NovelToon NovelToon

DIVA

One

Brak............

Suara yg terdengar begitu keras meski dari kejauhan ,namun tidak ada org yg mendengar karna jln yg begitu sepinya.

Beruntung ada seorang yg melihat kejadian itu, seorang gadis cantik memakai sweter soft pink .

Gadis itu bernama Vania anandita wirya, seorang gadis yg masih duduk di bangku SMA. Tanpa pikir panjang vania langsung menghampiri mobil itu, karna terdengar suara tangisan anak kecil.

"Astaga!! "pekik vania.

"Pak, bu kalian masih bisa denger saya? "tanya vania.

"Tolong anak saya"jwb perempuan paruh baya itu, sedangkan pria di sampingnya sudah tidak berdaya.

"gua harus telpon polisi ma ambulan nih. "batin vania.

Ada beberapa pengendara motor yg melaju kencang, vania yakin jika mereka sedang balap liar. Namun vania dikejutkan dengan pengendara yg melaju kearahnya.

Dia adalah Dion azka alfariz, lelaki yang masih duduk dibangku SMA. Namun tabiat yang kurang baik selalu menempel padanya, meski begitu dia banyak diminati oleh kaum hawa.

"Anjer!"umpat dion.

"Kenapa harus remnya blong sih"batinnya

**Tin tin tin

Brakk.....

Dion tepental ke aspal, kini motor kebanggaannya tetap melaju tanpa pengemudi dan menabrak sebuah mobil yang sudah ringsek.

"Shit, napa gua cium aspal sih! Dari pada aspal mending cium cwe dah!" gerutu dion.

Dengan langkah gontai, dion menegakkan tubuhnya dan berjalan menemui vania.

"Eh, lu kga napa napa kan? "tanya dion

"**Mantab, masih sekolah aja udah gendonh bayi. Ga yakin gua ma nih anak, pasti dia nyulik. Halah bodo amatlah. "batin dion

"Anak lu juga kga kegores kan? "lanjutnya

"Eh buset dah, tuh org mulutnya minta digampar apa gimana sih. Yakali gua dah punya anak, nikah aja blom! " batin vania.

"Heh! Gua lagi ngomong ****!"

Dan vania hanya menganggukkan kepalanya.

Ngiung ngiung ngiung ngiung.

Suara sirine polisi dan ambulan saling bersautan menuju lokasi kecelakaan tragis itu.

"Mbk vania ya? "tanya salah satu dari polisi itu.

Vania yg terpukau dengan kegantengan dari polisi tersebut hanya bisa tercengang, dan masih sempat sempatnya melihat nama polisi tersebut dari bajunya. Alex G.A.

"Mbk? "ucap alex sambil menggoyangkan tangannya ke depan wajah vania.

"Eh, iya pk"ucap vania kikuk

Dion yang masih sibuk menelfon seseorang untuk mencari tau siapa dalang dibalik rem blong motor nya,ia tidak mengetahui kedatangan seorang tamu polisi.

"lah *****, napa ada bang alex dah. Mati gua! "batin dion.

Alex gilang alfariz, kakak kandung dion yg kini tengah menjabat sebagai komandan satuan reskrim di daerah ibu kota. Umur yg tidak terlalu tua, tetapi wajahnya yg masih terlihat selalu muda. Tambah lagi badannya yg tegap, kulit yg putih, badan yg tinggi, serta dada bidangnya yg membuat kaum hawa ingin bersandar di sana.

"dek, lu napa ada disini dah? Udah banyak goresan lagi ditubuh lu. Jangan bilang lu penyebab kecelakaan ini? "selidik alex.

"***** lu bang, kga elah. Noh liat si item remnya blong, trus gua nyungsep!"bela dion sambil menunjuk si item, motor kesayangannya

"Bwahahahaha, ngenes amat idup lu. Apa kaga ada cewe yang suka sama lu? Sampe aspal aja disosor! "

"Ini nih, definisi abang Lucknut yang pernah gua liat! Mati aja sono lu! "gerutu dion

"Maaf, nih gua dianggurin gitu? "tanya vania yang mulai sebal, karna dia dari tadi kek kambing congek. Yang dianggurin dan tdk dianggap keberadaannya.

"Maaf dek, ketemu jomblo jadi lupa dunia"ucap alex dengan cengirannya.

"Lapor ndan! Korban didalam mobil ada 3 org, 1org meninggal ditempat dan 2 lainnya kritis. Sekarang sedang dibawa ke rumah sakit"tutur polisi paruh baya.

"Dan penyebab kecelakaan masih belum diketahui, "lanjutnya.

"Eh tunggu, ini anak dari 2 org korban yg didalam tadi! "sela vania.

"Lah bukannya tuh anak lu? "tanya dion.

"Yakali anak gua, org gua masih sma juga!"vania ketus.

"Yaudah sih mbknya, yelow aja kali. "sindir dion

"Kalo begitu kalian berdua ikut ke rumah sakit saja!" putus alex.

"Dek lu juga obatin tuh luka, dari pada lu kena omel mama"lanjutnya.

"Kalo kga lu bilangin, ya kga bakal kena omel gua!"dan alex yang mendengarnya hanya nyegir kuda.

Two

Dalam perjalanan ke rumah sakit, vania berusaha untuk nenangin si kecil yng ada dalam gendongannya. Dan dion hanya sibuk dengan hp ditangannya.

Saat sampai dirumah sakit, dion digiring ke UGD untuk di obati goresan pada badannya. Vania dan si kecil pun mengikuti dion ke UGD, dan disana si kecil juga diperiksa oleh dokter.

Saat semua sudah beres, dion ,vania, dan si kecil menuju resepsionis untuk menanyakan ruangan orang tua dari si kecil. Ternyata mereka sedang berada di ruang ICU, dan bergegas menuju ruangan tersebut.

Dion dan vania sedang menunggu dokter yg sedang berada di dalam, untuk memeriksa orang tua dari sikecil.

"Keluarga pasien? "tanya dokter.

"Emm.. saya dok!"jawab vania ragu. Mendengar jawaban dari vania membuat dion langsung menatapnya tidak percaya.

"lah napa nih bocah bohong dah! "batin dion.

"Keadaan mereka sekarang sudah melewati masa kritis, kalian bisa melihatnya. "tutur dokter.

"Baik dok, terimakasih"jawab vania dengna senyuman di wajahnya.

"Sama sama, kalau begitu saya permisi dulu. "

Vania segera melihat keadaan mereka, dion yang merasa kepo mengikuti vania masuk ke dalam ruangan.

Vania sedih melihat keadaan mereka, berbaring lemas dan tidak berdaya. Saat vania mendekat ke tepi ranjang rumah sakit, tiba tiba lelaki paruh baya itu tengah sadar.

"Nak, tolong jaga anak saya"pintanya.

"Apa?! "pekik keduanya keras dan mengganggu sikecil yang tidur dalam dekapan vania.

"Shuttt.... Sayang jangan nangis ya, tidur lagi. "ucap vania sambil pukpuk sikecil

"Lu tuh ya, klo teriak kencang amat dah! "lanjuntnya.

"Lah klo teriak ya pasti kenceng lah, klo pelan itu namanya bisik bisik ****. "bela dion.

Lelaki paruh baya itu hanya terkekeh mendengar keduanya cecok, namun raut wajahnya seakan menggambarkan kesedihan yang

mendalam.

"Waktu saya sudah tidak lama lagi, tolong jaga anak saya. Kami tidak punya saudara lagi, dan tolong nama dia diganti. Saya tidak ingin jika namanya tetap, maka dia akan celaka! "tutur pria itu, vania dan dion hanya mampu mendengar penuturan pria itu.

"Kecelakaan yg terjadi pada saya itu sudah direncanakan, maka dari itu saya mohon lindungi anak saya."tuturnya.

Saat mendengar pria itu berbicara, bunyi alat detektor jantung berdetak cepat. Membuat vania dan dion ketakukan, dion segera memencet tombol untuk memanggil dokter.

Namun, salah satu dari mereka tidak bisa diselamatkan. Perempuan itu telah tiada, ibu dari sikecil telah kembali kepada tuhan. Namun pria itu juga mengalami kritis, dan diprediksi oleh dokter umurnya tidak akan lama.

Three

Sementara itu dion dan vania menunggu di depan ruang ICU ,keduanya berfikir bagaimana nasib si kecil. Jika ia kasih ke panti asuhan bisa saja, tapi mereka telah mendapat pesan dari kedua orang tua dari sikecil.

"Eh, dari tadi kita ngomong. Gua kga tau nama lu? "tanya dion dengan mengulurkan tangannya.

"Nama gua, Vania Anandita Wirya."ucap vania yang menjabat tangan dion.

"Kalo gua, Dion Azka Alfariz. "

"Sekarang lu ikut gua ke rumah, lagian pasti abang gua tadi udah bocorin ke bonyok."

"Tapi ini udah malem, gua juga harus pulang!"ucap vania yang tak mau kalah.

"Ke rumah gua dulu, abis itu gua anter lu pulang! "putus dion.

"Yaudah, gua ngikut lu aja."pasrah vania.

"Nah gitu kek, "

"Tapi motor lu kan dibawa ke kantor polisi, trus kita naek apaan?"

"Kan ada taksi, kalo kaga digunain ntar bangkrut. "

Vania yang mendengar penuturan dion hanya bisa menghela napas panjang, karna jika dia balas maka tidak akan ada kata henti.

Mereka sampai dikediaman alfariz, ini bukan seperti rumah tapi lebih mirip dengan mansion.

Membuat vania tertegun melihatnya, jika di depannya sudah mewah apalagi dengan dalamnya. Pertanyaan itu berputar dipikiran vania.

Ting tong! Ting tong!

"Bentar! "teriak seseorang dari dalam.

Tak lama kemudian, pintu terbuka memuncullah seorang perempuan paruh baya.

"Loh den, ini siapa? " tanya bi imah

"Ntar aja bi, nanti bibi juga tau"

"Papa sama mama dimana bi? "

"Tuan sama nyonya ada di ruang tengah den"

"Yaudah bi, saya mau ke dalam dulu "

"Ayok va! "ajak dion.

"Eh i..iya"

Keadaan diruang tengah sangat harmonis, banyak orang yang menginginkan keluarga seperti keluarga dion. Anggota keluarga yang lengkap juga kesetiaan yang ada di dalamnya.

"Assalamualaikum ma, pa! "

"Wa'alaikumsalam sayang"

"Loh dion ini siapa? Jangan bilang kamu... "tanya mama yg melihat kearah vania yang sedang menggendong sikecil .

Melihat vania yg menunduk ketakutan, entah angin dari mana dion menggenggam tangan vania. Menyalurkan kekuatan, belum juga kenal dion sudah meluncurkan aksi modusnya.

"Ish, ya nggaklah ma! Dion masih waras ya ma."bela dion.

"Jelaskan! "ucap papa yng mengeluarkan aura dingin.

Dion menceritakan awal dari kejadian yang dia alami malam ini bersama vania, juga kejadian dia mendapatkan si kecil. Saat dion bercerita papa menampilkan raut wajah yg sulit diartikan.

"jadi, bagaimana nasib anak ini?"tanya papa

Berbeda dgn papa, mama justru memberikan respon yg positif. Dia justru ingin menjadikan sikecil sbg cucu pertama dari keluarga Alfariz, pendapat yang mama lontarkan membuat papa terkejut.

"Biarin diadopsi pa, mama mau dia jadi anak dion trus jadi cucu mama. "

"Tapikan ma, klo mau adopsi anak harus ada surat nikah ma. Bentar lagi dion juga UN, bukannya nanti jadi ribet?"kekeh papa.

"Gampang! Tinggal nikahin mereka berdua, kan beres"ucap mama tanpa pikir panjang.

Vania dan dion yang menyimak perdebatan kedua orang tua ini dibuat terkejut,karna ucapan yg dilontarkan mama dengan gampang. bagaimana bisa, mereka menikah dengn status masih pelajar.

"Mah, kita masih sekolah loh! "protes dion.

"Kan yang punya sekolah itu temen mama, jadi mama bisa atur. Kalian tenang aja"

"Sayang, besok kami mau ketemu sama orang tua kamu ya.

"lanjut mama yang memandang harap ke vania.

"Hah? gimana tante? "jawab vania.

"Besok kami mau ketemu org tua kamu, sayang"

"Tapi tante... "

Dion dan papa hanya menghela napas pasrah dengan kemauan mama tercinta, jika ditentangpun tidak akan ada hasilnya.

"Yaudah tante, saya mau pulang. Ini juga udah malam"pamit vania.

"Jangan panggil tante dong sayang, panggil mama aja ya. "

"Iya tan, eh ma"

"Dion! Kamu jangan diem aja dong, nih mantu mama mau pulang anterin cepet! "

"Iya mama ku yang paling cantik"ucap dion sambil mengerlingkan mata kearah mama.

Tetapi mama justru bergidik ngeri dengan kelakuan anak bungsunya itu, terkadang ia sempat berfikir apakah anaknya itu sudah tidak waras lagi.

"Ayo! Mau pulang kga lu? "

"Hm"

"aelah dari tadi jwb gitu mulu, kga punya kata lain napa"batin dion.

"Pa, ma dion nganterin vania dulu ya. Assalamualaikum "pamit dion.

"Wa'alaikumsalam"jwb mereka bersamaan.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!