NovelToon NovelToon

My Bodyguard Is Gadis Hantu???

Gadis Hantu???

Matahari sudah tenggelam 6 jam yang lalu, dan saat ini banyak sekali manusia-manusia yang sedang berkumpul di sekitar area rumah tua angker yang sudah berdiri sejak jaman penjajahan Belanda.

Semua manusia-manusia itu sedang khusyuk memperhatikan seorang dukun yang saat ini sedang merapal mantra sambil menciprat-cipratkan air keseluruh penjuru luar rumah tua itu, dengan menggunakan satu ikat daun khusus yang sudah di bacakan mantra terlebih dahulu.

"Eyang Buyut, tolong jangan ganggu para cucu-cucumu (penghuni komplek Cempaka 5) yang tinggal di sekitar area istanamu ini (rumah tua)" ucap Dukun itu dengan nada suara yang cukup nyaring sambil menciprat-cipratkan air yang berasal dari 7 sumber mata air pegunungan

"Eyang Buyut, kami semua tahu bahwa seluruh tanah di komplek Cempaka 5 ini asalnya adalah milikmu" ucap Dukun itu sambil terus menciprat-cipratkan air dengan menggunakan seikat daun khusus

"Tapi ijinkanlah kami untuk tinggal di atas tanah wilayahmu ini" ucap Dukun itu

"Sebagai gantinya, setiap tahun kami akan memberikan sebuah persembahan khusus untukmu Eyang, sebagai bentuk balas budi kami kepada Eyang Buyut yang telah berbaik hati mengijinkan kami semua untuk tinggal di tanah wilayah ini" ucap Dukun itu lagi

Kini sang Dukun sudah selesai mengelilingi rumah tua itu, lalu Dukun itu memerintah semua sesajen yang akan di persembahkan untuk semua makhluk halus penunggu rumah tua ini agar segera di letakkan di teras depan rumah tua ini.

"Ibu-Ibu, Bapak-Bapak, tolong semua sesajen yang telah kalian persiapkan agar segera di letakkan ke atas lantai teras depan istana megah ini (rumah tua)" ucap Dukun itu

Semua manusia yang sedari tadi mengikuti semua proses ritual dari awal, mulai membawa sesajen-sesajen itu dan meletakkannya ke atas lantai teras depan rumah tua itu.

"Sekarang bawa kemari kerbau-nya!" ucap Dukun itu

Kerbau yang sedari tadi tali ikatannya di ikatkan kepada sebuah pohon mulai di buka simpul talinya, dan kini kerbau itu di bawa kehadapannya Dukun itu.

"Ini Mbah" ucap salah satu orang yang memegang tali ikatan kerbau itu

"Rebahkan kerbau itu" Dukun itu memerintah

"Baik Mbah" jawab mereka semua yang memang bertugas untuk memegangi kerbau ini pada saat kerbau ini akan di sembelih

Kerbau itu mulai meronta-ronta ketika sedang di rebahkan oleh orang-orang itu.

Kini sang Dukun mulai menyembelih kerbau itu dengan menyebut nama Eyang Buyut pemilik asli wilayah di sekitar sini

"Eyang Buyut, tolong terima persembahan kami" ucap Dukun itu sambil menyembelih kerbau itu

Setelah kerbau itu mati, semua orang yang mengikuti acara ritual ini mulai mengucapkan kalimat-kalimat penuh kesyirikkan

"Eyang Buyut, tolong terima persembahan kami" ucap mereka semua

"Eyang Buyut, tolong terima persembahan kami" ucap mereka semua

"Eyang Buyut, tolong terima persembahan kami" ucap mereka semua

"Eyang Buyut, tolong terima persembahan kami" ucap mereka semua

Ketika semua orang sedang mengucapkan kalimat di atas, tiba-tiba saja pintu depan rumah tua itu terbuka dari dalam.

Krieut

Suara pintu terbuka

Dan kini di ambang pintu itu ada sesosok gadis muda yang berjilbab tapi wajahnya terlihat seram seperti ekspresi orang yang sedang menahan amarah.

Semua orang langsung terdiam seketika setelah melihat pintu depan rumah tua itu terbuka dari dalam, dan menampilkan sesosok gadis muda misterius yang entah datang dari mana asalnya

"Han-han-hantuuuuu" teriak mereka semua sambil berlari kocar-kacir meninggalkan halaman depan rumah tua ini.

Dan kini yang tersisa di tempat ini hanyalah sang Dukun dan sang ketua RT.

Sang Dukun dan gadis muda misterius itu saling menatap dengan tajam satu sama lain.

Daaris

Saat ini Ibu Liza (Ny.Aila ke-7) sedang memarahi Daaris, karena Daaris telah melakukan lagi kesalahan yang sama berulang-ulang, semua omelan dan ceramah Ibu Liza tidak pernah di dengarkan oleh Daaris.

"Ma, tutup saja mulut para jalang itu dengan uang yang banyak, dan suruh mereka untuk menggugurkan bayinya, lagi pula aku juga tidak yakin kalau anak yang di kandung oleh mereka adalah anakku" ucap Daaris acuh

"Daaris, tidak semua jalang yang kau tiduri itu mau menerima uang kompensasi yang Mama berikan kepada mereka" ucap Ibu Liza

"Bukankah kasus-kasus terdahulu juga ada beberapa dari mereka yang menolak uang tersebut, dan mereka lebih menginginkan pertanggung-jawaban darimu (ingin di nikahi), karena mereka tahu jika mereka berhasil menikah dengan kamu, para jalang itu akan mendapatkan uang yang lebih banyak lagi melebihi uang kompensasi yang kita tawarkan" ucap Ibu Liza

"Tapi kenyataannya kan mereka semua yang tadinya sangat menginginkan pertanggung-jawaban dariku, pada akhirnya memilih untuk menerima uang kompensasi itu kan Ma" ucap Daaris.

"Daaris, hal itu bisa terjadi karena Nenekmu Ny.Aila ke-6 ikut turun tangan untuk mengatasi semua masalah-masalah yang telah kau buat" ucap Ibu Liza

"Ya sudah kalau begitu, masalah kali ini Mama minta bantuan Nenek saja, supaya semuanya bisa selesai dengan cepat" ucap Daaris

"Apakah kau tidak kasihan kepada Mamamu ini hah?" tanya Ibu Liza kepada anaknya

"Jika Nenek-mu sampai tahu hal ini terjadi lagi untuk yang kesekian kalinya, pasti Mama akan di marahi habis-habisan oleh Nenekmu itu" ucap Ibu Liza

"Bukankah kamu juga akan mendapatkan hukuman dari Nenek-mu itu!, jika dia tahu bahwa kau telah membuat masalah lagi" ucap Ibu Liza

"Yah palingan hukumannya cuma di blokir semua kredit card-ku dan rekening tabunganku Ma" ucap Daaris santai

"Itu bukan hal yang besar Ma, sebab aku sudah mengantisipasinya terlebih dahulu, dan saat ini aku juga sudah menyimpan uang tunai yang cukup banyak di dalam brankasku" ucap Daaris sambil tersenyum

"Tapi Ris, Mama minta kamu berhenti dan jangan membuat masalah yang seperti ini lagi" pinta Ibu Liza

"Bukankah kamu juga sudah mempunyai tunangan!, setidaknya kalau mau tidur dengan jalang-jalangmu itu pakailah pengaman Ris!" pinta Ibu Liza

"Memakai pengaman tidak menyenangkan Ma" ucap Daaris

"DAARIS" bentak Ibu Liza

"Mengapa kamu selalu membantah ucapan Mama hah?" tanya Ibu Liza

"Terserah Mama saja-lah" ucap Daaris sambil berjalan pergi meninggalkan Ibu Liza

Ibu Liza hanya bisa menghela napasnya melihat tingkah anak pertamanya itu.

Kini Daaris keluar dari dalam rumah keluarga Tjandra Aila, dan mulai berjalan menghampiri mobil pribadinya sendiri yang sedang terparkir di halaman rumah ini.

Dengan sigap, supir pribadinya Daaris membukakan pintu mobil itu untuk Tuan Mudanya, Daaris langsung masuk ke dalam mobilnya, dan pintu mobil itu langsung di tutup kembali oleh supir itu, dengan sedikit berlari, supir itu mulai mengitari setengah badan mobil itu, lalu setelah itu dia mulai masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi pengemudi.

"Kembali ke kantor" perintah Daaris

"Baik Tuan Muda" jawab supir itu patuh

Kini mobil yang di tumpangi oleh Daaris secara perlahan mulai keluar dari dalam gerbang pintu kediaman keluarga Tjandra Aila, Daaris langsung menghadapkan wajahnya kesebelah kanan, karena tepat di sebelah kiri rumah keluarga Tjandra Aila ada sebuah rumah tua yang terkenal sangat angker di komplek Cempaka 5 ini.

Saat mobil sudah melewati rumah tua angker itu, barulah Daaris mulai berani menegakkan kembali wajahnya menatap ke arah depan atau-pun menoleh ke arah kiri.

Meskipun Daaris terlihat tidak takut akan apapun, akan tetapi ada satu hal yang sangat di takuti oleh Daaris yaitu hantu penunggu rumah tua angker di samping rumah keluarga Tjandra Aila.

Falshback

Sore itu, Daaris sedang bermain dengan teman-temannya yang sekaligus adalah anak-anak dari kolega-kolega Ayahnya

"Ris, kata orang-orang, rumah tua di sebelah rumahnya kamu itu angker sekali ya?" tanya salah satu temannya Daaris

"Katanya sih gitu" jawab Daaris

"Apa kamu nggak takut Ris?, tinggal bersebelah dengan rumah tua angker kayak gitu?" tanya salah satu temannya Daaris

"Nggak lah, ngapain takut" jawab Daaris sombong

"Nih ya, kalau ada setan, tinggal aku sentil aja, setan itu pasti langsung bakalan kabur" ucap Daaris sombong

"Oh, kamu hebat banget ya Ris" ucap salah satu temannya Daaris kagum

"Iya dong, Daaris gitu loh" ucap Daaris so keren

"Coba buktikan sekarang Ris!, aku pengen lihat secara langsung" ucap salah satu temannya Daaris yang tidak suka melihat sikap sombongnya Daaris

"Ok, aku akan membuktikannya sekarang" ucap Daaris menerima tantangan itu

"Sekarang ayo ikuti aku semuanya!" ucap Daaris mengajak semua teman-temannya untuk mengikutinya ke halaman depan rumah tua angker itu.

Tap tap tap tap tap

Suara langkah kakinya Daaris dan teman-temannya yang sedikit berlari menuju halaman depan rumah tua angker itu.

Kini mereka semua sudah sampai di depan pintu pagar rumah tua itu yang tidak terlalu tinggi.

"Hiiiiiiiii" ucap salah satu anak-anak itu yang merasa ngeri ketika melihat rumah tua angker itu yang akses jalan menuju ke pintu masuknya banyak di tumbuhi oleh rumput liar yang sudah tinggi menjulang.

"Ayo Ris!, cepet kamu masuk!" pinta salah satu temannya Daaris yang tadi menantang Daaris

"Ok, siapa takut" ucap Daaris penuh keberanian.

Krieutt

Suara pintu pagar rumah tua di buka oleh Daaris

"Aku masuk nih ya!" ucap Daaris

"Iya sana!" ucap temannya itu

Perlahan Daaris mulai melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam semak-semak rumput liar itu yang sudah tinggi menjulang, membuat tubuh kecilnya Daaris tenggelam dan tidak terlihat sedikitpun karena saking rimbunnya rumput-rumput liar itu.

Semakin lama, langkah kakinya Daaris semakin sulit di gerakkan karena jalanannya sulit untuk di lewati, di tambah lagi dengan rimbunnya semak belukar yang harus di singkirkan terlebih dahulu agar bisa mudah untuk di lewati.

"Kok aku mulai merinding ya" ucap Daaris yang mulai merasa ketakutan

"Aaaaaaaaa" tiba-tiba Daaris berteriak dan langsung jatuh pingsan setelah melihat sosok menyeramkan muncul tepat di hadapannya.

"Daaris kenapa tuh?" ucap anak-anak yang ada di depan pintu pagar rumah tua ini saling bertanya-tanya satu sama lain

"Nggak tahu" ucap salah satu di antara mereka

"Lebih baik, kita segera laporkan hal ini kepada Ayahnya Daaris!" ucap salah satu anak-anak itu yang mulai merasa khawatir terhadap keadaannya Daaris saat ini

"Iya ayo!" ucap mereka semua

Tap tap tap tap tap

Suara langkah kaki anak-anak itu yang sedang berlarian untuk melaporkan hal ini kepada Ayahnya Daaris.

"Huh huh huh huh huh huh" suara napas anak-anak yang ngos-ngos-an setelah berlarian dari halaman depan rumah tua itu

"Kalian kenapa kok berlarian seperti itu?" tanya Pak Harris (Tn.Tjandra ke-7)

"Itu Om, Daaris kayaknya pingsan di dalam area halaman depan rumah tua itu" jawab salah satu anak-anak itu

"Kok dia bisa masuk kesana?" tanya Pak Harris

Semua anak-anak itu tidak ada yang berani menjawab pertanyaan itu

"Ruslan!" panggil Pak Harris (Tn.Tjandra ke-7)

saat tidak mendapatkan jawaban dari anak-anak itu.

"Iya Tuan" jawab Pak Ruslan salah satu pegawai di rumah ini

"Ikut aku!" ucap Pak Harris memerintah

"Baik Tuan" jawab Pak Ruslan patuh

Setelah berjalan beberapa menit, kini Pak Harris dan Pak Ruslan sudah berada di depan pintu pagar rumah tua ini, dengan menguatkan tekadnya, Pak Harris mulai masuk ke dalam area halaman depan rumah tua itu yang di penuhi oleh tanaman semak belukar, sedangkan Pak Ruslan dengan takut-takut mulai mengikuti langkah majikannya itu dari belakang.

"Kayaknya Daaris lewat sini!" ucap Pak Harris saat melihat rumput liar yang tadi di lewati oleh Daaris masih sedikit terpisah, belum menyatu kembali secara utuh.

Perlahan Pak Harris melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam semak belukar yang tingginya setinggi dada bidangnya.

"Daaris" ucap Pak Harris yang kini telah menemukan Daaris sedang tergeletak pingsan di dalam semak-semak belukar itu.

Dengan segera Pak Harris langsung membopong tubuh anaknya untuk di bawa pulang ke rumahnya, dan Pak Ruslan mengikuti langkah Tuan-nya dari belakang.

Setelah kejadian Daaris pingsan di dalam area halaman rumah tua itu, Pak Harris langsung mendatangi rumahnya Pak RT yang bertugas untuk mengelola dan mengurus lingkungan di kompleks Cempaka 5 ini.

"Pak Rt, tadi sore anak pertama saya pingsan di dalam area halaman rumah tua di sebelah rumah saya, dan tujuan saya kemari adalah untuk meminta ijin dari Pak Rt karena saya ingin rumah tua di sebelah rumah saya untuk di hancurkan sesegera mungkin" ucap Pak Harris

"Berapapun harga rumah tua itu, saya mau membayar semua ganti ruginya" ucap Pak Harris lagi

"Sebentar Pak, sebentar dulu ya!" ucap Pak Rt

"Masalah ganti-mengganti rugi mah itu persoalan yang mudah bagi Bapak" ucap Pak Rt

"Tapi... masalahnya itu, rumah tua yang ada di samping rumahnya Bapak, tidak mudah untuk di hancurkan" ucap Pak Rt

"Soalnya dulu ketika awal pembangunan kompleks mewah ini, rumah tua itu juga sempat mau di hancurkan, akan tetapi semua peralatan berat yang mau menggusur rumah tua itu selalu tiba-tiba mengalami kerusakkan ketika sudah sampai di depan pintu pagar rumah tua itu" ucap Pak Rt

"Karena peralatan berat tidak bisa di gunakan, akhirnya sang mandor yang menjadi pemborong dalam pembangunan kompleks mewah ini memilih cara yang manual, yaitu menggunakan tenaga manusia untuk menghancurkan rumah tua itu, tapi tiba-tiba semua para pekerja yang bertugas untuk menghancurkan rumah tua itu mendadak sakit parah semua" ucap Pak Rt

"Lalu ketika di datangkan para pekerja yang baru, semua para pekerja baru kembali jatuh sakit, dan hal itu terjadi berulang-ulang Pak" ucap Pak Rt

"Aku tidak peduli dengan hal mistis itu" ucap Pak Harris acuh

"Yang aku mau sekarang adalah Pak Rt mengijinkan saya untuk menghancurkan rumah tua itu!" ucap Pak Harris

"Baiklah kalau begitu, saya mengijinkan anda untuk menghancurkan rumah tua itu" ucap Pak Rt mengijinkan

"Terimakasih Pak" ucap Pak Harris

Keesokan harinya, Pak Harris mulai mengerahkan semua peralatan berat miliknya untuk menghancurkan rumah tua itu, tapi sejarah terulang kembali, dan rumah tua itu masih tetap berdiri kokoh sampai hari ini.

Flashback selesai

Kepala dan Vas Bunga Bertemu

Ibu Liza (Ny.Aila ke-7) kini sedang tertunduk takut karena Ny.Aila ke-6 sudah mengetahui masalah yang sudah di timbulkan oleh Daaris baru-baru ini.

"Liza, aku dengar katanya Daaris sudah menimbulkan sebuah masalah lagi ya?" tanya Ny.Aila ke-6 dengan nada suara tenangnya

"Iya benar Bu" jawab Ibu Liza lirih

"Aish, dari dulu kamu dan anak kamu (Daaris) itu, tidak ada perubahannya sama sekali" ucap Ny.Aila ke-6 sambil tersenyum ke arahnya Ibu Liza

Ibu Liza hanya bisa menundukkan kepalanya semakin dalam ketika di senyumi oleh Ny.Aila ke-6

"Maafkan aku ya Bu!" ucap Ibu Liza meminta maaf karena kali ini dia tidak bisa menyelesaikan masalah itu dengan baik

"Iya tidak apa-apa Liza" ucap Ny.Aila ke-6

"Tapi seharusnya masalah kecil seperti ini bisa kamu selesaikan dengan mudah" ucap Ny.Aila ke-6

"Ibu heran sama kamu Liza, kenapa sampai saat ini kamu belum bisa melaksanakan tugasmu sebagai Ny.Aila ke-7 di keluarga ini?" ucap Ny.Aila ke-6 bertanya-tanya

"Maafkan aku Ibu" ucap Ibu Liza meminta maaf kembali

"Kedepannya Ibu berharap kamu bisa menjalankan semua tugasmu dengan baik sebagai Ny.Aila ke-7 yang sesungguhnya!" ucap Ny.Aila ke-6 berharap

"Iya Bu, aku akan berusaha lebih keras lagi" ucap Ibu Liza

"Ya sudah kalau begitu, kamu sudah boleh pergi sekarang!" ucap Ny.Aila ke-6

"Iya Bu, kalau begitu saya permisi dulu ya Bu" ucap Ibu Liza

"Iya" ucap Ny.Aila ke-6 mengijinkan

Kini Ibu Liza mulai beranjak dari duduknya, lalu dia melangkahkan kakinya untuk meninggalkan ruangan ini, akan tetapi ketika Ibu Liza akan sampai di ambang pintu, Ny.Aila ke-6 memanggil Ibu Liza kembali

"Liza!" panggil Ny.Aila ke-6

"Iya Bu" jawab Ibu Liza yang kini sudah berbalik menghadap Ny.Aila ke-6

"Tolong kamu kabarkan kepada Daaris bahwa Ibu sudah memilihkan sekretaris yang baru untuknya, selain itu, sampaikan juga kepada Daaris bahwa mulai saat ini Daaris akan di jaga oleh seorang bodyguard sebagai hukuman dari Ibu atas permasalah yang timbulkannya kali ini" ucap Ny.Aila ke-6

"Baik Bu" jawab Ibu Liza mengerti

Setelah itu Ibu Liza mulai melanjutkan langkahnya kembali untuk keluar dari ruangan ini, sesuai dengan perintah dari Ibu mertuanya, Ibu Liza langsung mengabarkan pesan dari Ny.Aila ke-6 kepada Daaris.

Satu jam kemudian

Daaris sedang berada di dalam ruangan kantornya, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dari luar

Tok tok tok

"Silahkan masuk!" ucap Daaris memberikan ijin

Kini ada tiga orang yang mulai memasuki ruangan kantornya Daaris

"Selamat siang Tuan Muda" ucap Pak Andrew yang posisinya adalah tangan kanannya Ny.Aila ke-6

"Selamat siang juga Pak" jawab Daaris

"Tuan Muda, saat ini saya sedang membawa 2 orang pegawai baru yang akan melayani anda mulai dari sekarang, yang satu akan menjadi sekretaris barunya Tuan Muda, sedangkan yang satu lagi akan menjadi bodyguard-nya Tuan Muda" ucap Pak Andrew

Daaris hanya mendengarkan dengan malas ucapannya Pak Andrew itu, lalu Daaris mulai memperhatikan 2 orang pegawai baru itu,

yang satu adalah laki-laki berkacamata dan yang satunya lagi adalah seorang perempuan berkerudung yang memakai baju dan celana panjang yang longgar yang tidak memperlihatkan lekuk tubuhnya.

Daaris hanya tersenyum mengejek ketika melihat penampilan 2 pegawai barunya itu.

"Apa-apaan ini Pak?, yang satu sebagai sekretaris tidak ada indah-indahnya ketika di pandang mata" ucap Daaris sambil menunjuk pegawai perempuan.

"Dan yang satunya lagi, tidak ada kesan gagah-gagahnya sebagai seorang bodyguard, malah dia terlihat seperti seorang kutu buku" ucap Daaris sambil menunjuk pegawai laki-laki.

"Tuan muda, sebenarnya sekretaris anda itu yang ini (sambil menunjuk ke arah pegawai laki-laki), dan namanya dia adalah Pak Andre" ucap Pak Andrew

"Sedangkan bodyguard anda adalah yang ini (sambil menunjuk ke arah pegawai perempuan), dan namanya adalah Rahi " ucap Pak Andrew

"Kalau sekarang lebih tidak masuk akal lagi Pak" ucap Daaris merasa tidak percaya dengan ucapannya Pak Andrew barusan

"Masa seorang wanita yang tubuhnya kurus dan pendek seperti itu di jadikan menjadi seorang bodyguard" ucap Daris meremehkan.

Pak Andrew tidak menanggapi ucapan Daaris

"Tuan muda, tugas saya sudah selesai, saya pamit undur diri dulu, permisi" ucap Pak Andrew sambil memberi hormat, lalu tanpa persetujuan Daaris terlebih dahulu, Pak Andrew sudah melangkahkan kakinya meninggalkan ruangan ini

"Tuan muda, saya juga pamit undur diri" ucap Pak Andre.

Daaris mengangguk kepalanya yang menandakan bahwa dia memperbolehkan Pak Andre untuk pergi dari ruangan ini.

Bodyguard-nya Daaris juga ikut berjalan ke arah belakang, Daaris mengira bahwa gadis itu akan ikut keluar bersama dengan sekretaris baru itu, dan akan berjaga di depan pintu masuk kantornya, akan tetapi yang terjadi saat ini adalah gadis itu malah duduk di salah satu sofa di ruangan kantornya Daaris.

"Hei, kenapa kau malah duduk disitu hah?" tanya Daaris

Rahi hanya diam saja

"Hei, harusnya itu kau berjaga di luar pintu masuk kantorku, bukan malah duduk di atas sofa itu" ucap Daaris marah

"Ny.Fatma (Ny.Aila ke-6) menyuruhku untuk tetap selalu berada satu ruangan dengan anda" jawab Rahi dingin

Tiba-tiba pintu di ketuk dari luar, dan perlahan pintu itu mulai terbuka karena terdorong dari luar, lalu masuklah seorang siswa berseragam putih abu-abu.

"Bang Daaris gue minta duit donk!" ucap siswa itu, saat dia sudah berada di dalam ruangan ini.

"Kamu lagi di hukum ya Wam?" tanya Daaris

"Iya nih Bang" jawab Wama sambil duduk di kursi depan meja kerjanya Daaris

"Semua ini gara-gara gue gagal dalam ujian masuk jalur khusus SMK Anggrek 2" ucap Wama dengan nada suara yang lemah

"Abang kan tau sendiri, bagaimana susahnya masuk ke sekolah SMK Anggrek 2, yang setiap tahunnya hanya nerima 10 murid dari seluruh penjuru Indonesia dan 5 murid dari seluruh penjuru dunia" ucap Wama

"Terus jalur khusus yang di buat untuk memberikan kesempatan kepada para siswa-siswi dari SMK Melati 3, SMA Kenanga 4 dan SMA Cempaka 5 supaya bisa masuk ke sekolah SMK Anggrek 2 itu ujiannya susah banget" ucap Wama sambil mencebikkan bibirnya

"Masa kita harus bisa nyelesein 1000 soal dalam waktu 2 jam, yang bener aja Bang?" ucap Wama

"Meski ujian jalur khusus itu di adakan setiap tahun dan tingkat berapapun boleh ikut, bisa di pastikan nggak bakalan ada yang bisa lolos lewat jalur khusus itu" ucap Wama

"Karena nilai yang harus di dapatkan adalah 850 lebih baru bisa lolos, gila kan Bang!" ucap Wama

Daaris hanya tersenyum setelah mendengar ucapannya Wama barusan, karena Daaris tahu betul bagaimana susahnya masuk ke SMK Anggrek 2, sebab dahulu Daaris juga selalu gagal dalam setiap ujian jalur khusus itu.

Meski IQ-nya Daaris berada di atas rata-rata, tapi dia masih tidak pernah bisa lolos dalam ujian itu, mungkin yang bisa lolos ujian jalur khusus itu hanyalah para siswa-siswi yang ber-IQ sempurna saja.

"Ya udah nih buat kamu" ucap Daaris sambil memberikan credit card dan debit cardnya kepada Wama

"Makasih ya Bang" ucap Wama

"Iya sama-sama" jawab Daaris sambil menganggukkan kepalanya

"Gue langsung cabut ya Bang" ucap Wama

"Iya" ucap Daaris

Kini Wama mulai bangkit dari duduknya, dan ketika Wama berbalik ke arah belakang, dia melihat seorang gadis sedang duduk di atas sofa ruangan ini, dan kedua mata gadis itu sedang melihat lurus ke arahnya mereka berdua (Wama dan Daaris)

"Bang, selera lo kok turun drastis kaya gini sih?" bisik Wama kepada Daaris

"Husst... enak aja, dia itu bodyguard yang di pekerjakan oleh Nenek buat Abang" jawab Daaris

"Ha Ha Ha Ha" Wama langsung tertawa setelah mendengar perkataannya Daaris.

"Bang Nenek kita gak salah pilih orang kan?" tanya Wama

"Abang juga gak tahu" jawab Daaris

"Dan yang lebih mengherankannya lagi adalah... Mama bilang bahwa bodyguard yang di pekerjakan oleh Nenek itu adalah hukuman buat abang" ucap Daaris

"Tapi ya Wam, kalau dia di perkerjakan untuk menghalangi dan mencegah Abang supaya nggak bermain dengan wanita lain lagi, tenaga gadis itu nggak bakalan kuat buat ngalangin Abang, sebab seberapa kuatnya wanita bakalan tetep kalah sama kekuatannya laki-laki" ucap Daaris

"Tapi Nenek nggak bakalan melakukan sesuatu hal yang tidak akan memberikan efek yang jera Bang!" ucap Wama

"Itu dia yang Abang herankan" ucap Daaris

Wama dan Daaris mulai merenungkan hal ini, akan tetapi mereka berdua masih belum bisa mendapatkan jawaban yang pasti, akhirnya Wama memilih untuk pamit undur diri.

"Bang gue cabut aja ya" ucap Wama

"Iya sana!" ucap Daaris

Saat Wama berjalan untuk keluar dari dalam ruangan ini, Wama memperhatikan Rahi yang arah pandangannya tetap melihat ke arahnya Daaris.

"Pasti ada sesuatu yang tidak beres dengan wanita ini" ucap Wama di dalam hatinya

Satu jam kemudian

Kini Daaris mulai jengah karena di pandangi terus menerus oleh Rahi sedari tadi.

"Gimana ya caranya agar gadis ini bisa cepat resign dari pekerjaannya saat ini?" ucap Daaris di dalam hatinya

"Ah iya" ucap Daaris di dalam hatinya ketika dia sudah mendapatkan sebuah ide yang akan di pakai untuk membuat gadis itu merasa tidak kerasan berkerja bersama dengannya.

Kini Daaris mulai berjalan ke arahnya Rahi dan dia mulai duduk di sampingnya Rahi, seketika itu pula Rahi langsung bergeser dari duduknya untuk menciptakan jarak antara tubuhnya Rahi dengan tubuhnya Daaris.

Daaris tersenyum ketika melihat reaksinya Rahi yang seperti itu.

"Nama kamu Rahi ya!" ucap Daaris

Rahi menganggukkan kepalanya

"Mm.. kenapa sedari tadi kamu terus memandangiku hm?" tanya Daaris dengan senyum nakalnya

"Karena hal itu adalah tugas yang harus saya lakukan" jawab Rahi

"Oh gitu ya" ucap Daaris

"Mmm... sebenarnya kamu tidak usah berbohong, jujur saja sama aku!" pinta Daaris

"Kamu pasti naksir-kan sama Bos mu ini?" tanya Daaris

"Maaf Tuan Muda, saya tidak naksir kepada Ny.Fatma, sebab saya ini masih normal, dan saya tidak mau di azab seperti kaumnya nabi luth" ucap Rahi dengan nada suara yang tenang

"Maksud aku, Bos kamu itu adalah aku" ucap Daaris sambil menunjuk dirinya sendiri

"Maaf Tuan Muda, tapi anda bukanlah Bos-nya saya, akan tetapi anda adalah tugasnya saya" ucap Rahi

"Terserahlah... lupakan hal yang tidak penting barusan" ucap Daaris yang mulai merasa sedikit kesal dengan jawabannya Rahi

"Bagaimana kalau sekarang kita bersenang-senang saja!" ucap Daaris menawarkan

"..." Rahi hanya diam saja sambil menatap Daaris tanpa ekspresi

Daaris mulai mendekat ke arahnya Rahi untuk mempersempit jarak di antara mereka berdua, semakin Daaris mendekat, Rahi juga semakin bergeser menjauhi Daaris.

Dan kini Rahi sudah berada di ujung sofa dan Daaris masih berusaha untuk terus mendekatinya, saat jarak mereka berdua tinggal sejengkal lagi, Rahi mulai bersuara

"Tuan Muda, tolong anda segera menjauh dari saya" ucap Rahi dengan nada suara yang tenang

Daaris hanya tersenyum nakal sambil menaikan sebelah alisnya, dan dia tidak menghiraukan ucapannya Rahi sedikitpun.

Kini Daaris mulai mendekati Rahi lagi, dengan sigap Rahi langsung berdiri dari duduknya, akan tetapi Daaris malah menarik tangannya Rahi agar Rahi kembali terduduk di atas sofa itu

PRANG

"Aaaaa" teriak Daaris ketika merasakan sakit di area kepalanya setelah di pukul vas bunga oleh Rahi

"Hey gadis jelek!, berani-beraninya kau memukul kepalaku hah?" ucap Daaris dengan nada marahnya sambil memegangi kepalanya yang masih sakit akibat pukulan vas bunga itu.

"Tuan Muda, anda juga kenapa hah?, kok berani-beraninya memegang tanganku" ucap Rahi dengan nada bicara yang tenang

"KAU!!!" ucap Daaris dengan nada penuh penekanan yang menandakan bahwa dia sedang sangat marah kepada Rahi

Rahi hanya memandang Daaris dengan pandangan tanpa ekspresi

"Ada apa ini?" tanya Pak Andre yang tiba-tiba masuk ke dalam ruangan setelah mendengar suara vas bunga yang pecah

"Tuan muda anda kenapa?" tanya Pak Andre ketika melihat Daaris sedang memegangi kepalanya sendiri, lalu Pak Andre mulai memeriksa luka di kepalanya Daaris yang ternyata mengeluarkan darah.

"Tuan Muda tunggu sebentar ya!, aku akan memanggil petugas medis untuk segera datang ke ruangan ini" ucap Pak Andre

"Tidak usah, lebih baik sekarang kau panggil pengacaraku saja" ucap Daaris

"Karena saat ini aku ingin memenjarakan gadis gila ini terlebih dahulu" ucap Daaris

"Tuan muda, lebih baik anda memanggil petugas medis saja!" ucap Pak Andre memberikan saran

"Percuma saja anda memanggil pengacara untuk memenjarakan Rahi, karena Ny.Aila ke-6 sudah berjanji kepada Rahi bahwa beliau akan membantu Rahi jika dia terlibat dalam suatu masalah" ucap Pak Andre menjelaskan

"aish...br*ngs*k" keluh Daaris dengan nada suara kesalnya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!