingsan didekapan Rendi.
"Ada apa dengan gadis bisu ini?." batin Rendi.
Rendi menggendong tubuh Azizah yang terasa sangat panas walau terhalang seragam muslim Azizah, ia berlari kencang menuju uks.
Banyak siswi yang melihatnya dan iri kepada Azizah.
"Ihhh...enak banget jadi dia, bisa di gendong cowok tampan."
"Romantis sekali."
"Udah seperti di film-film romantis saja."
Ucap semua siswi yang melihatnya namun tak di hiraukan oleh Rendi.
Saat Bianca melihatnya nya ia pun merasa cemburu dan iri kepada Azizah.
"Kok Rendi menyelamatkannya sih! Awas kau Azizah lain kali kau tidak akan selamat!!." batin Bianca.
Setelah sampai di uks, Rendi menaruh tubuh Azizah ke ranjang pasien dan menunggu pemeriksaan dokter Ridwan selesai.
"Apa dia baik² saja?." tanya Rendi karena ia tidak mau di salahkan atas apa yang menimpa Azizah.
"Dia baik² saja sekarang." ucap dokter Ridwan, tanpa basa-basi karena ia tau siapa yang sedang berhadapan dengan nya.(anak kepala sekolah di SMA sejara 1 dan lahir dari keluarga konglomerat yang membuat nya di hormati satu sekolah)
Setelah mendengarnya Rendi langsung pergi begitu saja tanpa memperdulikan Azizah terbangun atau tidak.
Saat Intan berjalan mencari Azizah ia mendengar gosipan siswi lain.
"Gadis bisu itu sangat beruntung, ya?." ucap salah satu siswi.
"Gadis bisu? Apa jangan-jangan itu Azizah?." batin Intan.
Setelah Azizah sadar ia segera pergi dari uks dengan membawa vitamin yang di berikan dokter Ridwan.
"Azizahh.." panggil Intan.
Azizah menoleh kearah sumber suara dan tersenyum kepadanya yang terlihat khawatir.
"Kamu dari mana saja? Aku dari tadi mencari mu." ucap Intan yang khawatir.
"Apa kmu baik² saja?." tanya Intan, dijawab anggukan oleh Azizah.
"Apa yang terjadi?." Tanya Intan khawatir.
Azizah menarik lembut tangan Intan menuju kelas dan ia menulis sesuatu di buku diary nya.
*Tadi ada orang yang mengunciku di dalam toilet entah siapa? aku gak tau*(isi buku Azizah)
"Tapi benarkan kmu Gpp?." Ucap Intan. Dijawab anggukan oleh Azizah.
"Siapa yang telah melakukan nya?." Batin Intan heran.
......................
Setelah pulang sekolah Azizah dan Intan pulang bersama hingga sampai pada perempatan mereka berpisah.
"Dahh...Azizah." ucap Intan, diJawab anggukan oleh Azizah.
Azizah menggoyahkan sepeda nya hingga sampailah ia di rumahnya yang besar nan megah bak istana.
Ia masuk dan mendapati Kakak nya yang baru saja pulang dari luar negeri karena memang sudah dua tahun Kakak nya menjadi CEO perusahaan ayahnya yang berada di Amerika.
Senyuman manis Azizah terpancar dengan jelas di wajah cantiknya dan langsung memeluk kakaknya.
Buugghhh...
Azizah langsung masuk kedalam pelukan kakaknya yang sedang menyambut nya pulang sekolah.
"Maa syaa Allah...adik kakak makin cantik saja wajahmu." Puji kak Ahmad.
Kedua pipi azizah seketika berubah warna bak kepiting rebus karena malu.
"Iiss...Kaka bisa saja." Isyarat tangan Azizah dengan malu-malu.
"Udah, Ayuk masuk. nanti bisa dilanjutkan kangen-kangenan nya." Ucap Umi Adiba yang baru saja keluar dari dalam rumah.
"Iya umi." Jawab Ahmad. Sedangkan Azizah mengangguk.
Di ruang tamu.
"Bagaimana tadi sekolah nya dek?" Tanya kak Ahmad.
"Alhamdulillah kak, baik² saja." Isyarat tangan Azizah.
Setelah berbincang banyak dan melepaskan rindu dengan canda dan tawa yang memenuhi ruangan itu.
"Kak Della(istrinya) dimana kak?." Isyarat tangan Azizah yang tidak melihat kak Della di dalam rumah.
"Dia saat sampai di Indonesia langsung ke salon agar tidak kalah cantik dengan mu." Canda kak Ahmad.
Dijawab senyuman oleh Azizah.
"Umi, masak apa?" Tanya Ahmad yang mencium aroma lezat dari dalam dapur.
"Umi masak sop nak, kamu mau?" Ucap umi Adiba yang menyediakan sop yang komplit dengan daging sapi yang empuk.
"Wahh...mau dong umi, udah lama Ahmad tidak merasakan kelezatan masakan umi." Jawab Ahmad.
Azizah dan Ahmad menyantap makanan nya dengan sangat lahap.
"Kak aku ke kamar dulu ya?" Isyarat tangan Azizah setelah selesai makan.
"Baiklah." Jawab Ahmad dan tersenyum melihat adiknya yang Sholehah.
Ceklek!
Azizah masuk kedalam kamar sedangkan Ahmad mengobrol dengan uminya yang telah dua tahun lamanya tak bertemu.
Azizah melihat kearah foto kecil nya dengan sang ayah tercintanya yang terpajang di meja belajarnya.
"Ayah...aku rindu dirimu..." Batin Azizah, yang mengingat masa-masa indah bersama ayahnya.
Ia mengambil foto itu dan meletakkan nya di dadanya serta duduk di atas ranjang empuk nya dengan air mata yang telah membasahi pipi cubby nya.
"Ya Allah kuatkan lah...hamba." batin Azizah dengan mata yang tertutup.
Ddrttt...ddrttt..
Ponsel dengan pengeluaran terbaru dan limited edition serta tercanggih sedunia itu berdering menandakan ada yang Vidio call.
Ia mengambil nya dan menekan ke atas tanda berwarna hijau.
"Assalamu'alaikum." Ucap Zahra teman masa kecil Azizah di Surabaya dan sedang berada di sebuah taman yang sangat sepi.
"Wa'alaikumussalam, ada apa Zahra?." Isyarat tangan Azizah dan tersenyum melihat teman nya itu telah berhijab.
"Hehehe...Gpp kok, aku hanya ingin tau kabar mu?" Ucap Zahra.
"Alhamdulillah kabar ku baik, kmu disana bersama siapa?." Isyarat Azizah yang terheran dengan seorang pria yang berada di belakang Zahra dengan jarak yang cukup jauh.
"Ouhh...dia Paman ku." Ucap Zahra dengan tersenyum penuh arti.
"Apa kamu bahagia disana?." Ucap Zahra dengan senyuman yang penuh arti pula.
"Iya, disini aku bertemen dengan Intan, ia sangat baikkk..." Isyarat tangan Azizah yang antusias menceritakan temannya itu.
Zahra yang melihat nya, langsung tersenyum dan merasa lega saat melihat kembali senyuman manis Azizah yang telah ia rindukan selama ini.
"Zahh...kmu ternyata sudah berhijab ya?." Isyarat tangan Azizah yang merasa senang dengan perubahan teman lamanya itu.
"Hehehe...iya, Alhamdulillah aku mendapatkan hidayah dari Allah." Ucap Zahra.
"Zahh..itu Paman kmu kok diam saja?." Isyarat tangan Azizah yang terheran dengan orang yang berpakaian serba coklat dengan wajah yang tertutup oleh topinya.
"Ahhh... itu Paman ku sedang bingung kehilangan uang." Ucap Zahra mencari alasan.
"Apa benar?." Batin azizah.
"Ehh...sudah dulu ya Ziz, aku mau bantu Paman ku cari uang nya dulu." Ucap Zahra yang langsung mematikan Vidio call secara sepihak.
Tuutt...tuutt...
"Kenapa dia berubah?." Batin Azizah yang terheran karena Biasanya teman lamanya itu pasti saat Vidio call langsung curhat lamaaa....banget hingga berjam-jam lamanya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!