Hampir semua karyawan perusahaan Jasinta Jaya keluar melakukan shalat Jumat, namun..Randu sang manager marketing masih sibuk dikamar kerjanya berbicara ditelepon dengan ibu Maryati kepala logistik Perusahaan Listrik Nirpon cabang Bogor.
Jam sudah menunjukkan pukul 12 siang, Wakil manager, Jony Bertha tergopoh gopoh datang, laki laki muda itu mengetuk pintu kamar kerja Randu dan membukanya sedikit. Ia menongolkan kepalanya kedalam dan memberi kode isyarat shalat. Randu melambaikan tangan memberikan jawaban bahwa ia tidak pergi shalat. Jony langsung memberikan jempolnya dan pergi meninggalkan bosnya.Ia bingung bosnya ini hampir tidak pernah shalat Jumat, minggu lalu alasannya sakit perut dan minggu sebelumnya katanya kepalanya pusing..Hadeeh, terserah deh itu urusan dia sama yang diatas..Jony bergegas kearah mesjid yang letaknya tidak jauh dari lokasi kantor.
"Pak Randu saya mau promosi sedikit boleh?" tanya bu Maryati.
"Boleh bu..apa itu?"
"Adik ibu punya villa didaerah Bogor sini namanya villa Mawar merah, letaknya pas didepan danau Ungu. Cantik, indah dan harganya murah..mungkin weekend ini mau nginep disana? Villanya cakep deh..hehe promosi dikit ah sama si bos muda nih"
"Boleh juga bu..saya minta nomor kontaknya bisa?"
"Pak Randu tinggal kirim pesan whatsapp kesaya nanti otomatis dibookingkan"
"Siap ibu, terima kasih nanti saya pikirkan ya..Oke buk apa ada lagi yang musti kita obrolkan hari ini?"
"Sudah pak, semuanya sudah oke untuk minggu ini..tinggal menunggu 2 ahli pemasang transfo electric ke tower sutat yang di Cipanas saja dari kantor pak Randu"
"Baik bu, semua sudah dipersiapkan oleh Tim kami.. kalau begitu..saya ijin berangkat shalat Jumat dulu"
"Ya Allah sampai lupa..maaf pak, silahkan.."
Sebetulnya itu hanyalah sebuah alasan Randu saja untuk menghentikan pembicaraan..karena ia sudah janji akan mengontak Rossi, gadis cantik yang belum lama ini ia kenal dari Hans temannya.
Baru saja ia akan memencet nomor telepon Rossi, masuk juga sebuah panggilan telepon dari Hans temennya itu.
"Eh..ga shalat?" tanya Hans.
"Gue ga shalat hari ini..busyet baru aja gue mau call Rossi..ganggu aja hehehe"
"Cie..dipepet terus nih! Ya udah nanti gue call lagi..Asik kan anaknya? Kalo dah bosen sama dia, gue masih ada stok lainnya"
"Weis..ini aja belom dapet...Gila men! Sexy banget body nya! Thanks om!"
"Ya udah..ajak dia kemana ke, gue tau dia gampangan Haha..asal ada fulus dia oke oke aja!"
"Ah gile lu! Gue mau ajak dia nginep divilla diBogor, kalo dia mau..ente ikut ga? Kita pesta disana!"
"Next time bro..enjoy deh, yuk ciao.."
"Ciao..see you bro"
Hans dan Randu 2 sahabat kental, mereka sudah saling kenal semenjak sama sama kuliah di Atma Jaya. Hobi mereka sama, suka dengan gadis muda khususnya yang baru lulus SMA. Dimana ada Hans biasanya pasti ada Randu. Mereka para pemburu cinta sesaat.
...~...
"Alo Rossi..'gi apa nih?" tanya Randu dengan suara mesra.
"Hai om Randu! ya gitu deh bosen lagi dirumah aja..ko ga shalat jumat?"
"Ga..soalnya aku kepikiran kamu terus semenjak kenalan beberapa hari lalu" Ucap Randu menggoda Rossi.
"Aduuh masa sih? kalo gitu harus ketemu dong hehe biar ga kepikiran lagi"
"Besok malam kamu ada acara?"
"Besok malam aku free..kenapa? mau ajak jalan?"
"Eh..kita keBogor yuk, kamu mau ga?.aku dapet diskon booking disebuah villa..istirahat yuk? bosen diJakarta nih"
"Hmm..divilla? maksudnya kita akan nginep disana gitu? Aduuh Rossi takut ah nanti..nanti aku diapa apain hehe"
"Ayuk dong..sumpek diJakarta, paling minggu pagi kita 'dah balik lagi" Randu mendesak.
"Janji, jangan nakalin aku ya.." jawab Rossi dengan suara manja.
"Swear ewer!..Sip ya, kita ketemuan diBintaro Exchange jam 11. Tunggu aku di Cafe Betawi, tapi aku on time ko jam 11 aku sudah ada disana"'
"Aku pake baju bebas ya..terserah ya aku mau pake apa"
"Ya..asal jangan bugil ya hehe"
"Aduuh haha..ya udah see you tomorrow bye"
"Bye cantik" ucap Randu.
Hmm...waah asyik nih ahir pekan ini..pikirnya sambil berjalan keluar kantor dengan sedikit menyiul.
"Pak Randu..happy keliatannya pak!" ucap Ujang, Satpam kantor.
"Hei Ujang! iya dong ini hari jumat, besok weekend Haha!" ucap Randu dengan penuh keyakinan sembari menghisap rokoknya dalam dalam.
"Siap bapak" ucap Ujang sambil memberi sikap hormat.
...~...
Pak! pak Randu!
Ia menoleh kearah dari mana seseorang memanggil namanya. Dari arah sebelah kiri seorang wanita turun dari mobil Grab. Ia menghampiri sambil tersenyum genit.
"Ayo..ga shalat ya? ko sudah lama ga pernah call aku?"
"Hmm..Soraya ko ada diJakarta? Tumben sekali"
Ternyata wanita yang baru datang bernama Soraya, dia adalah karyawan Jasinta Jaya cabang Bandung, Beberapa bulan yang lalu Randu pernah mengajaknya kencan ke daerah Puncak, bahkan mereka sempat nginep disebuah villa.
"Ya aku hanya sebentar nanti malam aku balik ke Bandung..Pak Mahmud yang minta aku datang menyerahkan hasil meeting kemarin waktu di Bontang"
"Oh gitu oke oke..berati malam ini sebelum ke Bandung kamu free dong" ucap Randu.
"Ga juga sih, soalnya pak Mahmud ngajakin makan malam di airport sebelum pesawat berangkat"
"Weeis keren! dinner sama pak dir ya.."
"Ya ga apa apa kan? Kapan mau keBandung?"
"Ya nanti aku kasih tau deh..eh kamu baunya wangi amat! Ciee.."
"Idiih genit amat sih pak Randu..lha kan mau ketemu pak Mahmud masa bau keringet! Ya udah aku masuk dulu ya..see you next time handsome!"
"Bye sexy! take care.."
"You too..awas jangan lupa keBandung ya"
"Siap.."
Gadis genit itu jalan memasuki kantor bertingkat 4, keliatannya ia sengaja melenggak lenggokan tubuhnya ketika berjalan..ia tau Randu memperhatikan dari belakang.
Next time baby next time..Kata Randu dalam hati.
...~...
Randu membawa mobil Honda Civic hatchback terbarunya dengan lincah..Ia menerobos berbagai macam kemdaraan dengan lincah. Tujuannya bengkel Honda service dibilangan cawang.
"Mana Acong?" Tanya Randu kepada seorang pegawai bengkel.
"Dibelakang pak lagi ngobrol sama karyawan..sebentar saya panggilkan"
Randu menatap kendaraannya, besok akan ia pakai untuk kencan bersama Rossi. Sore ini sengaja ia ke tempat service Honda untuk minta agar ke daraannya dicuci bersih dan dipoles body nya agar terlihat mulus cingklong.
"Halo pak Randu! Weh tambah ganteng aja!" ucap Acong mendekat.
"Hei Cong! toling cucikan mobil dan kasih poles bodynya biar keren ya!"
"Waah..pasti mau kencan nih! Cewe mana lagi?"
"Sst yang ini super hot! Pokonya bikin keren deh!"
Ucap Randu sedikit berbisik.
"Siap! mau dikasih semprot minyak wangi juga?"
"Harus dong! hehe.."
Benar saja setelah hampir 1 jam kendaraan Honda Civic itu terlihat baru dan mulus, Ranfu sangat puas melihatnya.
"Trims Cong! gue sudah bayar dikasir tadi..yuk pulang dulu"
"Enjoy pak Randu! Sampe lain waktu ya.."
Sebelum berangkat pulang Randu menyempatkan mengirim pesan whatsapp ke bu Maryati.
"Halo bu, tolong book villa untuk besok malam cek out hari minggu. Thanks bu, jangan lupa diskon nya" Beres, villa sudah dibook..
Begitulah gaya Randu, kemanapun ia pergi dengan cewe baru pasti ia akan memberikan penampilan yang all out.
...¤¤¤¤¤...
Randu memarkirkan mobil diparkir area dan berjalan kearah tangga masuk ke Bintaro Exchange Mall. Sebelum keluar mobil sekali lagi ia menyemprotkan sedikit parfum kelehernya dan dengan telapak tangannya ia bereskan rambutnya.
Langsung ia berjalan menuju ke Cafe Betawi, semoga Rossi sudah menunggu, sengaja ia datang 5 menit lebih telat dari janjinya. Randu tidak suka duduk sendirian, lebih baik Rossi datang duluan daripada ia yang harus menunggu.
Ketika ia berada dipintu masuk, Ia melihat Rossi sudah duduk ditengah ruangan Cafe, Randu melambaikan tangannya sambil melemparkan senyum menawannya.
"Hai..sorry agak macet sedikit, apa kabarnya?" ucap Randu sambil mendekatkan wajahnya kepipi Rossi. Sengaja ia lakukan demikian agar Rossi bisa mencium bau wangi dilehernya.
"Halo..ga juga, aku baru sampe ko, Om Randu baunya wangi sekali. Rossi suka"
Itulah yang diharapkan Randu..
"Kita ngopi sama makan kueh sebentar sambil ngobrol..oke sama kamu?"
"Boleh.."
Disudut ruangan Cafe duduk 2 gadis yang sedang menyantap sop buntut. Mereka memperhatikan Randu dan Rossi dimeja tengah sana.
"Eh..om om didaerah sini keren keren ya.."
"Hmm..lo coba liat cewe itu..muda banget deh, pasti bukan istrinya" jawab temannya mulai bergosip.
"Lha iya lagi, kan mereka ga dateng barengan..biasa cem cemannya hehe..Alah elo juga paling kegenitan kalo si om itu sendirian"
"So pasti..itu model yang gue demen"
"Ini makan kerupuknya daripada nanti ngeces"
...~...
Setiap kali Randu mengangkat cangkir kopi dan menyeruputnya ia melirik ke Rossi, gejolak hatinya sudah tidak tertahankan lagi..
"Ros, kita jalan yuk sekarang..takut kena macet"
"Yuk..aku sudah siap ko"
Mereka berdiri dan Randu menggandeng tangan Rossi dengan mesra berjalan kearah kasir. Dengan manja Rossi menempelkan tubuhnya ke badan Randu, ia memperlihatkan bahwa ia sudah ready kemanapun juga akan dibawa.
"Om..apa tidak sebaiknya kita beli makanan dan minuman, siapa tau kita ga kemana mana jadi ga susah susah nantinya" ucap Rossi dengan manja sambil melepaskan senyuman genit.
"Oh betul juga, kita mampir diwarung gado gado dan pecel didaerah Tegal Rotan, disana ada warung Sunda. Tidak jauh dari sini"
Tidak lama merekapun sampai didekat mobil Randu yang bersih mengkilap itu.
"Wow! keren sekali mobilnya!" ucap Rossi kagum.
"Hmm..suka kamu? ayo silahkan masuk"
Rossi bangga bisa duduk didalam mobil Randu, dengan A/C yang semilir dingin dan bau semerbak parfum mobil ia bagaikan seorang nyonya muda, Rossi langsung mengenakan kaca mata hitamnya membuat dirinya bak seperti artis papan atas.
Randu melirik kesamping..ia sempat melirik kearah paha Rossi yang putih mulus.
"Yuk jalan..jangan kelamaan ngeliriknya enter jatoh deh kaca mata hitamnya hihihi.."
Aduuh..bikin games aja cewe ini..
...~...
Perjalanan ke Bogor yang memakan waktu 1 jam lamanya tidaklah terasa lama..karena obrolan demi obrolan mereka lakukan dengan penuh kehangatan.
Setelah masuk kejalan kiri masuk kedesa Cigarela ahirnya mereka sampai didekat sebuah danau yang tidak begitu besar tapi menyejukan..berbagai macam pohon dan tumbuhan tumbuh rimbun disekitarnya.
Sebuah jalan cukup untuk 1 mobil terlihat mendekati sebuah bangunan villa yang cantik.
"Iiiih cakep amat tempatnya!" ucap Rossi.
"Terus terang aku juga baru pertama kali kesini..asik ya tempatnya!. Oke aku parkirkan didepannya"
Tidak lama setelah ia parkir keluarlah dari dalam seorang laki laki, kira kira berumur 50tahunan.
"Selamat sore..ini pak Randu? Saya pak Didi penjaga villa"
"Selamat sore pak..terima kasih"
Randu menggandeng Rossi masuk kepekarangan villa. Tamannya yang bersih dan dipojok taman juga ada sebuah gazebo dari kayu menambah suasana indah.
"Baik pak Randu, ini kunci villa..nanti malam saya akan datang lagi kira kira jam 6 membawakan kopi..silahkan istirahat bapak"
"Terima kasih pak Didi!"
Dari jendela kamar tidur Randu bisa melihat pak Didi keluar dari villa, secepatnya ia menutup jendela rapat rapat.
Randu berbalik badan dan melihat Rossi sudah berbaring diatas kasur yang empuk itu.
Tanpa buang waktu Randu ikut naik keatas tempat tidur dan ia langsung menciumi leher Rossi. Gadis itu juga tidak kalah gesit, ia meremas rambut Randi dan menjambaknya.
"Sini om! cium aku!" Rossi mendesah dan menerima pelukan dan remasan tangan Randu disekujur tubuhnya.
Mereka bergumul dengan ganas seakan tiada hari esok..
...~...
Weekend yang menyenangkan bagi Randu dan Rossi, keduanya berjanji untuk singgah lagi minggu depannya.
"Hei bro! gimana kemaren? seru pastinya" ucap Hans ditelepon.
"Gila bro! puas banget aku..rupanya Rossi jagoan juga, padahal baru lulus SMA tapi kaya yang sudah pro!" jawab Randu.
"Gua bilang juga apa..ini gue kenalan sama Titi, masih sekolah sih tapi anaknya cute gemesin! Mau tukeran?"
"Aduuh..entar dulu kali..guwe lagi kesengsem sama Rossi. Eh villanya ternyata asik banget dan murah lagi, minggu depan kita kesana lagi kayanya" ucap Randu.
"Siap..guwe mau ajak Titi keBandung kayanya..ya udah, guwe balik kerja dulu..see ya bro!"
"Catch you later!"
Telepon dimatikan, ia melirik ketangannya..sudah jam 4. Sebentar lagi ia akan kontak Rossi.
Randu keluar kamar dan mendekati Joana salah satu staffnya. Ia melihat ada sebuah brosur toko bunga diatas mejanya.
"Mau order bunga bapak? cakep cakep lho pak" ucap Joana sambil membetulkan kaca matanya.
Randu melihat lihat foto foto rangkaian bunga dan price lists nya. Dihalaman kedua brosur itu ada sebuah foto bunga mawar merah.
Eh..ini cakep juga..
"Joana..tolongin saya pesankan ini dong, kirimkan untuk hari jumat ini..alamatkan kesini aja atas nama saya"
"Oh bisa pak..ini bisa COD bapak atau mau bayar online?"
"Langsung dibayar sekarang aja" Randu mengeluarkan kartu kredit dan serahkan ke Joana.
"1 batang saja atau gimana pak?" tanya Joana.
"Order yang ini Joana" ucap Randu sambil menunjuk kearah sekelompok bunga Rose merah yang terbungkus kertas hitam.
"Wuih cakep bapak..oke sebentar ya pak aku bantu orderkan"
Randu bangga dengan orderannya, pasti Rossi suka dengan bunga bunga ini..
"Oke pak is done, akan dideliver hari jumat jam 4 sore tibanya" ucap Joana sambil menyerahkan kembali kartu kreditnya.
Randu berjalan keruang kerjanya, on the way dia mengontak Rossi.
"Hai sayang! lagi apa?"
"Hi om Randu! baru mau nganterin mama ke mall"
"Jumat ini jadi keBogor lagi?"
"Harus jadi dong! ketemu ditempat yang kemaren?"
"Ya boleh..aku ada hadiah untuk kamu sayang"
"Eh..hadiah apa ya? Aduuh jadi pingin tau..apa sih?"
"Nanti jumat kamu liat sendiri..pasti kamu suka"
"Hmm..tambah seru! si Om ada ada aja pake ngasih hadiah segala hihi"
"Aku dah ga tahan nunggu jumat..hadeeh"
"Apalagi aku,.waduh musti minum jamu nih biar kuat Haha!"
"Oke..sampe ketemu nanti ya bye"
"Bye om..."
...¤¤¤¤¤...
Ahirnya hari jumat yang dinanti nantikan tiba juga. Pukul 4 lebih sedikit seorang kurir datang kelantai kerja Randu, ia membawa pesanan bunga mawar merah.
Semua karyawan marketing kaget dan ada juga yang bersiul siul kearah Joana karena kurir itu datang mencari yang namanya Joana.
"Eh..bukan punyaku lagi..ini punya pak Randu!"
Ketika nama itu disebut semua terdiam tapi ada juga yang tersenyum senyum.
Tok tok tok..
Joana mengetuk kamar Randu.
"Permisi pak, ini pesanan bunga sudah sampai, cakep cakep pak!" ucap Joana sambil menyerahkan rangkaian bunga mawar yang diselimuti kertas hitam.
"Hmm..betul kamu cakep sekali, terima kasih Jo"
Ia bedirikan diatas meja dan tidak luoa mengambil foto, langsung ia kirim foto itu ke Hans.
"Waduh! Bos kita jatuh cinta wkwkwk" Hans membalas pesan whatsapp itu.
Randu membaca pesan Hans tapi tidak dibalas, ia harus bisa menyelesaikan sisa pekerjaannya agar bisa keluar kantor pada jam 4.30 sore.
...~...
"Halo om Randu aku sudah jalan menuju Exchange ya bye" pesan whatsapp dari Rossi datang ketika ia mulai jalankan ke daraannya keluar dari halaman kantor.
Ia liat jam 4.45, oke masih keburu..meskipun jalanan terlihat agak macet tapi Randu berhasil melaju dan melewati banyak kendaraan.
Seperti biasa Rossi duduk dengan gaya cantiknya dimeja tengah Cafe Betawi. Kali ini ia mengenakan rok bawahan mini berwarna putih dan kaos hitam ketat.
"Halo sayang..ini hadiah untuk kamu" ucap Randu sambil menyerahkan rangkaian bunga mawar merah.
Rossi terkejut bukan main, ia tidak menyangka akan menerima bunga bunga yang memang ia sukai.
"Ya ampun cantik amat! Ko om Randu tau sih kesukaanku!" Ucap Rossi sambil memeluk mesra.
Setelah berbincang bincang sedikit, mereka langsung angkat kali dan kembali menuju kearah villa diBogor.
Begitulah kejadiannya yang diulang berkali kali ketika ahir minggu datang. Rossi melayani keinginan liar Randu seakan ia adalah rajanya. Dan Villa itu menjadi saksi bisu atas apa yang terjadi disana, bahkan tidak jarang saking hebohnya pada tengah malam hari Randu mengajak Rossi berenang tanpa mengenakan sehelai pakaian.
Satu bulan penuh mereka berpesta ria, melupakan segalanya seakan dunia ini milik mereka berdua.
Setanpun bergembira berpesta bersama sama dalam gelimangan dosa. Randu tidak sadar bahwa setan sedang menyusun rencana, satu kali kesalahan dibuat disanalah Randu akan dimakan...
...~...
Kini sudah masuk tanggal 3 bulan baru, Rossi diam diam memperhatikan sesuatu yang tidak wajar.
Pada umumnya tanggal 30 atau tanggal 1 paling telat, sang bendera Jepang sudah berkibar..hari ini masuk ketanggal 3..Ko tidak ada tamu yang datang?
Sedikit bingung, pagi itu Rossi mengontak temannya, Laila. Dia adalah sahabat kamanya sejak dibangku kelas 2 SMA.
"Heh ngapain dah lama ga kedengeran?" tanya Rossi.
"Oi elu juga ga kedengeran..gue sibuk sama mas Deni, tadi malem baru pulang dari Sukabumi..ada apaan? ko tumben?"
"Oh si mas Deni yang punya toko emas itu ya? gaya..eh gue kayanya ada masalah nih"
"Nah lo..masalah apaan? kalo masalah duit udah gue abisin hehe"
"Ah duit sih gue ada..ini kan tanggal 3, masa gue blom mens juga? kacau nih"
"Biasanya elo pake pil ga?"
"Ya pake lagi..tapi emang kemaren gue keabisan..Nah om gue maksain pergi terus..kita main kaya orang gila ga ngerti waktu..gue kawatir banget La!"
"Aduh elo gimana sih? masa ga pake pil? Sekarang elo beli deh tes pack, ga mahal cepetan,hari ini"
"Oke deh gue beli dulu"
"Eh Ros..call gue ya gimana gimananya"
"Sip! bye!"
Laila termenung setelah pembicaraan itu, gimana sih Rossi masa ga keinget masalah sepele gitu..apalagi sering selingkuh masa ga pegang obat? Hadeeh..Mikirin selingkuh, Laila juga harus berhati hati masalahnya mas Deni orangnya suka nekad..ngajak nginep dihotel mahal ga peduli ada orang atau teman istrinya yang akan liat.
...~...
Wajah Rossi menjadi pucat, perutnya jadi mules.
"La..sorry ganggu"
"Iya ga apa apa..guwe lagi mau makan ko.. gimana?"
"Kayanya gue hamil La! hari ini acara elo kemana?"
"Ya ampun Ros! gue sore ini cuman tunggu pesenan baju aja yang gue order minggu lalu..elo mau kedokter buat yakinin?"
"Iya La..gue takut! dokter gue ga jauh dari rumah nyokap..tapi gue ga mau sendirian kesana..anterin guwe dong!"
"Oke oke tenang..mending jangan siang siang..yuk kita pagi ini kedokter, lebih cepat lebih bagus! kasih guwe 1 jam ya"
"Thanks La..guwe tunggu dirumah"
Rossi membungkus kotak dan alat tes pack dan ia masukan kedalam tas jinjingnya. Ia berjalan kearah kamar mandi.
Guyuran air dingin serasa menyegarkan tubuhnya. Berkali kali ia menyiramkan shower gel ketubuhnya dan dibilas air dingin. Perasaan tubuhnya tetap kotor, atau mungkin itu hanya halusinasimya saja..
Hampir setengah jam Rossi berada dikamar mandi, ia berhenti mandi ketika mendengar suara telepon berdering.
Hah? Ada apa dengan Hans? ko tumben..
Cepat cepat ia menarik handuk dan mengeringkan seadanya.
"Alo?"
"Hai cantik lagi ngapain pagi ini?"
"Aduh maaf om Hans aku baru selesai mandi..ada apa om?"
"Oh sorry..ini lo, entar malam kita ada acara makan malam kamu mau ikut?"
"Om Randu ikut ga?"
"Dia ga ikut kayanya..aku dan temen lainnya"
"Gini om Hans..aku lagi ga enak badan..maaf ya aku ga bisa ikut..lain kali aja ya?"
"Oke sip..kalau berubah pikiran call aku ya"
"Baik om..terima kasih ya"
Sebetulnya bukan ga enak badan..tapi Rossi saat itu sedang kacau pikirannya..ia harus mengetahui tentang keadaan tubuhnya. Ini bisa bahaya dan memalukan baik kepada keluarga maupun saudara saudaranya.
Masalahnya dikalangan keluarga mereka sudah mengecap dirinya anak yang nakal. Mereka tau Rossi sering gonta ganti pacar dan apabila ia hamil diluar nikah maka komplitlah ejekan mereka semua.
...~...
Namun benar saja apa yang ia kawatirkan benar benar terjadi, dokter sudah menyatakan bahwa ia positip hamil. Buah telur sudah ada dirahimnya.
Wajah Rossi tampak sedih dan lunglai ketika pulang dari pemeriksaan didokter.
"Ya sudah..tidak ada jalan lain kamu harus ke om kamu, minta pertanggungan jawabannya..Apa dia sudah married?" tanya Laila.
"Yang aku tau dia masih single" jawab Rossi.
"Ya kalo gitu gampang..kamu set up pertemuan..bicarakan baik baik, liat bagaimana reaksi dia..kalo guwe pasti minta pertanggungan jawab dia"
"Terus kalo dia ga mau gue musti gimana?"
"Elo minta ganti rugi..jangan tanggung tanggung minta 10juta kalau tidak nikah kalau tidak juga terahir elo bilang, ya terpaksa akan dipermalukan dimuka umum"
"Ah gila elo masa permalukan?"
"Lho..terus gimana? Apa elo sanggup membesarkan anak? Belum lagi caci makian ortu, sodara elo dan juga enak amat dia..kan harus ada timbal balik dong!" ucap Laila sengit.
"Aduuh..entar deh aku pikirin mateng mateng"
"Jangan terlalu lama mikirnya, soalnya pertumbuhan badan kalo hamil itu cepet lho..belum lagi elo akan merasa mual dan lain lain.."
"Ya udah makasih La, udah anterin guwe ke dokter..gue pulang aja dulu"
"Oke..take care ya say..call me kalo ada apa apa"
Merekapun berpisah setelah dari tempat dokter.
Rossi bingung dan kalang kabut memikirkan apa yang akan terjadi kepada dirinya..sesampainya dirumah ia langsung masuk kamar, ponsel ia matikan...
...¤¤¤¤¤...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!