Yumna masuk ke dalam rumah dengan tatapan kosong, terdengar dari luar suara Ayahnya kalau Hatinya terasa hampa sekarang karena harus membiarkan putri pergi. Suara wanita terdengar seharusnya merasa lega bukan hampa.
Ibu Yumna dan Bibinya terlihat sibuk memasak makanan, sementara Ayah, Nenek dan Paman sudah siap menyantap makanan. Ibu Yumna meminta agar Ibu mertuanya mencoba makan pancake buatanya, Ibu mertuanya heran kenapa Ibu Yumna banyak sekali membuat makanan.
"Setelah pernikahan nanti, memang seharusnya kita semua makan dan minum bersama-sama di rumah seperti ini.” ucap Ibu Yumna, Yumna datang dengan wajah lemas.
“Astaga, calon pengantin baru kita sudah pulang!” sapa Bibinya, Ibunya pun menyuruh Yumna mengambil sumpit dan menyuruh gabung di meja makan untuk makan bersama karena sudah pasti lapar.
Yumna hanya diam saja dan langsung pergi ke meja makan, keluarga yang lainnya duduk bersama menikmati makanan sambil membahas tentang gaun pengantin.
"Gaun pengantin sekarang itu cantik - cantik dan memiliki beragam model Yumna pasti akan terlihat cantik di pernikahannya." ucap Bibi Yumna berkomentar tanpa memiliki firasat buruk jika hari pertuangan Yumna sudah di batalkan tanpa sepengetahuan keluarga Yumna.
Yumna memilih untuk makan langsung dengan tangan dibanding mendengar pembicaraan keluarganya tentang pernikahanya, Bibinya kembali membanggakan calon menantunya itu sangat tampan dan sukses jadi tak perlu khawawatir kalau nanti Yumna hidup di Amerika. Ibu Yumna mendekati anaknya yang duduk sendirian.
“Kenapa kau makan tidak pakai sumpit? Orang nanti bilang kamu tidak punya kelas jika kamu melakukannya di depan mertuamu. Mereka mungkin tidak enak mengatakannya, tapi mereka pasti akan mengkritikmu melalui mata mereka.” Komentar Ibunya melihat Yumna makan dengan tangan. Yumna hanya diam saja dan terus makan.
"Apa kau sudah mandi? Kurasa kau belum mandi kemarin.” ucap Ibu Yumna kembali membuat makanan kepiring anaknya.
"Yumna belum mandi." jawab Yumna. Ibu Yuman heran padahal sebelumnya anaknya suka akan mandi bahkan semenjak akan bertunangan Yuman tidak bosan menghabis kan waktu berjam - jam hanya untuk mandi.
“Yumna tidak akan menikah.” ucap Yumna, Ibunya kaget seperti di sambar petir di siang bolong.
“Yumna bilang Yumna tidak akan menikah.” kata Yuman kedua kalinya, Ibunya merasa anaknya sudah gila tiba-tiba berkata seperti itu.
“Yumna sudah membatalkannya dengan Harry sebelum pulang kerumah. Kami berjuang sepanjang waktu merencanakan pernikahan. Tapi nyatanya tidak berjalan lancar. Kami sudah saling melihat sisi sifat yang belum pernah ditunjukkan dan sekarang kami tidak ingin menikah. Yumna tidak akan menikahinya.” ucap Yumna.
“Apa yang kamu bicarakan? Pernikahannya itu besok! Apa kamu sedang bercanda sekarang? Kamu sudah gila yah! Setiap pasangan sudah biasa bertengkar sambil mempersiapkan pernikahan! Tapi tidak pernah ada pasangan yang membatalan mendadak begini! Dasar Kamu pasti sudah gila.” ucap Ibunya, Bibinya mendengar jeritan dari dapur bertanya ada apa yang terjadi.
“Ibu, Yumna minta maaf, tapi Yumna tidak akan menikah.” kata Yumna, Ibu Yumna langsung memukul kepala anaknya karena merasa sudah gila. Semua melonggo melihat Ibu Yumna yang memukul kepala anaknya.
Ibu Yumna berbicara di telp, mencoba menjelaskan pada calon menantunya kalau semua wanita seperti itu dan mereka takut dan berpikiran yang tidak-tidak tepat sebelum hari pernikahan.
“Meski begitu, kamu harus jadi orang yang masuk akal! Aku ingin kamu ada di pernikahan besok dan akan menyeret Yumna ke altar, jadi pastikan kamu datang. Jangan khawatir dan datanglah saja!” tegas Ibu Yumna pada calon mantunya.
"Pokoknya kamu besok harus pergi ke gedung pernikahan, jika tidak maka kau akan mati ditanganku.” ucap Ibu Yumna mengancam dari balik telepon kemudian memutus sambungan telepon.
“Berapa kali Yumna harus memberitahumu Yumna tidak akan menikahinya? Semuanya telah berakhir! Harry juga mengerti hal itu!” kata Yumna.
“Kenapa kamu tidak mau menikah? Kenapa kami tidak mau melakukannya? Kenapa?” jerit Ibu Yumna histeris.
“Yumna tidak ingin menikah dengannya! Bagaimana Yumna bisa menikah dengannya di saat aku tidak tahan melihat wajahnya?” jerit Yumna.
Tuan Abraham membanting tanganya di meja sampai menumpahkan makanan, lalu berjalan masuk ke kamar.
Tuan Abraham mengirimkan pesan dari ponselnya, “Karena keadaan yang tidak menguntungkan pernikahan putri kami Yumna telah dibatalkan.”
Setelah itu telp rumah mulai berdering, sambil meminta maaf dengan yang terjadi. Di dalam kamar Ibu Yumna mengumpat kesal pada anaknya yang membatalkan pernikahan hanya sehari sebelum hari H.
Yumna berbaring dikamar dengan boneka yang tertawa-tawa sambil berputar-putar tapi ia tak bisa tersenyum sama sekali. Tatapan kosong tapi ingin wajahnya seperti sengaja dibuat tersenyum. Ibu Yumna mendengar suara tawa dan langsung bangun dari tempat tidurnya dan berlari masuk ke dalam kamar anaknya.
"Apa kau ini anak kecil? Bagaimana bisa kau tersenyum setelah membatalkan pernikahan?” jerit Ibu Yumna sambil memukul anaknya dengan bantal.
“Ini keputusan yang benar daripada menyesalinya selama sisa hidupku! Kami juga nanti akhirnya akan bercerai!” balas Yumna ikut menjerit menahan pukulan bantal ibunya.
"Jika kamu tahu itu akan terjadi, kenapa kamu pernah mengenalkannya pada keluarga? Kenapa kamu mengenalkannya pada kami? Kenapa? Ini Memalukan sekali!” teriak Ibu Yumna menyesalinya dengan memukul anaknya membabi buta.
“Kalau begitu haruskah Yumna tinggal bersamanya? Haruskah Yumna menikah?” jerit Yumna, ibunya memukul kembali karena anaknya berani berteriak-teriak padanya.
Sementara Ayah Yumna sedang menerima telp dari ponsel dan meminta maaf kalau terdengar jeritan dan juga pembatalan pernikahan anaknya.
Satu bulan kemudian
Yumna berjalan dengan wajah bahagia memakai earphonenya dengan orang yang sibuk berjalan disekelilingnya lalu berlari masuk ke dalam sebuah restoran, beberapa pegawai menyapa Yumna yang baru masuk dengan memakai celemek berwarna hijau. Dengan membawa semua tempat untuk memasak nasi, Yumna dengan telaten membuat campuran nasi putih dan juga hitam, seorang berteriak kalau restoran akan dibuka 15 menit lagi. Yumna mengatur api dengan benar, wajahnya terus saja tersenyum. Manager mulai berteriak lima menit lagi mereka akan buka.
Yumna pun menaruh di meja prasmanan dan para pelangaan mulai datang. Wajah Yumna pun tersenyum lebar ketika melihat nasi yang dibuatnya sangat sempurna, lalu para pelangan mulai mencicipi nasi buatan Yumna yang dibuat dari tempat tradisional yang dibuat tanah liat. Seorang wanita berkacamata, bernama Melisa merasa tidak masalah dengan pot besinya, tapi merasa heran sekarang meminta alat penumpuk beras yang baru. Yumna menjelaskan seberapa baiknya kualitas beras maka mereka tidak bisa menghasilkan nasi dengan rasa yang halus. Melisa menyindir apakah hanya beras saja yang mereka jual.
“Beras adalah dasar dari makanan kita.” kata Yumna.
“Berapa kali aku harus memberitahumu berfokus hanya pada beras tidak akan membuat kita berhasil! Berhenti fokus pada berasnya.” kata Melisa dengan sengaja melempar berkas ketika Yumna ingin mengambilnya, lalu meminta agar mengambilkan menu barunya.
Yumna menahan amarah sambil membawa berkasnya keluar. Melisa berdiri dari tempat duduknya membahas kalau ia mendapatkan julukan nama yaitu, psiko. Yumna berhenti melangkah terlihat mati kutu karena ketahuan.
“Pada awalnya kupikir itu penari kontemporer psiko. Ternyata aku salah. Kudengar nama julukanku psiko karena aku seorang direktur psiko. Apa itu artinya?” kata Melisa, Yumna terdiam, Melisa kembali menegaskan kalau ia bertanya apa arti dari julukanya.
“Anda selalu saja keluar masuk mengawasi kami 24 jam seharian makanya Anda dipanggil, psiko dan 24 jam. Kami lebih santai bekerja kalau para atasan bekerja di ruang kantor mereka dan kami pikir anda sering sekali keluar masuk tempat kerja mengawasi kami.” Jelas Yumna membalikan badanya.
“Hal itu mungkin karena kalian melakukan hal yang lainnya bukannya bekerja. Memangnya kenapa kalau aku pergi bolak-balik ke tempat kerja? Aku ini punya perut yang lemah jadi sering pergi mengawasi kalian. Haruskah kita mengurus ini di kantorku dari sekarang atau bagaimana?” ucap Melisa berjalan ke belakang anak buahnya, Yumna hanya bisa mengucapkan permintaan maafnya.
"Dalam hubungan manusia, ada yang namanya sopan santun dan loyalitas. Berbicara di belakang atasan mu. Jika menurutmu itu hal yang asyik, kamu menipu dirimu sendiri. Sama seperti kamu percaya bahwa kamu berani membatalkan pernikahanmu.” kata Melisa dengan tangan membentuk segitiga seperti sedang meditasi. Yumna kembali menahan amarah karena sindiran, Melisa pun menyuruh Yumna keluar dari ruangan.
“Ini sudah tujuh kali, aku menghitungnya. Saya sudah menghitung berapa kali Anda meremehkanku karena aku membatalkan pernikahan.” Kata Yumna.
“Sembilan kali aku juga telah menghitungnya.” ucap Melisa membenarkan dengan merapihkan rambutanya bergaya seperti atlet yang kekar.
Yumna keluar dengan wajah kesal dan ingin melampiaskan dengan melempar berkasnya tapi saat itu juga Melisa keluar dari ruangan. Yumna pun menurunkan berkasnya dan Melisa buru-buru berjalan ke toilet karena merasa sakit perut.
"Aissh kenapa kepribadiannya seperti itu? Tidak bisakah dia hanya hidup nyaman? Orang disekelilingnya tidak bisa bernapas karena dia! Apakah itu hal yang asyik? Apa dia menyuruh kita supaya tidak meremehkannya karena dia jelek? Apa begitu?” kata Yumna mengomel, dua pegawai lain berkomentar memang seperti itu.
“Dia bilang punya perut yang lemah. Tidak bisa dipercaya. Kalian harus melihat cara dia saat minum. Kalian tidak bisa pergi kamar mandi seperti itu jika kamu tidak bisa menahan minuman kerasmu.” ucap Yuman mengejek, Semua tertawa mendengarnya tapi tiba-tiba semua pegawai langsung berbalik ke meja masing-masing, tapi Yumna masih saja terus mengoceh.
“Dia tidak minum-minum segelas pun saat dia makan bersama kita. Aku ingin tahu dimana dia biasa minum dan dengan siapa? Itulah sebabnya tampangnya seperti itu! Seperti gumpalan kentang dan memakai kacamata! Coba Lihatlah saja. Jika kamu minum di atas usia 40an, kamu pasti akan terlihat seperti itu! ” Kata Yumna dengan tangannya menunjuk ke arah kanan.
Tapi tanganya tepat tertuju pada Melisa yang baru saja selesai dari toilet. Melisa hanya melirik sinis lalu berjalan kembali ke ruangan dengan gaya merapihkan rambutnya. Yumna bisa mengerti alasan semua pegawai yang tiba-tiba langsung diam dan tenang. Untuk melihat seberapa jauh dirinya akan menantang Melisa dan itu pasti menyenangkan untuk semuanya, lalu mengumpat semuanya itu sekelompok pengecut dan mengungkapkan sangat kecewa pada sang manager.
Sebuah perkelahian terlihat dilayar seorang pria sengaja membuatkan suara dengan bunyi panci dan barang-barang seperti besi agar terdengar berisik. Kenzie terlihat serius menatap layar, dua pria pun membuat suara dari bajunya, ketika adegan menampar, seorang pria pun menampar pipinya sendiri agar mengeluarkan suara.
Bunyi pot pecah pun dibuat, melihat adegan ada botol pecah dalam perkelahian. Dua pria didalam ruang studio bergeletakan ditanah sambil membuat gaduh sementara Kenzie benar-benar serius memainkan alat controlnya suaranya agar sesuai dengan adegan. Terdengar suara pemukul base ball, salah seorang pria melakukan hal yang sama pada betis lawannya.
Kenzie berteriak, "Cut." Semua langsung mengeluh sangat lelah, sementara Kenzie berteriak memarahi tiga anak buahnya, kalau yang diminta bukan suara patah biasa kalau nanti tulangnya patah tapi patah tulang senyawa jadi suaranya kletak kletak, bukan kletak yang seperti itu. Pria yang mengunakan earphone meminta istirahat sebentar tapi menurutnya suaraya itu tidak ada yang berbeda.
“Seorang dokter ortopedi juga bahkan tidak bisa membedakannya.” komentar si pria.
“Aku bisa tahu perbedaannya.” kata Kenzie.
“Baiklah tuan! Dasar sok pintar.” ejek si pria yang memakai earphonne, Kenzie mendengar dirinya di ejek.
“Yah, memang kau itu sok pintar. Jadi, bagaimana yang benarnya? Bagaimana kita melakukannya? Haruskah aku mematahkan lenganku sendiri? Mungkin itu jadi alternatif yang lebih cepat.” ucap si pria kesal.
Kenzie berdiri dari tempat duduknya, si pria akhirnya ketakutan dan meminta maaf mengaku tidak bisa tidur akhir-akhir ini, jadi pikirannya agak kacau sekarang sambil menampar wajahnya sendiri. Kenzie menegaskan mereka punya waktu satu jam untuk mengulangnya lagi lalu keluar ruangan. Pria itu berteriak sangat benci melihat Kenzie.
Kenzie pergi ke ruangan lain, seorang pria duduk disampingnya dengan mengunakan earphone bernama Kenzo. Kenzie mendengarkan suara dari film yang diputar tapi merasakan ada kejanggalan akhirnya mengatakan “Cut” Kenzo pun menekan salah satu tombol lalu melepaskan earphonenya menanyakan komentar Kenzie.
“Kamu perlu membuat beberapa perubahan.” ucap Kenzie.
“Tidak ada yang perlu diubah. Suasana yang ditampilkan baik-baik saja.” balas Kenzo.
“Apa itu siang hari? Lihatlah videonya. Ini malam! Apakah kamu tidak bisa membedakan suara dan cahaya pada siang dan malam hari?” jerit Kenzie sambil memukul kepala Kenzo.
“Apa kamu ini cabul? Siapa juga yang mau membedakan hal seperti itu?” ejek Kenzo kesal, Kenzie ingin memukulnya lagi tapi Kenzo sudah menutup kepalanya dengan wajah ketakutan.
"Kelembaban dan suhunya berbeda pada siang dan malam hari jadi suara dan cahayanya pun berbeda! Berapa kali aku harus memberitahumu huh? Dengarkan itu. Nadanya berbeda sekali disini! Apa kau tuli? Bagaimana kau bisa menjadi sound director dengan pendengaran seperti itu?” ucap Kenzie mencoba mengulangi video dengan suara yang dibuat Kenzo.
“Apa kamu pikir itu tidak akan terdengar kalau kamu mengganti suasana malam dengan meletakkan sounds yang harusnya ada di pagi hari? Apakah kamu pikir aku tidak bakalan tahu?Apa saja yang kau lakukan semalaman ini? Apa kamu sedang pacaran? Hah?” ucap Kenzie.
“Benar, aku sibuk! Aku masih muda, jadi aku sangat sibuk di malam hari! Kamu punya banyak waktu di malam hari karena kamu sudah tua, 'kan? Aku tidak mau melakukan hal ini!” teriak Yono tak bisa lagi menahan amarah sambil berdiri dari bangkunya dan melempar semua kertas diatas meja.
Kenzie langsung mendorong kursi saat Kenzo akan duduk, Kenzo pun jatuh terjungkal merasakan kesakitan. Kenzie melepaskan jaketnya merasa akan menghabisi Kenzo sekarang. Kenzo ketakutan meminta maaf dan mengakui kesalahaanya. Kenzie memukul Kenzo hanya dengan jaketnya lalu keluar dari kamar dan berteriak menyuruhnya untuk segera berdiri.
...Assalamualaikum....
Kenzo mengambil minum di Pantry mengumpat Kenzie itu memang bajingan gila, si pria yang duduk sendirian merasa Kenzo tak harus memanggilnya seperti itu. Kenzo mengeluh memang, "Ada yang bisa membedakan antara suara siang dan malam?
“Kamu akan bisa membedakannya jika kamu bekerja pada direktur selama tiga tahun. Suara hujan salju dan Suara beras jatuh.” kata si pria yang bertubuh tambun.
“Itulah sebabnya dia itu bajingan gila! Setiap drama di negeri ini telah menghancurkan hidup kita selamanya. Kamu si brengsek atau kamu si gila dan dia si brengsek gila sungguhan!” jerit Kenzo benar-benar kesal.
“Meskipun begitu para wanita menyukainya. Mereka suka pria nakal.” komentar si pria earphone, Kenzo heran kenapa wanita suka dengan pria nakal yang menurutnya tak keren dan pria nakal adalah pria nakal selain itu pria nakal itu adalah bajingan jahat.
“Anggap saja kalau pria nakal itu menunjukkan perhatiannya pada para wanita. Wanita menggila jika diperlakukan seperti itu. Itulah senjata yang sangat ampuh! Dan yang membuat wanita terjatuh ke dalam perangkap yang berbahaya.
Si wanita pasti akan bilang, "Sudah kuduga, aku menakjubkan."
"Aku pasti berbeda dari wanita lain."
"Aku membuat pria nakal seperti itu jatuh cinta kepadaku. Kamu pernah melihatnya kan? Itulah sebabnya wanita tergila-gila pada pria nakal." jerit si pria mengebu-gebu.
“Ya benar! Apakah itu sebabnya wanita meninggalkan suaminya di altar pernikahan?” kata Kenzo tertawa bahagia.
Semua ikut tertawa, tiba-tiba si pria yang duduk sendirian melirik kearah lain dan langsung terdiam, lalu memarahi Kenzo yang tega mengatakan itu padahala Kenzie itu adalah kakaknya. Si pria tambun bingung kenapa pria itu malah marah-marah, si pria memberikan kode ke arah belakang, ternyata sudah ada Kenzie yang berjalan ke arah mereka.
Semua langsung berdiri dan menjerit ketakutan, Kenzie sudah memegang gelas seperti mendengar semua pembicaraan anak buahnya. Si pria tambun ikut memarahi Kenzo untuk tidak menjalani hidup seperti itu lalu ketiganya pergi meninggalkan pantry.
“Aku minta maaf. Aku seharusnya tidak mengatakan hal itu. Hyung, lihatlah mataku sekarang.” ucap Kenzo ketakutan. Kenzie berjalan mendekat dengan gelas ditanganya seperti siap menghantam adiknya.
“Hyung, kamu tidak harus mengontrol orang dengan rasa takut. Aku mohon, jangan lakukan itu.” ucap Kenzo ketakutan dengan berjalan mundur.
Kenzie semakin cepat berjalan mendekati adiknya, Kenzo menjerit ketakutan sambil berjongkok mengakui dirinya itu brengsek sambil menutup matanya. Kenzie menaruh gelas di pantry lalu pergi. Kenzo membuka matanya tak percaya ternyata Kenzie hanya menaruh gelas bukan memberikan pukulan.
Kenzie duduk disebuah tempat dengan salah satu telinga di tutup dan matanya juga ditutup dengan topi. Seperti telinganya sangat sensitif terhadap bunyi sampai bunyi ketukan dan suara orang bicara bisa didengar dengan jelas. Bahkan suara kopi yan sedang diseduh dalam teko bisa didengar dengan jelas, gesekan kartu kredit dimeja kasir, struk yang keluar. Lalu bunyi biji kopi yang sedang dihaluskan dan diseduh dalam teko lalu disajikan pada pelanggan, tetesan kopi juga terdengar.
Tiba-tiba bayangan seorang wanita datang, Kenzie terlihat sedang berbaring diatas tempat tidur lalu keduanya berc**uman dengan suara lembut dari si wanita, “Suara detak jantungmu adalah hal terbaik di dunia.”
Kenzie melepaskan topinya seperti konsentrasinya menghilang, tiba-tiba telinga mendengar suara pelayan yang melepaskan daun seledri satu persatu. Kenzie kembali ke studio, meminta agar mematakannya. Si pria yang memakai earphone sudah memegang sebatang daun seledri, pria tambun membuat suara dari langkah kakinya lalu si pria lain siap dengan pemukul baseball saat itu juga membuat suara patahan dari batang seledri. Kenzie meminta agar melakuan sekali lagi.
Si pria hanya bisa melihat wajah kesal dan kembali melakukannya, Kenzie mendengarkanya lalu mulai menghaluskan suara dan singkirkan nada yang tinggi setelah itu meminta tiga anak buahnya mendengarkan hasilnya. Ketiganya mendengar suara adegan yang dibuatnya, semua tersenyum bahagia, Kenzie pun merasa sudah sempurna dan melanjutkan ke adegan yang lain.
💜💜💜💜💜
Yumna berada dibar dengan temanya yang bertanya apa dilakukan sebelum pembatalan pernikahan, dan tak menyangka darimana datangnya keberanian seperti itu. Yumna menyuruh temanya untuk menutup matanya lalu mengumpatlah seperti tidak ada hari esok setelah itu semua beres.
“Aku tahu sekali dirimu. Tapi aku tak pernah membayangkan kamu bisa memiliki keberanian melakukan hal itu.” komentar teman Yumna.
“Ada pasangan di luar sana yang mengklaim kalau mereka tidak bisa hidup tanpa pasangannya. Aku tidak yakin apakah hal itu tepat untukku menikahinya dengan sedikit perasaan. Haruskah aku hanya melakukannya karena orang lain melakukannya? Apakah begini rasanya harus diseret ke penjara?” kata Yumna mengebu-gebu.
"Hei, semua orang bilang pasangan selalu bertengkar saat mempersiapkan pernikahan. Mereka menyadari tidak saling cocok tapi undangan sudah terlanjur dikirim. Mereka tidak bisa menangani resiko kalau harus membatalkannya.” kata teman Yumna.
“Kamu hanya harus berani dan lakukan saja. Dalam empat bulan, itu akan berlalu dengan sendirinya.” ucap Yumna.
“Kurasa tidak. Masih banyak orang yang berbicara tentang dirimu."
"Kenapa dia membatalkannya? Apa ada yang terjadi?" komentar teman Yumna.
Yumna yakin orang-orang itu pasti bosan dengan kehidupan sendiri, teman Yumna bertanya, "Apakah kamu tidak menyesal dengan keputusan mu ini?"
"Aku rasa ini adalah jalan terbaik untuk kami berdua."
Teman Yumnna berbicara di telp sambil berjalan, mengatakan akan berada ditempat 10 menit lagi. Yumna mengejek pasti merasa nyaman sekali karena harus sibuk terus setiap malam. Temannya memberhentikan taksi dan berpesan agar Yumna berhati-hati saat pulang. Ketika Yumna berjalan pulang, Kenzie keluar dari sebuah gedung dibelakangnya.
Pria berkacamata bernama Brian pun ikut keluar dan berjalan bersama Kenzie membicarakan sauna memang yang terbaik di malam hari karena uap dan air panas membuatnya terasa ditutupi oleh selimut yang hangat dan itu nyaman dan itu enak sekali.
“Hei kamu membuatku malu. Aku takkan pernah lagi pergi ke sauna denganmu.” komentar Kenzie, Brian heran memangnya apa yang salah dengan itu.
Dua wanita cantik dan sexy lewat didepan mereka, Brian langsung terkesima sambil berjalan mengikuti wanita dengan sengaja membuat goyangan pinggulnya. Kenzie berteriak menyuruh Brian berjalan lurus saja. Brian yang melihat raut wajah temanya berubah menanyakanya. Kenzie merasa pernah melihat Brian seperti itu sebelumnya. Brian pikir itu yang namanya deja vu. Kenzie mengaku sering mendapat penglihatan itu akhir-akhir ini. Brian mengerti jadi menyuruh Kenzie istirahat dan jangan menjadi orang yang menjengkelkan lalu mengajaknya agar cepat pergi.
Kenzie berhenti sejenak, pikiran kembali bisa melihat Brian yang menjerit saat ada didepan mobil. Brian berjalan ke mobilnya lalu menjerit karena mendapatkan kertas tilang ada mobilnya padahal seharusnya polisi tidak beroperasi pada malam hari. Brian terdiam karena gambaran dimatanya nampak sama dengan yang terjadi.
💜💜💜💜💜
Ibu Yumna pergi ke pasar dan mendengar beberapa tetangganya membahas kalau selama hidupnya belum pernah melihat keluarga membatalkan pernikahan sehari sebelumnnya.
Salah seorang wanita meminta agar temanya menutup mulutnya, Ibu Yumna menyapa para tetangganya didepan penjual buah. Lalu dua ibu-ibu pun langsung menghindar. Ibu Yumna berjalan pulang sambil mengumpat ibu-ibu yang sudah bergosip. Ibu Yumna sudah tiba di rumah dan langsung menyusun barang belanjaannya ke dalam kulkas.
Bibi Yumna datang, "Kenapa kulkas ini masih kamu isi dengan makanan? Apa tidak sebaiknya kamu jual saja! Kan dirumah ini kulkas kamu ada dua."
"Bibi, kalau kulkas ini dijual paling juga laku 700 ribu. Padahal aku membeli kulkas ini kan seharga dua juta." ucap Ibu Yumna kesal.
“Kau tidak bisa terus hidup seperti ini, rumahmu saja sudah cukup kecil. Yumna harusnya berpikir dulu resiko apa yang akan dihadapi sebelum dia membatalkannya.” komentar si bibi melihat barang-barang yang menumpuk dan tergeletak di mana saja.
“Jangan menambahkan bensin ke dalam api.” ucap Ibu Yumna.
“Hanya saja ini mendadak sekali! Dia setidaknya dan seharusnya membatalkannya jauh-jauh hari. Semuanya sudah dibeli! Aku tidak bisa percaya dia membatalkan pernikahan sehari sebelumnya.” keluh Bibi Yumna sambil memakan timunnya.
“Siapa yang peduli? Ini 100 kali lebih baik daripada membatalkan tepat di altar pernikahan!” jerit Ibu Yumna membela, Bibi Yumna bisa mengerti dan meminta agar kakaknya tak perlu mengomel lagi.
“Semua orang berbicara tentang hal itu kemana pun aku pergi. Aku tidak perlu lagi mendengarnya darimu. Aku sudah diambang kemarahan.” ucap Ibu Yumna.
Bibi Yumna bertanya apakah pria itu menghubungimu atau menghubungi Yumna sekali saja. Ibu Yumna tak tahu, Bibi Yumna menceritakan di tempat butiknya bekerja, Keponakan dari pemilik butik seorang PNS dan berusia 35 tahun, anak tunggal.
“Aku sudah pernah bertemu Ibunya dan dia wanita yang sangat baik. Dia tidak suka ikut campur atau pun sombong. Bagaimana kalau kita jodohkan dengan Yumna?” ucap Bibi Yumna bersemangat.
“Belum satu bulan sejak pernikahan itu dibatalkan. Kencan buta, apa Bibi sudah gila yah?” komentar ibu Yumna.
“Aku tidak bilang dia harus menikah dengannya, tapi tidak ada salahnya untuk bertemu dengannya. Kamu takkan pernah tahu, mungkin dia bisa jadi pilihannya. Katakan saja padanya temuilah si pria ini, mengerti?” kata Bibi Yumna, Ibu Yumna hanya diam dengan mengelap kotak kimchi yang akan dipakainya.
“Dasar Kamu frustrasi sekali! Kamu harus menyingkirkan semua ini sebelum berdebu! Apa kamu akan membiarkannya membusuk disini?” keluh Bibi Yumna mengomel sendiri.
Yumna sudah pulang kerumah. Ibu Yumna mengikuti anaknya masuk kamar menyuruhnya untuk pergi dan menemui pria kencan buta, Yumns langsung menolaknya. Ibu Yumna menanyakan alasanya, Yumna merasa ibunya sudah berlebihan dan merasa tak pantas. Ibu Yumna bertanya apa yang membuatnya berpikir tak pantas.
“Pergi kencan buta sebulan setelah membatalkan pernikahan itu hal yang tidak sopan!” ucap Yumna duduk diatas tempat tidurnya.
“Dasar gila lalu apa itu tidak sopan mencampakkan tunanganmu sehari sebelum pernikahan? Ini omong kosong! Kamu bilang tidak sopan? Apa kamu tahu apa itu artinya? Apa kamu punya hati nurani?” kata Ibu Yumna kembali mengomel.
“Ya, aku melakukan kejahatan yang besar!” jerit Yumna, Ibunya ingin memukul anaknya tapi ditahan karena melihat Yumna menghindar dan terlihat ketakutan.
💜💜💜💜💜
Salah seorang sutradara terlihat kesal karena membutuhkan waktu dua minggu untuk membuat film tapi Kenzie perlu sebulan untuk mengedit suaranya padahal sebelumnya sudah mengatakan agar mempermudahkan saja. Kenzie berteriak kalau itu tak mungkin, si sutradara berteriak mengatakan, “Kenapa tidak mungkin? Kenapa tidak bisa?”
“Mungkin mudah bagimu karena seluruh hidupmu itu tidak berguna. Tapi bukan seperti itu cara kerjanya karena itu bukan aku!” teriak Kenzie sambil melempar pulpen dan mendorongnya. Beberapa orang langsung menahan keduanya agar tak menyerang.
“Kamu ini lucu ya. Apa kamu suka seni? Aku sutradara dan kamu bukan sutradara.” ejek si sutradara.
“Tolonglah bersikap artistik! Jangan datang kemari dengan omong kosongmu itu! Kamu itu seorang sutradara film! Kenapa kamu tidak bisa bersikap artistik? Kenapa? Bersikaplah artistik dan ambil sampah ini bersamamu!” jerit Kenzie, didepan ruangan terlihat anak buahnya Kenzie malah tersenyum melihat pertengkaran.
“Lihatlah mereka berkelahi. Aku berharap mereka saling memukul.” komentar anak buah Kenzie dengan senyuman bahagia.
Datang seorang wanita masuk ke dalam ruangan dengan wajah panik, Kenzie berteriak kesal melihat si sutradara kembali menangis. Akhirnya Kenzo dan temanya menarik Kenzie untuk keluar dari studio.
“Kurasa dia agak gila. Itu karena dia jarang tidur. Dia selalu di ruang rekaman, jadi sedikit sensitif. Jangan menangis. Dia biasanya bicara seperti itu.” kata si wanita berusaha menenangkan dengan merayu kalau sutradara orang yang jenius.
Kenzie menghela nafas panjang diruangan, Nyonya Emilia mengumpat anaknya memang brengsek karena dirinya adalah jadi produsernya dan berani bicara seperti itu bahkan bukan hanya pria itu yang dihina oleh anaknya dan berani menghina ibunya juga.
“Apa perlu film itu bakal ditayangkan supaya kamu sadar? Film itu film gagal. Tapi aku berusaha yang terbaik karena namaku ada di layar. Tolong jangan memproduseri film seperti itu lagi.” kata Kenzie, Nyonya Emilia memperlihatkan wajah cemberut.
“Apakah kamu sudah kehilangan selaramu? Setelah semua uang yang terbuang, kamu masih tidak bisa sadar mana film yang bagus dan mana yang tidak?” sindir Kenzie pada ibunya.
“Brengsek! Suatu hari kamu akan membunuh seseorang dengan kata-katamu itu!” kata Nyonya Emilia seperti anak kecil lalu keluar dari ruangan.
💜💜💜💜💜
Kenzie berdiri diatap gedung, Kenzo menghampirinya mengetahui sang kakak sedang tertekan, lalu mengusulkan untuk berhenti bekerja. Kenzie mengumpat adiknya itu mau mati. Kenzo yakin Ibunya akan membuat film itu berhasil, jadi lebih baik menunggu saja karena Setiap orang memiliki momen yang tepat.
“Film ini harus berhasil. Dia sudah membuang begitu banyak uang.” kata Kenzie, Kenzo tak mau kalah karena pasti filmnya itu bisa lebih berhasil.
“Apa Kamu mau mati? Sudah kubilang padamu menyerahlah menjadi sutradara film.” kata Kenzie, Kenzo mengatakn ia masih ingin mencobanya.
“Berapa tahun kamu membusuk karena jadi seorang asisten? Aku bilang kamu harus mau belajar pada ahlinya ditempat ini.” kata Kenzie.
“Aku tidak berbakat dalam membuat sounds dan aku tidak bisa membedakan suasana antara siang dan malam.” keluh Kenzo.
Kenzie tahu jadi meminta Kenzo belajar karena tidak ada yang pernah berhasil di awalnya. Kenzo pun pasrah akan mencobanya. Kenzie memberikan kartu kreditnya menyuruh sang adik untuk mengajak minum si sutradara dan mengejek dirinya, Kenzo bertanya apakah ia boleh sampai ronde kedua. Kenzie mengatakan sampai ronde kedua.
Kenzo turun lebih dulu, saat Kenzie berjalan merasakan seperti burung yang datang lalu ditepisnya dan akhirnya jatuh. Ia melihat ke langit tak ada burung yang bertebarangan, lalu berjalan ke taman di gedung. Tiba-tiba seekor burung menghantam kepala Kenzie, lalu menepisnya dan burung itupun jatuh. Kenzie terdiam karena hanya burung mainan dan melihat sekeliling.
Setelah melakukan perundingan yang tidak mudah untuk di putuskan akhirnya mau tidak mau Yumna mau memenuhi permintaan Bibi dan Ibunya untuk kencan dengan PNS itu.
Di sebuah restauran.
Yumna sibuk memanggang daging sementara pria PNS didepan sibuk memainkan ponselnya dan hanya makan saja. Ia menyuruh agar pria itu berhenti karena sudah tahu sedang melapor pada temannya sekarang kalau akan menuliskan, "Aku bertemu dengan seorang wanita yang tidak berguna."
“Aku tidak bilang kalau kamu wanita yang tidak berguna. Aku belum pernah bertemu seorang wanita yang mau kencan dengan ku.” kata si pria PNS.
“Aku melihatmu sebelumnya di kedai kopi dan aku tahu bahwa kamu tidak menyukaiku. Aku juga merasakan hal yang sama. Namun, ini cara yang sopan makan bersama dan mengucapkan selamat tinggal setelah itu. Hal ini lebih baik daripada duduk di sebuah restoran dengan kamu menatap ponsel melulu. Setidaknya ada yang bisa dilakukan olehmu dengan memasak dan membalik daging. Suasana canggung ini setidaknya sedikit berkurang.” jelas Yumna.
“Kamu pasti sudah melakukan kencan buta banyak sekali.” komentar si pria kembali memakan daging panggangan nya.
Yumna mengaku hanya pernah beberapa kali, lalu melihat si pria terlihat tak peduli memilih membungkus daging dengan selada dan makannya sendiri. Yumna pun menegur si pria yang tidak menanyakan beberapa pertanyaan padanya. Si pria nampak binggung pertanyaan seperti apa. Yumna heran apakah si pria tak ingin mengetahui tentang dirinya.
Pria itu mengatakan tidak begitu ingin tahu, Yumna pikir dirinya tak sebosan itu dan mengatakan akan memesan daging yang mahal jika membuatnya marah. Pria itu seakan tak peduli malah sibuk menatap ponselnya, akhirnya Yumna memesan daging paling mahal. Bibi penjaga memberitahu daging sapinya sudah habis.
Yumna terlihat kesal karena menurutnya walaupun ia bukan pilihan wanita yang tepat tapi tak sopan membiarkan begitu saja karena setidaknya memberikan waktu 2 jam saja. Si pria meminta maaf karena ada janji yang lebih penting.
“Ya, begitu juga aku, tapi aku cukup sopan sampai aku harus membuat janji dengan temanku setelah kencan buta ini! Masih ada 40 menit lagi!” ucap Yumna, pria itu pun membungkuk meminta maaf untuk pamit pergi. Yumna menariknya dan merasa tiba-tiba menjadi kesal.
“Mari kita saling bertemu selama seminggu. Aku tahu, aku tidak terlihat begitu cantik saat ini. Aku akan membuatmu jatuh cinta padaku dalam satu minggu.” kata Yumna dengan mata melotot.
Bibi Yumna berbicara di telp merasa Yumna sudah gila dan Pikirannya sudah tidak beres, tak habis pikir bisa bicara seperti itu pada pria yang baru ditemuinya yang membuatnya sangat malu. Ibu Yumna bertanya apa yang dikatakan anaknya.
“Dia bilang akan membuat pria itu jatuh cinta padanya dalam seminggu! Bagaimana bisa dia bilang seperti itu kecuali dia sudah gila? Oh, aku malu sekali!” ucap Bibi Yumna, Ibu Yumna mengumpat dasar gila, Bibi Yumna mengatakan jalang gila.
“Dasar! Pecundang apa yang pergi dan memberitahu segalanya pada Ibunya? Dia bisa saja bilang Yumna bukan tipenya. Aku tidak percaya dia berusia 35 tahun!” ucap Ibu Yumna, bibi tak percaya kakaknya bisa mengatakan itu.
“Aku mengerti manusia seperti apa dia. Dia anak mama khas yang selalu mengadu pada Ibunya! Lupakan dia!” pinta ibu Yumna membela anaknya lalu menutup telpnya.
************
Yumna dan Aira duduk didepan minimarket dengan sedikit mabuk. Yumna mengajak temanya untuk taruhan apa yang akan dilakukan temanya jika minum dalam satu kali tegukan. Aira yakin temanya itu pasti tak akan bisa, Yumna menantang kalau ia bisa melakukanya. Aira pun akan memberikan 500.000 kalau memang Yumna bisa melakukanya, keduanya menaruh beberapa lembar uang ratusan.
Pertama-tama Yumna membuka botol lalu langsung mengambil dengan mulutnya dan meminumnya, beberapa detik kemudian Yumna langsung memuncratkan semua minuman karena tak bisa minum satu kali teguk. Aira menjerit terkena muncrat air. Yumna mengeluh padahal sebelumnya bisa memasukkan semuanya dalam mulutnya sekaligus.
Yumna mengambil tissue merasa pasti akan ada orang yang mengejeknya yang dilakukan temannya yang sudah berumur 32 tahun. Yumna merasa sedang tak bisa mengontrol pernapasannya, karena sebelumnya berhasil melakukanya. Akhirnya Yumna penasaran mencoba minum kembali, tapi yang terjadi tubuhnya malah terjungkal dari kursi. Aira kembali menjerit kaget dan beberapa orang yang melihatnya hanya melihat saja. Yumna mulai menjerit kesakitan.
Kenzie mencari keyword dengan melihat beberapa artikel yang ditemukan dilayar komputernya lalu ia berdiri sendirian didepan gedung. Brian baru datang menyapa Kenzie yang tiba-tiba mengajaknya untuk minum lalu bertanya apa yang ingin diminumnya. Tiba-tiba Kenzie melihat sesuatu yang terjadi didepanya.
Brian melihat wajah Kenzie hanya diam saja, berpikir ingin minum - minum bersama. Kenzie melihat ke arah atas gedung lalu menyuruh Brian agar memindahkan parkiran mobilnya ke tempat lain. Brian pikir tak masalah karena tidak akan dapat kartu tilang jam segini. Kenzie berteriak mendorong Brian agar temanya itu memarkir mobilnya di tempat lain, Brian heran temannya menyuruh memindahkan parkirannya.
"Aku hanya punya firasat buruk, jadi tolong parkirkan saja di tempat lain.” kata Kenzie.
“Kenzie, apa aku harus dapat kartu?” keluh Brian akhirnya berjalan pergi.
Kenzie menariknya temanya agar tak pergi karena menurutnya lebih berbahaya. Brian makin bingung karena sebelumnya menyuruh memindahkan mobilnya dan sekarang tidak memindahkan mobilnya. Beberapa detik kemudian, papan nama di atas gedung jatuh dan langsung menimpa mobil Brian. Alarm mobil pun berbunyi, Brian melonggo melihat mobilnya yang rusak.
Mobil Brian pun diderek dan melapor pada polisi yang datang kalau papan nama jatuh dengan tiba-tiba. Kenzie hanya terdiam diujung jalan, Brian mendekati temanya, merasa sebelumnya Kenzie sudah melihat papan itu jatuh. Kenzie hanya diam saja.
...****************...
Kenzie mandi dan kembali melihat bayangan seorang wanita yang mengibaskan rambutnya, ketika membalikan badanya terlihat hidung wanita itu berdarah, seperti mimisan mengaku hanya melihatnya saja. Selesai mandi, Kenzie meminum air minum kembali melihat wanita yang berjalan ditengah jalan dengan mobil yang lalu lalang, lalu menatapnya seperti dan mengatakan sesuatu. Ia mulai gelisah memikirkan apa yang terjadi dengan dirinya sekarang.
Kenzie pergi ke dokter menceritakan hanya melihat saja, dan sebelumnya berpikir itu hanyalah ilusi tapi yang dirasakannya berbeda dan terlihat sangat nyatal. Karena bisa melihat hal-hal yang akan terjadi lalu kemudian apa yang dilihatanya terjadi begitu saja, si dokter seperti tak profesional malah mengambar wajah di dalam berkasnya.
“Sekarang aku terus dapat penglihatan akan wanita ini.” cerita Kenzie.
"Apakah wanita itu adalah wanita yang akan kau nikahi?” tanya dokter.
“Bukan aku belum pernah bertemu dengannya sebelumnya.” cerita Kenzie.
...****************...
Lalu Kenzie berjalan di sebuah trotoar dengan banyak orang yang lalu lalang.
“Aku belum pernah bertemu dengannya selama hidupku. Tapi dia tampaknya seperti seseorang yang pernah kukenal.”
Kenzie berhenti melangkah melihat ke arah depan ada wanita yang dikenalnya, Yumna mantan kekasihnya yang memiliki wajah yang sangat mirip dengan Yumna dengan tangan di gips berjalan dari arah berlawannya.
“Aku melihat potongan-potongan wajahnya sepanjang hari. Aku berfirasat kalau dia dan aku akan bertemu entah bagaimana. Jalan kami mungkin masti terbentang panjang.”
Keduanya berpapasan, Kenzie sempat menatapnya tapi Yumna hanya berlalu begitu saja karena tak mengenalinya. Baru beberapa langkah Yumna berhenti lalu membalikan badanya, keduanya sama-sama menatap. Yumna seperti tetap tak mengenalnya lalu kembali berjalan, tapi Kenzie terus saja menatapnya.
Ibu Yumna baru pulang dari pasar, Yumna melihat ibunya akan pulang langsung memanggilnya, tapi ibunya memilih terus berjalan dan mengacuhkanya. Yumna mengejar ibunya melihat membeli tulang iga sapi untuk menu makan mereka.
Penjual buah menyapa keduanya yang baru lewat, melihat tangan Yumna yang digips. Yumna menceritakan terjatuh saat sedang minum. Langka Ibu Yumna terhenti mendengarnya, Bibi penjual buah sempat melonggo tapi setelah itu langsung tertawa bersama.
"Orang jadi dewasa dan merasakan sakit kan?” komentar Bibi penjual buah.
“Aku menyukai itu, bahkan tidak tahu dimana aku terjatuh.” kata Yumna lalu mengejar Ibunya yang sudah berjalan dengan langkah cepat.
Yumna masuk rumah langsung mengambil apel dilemari es lalu masuk kamar sambil mengatakan sangat lapar. Ibu Yumna dengan tatapan kosong berkata mungkin akan membunuh anaknya hari ini. Tuan Abraham membuka pintu kamar Yumna memintanya untuk keluar. Yumna binggung tiba-tiba Ayahnya menyuruhnya keluar. Tuan Abraham meminta sekarang juga tapi Istrinya sudah datang.
“Apa aku sudah memberitahumu jangan pergi kemana pun? Apa aku sudah memberitahumu jangan sampai kamu dilihat oleh tetanggamu?” teriak Ibu Yumna sudah membawakan kaki sapi ukuran besar. Yumna berlari menghindarinya, keluar dari kamarnya.
"Yumna jatuh saat sedang minum? Dasar bodoh! Apakah kamu tahu yang orang katakan saat kamu sedang berjalan di sekitar lingkungan ini? Orang-orang bilang kamu itu gila. Kamu keluar sekarang!” teriak Ibu Yumna sudah siap memukul anaknya dengan kaki sapi.
Yumna berlari keluar dari rumah, kaki sapi melayang akhirnya mengenai figura lalu menjatuhkan origami bintang yang ada dalam gelas kaca dan akhirnya pecah berantakan. Yumna sudah ada didepan rumah, hanya mengunakan sandal dan tak bisa mengunakan jasnya dengan benar karena satu tanganya di gips.
Kenzo membuka sebuah kotak ada sepatu, buku dan yang lainnya lalu memasukan semua ke dalam tong besar lalu menyalakan korek tapi koreknya malah tak mau menyala. Dengan penuh amarah mencoba agar menyala korek lalu membakar semua barangnya.
Diatasnya ada sebuah kartu, “Sekarang marilah kita ingat ini sebagai kenangan indah kita. Jika kita saling bertemu di jalan ada baiknya kita tersenyum dan saling menyapa. Ah, kuharap kau mengembalikan hadiah yang kuberikan padamu.”
Kenzo ke sebuah kedai kopi dengan membawa kotak besar lalu menumpahkan semua diatas meja, berisi abu sisa bakar mengatakan sudah membawa barang-barangnya, dan mempersilahkan kalau memang mau mendaur ulangnya karena menurutnya itu mengucapkan perpisahan.
“Kamu ingat saja kita sebagai kenangan yang indah. Bagaimana kamu bisa bicara tentang semua omong kosong itu? Dasar kamu menyebalkan sekali. Aku seperti orang tolol yang kamu mainkan, apa kamu mengerti?"
Kamu bilang, "Jika kita saling bertemu, tersenyumlah?" Dasar ******.” ucap Kenzo dengan mata melotot.
Mantanya terlihat hanya tersenyum, Kenzo makin melotot menyuruh agar tak tersenyum sambil menjerit histeris dan menendang kursi, beberapa pasangan yang lain ikut tersenyum. Kenzo semakin histeris menyuruh semua tak tersenyum padanya.
Seorang pelayan minimarket dengan rambut ombrenya, bernama Nana menyusun barang-barang dalam rak. Kenzo masih sangat marah memakan kimbap semuanya, Nana melihatnya berpikir Kenzo sehabis bertengkar dengan seseorang.
“Hari ini aku putus dengan pacarku. Aku harus memikirkan siapa yang harus kudekati sekarang.” ucap Kenzo.
“Siapa yang lebih baik? Aku bukan salah satu dari kandidatmu kan?” ucap Nana dengan bergaya genit.
Kenzo melihat dari bawah kaki Nana yang jenjang mengetukan sepatunya kelantai dengan rok mini. Nana pun mengodanya dengan memberikan kecupan jauh serta kedipan mata. Kenzo terdiam melihatnya seperti terpana, memuji kalau Nana itu keren.
*****************
Yumna melihat di dahinya ada bekas memar, Melisa memakai jasnya sambil berjalan mengatakan akan keluar ke cabang untuk melakukan pemeriksaan dadakan. Semua terlihat panik, Yumna terlihat melamun tak mendengarnya, Manager memanggilnya memberitahu pemeriksaan dadakan. Yumna langsung bangun dan sibuk dengan ponselnya.
“Jangan menghubungi mereka. Apa Kamu tidak dengar kalau itu pemeriksaan dadakan?” teriak Melisa sinis, Yumna pun hanya bisa mengedumel sendirian.
Di restoran.
Semua pelayan berkumpul menyambut Melisa yang datang, Manager restoran mengeluh Yumna tidak menghubunginya karena tak tahu mereka cara menyenangkan hatinya. Yumna hanya bisa mengucapkan permintaan maafnya.
“Ini 10 menit sebelum restauran dibuka. Kenapa ada benda ini disini?” ucap Melisa melihat standing banner.
“Ketika terlihat bagus maka makanan itu baik untuk dimakan. Apa kamu tidak akan menempatkan makanannya sesuai warnanya?” kata Melisa melihat jejeran makanan.
“Siapa bilang untuk membuatnya sebanyak ini? Buat yang segar dan jangan terlalu banyak. Bukankah aku sudah memberitahumu supaya makanannya harus siap terus?” komentar Melisa marah sambil melempar selada ke arah pegawai.
Di bagian pasta.
Ada bercak saus yang berceceran, Melisa menarik salah satu pegawai yang bertanggung jawab dengan slayernya untuk mengusap bekas sausnya dan harus memeriksanya setiap lima menit. Pegawai itu hanya bisa maaf.
Melisa pindah ke bagian Pangsitnya, baru mengigit sedikit langsung melepehkanya, berkomentar isi pangsit yang dingin dan langsung menyuapi ke mulut Manager sampai penuh, mengatakan kalau Suhu di dalam dan luar ruangan berbeda. Yumna hanya bisa melonggo, Melisa juga menyuapi yang pria yang lainya sampai mulutnya penuh pangsit.
“Cabang nomor satu kita adalah barometer nama dagang kita. Tapi kenapa banyak keluhan di restoran ini?” ucap Melisa mengangkat berkas sambil membaca komentarnya.
"Stafnya terlalu baik bagi kami untuk mencerna makanan, mereka bertanya apakah kami membutuhkan yang lain dan bagaimana makanannya, mereka terlalu banyak bertanya.” Semua pegawai dan Yumna mengikuti Melisa yang berjalan dengan cepat. Manager Restoran mengaku sudah mengikuti buku panduan. Melisa mengatakan kalau semua pelanggan meminta hal yang sama keesokan harinya.
"Aku kebetulan pergi kesana tiga hari berturut-turut dan ditanyai pertanyaan yang sama selama tiga hari. Itu membuatku tidak nyaman sekali." kata Melisa membaca komentar sambil pundak Manager dengan berkas.
“Apa Kamu tidak ingat pelanggan yang datang kesini tiga hari berturut-turut? Tapi kamu mengulang pertanyaan itu seperti robot. Apa itu namanya keramahan?” omel Melisa kembali membaca komentar lainnya.
"Jadi aku harus menunggu di belakangnya?"
“Sudah kubilang jangan menghalangi jalan pelanggan. Ketika ada banyak pelanggan, apa yang harus kamu lakukan? Bawakan aku buku panduannya. Cepat!” pinta Melisa yang membuat semua pegawai berlari berhampuran untuk mengambil buku panduan.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!