Bella adalah seorang anak yang terkenal sangat cupu di sekolahnya. Tak ada yang menyukai Bella karena kepribadiannya tertutup dan susah untuk didekati.
Wanita itu sangat berbeda dengan wanita yang pada umumnya akan bersenang-senang dengan teman-temannya.
Bella malah kebalikan dari mereka semua hingga ia pun dianggap aneh oleh teman-teman sekelasnya. Tak jarang ia menjadi sasaran Bullyan.
Inilah Bella yang saat ini membaca buku di pojokan kelas dan mengenakan kacamata.
Anak laki-laki tengah menertawakan dirinya tapi wanita itu seolah tak peduli dengan mereka semua dan fokus dengan apa yang ia kerjakan.
Tampak ia tak pernah sama sekali memendam amarah tatkala diperlakukan seperti itu. Tapi memang rata-rata orang yang membully dirinya akan mengalami hal yang sangat misterius.
Ada yang tiba-tiba sakit dan juga orang tuanya jatuh bangkrut. Orang-orang tak ada yang menyadari hal itu dan tak pernah merasa jika mereka yang mengalami hal buruk adalah karena mereka membully Bella.
Bella menghela napas panjang. Wanita itu mengintip anak laki-laki yang tengah membully dirinya itu dari balik buku. Ia memperhatikan mereka satu per satu dengan tatapan menilai.
"Apakah kau tahu dia adalah wanita cupu yang tak pernah terurus. Bahkan orang tuanya pun tak pernah datang ke sini. Dasar cupu, Soo kuat. Kalau mau nangis, nangis aja!! Hu!!" Segala teriakkan yang tujuannya untuk membully pun terus bergema di telinga Bella.
Tak lama guru pun masuk ke dalam kelas dan mereka semua langsung terdiam saat sang guru menatap tajam ke arah mereka.
"Kalian semua diam! Jangan ribut, kaya di pasar bukan di sekolah. Kalian sekolah buat belajar apa buat membully orang?"
Guru tersebut menatap tajam anak murid yang tadi membully Bella. Bella hanya tersenyum tipis nyaris tak terlihat.
Wanita yang berada di belakang dan duduk tak jauh dari Bella, tak sengaja melihat senyuman itu yang membuat dirinya langsung merinding.
Senyuman tersebut tampak bisa saja, tapi auranya tak bisa dikatakan biasa. Hal itulah yang membuatnya merinding.
"Kenapa kamu? Kaya orang ketakutan aja," ucap teman sebangkunya.
"Itu aku lihat Bella kalau senyum mematikan. Ngeri banget," ucap wanita itu sambil memeluk tangannya yang bergetar.
"Lebay. Mana mungkin Bella kaya gitu. Dia aja kelihatan lemah. Jadi gak usah berpikir yang aneh-aneh."
Temannya bermaksud ingin menangkan dia. Namun saat menoleh ke arah temannya itu ia juga tak sengaja melihat Bella tengah menatap ke arahnya sangat tajam.
Benar apa yang sempat ia ragukan kini terjadi pada dirinya. Bahkan ia tak sanggup berkata-kata saat melihat betapa mengerikannya mimik wajah Bella saat ini. Padahal Bella sama sekali tak pernah bersikap seperti itu.
"Iya Bella aneh banget. Kaya hantu," ucapnya.
"Hsyut! Mungkin dia mau nakut-nakutin kita cuman kali yah."
Mereka berdua pun langsung menatap ke arah depan. Dan berpura-pura mengikuti pelajaran. Padahal dalam hati mereka sangat ketakutan saat terbayang betapa mengeringnya seorang Bella.
"Aku tidak menyangka jika Bella akan seperti itu."
Bella yang mendengar bisikan mereka pun hanya diam tanpa ada ekspresi. Ia mengikuti pelajaran tersebut. Walau sangat tak nyaman dengan orang-orang yang selalu membully nya tapi Bella berusaha untuk tetap cuek.
"Ibu kok di luar lagi heboh yah?" tanya anak murid sambil mengintip ke luar kelas.
"Oh itu katanya ada anak murid pindahan," jawab murid yang lain yang membuat penasaran banyak orang.
"Kok sampe heboh gitu."
"Katanya sih tampan trus anak orang kaya. Makanya heboh."
Sang guru yang diabaikan pelajarannya pun sangat marah. Is memukul meja hingga semua anak yang ada di sana langsung terdiam.
"Jika kamu tak ingin belajar sama saya keluar. Kalian buat heboh saja."
____________
TBC
JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN SETELAH MEMBACA. TERIMA KASIH SEMUANYA YANG SUDAH MEMBACA.
Angkasa pun memandang teman-teman sekelasnya. Sebenarnya ia sudah sangat akrab dengan mereka semua karena ia dulu waktu kelas 10 pernah masuk sekolah ini. Sebelum akhirnya ia keluar di kelas 11 dan kembali lagi ke sekolah ini di saat ia kelas 12.
Maka dari itu anak-anak yang masih kelas sebelas dan sepuluh tak mengetahui siapa Angkasa.
Pria yang sangat nakal tapi susah dibentuk karena orang tuanya yang merupakan orang kaya dan orang berpengaruh.
Pria itu bahkan langganan guru BK dulu. Dan sekarang ia ajak kembali pada kebiasaan lamannya.
Teman-temannya bertepuk tangan bangga melihat Angkasa kembali lagi ke sekolah ini. Alasan pria itu keluar adalah karena ia ingin mencoba pengalaman yang baru.
"Weh bro ke sini lagi? Bosan di sana?" tanyanya pada Angkasa.
Angkasa tertawa tipis dan menepuk tangan temannya.
"Gue rindu sama lo."
"Duh Bro sama."
Angkasa bahkan sangat berani menggunakan anting di saat sekolah melarang peraturan tersebut.
"Apa aja yang terjadi di sini? Semua aman gak ada gue?" tanya Angkasa sambil mengunyah gula karetnya.
"Adek kelas pada cantik-cantik. Gak mau milih salah satu?" tanya Roy sembari mengintip keluar jendela saat mendengar suara heboh adik kelas karena kedatangan Angkasa. "Noh id luar aja pada ngantri. Lo gak mau sama sekali?"
"Santai. Kalau mau gue tinggal pilih aja," ucap Angkasa tertawa tipis.
Sementara guru yang ada di depan merasa tak dihargai. Bahkan ketika Angkasa masuk pun tak perlu lagi melakukan pengenalan karena sejatinya guru tersebut juga sudah sangat muak kepada Angkasa.
"Angkasa! Kamu baru masuk lagi aja sudah ribut. Bagaimana nanti kalau kamu sudah lama ada di sini. Ini sekolah punya peraturan. Kalau kamu mau masuk sini ikuti peraturan. Ini bukan kaya di luar atau di perusahaan papa mu, kamu yang bisa bebas melakukan apapun," marah guru tersebut.
Angkasa mendengus dan mengabaikan guru tersebut. Walau ia diam tapi terlihat ada perlawanan di wajahnya.
Mungkin belum saatnya saja ia untuk menjawab kemarahan sang guru.
"Noh si Ibu Mala dari dulu pemarah banget anjir. Heran gue, tuh guru makan apaan marah-marah Mulu," ucap Riyan sembari mengangkat bahunya.
"Lo tau sendirilah gimana teman kita yang satu ini. Ketua geng, bos kita. Yang bisa negndaliin apapun. Makanya guru-guru pada pusing dengan kelakuan dia. Memang nih anak gak ada akhlak." Dengan santainya Roy mengatakan itu pada saat di depan Angkasa.
"Noh si Angkasa dengar."
Angkasa menatap teman-temannya. Ia pun tiba-tiba mendapatkan ide.
"Keluar cuy. Liat adek kelas. Kayaknya seru liat yang cantik-cantik."
"Anjir, kalau itu gue juga mau. Woy ikutan."
Mereka bertiga pun berniat ingin keluar dari kelas tapi sang guru yang mengajar merasa tak senang.
"Ini jam saya kalian tidak boleh keluar seenaknya."
"Lah, tadi ibu bilang sendiri kalau tidak mau belajar keluar."
Guru tersebut pun terdiam dan harus banyak-banyak bersabar. Memang menghadapi siswa yang seperti ini sudah menjadi makanannya sehari-hari. Tapi mau sampai kapan ia akan seperti ini dan selalu dikendalikan oleh anak muridnya.
Tapi mau bagaimana lagi karena ia memang tak memiliki kuasa yang besar.
_________
TBC
JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN SETELAH MEMBACA. TERIMA KASIH SEMUANYA YANG SUDAH MEMBACA
Bella menuju ke dalam kamarnya. Wanita itu mengabaikan orang tuanya yang sedang sibuk di luar.
Ia tak tertarik dengan urusan mereka karena pada dasarnya Bella memang orang yang sangat cuek dan susah untuk peduli dengan orang lain.
"Bella!" Suara panggilan sang ibu membuatnya berhenti berjalan. Ia pun terpaksa untuk memandang ke arah sang ibu.
"Kamu kenapa lewat gitu aja. Itu ada tetangga yang datang."
Bella menatap tetangganya yang dimaksud oleh sang ibu. Ia mendengus panjang dan lalu membuang pandangannya.
"Emang dia tetangga kita? Buat apa dia ke sini? Dia mau ngata-ngatain Bella? Kalau cuman itu tujuannya mending suruh pulang. Dia itu munafik ke Mama, dia cuman mau caper."
Bella bahkan mengatakannya dengan sangat berani. Untung saja tetangga tersebut tak mendengar ucapan pedas Bella.
Bagaimana mungkin wanita itu bisa membiarkan parasit masuk k dalam rumahnya. Bukan ia tak tahu siapa wanita itu yang sangat membenci Bella.
Bahkan dia sering melakukan percobaan pembunuhan kepada Bella hanya karena ia merasa kesal tanpa alasan kepadanya.
Karena itu pula Bella paling malas jika orang itu datang ke rumahnya bermaksud ingin mencari perhatian orang tuannya.
"Sayang kamu kok ngomongnya kaya gitu," ucap sang ibu tak percaya dengan apa yang barusan didengarnya dari mulut Bella.
"Mama saja yang tidak tahu. Jangan sampai Mama nanti menyesal."
Bella pun meninggalkan ibunya ke dalam kamar. Sang ibu masih terpaku di tempat mencerna ucapan Bella. Benarkah apa yang diucapkan Bella? Jika benar begitu itu artinya orang tersebut adalah musuhnya.
Bella menghela napas yang sangat panjang lalu kemudian melemparkan tasnya ke sembarangan arah.
Ia menuju ke arah kaca lalu membuka kacamatanya dan menjauhkan poni yang menutupi keningnya. Kemudian wanita itu pun memejamkan mata.
Dunia terlalu munafik. Ia bukanlah anak lugu yang sering dikira oleh teman-temannya. Ia adalah anak yang memiliki keberanian tinggi serta ahli dalam beladiri. Selain itu Bella juga adalah anak yang sangat cantik jika ia tak berdandan seperti anak nerd.
Seperti saat ini saat ia menghilangkan jiwa-jiwa polosnya. Hanya dia dan orang tuanya yang tahu bahwa Bella adalah anak yang cantik serta pemberani.
Karena memang tujuan Bella tak ingin memberitahukan mereka. Sebab wanita itu tergolong anak introvert jadi kita yang berdandan cantik seperti biasanya maka dirinya mungkin akan banyak didekati oleh orang-orang.
Oleh karena itu ia tak ingin terlalu mencolok dalam berdandan dan mengubah dirinya seperti anak nerd.
Dan semua itu berhasil. Dan tak ada satupun orang yang berani mendekati dirinya. Bahkan mereka sangat takut kepada Bella yang terlalu misterius.
Selain itu, Bella emang memiliki kelainan lain. Ia akan merasa pusing ketika di tempat ramai. Maka dari itu orang tuanya sangat mendukung ia penampilan seperti tersebut. Karena mereka juga sangat menghadirkan kesehatan Bella.
"Kenapa juga orang-orang munafik itu harus mencari muka. Apakah dia diciptakan tak memiliki muka? Aku sangat membencinya dan semoga dia tidak akan kembali lagi ke sini untuk membuat masalah."
Harapan Bella sangat besar kepada orang tuanya agar bisa mengusir tetangga itu yang pada dasarnya hanya mencari perhatian. Dan tak pernah tulus dengan apa yang ia katakan.
Ia tak ingin orang tuanya mengalami hal tersebut. Menjadi korban kepolosan mereka.
__________
TBC
JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN SETELAH MEMBACA. TERIMA KASIH SEMUANYA YANG SUDAH MEMBACA.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!