H A P P Y R E A D I N G
Zoya Khalisa More, itulah namaku. Kerab di panggil Zoe, usiaku Sudah memasuki 24 tahun. Seperti biasa setiap Senin-Jumat aku menjalani hidup dengan bekerja sebagai sekretaris di perusahaan terbesar di negeraku.
Perusahaan yang sangat populer dan menjadi impianku tapi, naas impianku hanyalah lelucon, rasanya aku berkeinginan resign dari tempat itu tapi karena paksaan orangtualah aku tetap bertahan di sini. Bisa dibilang aku memang anak yang sangat penurut kepada orangtuaku.
Memiliki atasan yang dingin tidak mengenakan, menurutku Bos itu sedikit gila. Dia selalu memberikan kami pekerjaan tidak ada batasan meskipun memang nanti kami akan di gaji lebih jadi tetap saja melewati batas kerja kami, karna gaji di Perusahaan itu terbilang sangat besar aku tidak berniat hati untuk resign.
Menjadi Bos memang dampaan setiap orang, sama denganku, yang sekarang sudah bekerja sekaligus menjadi pewaris tunggal keluargaku, namaku Reiner Joe Notern, kerab dipanggil Reiner, nama Notern itu di ambil dari nama belakang Daddy Notern,
Inilah aku seorang CEO dari keluarga Notern. Aku mengambil alih perusahaan ini atas keinginan Daddy sendiri. Di usiaku yang sudah memasuki ke 27 ini sudah sangat di paksakan menikah oleh keluargaku. Mereka mencarikan jodoh untukku.
Sangat aneh mengingat di usiaku ini mereka harus mencari jodoh untukku. Aku selalu menolak untuk perjodohan akan itu tapi lagi-lagi Daddy memaksa terus sampai mengancamku akan dikeluarkan dari keluarga Notern. Aku memiliki pacar tapi keluargaku sangat tidak menyukainya entahlah aku tidak ingin membahasnya lagi.
Namaku Kelvin Marble, biasa dikenal dengan Kelvin atau Evin, usiaku saat ini sudah memasuki ke 26 tahun. Aku bekerja di perusahaan papaku sekarang sekaligus menjadi CEO di perusahaan papaku, papa sudah memberikan hak milik perusahaan untukku karena papa sekarang sudah pensiun. Aku sangat dekat dengan Zoya kami sahabat dari kecil, kedekatan kami berakhir karena aku harus pergi melanjutkan studi di Negeri lain, sebab itulah aku harus kehilangan sahabat juga cinta kecilku dulu.
Namaku Eliezer biasa dikenal dengan Elie, umurku 25 tahun aku bekerja sebagai model majalah, aku hidup sebatang kara yatim piatu dan aku berusaha menyambungkan hidupku dengan bekerja keras. Hidup tanpa kehadiran kasih sayang orangtua sangatlah berat untuk kujalani.
Bagaimana jadinya jika pernikahan tidak didasari dengan cinta, melainkan dengan kebencian. Sedangkan pernikahan sendiri adalah Ikatan sosial atau ikatan perjanjian hukum antar pribadi yang membentuk hubungan kekerabatan ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal.
Seorang gadis cantik, kuat dan pekerja keras membanting tulang demi mengabdi kepada kedua orangtuanya. Ia rela berkorban dan menurut meskipun bukan keinginannya. Disebuah Perusahaan tempatnya bekerja ia mencintai seorang Pria tampan yang menjadi atasannya. Berkerja sebagai sekretaris di jodohkan dengan atasannya sendiri, menikah dengan Bos, hidup mewah dalam kemegahan dan mencukupi segala kebutuhan, hanyalah menjadi angan-angan dalam hidupnya. Awal mula kisah pernikahan mereka penuh dengan kekelaman.
Pernikahan yang indah menjadi dambaan bagi semua orang. Gadis itu sangat mencintai bosnya tapi, jauh dari itu ia juga ingat membunuhnya ... Setiap saat gadis itu berniat untuk pergi tapi mengingat kepada kedua orangtuanya karena merekalah ia bertahan demi pernikahan konyol ini.
Baginya pernikahan adalah kehancuran dalam hidupnya, ia bertahan atas dukungan orang lain. Orang lain mencoba untuk selalu ada untuknya tapi tidak dengan suaminya, akankah pernikahan yang dilakukan dengan paksaan membuahkan hasil atau malah sebaliknya. Kehidupannya yang awalnya biasa saja menjadi luar biasa.
Selamat berkunjung.
CAST PEMERAN UTAMA
Zoya Khalisa More (Zoya/Zoe)
Reiner Joe Notern (Reiner)
Kenalkan sama oppa satu ini? Hehe
...----------------...
Guys ... Berhubung ini udah tamat jadi kalian kalau penasaran lanjutannya bisa langsung ke sequel nya judulnya Terpaksa Menikahi Dua Suami. Okay guys di tunggu
Sekuat apapun kamu menolak yang namanya jodoh tetap berpihak, meskipun kamu sangat tidak menginginkannya tetap ada jalan yang membuatmu bersamanya.
**-----------------------**
(Reiner Joe Notern)
Keadaan Perusahaan yang sangat sibuk-sibuknya, menjadi Bos bukanlah hanya bisa memakan hasil namun juga jeri payah yang harus di tekuni. Aku sedang sibuk membuat beberapa laporan tiba-tiba Mommy menghubungiku.
"Hallo Son, nanti malam kamu pulang ya kerumah ada yang ingin Mommy bicarakan denganmu," ucap Lisa Mommy Reiner.
Aku menarik nafas dalam-dalam dan hembuskan mendengar ucapan Mommy dari balik ponselku. "Baiklah Mommy aku akan pulang nanti."
"Baiklah Son, Mommy tutup ya."
Hari semakin sore tugasku sudah selesai dan saatnya aku siap-siap untuk pulang. Tidak butuh waktu lama sampailah aku di keluarga Notern.
"Good night, Mommy," sapaku seraya langsung memeluk mommyku ini.
Mommy pun membalas pelukanku. "Daddy mana mom?"
"Daddy di ruang tamu Reiner, sebaiknya kamu naik ke atas terus mandi dan kita akan makan malam bersama," perintah Mommy.
"Baiklah, Mom."
Setelah beberapa saat aku bersih-bersih aku langsung turun, Mommy dan Daddy sudah menungguku dimeja makan. Aku menyapa mereka. "Hai Daddy, hay Mommy."
"Ya Son, cepat kita makan kami sudah menunggumu lama," ujar Mommy.
Setelah acara makan-makan selesai Daddy membuka suara. "Son, kamu pasti tahukan maksud kami mengundangmu kesini. Besok malam kamu cepat pulang dan siap-siap kita akan bertemu dengan sahabat Daddy, mereka memiliki putri yang sangat cantik dan baik tidak salah kamu mencobanya," ungkap Daddy.
Aku sontak terkejut mendengar ucapan Daddy. "Apa?! Maksud Daddy kami akan di jodohkan?"
"Tentu saja, kamu harus terima son, ini demi kami berdua dan juga untukmu son," paksa Daddy.
Mendengar ucapannya, aku menghembuskan nafas dengan kasar. "Tapi Daddy, aku punya pacar bagaimana hubunganku dengan pacarku, Dad, Mommy?"
"Tinggalkan wanita tidak baik itu son demi Mommy, aku mohon." Kupikir tidak ada artinya aku membantah bisa-bisa menjadi masalah.
"Ok baiklah Daddy, Mommy ini demi kalian."
Ya begitulah akhirnya aku sudah tahu kalau apa yang akan keluargaku bahas, tapi ya sudah aku akan menerimanya. Sebenarnya aku memiliki pacar tapi sayang keluargaku sangat tidak menyukainya entah mengapa Mommy selalu bilang Mereka keluarga tidak baik tapi aku sangat mencintai pacarku itu.
----------------------------------------------------
(Zoya Khalisa More)
Kring ... Kringg ....
Suara alarm terus berbunyi di telinga serta mengganggu tidurku. Huuff... Badanku pegal-pegal semua rasanya ingin patah, lelahnya bekerja, laporan Perusahaan sialan yang belum kelar membuat otakku ingin pecah. Aku bergegas turun dari kasur dan memulai aktivitas ku seperti biasa sebelum berangkat ke Kantor. Sama seperti orang lain, makan dan mandi dan bergegas, aku tinggal di apartemen karna aku lebih suka mandiri dan aku bisa bebas tentunya.
Tok tok tok. Suara pintu di luar rumahku.
Aku kesal dan berjalan melangkah menuju pintu.
"Siapa sih pagi-pagi bertamu apa tidak tahu kalau aku ingin kerja bisa-bisa aku telat dan dimarahi Bos sialan itu, sebentar!" Sepanjang jalan menuju pintu aku mengomel dengan sendiri.
Ternyata sahabat lamaku datang, aku langsung berteriak saat melihatnya.
"Kelvin!" Aku langsung memeluknya cukup lama. Ia pun membalas pelukanku.
"Hay dari mana saja kamu sudah lama aku tidak melihat mu, kamu kuliah atau kerja?"
Kelvin mengusap rambutku. " Zoe santai dong satu-satu tanyanya ya, hmm ... Boleh aku masuk dulu?" pinta Kelvin.
"Oh tentu silahkan." Kelvin berjalan masuk kedalam rumahku begitupun aku yang mengikutinya.
"Ingin ku buatkan kopi atau teh?"
"Oh tidak perlu aku hanya mengunjungimu sebentar, nanti siang ku jemput ya kita makan siang bareng, mau?" ajak Kelvin.
Aku langsung senang mendengar ajakannya. "Tentu saja aku mau tapi sekarang aku ingin langsung ke Kantor," ucapku.
"Oh kebetulan aku juga ingin bekerja bagaimana jika ku antar sekalian kita sedikit berbincang," ajak Kelvin. Aku langsung mengangguk mengiyakan ajakannya.
Dia ini sahabatku dulunya kami saat dekat hingga dia kuliah di Paris dan kami kehilangan kontak waktu itu, di dalam mobil kami terlalu banyak cerita ketawa hingga terbahak-bahak hingga tidak sadar kalau aku sudah sampai di kantorku.
Aku memeluk Kelvin rasa rinduku terhadapnya ingin terus bersamanya. "Thanks ya, nanti ku kabari kalau sudah waktunya makan siang," ucapku.
Dan ia membalas pelukanku. "Baiklah cantik see you," ucap kelvin.
"See you too."
Kulihat jam sudah waktunya untukku berkerja lebih baik aku terus bergegas, aku melihat banyak karyawan-karyawan lainnya sudah duluan datang.
Kring ... Kring .... Suara handphoneku berbunyi.
Saat hendak aku bekerja suara ponsel sangat menggangguku. "Aduh mau kerja siapa lagi yang menghubungiku," gumam Zoya kesal.
"Oh Mami, hallo Mami ada apa? Aku ingin berkerja," ucapku.
"Sebentar sayang, Mami tidak lama ingin bilang nanti sehabis kamu kerja, kamu langsung pulang ya kerumah kita akan makan malam bersama dan juga kamu harus dandan cantik, Mami tidak mau anakku jadi jelek. Oh ya satu lagi kita tidak sendirian kerabat jauh papi juga mengundang kita untuk makan malam bersama jangan lupa ya Mami tunggu nanti," ujar Mami dengan sangat jelas dan panjang lebar.
Entah apa yang kupikirkan aku langsung mengiyakan ucapan mami. "Begitu ya Mami, baiklah aku kerja dulu ya Mami daaa ...."
"Daaa sayang," ucap Mami.
Begitu banyak pekerjaan hingga membuatku tidak keluar untuk makan siang bahkan janji dengan Kelvin pun sampai ku lupakan.
--------------------------------------------------
(Di Kantor)
Tok ... Tok .... "Masuk."
Suara ketukan pintu membuat Reiner tersadar dari fokusnya pekerjaan. "Bos nanti jam satu kita ada rapat dengan beberapa kolengan dari direksi Uk," ucap Zoya.
Reiner langsung mengiyakan mengenai pertemuan tersebut. Lalu Reiner langsung di suruh untuk keluar tapi, Zoya justru memilih untuk berdiri di sana.
"Apalagi?" ucap Reiner dengan ketusnya seraya melihat sekretarisnya.
"Aku ingin meminta izin Bos untuk sedikit lebih awal pulang karena keluargaku mengadakan pertemuan keluarga mendadak Bos, apa bisa?" Ternyata Zoya juga ingin meminta izin.
"Oh tentu, aku pun ada hal penting juga jadi tidak bisa terlalu sore untuk pulang. Satu lagi nanti saat rapat bawakan aku soft copy hasil laporan kemarin," perintah Reiner.
"Baik Bos, saya permisi dulu," ucap Zoya dan melangkah berjalan keluar. Reiner sedang berjalan pulang dan ia melewati tempat sekretarisnya. Terlihat dirinya sudah bergegas, dan aku menghampirinya.
"Zoe kamu sudah selesai? Aku hari ini sedikit berbaik hati, bawakan mobil untukku."
"Baik Bos," ucap Zoya.
----------------------------------------------------
Pertemuan keluarga.
Zoya menuju ketempat dimana yang sudah dikatakan maminya Saat ia tiba di sana terlihat kedua keluarga sudah berkumpul.
"Malam Mami, Papi,” sapa Zoya.
"Malam sayang duduklah, sambil kita tunggu teman papimu datang," ucap Mami.
Setelah kami menunggu beberapa saat, yang di tunggu pun datang.
Tante tersebut langsung menyapa kami. "Hai Jeng, apa kabar?" tanya Tante itu. "Hai baik, Jeng sendiri bagaimana?" sahut Mami seraya bertanya.
Papi dan temannya pun sebaliknya mereka sibuk dengan sambut menyambut, sampai akhirnya mereka memperkenalkan Zoya. "Ini Jeng, anakku namanya Zoya Khalisa More, bagaimana cantikkan?" tanya Mami.
"Cantik sekali, kerja atau kuliah cantik?" pujian Tante yang membuat Zoya hanya tersenyum malu. "Kerja Tante, aku sekretaris di Perusahaan Uk."
Tante tersebut seperti sedang berpikir sesuatu. "Sekretaris? Perusahaan Uk?" tanya Tante.
"Iya Tante."
"Kebetulan dong anak saya juga kerja di situ, pasti kenal dong ya, nanti dia dateng lagi diperjalanan," ucap Tante dan tersenyum.
Setelah beberapa saat mereka berbincang-bincang hingga akhirnya mobil mewah pun datang, dan menghampiri kami. Tapi, Zoya sempat terkejut ternyata acara pertemuan ini dengan keluarga bosnya.
"Nah ini Brother, gimana brother tampan bukan seperti daddynya hahaha." Suasana pun pecah seketika akibat tertawa orangtua ini.
"Malam Om, Tante," sapa Reiner sopan.
Reiner melihat kearah Zoya dan sedikit terkejut.
"Zoya, kau!" teriak Reiner disambung dengan Mami. "Sudah pada kenal rupanya ya, baguslah jadi kami tidak terlalu repot lagi bukan begitu Jeng."
"Haha iya Jeng, aku ingin cepat-cepat mereka menikah dan menggendong cucu." Dibarengi tawa mereka yang membuat Zoya dan Reiner saling terdiam.
‘Bagaimana ini rasanya aku ingin bahagia tapi aku juga takut. Rasanya seperti mimpi. Apa dia akan menerima perjodohan ini atau sebaliknya? Apa saat kami menikah dia akan bersikap baik denganku?' batin Zoya.
"Mami bagaimana ini apa dia mau menikah denganku? Apalagi dia bosku," tanya Zoya penuh kegelisahan dengan cara berbicara pelan-pelan.
Mommy pun melirik kearah Zoya. "Dia akan mau sayang percayalah apalagi anak Mami 'kan cantik."
"Entahlah, Mami."
Di Kantor.
Zoya sedang sibuk dengan menata beberapa laporan yang harus ku serahkan untuknya hari ini tiba-tiba suara ponsel mengangetkannya. Ternyata atasannya yang menghubungi.
"Masuk keruangan ku sekarang." Suara ponsel dari sebelah sana pertanda Zoya disuruh datang ketempat Bos.
Tok tok tok.
"Masuk,” ungkap Reiner.
Zoya berjalan melangkah mendekat dengan Reiner. "Ada apa Bos?" Sangat terlihat raut wajahnya yang marah seperti ingin membunuh wanita itu.
"Lo pasti tahukan apa alasan gue panggil Lo kesini? Jadi dengarkan, gue mau nikah sama Lo tapi ada syaratnya?"
Zoya membelalakkan matanya. Deg! Tentu saja Zoya sangat terkejut mendengarnya. "Apa maksudnya Bos, bukankah pernikahan itu sakral dan tidak memiliki syarat apapun?"
"Tapi tidak untuk kita!" bentak Reiner yang membuat Zoya terkejut.
"Lo memang cantik, ya lumayan dengan bodymu itu, tapi, Lo tahu gue udah punya pacar, dan gue sangat mencintai pacar gue itu, jadi kita buat kesepakatan, bagaimana?"
"Baiklah Bos." Zoya terpaksa mengiyakan entahlah bagaimana nasibnya setelah menikah dengan Reiner. Lalu Reiner mengeluarkan sebuah kertas dan memberinya.
"Kita akan buat kontrak, dan kontrak sudah kubuat Lo tinggal tanda tangan saja," ucap Reiner.
"Bolehkan saya membacanya dulu Bos?" Ia menganggukkan kepalanya.
Perlahan Zoya membacanya dengan detail dan betapa tidak mengerti dirinya tentang isi pernikahan kontrak tersebut.
"Jadi kita hanya menikah satu setengah tahun Bos?" tanya Zoya kebingungan.
"Ya seperti yang ada di dalam kontrak tersebut, dan Lo tidak perlu mengurus hak pribadi gue begitupun sebaliknya, dan apabila orang tua datang kita cukup berpura-pura saja layaknya suami istri lainnya.”
Zoya pun akhirnya bersedia tanpa berpikir dua kali, ia langsung menyetujuinya. Toh hanya sebentar itulah yang ia pikirkan. Lalu setelah itu akhirnya Zoya beranjak pergi dari ruangan bosnya.
Berbeda dengan Reiner. Ia mengambil handphone dan mencari nomor Elie pacarnya. Dan beberapa saat panggilan langsung tersambung.
"Hallo sayang, bisa kita bertemu sebentar? Ada hal yang inginku bicarakan denganmu,” pinta Reiner tanpa basa-basi.
"Baiklah,” sahut Elie mengiyakan.
Seperti janji mereka. Pasangan kekasih itu langsung bertemu di suatu tempat. Setelah menunggu beberapa saat pacarnya datang. Ia langsung menyambutnya dengan senang hati. "Hai sayang, bagaimana kabarmu?"
Elie langsung mendekatinya dan memberikan kecupan di pipinya. "Baik sayang, ada apa ini mendadak sekali?" tanya Elie kebingungan.
"Maaf sayang a-aku akan menikah dan kami sudah di jodohkan sayang."
“Apa? Di jodohkan?”
Singkat kata Elie sangat terkejut dan terpukul mendengar ucapan dari Reiner. Hingga langsung memutuskan pergi meninggalkan Reiner yang masih berdiri mematung.
--------------------------------------------------
Singkat cerita Mereka resmi menjadi suami dan istri. Gadis cantik dan lelaki tampan yang berada di pelaminan dan dihadiri oleh banyaknya koleng-kolega atas, pernikahan yang indah sangat di idaman-idamankan oleh orang lain, tapi tidak denganku. Acara salam-salaman selesai dan para tamu hadirin sudah berpamitan pulang kini hanya tinggal mereka berdua di sini.
Pernikahannya dengan Reiner, suami dan sekaligus atasannya. Reiner hanya melewati istrinya begitu saja, tanpa ada teguran. Zoya berniat untuk meminta bantuannya.
"Mas," panggil Zoya.
"Apa!" bentaknya.
"Tolong bantu aku untuk melepas resleting bajuku, aku tidak sampai mas."
"Lepas saja sendiri!" bentaknya.
“Dasar percuma mukamu tampan Mas, galak banget lagi. Kalau bukan paksaan dari orangtuaku juga aku ngga mau nikah sama kamu meskipun aku memang pernah jatuh hati.” Zoya mengomel dengan sendiri saat dia sudah melangkah jauh darinya.
Setelah susah payah akhirnya bajunya bisa terlepas dan ia bergegas mandi. Terlihat Reiner sudah pergi mendahului istrinya begitu saja. Hingga membuat Zoya menarik nafasnya memburu. Memang sakit rasanya malam pertama sudah begini apalagi seterusnya.
--------------------------------------------------
(Di ruang tamu)
Terlihat raut wajah Zoya yang seperti ketakutan. Reiner terus memandangi istrinya dalam diam.
‘Biarkan sajalah, toh aku tidak berniat untuknya apalagi untuk malam pertama ini, lebih baik aku hubungi kekasihku saja,’ batin Reiner.
Belum sempat Reiner menghubungi kekasihnya tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu.
Tok tok tok.
Reiner berjalan melangkah dan membuka pintu saat ia lihag seorang pria yang tidak ia kenali.
"Cari siapa?" tanya Reiner.
"Maaf, apa Zoe ada?" jawab Siempunya.
“Zoya? Ngga ada di sini bukan rumahnya,” sahut Reiner berbohong.
Sayangnya kebohongan Reiner sangat mudah terungkap. Dari jauh Zoya sudah mendengar suara seseorang yang sudah sangat familiar. Iaa berjalan melangkah melihatnya dan benar dugaannya.
"Kelvin! Ayo mari masuk.” Kamu ini seperti jelangkung saja menghilang terus datang.” Dengan cerianya ia menyambut Pria itu.
"Ah bukan begitu, Zoe. Kau ini berlebihan sekali. Sebelumnya maaf tadi aku tidak bisa datang ke pestamu, pesawatku telat landas jadinya baru sekarang datang, ini hadiah kecil dariku," ucap Kelvin merasa bersalah seraya memberikan hadiah.
Zoya terkekeh mendengarnya. "Oh tidak masalah yang penting kamu sekarang datang hehe."
Merasa bahwa masih ada suaminya didekat mereka. "Oh kenalkan ini suamiku, namanya Reiner."
Bukannya Reiner menjabat tangan malah dia pergi begitu saja tanpa peduli dengan sopan santun.
"Maaf Vin, nanti ku ceritakan, dia memang seperti itu,” ucap Zoya tidak nyaman.
"Yang sabar ya manis. Kamu bisa datang kapan pun kepadaku jika kamu mau, aku akan siap mendengar apapun itu, dan oh ya aku sudah stand by di kota ini, perusahaan Daddy ku membuka cabang disini jadi kita lebih leluasa bertemu," ucap Kelvin panjang lebar, ia ternyata mengerti dengan masalah Zoya.
"Makasih ya Vin, aku tidak merasa kesepian." Zoya langsung memeluk seraya air matanya mengalir.
Dengan perlahan Kelvin mengusap air matanya yang mengalir. "Hei jangan menangis, ada aku di sini yang akan mendengar kisahmu nanti."
Zoya hanya mengangguk mengiyakan. Setelah beberapa saat dihibur oleh Kelvin, hatinya sedikit membaik. Lalu Kelvin melirik jam dan menyadari bahwa sudah waktunya untuk pulang.
"Lebih baik aku pulang saja, nanti suamimu marah, nanti aku hubungi lagi ya manis, jangan nangis sahabat kecilku," ucap Kelvin seraya memberikan pelukan perpisahan.
"Terimakasih banyak Vin, sekali lagi terimakasih,” ucap Zoya sambil membalas pelukannya.
"Daa ... Zoe, jaga dirimu baik-baik." Lambaian tangan Kelvin seraya berjalan melangkah pergi dari kediaman pasutri tersebut. Dengan senyuman masih merekah di wajahnya tiba-tiba suara suaminya terdengar begitu dekat seperti berada di belakangnya.
"Siapa dia tadi?” tanya Reiner penasaran.
"Oh dia. Itu sahabatku sewaktu kecil dan sekarang dia sudah kembali di sini lagi."
"Oh," jawab Reiner. Hanya itu jawabannya dan dia langsung masuk ke kamarnya. Zoya berusaha menggelengkan kepalanya saat melihat tingkah aneh dari suaminya itu.
Reiner akhirnya pergi ke kamarnya. Ia lalu mengambil ponsel dan menghubungi kekasihnya.
"Hallo sayang kau sedang apa?"
"Aku sedang di rumah, sayang sendiri lagi di mana? Apa sedang berduaan dengan wanita itu?” sahut kekasihnya seraya bertanya kembali dari balik ponselnya.
"Tidak, aku di kamarku, dan dia di kamarnya sayang."
"Bagus sayang. Bila perlu kamu jangan memberinya nafkah sayang," perintah kekasihnya.
"Ya aku tidak akan memberitakan nafkah untuknya, jadi kamu jangan khawatir. Oh ya sayang, aku lelah ini boleh nggak aku tidur terus? Besok bangun aku hubungi lagi."
"Baik sayang jaga dirimu. Ingat pesanku tadi ya kalau tidak aku akan memarahi mu.” Elie terus mencoba memperingatkan.
"Baiklah sayang, kamu sangat perhatian see you ...."
"See you too, sayang."
Rasa kantuk pun mulai menghantuinya dan terbawa ke alam mimpi hingga Reiner tidak menyadari apapun lagi.
------------------------------------------------------
Besok harinya.
Kringg ... Kringg .... Suara alarm terdengar di telinganya. Zoya langsung bangun dan ingin menyiapkan makanan untuk suaminya, Bagaimanapun sikapnya, ia juga harus menjadi istri yang baik untuk Reiner. Setelah selesai buatkan tiga menu untuk sarapan Zoya langsung kembali ke kamar dan melihat suaminya masih tidur sangat pulas.
Mencoba membangunkan dengan perlahan. "Mas, ayo bangun makanan sudah aku siapkan."
"Apa sih Lo ganggu orang tidur aja sana, Lo makan saja sendiri gua nggak mau makan masakan Lo," ucap Reiner seraya menarik selimutnya kembali.
Tanpa terasa air mata Zoya jatuh mengingat perlakuan itu. Ia laku bergegas keluar kamar, naik ke balkon dan menangis sejadi mungkin.
‘Hatiku sakit mengingat tingkahnya itu padaku sebuah pernikahan yang semua orang menginginkan kebahagiaan tidak terasa sedikit pun kepadaku. Apa aku mampu menjadi istri baik untuknya? Bahkan malam pertama yang menjadi pertama dalam sejarah semua orang, mungkin hanya angan-angan untukku yang terlalu tinggi yang ingin menguasainya,' batin Zoya saat ia sedang menangis.
Zoya mengeluh dengan semua yang telah terjadi padanya, lalu hatinya kembali mengatakan sesuatu.
‘Ini masih permulaan Zoya, kamu harus terus semangat dan yakin sampai batas kontrak pernikahan kalian ini selesai. Buat dia supaya bisa mencintaimu perlahan hingga kemenangan menghampirimu,’ batin Zoya yang berusaha percaya diri.
-----------------------------------------------
Reiner Joe Notern.
Sekertarisku, juga sebagai istriku saat ini, dia memang sangat cantik, bukan cuma sahabat aku yang ingin berkenalan dengan istriku itu sampai-sampai beberapa klien partner bisnis ku sempat menanyakannya tapi aku belum mencintainya.
Aku merasa bersalah atas perlakuan kasarku terhadapnya beberapa kali aku tidak sengaja melihatnya menangis, aku memang lemah bila melihat wanita menangis tapi bagaimana lagi aku tidak ingin dia merasa bahwa aku menginginkannya, pikirku saat itu dengan di temani secangkir kopi di pagi hari.
Kringg ... Kringg .... Kringg.
Suara handphone ku ternyata Mommy menelepon. "Ada apa Mommy?" tanyaku.
"Mommy ingin bicara dengan menantu Mommy, dimana dia sekarang?" ungkap Mommy di sebrang ponsel.
"Baiklah aku akan memberikan ponsel ini padanya, Mommy."
Aku mencari Zoya ternyata dia sedang menulis sebuah diary.
"Hey ini panggilan dari Mommy ingin bicara denganmu," ucapku serta memberikan ponselku.
"Oh baiklah, hallo Mommy," sapa Zoya.
"Sayang, apakah kalian sudah merencanakan ingin honeymoon kemana?" tanya Mommy tanpa basa-basi.
"Sepertinya Mas Reiner sudah menentukannya Mommy, apa tidak sebaiknya Mommy tanyakan padanya?" tanya Zoya.
"Nak, besarkan audio ponselmu biar kalian mendengarnya bersama," perintah Mommy.
"Mas, Mommy ingin bicara denganmu dengan suara yang besar,” ucap Zoya dengan berbisik-bisik.
"Hallo Mommy, ini aku ada apa?" tanyaku.
"Begini nak, apa kalian sudah menentukan kemana kalian akan honeymoon?" tanya Mommy langsung pada intinya.
“Mmm aku masih akan memikirkannya Mommy, memangnya kenapa Mommy? Bukankah aku harus bekerja?"
"Nak, kamu tidak bisa begitu dengan hanya mementingkan perusahaan, kau harus tentukan akan berangkat honeymoon dan berapa lama di sana biar perusahaan di sini kami yang urus," ungkap Mommy.
"Baiklah Mommy, jika begitu. Kami akan honeymoon ke Jepang selama tiga Minggu, bagaimana itu bukan waktu yang lama bukan Mom?"
"Bagus Son, itu tidak terlalu lama juga tidak cepat, kalau begitu baiklah Mommy sudahi panggilannya ya, Mom ingin beritahukan Daddy mu supaya Daddy bisa lebih cepat mengurus berkas-berkas perusahaanmu, baiklah Son, see you sayang."
"See you too, Mommy."
Aku pun mematikan ponsel lalu melirik kearah Zoya.
"Zoya, besok kita akan honeymoon ke Jepang selama tiga minggu. Aku tidak ingin Mommy terus menanyakan kapan kita honeymoon. Oh ya dan perlu kau ingat, kita tidak honeymoon seperti pasangan lainnya, Kamu tau daerah di Jepang bukan? Jadi kita akan liburan masing-masing dengan tempat berbeda yang ingin kita kunjungi? Aku memberikan waktu bebas untukmu, waktu keberangkatan kita juga pun sebaliknya saat pulang. Oh ya satu lagi sebelum kita berpisah tempat di Jepang sebaliknya kita harus melakukan pemotretan sekali untuk menghindari pertanyaan dari Mommy," ungkapku menjelaskan dengan rinci.
"Bagaimana jika aku tidak pergi ke Jepang? Tapi aku akan pergi ke California. Aku lebih tahu tempat di sana daripada di Jepang, bukankah kita juga tidak akan bersama?" tanya Zoya.
"Hey mana bisa kamu ke California! Kita harus melakukan pemotretan. Aku tidak mau tahu, kau harus dengan aku ke Jepang. Oh ya satu lagi aku juga akan mengajak pacarku untuk sekalian berlibur, kamu tidak masalah dengan itu kan, Zoe?"
"Terserahmu saja, aku tidak apa-apa,” ucap Zoya yang hanya bisa pasrah.
---------------------------------------------------
‘Andai kamu tahu mas. Aku mendengar honeymoon kita dengan tempat tujuan berbeda hatiku sudah sakit, apalagi saat aku mendengar kamu membawa pacarmu. Entah di mana perasaanmu, mas? Apa sebenci itu kamu denganku?’ batin Zoya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!