NovelToon NovelToon

Alexander

Bab 1

"Aku minta kau bertanggung jawab" ucap Kartika dengan sangat lantang membuat semua orang yang berada di koridor kantor langsung menatap Kartika.

"Ada apa ini? Ada apa?" Bisik-bisik suara karyawan sambil terus melihat Kartika dan juga menatap bos mereka.

"Kau sudah merebut keperawananku. Sebagai laki-laki kau harus bertanggung jawab." Teriak Kartika kembali membuat orang semakin berisik.

"Betulkah itu? Wah luar biasa sekali Kartika."

"Hebat yah Tika, bisa membuat es balok mencair dan tidur dengannya."

"Wah dasar wanita ja*lang. Berani sekali dia merebut pria idamanku."

Banyak sekali ucapan yang terus terucap dari para karyawan yang tidak.

Alexander membalikkan badannya saat mendengar perkataan dari Kartika.

"Kenapa diam saja? Ayo tanggung jawab." Ucap Kartika, sambil berjalan mendekati Alex

"Kau!" Ucap Alex dengan sangat tegas dan menatap tajam pada Kartika yang saat ini sedang berada di hadapannya.

"Ini.. ini, dan ini." Kartika melempar satu persatu foto ke hadapan Alex. "Ini bukti kalau kau tidur denganku, kau sudah mengambil keperawananku dan enak saja kau mau lari begitu saja. Ayo tanggung jawab."

Alex langsung menarik lengan Kartika dengan sangat kasar. Membawa Kartika menuju mobil yang sudah terparkir di depan perusahaan.

"Masuk!" Ucap Alex sambil mendorong tubuh Kartika dengan paksa agar masuk ke dalam mobil.

Lalu Alex pun ikut masuk ke dalam mobil. Nafas Alex memburu terlihat jelas dada bidang miliknya turun naik, menahan amarah yang sudah siap untuk di keluarkan.

"Berapa yang kau butuhkan?" Tanya Alex sambil mengeluarkan selembar cek dan menulis jumlah nominal uang di atasnya.

"Lima ratus juta. Aku rasa itu cukup" kata Alex sambil memberikan cek kepada Kartika.

Dan Kartika pun langsung tersenyum, lalu kemudian menyobek cek tersebut.

"Aku tidak butuh uangmu. Tapi kau harus tanggung jawab" ucap Kartika membuat Alex naik darah.

"Katakan, apa maumu?" Tanya Alex sambil mencengkram pipi mulus Kartika.

Kartika berusaha melepaskan cengkraman Alex namun kekuatan Kartika tidak mampu melawan kekuatan Alex.

"Tuan." Panggil Aris. Hingga membuat Alex sadar dan langsung melepaskan cengkraman di pipi Kartika.

"Tuan, hari ini nyonya besar akan datang berkunjung untuk melihat Molki dan juga Mora"

"Sial." Umpat Alex "Sekarang kita pulang" titah Alex dan Aris pun langsung menjalankan mobil.

"Tapi tuan, bagaimana dengan Kartika?" Tanya Aris yang memang sudah mengetahui nama Kartika, karena Kartika karyawan di perusahan Alex.

"Turunkan dia di depan sana." Titah Alex

"Tidak! Aku tidak ingin turun sebelum kau bertanggung jawab dengan apa yang kau lakukan padaku." Timpal Kartika.

Alex hanya diam, tidak menjawab apa yang Kartika ucapnya. Hingga mobil berhenti di pinggir jalan dan langsung menurunkan Kartika dengan paksa.

"Urus dia Aris. Aku tidak ingin melihatnya lagi."

"Siap tuan." Jawab Aris dan kembali melanjutkan mobilnya meninggalkan Kartika yang berdiri di pinggir jalan.

"Kau kira aku akan menyerah? Tidak! Tidak segampang itu kau membuatku menyerah tuan Alex." Kata Kartika.

Alexandre adalah pria yang sangat sempurna. Memiliki banyak uang. Dan memiliki dua malaikat yang selalu membuatnya ingin bertahan hidup. Andai buka karena Molki dan Mora, mungkin Alex sudah mengakhiri hidupnya dan memilih pergi meninggalkan dunia agar bisa bertemu dengan cinta sejatinya yaitu sang istri. Alex kehilangan istri tercinta saat sang istri sedang berjuang untuk melawan penyakitnya. Dan hingga sampai saat ini Alex pun masih tetap setia dengan satu cintanya. Dan tidak ingin membuka hati untuk siapapun. Karena hatinya sudah terkunci rapat dan sudah terkubur dalam-dalam bersama dengan sang istri tercinta.

••••

"Kenapa kau sangat tergila-gila untuk menikah dengan pria es itu? Bukan kah kau benci dengan dia?" Tanya Juli teman Kartika

"Ya aku memang membencinya, tapi..."

"Tapi apa? Ayo ceritakan."

"Tidak ada yang perlu di ceritakan."

"Apa ini ada hubungannya dengan surat itu?" Tanya Juli dan Kartika pun terdiam.

"Ayolah Tika, aku tahu Juli sahabat kita. Tapi tidak harus seperti ini juga. Kau bahkan rela bekerja di kantor itu hanya karena ingin menikahi pria itu. Ayolah Tika, sadarlah."

"Aku sadar, sangat sadar. Tapi ini bukan tentang pria es itu. Ini tentang Sahara dan juga anak-anaknya."

"Baiklah terserah padamu. Aku hanya bisa mendukungmu saja. Apapun hasilnya semoga itu yang terbaik." Kata Juli

"Aku pergi dulu. Doakan aku semoga aku berhasil."

Sejam kemudian. Kini Kartika telah berdiri tepat di depan sebuah rumah yang sangat mewah.

"Permisi, apa boleh aku bertemu dengan ibu Ayuning?" Ucap Kartika.

"Maaf, apa anda sudah membuat janji?"

"Tanyakan pada ibu Ayuning. Saya datang kemari karena ada hubungannya dengan Alexander. Saya ingin meminta pertanggung jawaban dari Alex karena sudah meniduriku." Ucap Kartika tanpa basa basi membuat penjaga gerbang kaget.

Pembantu yang bernama Sri, kemudian berlari menemui nyonya Ayuning.

"Apa?" Ucap Ayuning kaget saat Sri memneritahukan tentang seorang wanita yang ingin meminta pertanggung jawaban dari anaknya.

"Iya nyonya. Gadis itu mengaku telah tidur bersama dengan tuan Alex, dan gadis itu meminta tanggung jawab." Jelas Sri

"Suruh dia masuk."

"Baik nyonya."

Hingga beberapa saat kemudian pintu gerbang pun terbuka. Kartika di persilahkan masuk ke dalam..

"Ku dengar kau meminta pertanggung jawaban dari anakku, Alex." Kata Ayuing sambil duduk di taman belakang.

"Iya bu. Saya kesini ingin meminta pertanggung jawaban Alex." Jawab Kartika.

"Kenapa tidak langsung ke Alex saja? Kenapa harus datang padaku?"

"Karena Alex tidak ingin bertanggung jawab." Ucap Kartika lalu duduk berjongkok tepat di hadapan Ayuning.

"Aku tidak percaya padamu. Aku percaya dengan putraku. Dan tidak mungkin putraku tidur dengan wanita sepertimu."

"Percayalah padaku nyonya." Lirih Kartika sambil memperlihatkan foto dirinya dengan Alex yang tidur bersama.

Ayuning melihat foto tersebut satu persatu.

"Berapa yang kau minta?" Tanya Ayuning.

"Tidak nyonya, aku tidak meminta apapun, kecuali pertanggung jawaban."

Ayuning tersenyum.

Bab 2

"Dad.. Aku sudah dewasa, jadi Daddy tidak perlu melarangku lagi." Kata Molki dengan sangat kesal saat dirinya hendak keluar ingin bertemu dengan temannya dan mendapatkan teguran dari Alex.

"Diam!" Bentak Alex pada sang anak. Dan dengan tatapan yang sangat dingin sehingga membuat Molki langsung terdiam, karena takut dengan Daddy nya.

"Sekarang masuk ke kamarmu. Dan ganti pakaiau." Titah Alex yang tidak ingin terbantahkan lagi. "Dan Daddy tungguh kamu di meja makan." Lanjutnya kemudian.

"Kau jahat dad. Kau jahat." Gumam Molki

Lalu Alex mengusap wajahnya sambil menghela nafas secara perlahan. Kemudian Alex berjalan menuju kamar putrinya. Putri kesayangannya.

"Daddy." Teriak Mora saat Alex langsung membuka pintu kamar Mora.

"Sayang..."

"Daddy, ingat sebelum masuk kamar, dad harus mengetuk pintu dulu" kata Mora.

"Maafkan daddy sayang." Ucap Alex dan tatapn Alex langsung tertuju pada pakaian yang Mora kenakan. "Apa itu? Kenapa kau berpakaian seperti itu?"

"Baguskan dad. Ini trand baru. Dan semua temanku sekarang memakai trand ini." Ucap Mora sambil memutar tubuhnya.

"No Mora. Kau masih kecil dan tidak boleh berpenampilan seperti itu. Cepat ganti pakaianmu."

"Dad." Mora sangat kesal sambil menyentakkan lakinya di lantai.

"Daddy tunggu kamu di meja makan." Kata Alex lalu keluar dari dalam kamar Mora dan berjalan menuju meja makan.

Lagi dan lagi Alex menggelengkan kepalanya, melihat tingkah kedua anaknya yang selalu membuat dirinya pusing. Namun Alex tetap tidak ingin menyerah dengan keadaan. Dia tetap terus mengurus kedua anaknya, tanpa bantuan siapapun. Alex tidak ingin, menikah lagi karena tidak ingin posisi Sahara di gantikan oleh siapapun. Dan tidak ingin jika anak-anak mereka memanggil perempuan baru dengan sebutan 'bunda'

Alex melirik jam di pergelangan tangannya. Sudah setengah jam lebih semenjak menyuruh kedua anaknya untuk kemeja makan melakukan makan malam bersama namun sampai saat ini baik Molki dan juga Mora belum menunjukkan batang hidung mereka.

"Panggil mereka berdua." Pinta Alex pada asisten rumah tangga yang bernama Ratih.

"Baik tuan."

Beberapa saat kemudian Ratih kembali datang menghampiri tuannya dan berkata.

"Nona Mora sedang berada di kamar tuan muda Molki. Dan mereka berkata tidak akan ikut makan malam ini."

"Biarkan saja." Kata Alex lalu melanjutkan makan malamnya.

•••••

"Kak, apa daddy tidak pernah menyetujui apapun pilihan kita?" Tanya Mora saat duduk di tepi tempat tidur kakanya.

"Karena menurut daddy ini adalah pilihan yang terbaik untuk kita."

"Untuk daddy, bukan untuk kita." Tolak Mora yang tidak setuju dengan penjelasan Molki. Karena Mora pun tahu, jika Molki juga sangat membenci apa yang daddy nya perintahkan kepada mereka. Tentang larangan-larangan yang bagi Mora tidak masuk akal.

Bagaimana tidak masuk akal, bayangkan saja. Kemanapun mereka pergi selalu saja ada pria yang berjas hitam mengikuti mereka. Bahkan ketika mereka berada di sekolah. Pria yang berjas hitam pun ikut, dan menunggu Mora ataupun Molki di depan pintu kelas. Sehingga membuat Mora sering di tertawai oleh teman-teman sekolahnya. Dan bukan hanya Mora, Molki pun demikian ia juga sering mendapatkan ejekan dari beberapa temannya tentang pria yang berjas hitam yang selalu mengikutinya kemanapun.

"Andai bunda masih ada." Gumam Mora sambil membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur Molki.

Molki yang berdiri di tepi jendela, dapat mendengar dengan jelas ucapan Mora. Molki menoleh dan melihat adiknya yang sudah memejamkan matanya.

"Bunda." Gumam Molki. Lalu melirik foto sang Bunda yang menjadi walpaper di layar ponselnya.

Dan tanpa Molki dan Mora sadari ternyata Alex mendengar kedua percakapan mereka. Alex kemudian menutup pintu yang sempat ia buka sedikit.

Alex berjalan menuju kamarnya, dan saat sudah sampai, Alex langsung mengambil foto Sahara sang istri tercinta yang terletak di atas nakas.

"Sayang. Andai kau ada di sini. Aku dan anak-anak kita pasti akan bahagia." Ucap Alex sambil menitihkan air matanya.

Alex pria yang dingin dan sangat sulit untuk di sentuh. Pria yang di kenal arogant dan sangat tegas. Namun jika berhadapan dengan istrinya maka sifat Alex akan berubah seribu derajat. Alex justru menjadi hangat, dan selalu memberikan kebahagiaan kepada istrinya. Namun saat sang istri meninggal, sifat Alex semakin bertambah parah. Semakin sangat susah dan sulit untuk di sentuh.

Bab 3

Pagi harinya. Sama seperti biasanya, Alex bagun lebih. Alex kemudian berjalan menuju kamar Molki.

Tok.. tok.. tok

Alex mengetuk pintu dan tidak mendapatkan sahutan dari dalam, sehingga membuat Alex memutuskan untuk membuka pintu.

"Molki. Mora." Panggil Alex

Alex kemudian berjalan menuju sofa, dimana saat ini Molki sedang berbaring.

"Molki bangunlah. Sudah pagi. Cepat mandi." Kata Alex, kemudian Alex membuka tirai gorden.

"Mora bangunlah. Sudah pagi." Lanjut Alex sambil mengusap rambut di wajah Mora.

"Good morning sayang." Ucap Alex lalu mengecup pucuk kepala Mora. "Besok, jangan tidur di kamar Molki lagi." Alex langsung menggendong tubuh Mora, dan membawa Mora menuju kamar pribadi Mora.

Stengah jam berlalu kini mereka bertiga berada di meja makan. Molki dan juga Mora tetap diam sambil memakan makanannya. Sedangkan Alex menatap sang anak silih berganti.

"Ada apa? Apa uang jajan kalian kurang?" Tanya Alex namun tetap saja keduanya masih diam.

Dan sesaat kemudian ponsel berduanya berdering, terdengar bunyi notif. Baik Molki dan juga Mora langsung mengecek ponsel mereka.

Dan! Lagi dan lagi. Uang jajan mereka masuk.. Bukan nya malah senang mendapatkan uang jajan, mereka hanya biasa-biasa saja dan kembali meletakkan ponsel mereka di atas meja.

"Uang jajan itu bisa kalian gunakan untuk traktir satu sekolah." Kata Alex.

"Aku sudah selesa." Kata Molki lalu berdiri

"Aku juga." Timpal Mora

Lalu keduanya pergi ke sekolah setelah berpamitan pada Alex.

Bagaimana mereka mau bahagia mendapatkan uang jajan. Sedangkan uang jajan yang dari kemarin-kemarin saja belum mereka pergunakan. Bagaimana mau di pergunakan, mereka pergi sekolah selalu di kawal saat jam istirahat pun astisten rumah tangga langsung datang membawa bekal. Dan saat mereka mau keluar jalan-jalan dengan teman, tidak ada izin sama sekali dari Daddy nya. Jadi bagaimana mereka mau menghabiskan uang yang selalu saja di berikan dengan jumlah yang banyak.

••••••

"Alexander..." Teriak Kartika memanggil saat Alex baru saja turun dari mobil.

"Aris. Bukan kah sudah aku bilang singkirkan wanita itu." Ucap Alex sambil memperbaiki dasinya. Lalu Alex berjalan dengan tegap masuk ke dalam perusahaan.

"Alexander." Teriak Kartika untuk yang ke dua kalinya. Sambil mengikuti langkah Alex.

"Nona hentikan." Ucap Aris namun Kartika tidak memperdulikan ucapan Aris sama sekali.

"Apa ini?" Tanya Kartika sambil melempar ketas tepat di wajah Alex. "Kau pengecut. Kau langsung memecatku setelah apa yang kau lakukan padaku? Haaa, dasar pengecut."

Alex mengepalkan tangannya menahan amarah yang mulai menyeruak di dalam dirinya.

Mereka pun jadi pusat perhatian para karyawan. Dan para karyawan pun kembali berbisik-bisik tentang apa yang terjadi.

"Apa benar Kartika sudah tidur dengan tuan?"

"Wah nekad sekali Kartika, dia tidak takut apa?"

"Buset sih Tika. Rela melakukan apapun demi menjadi istri dari duda keren."

"Wanita mur*ahan. Rela menukar tubuhnya agar bisa menjadi istri dari tuan Alex." Timpal Siska sekretaris Alex.

Perkataan Siska mampu membuat karyawan langsung menoleh ke arah Siksa.

"Kau harus tanggung jawab. Jangan seenaknya saja."

"Tutup mulutmu." Ucap Alex dengan tatapan yang sangat tajam.

"Maka tanggung jawablah."

Alex tetap jalan dan tidak memperdulikan ucapan Kartika. Lalu tiba-tiba Alex menghentikan langkahnya saat Kartika berucap

"Bagaimana kalau anak perempuanmu mendapatkan hal yang sama denganku? Apa yang akan kau lakukan jika pria itu tidak bertanggung jawab."

"Diam!" Teriak Alex dengan suara yang menggema, membuat semua orang yang berada di sana langsung ketakutan.

Alex langsung berjalan mendekati Kartika dan menatap tajam pada Kartika. Tatapan keduanya saling melihat.

"Jangan pernah samakan kau dan anakku. Karena kau dan anakku memiliki level yang berbeda." Ucap Alex dengan dingin.

Kemudian Alex tidak melangkah dan meyambar tubuh Kartika. Kartika masih diam di tempat hingga beberapa saat kemudian.

"Door" Gumam Kartika yang masih dapat di dengar oleh Alex. Alex menghentikan langkahnya dan langsung menoleh ke arah Kartika.

Panggilan itu. Panggilan yang hanya tertuju padanya oleh orang yang ia cintai selama ini.

"Tidak! Tidak mungkin." Batin Alex lalu kembali melanjutkan langkahnya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!