Malam yang ramai, hiruk pikuk terdengar di sepanjang jalan kota Beijing, China. Berryl adalah mahasiswi di Universitas Peking kota Beijing. Ia sudah memasuki Semester ke 8 di universitas tersebut yang artinya sebentar lagi ia akan wisuda s1 nya. malam yang hangat itu bukan malam yang baik untuk seorang gadis yang kini tengah duduk di sebuah bangku panjang.
Ia menghela nafas panjang, sedari tadi ponselnya terus berdering orang tuanya mengabarkan bahwa mereka jatuh bangkrut karena tipu daya orang terdekat.
Gadis itu bernama Berryl Ivona, dia benar-benar bukan gadis yang beruntung. Dia meninggalkan negara tercinta demi menempuh pendidikan di Negeri Tirai Bambu. Namun kejutan tak teduga datang, saat ia merayakan malam musim panas ia mendengar kekasihnya bertunangan dengan orang lain dan di saat yang bersamaan ayahnya bangkrut. Seorang gadis yang terlahir dengan sendok perak di tangan, namun tiba-tiba jadi miskin dalam semalam.
asetnya di sita, mulai malam itu ia tidak lagi memiliki tempat untuk bernaung. Ia berkali-kali menghela nafas, kini benar-bemar tidak ada tempat untuk bernaung. Black Card yang diberikan ayahnya pun sudah di blokir oleh bank, Bagaimana ia bisa menjalani hidup. Semester terakhirnya masih harus ia lanjutkan agar pendidikannya tidak terputus.
Malam ini malam musim panas yang benar-benar menyakitkan, Steven kekasihnya sudah bertunangan dengan Sahabatnya Molly, Pada saat itu juga dia mendapat kabar bahwa semua investor ayahnya menarik modal mereka secara bersamaan yang membuat perusahaan besar itu tumbang menyisakan cangkang kosong saja.
Para karyawan sudah menuntut gaji mereka, gaji mereka semua total Rp 300.000.000 . Jika dalam mata uang China butuh sekitar 135.000 Yuan. Berryl ingin sekali membantu ayahnya melewati krisis itu namun bagaimana dia bisa melakukannya dia hanyalah anak manja yang tidak punya pengalaman kerja. Jangankan membantu ayahnya menyelesaikan gaji karyawan, untuk tetap sekolah saja ia tidak tau uang apa yang harus dia gunakan dan bagaimana cara mendapatkan nya.
Kringgg.... Kringgg...
Bunyi dering ponsel memecah keheningan batin Berryl, ia tersadar dari lamunanya dan kembali melihat ramainya jalanan di depan matanya.
"Hallo Ayah." sapa Berryl saat ia sudah berhasil menggeser tombol hijau di ponselnya.
"Berryl, maafkan ayah. Ayah tidak mampu untuk mempertahankan Ivona Group." ucap seorang laki-laki paruh baya dalam telfon, suaranya serak ia mungkin sedang menangis di sana.
"Ayah jaga kesehatan. Aku sudah tidak punya ibu, aku tidak ingin hidup sebatang kara. Aku akan membantumu memikirkan jalan keluar ayah. Berryl mu sudah bukan lagi bocah kecil yang akan menangis di pangkuanmu ketika ada masalah, Aku sudah besar ayah aku akan berdiri di samping mu untuk menyelesaikan masalah ini." ucap Berryl sambil mengusap air matanya. Bagaimana keadaan ayahnya sekarang, itu yang dia pikirkan. Bahkan sekarang ia tidak ada di samping ayahnya saat ayahnya terpuruk.
"Anakku yang manis. Ayah tau, ayah baik-baik saja."
Setelah saling menguatkan satu sama lain, ayah dan anak tersebut mengakhiri panggilan teleponnya. Berryl mulai kembali menghela nafas, ia tidak ingin melihat ayahnya terpuruk. Namun, apa yang harus dia lakukan. Dia bahkan pemain yang buruk untuk dirinya sendiri.
Ditengah lamunanya, seseorang menarik tangannya yang membuat Berryl kaget.
"Siapa anda?" tanya Berryl dalam bahasa Mandarin.
"Nona anda tidak perlu tau siapa saya. Aku akan mewujudkan permintaan anda setelah anda membantuku menekan obat ini." jawab laki-laki itu.
Berryl kaget bukan main, laki-laki itu tidak mengizinkannya untuk berbicara ia langsung menarik tangannya masuk kedalam mobil. Mobil itu melaju dengan ganas ke hotel, kecepatan diatas rata-rata di balik padatnya jalanan kota besar itu.
"Apakah anda ingin mati." ucap Berryl ketakutan, namun laki-laki yang sudah terpengaruh obat itu tidak menjawab kata-kata Berryl ia terus melajukan mobil tersebut sampai di hotel.
"Ambilkan aku kartu kamar." ucap laki-laki itu sambil melemparkan black Card ke wajah Berryl.
Tentu saja Berryl sangat emosi, namun itu bagus untuknya dia bisa memanfaatkan Black Card itu untuk memesan sebuah kamar hingga dia tidak perlu lagi tidur di jalanan malam ini.
"Apa aku perlu mengulangi kata-kataku." ucap laki-laki itu semakin arogan.
Buru-buru Berryl turun, ia memesan kamar presiden suite dengan ranjang besar di dalamnya. Kemudian ia juga mengambil sebuah kamar untuk dirinya sendiri.
Klingg... Notif masuk kedalam ponsel laki-laki itu, notif tersebut merupakan pembelian satu kamar presiden suite dan satu kamar kelas menengah.
"Wanita kau berani memanfaatkan aku." batinnya. Namun sekarang bukan saatnya membuat perhitungan dengan wanita itu, fokus utama nya adalah menawarkan obat perangsang yang sedari tadi merasuki tubuhnya.
Tak lama kemudian Berryl kembali menghampiri laki-laki itu untuk menyerahkan kartu kamar kepadanya.
"Bantu aku kesana." ucap laki-laki itu mendominasi.
Berryl bergidik ngeri tapi ia mengikuti perintah laki-laki itu memapahnya memasuki kamar yang sudah dia pesan. Sepanjang jalan banyak orang yang melihat dirinya memapah seorang laki-laki, banyak orang yang berpikir yang tidak -tidak.
Ting... Pintu lift terbuka di sana ada beberapa orang yang memiliki tujuan lantai yang sama.
"Sial, lift ini berjalan sangat lambat membuatku tidak nyaman saja ingin sekali aku menghancurkan nya." ucap laki-laki itu sambil terus mengelap keringat yang bercucuran di tubuhnya.
"Tuan badanmu panas sekali." ucap Berryl sambil menyentuh dahi laki-laki asing itu.
Tingg... lift berhenti di lantai yang ia tuju, Berryl membuka pintu kamar yang udah ia pesan. Namun gadis manja itu tidak tau bagaimana caranya merawat laki-laki di depannya.
"Bisakah kau menyiapkan air untukku mandi." ucap laki-laki itu memcah kebingungan Berryl.
Dengan Gugup Berryl menyiapkan air, dia bukan babby sitter dia juga bukan pelayan laki-laki itu namun dia benar-benar melakukan semua perintah.
"Hanya menyiapkan air kenapa kau selama ini." ucap laki-laki itu.
Laki-laki itu mendorong tubuh Berryl kemudian mereka berdua benar-benar jatuh kedalam bak mandi yang besar tersebut.
"Tuan apa yang kau lakukan." ucap Berryl.
"Bantu aku menawar obat ini maka aku akan memberimu segala yang kamu butuhkan." ucap laki laki itu sambil mencium leher Berryl.
"Tuan Aku akan tidur denganmu jika kamu memberiku 500.000 yuan." ucap Berryl sambil menahan cengkraman tangan kuat itu.
"Heh wanita apakah kamu seberharga itu." ucap laki-laki tersebut sambil menyeringai dan menatap Berryl dengan mata elang nya.
"Tapi tuan aku masih Perawan." ucap Berryl dengan tenang.
Ia selalu berusaha tenang walaupun dalam hatinya takut setengah mati. Laki-laki asing di depannya memiliki banyak uang, jadi tidak ada salahanya dia menjual diri untuk mendapatkan uang, setengah nya bisa dia berikan kepada ayahnya untuk membayar gaji karyawan dan setengahnya bisa ia pakai untuk menyelesaikan studinya. Mungkin ayahnya akan marah jika tau, namun hal itu tidak perlu di sesali.
Follow Ig : dewiseptianareal_
Facebook : Septiana
Email : septhyana3418@gmail.com
Wanita yang benar-benar menggoda, tubuh mungil dan kaki jenjang nya benar-benar membuat mata kagum karena keindahannya. Maĺam musim panas yang sangat mendebarkan. Benar-benar malam yang panjang, Malam itu membuat Berryl merasakan kepedihan dalam hidup di malam yang sama perusahaan nya jatuh bangkrut, kekasihnya bertunangan dengan wanita lain dan ia juga harus melepaskan keperawanan nya kepada laki-laki asing yang secara tidak sengaja Lewat di depan matanya.
Bagaimana ia bisa terus menjalani hidup sedangkan perasaannya sudah mati segan hidup tidak mau.
"Apa kau menyesal menjual tubuhmu nona?" tanya seorang laki-laki dengan mata elang, sorot mata tajam benar-benar ingin memangsa Berryl.
"Menurutmu apa aku harus menyesal tuan. Asal tuan berjanji untuk memberiku uang, aku tidak akan menyesal." ucap Berryl dengan bibir bergetar.
"Baiklah."
Laki-laki itu mulai mencium seinci demi seinci tubuh Berryl, baju yang melekat di badannya ia tarik begitu saja tanpa bimbang dan ragu menyisakan tubuh indah itu tanpa sehelai baju pun. Laki-laki sempurna yang di depan matanya itu benar-benar sudah dalam kontrol obat perangsang. Berryl hanya menahan getaran di bibirnya, benar-benar sulit menerima kenyataan jika dia harus menyerahkan tubuhnya kepada laki laki asing yang sama sekali tidak ia kenal.
Fajar menyingsing, mentari telah terbit dari ufuk timur. Berryl membuka matanya ia merasakan sakit di sekujur tubuhnya. Tiba-tiba ia teringat peristiwa mendebarkan yang terjadi semalam. Laki-Laki aneh itu telah pergi, ia telah menyiapkan sebuah pakaian untuk Berryl dan juga meninggalkan cek sebesar satu juta yuan.
Laki-laki itu benar-benar kaya, Berryl hanya meminta 500.000 Yuan namun dirinya justru mendapatkan 1.000.000 Yuan.
"Tidak apa-apa semua akan baik-baik saja. Aku akan memberikan setengahnya untuk ayah dan setengah untuk menyelesaikan pendidikan ku di sini. Ku harap ayah akan baik-baik saja disana." ucap Berryl sambil memegang selembar kertas cek itu.
Ia memasukkan benda tersebut kedalam tas nya kemudian pergi untuk membersihkan diri, sekujur tubuhnya di penuhi dengan tanda cinta dari seorang laki-laki yang tidak ia kenal. Namun tidak bisa di pungkiri, laki-laki itu sangat tampan.
Berryl menceburkan tubuhnya ke dalam bathtub kemudian ia menggosok seluruh tubuhnya dengan harapan tanda sisa-sisa percintaan itu menghilang, namun semuanya sia-sia bekas ****** itu melekat pada tubuhnya.
Selesai mandi ia bergegas untuk pergi ke bank mencairkan dana yang ia dapatkan dari laki-laki tersebut , namun ia bahkan tidak tau siapa nama sugar dady yang memberinya uang banyak tersebut.
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _
Tentang tokoh laki-laki. Dia adalah Song Lucas , Seorang laki-laki yang memiliki tinggi badan 180 Cm, Mata Elang dengan rambut sedikit ikal Kini usianya sudah 28 tahun. 6 tahun lebih tua dari usia Berryl yang baru 22 tahun. Di usia ke 25 tahun ia sudah menduduki Presiden Direktur termuda di Tiongkok, dan di usia ke 28 tahun ia sudah mendapat julukan Raja Bisnis dan juga orang terkaya nomor satu, asetnya tidak lagi dapat di hitung dengan jari, perusahaannya tersebar dalam berbagai negara. Sementara Marga Song yang dia bawa adalah marga kakeknya, Keluarganya adalah orang yang paling kaya dan di segani. Dia memiliki seorang sahabat dan juga tangan kanan nya Lan Dijia seorang tuan muda keluarga Lan namun memilih untuk mengikuti Lucas sebagai asisten direktur demi tidak di tunjuk sebagai ahli waris keluarga Lan.
Hari yang sibuk, Lucas tengah duduk di kursi presiden direkturnya. Kursi putar dengan lapisan kulit itu menjadi teman setia Song Lucas.
"Tuan Muda Song, ada beberapa jadwal yang harus anda lakukan hari ini." ucap Melani yang merupakan asisten dari Lucas. Ia berjalan masuk tanpa mengetuk pintu, rok mini dengan belahan paha dan juga kemeja dengan dada terbuka membuat gadis itu nyaris seperti pemandu lagu.
"Melani, untuk hal-hal kecil seperti itu biar saja Dijia yang menangani." ucap Lucas geram, banyak sekali wanita genit di sekitarnya. Namun benar-benar tidak ada yang bisa menarik minat dari Lucas untuk ia tiduri.
"Satu lagi, jika kamu masuk tanpa mengetuk pintu lain kali. Masih banyak orang yang tertarik menggantikan posisimu untuk bergabung dalam grup Keluarga Song."
Melani menggigit bibirnya, ia sudah melakukan banyak hal untuk menarik perhatian atasannya itu namun laki-laki itu sama sekali tidak tertarik dengan dirinya. Kemudian ia menggangguk dan keluar dari ruangan besar tersebut menyisakan Lucas sendiri di dalamnya.
Lucas masih memikirkan wanita yang semalam bersamanya, ia tidak tau siapa nama wanita itu tapi ia berfikir wanita itu sama dengan yang lainnya mendekati dirinya karena uang.
"Lucas, kenapa kau memegang keningmu. Apa kau mulai bosan dengan pekerjaanmu." ucap Dijia sembari berjalan ke depan Lucas, ia duduk di atas meja kerja Lucas.
"Dijia, apa perkerjaanmu kurang banyak. Jika ia aku bisa menambahkan beberapa perusahaan untuk kau urus." jawab Lucas menanggapi, ia tidak peduli denga n sikap tidak sopan Dijia.
"Hah, tidak itu tidak baik kawan. Aku juga ingin mengambil cuti dan menikah." ucap Dijia sambil menutup laptop di depan Lucas.
"Seperti nya aku harus bilang ke paman Lan bahwa kau sudah siap menduduki kursi pewaris." ucap Lucas.
Dijia menggerutu, ia tau bahwa mengelola perusahaan keluarga Lan tidak seberat bekerja dengan Lucas, namun perebutan kekuasaan di keluarganya membuat dirinya malas untuk meneruskan perusahaan milik ayahnya itu.
Sementara itu dalam ponsel Lucas terdapat notif pencairan dana perusahaan sebesar satu juta yuan, Lucas tau itu adalah cek yang ia berikan kepada wanita sebelum ia pergi meninggalkan kamar tersebut.
"Benar-benar, seperti yang lain ia adalah wanita yang gila uang." ucap Lucas sambil memadamkan ponsel tersebut.
Dijia yang melihat notif tersebut kaget, satu juta yuan adalah jumlah yang tidak sedikit dan ini keluar dari uang pribadi Lucas benar-benar bukan hal yang wajar. Jika Lucas sendiri yang menggunakan nya tentu tidak untuk pencairan cek.
"Sebanyak itu siapa yang menggunakannya?" tanya Dijia.
"Semakin banyak kamu tau semakin dekat ajalmu." ucap Lucas sambil berdiri.
"Ayolah kawan, kau tidak akan membunuhku kan hanya karena aku tau keanehan itu."
Lucas menatap Dijia, Dijia menatap balik Lucas. Dua mata laki-laki itu saling bertatapan Dijia tau jika hal itu terjadi berarti pertanyaan nya adalah hal ganjil atau tabu yang ada di hidup Lucas.
"Oh jangan-jangan itu uang untuk seorang wanita." ucap Dijia yang membuat mata elang Lucas terbelalak, benar-benar dugaan yang sangat tepat.
Hari yang cukup mengesankan Berryl sudah selesai mencairkan cek yang di berikan laki-laki asing itu walaupun ada sedikit drama di bank tapi pencairan itu berhasil dengan sempurna. Hari ini pesta musim panas di adakan di sebuah pemandian air panas. Berryl juga mendapat undangan dari teman satu kampusnya yakni nona muda keluraga Ji. Elin Ji Wanita itu selalu menunjukkan sikap baiknya kepada Berryl, namun juga tidak menunjukkan jika dia adalah teman yang baik. Berryl sebenarnya tidak ingin hadir namun entah kenapa wanita itu mendesaknya terus untuk hadir.
"Berryl, kamu datang kan ke pesta musim panas yang di adakan oleh keluargaku." ucap wanita bernama Elin Ji itu.
"Nona Ji aku tidak ingin hadir, di sana pasti banyak orang. Aku tidak ingin berhubungan dengan banyak orang itu sesak." ucap Berryl sambil berdiri di depan Elin.
"Sebenarnya aku juga enggan untuk mengajakmu, tapi ku dengar keluargamu jatuh ya. Disana banyak orang-orang dari kalanganan pebisnis, mungkin saja kau bisa berbaur dengan mereka dan membantu orang tuamu bangun dari keterpurukan." ucap Elin, ia meremas ujung bajunya wanita itu adalah putri presiden direktur Ji Group, namun tidak seperti wanita bangsawan lainnya yang terlihat feminim ia justru terlihat sangat tomboy.
"Sebenarnya apa yang kau mau, apa kau ingin mengejekku karena aku jatuh miskin nona Ji?" tanya Berryl yang sudah tidak sabaran, berbicara dengan wanita itu seakan akan mengiris hatinya faktanya ia sekarang benar-benar miskin, ya jika laki-laki misterius itu tidak memberinya Satu Juta Yuan ia pasti benar-benar miskin.
"Tidak bukan seperti itu." Elin terus meremas bajunya ia enggan mengatakan niat sejujurnya kepada wanita di depannya itu.
"Katakan nona Ji, jika tidak aku akan beranjak dari sini."
"Jadi begini Berryl, aku ingin bantuan mu memilih gaun untuk pesta itu. Kamu tau penampilanku seperti ini dan aku tidak punya teman untuk membantuku memilih gaun. Aku perhatikan kamu sangat Elegan, jadi apakah kau bisa membantuku." ucap Elin Ji mengatakan maksud tujuannya.
"Kenapa kau tidak minta bantuan nona besar lainnya?" ucap Berryl ketus, wanita ini memang tidaj bisa berbicara baik atau manis sedikit pun ya.
"Sebagian besar di antara mereka memiliki tujuan untuk mendekati aku. Jadi ayah selalu melarang aku terlalu dekat dengan orang-orang yang penuh ambisi."
"Bagaimana jika aku berambisi untuk memintamu menanam modal di perusahaan keluarga ku?"
"Haish, jika kamu ingin melakukannya kamu pasti dah melakukannya tanpa menunggu perusahaan mu tumbang."
"Gadis yang cerdas. Baik, aku akan membantumu tapi sebagai balasannya bantu aku mencari tempat tinggal terlebih dahulu, aku hanya memiliki berapa digit dana jadi ga terlalu mewah yang penting nyaman." ucap Berryl karena melihat gadis yang menempel padanya itu terlalu jujur pantas saja ayahnya tidak mengizinkan dia terlalu dekat dengan gadis-gadis bangsawan yang selalu mementingkan kekuasaan.
Elin tersenyum ia menggandeng tangan Berryl dengan bahagia, mungkin ia merasa senang memiliki seorang teman di saat ini.
"Aku akan minta supirku kemari dan mengantar kita membeli apartemen." ucap Elin dengan senyuman yang merekah di bibirnya.
"Tidak perlu sebaiknya kita naik taksi saja." ucap Berryl menolak, ia sungkan untuk bersama takut di kira memanfaatkan keluarga Ji.
"Hei taksi itu bayar, sementara supirku sudah di bayar." ucap Elin.
"Baiklah anda benar nona muda Ji." ucap Berryl.
"Aku lebih suka kau memanggilku Elin, aku suka kamu dan kamu satu-satunya temanku. Kamu tidak boleh menolak."
Elin Ji benar-benar seperti anak kecil, ia memerintah tanpa pandang bulu, dan semua orang harus mengikuti perintahnya. Berryl tersenyum melihat Elin dia benar-benar gadis polos yang mendominasi.
Supir Elin telah sampai di dekat mereka, mobil mewah yang berhenti di depan mereka benar-benar membuat siapapun iri melihatnya. Keluarga Ji adalah keluarga terkaya nomor 3 di negara ini, Keluarga terkaya yang pertama adalah keluarga Song, Terkaya Kedua adalah keluarga Lan , Terkaya ketiga adalah keluarga Ji.
Elin membawa Berryl mencari tempat tinggal, sebagai nona muda keluarga Ji tentu saja tidak sulit untuknya hanya sekedar mendapatkan lokasi apartemen yang sederhana. Ia tinggal berkata pada supirnya dan itu sudah beres.
Berryl benar-benar membeli tempat tinggal baru pada hari itu ia harus berterima kasih kepada Elin yang sudah membantunya untuk mendapatkan tempat tinggal, jika bukan karena bantuan Elin ia masih harus mencari refrensi dan lain-lain, namun berkat bantuan Elin ia langsung mendapatkan tempat tinggal.
"Sekarang barang-barangmu sudah ada di sini. Kamu harus ikut aku ke kediaman Ji untuk memilih gaun, pestanya akan dirayakan nanti malam." ucap Elin dengan penuh harap.
"Baiklah, aku tidak pernah mengingkari janjiku."
Berryl tersenyum, ia kembali bersama Elin ke kediaman Ji. Ia tidak pernah berfikir untuk menginjakkan kaki di rumah penguasa tersebut, namun kini ia harus membantu Elin dalam pestanya.
Pesta musim panas, bukan lebih tepatnya pesta bisnis.
Mobil melaju dengan baik menuju rumah keluarga Ji, Berryl merasakan ada hal yang tidak beres di wajah Elin. Begitu juga supirnya, namun supirnya hanya diam saja karena ia tau semua yang di alami Elin Ji di keluarga Ji.
"Elin kau kenapa? bukankah kau sangat ingin tampil di pesta ini. Kenapa tiba-tiba wajahmu pucat, apa kau sakit?" tanya Berryl sambil memegang dahi Elin namun Elin hanya diam saja sementara suhu tubuhnya normal tidak ada yang salah.
"Tidak apa-apa." jawab Elin serak.
"Pak apa kau tau apa yang terjadi?" tanya Berryl kepada supirnya, sementara supirnya diam membisu.
"Pak jika kamu tidak memberitahuku apa yang harus ku lakukan jika sudah sampai di kediaman Ji." ucap Berryl.
"Nona, sebenarnya nona Elin punya adik tiri dia adalah anak dari selingkuhan tuan besar Ji. Jika nona Elin tidak tampil dengan baik malam ini, dia akan menggantikan posisi nona Elin yakin menjadi nona besar Ji. Jika itu terjadi makan nona Elin akan hidup sangat buruk kedepannya." ucap Supirnya tersebut.
"Siapa nama adikmu?" tanya Berryl kepada Elin.
"Mona Shireen, jika malam ini aku tidak bisa tampil baik maka dia akan mengganti marganya dari Shireen menjadi Ji." ucap Elin menunduk.
Rumitnya hubungan keluarga orang kaya, bahkan Elin baru tau jika sosok berkuas seperti tuan Ji akan selingkuh dan menghasilkan anak liar di luar pernikahannya, dan parahnya anak liar tersebut bisa menggantikan posisi Elin yang merupakan anak sah. Sungguh ironis hubungan orang-orang kaya, Elin bahkan menderita di balik senyumnya, pantas saja ia ingin bantuannya karena di sekitarnya tersimpan rapi orang-orang munafik.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!