" Alya... Ayo bangun sayang, hari ini adalah hari pertama kamu masuk sekolah." ucap Nirmala sambil mengusap wajah sang keponakan yang masih terlelap tidur dengan pelan dan penuh kasih sayang, Alya mengusap matanya dan melihat ke arah tantenya itu.
" Oh iya ya tante hari ini adalah hari Alya bersekolah, Alya mandi sendiri tante, Alya tidak mau lagi dimandiin sama tante, karena Alya sudah besar." ucapnya sembari turun dari tempat tidur dan berlari kecil menuju kamar mandi yang tidak jauh dari kamarnya.
Nirmala hanya mengangguk sembari tersenyum, kemudian dia pun langsung menyiapkan pakaian Alya beserta bekal makannya yang akan dibawa Alya ke sekolah, berhubung hari ini adalah awal masuk sekolah Alya.
Setelah selesai mandi, Alya langsung berpakaian dibantu Nirmala. Bocah 5 tahun itu terlihat sangat senang sekali nampak wajahnya tidak bisa menyembunyikan rasa senangnya karena akan bertemu dengan teman-teman barunya di sekolah.
Alya bersekolah di taman kanak-kanak Permata ibu yang tidak jauh dari rumah kontrakan Nirmala.
Alya Kirana ,Adalah bocah berusia 5 tahun yang sudah ditinggal kedua orang tuanya meninggal dunia, Alya pun terlihat melahap roti goreng buatan sang tante yang sudah merawatnya semenjak kepergian kedua orang tuanya tersebut, tantenya itulah pengganti orang tuanya.
" Alya, Tante minta maaf ya, karena tante tidak bisa menemani Alya di hari pertama Alya bersekolah, tapi Tante janji akan menjemput Alya di sekolah tepat waktu." ucapnya tersenyum dan Alya hanya mengangguk saja.
Nirmala Namari gadis muda yang berusia 21 tahun itu pun harus menjadi Ibu sekaligus Ayah muda buat Alya, semenjak kedua orang tuanya dan orang tua Alya meninggal dunia insiden kecelakaan itu, Nirmala berusaha menjadi tante yang terbaik untuk Alya, karena Alya adalah keluarga satu-satunya yang dia miliki sekarang ini.
Nirmala bekerja di sebuah perusahaan yang ada di kota tersebut sebagai karyawan harian lepas, Dia terpaksa berhenti kuliah semenjak kejadian tragis yang menimpa keluarganya itu, dia merasa itu adalah salahnya yang mengakibatkan kecelakaan itu terjadi, karena dialah yang memaksa kedua orang tuanya dan kakak serta kakak iparnya itu untuk berangkat dari desa kelahirannya menuju kotanya sekarang untuk menginap di rumah kontrakannya, dia berencana pada saat ulang tahunnya ia akan merayakannya bersama keluarganya itu secara kecil-kecilan, Dan ia ingin merayakan juga kalau dia sudah diterima di sebuah perusahaan walaupun bukan karyawan tetap, namun semua tidak terwujud, dan sekarang Alya menjadi tanggung jawabnya, dia lebih memilih berhenti kuliah dan tetap bekerja, kalau kuliah dia dilanjutkan dia tidak bisa meninggalkan Alya seorang diri di rumah, dan saat dia bekerja Alya bisa dia bawa dan dititipkan di kantin tempat dia bekerja.
" Alya sayang, nanti kalau sudah istirahat di sekolah jangan lupa makan bekalnya ya, ada mie goreng kesukaanmu ditambah sama nasi sudah tante buatkan untuk Alya dan satu lagi pesan tante, Alya tidak boleh ikut siapapun dan bicara dengan orang yang tidak dikenal sama Alya ya." ucapnya seraya menatap keponakannya itu.
Lagi-lagi Alya tersenyum dan menganggukkan kepalanya sembari terus mengunyah roti yang ada di tangannya tersebut dan sesekali dia meneguk segelas susu yang sudah berada di depannya itu.
Setelah selesai sarapan, Lalu mereka berdua keluar rumah dan langsung mengendarai sebuah motor matic kesayangan Nirmala, beberapa saat kemudian motor tersebut berhenti di depan sebuah sekolah taman kanak-kanak Permata ibu, Nirmala dan Alya turun dari motor tersebut dan Nirmala mengantarkan Alya sampai pintu gerbang sekolah saja dan Alya disambut ibu guru yang sedang piket pagi untuk menyambut anak-anak Didik mereka yang datang lebih awal itu, langkah Alya dipandangi Nirmala dengan tatapan sedih dan terharu.
" Betapa sakitnya hati ini, melihat Alya hari pertama masuk sekolah hanya seorang diri, terlihat teman-temannya yang lain diantar dan ditemani oleh kedua orang tuanya, Maafkan tante nak, karena tante tidak bisa izin pada kantor Tante kalau Tante izin satu hari akan dipotong gaji tante, tante tidak mau itu terjadi karena dalam satu hari gaji Tante itu ada hak kamu Nak..... Ucapnya tanpa terasa air matanya menetes, Nirmala pun mengusap buliran bening tersebut dan kemudian dia melajukan motornya menuju tempat kerjanya setelah Alya berada di dalam kelasnya.
*****
Di sebuah rumah yang besar seorang lelaki tampan dan terlihat sangat berwibawa sedang duduk di meja makan bersama seorang anak laki-laki berusia 5 tahun, mereka berdua menikmati makan pagi hanya berdua saja. Di rumah besar itu hanya mereka berdua tinggal yang memiliki hubungan darah, sedangkan orang-orang yang berada di rumah tersebut hanyalah asisten rumah tangga yang mengerjakan berbagai macam kegiatan yang ada di dalam rumah tersebut sesuai dengan tugas-tugas mereka yang sudah diberikan oleh tuan rumah.
Rendra Argenta Setya, adalah pengusaha muda yang sukses dan Bimantara Anggara Setya anak lelaki itu sudah diasuh dan dijaganya sedari kecil sampai sekarang.
" Tara... Nanti Om yang akan menjemputmu,setelah pulang sekolah jangan pergi jauh-jauh." pesannya.
Tara Menganggukkan kepalanya sembari tersenyum.
" Cepat selesaikan makanmu, kita segera berangkat."
lagi-lagi Tara mengangguk tidak berbeda jauh antara Alya dan Tara, Alya kehilangan orang tuanya karena kecelakaan, sedangkan Tara kehilangan kedua orang tuanya dengan musibah yang berbeda.
Ayah Tara meninggal dunia karena pesawat yang dikendalikan Ayah Tara terjatuh di laut, pekerjaan Ayah Tara sebagai pilot maskapai penerbangan terkenal yang ada diluar Negeri, sedangkan ibunya Tara adalah adik semata wayang Rendra, dia meninggal dunia setelah beberapa hari melahirkan Tara karena mendengar sang suami sudah tiada.
Rendra dan adiknya Adiba Putri Setya hanya tinggal berdua, semenjak orang tua Tara meninggal dunia, Tara sangat disayang oleh Rendra dan sangat dimanja, walaupun perhatian dan kasih sayang Omnya itu padanya sangat berlebihan, bocah laki-laki yang berusia 5 tahun itu tidak besar kepala, tetapi dia sangatlah pintar dan tidak manja, dia sama seperti layaknya anak-anak yang berada diluar sana, dia memiliki sifat yang periang, penolang, dan penyayang.
Beberapa saat kemudian mereka pun selesai melaksanakan makan paginya masing-masing asisten rumah tangga itu pun mempersiapkan keperluan Rendra dan Tara untuk pergi ke sekolah dan berangkat bekerja.
Mereka berdua memasuki mobil dan beberapa saat kemudian perlahan-lahan mobil tersebut meninggalkan rumah kediaman keluarga Satya.
Rendra memang tidak memakai jasa sopir pribadi, Dia selalu berangkat bekerja dan pulang ke rumah mengendarai mobil pribadi sendiri.
Beberapa saat kemudian mereka berdua sampai di depan sekolah taman kanak-kanak tempat Rendra bersekolah, Rendra keluar dan menurunkan Tara dari dalam mobil, mereka berdua disambut kepala sekolah taman kanak-kanak itu dengan ramah, karena sekolah itu adalah milik Rendra yang dibangunnya atas dasar keinginan almarhum ibunya yang ingin memiliki sebuah sekolah sendiri, belum sempat ibunya melihat bangunan sekolah itu yang maha kuasa sudah memanggilnya dan sekarang Rendra yang mewujudkan keinginan almarhum ibunya itu, setelah menyerahkan Tara dengan gurunya, Rendra pun dengan ramah berpamitan dengan para guru yang piket tersebut, beserta kepala sekolah yang memang berada di depan gerbang menunggu anak-anak didiknya datang semua, Walaupun dia adalah pemilik dari sekolah itu, Rendra tidak pernah sombong atau tidak peduli dengan para pendidik yang ada di sekolahnya tersebut, Rendra lebih banyak memberikan kesejahteraan kepada mereka dan gaji yang sangat besar sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan mereka untuk mendidik anak-anak dengan baik dan benar, melalui orang kepercayaannya yang sudah ditetapkan dalam mengelola sekolah yang dibangunnya itu.
Mobil Rendra melaju dengan kecepatan sedang dan dia mengendarai mobilnya melewati jalan yang selalu dilaluinya setiap hari, beberapa saat dia sudah memasuki area kantornya itu, saat ditikungan arah masuk halaman kantornya sebuah motor hampir mengenai mobilnya, karena sama-sama ingin memasuki halaman kantor, siapa lagi kalau bukan motor Nirmala, Rendra menghentikan Mobilnya dan Nirmala langsung turun dari Motornya, dia tidak tahu kalau dia berhadapan dengan Bos pemilik perusahaan tempat dia bekerja.
Dia mendekati mobil tersebut, Rendra menatap kearah Nirmala, dia terkejut dan terpukau menatap wajah cantik Nirmala yang baru saja dilihatnya.
Dia terus memandangi wajah cantik Nirmala, dan dia pun langsung terdiam seraya memegang stir mobilnya.
Nirmala dengan sopan mengetuk pintu mobil tersebut, maksud hati ingin meminta maaf, tapi sayangnya pintu mobil tersebut tetap tertutup dan tidak terbuka, karena pengemudinya terpesona dengan wajah cantik dan anggun rupawan milik Nirmala.
" Maaf kan saya pak, atau ibu yang ada didalam, karena saya tidak sengaja tadi." Ucapnya namun tetap tidak terbuka kaca mobil itu, dan Rendra yang ada didalam memandangi Nirmala yang sedang berdiri disamping mobilnya dan sedang berbicara itu.
Karena tidak ada jawaban dari dalam mobil akhirnya Nirmala menaiki motornya kembali dan meninggalkannya menuju tempat parkir.
" Cantik...!" Ucap Rendra sembari tersenyum.
" Bah, bukankah itu mobil pak bos ya? Kenapa diam tak bergeming disitu? Ada apa ya?" Ucapnya berbicara sendiri.
Securitynya yang melihat mobil pak Bosnya itu tidak bergerak, dia langsung mendekatinya dan mengetuk pintu mobilnya.
" Tok..Tok.."
Rendra terkejut dan ketukan itu membuyarkan lamunannya tentang Nirmala.
Dia kemudian menurunkan kaca mobilnya.
" Ada apa pak Kus?"
" Ini pak, dari sana saya lihat mobil Bapak tidak bergeming di pintu masuk kantor ini makanya saya menemui bapak Saya takut terjadi apa-apa sama bapak di dalam mobil." ucap pak Kus tersenyum sembari mengangguk pada pak Bosnya itu.
Rendra tersenyum membalas senyuman dari Pak Kus security yang sudah lama bekerja dengannya itu.
" Nggak ada apa-apa Pak, saya baik-baik aja, tadi saya menerima panggilan dari Client jadi terpaksa saya berhenti di depan pintu masuk kantor kita, ya udah Ya Pak terima kasih atas perhatiannya." ucapnya dianggukan oleh Pak Kus, kemudian Rendra menutup kembali kaca mobilnya dan menjalankan mobil tersebut menuju ke arah tempat parkir.
Pak Kus hanya menggelengkan kepalanya saja dia memang mengenali keluarga Rendra Dia kemudian melangkah kembali menuju ke pintu lobby untuk melaksanakan tugasnya kembali.
" Siapa wanita itu? rupanya di kantorku ini ada seorang wanita yang tidak pernah aku ketahui, tapi siapa dia?" Gumamnya sembari menyandarkan tubuhnya di jok mobilnya itu, Dia tidak langsung turun dari mobilnya tersebut dia menghela nafasnya dengan pelan.
Beberapa saat dia berada di dalam mobil tersebut dia pun kemudian turun dan melangkah menuju ke arah lobby, semua karyawannya memberi hormat padanya, dia pun menyapanya dengan penuh keramahan, Rendra memang terkenal sebagai Bos yang sangat baik, berwibawa dan tidak pelit, jadi banyak yang suka dengannya, dan banyak wanita yang menginginkannya menjadi pendamping hidupnya, tapi sampai saat ini dia pun belum menemukan wanita yang terbaik untuknya.
Dia memasuki lift menuju ke lantai atas di mana ruangannya berada, sesampainya di lantai atas dia pun disambut dengan sekretaris kantornya.
" Pagi Pak Rendra.."
" Pagi Jenny, bagaimana schedule hari ini ?" ucapnya sembari berjalan menuju ke arah ruangannya, Jenny mengikuti langkah Bosnya itu sambil menjelaskan apa saja kegiatannya hari ini, Rendra memiliki tiga orang sekretaris dengan berbeda pekerjaan yang digelutinya.
" Baiklah! jam berapa kita akan meeting dengan Client?"
" Jam makan siang pak, karena mereka menyempatkan waktu makan siang untuk bersama dengan Bapak, mereka juga tidak terlalu lama berada di kota kita." Terang Jenny.
" Oke! nanti ingatkan saya." ucapnya sembari memasuki ruangan kerjanya dan Jenny kembali ke tempat duduknya yang berada di depan ruangan Pak Bosnya itu.
Rendra melepaskan jasnya dan menggantungkannya disandaran sofanya dan diapun memulai pekerjaan.
Disekolah...
Awal masuk sekolah anak-anak diminta ibu guru untuk memperkenalkan masing-masing diri mereka agar semua saling kenal, setelah segmen perkenalan selesai dan dilakukan pembelajaran, kemudian istirahat tiba, Alya yang tidak lupa dengan pesan Nirmala sang Tante, kemudian membuka tasnya dan mengambil bekalnya itu, lalu membawanya ketempat ruangan khusus untuk makan.
Dia duduk sendiri dikursi, tiba-tiba Tara menegurnya dan mengajaknya makan bersama.
" Hai Alya..." Sapa Tara.
" Hai...Tara..." Balasnya dengan senyuman.
" Boleh makan bareng?"
" Boleh..."
" Bawa apa kamu Alya?"
" Bawa mie goreng sama nasi." Ucap polosnya sembari tersenyum.
" Kamu?" Tanyanya ulang.
" Aku bawa banyak, kamu mau ayam? Aku bawa ayam goreng kecil-kecil banyak, nih aku kasih, diterima ya, nggak boleh ditolak." Ucapnya tersenyum sembari memberikan sebagian miliknya pada Alya.
Terlihat Alya tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
" Terimakasih ya..."
" Iya sama-sama, Oh ya Alya...kamu tinggal dimana?"
" Disana..." Ucapnya sembari menunjuk arah jalan yang tidak tahu namanya itu.
" Sama siapa?"
" Tante aku."
" Berdua saja?"
" Iya .." ucapnya sembari mengangguk.
" Orang tua kamu?"
Alya menundukkan kepalanya sembari menghentikan makannya, dia terlihat sedih.
" Kamu kenapa Alya?"
" Ayah dan bunda ku sudah tiada, kata tante ayah dan bunda sudah berada di surganya Allah, dan berkumpul sama Nenek dan Kakek." Ucapnya sedih.
" Aku juga sama kok Alya, aku tinggal sama Om aku, papah dan Mamah aku juga berada disurga sama kakek dan Nenek."
" Kita sama ya..." Ucap mereka berdua.
Kemudian mereka melanjutkan makannya kembali, setelah makan mereka berdua masuk kedalam kelas karena sudah habis waktunya istirahat, dan mereka kembali melanjutkan aktivitas belajar sambil bermain, tidak berapa lama mereka pun selesai dan masing-masing orang tua menjemput anak mereka yang hanya tersisa mereka berdua yang belum dijemput.
" Tara, Alya, mainnya diruangan ini aja dulu ya, sampai Om dan Tante kalian menjemput." Pesan ibu guru mereka, dan mereka hanya menganggukkan kepalanya saja sembari bermain, sampai kemudian Alya dijemput Nirmala dan dibawanya ketempat kerja, sedangkan Tara belum dijemput sang Om.
Sesampainya ditempat kerja seperti biasa Alya dititipkan bersama Mbak Ipeh yang baik hati, Mbak Ipeh memang orang yang baik hati dan dia tidak merasa keberatan dititipi Alya, karena Alya anaknya pintar dan tidak nakal.
Selang beberapa saat Tara pun juga dijemput sang Om, dan diantarkannya pulang kerumah dan tinggal bersama pengasuhnya yang ada dirumah tersebut. Kemudian Rendra kembali menuju kearah Client yang sudah menunggunya itu.
Setelah sampai dirumah, dan berganti pakaian, Tara meminta pada pengasuhnya itu untuk bermain sepeda, dan dituruti sang pengasuh, saat Tara bermain sepeda,Tara merasa haus, dia menginginkan minuman dingin, sang pengasuh pun masuk kedalam mengambilkan minuman yang dipinta Tara, belumpun sampai di dapur sang pengasuh mendengar benturan kuat dan decitan rem yang dipaksa untuk berhenti, sang pengasuh terkejut, dengan berlari keluar dia pun melihat sang keponakan majikan tertabrak sebuah Mobil dan banyak mengeluarkan darah, dengan bantuan si penabrak itupun langsung tubuh Tara dilarikan kerumah sakit.
Pengasuh Tara yang bernama siti itupun langsung menghubungi Bosnya itu.
" Ya siti ada apa?"
" Tuan Muda, Den Tara mengalami kecelakaan!" Ucapnya gemetar.
" Apa?!" Sahut Rendra langsung berdiri dan berlari menuju mobilnya, dia merasa panik dan terkejut mendengar sang keponakan kecelakaan.
Tanpa berbicara pada sekretarisnya dia meninggalkannya diresto bersama clientnya, walaupun tidak ada sepatah katapun dari pak Bosnya itu, sang sekretaris mengerti dan mengambil alih untuk melanjutkan berbicara dengan Clientnya itu.
Rendra terus melajukan mobilnya menuju ke arah rumah sakit yang sudah disebutkan oleh Siti yaitu rumah sakit Harapan sembuh, dia melajukan mobilnya itu dengan kecepatan tinggi dia tidak memikirkan lagi tentang keselamatannya saat ini, tapi melainkan dia memikirkan keselamatan sang keponakannya itu.
Di kantor tempat Nirmala bekerja saat Nirmala sedang asyik menghadap layar komputernya yang masih menyala itu pun dia dikejutkan dengan rekan kerjanya yang bernama Sasa.
" Nirmala, Alya demam! cepetan gih dibawa ke rumah sakit karena panasnya tinggi banget! kata Mbak Ipeh tadi nanti aku yang akan menyelesaikan pekerjaan kamu karena pekerjaanku juga sudah selesai." ucap Sasa
Mendengar keterangan dari Sasa Nirmala terkejut dia pun kemudian berdiri.
" Aku titip pekerjaanku ya, aku akan membawa Alya ke rumah sakit dulu." ucapnya.
Sasa mengangguk dan menatap kepergian Nirmala yang setengah berlari menuju ke arah kantin Mbak Ipeh.
" Semoga Alya tidak apa-apa." Ucapnya.
Setelah mendengar keterangan dari Mbak Ipeh Nirmala pun kemudian memesan sebuah taksi agar cepat sampai ke rumah sakit dan segera ditangani.
Di dalam taksi Nirmala menatap wajah polos Alya yang tertidur di dalam pangkuannya.
" Ada apa dengan kamu Nak, Kenapa kamu bisa seperti ini, tadi pagi kamu baik-baik aja, kenapa tiba-tiba kamu panas tinggi seperti ini? ya Tuhan semoga keponakanku tidak apa-apa." ucapnya sembari membelai rambut Alya dia terus memegang jidat Alya yang semakin tinggi panasnya.
Beberapa saat kemudian taksi itu pun sudah sampai rumah sakit dan Alya segera ditangani oleh pihak rumah sakit.
Nirmala kemudian ikut masuk ke dalam ruangan itu karena Alya dimasukkan ke ruangan khusus anak di rumah sakit yang sama dengan Tara yang sedang di tangani.
Dokter yang menangani Tara pun keluar dari ruangan tersebut dan menemui Mbak Siti yang sedang menunggu di ruang UGD tersebut dokter pun berbicara dengan Mbak Siti.
" Pasien sangat memerlukan donor darah bergolongan A+ kalau sekiranya di pihak keluarga ada yang bergolongan darah sama dengan pasien agar segera didonorkan karena pihak rumah sakit stok golongan darah itu habis dan sudah kami hubungi pihak rumah sakit yang lain tapi sayangnya stoknya juga kosong hanya tersisa satu kantong dan sudah digunakan untuk pasien." terang dokter yang menangani Tara pada Mbak Siti.
Mbak Siti hanya mengangguk sembari berkata.
" Sebentar ya Dok saya hanya sebagai pengasuhnya saja saya juga tidak tahu harus mencari kemana pendonor darah itu, sebab keluarga den Tara masih dalam perjalanan."
" Baiklah kalau begitu kami juga lagi berusaha untuk mencarinya." ucap dokter tersebut sembari berlalu dari hadapan mbak Siti, dia pun kemudian berjalan ke arah ruang anak dia ingin menemui dokter anak.
Di ruangan khusus anak itu pun Alya sudah diberi penanganan yang tepat dan segera dipindahkan ke ruangan rawat.
" Maaf Bu anak ibu harus dirawat beberapa hari di sini, karena menunggu hasil tes darahnya, kita akan melihat kondisi selanjutnya." ucapnya dan dianggukan oleh Nirmala.
" Bisakah kita bicara sebentar bu untuk memberikan penjelasan tentang keadaan anak ibu." ucap dokter Rosella dan dianggukan oleh Nirmala, mereka berdua pun melangkah menuju keluar saat membuka pintu ruangan tersebut dokter yang menangani Tara yang bernama Yohanes menghampiri Dokter Rosella.
" Maaf dokter, apakah Dokter memiliki teman yang mempunyai golongan darah A plus karena ada anak umur 5 tahun kecelakaan mobil dan sangat membutuhkan golongan darah itu, karena stok di rumah sakit kita habis."
" Sebentar coba saya tanyakan sama grup saya, tapi kenapa dengan keluarga pasien? Apakah keluarganya tidak ada?"
" Keluarganya ada, tapi belum datang ke sini yang ada bersamanya hanyalah pengasuhnya."
Sebelum dr Rosella mengirim chat di grup yang ada di ponselnya itu Nirmala pun langsung bersuara.
" Saya bergolongan darah A plus, saya bisa mendonorkan darah saya silakan diperiksa dulu." ucapnya sembari tersenyum kedua dokter itu pun menatap ke arah Nirmala, dan Nirmala menganggukkan kepalanya.
" Baiklah, kalau seperti itu mari ikut saya biar saya periksa dulu kesehatan Anda." Ucap dok Yohanes.
" Dokter, saya titip anak saya." ucapnya.
" Baik Bu."
Kemudian mereka berdua langsung menuju ke sebuah ruangan untuk memeriksakan keadaan Nirmala yang ingin mendonorkan darahnya untuk Tara.
" Keadaan Ibu semuanya stabil, sekarang kita mulai ambil darahnya." ucap salah satu suster dan dianggukan oleh Nirmala.
" Syukurlah, karena sudah terbantu anak itu, kasihan sekali dia " ucap suster yang memeriksa Nirmala.
" Syukurlah saya juga bersyukur karena bisa membantu orang walaupun saya tidak mengenali anak itu, semoga anak itu cepat sembuh." ucapnya sembari senyum, setelah selesai pengambilan darahnya itu dia pun hendak bangun dari duduknya Karena posisinya saat itu sedang berbaring, namun langsung dicegah sama suster.
" Maaf Ibu, lebih baik Ibu tetap berbaring jangan duduk secara cepat, Ibu istirahatlah sebentar."
" Tapi suster anak saya?"
" Dokter Rosella sudah memindahkan anak ibu ke ruangan rawat inap, Jadi Ibu jangan khawatir, lebih baik Ibu istirahat dulu di sini beberapa menit, setelah itu Ibu bisa kembali menemui anak Ibu lagi." ucap Suster itu dan dianggukan oleh Nirmala, dia pun menuruti perintah suster tersebut sesekali dia memejamkan matanya sesekali dia membuka matanya dan dia pun akhirnya terlelap.
Mobil yang dikendarai oleh Rendra pun memasuki halaman parkir Rumah Sakit tersebut, karena dia mengalami kemacetan yang lama akhirnya dia sampai di rumah sakit itu pun terlambat.
Setengah berlari Dia menuju ke arah ruang UGD dia melihat Siti sedang duduk di ruang UGD itu dia pun langsung menemui Mbak Siti.
" Bagaimana ini bisa terjadi Mbak Siti, Kenapa bisa Mbak Siti biarkan Tara keluar bersama sepedanya begitu saja."
" Maafkan saya tuan muda." kemudian Mbak Siti pun menceritakan asal muasal kejadian sampai Tara kecelakaan, tiba-tiba saja seorang laki-laki langsung menemui Rendra dan meraih tangan Rendra membuat Rendra terkejut dan menatap ke arah lelaki tersebut.
" Maafkan saya Pak, saat itu anak bapak keluar begitu saja melalui pagar rumah kediaman Bapak dan saya pun melintas, Maafkan saya pak saya tidak sengaja melakukan ini semua, ini secara spontan saja karena saya juga saat itu merasa kaget karena anak bapak tiba-tiba saja keluar dari pagar rumah bapak." ucapnya.
" Tidak apa-apa Pak, ini namanya juga musibah, kita tidak bisa untuk melawannya, bapak jangan menyalahkan diri Bapak, saya tidak menyalahkan bapak kok " ucap Rendra sembari tersenyum pada bapak setengah baya itu yang ada di hadapannya tersebut.
Kemudian Rendra pun mengambil ponselnya dan menghubungkan dengan CCTV rumahnya dia pun melihat kejadian yang sebenarnya dia menghela nafasnya dengan pelan karena dia tahu ini adalah kesalahan keponakannya sendiri.
" Bagaimana sekarang keadaan Tara." gumamnya yang terdengar oleh Mbak Siti.
Mbak Siti pun berbicara Pak Bosnya itu.
" Tuan muda, tadi dokter mencari golongan darah A plus, karena Den Tara sangat memerlukannya"
" Apa? kekurangan darah?"
" Katanya di rumah sakit ini stoknya habis."
" Baiklah saya akan mencarinya." ucapnya saat dia ingin menghubungi orang percayaannya di kantor dokter Yohanes pun masuk
" Maaf dokter ini adalah tuan muda saya keluarganya dari Den Tara, mau menanyakan masalah dah kekurangan darah tadi pak." Icap Mbak Siti.
" Oh, jangan khawatir semua sudah teratasi ada seorang wanita yang mau mendonorkan darahnya dan syukur keadaannya wanita itu sehat Jadi dia sudah bersedia dengan keikhlasannya sendiri mendonorkan darahnya untuk anak bapak."
" Syukurlah kalau begitu terima kasih banyak dokter.
Dokter Yohanes pun menganggukkan kepalanya dan kemudian dia permisi kembali memasuki ruangan di mana Tara masih berada di dalamnya.
" Terima kasih Ya Tuhan karena engkau telah mengirim malaikat untuk menolong Tara." ucap Rendra sembari mengusap wajahnya dengan pelan
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!