NovelToon NovelToon

AGUS

Beradaptasi

Dia yakin tadi tertimpa beton dan mati. Ketika dia membuka matanya dia berada di ruangan yang aneh, dia hanya tahu bahwa orang mati di akhirat tapi kenapa dia ada di ruangan itu? Dia mulai bercermin setelah melihat tangannya yang sangat berbeda seperti pemuda yang lemah. Rambut hitam dan mata hitam, dia menjadi jauh lebih muda tetapi wajahnya bukan dirinya yang dulu, tubuhnya milik orang lain. "Akhirnya kamu sadar." Seorang wanita dengan telinga runcing yang sangat berbeda, cukup panjang untuk terlihat tidak normal hingga membuatnya ketakutan sampai gemetar, dia melihat hantu?

Wanita yang banyak bertanya, pria itu menjaga jarak karena takut. Wanita itu yakin bahwa pria yang dilihatnya bukanlah salah satu musuhnya, mereka adalah ras iblis yang memiliki rambut hitam dan mata merah. Tak banyak bicara karena takut, menjawab tentang asal usulnya. Wanita itu bernama Lulu Aite, dia memikirkan sesuatu yang rumit ketika dia mendengar tentang manusia, dia mendengar tentang ras manusia untuk pertama kalinya.

"Ini pertama kalinya aku mendengar tentang manusia, ketika kamu mengatakan kamu adalah manusia... aneh, belum ada manusia sepertimu..." Lulu melihat dengan penuh minat pada manusia. Dia tidak bisa membantu tetapi melihat sesuatu yang baru. Seorang pria bernama Agus Nugroho memperkenalkan diri, ia mencoba beradaptasi.

Agus tidak memiliki inisiatif untuk berbohong. Dia berkata bahwa dia berasal dari tempat yang jauh, Indonesia, nama negara yang tidak ada dalam buku sejarah selama ratusan ribu tahun. Agus tidak tahu apa-apa tentang fantasi, dia adalah orang yang sibuk mencari nafkah. Dia mendapat banyak bantuan dari orang-orang yang dipercaya Lulu. Memberikan banyak buku untuk dipelajari, sambil memeriksa energi sihir Agus, Lulu terkejut karena sangat tipis untuk dirasakan. Biasanya orang seperti ini akan sekarat di ambang kematian, Lulu bertanya-tanya mengapa pria ini masih bisa hidup normal?

“Untung bahasa dan tulisannya tidak berbeda,” gumam Agus.

“Siapa sangka jika bisa baca dengan lancar, ternyata ras manusia cerdas,” kata Lulu.

Lulu adalah peri kegelapan, tidak sesuai dengan namanya karena dia memiliki sikap yang baik. Manusia, Lulu tidak menanggapi ancaman karena manusia sangat lemah. Hutan kegelapan adalah tempat yang berbahaya dengan banyak kabut dan lingkungan yang suram, berbeda dengan peri hutan dengan lingkungan yang bersih dan hutan yang bagus serta buah-buahan yang melimpah. Ras peri sangat banyak jenis, menurut buku yang Agus baca kalau setiap peri seperti punya jarak dengan wilayah mereka sendiri-sendiri.

“Karena tidak ada aturan makan, kita boleh makan daging, tidak seperti mereka yang hanya makan buah selama ribuan tahun,” kata Lulu.

"Ikan bakar?" Agus melihat ikan dengan bentuk wajah cukup seram, ia jadi ingat suatu ikan yang namanya piranha.

Agus hanya diam sambil membaca banyak buku. Monster memang menakutkan dan berbahaya, tak terkecuali monster dengan tingkat kecerdasan tinggi seperti pemimpinnya. Lulu yang berstatus kepala desa cukup memanjakan Agus karena ketertarikannya. Lulu terdiam saat mendengar Agus baru berusia 18 tahun, Agus melihat dirinya masih berusia 18 tahun. Manusia akan lebih cepat menua, mereka bukanlah makhluk yang berumur panjang seperti peri, jika dalam keadaan sehat tanpa mendapat kesialan, manusia bisa hidup hingga 80 tahun dengan kondisi yang sangat rentan.

"Kamu kenapa melihatku begitu?"

"Faktanya umur manusia sangat singkat, aku sangat bersimpati padamu."

Seorang wanita yang sangat muda tetapi sebenarnya dia sudah berumur 1100 tahun. Lulu Aite adalah peri kegelapan tertua.

Kalender memiliki dua belas bulan, nama bulan hanya dalam urutan nomor bulan satu, dua dan seterusnya hingga dua belas. Seminggu kemudian, semuanya ada 30 hari, semua orang berkumpul dengan pengumuman keberadaan Agus, ras manusia. Agus dikasihani karena usianya yang pendek, semua orang sangat kasihan padanya. Manusia benar-benar bukan apa-apa untuk peri terendah yang hidup hampir seribu tahun, untuk ras tertinggi mereka bisa mencapai 5000 tahun.

“Walaupun kami berumur panjang, kami cukup yakin akan mudah punah…”

“Apakah seperti yang tertulis di buku?”

"Ya, para peri sangat sulit untuk mempunyai keturunan, berbeda dengan monster dan ras iblis."

Sungguh kehidupan yang aneh menemani seorang wanita kemanapun dia mau, Agus tidak tahu bagaimana pulang, dia hanya pasrah pada takdir. Pemandangan malam dia berbeda tidak bisa dikatakan indah, hanya terasa asing dan unik untuk dikagumi. Agus yang hanya tahu kerja dan tidak punya siapa-siapa, merasa ini adalah istirahat dan kemalasan.

"Apa yang kamu pikirkan?" Agus bertanya kepada Lulu.

"Aku sedang memikirkan tentang apa yang harus aku lakukan besok, dan apakah kamu memiliki pemikiran ingin kembali ke duniamu?"

"Kalau ada cara pulang, aku ingin pulang."

"Kenapa?"

"Karena dunia ini bukan tempat aku tinggal, aku bukan dari bagian dunia ini."

Dunia yang dihargai saat memilih banyak uang, keinginan yang terdengar mudah untuk memiliki sesuatu yang dicintai dan keluarga. Agus yang memiliki cinta yang cukup banyak, dan patah hati lebih dari satu kali, statusnya menjadi kendala dalam mewujudkan segala yang ingin dicapai. Pria disinari oleh bulan dengan ekspresi wajah sedih. Kata-kata yang diucapkan begitu jelas, pernikahan. Lulu bertanya-tanya apa yang akan terjadi jika dia menikah dengan manusia berumur pendek. Agus tidak menolak karena mendapat hadiah yang bagus jika menikah, tetapi akan sulit baginya untuk pulang jika memiliki istri di dunia asing.

Siang hari dengan aktivitas yang berbeda, Agus melihat dua orang laki-laki yang sedang adu pedang. Keduanya memiliki kemauan yang kuat dalam benturan pedang yang berdenting keras. Orang yang tahu sebagai pekerja bangunan, mencoba sesuatu yang berbahaya dia belajar mengayunkan pedang dan memanah, sulit baginya untuk mengatakan itu mudah karena dia belum pernah melakukannya sebelumnya. Agus belajar selama dua bulan dengan hasil yang cukup baik. Awalnya ia sangat menderita karena sering kalah dengan satu serangan saat berlatih.

"Dalam dua bulan dia sudah sangat terampil, perkembangannya mengesankan," kata Lulu yang mengamati dari kejauhan.

"Yang Mulia, apakah Anda masih yakin dengan keinginan Anda?" Seorang wanita bernama Tina bertanya.

Menikah dengan beda ras sangat tidak dianjurkan bahkan larangan, namun Agus bukanlah sosok dari dunia ini juga bukan salah satu ras yang ada. Dia tidak ragu untuk memenuhi keingintahuannya dan mewujudkan keinginan seseorang dengan hidupnya yang singkat. Agus merasa segar setelah mandi, sudah lama tidak bekerja keras dan sedang beristirahat. Tangannya kembali merasakan betapa kerja keras akan membuatnya semakin kuat.

"Hari ini kamu sangat menikmati hidup, kamu masih memikirkannya, dunia yang sangat kamu rindukan?"

"Aku masih memikirkannya, tapi aku pasrah saja tergantung nasib, apakah aku bisa kembali atau tidak, jika tidak aku ingin seperti kalian yang berusaha untuk hidup."

"Berusaha untuk hidup ... kamu sangat bijak jadi buatku semakin tertarik."

"Hmm?"

Hak Memiliki

Pernikahan yang penuh perselisihan, wanita berambut putih dan berkulit gelap itu tetap bersikeras. Dia bukan hanya pemimpin desa, dia bisa disamakan dengan seorang ratu karena semua orang memanggilnya Yang Mulia. Jabatan yang dipegang Agus tidak berubah menjadi seorang Raja, ia hanya seorang suami. Usai pesta meriah usai akad nikah, Agus tak bisa menolak permintaan sepihak dari seorang pimpinan. Seorang wanita muda dengan usia 1100 tahun, dia tampak gugup sekaligus malu. Secara teori, wanita itu tahu tentang malam pertama setelah pernikahan. Agus merasa tidak pantas melakukannya dengan orang yang bukan manusia.

"Apakah kamu pernah melakukannya?"

"Tidak pernah," kata Agus.

"Baguslah," gumamnya.

Pertanyaan di benak Agus apakah perempuan yang dilihatnya sama dengan manusia, dia cukup takut dengan fantasi-fantasi remeh. Seperti tato mawar hitam di punggung tangan kanan seperti cincin kawin, simbol yang tak pernah hilang. Duduk berdua di tepi tempat tidur dengan pikiran masing-masing hanyut dalam sesuatu yang rumit, rangsangan aneh mulai berfluktuasi tak menentu. Agus tidak memanfaatkan statusnya sebagai suami, ia memilih tidur. Perempuan yang semula menjadi teman bicara, berbagi pendapat dan pemikiran, kini menjadi istrinya. Lulu Aite yang sudah siap dengan apa pun yang terjadi, ia bingung ketika mereka hanya tidur semalaman.

"Selamat pagi."

"Pagi," jawab Lulu.

Tina memberi banyak selamat tentang malam pertama, Lulu tidak puas dan menghela napas, dia sangat kecewa karena tidak terjadi apa-apa. Tina hanya bersorak pada kemungkinan umat manusia memiliki cara yang berbeda, mungkin butuh waktu lama untuk bersiap-siap. Lulu melihat punggung tangannya dengan lesu, dia pikir Agus akan bertindak seperti angin yang tak terlihat, normalnya akan melakukannya seperti itu. Banyak dari lawan jenis berpikir sesuatu yang liar tentang dia di belakang punggungnya, sampai berani membayangkan sesuatu yang tidak biasa, meskipun dia sudah sangat siap tadi malam walau tidak bertahan lama.

"Mungkinkah cara mereka berbeda," gumam Lulu.

"Anda harus bertanya, kita tidak bisa pergi dengan cara yang sama."

"Padahal usianya sangat singkat," kata Lulu, pandangan usia sangat berbeda dari sudut pandang Lulu. Agus mahluk yang punya kehidupan paling singkat dari semua ras di dunia ini. Tina bercerita tentang dirinya sendiri dan suaminya, hitungan malam mereka paling lama, lima menit. Buku itu mengatakan bahwa ras peri kegelapan tertinggi bisa berlangsung selama tujuh menit. Ras manusia dengan umur pendek mungkin tidak bertahan satu menit, itu sebenarnya tidak bagus untuk Lulu.

"Yang Mulia, Anda harus melakukan penilaian yang lebih baik sebelum melakukan..."

"Itu adalah keputusanku, meski singkat, aku menyukainya."

Lulu ingin tertawa ketika Tina memberitahunya bahwa itu mungkin akan selesai beberapa detik setelah memasukkannya.

"Apakah Anda tidak akan kecewa, akan butuh waktu lama untuk keturunan."

"Tidak masalah," jawab Lulu dengan senyuman pahit.

Rumit dilihat dengan umur panjang ras ribuan tahun, mereka melakukannya secara singkat tetapi menurut buku itu sendiri cukup lama, tidak jauh berbeda dengan ras lain, ras iblis juga cukup singkat dengan lima menit mereka. Sudah sebulan dan semakin tak tertahankan sampai Lulu berpikir bahwa manusia mungkin hanya tidur dan kemudian punya anak sendiri. Lulu yang sudah marah di malam hari menceritakan semuanya, Agus kaget karena jauh berbeda dan semua yang harus dilakukan sesingkat itu tidak masuk akal, tidak jauh berbeda dengan ayam.

Menurut Agus hal ini di luar nalar tetapi harus dipahami karena dunia ini bukan bumi, makhluk di dunia berbeda dengan yang ada di bumi dan bahkan cara mereka berfungsi dengan cara tertentu. Agus yang mendengarnya berusaha untuk tidak tertawa, umurnya pendek dibandingkan dengan hubungan malam yang hanya hitungan beberapa detik.

"Bahkan jika kamu hanya bertahan 30 detik, aku tidak akan kecewa padamu."

"Kita manusia tidak akan bertahan selama 30 detik."

"Jadi kurang dari itu, tidak apa-apa" kata Lulu. Dia tersenyum.

"Aku khawatir kamu akan terkejut nanti."

"Aku memaklumi..."

"Aku jadi ragu-ragu akan melakukannya, cara kita berbeda..."

Itu tidak sesuai dengan apa yang telah dibaca Lulu dan apa yang dikatakan orang lain dan Tina. Seolah-olah dia telah dibohongi karena tidak dimasukkan dalam apa yang dia pelajari, sesuatu yang tidak kalah melelahkan dari pelatihan pedang dan perlawanan. Pagi itu sangat melelahkan sehingga sulit baginya untuk bangun dari tempat tidur. Tina sangat bersimpati karena butuh waktu bagi Lulu untuk membujuk Agus. Tina melihat Lulu kelelahan, dia berpikir bahwa Lulu berusaha keras untuk menerima ketidakpastian dan kepuasan.

"Anda pasti lelah begadang karena harus menerima kenyataan, mohon bersabar Yang Mulia."

"Dia sangat gila..."

"Gila?"

"Dia tidak bertahan 30 detik..."

"Huh, sudah saya duga..."

"Aku masih sakit dan merinding memikirkannya."

"Mmh?"

Lulu tidak memberikan detail, dia hanya mengatakan dia tidak kecewa untuk tadi malam, Tina menghela napas lega dan memberi selamat padanya. Lulu cukup banyak melamun karena kejadian tadi malam, menurutnya itu menarik dan menantang adrenalin. Itu bukan sesuatu yang singkat dan cepat, itu rumit dan mengacaukan segalanya, Lulu berhati-hati untuk tidak membocorkan apa pun yang berharga. Laporan tentang pergerakan monster yang tidak jauh dari wilayah para peri kegelapan, Lulu Aite menjadi serius dan meminta para pemburu untuk bersiap-siap.

"Ini daftar berburu?"

"Suami Anda mendaftar."

"Tolak, dia tidak harus melakukan sesuatu yang berbahaya."

Selama seminggu semuanya beres, Lulu terus menolak pendaftaran suaminya, hingga Agus mengetahui bahwa semua itu ditolak oleh istrinya sendiri. Agus mendatangi Lulu, dan menanyakan semuanya dengan lebih jelas. Sorot matanya yang tegas tak menunjukkan rasa takut, Lulu dengan tegas menilai karena usianya yang pendek, Agus tak perlu melakukan sesuatu yang tak perlu dilakukannya. Agus hanya melakukan apa yang diinginkannya dengan syarat tidak menimbulkan kerugian. Lulu tidak ingin sesuatu yang berharga hilang dalam hitungan detik. Agus sudah menguasai latihan pedang dan panah dengan mantap, namun ia tetap tidak bisa mengubah pandangan Lulu dan semua orang dengan alasan ia bersimpati pada Agus karena usianya yang pendek.

"Aku mengerti bahwa kamu ingin belajar banyak tentang dunia kami, tetapi ingat kalau semua itu tidak perlu, kamu bisa diam dan berlatih sesukamu."

"Aku merasa sangat tidak berguna, kalian baik padaku, tapi tugasku hanya bersantai dan berlatih tanpa latihan yang nyata."

"Jangan berpikir seperti itu, karena semua untuk kebaikanmu sendiri," kata Lulu, dia mendekat.

"Kamu terlalu memanjakanku."

"Adalah kewajiban istri untuk memanjakan pasangannya."

"Kamu seperti Ratu egois yang hanya mengikuti keinginanmu sendiri, Lulu."

Lengan Lulu melingkari leher Agus. "Sejujurnya aku tidak ingin kau melakukan apa pun."

"Di duniaku, seorang istri harus mematuhi suaminya."

Lulu mendekatkan wajahnya. "Itu di duniamu, bukan di duniaku."

Sihir Api

Tidak ada keraguan saat memerintah, suara tegas itu bisa menjangkau semua orang yang berdiri di tengah desa. Agus hanya memberikan sedikit saran yang cocok dan mudah dipahami, bisa diterima semua orang termasuk Lulu yang tampak bangga. Selama di desa, dan mengamati semuanya. Agus belum pernah melihat orang yang menunjukkan ketidaksukaan yang begitu terbuka. Lulu berharap semua yang terjadi wajar dan tidak ada hubungannya dengan iblis yang mengendalikan monster. Agus mendengarkan dengan seksama, banyak hal yang harus ia pikirkan dan kemungkinan akan terjadi sesuatu yang buruk.

"Apa yang sedang Anda pikirkan?" Tina bertanya kepada Agus.

"Hanya saja aku merasa tidak nyaman."

"..." Lulu menatap Tina dan Agus bergantian.

Melihat suaminya dan wanita lain sedang berdiskusi dengan efek yang tidak nyaman, Lulu merasa semakin dekat mereka berdua, akan semakin buruk. Telapak tangan memukul meja, mereka berdua menoleh bersama. Lulu mengalihkan bahwa monster berukuran besar akan datang. Lulu bisa menebak apa yang akan datang, yang pasti monster setinggi tiga meter dengan wajah jelek seperti wajah babi akan datang. Agus membayangkan bentuk monster itu akan mengerikan, dia dengan cemas mengambil tindakan pencegahan.

"Aku akan membantu kamu."

"Tidak, kamu masih lemah dan kamu akan bisa mati kalau melawan mereka," kata Lulu.

"Aku akan memeriksanya," kata Tina menyela pembicaraan.

"Jika tebakanku benar, kamu langsung kembali untuk melaporkan semuanya kepadaku."

Beberapa saat mereka tidak berbicara satu sama lain, Agus membuka mulut bertanya mengapa dia tidak bisa pergi dengan yang lain? Senyuman tipis Lulu menunjukkan bahwa semua yang akan terjadi sangat berbahaya meski Agus sudah cukup berlatih untuk pengembangan diri. Monster yang tidak memiliki otak sulit diajak berkomunikasi, mereka sangat kejam dan tidak segan-segan membunuh meskipun musuhnya sekarat.

"Bukankah sangat tidak adil jika aku tidak datang?"

“Kalau kamu ikut itu akan menjadi beban bagi mereka, lebih baik duduk dan menunggu, kalau ada sesuatu yang sangat mengancam akan aku bereskan,” kata Lulu.

Duduk sabar menunggu kabar dari Tina, Lulu duduk bersama Agus sambil menggodanya dengan jari telunjuk menempel di dada. Suaminya terlihat marah seolah tak peduli, Lulu tertawa enteng kekanak-kanakan. Berbicara dengan maksud untuk menakut-nakuti apa yang dilakukan Lulu agar Agus sadar bahwa dirinya tidak akan bisa melawan monster yang memiliki fisik kuat dan daya tempur tinggi. Agus menghela napas dan mengerti maksud baik istrinya, tidak lama kemudian Tina datang dan memberi kabar bahwa semuanya telah mampu menekan mundurnya para monster, sesuai dengan dugaan Lulu bahwa monster yang sama seperti yang dicurigai.

"Kremasi orang yang terbunuh, dan kamu perintahkan untuk memperketat penjagaan."

"Saya laksanakan, Yang mulia!"

Setelah semua yang terjadi banyak orang khawatir dan beberapa orang berlatih lebih keras. Agus ikut latihan bersama yang lain, mereka meminta Agus untuk tidak ikut jika ada serangan lagi dari monster. Suatu malam Lulu menunjukkan sihir api yang menarik, bola api melayang di atas telapak tangan.

"Hanya sedikit orang yang bisa melakukan ini, yang paling ahli di desa ini, aku dan Tina."

"Bisakah aku melakukannya juga?"

"Kamu bisa jika itu hanya sihir dasar."

"Baiklah, tolong ajari aku."

"Tapi, kamu akan pingsan begitu kamu mengeluarkan sihir karena energi sihirmu sangat tipis."

Seharusnya butuh setahun atau lebih untuk belajar sihir untuk yang berbakat, tapi Agus bisa langsung membuat bola api seukuran kelereng, dan kelelahan hingga pingsan sesudahnya. Suaminya memiliki perkembangan sihir yang tidak normal, tetapi sayangnya tubuhnya tidak mampu menahan tekanan energi yang harus dilepaskan. Tina menilai Agus adalah seorang jenius yang memiliki banyak kekurangan. Jika dia bisa memiliki banyak energi sihir, akan sangat menakutkan untuk menjadi seorang penyihir yang mungkin jauh lebih kuat dari para Peri Cahaya.

"Tidur nyenyak sekali," gumam Lulu.

"Yang Mulia, apakah Anda ingat tentang benda yang dibuat oleh para Kurcaci?"

"Aku masih ingat itu masih jadi topik sampai sekarang, dan tidak mungkin kita bisa mendapatkan benda itu."

Gelang yang digunakan untuk menampung energi sihir sampai batas tertentu, para Kurcaci menggunakannya sebagai bagian dari senjata mereka. Sesuatu yang bisa sangat membantu tapi merepotkan jika harus mentransfer energi ke dalam gelang, Lulu menginginkan cara lain agar suaminya bisa memiliki energi lebih. Sebuah buku langsung terlintas di benak Lulu, metode yang cukup gila untuk memakan jantung Naga. Tina terkejut dan menjawab bahwa itu tidak mungkin karena Naga sangat kuat dan tidak mungkin membunuh mereka.

"Bukannya masih tidak mungkin, Yang Mulia, jika tidak beruntung akan gagal, akan sia-sia bahkan jika kita mencoba."

"Dia berbakat pasti akan berhasil."

Yang diinginkan Lulu jika hal itu bisa terjadi bukan hanya agar suaminya memiliki energi yang stabil, ia juga ingin agar suaminya bisa mencapai usia 4000 tahun bahkan lebih. Sesuatu yang bisa berubah mungkin dengan mengubah Agus menjadi ras vampir, Tina merinding dengan semua yang dikatakan Lulu. Kemungkinan terburuk akan mengubah kepribadian Agus, Lulu memilih untuk tidak melakukan itu meski akan sangat disayangkan. Agus bangun di pagi hari, dia ingat bahwa semua yang dia lakukan sebelumnya luar biasa tetapi pingsan. Manusia yang bisa mengeluarkan sihir sangat hebat, tidak bertahan lama tapi luar biasa jika dia kembali ke dunia asalnya, entah apa yang akan dikatakan semua orang yang ada di sana.

"Kamu sudah bangun, aku sangat senang."

Agus menoleh ke arah pintu. "Kamu bangun pagi sekali, Lulu."

"Sebenarnya aku tidak tidur."

"Kamu harus tidur, tidak baik jika kamu tidak tidur."

"Apa kamu khawatir karena aku tidak tidur, hihihi lucu."

“Semalam sangat menyenangkan,” gumam Agus sambil menatap telapak tangannya.

"Apakah kamu menyukainya?"

"Ya, aku sangat menyukainya."

"Jika saja kamu memiliki banyak energi, aku akan mengajarkan lebih dari tadi malam."

"Hal yang mendasar saja aku pingsan, mengecewakan bukan?"

"Tidak, aku tidak kecewa padamu, aku bangga karena kamu sangat hebat."

"Hebat?" Agus merasa tidak hebat sama sekali.

Agus menghabiskan sebagian besar kesehariannya untuk berlatih pedang dan memanah, selain itu ia juga sering berlari untuk membangun kekuatan fisiknya. Pembentukan otot tidak bisa dilakukan hanya dengan berlatih pedang dan panah, Agus cukup memilih waktu untuk mengangkat beban yang berat.

"Bukankah dia hebat?" Lulu bertanya pada Tina dengan gembira.

"Ahem, maksudmu itu pasti bentuk fisiknya?"

"Sepertinya dia satu-satunya yang bisa mengubah tubuh seperti itu tidak seperti ras peri laki-laki di desa ini."

"Manusia sangat hebat, banyak rahasia yang mereka miliki," gumam Tina.

"Tina?!"

"Ya, Yang Mulia?"

"Ingat, kamu sudah menikah."

"Tenang saja Yang Mulia, suami saya lebih luar biasa, akan percuma terlihat bagus namun tidak tahan lama, ah maafkan hamba."

"Santai saja, ehem ... aku sangat menyayangkan dia tidak tahan lama," kata Lulu dengan kebohongannya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!