NovelToon NovelToon

Mafia Brothers

Opening

Sebelumnya aku saranin untuk baca Endless dulu yah biar nyambung ke sini 😁🙏.

Andrea mengalami keguguran saat ketiga pasangan itu melakukan perjalanan bulan madu ke kuba. Daniel tiba-tiba saja muncul dan membuat kekacauan di sana. Sejujurnya dia sudah tidak lagi ingin memberontak karena Malvin sudah memenuhi janjinya untuk tidak memperkarakan dirinya yang mencuri dan menjual barang-barang di gudang senjata milik Dio dela morte. Akan tetap, ketika mendengar kabar jika Selena di tangkap karena kedapatan menggoda Malvin dan menyebabkan Andrea terluka membuat pria itu naik pitam.

Daniel jelas tahu perjalanan cinta Selena kepada Malvin yang sama sekali tidak hilang sejak jaman mereka kuliah. Wanita itu bahkan meninggalkannya demi mengejar cintanya kepada Malvin. Untuk itu, saat dia mendengar mereka akan ke kuba tanpa pengawalan, Daniel memimpin klannya berangkat ke Kuba untuk melakukan penyerangan besar-besae hingga membuat Andrea terluka parah. Wanita itu tertembak, Andrea mengalami pendarahan hebat dan berakibat buruk pada bayinya.

Geramnya Malvin membuat Daniel benar-benar meregang nyawa. Pria bermanik hitam itu menghabisi Daniel meski akibatnya dia harus mendekam selama beberapa bulan di penjara Kuba karena penyerangan yang di lakukan Daniel di tuduhkan padanya.

Setelah kejadian itu, Demetrio dan Marisa membawa Andrea kembali ke Puelba dan menetap di sana. Wanita itu depresi berat karena belum siap kehilangan bayinya dan kekasih hatinya harus mendekam di penjara.

Malvin kembali ke Puelba setelah selesai masa tahanannya. Kejadian itu, benar-benar membuat ketiga sahabat itu terpuruk, Dio dela morte bahkan harus sementara di sembunyikan karena pemerintah akhirnya mencium jika Malvin melakukan beberapa pelanggaran karena menjual barang-barang secara ilegal.

Marisa yang kemudian hamil kembali ke Puelba menemani Andrea untuk penyembuhan. Sedangkan Demetrio dan Zigo juga Paris tetap berada di Verona. Demetrio memimpin Dio dela morte untuk bangkit kembali, sedangkan Zigo, dia kembali membentuk perusahannya dan mendirikan beberapa hotel yang kemudian bekerja sama dengan Dio dela morte untuk berbagi saham.

Malvin tidak lagi bersembunyi, ia mengubah Klannya menjadi salah satu kelompok paling berbahaya di dunia usaha perhotelan. Andrea yang sudah pulih melarang Malvin untuk kembali ke dunia hitam. Mafia-mafia itu akhirnya beralih menjadi pengusaha yang di akui oleh pemerintah dan tidak lagi melakukan hal ilegal.

Setelah masa terpuruk yang sangat mengerikan itu, Marisa dan Paris melahirkan putra-putra mereka dengan selamat. Namun, tidak dengan Andrea. Karena operasi pengangkatan bayinya waktu itu membuat dia harus menunggu 1 tahun lagi untuk bisa memiliki anak.

Kini tiga Mafia itu hidup dengan damai meski Malvin dan Andrea harus menahan diri dalam kesedihan untuk bisa memiliki anak. Keduanya menjadi paman dan bibi luar biasa untuk dua putra dari sahabat-sahabatnya.

"Sayang! Kemarilah." Malvin merentangkan tangan agar wanita yang sangat ia cintai itu datang pada pelukannya. "Apa yang kau pikirkan?"

"Apa kita akan memilikinya lagi? Aku takut jika kita tidak akan memiliki kesempatan itu lagi. Ini sudah 2 tahun berlalu dan aku belum juga hamil."

"Hei." Malvin mengelus kedua pipi istri tercintanya. "Masih ada banyak kesempatan Sayang, kita bisa mencobanya lagi. Aku akan mencari dokter kandungan terbaik di dunia ini untukmu."

"Memiliki anak adalah anugerah yang di berikan Tuhan kepada tiap-tiap orang Malvin. Kita tidak bisa memaksa jika memang belum waktunya."

Malvin tercengang, menatap bulir bening Andrea yang jatuh menipah kedua tangannya. Sakit, harinya benar-benar sakit melihat Andrea yang terus seperti ini. Bahkan wanita itu berdoa di tiap tidurnya agar bisa segara di berikan seorang anak.

"Apa kau ingin kita membuatnya sekarang?"

Malvin meraih pinggang Andrea dan jatuh menimpah di atas tubuhnya.

Wanita itu tersenyum dengan air mata yang masih menetes. "Lakukanlah, dan berikan aku anak-anak yang manis dan lucu."

💜First Love untuk para pembaca Endless. Big Hug big Thangs. Grazie untuk semua pembacaku yang sudah sangat membuat aku bahagia dan memberi komentar-komentar positif bagiku dalam menulis setiap ceritaku. Jangan lupa mampir di sini yah. 🙏🙏💜

Bab 1

Verona Italia.

Pagi itu Sophia terlihat sangat menikmati hari liburnya. Sudah beberapa hari ini dia meminta ijin libur dari Elio, bocah tengil itu memberi beberapa hari kepada wanita itu untuk bersenang-senang tanpa mengingat pekerjaannya. Elio melakukan itu, bukan karena Sophia yang mungkin lelah dengan pekerjaannya. Melainkan agar Sophia bisa pulang ke Puelba untuk mengunjungi orang tuanya. Namun, seperti biasa. Dia akan menghabiskan masa liburannya dengan berbelanja sepuasnya. Entah kenapa dia selalu enggan untuk pulang dan menemui keluarganya.

"Sophia! Di mana kau? Kenapa kau mengabaikan semua panggilanku?"

"Ada apa?"

"Bersiaplah, aku sudah mengirim mobil ke apartemenmu."

"Aku sedang cuti, kau tidak bisa memerintahku."

"Kita tidak punya waktu Sophia, tamunya sebentar lagi akan tiba di bandara. Kau harus sampai sebelum pesawatnya landing."

"Aku? Maksudmu, aku harus ke bandara untuk menjemputnya?"

"Tentu saja Baby, kau pikir aku menelponmu dari tadi untuk mengajakmu bercinta. No Baby, aku membutuhkan kecerdasanmu. Jadi cepatlah bersiap, mobilmu akan segara tiba."

"Elio, aku---" Sophia tidak melanjutkan ucapannya karena Elio sudah lebih dulu mengakhiri panggilannya. "Dasar bocah tengil, seenaknya saja dia mematikan panggilan."

Sophia mendengus, ia meletakan kembali ponselnya dan fokus pada laptopnya. Hari ini adalah hari berbelanja sedunia, Sophia akan berbelanja sepuasnya. Namun, karena dia adalah wanita yang tidak suka mengantri. Sophia lebih baik menggunakan uangnya lewat internet. Belanja Online lebih mudah baginya dari pada harus berputar toko seharian untuk memilih barang yang dia sukai. Itu melelahkan baginya.

Zzzztt ... Zztttt ....

Ponsel gadis itu kembali berdering dan nama Elio muncul pada layar.

"Louis Elio, kau benar-benar membuat kesabaranku habis. Hentikan atau aku akan mematikan ponselku."

"Mobilmu sudah hampir sejam di luar Sopia, kau harus menjemputnya. Dia adalah mitra kerja kita yang paling penting. Lakukan atau kau aku pecat."

"What? Pecat. Aku akan mengaduhkanmu kepada paman Zigo jika kau berani memecatku."

"Lakukanlah, aku tidak takut dengan ancamanmu. Ayahku sudah tua. Dia tidak bisa melawanku."

"Kau!"

"Sekarang Sophia! Sekarang!"

"Tidak!"

"Baiklah! Kau di--"

"Oke! Aku pergi."

"Sampai nanti Baby."

Sophia melempar kasar poselnya ke atas tempat tidur. Elio selalu mengancamnya seperti itu dan lagi-lagi dia terperdaya. Dia mendapatkan pekerjaan ini dengan sangat susah. Meski harta yang keluarga Alexander miliki mampu menjaminnya hingga tujuh turunan, namun ia menolak untuk menggunakannya. Kesalahan yang ia buat dulu membuat Sophia keluar dari rumah dan itu membuatnya sedikit sakit hati. Jika Elio memecatnya maka dengan apa dia menghidupi dirinya.

"Aah! Dasar menyebalkan."

Sophia bergegas membuka lemari dan menarik beberapa helai baju yang akan ia kenakan. Setelah di rasa pas ia lalu merapikan diri berlari seperti orang gila di dalam rumahnya.

"Argg! Di mana sepatu hitamku yang baru saja ku beli minggu lalu." Sophia membongkar beberapa paper bek yang tersusun yang belum sempat ia buka. "Di mana kau, seharusnya ada di sini."

Gadis belia itu tampak kerepotan mencari sepatunya. Bahkan kamar yang baru saja ia rapikan kini terlihat begitu berantakan.

"Itu dia." Wajah sumringa terlihat saat sepatu yang ia inginkan di temukan. Dengan berjinjit ia berlalri sambil memasang sepatu di kaki cantiknya. Sedangkan Elio di sana, pria itu malah tersenyum dan santai di kursi kebesarannya membayangkan bagaimana repot dan sibuknya Sophia saat ini. Elio memang selalu bisa menaklukkan Sophia. Meski ancamannya selalu tidak nyata. Namun, tetap saja Sophia akan luluh dan mengikuti perintahnya.

...****************...

Ada beberapa part yang aku rubah di sini yah. Semoga kalian tidak bosan baca ulang 🥰🙏

Bab 2

"Selamat pagi Senorita. Signore Elio memintaku untuk mengantarmu kebandara." Pria dengan setelan jas itu setengah menunduk untuk memberi salam kepada anak majikannya.

"Agrio, aku peringatkan padamu. Kau adalah pengawalku. Jika kau berani mengikuti perintah Elio, maka aku akan ...." Sophia melakukan kalimat selanjutnya dengan tangan yang mengiris leher. Tatapan wanita itu bahkan serasa seperti dia sedang mengiris leher Agrio.

"Si," jawab Agrio dengan tatapan gugup.

40 menit perjalanan dan Sophia tiba di bandara, ternyata dia terlambat beberapa menit. Pesawat sudah landing dan orang yang menjadi mitra kerja mereka sudah tidak ada di pintu utama. Dengan langkah panjang gadis itu melangkah menunju ruang tunggu mencari-cari di mana pria itu berada. Namun beberapa menit berlalu saat matanya berputar dia baru ingat jika Elio si anak pembuat ulah itu belum meberikan cici2 atau mengirimkan foto wajah klien itu padanya.

"Oh astaga." Buru-buru Sophia mengambil ponsel di dalam tasnya untuk menghubungi Elio.

Sophia menempelkan ponsel berwarna hitamnya di telinga menunggu nada panggilan itu berubah menjadi jawaban di seberang sana.

"Hallo!"

"Hallo! Elio, kau belum memberitahuku siapa orang yang harus aku jemput."

Seketik Elio menepuk dahinya. "Oh Baby, maaf aku melupakannya."

Sophia memainkan matanya dengan malas. "Dasar Gila. Aku seperti orang bodoh di sini mencari-cari orang yang tidak tau siapa dia. Katakan siapa dia dan seperti apa wajahnya!"

Elio cekikan mendengar ocehan saudaranya itu. "Dia adalah pria dingin yang sangat berpengalaman dalam dunia bisnis, aku dengar mereka juga membangun perusahaan Mafia dan sangat di takuti di kalangannya. Tapi Sekarang, mereka ingin bergabung bersama kita, itu kesempatan luar biasa. Dia masih sangat muda tapi sudah begitu terkenal. Jika kita bekerja sama dengan mereka, perusahaan kita akan maju pesat."

"Untuk apa kau jelaskan sepanjang itu. Aku hanya butuh foto dan namanya, kirimkan padaku segera."

"Justin Ruiz."

"What! Justin?" Wajah Sophia langsung berubah merah. "Elio, apa kau sedang bercanda, Ini tidak lucu. Cepat katakan siapa dia, aku tidak mood untuk melayani kekonyolan mu," ujar Sophia mendengus kesal, rahangnya mengetat karena perbuatan saudaranya yang membuatnya sedikit tegang.

"Aku tidak bercanda Sophia. Pria yang akan kau jemput adalah dia, Justin Ruiz."

"Apa kau sedang menguji kesabaranku?"

"Maaf, Baby. Tapi kalau sejak awal aku memberitahumu kau akan menolaknya."

"Dasar sinting! Aku tidak akan melakukannya!" Terialan Sophia membuat beberapa orang melirik kearahnya. Namun, wanita cantik berambut panjang itu tidak peduli dan terus mengoceh.

"Sophia! Jangan lakukan itu, Justin adalah mitra kerja yang sangat kita butuhkan saat ini. Jika kau pergi maka perusahaan lain akan mengambil dan kita akan mengalami kerugian besar. Aku mohon, jangan lakukan kesalahan lagi, ayahku akan membunuhku jika kita gagal menariknya."

"Kesalahan lagi katamu, menemuinya saja adalah kesalahan saat ini Elio. Dan kau masih memikirkan ayahmu akan membunuhmu. Lalu bagaimana dengnku."

"Tenanglah Baby. Semua akan baik-baik saja. Tenangkan dirimu. Dan temui dia."

"No Elio. Bagaimana kalau dia mengenalku."

"Dia tidak akan mengenalmu, Sophia."

Alis gadis itu terangkat. "Apa maksudmu?"

"Kita akan membahasnya lagi, sekarang kau harus menemuinya dan bawa kembali ke perusahaan. Cepatlah, kau sudah terlmbat."

"Kau harus menjelaskannya padaku El-- tut tut." Nada terputus berbunyi. "Apa! Dia mematikan sambungnnya?" Wajah Siphia terlihat semakin kesal.

"Liat saja nanti kau akan membayarnya dengan sangat mahal karena telah menipuku Elio. Akan aku buat Paman Zigo menghukummu lebih dari sekedar membunuhmu."

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!