NovelToon NovelToon

Jodoh Dari Remaja 2

Part 1 Kehidupan Kai & Nara

Sebelumnya saat meninggalkan rumah keluarga Admaja untuk pindah bersama Kai di pinggiran kota Nara telah hamil. dan ia kini sudah melahirkan seorang putri cantik bernama Sara Admaja yang kini sudah beranjak dewasa.

Kehidupan Kai dan Nara semakin lengkap dan semarak dengan canda tawa bersama putri mereka.

Meski hubungan Kai dengan anggota keluarga Admaja yang lain terbilang masih kaku kecuali sang ibu yaitu Nyonya Raya.

Kai selalu menelpon ibunya untuk sekedar bertanya kabar dan mengirim bingkisan. sesekali ia mengajak istri dan anaknya untuk berkunjung ke rumah orang tuanya.

Seringkali kunjungannya ke rumah orang tuanya di balas sindiran tajam oleh sang adik Deniz Admaja yang sekarang menjadi ahli waris penuh atas harta kekayaan keluarga Admaja.

Kai mendirikan perusahaannya sendiri hingga berkembang pesat. ia berhasil terlepas dari bayang-bayang Admaja Group. bersama sang istri yang selalu mensupport nya ia mengelola dengan baik bisnis nya.

Nara memang tidak pandai dalam urusan bisnis tapi ia selalu memberi dukungan penuh kepada suaminya. Nara mendengarkan cerita Kai disaat suaminya itu pulang bekerja dalam keadaan lelah. Ia memberikan sedikit saran yang ia ketahui jika Kai meminta pendapatnya. dan yang paling penting Nara selalu memasak makanan enak untuk Kai dan anaknya Sara.

Seperti malam itu semua berkumpul di meja makan. Sara duduk di samping sang ayah. bercerita tentang kegiatan sekolah.

"Besok Sara akan ikut olimpiade matematika Dad" kata Sara pada daddy-nya.

"Wow hebat sekali putri Dady, bangga sekali kita dengan mu Sara"

"Iya kan Mom?" Kai meminta komentar istrinya yang sedang sibuk menyiapkan masakan untuk mereka bertiga.

"Iya Sara mommy bangga sekali sama Sara"

"Besok Daddy yang akan antar Sara pergi ke sekolah sebagai penyemangat"

"Benar Dad?"

"Iya sayang"

Sara terlihat senang, malam itu selesai makan malam semua kembali dengan aktivitas masing-masing.

Sara pergi ke kamarnya untuk mempersiapkan lomba besok. ia membuka materi yang sudah di kuasainya.

Sementara Kai dan Nara terlihat mengobrol santai sebelum tidur.

"Bagaimana pekerjaan di kantor hari ini sayang?" tanya Nara yang merebahkan diri di lengan suaminya.

"Seperti biasa sayang di penuhi meeting panjang, bertemu kolega dan meladeni keinginan klien yang rumit"

"Kau pasti lelah sekali?"

"Iya tapi ketika pulang kerumah melihat mu dan Sara rasanya lelahku langsung menghilang berganti rasa senang"

Nara memeluk Kai dengan hangat, sesekali ia mengecup leher suaminya. meski sudah memiliki anak gadis yang beranjak dewasa tapi kemesraan keduanya tidak luntur malah semakin bertambah.

Terkadang putri mereka Sara usil menggoda Daddy dan mommy nya karena terlalu lengket dan romantis seperti anak muda.

Bahkan di setiap perayaan hari ulang tahun pernikahan mereka, Kai akan mengambil cuti dan mengajak Nara untuk bepergian laksana bulan madu. Sementara Sara akan di titipkan di rumah Oma dan opa nya.

Tak pelak tingkah Kai dan Nara membuat Deniz kesal. Deniz bahkan tidak menyangka jika cinta keduanya akan langgeng sampai sekarang.

Deniz pernah membuat Kai nyaris bangkrut dan mengalami kesulitan ekonomi agar Nara pergi meninggalkan Kai. tapi yang terjadi malah sebaliknya keduanya semakin solid dan tak terpisahkan.

Sara bahkan sering mengulik bagaiman pertama kali Kai bertemu Nara sehingga bisa jatuh cinta dan langgeng sampai sekarang.

Kai selalu menjawab dengan senyuman.

"Nanti jika kau sudah dewasa dan jatuh cinta pada seorang pria kau akan tahu bagaiman memulai hidupmu" begitu kata Kai pada putrinya.

Part 2 SMA Cipta Genius

Sara Admaja bersekolah di SMA unggulan Cipta Genius. ia adalah murid berprestasi dan selalu menonjol di kegiatan akademik maupun ekstrakulikuler.

Sara menjabat sebagai pengurus OSIS dan mading sekolah yang sekarang di buat secara online. Ia dan dua orang temannya Tamara dan Sabrina mengelola Mading secara online dan bisa di akses oleh semua murid dan pengajar.

Hari itu semua sedang riuh membicarakan satu nama siswa yang kurang populer di sekolah. siswa itu adalah pemenang utama dari olimpiade matematika tingkat internasional. bahkan Sara yang di kenal berprestasi pun tidak mampu lolos untuk mengikuti lomba bergengsi itu.

"Morgan Xavier?" aku baru dengar nama nya. kata Sara pada Tamara dan Sabrina.

"Morgan itu anak pendiam yang jarang bergaul. ia selalu pulang tepat waktu dan sepertinya ia juga tidak memiliki teman" kata Tamara.

"Kau tahu tentangnya?" tanya Sara pada Tamara.

"Hanya sedikit tahu saja karena setiap pagi ia berangkat sekolah dengan motor dan kebetulan mobilku selalu di belakang motornya"

"Seperti apa dia?" tanya Sabrina tidak sabar. Sara ikut mengangguk penasaran dengan sosok Siwa bernama Morgan itu.

"Kalau tidak sala ia siswa yang terlihat biasa saja. Dari segi fisik ya bisa di bilang tampan"

"Oh ya? bagaiman jika kita wawancara dia besok saja?"

"Kenapa tidak sekarang saja Sara?" tanya Sabrina yang sepertinya sangat penasaran dan tidak sabar melihat siswa bernama Morgan itu.

"Besok saja, hari ini aku akan pulang awal karena Daddy mengajak ku ke rumah Oma"

"Oh oke, besok kita akan mulai interview Morgan seputar keberhasilannya menjuarai lomba matematika" kata Sabrina.

Tamara terdiam mengingat sosok Morgan yang terlihat kurang bersahabat. ia pernah mendengar selentingan kabar kalau Morgan berkelahi hanya karena siswa yang duduk di sampingnya terlalu banyak bicara. di jam istirahat Morgan memukuli teman sebangkunya yang cerewet itu.

Apa iya Sara akan bisa sabar dan maklum dengan sikap Morgan besok?

Tamara berteman dengan Sara sejak pertama kali masuk sekolah hingga sekarang ia hapal betul sikap Sara yang kurang sabar dan gengsian.

"Ada apa?" tanya Sabrina pada Tamara begitu Sara pergi masuk ke kelasnya.

"Oh aku hanya memikirkan materi untuk wawancara besok saja"

"Santai saja bukankah biasanya kita juga mewawancarai siswa atau siswi berprestasi di sekolah ini?"

"Kau benar Sabrina tapi aku rasa Morgan sedikit berbeda dengan siswa lainnya"

"Maksudnya berbeda?"

"Lihat saja besok kau juga tahu"

Jam pulang sekolah telah tiba. Sara bergegas pergi meninggalkan kelas dan berlari ke halaman sekolah. disana sudah ada mobil tuan Kai.

"Hai Dad?"

"Hai sayang"

Sara memasuki mobil ayahnya dan duduk manis di samping ayahnya yang mengemudi.

Tidak seperti biasanya siang itu Sara terlihat lebih banyak diam. tuan Kai jadi cemas dengan putri kesayangannya yang biasanya banyak bicara dan siang itu tiba-tiba menjadi pendiam.

"Ada apa Sara? apa ada masalah di sekolah?"

"Tidak dad Sara hanya penasaran dengan siswa di sekolah yang baru saja memenangkan olimpiade matematika"

"Apa dia rival mu Sara?"

"Bukan Dad malah sara pikir ia lebih cerdas dari Sara, lomba yang ia ikut kelas internasional dad"

"Wow hebat sekali, siapa nama siswa itu?" tanya tuan Kai ikut penasaran dengan cerita anaknya.

"Namanya Morgan Xavier"

Tuan Kai terdiam, ia seperti tidak asing dengan nama belakang siswa itu.

"Kenapa dad? apa Dady mengenal orang tuanya? barangkali teman bisnis Daddy?"

"Tidak sayang tapi nama belakang nya seperti mengingatkan Dady dengan seseorang"

"Tapi banyak dad yang memakai nama belakang Xavier"

"Iya kau benar Sara mungkin Daddy hanya salah menerka saja"

Tuan Kai tiba-tiba teringat nama seorang yang baru tersandung kasus besar yang sedang jadi buah bibir di negara ini nama belakangnya mirip dengan nama siswa teman Sara tadi.

Part 3 Morgan Xavier

Morgan memarkir motor nya di halaman parkir sekolah. ia melepas helm dan meraih tas ranselnya. Jaket kulit warna hitam masih ia kenakan saat memasuki kelas.

Seorang gadis berdiri di dekat meja nya. Gadis itu terlihat ragu dan canggung. Ia mengulurkan tangan pada Morgan untuk memperkenalkan diri.

Dengan angkuh Morgan mengabaikan gadis itu seraya meletakkan tas ranselnya di atas meja.

"Ada apa?" suara bariton Morgan terdengar memecah kecanggungan.

"Morgan Xavier? aku Sara" kata Sara sembari tersenyum manis.

"Kalau tidak ada yang penting silahkan pergi"

Sara terlihat tersinggung dengan tingkah Morgan.

"Yaudah langsung saja, kami pengelola Mading sekolah mau memuat profil mu sebagai pemenang olimpiade matematika"

"Apa gunanya di muat di Mading? saya nggak perlu publikasi"

Sara mengepalkan tangannya dan memandang geram Morgan.

"Bisakah kau menghargai sedikit saja kami yang mengelola Mading sekolah? aku kalau boleh memilih juga tidak mau mewawancarai orang sombong sepertimu!"

Morgan diam di kursi mendengarkan Omelan Sara.

"Sudah selesai marah-marahnya? kalau tidak bisa mengelola Mading bubarkan saja madingnya" kata Morgan sembari berjalan keluar kelas.

Sekali lagi Sara menahan amarahnya. ia merasa tersinggung dengan perlakuan siswa tengil itu.

Sara bergegas kembali ke ruang OSIS menemui Tamara dan Sabrina disana.

"Kenapa Sar? sudah berhasil dapatkan profil Morgan?"

"Sudahlah aku tidak akan mewawancarai siswa bernama Morgan itu! dia tengil, sombong dan arogan tingkat dewa!"

"Kenapa Sar? dia membuatmu kesal ya?" tanya Tamara yang sudah menduga kalau Sara tidak akan berhasil mewawancarai Morgan.

"Terus bagaimana untuk mengisi Mading nanti? satu sekolah sudah menunggu dan mendesak kita agar memuat profil Morgan Xavier" kata Sabrina.

"Yasudah tulis apa adanya saja, mau bagaimana lagi orangnya sombong parah!" Sara mengomel mengingat perlakuan angkuh Morgan tadi pagi.

Sepulang sekolah Sara kembali di jemput oleh daddy-nya. Morgan melihatnya dari kejauhan sembari mengendarai motornya.

Ia menatap sinis ke arah Sara, bagi Morgan Sara terlihat seperti anak orang kaya kebanyakan yang apa-apa serba ada.

Dasar gadis manja pantas saja baru di cueki sedikit langsung ngambek! -Morgan-

Morgan mengendarai motornya dengan kecepatan di atas rata-rata. ia tidak langsung pulang ke rumahnya tetapi pergi ke bengkel motor untuk memodifikasi motornya.

Morgan selalu mengulur waktu pulang ke rumah karena di rumah sepi. Ia pasti sendirian di rumah. ayahnya selalu pulang malam karena sibuk dengan pekerjaannya.

Sementara Sara yang sedang berada di dalam mobil daddy nya tanpa sengaja melihat Morgan di depan sebuah bengkel motor. Ia terlihat bercanda dengan pemilik bengkel.

Dasar angkuh! disekolah berlagak seperti alien dari planet Mars begitu di luar sok asyik. heran kenapa dia bisa juara olimpiade matematika tingkat internasional. -Sara-

Sara melihat Morgan sedang bersenda gurau dengan beberapa pekerja bengkel.

"Ada apa Sara?" tanya tuan Kai yang memperhatikan putrinya cemberut sembari memandang ke arah bengkel.

"Oh itu dad siswa menyebalkan pemenang lomba yang kemarin Sara cerita ke Daddy"

Tuan Kai memandang dari kejauhan sosok siswa itu.

"Oh jadi dia yang bernama Morgan?"

"Iya Dad angkuh sekali, Sara kesel!"

"Kenapa memangnya?"

"Tadi pagi Sara mencoba mewawancarai dia buat Mading sekolah tapi dia malah sok jutek gitu dad, jual mahal lagi!"

Tuan Kai hanya menggelengkan kepala sembari tersenyum. ia maklum dengan anak muda jaman sekarang.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!