NovelToon NovelToon

Jodoh Terakhir

Talak

''Dasar wanita pembawa sial!! Pergi kamu dari sini. Mulai hari ini dan seterusnya, kamu bukan lagi istriku!! Kamu aku talak dengan talak tiga Fatimah Zahra binti Alan Setiawan!!!"

Dddduuuuaaaaarrrrrrrrr...

Brrruukkk..

Zahra jatuh terduduk saking terkejutnya dengan ucapan sang suami yang selama ini ia dampingi. Azlan.

Azriel terdiam membisu kala mendengar ucapan sang Papa untuk sang Mami. Bocah kecil tiga tahun itu begitu terkejut dengan ucapan sang Papa untuk sang Mami. Surga nya.

"Mami..." lirih Azriel dengan mata berkaca-kaca.

Zahra tidak bisa menyahuti ucapan sang putra sulungnya. Bibirnya terasa Kelu mendengar kan ucapan talak tiga dari Azlan. Zahra menatap nanar pada Azlan yang saat ini sedang menoleh ke arah lain.

Ia begitu emosi kala mengetahui jika Zahra selama ini begitu sangat ingin kembali dengan Riandra. Sahabatnya sendiri. Zahra di tuduh selingkuh oleh seseorang yang dekat dengan Azlan saat ini.

Zahra bangkit. "Baik, jika ini memang keputusan Abang, maka akan aku turuti. Sekali lagi terimakasih karena sudah mengizinkan ku bisa hidup bersama mendampingi dirimu hingga tiga tahun lamanya. Apapun yang akan aku katakan saat ini sudah tidak berguna saat kata talak tiga terucap dari bibirmu. Terimakasih. Karena kamu aku tau arti dari pengorbanan dan kesetiaan."

"Aku tidak bersalah dalam hal ini. Dan aku bukanlah pembawa sial seperti yang kamu katakan! Tidak ada manusia yang terlahir ke dunia ini dalam keadaan sial seperti yang kamu katakan! Kecewa. Aku sangat kecewa padamu Bang Azlan. Ku pikir cintamu itu benar adanya. Tapi sayangnya tidak. Kau bahkan tega menjatuhkan talak padaku tepat empat puluh hari masa kelahiran putri kedua mu. Sungguh, kau manusia yang tidak punya perasaan. Menyesal aku pernah mengenal mu!"

"Baik, aku akan pergi dari rumah ini. Tapi ingat satu hal Azlan! Jika aku terbukti suatu saat tidak bersalah karena tuduhan mu itu, Maka saat itu juga aku sudah tidak ada lagi di sini!"

Deg!

"Aku akan menghilang dari muka bumi ini! Selamanya. Bahkan kamu sendiri pun tidak akan tau dimana keberadaan ku! Ingat Azlan! Apa yang kamu tabur, itu yang akan kamu tuai! Selamat menikmati hidup baru mu bersama MANTAN KEKASIH TERINDAH MU. DAN SELAMAT KARENA TELAH MENIKAHINYA DAN KAU TELAH MEMBUANGKU SESUAI KEINGINAN WANITA MU ITU! SELAMAT ATAS HIDUP BARUMU AZLAN! SEMOGA KAU BAHAGIA! TAPI INGAT! SUATU SAAT APA YANG AKU KATAKAN INI BENAR ADANYA, MAKA UNTUK MEMINTA MAAF PUN KAMU AKAN SULIT AZLAN! INGAT ITU!"

Deg!

Deg!

"Ayo nak. Kita pergi!" lanjut Zahra lagi kepada putra sulungnya.

"Iya, Mi." Sahutnya lesu. Kaki kecil itu melewati AzLan yang saat ini menatap nanar pada putra sulungnya itu. Azriel menoleh kebelakang dan melihat Azlan dengan tatapan sendunya.

Azlan tergugu. Ia menatap nanar pada Zahra yang saat ini masuk ke kamar nya dan mengambil seluruh barang-barang miliknya bersama putra sulungnya.

Setelah selesai, ia segera menghubungi seseorang untuk mengantarkan nya ke terminal terdekat. Zahra pergi hanya membawa seluruh pakaiannya dan juga pakaian kedua anaknya. Beserta satu buah kartu dan juga perhiasan miliknya yang diberikan seseorang dulu padanya.

Semua peralatan dan perabotan rumah yang di beli oleh Zahra ia tinggalkan. Ia sudah menghubungi Nina sang asisten di toko rotinya untuk mengambil seluruh barang-barang nya besok pagi. Untuk dibawa ke toko roti miliknya.

Urusan toko roti, Zahra percaya pada Nina. Asisten setianya selama tiga tahun ini. Nina sudah menikah dengan Abang sepupunya sendiri. ( Ada di Bukan Pembawa Sial Ye? )

Karena waktu sekarang sudah sore, Zahra lebih cepat ingin tiba di terminal bus yang akan menuju ke suatu tempat yang mereka sendiri pun tidak tau.

Satu tempat yang saat ini ingin Zahra tuju. Yaitu kota keponakan nya. Rayyan Putra Bhaskara. Putra kandung dari Vita bersama Gilang Bhaskara yang saat ini sudah menikah dengan cinta terakhir nya. Alisa Febriyanti yang sangat Zahra kenal.

Hanya satu tempat itu tujuan Zahra. Ia ingin memaiki pesawat, tapi bayinya masih berusia empat puluh hari itu tidak baik. Ia terpaksa ke terminal bus antar provinsi. Dan inilah tujuan Zahra saat ini.

KOTA MEDAN.

Kota dimana ia akan bertemu dengan sang keponakan yang sangat ingin bertemu dengan putri keduanya itu. CINTA PRAMITA AGUNG BRASMANA. Nama yang disematkan oleh seseorang yang saat ini sedang ke luar negeri untuk tugas perusahaan nya.

Ia akan kembali satu bulan lagi. Baru kemarin ia berangkat dan sempat bertemu dengan Zahra begitu juga dengan putra sulung Zahra. AZRIEL AGUNG BRASMANA. Di kenal sebagai putra tunggal dari Riandra Agung Brasmana. Pemilik perusahaan Brasmana group yang terkenal di kota Bandung. Yang bekerja di bagian usaha properti, perhotelan serta satu buah pabrik mebel kayu jati di daerah Serang Banten.

Inilah yang membuat Azlan kalap dan ingin menghajar Riandra tapi dihalangi oleh Papa Alan. Maka sebagai pelampiasan, Zahra lah yang menanggung nya. Belum lagi Azlan saat ini telah menduakan Zahra dan menikahi mantan kekasihnya dulu.

Zahra hancur saat mengetahui itu. Tepat dimana hari ia melahirkan Cinta satu bulan yang lalu. Hari dimana ia sangat sakit mendapati kenyataan jika sang suami selama sebulan ini tidak pulang karena sudah menikahi mantan kekasihnya terdahulu.

Jika bukan karena Riandra, Zahra pasti sudah tiada saat ini. Riandra di kenal sebagai suami sah Zahra. Bukanlah Azlan. Semua ini karena permintaan Papa Alan yang sudah mengetahui niat jahat Azlan yang ingin menduakan Zahra pada saat Zahra hamil tua.

Dan ya, semua itu terbukti. Azlan memanglah menduakan Zahra. Zahra keluar dari kamar setelah berbicara dengan seseorang di telepon.

Ia berdiri di hadapan pintu dan membelakangi Azlan yang saat ini sedang menatapnya dengan datar. ''Aku pergi Bang Azlan yang setia!''

Deg!

''Aku akan pergi seperti keinginan istrimu yang lain!''

Deg!

''Aku rela kau buang demi membahagiakan istri orang!''

Deg!

''Tak apa. Aku ikhlas! Tapi ingatlah satu hal Azlan. Kau akan menyesal karena telah menuduhku. Kau akan menyesal karena telah membuangku! Kau tidak akan pernah bertemu dengan ku lagi, terkecuali hari dimana putri kandungmu akan menikah nantinya!''

Dddduuuuaaaaarrrrrrrrr..

Azlan tersentak kaget.

''Aku pergi. Jika Riandra datang kesini. Katakan yang sejujurnya! Dan ya, semua perabotan yang kita beli bersama ini akan ada yang mengambilnya besok pagi! Rumah ini akan kosong kembali seperti pertama kali kita menyewa nya! Kamu tidak berhak tinggal dirumah ini! Pulanglah kerumah istrimu. Dan selamat tinggal! Semoga kamu bahagia dengan pilihanmu!''

Deg!

Deg!

''Zahra...''

💕💕💕💕

Hallo ha..

Assalamualaikum semua.. hehehe..

Othor rilis cerita baru lagi nih. Ini lanjutan dari karya othor yang lain. BUKAN PEMBAWA SIAL

Bagi kalian yang nggak tau, boleh cek di Facebook Melisa dan Instagram Lisa89176 agar kalian tau dimana dan apa judulnya.

Hah. udah kepanjangan banget ini. So.. selamat membaca ye? Jangan heran dan jangan terkejut jika pemeran disini banyak berkolaborasi dengan Cerita othor yang disini.

Ikutin terus ye?

Tanpa dukungan kalian apalah othor ini. 🤧

Cukup sekian!

Salam hangat othor

Melisa

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh..

Status

''Aku pergi. Jika Riandra datang kesini. Katakan yang sejujurnya! Dan ya, semua perabotan yang kita beli bersama ini akan ada yang mengambilnya besok pagi! Rumah ini akan kosong kembali seperti pertama kali kita menyewa nya! Kamu tidak berhak tinggal dirumah ini! Pulanglah kerumah istrimu. Dan selamat tinggal! Semoga kamu bahagia dengan pilihanmu!''

Deg!

Deg!

''Zahra... tunggu Sayang-,''

''Jangap panggil aku dengan sebutan sayang! Dihari kamu menikahi wanita lain, di hari itu sebutan sayang untukku sudah tidak berguna lagi! Kamu rela menemaninya yang baru saja sah menjadi istri kedua mu. Sedang aku? Kau tinggalkan begitu saja! Jika bukan karena Kak Riandra, mungkin aku sudah tiada saat ini! Kejam kau bang Azlan!''

Dddduuuuaaaaarrrrrrrrr...

Azlan tersentak lagi Kala mendengar ucapan Zahra. ''Ra.. dengarkan dulu perkataan ku-,''

''Tidak ada yang harus di dengar lagi Azlan Dharmawan! Kamu bukanlah suamiku lagi. Talak sudah kamu jatuhkan padaku! Lihatlah disana, siapa saksi dari semua ini!'' tunjuk Zahra dengan tangan kirinya ke pintu dapur mereka tanpa menoleh sedikitpun. Azlan tersentak saat mendapati kedua orang tuanya kini sedang menatapnya.

Deg!

Deg!

Deg!

''Bapak.. Ibu..'' lirih Azlan begitu terkejut Kala melihat kedua orang tuanya berdiri mematung dan terpaku di tempat dengan raut wajah yang tidak terbaca.

Zahra Terkekeh sinis. ''Jangan kamu pikir kalau ucapan talakmu itu tidak sah Azlan Dharmawan! Semua itu sah! Walau tanpa saksi! Selama ini aku selalu sabar dengan kelakuan mu yang selalu menomor duakan aku ketimbang istri kamu itu! Aku rela. Aku ikhlas, karena aku pikir kamu setia seperti yang kamu katakan dulu padaku. Tapi sayangnya semua itu bulshit! Kamu pembohong Azlan! Kamu pembohong ulung! Kamu pembohong! Benar kata Papa. Sikap yang dulu kamu lakukan pada kekasihmu dulu, sekarang kamu lakukan padaku!''

''Aku bersyukur bisa lepas darimu! Jika tidak, aku pasti akan menangis selalu saat berada di dalam rumah yang pemimpinnya sudah berlayar dan menjadi nakhoda kapal lain bukan lagi di kapalku! Aku kecewa.. sangat kecewa. Kau tau Azlan? Saat rumah tangga itu di guncang dengan ujian, maka inilah yang terjadi. Kau tidak di uji dengan harta, tapi kau di uji dengan wanita. Wanita masa lalu mu yang kini hadir kembali di dalam hidupmu setelah kau melepaskannya untuk pria lain! Dan kini, kau menikahi wanita yang masih sah berstatuskan istri orang??''

Deg!

Deg!

''Ra... aku-,''

''Cukup Azlan! Cukup sudah selama ini aku melihat kelakuan mu! Kau selalu meninggalkan ku di saat aku membutuhkanmu! Kau mengatakan jika kau akan setia hanya pada satu wanita. Tapi tidak! Kau lelaki yang tidak setia Azlan!'' ucap Zahra dengan dada naik turun. Tangan itu bergetar saking sakitnya hati yang ia rasa.

Azriel menatap sang Mami dengan mata polosnya. ''Mami?? Kita mau kemana? Papi kan belum pulang dari luar negeri??''

Deg!

Azlan lagi dan lagi geram kala mendengar putra sulungnya menyebut orang lain sebagai Papinya. ''Kenapa kamu selalu mengajarkan putraku untuk memanggil Rian dengan sebutan Papi? Sedang aku kamu ajarkan dengan Papa?'' tanya Azlan pada Zahra yang saat ini sedang terkekeh sumbang mendengar ucapan Azlan.

''Kenapa?? Kau tidak terima?''

''Iyalah aku tidak terima! Azriel itu putraku! Bukan putranya! Bisa-bisa nya kalian membaut pengakuan kalau Azriel itu putra sulung Riandra? Apa sih yang ada di otak kamu Zahra?!'' tanya Azlan begitu marah pada Zahra.

Wajah itu kini seperti ingin melahap Zahra saja. ''Kenapa? Tidak suka? Apa urusannya dengan mu? Kenapa baru sekarang kau mengakui jika Azriel putramu? Kemana kau saat Azriel lahir dulu? Kemana kau selama Azriel tumbuh besar? Kemana kau selama Azriel lahir ke dunia ini tidak pernah terlihat batang hidungmu dirumah ku ini Azlan Dharmawan?!''

Deg!

''Zahra!!''

''Hahaha.. kenapa kamu marah Azlan? Saya mengatakan apa yang sebenarnya terjadi?? Kau lupa Azlan Dharmawan?? Baik! Akan saya ingatkan! Ketika Azriel lahir ke dunia ini Riandra lah yang telah menolongnya! Tanpa nya mungkin ia tidak pernah bisa melihat dunia ini! Karena Riandra putraku bisa hidup kembali! Kau tau kenapa Azlan??''

Azlan diam.

''Semua itu karena kasih sayang yang tulus dari Riandra untuk putraku yang tidak pernah menganggap jika Azriel anak orang lain! Melainkan putranya sendiri!''

Azlan terkekeh sinis. ''Cih! Kapan dia membuatnya? Hingga dia berani-beraninya mengakui kalau putraku adalah putranya??'' Azlan masih terkekeh sinis.

''Riandra memang tidak membuatnya. Tapi kamulah yang telah menghadirkan nya ke dunia ini dengan terpaksa! Kalau seandainya waktu itu aku menolak, pastilah saat ini aku masih suci! Dan mengenai hubungan antara Azriel dan Riandra, tidak perlu ada ikatan darah untuk bisa menganggap nya menjadi seorang anak maupun seorang ayah. Semua itu bisa terjadi karena kasih sayang yang tulus untuk putraku. Tidak seperti dirimu! Mengaku ayah, tapi sibuk dengan hal sendiri! Kau pikir dia lahir ke dunia cukup dengan status jika dia putra kandungmu begitu?!''

Deg!

''Seorang anak itu lahir tidak hanya membutuhkan status dari kedua orangtuanya saja. Tapi juga kasih sayang. Semua itu putraku dapatkan dari Riandra. Sahabatmu yang selalu ada di saat putraku selalu membutuhkan dirimu! Sedangkan kau?'' Zahra terkekeh lagi, ''Kau selalu sibuk dengan mainan baru mu, hingga kau lupa ada dua orang yang selalu mengharapkan kepulangan mu setiap malamnya! Tapi kau tidak pernah pulang sekalipun!''

Deg!

Azlan betdecih tak suka pada ucapan Zahra. ''Jangan sok suci kamu Zahra-,''

''Aku memang tidak suci Azlan! Tapi aku tidak munafik seperti mu! Mengaku suci tapi di belakang ku kau berbohong! Munafik kau Azlan!'' potong Zahra membuat Azlan mengepalkan kedua tangannya. Ia menatap nyalang pada punggung Zahra yang saat ini membelakangi nya.

''Kamu tau bang Azlan? Saat kesetiaan seorang suami di uji di dalam rumah tangga nya?'' tanya Zahra dengan suara rendahnya tidak seperti tadi begitu tegas dan penuh penekanan di setiap kata-kata nya.

Zahra melemah. ''Seorang suami yang sedang di uji dengan seorang wanita, baik itu wanita sekarang ataupun wanita masa lalu, ia harus bisa menjaga marwahnya sebagai seorang suami. Godaan pertama yang di dapatkan itu memanglah sulit. Tetapi jika ia setia, pastilah tidak akan seperti itu. Berkhianat di belakang isterinya. Seperti kamu bang Azlan! Kalau kamu setia, kamu tidak akan tergoda dengan wanita lain! Baik itu wanita jaman sekarang maupun wanita di masa lalu!''

Deg!

''Kalau saja kamu setia, aku pasti tidak akan memilih pemuda lain seperti Riandra yang memang tulus menerima ku dan kedua anakku! Kamu salah menuduhnya bang Azlan! Kalau saja bukan karena nya, pastilah saat ini kami berdua sudah terluntang lantung bahkan kami mati karena mengharapkan mu yang tidak pernah pulang dan selalu sibuk dengan mainan baru mu itu!''

''Jangan menuduhku Zahra. Aku melakukan semua itu karena kamu selalu menolaknya Zahra! Setiap kali aku pulang, wajah kamu pasti sangat masam dan tidak menyukaiku! tetapi berbeda dengan Rian. Setiap kali ia datang kesini, dia selalu kamu suguhkan dengan senyum manismu! Aku kecewa karena itu, makanya aku memilih mencari tempat dimana aku di terima tidak seperti dirimu, setiap kali melihat ku pastilah selalu berwajah datar dan dingin!''

Zahra tertawa sarkas.

Cemburu tak beralasan

''Jangan menuduhku Zahra. Aku melakukan semua itu karena kamu selalu menolaknya Zahra! Setiap kali aku pulang, wajah kamu pasti sangat masam dan tidak menyukaiku! tetapi berbeda dengan Rian. Setiap kali ia datang kesini, dia selalu kamu suguhkan dengan senyum manismu! Aku kecewa karena itu, makanya aku memilih mencari tempat dimana aku di terima tidak seperti dirimu, setiap kali melihat ku pastilah selalu berwajah datar dan dingin!''

Zahra tertawa sarkas. ''Kamu cemburu Bang AzLan? Cemburu pada tingkah ku yang lebih senang kepada Riandra dibandingkan dengan dirimu begitu??'' Zahra tertawa lagi. ''Kamu itu paham tidak yang namanya mengidam bang Azlan??''

Deg!

Seakan terkejut. ''Waktu itu aku sedang hamil anakmu! Azriel! Putra kita! Ah bukan! Putra Riandra!''

Deg!

''Kau cemburu padanya karena tingkah ku itu?? Hahaha... lucu kamu bang Azlan! Aku itu sedang hamil waktu itu. Nggak tau aja kalau aku lebih menyukai wangi tubuh Riandra dibandingkan dengan dirimu! Seolah putraku ini tau mana yang tulus menyayangi nya dan mana yang tidak tulus menyayangi nya!''

Deg!

''Kamu memang ayah yang telah menghadirkannya ke dunia ini. Tapi Riandra lah yang menyambut dan mengadzani nya saat ia baru lahir dua setengah tahun yang lalu!''

Deg!

Azlan membeku.

''Kamu tidak tau apapun tentang nya bang Azlan! Kamu tidak tau apapun! Yang kamu tau saat ia mendapatkan pengakuan dari Riandra yang mengatakan bahwa kalau Azriel putranya, kamu tidak terima! Ingat bang Azlan! Kemana kamu ketika putramu lahir kedunia?? Adakah kamu menemaniku?? Adakah kamu mengurusku?? Adakah kamu berpikir kalau aku membutuhkan mu sebagai ayah nya waktu itu?! Tidak kan??''

Dddduuuuaaaaarrrrrrrrr...

Azlan tersentak. Wajah itu mendadak pias.

''Kamu lebih mementingkan orang lain yang bukan siapa-siapa kamu! Kamu meninggalkan ku dirumah seorang diri! Dan kamu sibuk dengan mainan baru mu itu! Oke, aku terima. Aku maklum dengan alasan yang kamu berikan. Tapi ini? Alasan mu cemburu?? Cemburu karena apa? Adakah aku mengikat kak Rian dirumah ini sama sepertimu yang selalu di ikat oleh wanita yang memiliki suami itu dirumahnya??''

Ddduuaaarrr...

Lagi dan lagi Azlan tersentak. ''Kenapa kamu diam?! Jawablah! Tadi katanya kamu marah padaku yang lebih menyukai kak Rian dibandingkan dengan dirimu??''

Azlan masih diam. Kedua orang tuanya pun juga sama. Kedua paruh baya itu terdiam membisu disana. Mereka tidak bergerak sedikit pun dari tempat nya. Mereka berdua masih setia mendengarkan segala ucapan Zahra yang selama ini berbanding terbalik seperti yang Azlan ceritakan.

''Bagaimana aku tidak menyukai Kak Rian, bang Azlan! Kak Rian memenuhi segala sesuatu yang aku inginkan! Aku ingin rujak cingur, ia sediakan! Aku ingin roti bakar disaat tengah malam, ia belikan walau dengan mata yang masih mengantuk! Ingin makan rujak buatan mu tapi kamu tidak ada. Kamu sibuk dengan dirimu sendiri yang entah kemana setiap malamnya! Kak Rian lah yang selama ini memenuhi keinginan ku! Pantas bila kamu disebut ayahnya? Sedang ada Kak Rian yang selalu ada bersama ku??''

Deg!

''Bahkan bayi dalam kandungan ku lebih tau mana yang menyayanginya dengan tulus dan mana yang tidak! Memang benar kamu membuatnya Bang AzLan! Tapi bukan kamu yang di inginkan oleh putraku! Putraku lebih menginginkan Kak Rian yang sedari dalam kandungan karena ia tau, bahwa ada sosok orang lain yang lebih menyayangi setulus hati dibandingkan dengan dengan ayah kandungnya sendiri!''

Deg!

Deg!

''Aku tidak bersalah bang Azlan dalam hal ini. Aku membutuhkan sosok pria yang bisa memenuhi segala keinginan ku disaat aku hamil. Begitupun hari-hari ku. Kemana kamu saat aku membutuhkanmu? Kemana kamu saat aku sangat ingin kamu manjakan?? Kemana kamu saat aku sedang butuh sosok ayah dari janinku yang saat itu akan pergi ke dokter untuk periksa??''

''Kamu selalu memberi alasan padaku setiap kali aku ingin periksa ke Dokter. Memang dulu aku menolak mu karena itu keinginan dari janinku yang saat itu sedang mengidam. Tapi setelahnya? Adakah kamu menemaniku setiap kali aku akan periksa ke dokter bang Azlan?? Adakah kamu menemaniku saat aku datang kerumah orang tua ku saat kita di undang makan malam saat itu?? Tidak kan?? Kamu lebih menyibukkan diri dengan gundik mu itu! Kamu sibuk mengurusnya yang bukan siapa-siapa kamu! Padahal dirinya memiliki suami orang kaya! Tapi entah apa yang wanita itu inginkan hingga ia memilihmu menjadi pelarian nya!''

Dddduuuuaaaaarrrrrrrrr..

Serasa di hantam petir kepala Azlan. Ia tersentak berulang kali karena ucapan mantan istrinya ini. Sekilas, bayangan dimana ia menemani wanita yang sekarang sudah menjadi istrinya itu untuk menemani nya ke dokter. Padahal saat itu, Zahra juga sedang ingin ke dokter.

Azlan pergi dengan tergesa tanpa menjelaskan yang sebenarnya pada Zahra. Zahra menunggu hingga tiga jam lamanya. Tapi yang di tunggu tak kunjung datang dan pulang untuk menemani nya.

Hingga Riandra datang dan membawa Zahra untuk memeriksanya. Yang Azlan tidak tau, bahwa Zahra melihat kehadiran nya di poli kandungan sedang mengantri bersama wanita itu. Istri keduanya saat ini.

Tubuh Zahra berguncang. Ia memegang erat tubuh sang bayi cantik yang baru saja ia lahirkan empat puluh hari yang lalu.

''Bahkan kau sudah memiliki keturunan dengan nya. Apa salahku padamu bang Azlan? Sampai tega kau menduakan aku seperti ini?? Adakah aku menyakiti hatimu selama ini?? Kamu cemburu?? Oke, tidak masalah jikalau kamu cemburu. Malahan aku senang jika suamiku cemburu padaku. Itu artinya Kamu sangat menyayangi diriku. Tapi apa yang aku lihat di poli kandungan itu sudah membuktikan! Kamu tidak menyayangiku! Kamu tidak mencintai ku!Kamu lebih mencintai gundik mu itu! Dan kamu pun sudah berbuat dosa bersama nya selama ini!''

Dddduuuuaaaaarrrrrrrrr..

Azlan terkesiap. ''Darimana kamu tau?'' tanya Azlan masih dengan raut wajah terkejut.

Zahra Terkekeh tetapi air mata itu terus berjatuhan di pipinya. Jika bukan sedang menunggu Nina dan suaminya, maka ia pun tidak bersedia lagi untuk berdiri di hadapan mantan suami sialan nya itu.

''Aku tau segalanya Bang Azlan! Kau pengkhianat! Kau penipu! Kedokmu saja mengatakan cemburu! Agar kamu bisa bebas bersama dengan gundikmu itu! Ingat bang Azlan, apa yang kamu tabur, itu Yang akan kamu tuai! Bisa jadi sekarang aku yang merasakan nya. Dan tidak menutup kemungkinan kalau kamu yang akan mengalaminya nanti! Kamu cemburu tak beralasan padaku!''

''Alasan mu saja cemburu! Padahal itu semua hanya kedok untuk menutupi hubungan mu dengan nya. Hahh. Tapi tak apa. Selamat untukmu bang Azlan! Terimakasih karena kamu sudah membawaku ke dalam hidupmu! Karena aku menikah dengan mu, aku lebih tau dan bisa memilah mana yang terbaik untukku dan untuk kedua anakku! Ibu.. Bapak.. maafkan menantu durhaka mu ini yang tidak menoleh sedikit pun padamu! Kalau aku menoleh, sama saja aku membuka lagi luka yang ada di hatiku. Cukup sudah selama ini. Tidak lagi!''

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!