NovelToon NovelToon

Transmigrasi FuWei "Dari Gadis Biasa Menjadi Selir Kesayangan Kaisar"

B1 : Kehidupan kedua.

Kerajaan Yen Utara•

Tepatnya di Aula pertemuan, seorang pria tampan dan gagah tengah duduk di singgahsana nya. Terlihat jika dia yang berkuasa hingga semua bawahannya sedang ia marahi.

Semua pengawal dan anggota istana tengah berlutut meminta pengampunan atas keteledoran mereka. Karna memilih selir yang salah untuk Junjungan mereka.

''Gadis macam apa yang kalian berikan untuk menjadi selirku! Mereka bukan seleraku!'' Bentak Kaisar Feng JianYu.

''YangMulia, gadis seperti apa yang anda inginkan?'' tanya Kasim Rui, yang pasrah. ''Semua gadis bangsawan selalu anda tolak, dengan alasan ketidak cocokan.''

''Itu kenyataan nya!'' Cetus Kaisar Feng JianYu, lalu ia memiliki ide yang sangat bagus untuk menghilangkan kebosanan nya. ''Kasim Rui.''

''Hamba YangMulia.''

''Carikan gadis yang bukan dari keluarga bangsawan, cari gadis biasa dan uji kelayakan mereka untuk menjadi selirku.''

''Maksud YangMulia?'' Kasim Rui, belum paham.

Kaisar Feng JianYu menyunggingkan bibirnya, lalu meminum arak di tangannya. ''Ahhkkk ...''

''Umum 'kan pada semua rakyat di jantung kota dan kota kota terpencil di kerajaan Utara, jika aku sedang mencari selir dari kalangan bawah. Lalu berikan para gadis itu sayembara antara hidup dan mati mereka, Itu pasti akan menyenangkan.''

''Laksanakan, YangMulia.''

''Gadis yang bisa bertahan dan yang paling kuat akan menjadi selirku kesayanganku.''

¤

¤

¤

¤

¤

Kota SunLee.

“FuWei, FuWei, cepat bangun!” Seorang wanita paruh baya, membangunkan seorang gadis yang masih terbaring di atas peraduan.

PLAK. PLAK.

“Bangun ... kenapa aku memiliki anak gadis seperti dirimu! Ayo bantu aku, di luar banyak pelanggan yang ingin di rias oleh salon kita.”

Terlihat jika wanita paruh baya itu menggoyangkan anak gadisnya, hingga anak gadis itu bangun dengan keadaan linglung.

“Mmmm ...”

“Cepat bangun dan bantu Ibu. Kalau tidak mau membantu, coba kau tangkap ikan di sungai untuk makan malam nanti.”

Gadis yang bernama FuWei melihat ke kanan dan ke kiri, terlihat jika ini bukan kamarnya. Dan siapa yang membangunkan nya tadi?

“huftt ... dimana aku?” tanya nya pada diri sendiri. Lalu ia melihat kakinya yang jenjang dan burik, menjadi kaki kecil dan imut.

“Eh, aku!”

Fuwei melihat kedua tangannya yang mengecil, lalu turun dari peraduan dan terkejut melihat tubuhnya yang tinggi menjadi pendek.

“Baju apa yang aku gunakan? Astaga ... Hanfu, jangan-jangan!''

¤ ¤ ¤

Namaku FuWei, usiaku dua puluh lima tahun. Aku masih ingat dengan sangat jelas, jika malam itu aku baru selesai mencopet dengan rekanku.

Namun siapa sangka, jika ada musuhku yang merampas semua uang yang baru saja aku dapatkan. Tak hanya mengambil semua uangku, musuhku juga mengeroyokku hingga aku babak belur.

Yaa ... hidupku memang besar di jalanan, aku berprofesi sebagai pencopet handal dan tidak memiliki keluarga. Maka jangan heran jika hidupku luntang lantung tidak jelas, karna kehidupanku tidak seberuntung anak perempuan lain.

Seletelah aku di keroyok malam itu, aku duduk di jembatan pantai meratapi kehidupanku yang kacau. Aku menatap langit di mana bulan menerangiku di kegelapan malam ... tidak lupa, aku memohon pada Dewa untuk memberikan ku kehidupan kedua yang layak dan memiliki keluarga yang hangat.

Ketika aku sedang diam melihat Bulan dari air, aku menoleh pada seseorang yang baru saja datang di sebelah ku. Dia terlihat putus asa dan aku berpikir jika dia ingin bunuh diri, belum sampai aku menelan ludah ... wanita itu menyeburkan dirinya sendiri.

BRYUUURRR!

“Hei ... kau! Apa yang sedang kau lakukan.”

Aku berteriak dan tidak sadar jika aku pun melompat untuk menolong wanita yang akan bunuh diri, “Dasar mental lemah, aku saja yang hidup di jalanan ingin tetap hidup! Sedangkan kau yang hidup dan berpakaian bagus malah ingin bunuh diri.”

Aku menggerutu sambil menolong orang itu untuk naik ke atas. ''Dasar tidak tau di untung." Ucapku, saat sudah menolong wanita itu hingga ada beberapa orang yang datang dan menarik wanita itu ke atas.

Ketika aku ingin naik ke atas, sayangnya kaki ku keram, dan aku tenggelam kedalam lautan tanpa dasar di bawah rembulan.

Aku mencoba untuk naik ke atas, namun tidak ada seorang pun yang sudi menolongku. Bahkan aku merasakan sudah tidak lagi bisa bernafas.

"Aku tidak ingin menyerah, aku masih ingin hidup untuk memperbaiki kehiupanku."

Di saat nafas terakhirku, samar-samar aku melihat seseorang berenang ke arahku dan mengelus pipiku. Saat itulah mataku terpenjam, Kemudian ... aku mendengar seseorang membangunkan aku dan menggoyangkan tubuhku.

Saat aku bangun, aku begitu terkejut menjadi anak remaja lagi, dan hidup di tubuh orang lain.

¤ ¤ ¤

“Jadi aku menjelajah waktu? Menempati tubuh orang lain! Ahh ... ini sangat menguntungkan.” Teriaknya bahagia, karna Ia memiliki tekad untuk memperbaiki kehidupnya yang acak-acakan menjadi lebih baik di bandingkan sebelumnya.

Entah kebetulan atau apa, sehingga nama mereka bisa sama. Yang berbeda adalah umur dan sikap mereka.

FuWei melompat bahagia, lalu melihat kesana kemari. Membuka jendela dan menghirup udara segar.

“Aku memiliki kesempatan untuk memperbaiki hidupku.” Teriak FuWei, dari jendela. Membuat semua melihat kelakuan absrud nya.

“FuWei ...” teriak seseorang dari dalam.

FuWei langsung keluar dari kamar dan berlari untuk menghampiri orang yang memanggilnya. “Ibu.” Teriak FuWei, memeluk wanita paruh baya yang ada di depannya.

PLETAK.

Kepala FuWei di jitak oleh seseorang. “Dasar anak nakal! Aku Ibu mu, bukan dia!” Bentak seorang wanita yang tidak jauh dari arahnya, yang sedang berkacak pinggang.

“Eh, salah yaa ... ahh Ibu, aku sangat menyayangimu.” FuWei memeluk Ibu si pemilik tubuh.

“Eh, kamu mimpi apa hingga sudi memeluk ku.” Sang Ibu merasa heran, karna putrinya yang selalu pendiam dan tidak banyak bicara kini memeluknya.

“Tidak! Aku hanya merindukanmu, Ibu. Tepatnya aku sangat merindukan pelukan seorang ibu." Gumam nya dalam hati.

“Ibu Weingyi! Apa kau masih ingin melayaniku atau tidak.” Bentak seorang pelanggan.

“Oh iya, sebentar. Sudah lama sekali putri nakal ku tidak memelukku.”

“Cepatlah.”

DUGH!

Ibu Weingyi menoyor kepala FuWei hingga menungging di tanah, lalu melayani pelanggan setianya. ''Aku datang.''

''Aauuucchh.'' FuWei yang baru berusia lima belas tahun itu cemberut, lalu menggosok pipinya yang sakit. “ Kejam sekali, tapi aku sukaaa ...”

FuWei yang memang tidak pernah ada yang memarahinya sejak kecil, nampak tidak masalah saat Ibu si pemilik tubuh memarahi dirinya.

''Kau masih di situ! Cepat cari ikan di sungai untuk makan malam nanti.''

''Ahh, Baiklah Ibu.'' FuWei keluar dari kediamannya, untuk mencari ikan di sungai.

Tapi ketika di perjalanan, ia malah berbelok untuk berjalan-jalan melihat pasar. FuWei masih penasaran apa ada yang aneh di zaman kuno ini.

''Woahhh, ini hebat sekali.''

''Hei! Gadis miskin.'' Panggil seseorang dari arah samping. ''Jangan menghalangi jalan Nona muda Sin!''

FuWei menoleh dan bergeser.

Terlihat ada empat gadis yang angkuh melewati FuWei dengan tatapan sinis, lalu mencibir. '' Untuk apa kau berdiri di toko baju Dong yang terkenal ini, gadis miskin seperti dirimu itu tidak pantas berada di sini.''

"Sombong sekali kalian." Cibir FuWei dalam hati.

''Cepat pergi! Kenapa kau diam saja, Minggir!'' Orang itu mendorong FuWei, namun FuWei dengan lihai memegang pergelangan tangan gadis yang mendorongnya hingga FuWei bisa menyeimbangkan tubuhnya.

FuWei merapatkan tubuhnya hingga sedikit mendorong, tanpa wanita itu sadari jika kantong emasnya di curi oleh FuWei.

''Berani sekali Kau!'' Gadis itu tidak suka di sentuh oleh FuWei.

''Suu, biarkan gadis miskin ini pergi. Aku ingin segera masuk kedalam.'' Ucap Nona Muda Sin, melangkah masuk kedalam toko yang terkenal di kerajaan Utara.

"Ck, ini harga karna kalian sudah mengusik hariku yang cerah."

¤

...🌷🌷🌷...

...LIKE.KOMEN.VOTE...

B2 : Gaduh di toko Hanfu.

FuWei yang sedang berjalan jalan di kota melihat ke sama kemari, berjalan ke toko satu dan ke toko lainnya ... namun tidak berniat untuk membeli karna FuWei sadar jika dia tidak memiliki uang.

Dalam kehidupan sebelumnya ia tidak pernah memiliki uang, jadi di kehidupan ke dua pun ia tidak merasa khawatir karna sudah terbiasa tidak memiliki uang.

Meski FuWei merasa dunia yang sedang dia pijak sangat aneh, namun FuWei tidak akan menyia-nyiakan hidupnya lagi. Kali ini dia berjanji akan merubah sikapnya yang brandal menjadi lebih baik.

Namun niat itu ia urungkan ketika seseorang menghina dirinya.

''Hei! Gadis miskin.'' Panggil seseorang dari arah samping. ''Jangan menghalangi jalan Nona muda Sin!''

FuWei menoleh dan bergeser.

Terlihat ada empat gadis yang angkuh yang akan melewati FuWei dengan tatapan sinis, lalu mencibir. '' Untuk apa kau berdiri di toko baju Dong yang terkenal ini, gadis miskin seperti dirimu itu tidak pantas berada di sini.''

"Cih, sombong sekali kalian." Cibir FuWei dalam hati.

''Cepat pergi! Kenapa kau diam saja, Minggir!'' Orang itu mendorong FuWei, namun FuWei dengan lihai memegang pergelangan tangan gadis yang mendorongnya hingga FuWei bisa menyeimbangkan tubuhnya.

FuWei merapatkan tubuhnya hingga sedikit mendorong, tanpa wanita itu sadari jika kantong emasnya di curi oleh FuWei.

''Berani sekali Kau!'' Gadis itu tidak suka di sentuh oleh FuWei.

''Nona Mingyu, biarkan gadis miskin ini pergi. Aku ingin segera masuk kedalam.'' Ucap Nona Muda Sin, melangkah masuk kedalam toko yang terkenal di kerajaan Utara.

"Ck, ini harga karna kalian sudah mengusik hariku yang cerah."

Kebiasaan FuWei mencopet terbawa sampai ke zaman kuno, bahkan FuWei memiliki cara agar ke empat gadis sombong itu bungkam. Setelah kepergian Nona Muda Sin dan ke empat anteknya, FuWei langsung membuka kantong emas itu dan mengambil semuanya.

''Ternyata mereka orang kaya, emas dan tell perak banyak sekali."

FuWei tersenyum senang mendapatkan jekpot di siang hari. Sedangkan Nona Muda Sin dan ke tiga temannya sedang memilih hanfu mana yang cocok untuk mereka kenakan.

Tak lama, FuWei datang dengan muka tengilnya.

''Aku ingin membeli hanfu yang bagus dan cantik.'' Ucap FuWei, pada pelayan yang menghampiri nya.

''Baik, sebelah sini.'' Pelayan itu mengarahkan FuWei ke tempat hanfu yang paling murah.

''Apa kau bercanda? Aku ingin membeli hanfu yang mahal dan cantik. Seperti Nona Nona itu.'' Tunjuk FuWei.

Sementara Nona muda Sin dan teman-teman nya tertawa, karna mereka meyakini jika FuWei tidak akan sanggup untuk membayar satu hanfu yang mereka pegang.

''Pelayan ... Biarkan Nona Wei melihat lihat hanfu yang cantik ini, aku sangat yakin jika Nona Wei tidak sanggup untuk membelinya.''

''Dia 'kan hanya anak miskin.''

''Lihatlah, gaya nya ngkuh. Sok mempunyai uang untuk membeli hanfu.''

''Tidak bisa berkaca.''

FuWei yang merasa jika harga dirinya di rendahkan, langsung melangkah ke hadapan Nona muda Sin sambil melipat kedua tanganya.

''Berapa hanfu itu.'' Tunjuk FuWei, pada hanfu yang di pegang oleh Nona Sin.

Pelayan itu ragu-ragu, namun Nona Sin mempersilahkan FuWei membelinya jika dia sanggup.

''Tiga tell emas dan tujuh tell perak, Nona Wei.''

Ke empat gadis itu berbisik bisik sambil terkekeh, sedangkan FuWei menyunggingkan bibirnya. ''Baik, aku mau itu dan bungkus sekarang.''

Tidak ada yang tidak terkejut saat FuWei sanggup untuk membeli Hanfu yang sangat mahal ini, membuat Nona Sin mengepalkan kedua tanganya tidak terima jika dia bisa kalah dengan gadis miskin seperti FuWei.

''Tidak, ini hanfu milikku! Aku yang akan membayarnya.''

''Nona Sin, aku sudah membayarnya lebih dulu.'' Kekeh FuWei.

''Aku akan membayarnya dua kaki lipat.''

''Tiga kali lipat.'' Sanggah FuWei, memancing Nona Sin agar masuk kedalam jebakan nya.

''Empat kali lipat.'' Nona Sin, nampak tidak mau mengalah.

''Lima kali lipat.'' Ucap FuWei yang tidak mau mengalah, walau FuWei tidak memiliki uang sebanyak itu. Tapi dia memiliki rencana lain untuk memberikan pelajaran pada orang yang sudah menghina dirinya.

Nona Sin merasa di rendahkan, dan ia tidak mau kalah oleh orang miskin seperti FuWei. Nona Sin pun mengatakan jika dia akan membeli hanfu ini sepuluh kali lipat dengan wajah angkuh, sedangkan FuWei menyunggingkan bibirnya karna musuh sudah masuk kedalam jebakan.

FuWei pun melihat pelayan yang masih diam lalu berkata. ''Berikan hanfu itu pada Nona Sin, setelah di pikir pikir aku tidak suka warna yang cerah.'' Ucap FuWei bergegas pergi, namun dia menoleh kebelakang dan menyunggingkan bibirnya.

Tidak sia sia dia ahli dalam mencopet, karna pagi ini dia mendapatkan uang banyak sekaligus memberi pelajaran pada para Gadis yang angkuh dan sombong.

Sedangkan ke empat gadis itu berbangga diri karna mereka pikir sudah menang, namun mereka terkejut ketika pelayan meminta mereka untuk membayar hanfu itu sesuai kesepakatan yang sudah terjalin.

Sepuluh kali lipat.

''Apa kau tidak salah? kenapa aku harus membayar semahal itu.'' Nona Sin terkejut.

''Anda tidak memiliki pilihan Nona, karna anda yang kekeh ingin hanfu ini.'' Ujar sang pelayan toko.

"Aduh, bagaimana ini." Terlihat Nona Sin menggigit bibir bawahnya, sebenernya dia tidak membawa uang sebanyak itu. ''Apa kalian memiliki uang, nanti akan aku ganti.'' Bisik Nona Sin pada teman-teman nya.

Semua teman-teman nya mengumpulkan tell perak dan emas mereka, namun ketika Nona Mingyu ingin memberikan kantong uangnya ... ia kelimpungan karna kehilangan kantong uangnya.

''Sin, kantong uangku hilang.'' Ucap Mingyu, mencari kantong uangnya yang sudah FuWei curi.

''Kenapa bisa hilang? coba ingat ingat, di mana kau menjatuhkan nya.'' Sentak Nona Sin, menekan perkataan nya.

Nona Mingyu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

''Bagaimana ini?'' Noan Sin terlihat semakin gelisah, lalu melihat Pelayan dan Tuan Dong, pemilik Toko hanfu itu datang menghampiri mereka.

''Apa ada masalah, Nona?'' Tanya sang pemilik toko dengan ramah.

''Begini ...''

Terlihat Nona Sin ingin bernegosiasi dengan Tuan Dong, tapi kemudian ...

DHUG.

...SREEK....

TUINGG.

''Jika kalian tidak memiliki uang! Jangan berlaga dan sombong.'' Bentak Tuan Dong, dengan marah.

Nona Sin dan ke empat temannya di tendang oleh pelayan dan si pemilik toko, yang mana membuat Nona Sin malu karna banyak pasang mata yang melihat kejadian ini.

''Berani sekali kalian mengusir, Nona Sin.'' Salah satu gadis marah dan maju kedepan.

''Dasar tidak tau diri!''

BLAM!!

Pelayan toko menutup pintu dengan kasar. Sementara seseorang tertawa bahagia karna berhasil memberikan pelajaran pada gadis kecil yang sudah menghina dirinya.

''Emang enak.'' FuWei melangkah pergi, sambil memutar mutar kantong uang di tanganya.

...🌷🌷🌷...

...LIKE.KOMEN.VOTE...

B3 : Tidak tertarik.

“Kau! Gara gara dirimu aku di permalukan.” Teriak Nona Sin, menunjuk ke arah Fuwei.

Fuwei yang memang memasang wajah tengil, menunjuk dirinya sendiri sembari melihat kanan, kiri, atas, bawah. “Aku? Kenapa aku.”

‘’Kau masih bertanya! Dasar licik. Jika bukan kar—“

“Beri jalan ... beri jalan ... kasim utusan istana akan lewat.” Teriak salah satu pemuda sambil berlari membelah jalanan.

Nona Sin dan Fuwei membelah dua, di mana mereka menjadi bersebrangan.

''Awas kau ya! Urusan kita belum selesai.'' Nona Sin melotot, dan di balas oleh FuWei dengan mimik muka mutah.

''Ka--''

Beberapa kuda datang dengan gagahnya. Terlihat kasim Rui memimpin dengan wajah dingin memandang semua rakyat yang sedang berkumpul.

Kasim Rui mengambil sesuatu dari balik hanfunya, lalu membuka gulungan yang sudah di cap oleh kerajaan jika gadis biasa mau pun gadis bangsawan bisa ikut serta dalam saimbara pemilihan selir kesayangan Kaisar.

Membuat semua orang berbisik bisik ingin mendaftarkan diri, begitu pun para orangtua yang akan mendaftarkan anak gadis mereka.

Sementara Fuwei menguap, ia tidak tertarik menjadi seorang Selir. Namun sikap Fuwei yang acuh sangat terlihat jelas di mata kasim Rui yang jeli akan sekitar.

"Gadis itu."

“Kau! Kemarilah.” Tunjuk Kasim Rui, pada Fuwei.

Semua orang langsung melirik ke arah Fuwei, saat kasim Rui menunjuk dirinya.

“Saya, Tuan.” FuWei melangkah menghampiri kasim Rui.

“Sepertinya kau tidak tertarik dengan saimbara yang aku umumkan.”

Fuwei diam sejenak lalu tersenyum dengan sopan. “ Tidak Tuan, hamba tidak tertarik memasuki istana.”

“Tidak ada pengecualian. Semua gadis harus ikut dalam serta.”

“Tapi, Tuan.”

Kasim Rui menatap Fuwei dengan tajam, baru kali ini ada seorang gadis yang enggan untuk masuk kedalam istana. Padahal memasuki istana adalah impian semua gadis, apa lagi menjadi selir seorang Kaisar.

“Ingat! Semua gadis harus ikut, Jika tidak. Hukuman menunggu kalian.”

FuWei melototkan kedua matanya, lalu berdecak sebal. “Ck, mentang mentang memiliki kuasa, se-enak jidatnya menghukum seseorang.” Cicit Fuwei.

“Apa anda keneratan, Nona.”

“Tentu saja tidak, Tuan.”

“Undangan akan di kirim ke kediaman kalian! Ingat untuk ikut serta.”

FuWei mengerlingkan kedua matanya dengan malas.

Semua orang bubar setelah utusan kerajaan pergi, begitu pun Nona Sin dan antek anteknya yang pergi untuk mempersiapkan diri mereka.

Memasuki istana adalah impian Nona Sin sejak lama, dan ini mungkin adalah masa untuk dirinya masuk dan menjadi selir kesayangan Kaisar.

“Fuwei ... FuWei.”

Panggil seseorang dari belakang, Fuwei menoleh dan mengerutkan keningnya. “Dia ...”

“Kemana saja, aku tadi kerumah mu. Tapi kata bibi kau sedang keluar.”

“Siapa kau.”

Gadis yang sebaya dengan Fuwei langsung terdiam, lalu seperkian detik dia langsung tertawa.

“Ha ha ha ... Fu, apa kau terbentur tembok pagi ini? hingga lupa dengan sahabat baik mu.”

“Sa ha bat, baik?” Fuwei nampak berpikir lalu tertawa. “Oh, ha ha ha ... Aku hanya becanda. Siapa nama mu.” FuWei merangkul gadis itu.

Gadis yang bernama MeiZee langsung cemberut. “Sudah jangan bercanda terus, ayo kita pulang. Apa kau tidak mau mempersiapkan diri untuk ikut saimbara itu?”

“Tidak, aku tidak berniat ikut serta. Dan lagi hidup di istana pasti membosankan.”

Mereka berdua berjalan beriringan.

“Dasar gadis bodoh! Semua orang ingin masuk kedalam istana walau menjadi gundik Kaisar. Konon katanya hidup di istana kita tidak akan merasa kekurangan.”

“Ya, itu memang benar. Tapi kau tidak tau saja jika di istana persaingan sangat ketat, bahkan hidupmu di setiap waktu dalam bahaya.”

“Ck, sok tau sekali kau Fu. Memangnya kau tau dari mana? Sudahlah ... ayo segera kita pulang.”

"Aku memang belum pernah masuk kedalam istana, tapi aku sudah pernah membaca beberapa novel di Zaman ku. Walau hidupku besar di jalanan, tapi setiap minggu selalu ada orang baik yang memberikan kami anak jalanan berbagai buku bacaan."

"Termasuk, pria yang aku sukai secara diam-diam. Pria baik yang tidak pernah menatapku rendah."

''Fu, kenapa kau melamun. Ayo pulang.''

FuWei sadar dari lamunan nya, ''Tunggu aku.'' FuWei berlari dan merangkul MeiZee.

...🌷🌷🌷...

...LIKE.KOMEN.VOTE ...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!