NovelToon NovelToon

Love Imagination System

Bagian 1: Masuk Portal

Dentingan jam berbunyi detik demi detik. Jarum panjang berwarna merah tersebut bergerak dinamis memutari angka, dari angka satu hingga angka dua belas, lalu kembali lagi ke angka satu untuk putaran berikutnya.

Jarum hitam pendek menunjuk angka 11, sementara jarum panjangnya menunjuk angka 12. Bunyinya menjadi satu-satunya yang bergema di ruangan yang sunyi tersebut.

Di luar, hujan masih mengguyur deras.

Qingyi masih asyik berkutat dengan buku catatannya. Dia adalah seorang editor naskah fiksi dari sebuah perusahaan penerbitan yang dikenal sebagai penerbit buku-buku fenomenal. Karena bergelut sangat lama di dunia pernaskahan, Qingyi dijuluki “Ratu Fantasi Kharismatik”, yang telah membimbing para penulis menjadi penulis yang lumayan sukses.

Hanya saja tingkahnya terkadang membuat orang pusing tujuh keliling. Kebanyakan, ia menyuruh mereka merevisi cerita sebelum dikirimkan kembali kepadanya untuk dikurasi. Kini, dia tengah merampungkan proyek terbarunya.

Kacamata anti radiasi yang bertengger di hidungnya melorot. Rambut gadis itu sedikit acak-acakan dengan poni menutupi dahi. Sekilas, dia tampak seperti gadis culun yang sering dibully oleh teman-temannya, padahal umurnya jelas sudah tidak muda lagi.

Pada saat jam menunjukkan pukul 12 malam, Qingyi diserang rasa kantuk yang sangat berat. Tidak biasanya dia mengantuk pada jam segini. Aneh, padahal jel as-jelas dia tidak minum pil tidur. Suara hujan di luar semakin nyaring, disertai guntur dan kilat yang datang bersahut-sahutan.

Layar komputernya tiba-tiba mengeluarkan cahaya keemasan. Qingyi langsung berlari menjauh, hingga ke pojok kamarnya. Semakin lama, cahaya keemasan itu semakin besar dan menyilaukan. Atmosfer di dalam kamar apartemennya tiba-tiba berubah menegangkan. Jarum jam tiba-tiba berhenti bergerak, lampu tiba-tiba padam.

Di tengah kegelapan itu, cahaya keemasan dari komputer adalah satu-satunya cahaya. Qingyi berkutat dengan segala ketakutannya, memejamkan matanya sambil berdoa. Siapa sangka ketika dia menutup mata, beberapa sosok aneh bermunculan di dalam kepalanya, datang bergantian sambil mengucapkan kata serupa “Perempuan sialan!” yang menyakitkan telinga.

Qingyi semakin ketakutan. Dia mencoba membuka matanya, tetapi yang dilihatnya hanyalah cahaya keemasan yang terus menerus membesar, siap melahap semua benda yang ada di sekitarnya. Dia mencoba meraih ponselnya dengan meraba-raba, tetapi dia tidak menemukan apapun.

Tepat ketika Qingyi mencoba berjalan untuk kabur, cahaya keemasan dari komputer itu mencapai puncak. Seluruh ruangan apartemen Qingyi berubah terang. Seolah ada medan magnet yang sangat kuat. Seluruh tubuhnya tidak bisa dikendalikan. Cahaya keemasan itu siap melahapnya hidup-hidup!

“Siapapun, tolong aku!”

Qingyi berteriak keras. Namun, apartemennya seperti berubah menjadi ruangan kedap suara. Tidak akan ada yang bisa mendengar teriakannya di tengah malam begini. Tubuhnya semakin mendekati cahaya keemasan tersebut. Lama kelamaan, sisa tenaganya hampir tidak bersisa.

Di tengah kepanikannya, tubuh Qingyi tiba-tiba menyusut menjadi seorang gadis berusia 18 tahun. Pakaian tidur yang dia kenakan perlahan berubah menjadi seuntai kain panjang berwarna biru muda, membalut tubuhnya dengan lembut, menciptakan sebuah pemandangan tubuh baru yang tampak aneh. Rambutnya juga terjuntai panjang.

Qingyi tidak bisa melihat dengan jelas karena cahaya keemasan itu sangat terang. Dia merasa semua dunianya tiba-tiba berakhir, berhenti pada detik itu juga. Dia hanya bisa diam dan membayangkan kalau hidupnya akan berakhir karena cahaya keemasan ini terus menerus menyedot seluruh energinya hingga hampir tak bersisa. Kemudian, Qingyi merasa kalau dia sudah tidak mampu menahannya lagi dan memejamkan mata.

“Hei, bangun! Apa kau akan terus tertidur di situ?”

Sebuah suara aneh menyedot seluruh kesadaran Qingyi. Ketika dia membuka matanya, dia merasa kalau dunia yang dia lihat bukan lagi dunianya.

Langit di depan matanya begitu biru jernih, tidak terkontaminasi udara kotor dan polusi. Ada suara gemerisik dari angin yang menggerakkan dedaunan. Udara sejuk juga ikut menyapanya.

Qingyi meraba keadaan di sekitar. Ada aroma rumput yang begitu kuat di sekelilingnya. Gadis itu mencoba menebak bahwa saat ini dia sedang berada di tengah padang rumput hijau yang subur. Qingyi masih berbaring, memandangi langit dan matahari yang tidak sepanas sebelumnya.

“Apa ini surga?” tanya Qingyi entah kepada siapa.

“Surga apanya? Kau sebaiknya bangun! Jika tidak, kau tidak akan pernah melihat kembali matahari di dunia asalmu!”

Suara itu lagi. Siapa pemilik suara itu?

Qingyi terbaring di atas rerumputan hijau yang pendek dan luas. Ketika dia mencoba bangkit, dia melihat air terjun yang sangat tinggi. Di bawahnya terdapat sebuah kolam dan sungai kecil yang mengalirkan air jernih dikelilingi bebatuan halus.

Tidak ada orang lain di sini, jadi dari mana asal suara itu?

“Hei, aku di sini!”

Qingyi menoleh ketika lengan bajunya ditarik sesuatu. Di sampingnya, seekor hewan -- sepertinya seekor anak panda kecil menarik kain bajunya sambil meloncat-loncat. Qingyi tertegun sesaat untuk mencerna semuanya. Panda kecil itu terus melompat-lompat seperti hendak memberitahu sesuatu.

Qingyi mengangkat panda kecil itu. Dia memperhatikannya dari ujung kepala hingga ujung kaki. Ini tampak seperti panda pada umumnya. Dia melihat pergerakan memberontak dari panda itu. Tangan dan kaki mungilnya bergerak minta diturunkan. Qingyi masih memeganginya.

Qingyi masih memegangi panda itu.

“Apa kau yang baru saja bicara?”

Panda kecil itu meronta-ronta.

“Ya, aku! Aku yang bicara padamu!”

Qingyi langsung melemparkan panda kecil itu ke kolam sekuat tenaga. Dia tertekan dengan sesuatu yang baru saja menimpanya. Di mana ini? Apa yang sebenarnya terjadi?

“Aku pasti sudah gila!” seru Qingyi pada dirinya sendiri.

“Oh Tuhan, amalku banyak yang baik. Kalau mau menghitung, setelah selesai masukkan aku ke dalam surga!” serunya lagi.

Panda kecil yang diceburkan ke kolam baru saja keluar dari sana. Bulu-bulunya basah. Panda itu menggerakkan tubuhnya, mengeluarkan semua air yang masuk ke dalam bulunya. Apa-apaan ini? Dia baru saja membantu membangunkan wanita itu, mengapa malah diceburkan ke dalam kolam?

“Tidak, kau tidak gila. Coba buka matamu lagi dan lihat semuanya,” ucap panda itu sembari berjalan menghampiri Qingyi.

Qingyi membuka kembali matanya. Semua yang dia lihat memang seperti nyata. Ditambah ketika dia mencubit lengannya, rasanya sakit. Kalau sakit, berarti ini bukan mimpi. Tapi yang menjadi pertanyaan terbesarnya adalah tempat apa ini? Apa yang sebenarnya telah terjadi?

“Aku tidak mengerti apa maksudmu. Tapi, apa aku boleh tahu, siapa kau dan mengapa kau berbicara padaku? Apa kau juga tersesat?”

Panda kecil yang lucu menggelengkan kepalanya.

“Aku adalah Yinghao. Aku adalah pengurus rumah kecil. Kau adalah orang terpilih yang harus aku layani. Jadi, mari kita bekerja sama dengan baik!” ujar Yinghao sambil meloncat-loncat.

“Ini adalah ruang dimensi yang terhubung dengan pikiran dan jiwamu.”

Panda kecil itu menjelaskan. Meskipun sedikit kesal, dia tidak boleh marah pada wanita ini. Kelak, wanita ini harus dia layani dengan baik.

“Ruang dimensi?” tanya Qingyi.

Qingyi tidak memahami perkataan panda itu. Sudahlah jika panda itu bisa berbicara seperti manusia, tetapi bisakah bahasanya menjadi lebih mudah dipahami? Ruang dimensi? Apa itu seperti ruang yang ada dalam cerita-cerita fiksi yang dia ciptakan?

“Oh, aku pasti benar-benar sudah gila! Apa aku terlalu lelah hingga berhalusinasi seperti ini?” tanyanya pada diri sendiri.

Panda itu menggelengkan kepala.

“Bukankah kau adalah editor cerita The Long Ballad: A Tale of Sky Pendant? Ini adalah ruang yang tercipta dari cerita itu. Kau adalah orang terpilih yang harus menyelesaikan cerita sampai selesai. Kau juga bisa menggunakan ruangan ini sesuka hatimu. Caranya cukup mudah, kau hanya perlu mengusap liontin itu dua kali, maka kau akan masuk ke ruang ini kapan pun kau mau,” sambung Yinghao.

Qingyi mencoba mengingat. Bukankah itu adalah judul dari proyek terbarunya?

...***...

Jangan lupa follow akun Instagram Author di: @flower_zhuzhu 😉

Bagian 2: Pengurus Rumah Kecil

“The Long Ballad: A Tale of Sky Pendant?”

Itu adalah judul proyek naskah yang tengah ia edit. Jadi, gara-gara naskah itu ia masuk kemari?

“Sistem menilai isi cerita yang tengah kau revisi terlalu monoton. Ada beberapa bagian yang kurang tepat penempatannya. Jadi, sistem pusat memilihmu, memberimu kesempatan untuk mendalami setiap jiwa yang ada di dalamnya lewat misi yang kami berikan kepadamu.”

“Hei, aku bukan penulisnya!” dia berseru tidak terima.

“Sistem tahu. Tapi karena kau bertanggungjawab dalam pengeditan, maka cerita ini masih dapat diubah. Kau harus memikirkannya baik-baik.”

“Jadi, maksudmu aku masuk ke dalam cerita yang sedang kuedit? Tapi, mengapa liontin ini tiba-tiba tersampir di leherku?” tanya Qingyi sambil menunjuk liontin kuno yang tiba-tiba terpasang di lehernya. Bentuknya segitiga dengan sebuah permata merah di tengah.

“Liontin itu adalah liontin dari lima millennium sebelum abadmu. Judul cerita terkait dengan liontin, maka secara otomatis kalian terhubung satu sama lain. Sistem telah menggabungkan rekaman data sejarah dalam liontin dengan cerita. Kau benar-benar orang yang telah ditakdirkan!” jawab Yinghao.

“Lima abad millennium? Apa kau bercanda?”

Panda kecil itu menggelengkan kepala.

“Kau boleh tidak percaya. Tapi, semua ini nyata.”

Dengan begitu, Qingyi dapat menyimpulkan bahwa dia memang masuk ke dalam cerita yang ia kurasi sendiri, dan panda kecil yang dia lemparkan ke kolam adalah sistem pemandu yang akan membimbingnya.

Wah, ajaib sekali!

Ini adalah kisah romansa berlatar belakang kerajaan, bercerita tentang seorang pangeran yang pernah memiliki seorang istri pria dan dipaksa menikah dengan istri kedua berjenis kelamin wanita atas dekrit kekaisaran, yang mengakibatkan adanya dua permaisuri di dalam satu kediaman. Pangeran dalam ceritanya ini memiliki kemampuan yang hebat, namun hampir mati karena penyakit aneh.

Tokoh utamanya seorang pangeran yang punya penyakit yang tidak bisa disembuhkan. Di kediamannya, ada seorang pria yang tinggal bersamanya, orang berkata pria itu adalah sahabat sehidup semati sang pangeran.

Mana mungkin ada dunia yang tercipta dari dalam naskah yang bahkan belum selesai ditulis!

Qingyi menganggapnya sebagai bagian dari khayalan, tetapi objek berupa panda kecil di depannya adalah makhluk nyata. Dia juga merasakan sakit ketika mencubit tangannya, itu berarti dia tidak sedang bermimpi.

“Ikuti aku untuk mengetahui detail ruang dimensi ini,” ucap Yinghao sambil berjalan pergi.

Qingyi mengikuti Yinghao sambil terus melihat-lihat. Di bawah air terjun, ada kabut tipis bersuhu dingin yang tercipta dari pergesekan tekanan udara dengan air, menjadikannya seperti air terjun di negeri dongeng. Di depan sana, sebuah pondok kecil dari kayu berdiri kokoh di tengan rerumputan yang hijau.

Pondok itu memiliki halaman kosong yang bisa ditanami tumbuhan. Ada tangga kecil menuju pintu masuknya. Ada banyak bunga yang tumbuh di beberapa petak tanah. Ada ketenangan yang begitu mendalam dan terasa. Tempat ini memang seperti negeri dongeng.

Yinghao membuka pintu kayu pondok. Ruangan di dalamnya ternyata cukup luas. Ada beberapa lemari khusus dari kayu yang menyimpan banyak benda-benda berharga. Di tengah ruangan juga terdapat sofa putih empuk dan meja kaca, lalu ada lemari yang menyimpan gelas-gelas porselen.

Benda-benda itu berkilau. Mungkin, harganya setara dengan lima tahun gajinya sebagai editor. Kalau seperti ini, bisa diartikan ia adalah seorang time-traveller yang kaya. Ia punya modal yang cukup untuk menghidupi dirinya di dunia yang belum ia pijaki itu.

Di sudut ruangan yang lain juga terdapat beberapa benda-benda sehari-hari yang kerap digunakan di dunia modern. Di sisi kanan ruangan terdapat satu set meja belajar lengkap dengan peralatan tulis berupa kertas, tinta, wadah tinta dan pemberat kertas. Di samping meja itu terdapat sebuah rak buku.

“Item di dalam ruangan ini akan bertambah jika kau bisa menyelesaikan misi.”

“Lalu, peran apa yang aku mainkan untuk menyelesaikan misiku?”

Qingyi tiba-tiba teringat pada alur cerita sedang diedit olehnya. Seingatnya, dia hanya menemukan karakter tokoh protagonis yang sedikit, sisanya antagonis dan licik, yang memiliki akhir yang tidak terlalu baik dari karakter-karakternya.

Penindasan, intrik politik, konflik keluarga, urusan cinta, itu semua adalah inti dari romansa gila yang sedang dia revisi. Qingyi sudah menyarankan pada penulis asli untuk mengurangi tensi konfliknya sedikit dan memperbaiki akhir cerita, karena kebanyakan pembaca selalu menginginkan ending yang bahagia.

Kalau sampai dia mendapat peran yang lemah, urusannya bisa gawat. Qingyi sungguh tidak ingin menjadi peran yang tertindas. Bisa-bisa ia mati lebih cepat.

“Kau akan tahu setelah kita keluar dari sini.”

"Jangan bilang dan jangan beri aku peran yang tidak menguntungkan!"

Yinghao tidak bisa memberitahukan rahasia sistem tentang peran yang didapatkan Qingyi. Tetapi, panda kecil itu punya keyakinan bahwa tuan barunya ini pasti dapat memainkannya dengan sangat baik.

Yinghao mengajaknya keluar dari pondok. Panda kecil itu menyuruhnya memejamkan mata. Saat semuanya menjadi gelap, Qingyi tiba-tiba merasa tubuhnya seperti melayang. Saat dia menikmati sensasi ini, tubuhnya tiba-tiba terasa sangat dingin seperti membeku.

Dia membuka matanya. Kini, dia telah berada di suatu tempat aneh yang tidak dia kenali. Di sekelilingnya terdapat banyak jerami basah. Bau menyengat dari kotoran tikus menyambangi hidungnya, membuat gadis itu menutupnya dengan jari. Di sekelilingnya gelap, hanya ada sedikit cahaya matahari yang masuk lewat lubang kecil di atas sana.

Qingyi berada di sudut ruangan dalam kondisi mengenaskan. Pakaiannya lusuh dan robek. Di sekujur tubuhnya terdapat banyak luka yang terbuka. Pipinya juga membengkak. Ketika dia menggerakkan tubuh, rasanya sangat sakit seolah semua tulang di tubuhnya sudah patah.

Aroma peluh dan darah yang mengering bercampur dengan bau busuk di dalam ruangan itu, menjadikannya seperti sebuah kandang babi yang tidak pernah diurus.

Padahal, dia tidak merasakan ini saat berada di ruang dimensi tadi.

Terdengar teriakan yang sangat keras disertai umpatan kasar yang tidak enak didengar.

“Perempuan sialan! Apa kau akan terus berada di sana?” teriakan memekik menyambangi telinga Qingyi.

“Yinghao? Apa kau bisa mendengarku?” tanya Qingyi dengan suara pelan.

Dia melihat ke sana kemari mencari panda kecil itu, namun tidak ada apapun selain tumpukan jerami. Qingyi memaksakan diri untuk bergerak. Bajunya sangat lusuh dan berbau tidak sedap, sampai dia sendiri ingin muntah. Tapi, yang lebih penting dari itu ialah mengetahui suara siapa yang tadi memanggilnya dengan kasar.

Dia menyeret tubuhnya ke dekat jendela kayu yang tertutup. Jarinya terulur mengangkat kunci jendela, tapi tenaganya tidak bersisa. Qingyi lalu mengintip lewat celahnya. Tampak seorang wanita setengah baya berjalan menuju ke tempat ini dengan tergesa.

"Siapa perempuan setengah tua itu? Sepertinya dia bukan orang baik," gumam Qingyi.

Sebelum selesai berpikir, pintu ruangan pengap itu tiba-tiba dibuka dengan paksa. Seberkas cahaya kecil berkilat dari pintu, kemudian muncul beberapa sosok tinggi besar membawa papan kayu pemukul. Beberapa orang pria masuk diiringi wanita tadi. Lalu, seorang wanita lain yang usianya dua tahun lebih muda dari si wanita pertama menyusul sambil menangis.

"Bagus! Kau beruntung karena kau tidak mati hari ini!"

Qingyi belum tahu siapa wanita yang berteriak dengan kata-kata kejam ini. Dari tabiatnya, dia sangat arogan dan tidak punya belas kasihan. Tubuh Qingyi dipenuhi luka, tapi wanita ini tidak mempedulikannya sama sekali. Dia justru bersikap seolah-olah Qingyi adalah sesuatu yang sangat menjijikan dan tidak perlu dipedulikan kondisinya.

"Bawa dia!" perintah wanita setengah tua itu. Beberapa pria itu menarik tubuhnya agar berdiri dengan paksa. Namun karena terlalu lemah, Qingyi kesulitan untuk berdiri. Dia juga merasa sakit karena para pria ini mencengkramnya dengan erat.

"Heh, berpura-pura lemah? Kau pikir aku akan tertipu?" tanya si wanita tua. Qingyi jadi kesal. Dia paling tidak suka dipaksa. Penindasan semacam ini bukan sesuatu yang bisa diterima, tidak peduli kapanpun dan di manapun.

"Kalau kau ingin mati, matilah setelah kau keluar dari kediaman ini! Tidak peduli apapun yang terjadi, kau harus tetap menikah hari ini!"

Karena tidak tahan dengan cengkraman, Qingyi menggigit tangan para pria yang mencengkramnya sampai berdarah. Para pria itu meringis dan melepaskan Qingyi, membuatnya kembali terduduk di lantai yang dingin dan kotor.

"Jangan menyentuhku! Tangan kalian terlalu kotor!" seru Qingyi. Agaknya, wanita galak tadi sedikit terkejut atas perilakunya barusan.

"Perempuan sialan! Kau berani melawan? Cepat, pukul dia!" suruh wanita setengah tua. Seorang pria yang membawa papan pemukul mengayunkan papan tersebut ke udara, lalu hendak memukul punggug Qingyi.

Belum sampai mengenai punggung, Qingyi menendang tulang kering si pria dan merebut papan pemukul tersebut, lalu balik memukul si pria dengan sekuat tenaga. Wanita setengah tua marah, dan menyuruh yang lain memukulnya. Lagi-lagi gagal karena Qingyi melawan.

"Sudah kukatakan jangan pernah menyentuhku!" Qingyi menegaskan kembali kata-katanya.

Wanita setengah tua benar-benar marah. Dia mengangkat tubuh Qingyi dengan paksa, lalu mendorongnya hingga membentur dinding kayu di dekat tumpukan jerami. Karena tenaganya habis, Qingyi kesulitan untuk bergerak.

"Sialan!" umpatnya sambil terus berusaha bangkit. Otaknya berputar memikirkan peran siapa yang dimainkannya dan siapakah orang-orang ini.

"Aku tidak akan membiarkan kalian terus menyiksaku seperti ini!"

Namun, wanita setengah tua yang tidak mendengar umpatan Qingyi malah menghampirinya dengan tatapan garang.

Bagian 3: Sedan Merah Pengantin

“Cepat keluarkan perempuan sialan itu! Aku akan mengajarinya dengan baik!”

Suara menggelegar itu memecah konsentrasi Qingyi.

“Nyonya, aku mohon jangan menyiksa putriku lagi! Kau tidak boleh menikahkan dia dengan Raja Changle, hidupnya akan benar-benar hancur!” mohon seorang wanita lain sambil menahan kaki perempuan itu. Dari nadanya, dia sepertinya berbicara sambil menangis.

“Minggir! Hanya seorang selir tetapi berani tidak mematuhiku? Pelayan! Cepat seret wanita rendahan ini!”

“Nyonya Besar, kumohon! Jangan menikahkan Qingyi pada Raja Changle. Dia gadis baik-baik, bagaimana bisa menikah dengan seorang pria yang tidak normal? Hidupnya benar-benar akan hancur!” mohon suara wanita yang lainnya.

“Bagus! Kaisar berbaik hati menikahkan putrimu dengan seorang pangeran, kau masih menghinanya? Apa kau pikir kediaman Perdana Menteri mampu menampung dosa keserakahan kalian?”

Qingyi mencoba mencerna apa yang sedang terjadi. Yinghao berkata kalau dia akan tahu peran apa yang dia mainkan begitu keluar dari ruangan dimensi, tetapi Qingyi sungguh tidak mengira akan disuguhi kejadian seperti ini ketika baru membuka mata.

“Kalian sekumpulan orang rendahan, ingin membantah dekrit Kaisar? Apa kalian ingin menarik kediaman perdana menteri ke kuburan bersama kalian?” perempuan setengah tua itu kembali berteriak.

“Kau, gadis sialan! Mengapa masih bersembunyi? Liu Qingyi, apa kau pikir statusmu begitu mulia di sini?”

Teriakan perempuan setengah tua itu membuat kepala Qingyi serasa meledak dalam seketika, dan di waktu yang bersamaan, dia langsung mengingat jalan cerita yang dia buat dalam novelnya itu. Terlepas dari ketidakpercayaannya, Qingyi memiliki sesuatu yang penting yang harus dia lakukan sekarang.

Qingyi benar-benar mendapat musibah besar.

Dia memikirkannya beberapa detik sebelum sosok-sosok manusia di depannya bergerak maju. Qingyi meminta Yinghao untuk menghentikan waktu beberapa saat agar dia bisa mencernanya dengan baik.

Perdana menteri? Liu Qingyi? Itu adalah nama tokoh figuran yang terdapat di dalam cerita itu!

Qingyi langsung lemas. Dia mengira dia akan memerankan sosok Putri Yilan – seorang putri kekaisaran yang anggun dan cantik, atau menjadi Luo Niang – sepupu dari Raja Changle yang menjadi tokoh utama dalam cerita ini.

Tidak disangka, Qingyi malah memerankan sosok wanita figuran – Liu Qingyi, seorang putri perdana menteri yang tidak banyak diceritakan dalam novel dan memiliki akhir kehidupan yang tragis.

Karakter Liu Qingyi adalah lemah. Dalam novelnya, Qingyi menuliskan bahwa tokoh ini merupakan putri perdana menteri yang lahir dari selir dan tidak disayangi di keluarga. Liu Qingyi ini diperlakukan tidak adil dan selalu ditindas, tetapi di setiap penindasan itu, dia selalu berusaha melawan.

Tidak banyak bagian yang dia tuliskan untuk karakter ini. Qingyi hanya ingat tokoh ini muncul di awal cerita, ketika hendak menikah dan saat kematiannya yang begitu tragis.

Qingyi masuk ke dalam alur ketika karakter Liu Qingyi disiksa karena menolak pernikahan hingga dikurung di dalam gudang. Kalau tidak salah, itu adalah momen beberapa jam sebelum Liu Qingyi menikah ke mansion Raja Changle untuk menjadi istri penangkal penyakit, sebuah pernikahan yang menghancurkan hidup Liu Qingyi.

Yinghao mengakhiri fase pending waktu yang tidak lama. Tetapi, itu cukup menguntungkan bagi Qingyi karena dia sudah bisa memahami realitanya di dunia ini. Sosok perempuan setengah tua itu ternyata adalah istri perdana menteri, nyonya besar kediaman yang memegang semua kendali keluarga.

Pantas saja dia begitu galak dan kata-katanya sangat kejam!

Istri perdana menteri semakin mendekat. Ketika dia sampai di depan Qingyi, tangannya meraih dagu gadis itu dan menekannya hingga rahang Qingyi – atau yang saat ini sudah menjadi Liu Qingyi meringis kesakitan. Istri perdana menteri juga mengangkat wajahnya, lalu tertawa sumbang.

“Kau hanya punya wajah yang lebih baik dari putriku! Memangnya kenapa jika kau yang terpilih?”

Qingyi ingin melepaskan diri, namun begitu dia bergerak, seluruh tubuhnya langsung terasa sakit. Karakter ini pernah disiksa sebelum pernikahan. Tampaknya, itu sudah terjadi. Penyiksaan yang dia alami benar-benar tidak kecil. Dia hampir menjadi gelandangan yang ditindas gelandangan lain.

“Heh, tatapanmu itu sungguh menyebalkan. Kita lihat apakah kau masih bisa menatapku dengan mata seperti itu atau tidak!”

Istri perdana menteri menampar wajah Qingyi dengan keras. Rasa perih itu kembali menjalar. Sialan, mengapa rasa sakitnya begitu nyata. Qingyi tidak terima dirinya diperlakukan seperti binatang.

Bahkan seburuk apapun seorang manusia, menyiksanya seperti ini sama saja dengan membunuhnya. Ia kemudian berdiri dan berbalik menampar wajah istri perdana menteri. Kedua bola mata istri perdana menteri membulat seperti hendak meloncat keluar dari tempatnya

“Kau berani!”

Qingyi menatap dingin istri perdana menteri. Jadi, seperti ini rupanya wujud asli dari karakter fiksinya. Dia tidak salah mengingatnya, istri perdana menteri memang kejam dan tidak berperasaan.

Siapapun yang menghalanginya bisa dia singkirkan. Jika tidak, mana mungkin dia bertahan di kursi nyonya besar perdana menteri hingga sekarang kalau kemampuannya tidak sehebat itu.

“Aku akan menikah.”

Istri perdana menteri tertawa sumbang.

“Kenapa? Bukankah kemarin kau mati-matian menolak dan mau bunuh diri? Apa sekarang kau berubah pikiran?” tanya istri perdana menteri sambil terus menekan rahang Qingyi.

“Aku akan menikah!” Qingyi mengulang perkataannya. Demi misi dan tidak ingin mendapat siksaan lebih lanjut, dia memilih berjalan sesuai alur.

Qingyi tahu bahwa penyiksaan yang dia alami merupakan sebuah bentuk penindasan karena dia menolak dekret pernikahan yang diberikan oleh Kaisar Baili. Qingyi sebagai seorang wanita muda, tentu tidak akan membiarkan dirinya menikah dengan Raja Changle, paman Kaisar Baili yang penyakitan.

Dalam arti khusus, Raja Changle itu telah memiliki seorang istri, tetapi bukan seorang wanita, melainkan seorang pria. Kemudian, pangeran itu tiba-tiba memiliki penyakit aneh yang tidak bisa disembuhkan, yang membuat hidupnya tidak lebih dari seorang biksu, hanya bisa memakan makanan tawar tanpa rasa.

Istri pertama sang pangeran kemudian meninggal, dan pangeran tersebut menjadi duda selama bertahun-tahun. Ia hanya ditemani sahabatnya yang katanya sehidup semati.

Penulis menempatkan penyakit itu sebagai kutukan langit karena Raja Changle menikahi seorang pria, lalu membuat karakter Liu Qingyi menikah dengan dekret ke mansion Raja Changle sebagai pernikahan untuk menangkal penyakit.

Liu Qingyi yang asli pada akhirnya menyetujui pernikahan tersebut dengan syarat. Setelah dia menikah ke mansion Raja Changle, semua orang di kediaman perdana menteri tidak boleh menyiksa ibunya lagi.

Liu Qingyi asli juga menambahkan satu syarat bahwa ibunya harus pindah ke kediaman lain dan tidak boleh ada yang mengganggunya. Istri perdana menteri yang kejam menyetujui syarat itu.

“Cepat bawa perempuan sialan ini! Dandani dia dan antarkan ke mansion Raja Changle!” Istri perdana menteri kembali berteriak.

Qingyi diseret keluar dari ruangan pengap itu dalam kondisi yang masih mengkhawatirkan. Dia dibawa ke sebuah ruangan, lalu diceburkan ke dalam bak berisi air dingin tanpa perasaan.

Qingyi membenci penindasan ini, tetapi ini bukan saatnya untuk membalas mereka. Luka-luka di tubuhnya langsung berdenyut. Qingyi kembali meringis.

“Yinghao, apa kau bisa merubah air ini menjadi air hangat?” tanya Qingyi.

Yinghao yang tadi bersembunyi sekarang muncul kembali. Panda kecil itu bersyukur karena tuannya ini bersikap pintar dan bertindak sesuai situasi.

“Bisa,” jawabnya.

Yinghao kemudian mengeluarkan sebuah benda bulat berkaca, lalu memasukannya ke dalam air. Seketika, air itu menjadi hangat dan harum. Seluruh luka di tubuh Qingyi langsung menghilang tanpa bekas. Tubuhnya sekarang terasa sangat bugar dan sehat serta bertenaga.

“Ini adalah ekstraksi dari air terjun di ruang dimensi. Kau bisa menggunakannya untuk menyembuhkan luka dan memulihkan tenaga,” terang Yinghao setelah beberapa saat.

Qingyi berdecak kagum. Tidak disangka kalau air terjun di ruang dimensi itu begitu berkhasiat.

Beberapa pelayan yang kurang ajar tiba-tiba masuk tanpa mengetuk pintu. Jumlahnya tiga orang. Pelayan-pelayan itu menarik Qingyi dari bak mandi, lalu memaksanya memakai baju pengantin berwarna merah yang panjang. Gerakannya sangat kasar hingga Qingyi merasa muak.

“Aku bisa sendiri!” serunya sambil menghentakkan tangan, membuat para pelayan itu seketika terkejut. Gadis sialan ini ternyata bisa melawan? Bukankah dia masih sangat lemah karena penyiksaan hebat yang dialaminya?

Pada fase tersebut, para pelayan itu mulai ketakutan. Mereka melihat sorot mata tidak senang di mata Qingyi. Namun, sorot itu justru membuat mereka membeku di tempat. Ini tidak seperti Qingyi si bodoh tidak berguna itu, ini seperti seseorang yang lain.

Saat selesai memakai gaun, para pelayan yang agak ketakutan lalu mendandaninya seperti pengantin pada umumnya. Anehnya, mereka tidak melihat bekas penyiksaan di wajah gadis itu.

Bukankah kemarin gadis itu baru saja ditampar berkali-kali? Mengapa pipinya tidak membengkak dan kulitnya justru sangat halus?

“Apa kalian sudah selesai? Jika kalian sudah selesai, pergi!” bentak Qingyi. Para pelayan itu langsung keluar penuh ketakutan.

“Kau memang wanita yang sangat galak! Kau lihat, pelayan itu lari terbirit-birit,” ujar Yinghao setelah para pelayan itu pergi.

Sambil mematut dirinya di depan cermin, Qingyi hanya mendengus. Sebenarnya, itu bukan apa-apa. Dia bisa membunuh para pelayan itu seperti membunuh karakter dalam novelnya, namun di hari yang penting ini dia tidak bisa melakukan itu.

“Kalau bukan karena misi, aku sangat malas berurusan dengan mereka,” seloroh Qingyi. Dia menyelipkan sebuah jepit rambut perak ke rambutnya yang telah disanggul rapi.

“Hm, dandanan kuno ini terlihat bagus juga. Yinghao, kau lihat, apakah aku sudah seperti pengantin dari keluarga bangsawan besar?”

Yinghao mendengus.

Suara tabuhan musik pengiring pengantin tiba-tiba terdengar. Rombongan penjemput pengantin dari mansion Raja Changle sepertinya telah tiba. Beberapa orang kemudian bergegas masuk, lalu membawa Qingyi keluar dari kediaman. Kepalanya tertutup kain merah pernikahan. Dia hanya bisa melihat sepatu yang dia kenakan.

Lalu, sebuah rangka dari kayu terlihat di matanya. Ini mungkin kaki dari sedan merah pengantin. Seseorang kemudian mendorongnya masuk ke dalam sedan tanpa perasaan hingga tubuh Qingyi beradu dengan kursi sedan. Setelah itu, sedan diangkat oleh empat orang dan diarak menuju mansion Raja Changle.

Qingyi merasa mual karena dia baru pertama kali naik sedan seperti ini. Untung saja Yinghao memberinya obat hingga kepalanya tidak terasa pusing. Jika tidak, dia mungkin akan mengotori baju pernikahannya, walaupun tidak ada apapun di perutnya karena sejak dia datang ke sini, dia belum memakan apapun.

Setelah setengah jam, sedan berhenti. Musik pengiring pengantin masih berbunyi. Antrian rombongan pengiring pengantin mengular sepanjang jalan kota. Ini adalah pernikahan dari kaisar, siapa pun ingin memeriahkannya. Bunyi petasan menyusul kemudian.

Pintu sedan tiba-tiba diketuk seseorang. Setelah Qingyi menjawab dengan beberapa kata, pintu sedan itu terbuka. Sebuah tangan seputih susu terulur ke dalam, bersiap menyambut tangan Qingyi untuk dipapah keluar dari sedan. Kuku-kukunya panjang namun tampak terawat.

Qingyi tiba-tiba memiliki ide. Pria yang akan dinikahinya hari ini terkenal suka menindas orang sewaktu muda. Sebelum pindah dari istana, para pelayan di kediamannya sering mengeluh kepada Janda Selir Sun, ibu kandungnya.

Pria itu sering membuat para pelayannya kewalahan karena perilakunya yang arogan. Di saat dewasa malah berubah menjadi kejam dan bertampang dingin. Banyak bangsawan yang mengantri ingin menikahkan putrinya ke kediaman, namun pria ini malah memilih menikahi sesama pria.

Pernikahan ini tidak akan seru jika dia tidak membuat sedikit keributan. Qingyi tidak menyambut uluran tangan itu, dia malah menepisnya lalu meletakkan sebuah penggaruk punggung yang didapat dari ruang dimensi di telapak tangan itu. Dia juga memukul pelan punggung tangannya hingga pemilik tangan itu bereaksi.

Uluran tangan itu keluar dari pintu. Dalam waktu bersamaan, Qingyi melompat keluar dari sedan. Kerudungnya terbang hingga wajahnya terpampang jelas di depan semua orang. Di depannya, seorang pria berjubah merah pengantin tampak terkejut sambil memperhatikan penggaruk punggung di telapak tangannya. Mereka yang menyaksikan adegan itu juga terpana.

Ia terkesiap. Semua bayangan tentang sosok Raja Changle yang sudah berumur sirna. Qingyi salah paham terhadap arti ‘paman’ kaisar. Pria di hadapannya bukanlah pria berumur dengan kumis tipis dan tangan yang besar nan berurat, melainkan sesosok pria muda berumur dua puluh lima tahunan. Tubuhnya tegap, pahatan wajahnya begitu simetris dengan mata khas Tiongkok yang menawan.

Qingyi bersitatap dengan pria itu. Sekilas, dia mirip dengan seseorang yang pernah ditemui olehnya beberapa tahun lalu. Alis tebal nan hitam itu melengkung indah di atas matanya, menimbulkan kesan bahwa pemiliknya memiliki temperamen tegas. Tubuhnya terbilang gagah untuk pemuda setingkat pangeran. Namun, kesan yang didapatkan Qingyi kepadanya justru buruk.

“Ah, penggaruk punggung itu untukmu saja!”

Pria itu menatap penggaruk punggung di tangannya. Ketika dia menoleh, Qingyi sudah berbalik mendahuluinya masuk ke dalam kediaman.

Gadis itu berjalan masuk dengan angkuh ke dalam mansion tanpa menghiraukan suara-suara di belakangnya yang mulai membicarakannya. Dengan gaun pengantin merah yang panjang tanpa penutup kepala, sosoknya seperti seorang dewi yang baru turun dari langit. Orang-orang di dalam mansion Raja Changle menatapnya tanpa henti.

“Yang Mulia, apa kau tidak akan menyusul calon istrimu?” seorang pengurus mansion menepuk pundak pria berjubah pengantin yang masih tertegun.

Seketika, pria itu langsung masuk ke dalam tanpa mengatakan apapun.

...***...

...Buat yang mau tau, Otor coba visualisasikan karakter Baili Qingchen sama ayangnya Otor di bawah ya hihi

...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!