NovelToon NovelToon

Xiao Heiven : New Genesis

Ch. 1 — Mimpi.

...“Waktu adalah misteri terdalam di seluruh Alam Semesta dan merupakan kekuatan paling agung yang sulit dipahami.”...

“Siapa kau sebenarnya? Kenapa kau selalu menghantuiku dengan kalimat-kalimat aneh seperti itu!”

“Belum saatnya kau mengetahui siapa diriku. Hanya saat kau mengetahui makna dari kalimat yang aku ucapkan maka kau akan bisa melihat wujudku.”

“Kau selalu mengatakan hal yang sama ketika aku mengajukan sebuah pertanyaan. Jika kau tidak mau menjawab pertanyaanku itu setidaknya kau katakan padaku dimana aku bisa menemuimu.”

“Takdir dan waktu selalu hidup berdampingan. Kita akan bertemu jika kau memang telah ditakdirkan.”

Suara-suara aneh selalu menghantui seorang pemuda bernama Xiao Heiven dikala ia sedang tidur terlelap. Entah misteri apa sebenarnya yang tersembunyi di balik semua kalimat misterius itu.

Tak jarang pengalaman yang ia dapatkan dalam mimpinya itu membuatnya merasa kesal ketika terbangun. Sebab, ia menjadi sangat penasaran dengan arti dibalik semua kalimat yang sering menghantui dirinya itu.

Apalagi mimpi yang ia alami ini terasa sangat aneh. Sebab, mimpi yang sama persis terus terjadi secara berulang-ulang dalam setahun terakhir.

Namun, Heiven tidak ingin terlalu lama berada dalam kebimbangan karena ia masih memiliki banyak pekerjaan yang harus segera ia selesaikan.

Ia akhirnya bangun dari tidurnya dan langsung melihat ke arah jam dinding.

Seketika, ia dibuat terkejut ketika milihat jam menunjukkan pukul tujuh pagi.

Ia lalu melihat ke arah hp yang ia letakkan di atas sebuah meja di samping tempat tidur dan hanya bisa menghela nafas panjang ketika mengetahui hp yang biasanya ia jadikan alarm dalam keadaan mati.

“Pantas saja aku bangun kesiangan. Ternyata semalam aku lupa mengecas hp.” Heiven segera mengecas hp dan menyalakannya dalam keadaan masih dicharger.

Beberapa pesan singkat langsung muncul ketika hpnya menyala dan semua pesan itu berasal dari satu orang.

Ia lalu menelepon orang itu dan menanyakan beberapa hal terkait isi dari padan singkat yang ia terima.

Setelah mengobrol sekitar lima menit, wajah Heiven terlihat sangat senang bak seorang petani yang sedang panen raya.

Ia pun segera membersihkan diri lalu berganti pakaian dan langsung pergi ke suatu tempat. Padahal ia belum sempat sarapan.

**

Situs Kirene, Libya.

Setelah perjalanan kurang lebih tiga puluh menit dari rumahnya dengan mengendarai mobil, Heiven akhirnya sampai di sebuah reruntuhan kuno yang dikenal dengan Situs Kirene.

Ia segera turun dari mobil dan seorang wanita cantik dengan mata sebiru lautan langsung datang menghampirinya lalu memberikan beberapa lembar foto yang ada di tangannya.

“Ini adalah beberapa gambar pintu masuk ke dalam Goa yang kami temukan di bawah reruntuhan kuno ini. Kami tidak dapat melakukan penelusuran lebih jauh lagi ke dalam Goa itu. Sebab, Goa itu dilindungi oleh sebuah kekuatan misterius yang membuat kami semua tidak dapat mendekati mulut Goa itu.”

Gadis bernama Alexa itu menjelaskan keadaan di sekitar mulut Goa misterius dengan sangat terperinci saat Heaven memeriksa semua foto itu satu per satu.

Ternyata Heiven adalah seorang Arkeolog sekaligus ketua dari misi penelitian yang dilakukan oleh sekelompok Arkeolog muda di Situs Kirene ini.

Menurut dongeng yang tersebar di penduduk sekitar, di dalam Situs Kirene ini tersembunyi sebuah senjata pusaka yang diwariskan oleh seorang Dewa yang identitasnya masih misterius.

Hal ini juga diperkuat dengan beberapa kejadian-kejadian aneh yang muncul di waktu-waktu tertentu dan membuat para penduduk sekitar takut mendekati Situs Kirene. Padahal jarak antara pemukiman penduduk dengan Situs Kirene juga terbilang tidak terlalu jauh.

Sebenarnya, sudah ada beberapa Arkeolog lain yang menyusuri situs itu sebelum Heiven dan Tim-nya melakukan penelitian secara menyeluruh di situs ini.

Akan tetapi, para Arkeolog itu sama sekali tidak menemukan petunjuk apapun tentang jejak keberadaan senjata pusaka itu setelah melakukan penelitian panjang selama berbulan-bulan. Hingga akhirnya mereka memutuskan untuk menyerah dan kembali.

Tentu saja semua catatan penting tentang Situs Kirene yang ditemukan oleh para arkeolog sebelumnya selama melakukan penelitian di tempat ini, sekarang telah berada di tangan Heiven dan Timnya. Dan, berkat catatan yang ditinggal oleh para arkeolog sebelumnya itulah maka Alexa bersama timnya dapat menemukan keberadaan Goa misterius ini.

Heiven menjadi sedikit tertarik dengan ukiran-ukiran kuno yang berada di sekitar mulut Goa. Sebab, warna dari ukiran kuno itu sama sekali tidak luntur walaupun sudah puluhan ribu tahun berlalu.

“Antarkan aku ke Goa itu. Aku pernah mempelajari tentang bahasa Yunani kuno mungkin saja hal itu bisa membantu kita menemukan jalan yang lebih aman untuk masuk ke dalam Goa.” Heiven lalu mengembalikan semua foto itu ke tangan Alexa.

Tanpa banyak bicara, Alexa segera membawa Heiven pergi ke Goa misterius yang letaknya berada di ruang bawah tanah reruntuhan kuno ini.

Sebelumnya sebuah batu yang sangat besar telah menutupi pintu masuk ruang bawah tanah ini dan menyembunyikan tempat ini dengan sangat baik selama ribuan tahun. Sebab, semua orang mengira bahwa batu besar itu sengaja diletakkan di sana untuk memperkuat pondasi reruntuhan kuno. Jadi, tidak ada seorangpun yang berani memindahkan batu besar itu sampai kejadian yang sangat aneh terjadi di tempat ini semalam.

Sebuah petir yang sangat dahsyat tiba-tiba turun dari langit dan menyambar batu besar itu sampai hancur berkeping-keping. Padahal cuaca saat itu sangat cerah tanpa adanya jejak awan mendung.

Petir itu seolah-olah bantuan yang diberikan oleh langit agar rahasia yang selama ini tersimpan di dalam Situs Kirene dapat ditemukan.

Setelah menuruni ratusan anak tangga, Heiven akhirnya sampai di mulut Goa dan melihat semua anggota tim yang telah menunggu kedatangannya di tempat ini.

“Alexa telah menceritakan semuanya padaku. Apakah kalian semua benar-benar tidak memiliki cara untuk menerobos masuk ke dalam Goa ini?” Heiven sempat melirik ke arah mulut Goa lalu kembali menatap para anggota timnya.

“Lapor, Pak. Goa ini dilindungi oleh kabut yang sangat aneh. Kabut misterius itu memang tidak mengancam nyawa kami, tapi kabut itu dapat membingungkan pikiran kami dan membuat kami kehilangan arah sehingga kami akan selalu kembali ke bagian mulut Goa.”

Seorang anggota tim memberikan penjelasan yang sama persis dengan apa yang telah diceritakan Alexa sebelumnya.

Heiven menatap anggota tim yang lain dan mereka semua menganggukkan kepala yang menunjukkan bahwa mereka semua juga mengalami hal yang sama.

“Kalau begitu aku sendiri yang akan mencoba masuk ke Goa itu. Kalian semua tetap berjaga di sini sampai aku kembali memberi perintah.” Heiven yang merasa penasaran segera mendekati mulut Goa.

Para anggota tim yang lain termasuk Alexa tidak ada yang mencoba menahan Heiven karena mereka tahu bahwa kabut misterius itu sama sekali tidak memiliki ancaman.

Saat Heiven semakin jauh melangkah masuk ke dalam mulut Goa, semua anggota tim hanya bisa menggelengkan kepala karena tak percaya dengan apa yang mereka lihat.

Kabut misterius itu sama sekali tidak muncul ketika Heiven mencoba memasuki Goa itu. Hal ini sangat berbeda dengan apa yang dialami oleh mereka semua sebelumnya.

Heiven pun terus melanjutkan langkahnya tanpa menoleh ke belakang karena ia merasa ada suatu yang menarik dirinya dari dalam Goa ini.

Ch. 2 — Tombak Pusaka.

Alexa dan semua tim yang masih berada di mulut Goa segera bergegas mendekati mulut Goa saat melihat Heiven dengan begitu mudahnya masuk ke dalam Goa. Padahal mereka semua sebelumnya selalu dihalangi oleh kemunculan kabut tebal yang sangat aneh begitu mencoba memasuki Goa.

Akan tetapi, mereka semua ternyata kembali dihadang oleh kemunculan kabut misterius dan dihempaskan kembali ke tempat semula.

“Sial! Kenapa hanya ketua yang diijinkan masuk ke dalam. Aku juga sangat penasaran dengan misteri yang ada di dalam Goa. Hai, Dewa penunggu tempat ini … Jika kau mendengarkan ucapanku maka biarkan kami semua masuk.”

Salah satu anak buah Heiven yang memiliki postur tubuh tinggi besar tak bisa menerima semua ini dan berteriak dengan suara lantang berharap jika penunggu Goa ini mengijinkan mereka semua masuk ke dalam Goa dan melanjutkan penelitian bersama Heiven.

Akan tetapi, sama sekali tidak ada respon apapun di sekitar Goa. Suasana di tempat ini begitu hening dan terkesan menyeramkan layaknya sebuah tempat yang telah dikutuk.

“Tampaknya warisan peninggalan Dewa yang ada di dalam Goa itu memang telah memilih Heiven. Lebih baik kita semua meninggalkan tempat ini dan berjaga diluar. Jangan sampai ada orang yang mengganggu area di sekitar reruntuhan kuno ini sampai Heiven kembali.”

Alexa meminta semua anggota tim meninggalkan ruang bawah tanah ini. Sebab, tidak ada gunanya juga mereka berlama-lama berada di tempat ini. Lagipula Alexa juga harus mengabarkan apa yang telah terjadi di tempat ini pada satu-satunya anggota keluarga yang dimiliki Heiven yaitu ibunya, Nyonya Bianca.

**

Di Dalam Goa.

Heiven melihat sebuah tombak pusaka yang terbang di bagian inti Goa. Tanpa terasa ia sudah menatap tombak pusaka yang ada di depannya itu selama sepuluh menit.

Ia merasa ada sesuatu di dalam tombak pusaka itu yang mencoba menarik dirinya untuk mendekat.

Namun, Heiven tidak berani bertindak gegabah. Apalagi Goa ini bukanlah sebuah Goa biasa melainkan sebuah Goa yang tinggalkan oleh seorang Dewa yang tak diketahui indentitasnya.

Heiven akhirnya memberanikan diri melangkah mendekati tombak pusaka itu dan menggenggamnya dengan hati-hati.

Ternyata sama sekali tidak ada keanehan apapun saat ia menggenggam tombak pusaka itu dengan erat. Ia malah merasakan sensasi yang sangat nyaman seolah-olah berjumpa kembali dengan seorang teman yang telah lama menghilang.

Heiven mengamati setiap bagian tombak pusaka itu dengan detail dan menemukan beberapa ukiran yang cukup menarik. Sebab, warna dari ukiran itu memancarkan sinar tujuh warna yang sangat indah layaknya pelangi.

“Waktu.” Heiven membaca salah satu ukiran yang hanya berupa satu kalimat. Namun, dalam kalimat itu terdapat makna yang begitu dalam.

“Waktu?! Kenapa akhir-akhir ini kehidupanku selalu dibayang-bayangi dengan kata-kata waktu? Apa sebenarnya rahasia yang ada di balik sang waktu?”

Heiven kembali teringat dengan mimpi yang selama beberapa bulan ini selalu menghantui dirinya. Ia menjadi semakin penasaran dengan tombak pusaka ini dan identitas Dewa misterius pemilik senjata pusaka ini sebelumnya.

Ding ...

Suara lonceng tiba-tiba bergema di dalam Goa ini dan sebuah peti mati yang terbuat dari emas muncul dari dalam tanah tepat dimana posisi tombak pusaka ini melayang sebelumnya.

“Ternyata Goa ini adalah sebuah makam kuno. Jangan-jangan peninggalan dari Dewa itu sebenarnya bukanlah tombak pusaka ini, melainkan benda yang ada di dalam peti mati itu.”

Tanpa mengenal rasa takut, Heiven segera mendekati peti mati emas itu dan membaca beberapa ukiran berwarna emas yang ada di bagian atasnya.

Semua ukiran yang ada pada tutup peti mati itu ternyata adalah kalimat yang sama dengan kalimat yang selalu ia dengar dalam mimpinya.

“Waktu … Waktu … Dan waktu!! Aku benar-benar muak dengan kalimat ini! Akan 'ku hancurkan peti mati terkutuk ini.”

Heiven lalu mengangkat tombak pusaka yang ada di tangannya dan langsung menebaskan dengan kuat ke peti mati yang ada di hadapannya.

Akan tetapi, tindakannya itu sepertinya telah memicu kemunculan sesuatu yang lebih menakutkan.

Suara lonceng kembali bersenandung di tempat ini dan membuat Heiven seolah-olah dikelilingi oleh ratusan lonceng.

Ia sampai menutup kedua telinganya karena tak tahan dengan suara bising ini.

Sampai akhirnya peti mati berwarna emas itu terbuka dan menghisap Heiven masuk ke dalamnya lalu membawanya pergi menghilang dari tempat ini.

**

Di Luar Goa.

Alexa dan semua anggota tim menjadi ketakutan saat melihat ke arah langit.

Mereka semua melihat sesosok raksasa yang terbuat dari petir berdiri di atas awan.

Sosok raksasa itu terus menatap lokasi Goa misterius itu berada sambil memegang sebuah panah yang terbuat dari petir dan siap dilepaskan kapan saja.

Tidak ada satupun dari mereka yang berani bersuara karena takut keberadaan mereka semua akan diketahui oleh sosok raksasa petir itu.

Sampai akhirnya sebuah mobil berwarna putih sampai di reruntuhan kuno dan berhenti di samping mereka semua.

Seorang wanita yang memiliki paras yang sangat cantik segera keluar dari mobil itu. Wajah wanita itu masih terlihat seperti seorang gadis yang baru berusia dua puluh lima tahun, padahal usianya yang sebenarnya jauh berada di atas itu.

“Nyonya, anda akhirnya tiba. A—Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan jika anda tidak segera tiba di tempat ini.” Alexa yang tampak ketakutan berbicara dengan bibir yang sedikit bergetar.

Wanita yang baru datang itu adalah ibu Heiven, nyonya Bianca.

Bianca lalu berusaha menenangkan Alexa dengan meletakkan tangannya di atas kepala wanita muda itu. Alexa pun seketika merasakan sensasi yang begitu nyaman seolah-olah berada dalam pelukan seorang ibu dan membuatnya tenang kembali.

“Ceritakan padaku apa yang sebenarnya membuatmu ketakutan?” tanya Bianca yang belum sempat melihat daerah sekitar reruntuhan.

Alexa lalu menunjuk ke arah langit. “Dia!! Raksasa petir itu sepertinya ingin menghancurkan Goa. Padahal Heiven sedang berada di dalam Goa itu.”

Bianca segera melihat ke arah yang ditunjuk Alexa dan raut wajahnya seketika berubah menjadi serius. Ia sempat menyipitkan matanya untuk memastikan jika yang ia lihat tidak salah. “Kau bawalah semua anggota tim mu pergi dari tempat ini. Biar aku saja yang pergi mencari Heiven karena dia adalah putraku.”

“Tapi …”

“Tidak ada tapi-tapian! Cepat pergi tinggalkan tempat ini! Aku dan Heiven akan segera menyusul kalian.”

Alexa tadinya ingin menolak permintaan Bianca. Akan tetapi, Bianca bersikeras agar mereka semua meninggalkan tempat ini. Akhirnya, Alexa pun memenuhi keinginan Bianca dan membawa semua anggota tim meninggalkan Situs Kirene.

Setelah benar-benar yakin jika Alexa dan semua anggota timnya telah jauh dari reruntuhan kuno ini, Bianca segera mengeluarkan sebuah busur panah dan mengarahkannya ke arah langit dengan arah sedikit ke utara dari posisi raksasa petir itu.

“Jika kau berani menyerang reruntuhan kuno itu, maka aku akan menghujanimu dengan panah-panah api milikku!” seru Bianca mengancam tanpa rasa takut.

Ch. 3 — Iblis Petir.

Raksasa petir itu menatap Bianca dengan dingin. “Apakah kau pikir aku akan takut dengan ancaman seekor Unicorn sepertimu? Aku pastikan tubuhmu akan hancur lebur oleh panah-panah petirku ini lebih dulu sebelum kau melepaskan panah apimu itu.”

Raksasa Petir itu adalah seekor monster iblis tingkat tinggi yang mengendalikan kekuatan elemen petir atau biasa dikenal dengan sebutan iblis petir.

Iblis petir ini adalah musuh alami dari Ras Unicorn. Dahulu kala, leluhur dari iblis petir pernah mencuri sebagian inti api suci yang dimiliki oleh Ras Unicorn untuk memperkuat kekuatan panah petir yang mereka miliki. Dan, kekuatan itu ternyata dapat diturunkan ke generasi berikutnya hingga membuat pondasi kekuatan yang dimiliki oleh Ras iblis petir menjadi semakin kokoh.

Bianca sama sekali tak takut sedikitpun saat mendengar ancaman dari iblis petir itu. Tatapannya yang setajam pedang mengisyaratkan bahwa ia akan benar-benar merubah iblis petir ini menjadi abu jika iblis ini berani melepaskan panah petir yang ada di tangannya untuk menyerang reruntuhan kuno.

Iblis petir terlihat semakin marah saat melihat Bianca sama sekali tak menghiraukan ancaman. Sebab, ia memiliki harga diri yang sangat tinggi dan tak segan-segan menghancurkan siapapun yang tak mau tunduk pada dengan perintahnya.

“Apakah kau tidak sadar dengan kekuatan yang kau miliki hingga kau berani menantangku seorang diri. Sadar 'lah jika kekuatan yang kau miliki itu tidak lebih dari seekor semut di mataku.”

Iblis Petir membalikkan tubuhnya ke arah Bianca dan siap menyerangnya dengan panah petir yang ada di tangan kanan. Ia merasa bahwa ia harus menyingkir Bianca lebih dulu agar dapat menghancurkan reruntuhan kuno itu tanpa ada halangan dan mencegah Heiven untuk mendapatkan warisan yang tersimpan di bawah reruntuhan kuno Situs Kirene.

Bianca hanya melirik lalu menyeringai. Ia seolah-olah mengejek Iblis Petir yang tengah terbakar amarah dan siap membunuhnya kapan saja.

“Jika kau berani menyerang wanita itu maka aku pastikan bahwa kau dan semua Ras Iblis Petir yang tersisa akan segera musnah dari muka bumi ini!”

Sesosok dewa dengan tekanan kekuatan yang begitu dahsyat tiba-tiba muncul dari arah timur dan mengancam Iblis Petir. Di tangan kanan dewa itu terdapat sebuah pedang pusaka yang terlihat sangat indah layaknya sebuah pedang yang turun surga.

Bianca menjadi saat senang ketika melihat kedatangan Dewa ini dan segera menyimpan kembali busur panahnya. Sebab, ia telah merasa sangat aman hanya dengan kedatangan Dewa tersebut.

“Pedang Penjaga Surga?!”

Iblis Petir melirik pedang pusaka yang ada dalam genggaman Dewa misterius itu dan tampak sangat terkejut. Ia sama sekali tidak menyangka jika wanita yang akan ia serang ternyata memiliki hubungan spesial dengan salah satu dewa terkuat dari timur.

Akan tetapi, tekad Iblis Petir untuk membunuh Bianca tampaknya sudah bulat. “Hanya dengan kekuatan yang kau miliki jangan pernah bermimpi untuk menandingi kekuatan petirku yang begitu dahsyat. Kau adalah seorang Dewa pelindung jadi kembalilah pada tugas aslimu yaitu seorang penjaga. Jangan berani mencampuri urusanku jika kau tidak ingin binasa!!”

Aura yang begitu dahsyat seketika memancar dari tubuh Dewa Pelindung saat Iblis Petir meremehkan kekuatannya. “Bodoh!! Apakah kau meremehkanku karena aku adalah seorang Dewa Pelindung? Asal kau tahu saja jika aku tidak akan menjadi seorang Dewa Pelindung jika aku tidak memiliki kemampuan tempur yang cukup kuat untuk melindungi apa yang harus aku lindungi. Dan, gelarku yang lain di Alam Dewa adalah … Dewa Pedang!”

“Dia tidak sendirian! Tapi, aku juga ada di sini. Jika kau berani menyerang wanita itu maka aku juga akan menyerangmu dengan Pedang Pencakar Langit milikku!!”

Seorang Dewa kembali muncul di tempat ini dengan cara yang sangat misterius dan berdiri di samping Dewa Pelindung. Tampaknya Dewa ini memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Dewa Pelindung.

Iblis menunjuk Dewa yang baru datang itu dengan tangan kirinya. “Kau …?! Bukankah kau adalah Dewa Perang. Kenapa kau juga datang ke tempat ini untuk melindungi wanita itu. Siapa sebenarnya wanita itu.”

Iblis Petir terlihat sedikit panik. Ia tidak sadar jika perbuatannya akan memicu kedatangan dua orang dewa terkuat dari Alam Dewa yaitu Dewa Pelindung dan Dewa Perang.

Jika ia sampai bertarung dengan kedua Dewa ini dan menyebabkan korban jiwa di antara mereka, maka perang besar antara dewa dan iblis akan kembali pecah dan pastinya akan menimbulkan kerugian bagi Ras Iblis yang belum benar-benar pulih dari pertempuran besar sebelumnya.

Selain itu, Ras Iblis juga belum memiliki Raja Iblis yang baru di Alam Manusia ini setelah Dark Etheros berhasil dibunuh oleh seorang manusia dalam perang besar yang terjadi di Planet Dreamland.

...“Teknik Dewa Pedang — Domain Penjara Pedang.”...

...“Teknik Dewa Pedang — Pedang Pemusnah Kegelapan.”...

Dewa Pelindung dan Dewa Perang langsung menyerang Iblis Petir dengan teknik pedang terkuat yang mereka miliki.

Mereka berdua sepertinya tidak ingin membuang banyak waktu dan menyelesaikan masalah ini dengan cepat karena batas waktu yang mereka miliki untuk turun ke Alam Manusia memang sangat terbatas. Atau, kehadiran mereka berdua di tempat ini akan mengganggu keseimbangan hukum alam yang ada di Bumi.

Serangan teknik pedang gabungan yang dilakukan Dewa Perang dan Dewa Pelindung memang sangat kuat. Akan tetapi, serangan itu tidak cukup untuk membunuh Iblis Petir dalam sekali serang. Sebab, iblis petir ini telah mempelajari misteri tentang keabadian dan berhasil memahaminya walaupun hanya sedikit.

...“Ledakan Petir Mengguncang Surga.”...

Iblis Petir meledakkan semua kekuatan petir yang ada di dalam tubuhnya dan mewujudkan ke dalam bentuk sihir tertinggi yaitu sebuah ledakan aura yang langsung mematahkan serangan pedang yang menuju ke arahnya.

Kabut asap yang sangat tebal segera menutupi tempat ini saat kekuatan sihir milik iblis petir dan kekuatan teknik pedang ke-dua Dewa itu saling berbenturan dengan sangat dahsyat.

Iblis Petir memanfaatkan kesempatan yang singkat ini untuk melarikan diri dari tempat ini karena ia tak ingin masalah ini menjadi semakin panjang dan berakhir dengan sebuah perang besar.

Dewa Perang pun juga langsung meninggalkan tempat ini setelah tak lagi merasakan keberatan Iblis Petir di sekitar tempat ini.

Sementara itu, Dewa Pelindung segera turun ke dan menghampiri Bianca. “Apakah kau tidak apa-apa?”

“Aku baik-baik saja. Iblis itu sekali tidak menyerangku. Tapi, putra kita …” Bianca tidak dapat melanjutkan kata-katanya. Air matanya tiba-tiba menetes karena kekhawatirannya pada Heiven.

“Tenang saja, dia baik-baik saja. Tapi, dia sudah tidak ada lagi di Dimensi ini.” jawab Dewa Pelindung yang ternyata adalah Ayah dari Heiven.

Dewa Pelindung ini ternyata adalah Xiao Heilong, sosok manusia yang telah membunuh Raja Iblis, Dark Etheros.

“Apa maksudmu?” Bianca tak bisa percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. Ia pun menatap Dewa Pelindung dengan raut wajah memohon.

“Seorang Dewa dari masa lalu telah meninggalkan warisan dan sebagian kekuatannya di tempat ini untuk menyelesaikan sebuah masalah besar yang terjadi di masa lalu. Jadi siapapun yang mendapatkan warisan itu maka ia akan dibawa ke masa lalu untuk menyelesaikan tugas itu. Kau jangan terlalu khawatir karena putra kita bukanlah manusia biasa, yakinlah bahwa dia pasti akan menyelesaikan tugas itu dan segera kembali ke dimensi ini.”

Dewa Pelindung pun segera kembali ke langit setelah melihat Bianca mulai tenang. Sebab, batas waktu yang ia miliki untuk turun ke bumi telah habis.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!