Namanya adalah Dewi lestari umurnya sudah mencapai 26tahun, dia anak pertama dari pernikahan pertama ayahnya. Namun nasib malang menipanya setelah sang ayah menikah lagi dengan janda beranak satu, Dewi selalu di perlakukan tidak adil oleh sang ibu tiri juga kakak tirinya yang juga seorang perempuan di kala sang ayah tidak berada di rumah. Hingga ia beranjak Dewasa Dewi harus mencari uang sendiri guna memenuhi kebutuhan dirinya sendiri meskipun sang ayah selalu menitipkan uang jajan pada ibu tirinya, namun tak pernah di berikan kepada Dewi. Hingga Dewi lulus Sma ia tidak bisa meneruskan kuliah karena di tuntut harus mencari pekerjaan guna memenuhi kebutuhan ibu tiri juga kakak tirinya karena keadaan ayahnya yang sedang sakit stroek. Dan takdir membawa Dewi pada sebuah butik milik Mellyana. Hingga sampai sekarang sudah 3tahun Dewi bekerja di sana. Dewi Juga merupakan seorang karyawan yang rajin dan jujur. Bosnya yang bernama Ibu Mellyana begitu mengagumi kinerja Dewi. Hingga suatu hari bu Mellyana meminta Dewi untuk menjadi madunya. Padahal rumah tangga bu Mellyana begitu terlihat bahagia di tambah dengan adanya buah hati mereka seorang putra yang di beri nama Satrio yang berumur 7tahun. Sedangkan sang suami bernama Bayu seorang pengusaha yang sukses dan penyayang keluarga. Dewi yang kala itu langsung menolak tawaran bosnya menjadi madunya. Namun sang bos terus meyakinkan Dewi serta alasannya ingin mencarikan madu untuknya. Akhirnya Dewi dengan terpaksa menerima permintaan bosnya itu. Ia juga merasa kasihan dengan nasib sang bos dan merasa tidak enak jika menolak karena selama ini bu Mellyana begitu baik padanya.
" Dew, nanti siang kamu ke ruangan saya ya, ada yang mau saya bicarakan sama kamu." Panggil Mellyana pada Dewi.
Karyawan yang lain mendengar itu merasa kaget, mereka menerka-nerka kalau Dewi bermasalah dengan pekerjaan sehingga dia harus di panggil ke ruangan bosnya itu.
" Dew, lho punya salah apa sampe di panggil ke ruangan bu Melly?" Tanya salah satu rekan kerjanya.
" Gak tahu Mar, perasaan aku gak ngelakuin salah apa-apa. Mungkin bu bos mau kasih aku bonus kali ya." Ucap Dewi dengan tersenyum yang di paksakan.
' Ya Allah ada apa ya bu Melly panggil aku, apa dia mau pecat aku. Karena kemarin aku telat masuk kerja.' Batin Dewi yang berkecamuk kecemasan.
" Hei kok ngelamun aja sih Dew, ayo kita kerja lagi beresin baju pesanan."
" Ah kamu kagetin aku aja sih." Ucap Dewi kesal.
" Abis dari tadi lho ngelamun ja sih." Ucap temannya yang bernama Marisa.
Mereka berdua pun mengerjakan pekerjaannya dengan mengepak pakaian pesanan dari custumer yang lain. Tak terasa waktu begitu cepat. Akhirnya Dewi pergi ke ruangan bosnya Mellyana. Dengan perasaan gelisah bercampur rasa penasaran Dewi mengetuk ruangan Mellyana.
Tok..tok..tok..(suara ketukan pintu).
" Masuk" Titah Mellyana.
" Permisi bu." Ucap Dewi dengan sopan sambil memasuki ruangan bosnya.
" Silahkan duduk Wi." Titah Mellyana mempersilahkan Dewi duduk.
Dewi pun duduk sambil tertunduk dan meremas jemari tangannya.
" Santai aja Wi, sebenarnya saya ada perlu sama kamu. Tapi ini bukan tentang kerjaan Wi." Ucap santai Mellyana pada Dewi.
" Emm..perlu apa ya bu maaf kalau boleh saya tahu." Tanya Dewi dengan pelan.
" Gini Wi, saya ingin kamu menikah sama suami saya Wi. Jadi madu saya." Ucap Mellyana dengan napas berat dan sudut matanya mulai berair.
" Hah.. Kok ibu aneh-aneh aja nyuruh saya menjadi adik madu ibu. Ibu pasti bercanda ya." Ucap Dewi sambil tersenyum kecil
" Saya serius Wi, gimana apa kamu mau Wi?" Sekali lagi Mellyana bertanya.
" Maaf bu saya tidak bisa, wanita mana yang ingin berbagi suami dengan orang lain pasti mereka tidak rela bu, meskipun saya belum menikah tapi saya merasa ibu juga merasakan hal yang sama. Saya juga melihat ibu begitu sedih. Maaf bu kalau saya lancang apa ibu di tekan seseorang." Tanya Dewi memberanikan diri bertanya pada bosnya.
" Enggak Wi, saya tidak tapi saya memohon sama kamu agar kamu mau menyutujui permintaan saya. Karena hanya kamu yang saya percaya untuk menjadi pendamping suami saya juga ibu sambung untuk anak saya Wi." Ucap Mellyana sambil bercucuran air mata.
Melihat itu Dewi berhambur memeluk bosnya.
" Sudah bu ibu jangan menangis lagi, ibu juga jangan berkata seperti itu karena saya ini hanya wanita biasa bu. Yang lebih pantas untuk mendampingi suami ibu itu ya ibu sendiri ibu juga ibu yang baik." Ucap Dewi sambil memeluk Mellyana.
" Maaf Wi, saya mohon sama kamu untuk menerima permintaan saya ini. Mungkin terdengar gila menurut kamu tapi bagaimana lagi Wi, dengan penyakit saya ini saya tidak bisa menemani suami dan anak saya lebih lama lagi." Ucap Mellyana sambil merenggangkan pelukan Dewi dan menghapus air matanya.
" Emm...Insya allah bu kalau begitu saya akan mempertimbangkan permintaan ibu ini. Saya juga akan meminta pendapat dari ayah saya juga bu." Ucap Dewi sambil tersenyum.
" Ya sudah Wi, terimakasih ya sebelumnya. Kamu jangan dulu kasih tahu sama yang lain kalau saya minta kamu untuk menikah sama suami saya. Sekarang kamu boleh kembali kerja Wi." Ucap Mellyana sambil memesan kepada Dewi untuk tidak menceritakan masalah ini kepada orang lain.
" Iya bu, kalau begitu saya permisi assalamua'alaikum." Pamit Dewi pada Mellyana.
...Setelah Dewi keluar dari ruangan Mellyana, Marisa langsung menghampiri Dewi dengan rasa penasarannya, karena Dewi cukup lama di dalam...
ruangan Mellyana.
" Wi tadi apa yang bu Melly bilang sama lho, kok lama banget sih di dalem sana." Tanya Marisa sambil mendekat ke wajah Dewi.
" Cuman ngebahas kerjaan Mar, kamu ngomongnya jangan deket-deket gitu ih mulut kamu tuh bau jengkol tau." Jawab Dewi sambil mendorong wajah Marisa
" hehehe... Maaf lupa tadi gue makan siangnya sama jengki lupa belum sikat gigi." Ucap Marisa sambil terkekeh.
" Eh wi, kok aku liat bu Melly pucet amet ya, kaya lagi sakit." Ucap Melly sambil merapikan baju-baju.
" jhemm.. Iya Mar mungkin bu Melly kecapean ya." jawab Dewi asal tebak padahal dia tahu Melly sedang sakit cukup parah setelah mereka berbincang di dalam tadi. Namun karena permintaan Melly, Dewi enggan menceritakannya pada Marisa.
" Gak kerasa ya Wi, kerjaan kita udah beres. lho mau pulang bareng gue gak?"
" kebetulan gue bawa motor nih." Ajak Marisa pada Dewi
" Boleh Mar, itung-itung ngirit ongkos ckckck."Jawab Dewi sambil tertawa.
" Ah dasar lho maunya gretongan, ya udah lu nungguin di depan gue ambil motor dulu di parkiran." Titah Marisa sambil berlalu.
Dewipun pergi menunggu Marisa di depan butik, Sementara Marisa mengambil motornya di belakang butik yang tersedia tempat parkir. Akhirnya merekapun pulang bersama. Dewi merasa bersyukur bisa mempunyai teman seperti Marisa, meskipun kata-katanya ceplas-ceplos tapi Marisa orang yang baik juga pengertian. Sesampainya di rumah Dewi di sambut dengan raut wajah ketus dari ibu tirinya.
" Assalamua'laikum." Ucap Dewi sambil masuk ke dalam rumah menyalami ibu tirinya juga sang ayah yang sedang duduk di kursi roda dengan ke adaan baju basah. Dewi yang melihat itu segera menghampiri sang ayah dan bertanya pada ibu tirinya.
" Ya allah bapak, kenapa baju bapak basah gini?"
" Bu kenapa ibu biarin bapak memakai baju yang sudah basah ini, kenapa ibu tidak menggantinya. Kasiankan nanti bapak bisa masuk angin bu." Ucap Dewi sambil menitikan air matanya ia tak menyangka ibu tirinya bisa setega itu terhadap ayahnya sekaligus suaminya sendiri.
" Udah ngomongnya. Sekarang mending kamu yang ganti baju bapak kamu gih. Udah gak berguna ngerepotin aja kerjaannya." Ucap Ibu tiri Dewi sambil mendengus kesal dan menyalakan tv.
Meskipun masih lelah Dewi membawa ayahnya ke kamar dan menggantikan bajunya.
" Pak, kenapa nasib kita malang begini sih. Kenapa bapak bisa-bisanya menikahi bu Susi yang jahat itu pak." Ucap Dewi sambil menangis tersedu-sedu.
' Maafkan bapak nak, karena ego bapak dulu kamu jadi menderita seperti ini.' Gumam batin Jaka ayah dari Dewi.
" Ini semua karena ulah ibu yang tega meninggalkan kita berdua, aku benci ibu pak, hiks..hiks.." Tangis Dewi sambil memeluk sang ayah.
Jaka yang mendengar putrinya berkata seperti itu merasa bersalah. dan meneteskan air mata. Ia teringat akan masa lalunya ketika masih bersama istri pertamanya Aini yaitu ibu kandung Dewi.
Setelah Dewi selesai menggantikan baju ayahnya yang basah. Ia kemudian memberanikan diri menceritakan permitaan bosnya Mellyana untuk menikah dengan suaminya.
" Pak, Dewi mau bicara sesuatu tapi bapak jangan dulu marah ya sebelum Dewi menjelaskan semuanya." Ucap Dewi sambil menggemgam tangannya.
Jaka mendengar hal itu hanya bisa mengangguk.
" Pak, tadi saat Dewi sedang bekerja Dewi di panggil oleh bos Dewi. Bu Melly, dan ternyata yang Dewi tak sangka bu Melly meminta Dewi untuk jadi adik madunya pak. Awalnya Dewi menolak namun setelah bu Melly menceritakan semuanya Dewi merasa kasihan dan enggak tega pak untuk menolak permintaannya. Bu Melly ingin Dewi menikah dengan suaminya karena beliau sedang menderita penyakit yang parah dan dokter memvonis kalau umurnya tidak lama lagi. Sedangkan beliau masih punya anak yang masih kecil pak. Ia takut nanti jika ia meninggal suaminya akan menikahi perempuan yang hanya menyangi suaminya dan tidak mau menerima anaknya kelak. Dewi mendengar itu jadi ingat sama masa lalu Dewi pak yang di perlakukan tidak adil sama bu Susi saat bapak tidak ada di rumah." Ucap Dewi menjelaskan apa yang terjadi di tempat kerjanya tadi.
" Gimana pak, apa bapak setuju dan merestui Dewi menjadi adik madu bos Dewi?" Tanya Dewi.
" Ba..pak cu..m..a ma.." Ucap Jaka terbata-bata, namun belum juga selesai berkata Dewi langsung memotong kata-kata ayahnya.
" Udah pak, mending bapak tulis saja biar cepat ya." Usul Dewi pada sang ayah.
Dewipun membawa buku juga satu buah bolpen dan menyerahkannya pada ayahnya. Jakapun menuliskan jawabannya di buku tersebut, dan menyerahkan kembali pada Dewi. Saat Dewi membaca tulisan ayahnya ia tersenyum sambil sesekali menitikan air mata.
'Dewi bapak cuman mau melihat kamu bahagia, masalah permintaan bos kamu itu bapak serahkah sepenuhnya kepada kamu Wi, karena kamu sudah dewasa bapak yakin apapun yang kamu pilih nanti adalah yang terbaik untuk kamu dan satu lagi bapak mau meminta maaf karena selama ini bapak tidak tahu kalau Susi memperlakukan kamu tidak baik. Bapak juga meminta kamu jangan pernah membenci ibumu Wi, karena sebenarnya bapaklah yang sudah mengusir ibumu pergi dari kehidupan kita bukan sebaliknya, itu semua karena bapak sudah salah paham namun bapak tidak tahu siapa yang sudah membuat kesalahpahaman itu terjadi sehingga bapak hilang akal dengan mengusir ibumu. Namun apalah daya sekarang nasi sudah menjadi bubur. Bapak tidak tahu sekarang ibumu berada di mana. Maafkana bapak Wi anak bapak yang sangat bapat sayangi.' Begitulah tulisan tangan Jaka untuk sang putri.
" Pak, kenapa bapak tidak pernah cerita sebenarnya sama Dewi. Kenapa baru sekarang?" Tanya Dewi
Namun sebelum Jaka menjawab suara Susi terdengar memanggil Dewi.
" Dewi..Dewi.. Cepat masakin ibu makanan Wi, ibu udah laper nih." Panggil Susi menyuruh Dewi untuk memasak.
" Itu nenek lampir teriak-teriak segala, gak bisa apa masak sendiri." Gerutu Dewi di samping ayahnya.
" Bentar ya pak Dewi masak dulu, sekalian buat bapak pasti bapak juga udah laper kan." Ucap Dewi sambil meninggalkan Jaka di kamar.
" Wi cepetan masak ibu udah laper, oh iya ibu minta duit juga buat beli pulsa Wi." Ucap Susi
" Kenapa gak nyuruh kak Inez bu?"
" Dewi gak punya duit bu." Ucap Dewi sambil berjalan ke dapur.
" Elleh kamu di suruh sama orangtua itungan banget sih, kakak kamu itu masih kuliah. Buruan bagi duit Wi." Ucap Susi sambil mengikuti Dewi ke dapur.
" kan udah Dewi bilang kalau Dewi itu enggak punya uang ibuku tersayang." Ucap Dewi sambil menyindir Susi.
" Kamu itu pelit banget sih Wi, dasar anak gak tahu diri. Cepatan masaknya dasar lelet." Cibir Susi sambil meninggalkan Dewi di dapur.
Mendengar cibiran ibu tirinya Dewi hanya diam, ia lakukan karena melihat sang ayah yang duduk di kursi roda. Ia tak mau ayahnya sedih jika melihat atau mendengar ia bertengkar dengan ibu tirinya itu. Setelah selesai memasak Dewi langsung ke ai membersihkan dirinya dan berganti pakaian. Sementara Inez yang baru pulang langsung memakan makanan bersama ibu tirinya.
***
#Di Rumah Mellyana.
Hari ini adalah hari libur suaminya bekerja. Mellyana mencoba berbicara baik-baik kepada sang suami untuk mau menikah kembali.
" Mas aku boleh minta sesuatu?" Tanya Melly sambil duduk di samping sang suami yang sedang memperhatikan putranya bermain.
" Boleh sayang, emang kamu mau minta apa?" Jawab Bayu sambil bertanya kembali.
" Aku minta kamu buat nikah lagi mas."
Mendengar hal itu mata Bayu langsung membulat mengarah ke Melly.
" Kenapa sama kamu Mel?"
" Kamu jangan bercanda gitu ah gak lucu tahu." Ucap Bayu sambil tersenyum.
" Aku serius mas, aku mau kamu nikah lagi mas." Ucap Melly meyakinkan sang suami.
" Kamu sudah gila ya Mell, aku gak mau nikah lagi aku sangat mencintai kamu Mell, kamu adalah wanita pertama dan terakhir untukku Mell, jadi mas mohon kamu jangan minta mas buat nikah lagi." Ucap Bayu sambil menggemgam tang sang istri.
" Tapi mas, aku mohon ini permintaan terakhir aku sama kamu mas. Aku mau meninggalkan dunia ini dengan melihat kamu sudah mempunyai pendamping di sisimu mas. Dan ibu untuk anak kita mas." Melly memohon kepada suaminya dengan menangis terisak.
" Apa yang kamu katakan Mell, meninggalkan dunia ini maksud kamu apa?" Tanya Bayu memeluk sang istri.
" Aku di vonis kanker getah bening mas oleh dokter dan umurku juga sudah tidak lama lagi. Jadi aku mohon sama kamu untuk mewujudkan keinginanku ini mas." Ucap Mellyana yang dalam dekapan sang suami. Melihat itu putranya Satria menghampiri kedua orangtuanya yang sedang menangis haru biru.
" Papah sama mamah kenapa?" Tanya Satria polos.
" Mamah sama papah enggak kenapa-kenapa sayang, Satria maen lagi ya mamah sama papah mau bicara dulu sebentar." Titah Bayu pada putra semata wayangnya.
" Oke pah." Jawab Satria sambil berlari kembali bermain dengan robot-robotannya.
" kanker getah bening, kenapa kamu baru kasih tahu aku sekarang Mell?"
" Apa selama ini kamu tidak menganggap aku suami kamu. Sehingga hal sepenting ini kamu tanggung sendiri sayang." Ucap Bayu tak terasa butiran bening mengalir membasahi pipinya. Sebagai laki-laki ia baru kali ini menangis karena merasa gagal menjadi suami yang membiarkan istrinya menanggung sendiri penyakitnya itu.
" Maaf mas, aku cuman tidak mau membuat kamu khawatir dan menambah beban pikiran kamu, di tambah aku melihat kamu begitu sibuk dengab pekerjaan kamu mas." Ucap Mellyana sambil merenggang pelukannya.
" Aku juga mengetahuinya baru sebulan ini mas, dan permintaan aku yang tadi sudah aku pikirkan baik-baik mas. Aku juga sudah punya calon istri yang baik buat kamu juga ibu sambung yang baik untuk putra kita. Jadi aku mohon kamu mau ya mas." Ucap Mellyana membujuk sang suami.
" Entahlah Mell, aku bingung. Jujur saja aku tidak pernah berniat menikah lagi meskipun kamu sekarang sedang sakit parah Mell. Aku hanya mau mendampingi kamu Mell, dalam susah maupun senang." Ucap Bayu sambil menyugar rambutnya. Ia merasa frustasi dengan kabar buruk tentang sang istri juga permintaan konyolnya.
Haripun berganti malam, Bayu mencoba memeluk istrinya yang sedang tidur namun kala ia menyentuh tangan sang istri ia merasakan suhu badannya panas. Lalu ia membangunkan istrinya namun Melly masih menutup mata dan sesekali mengigau " Mas maafkan aku mas" racau Mellyana dalam tidurnya. Melihat itu Bayu sangat khawatir dan langsung membawa Mellyana ka rumah sakit. Sementara putranya ia titipkan pada art di rumah.
" Bi Sum, tolong jaga Satria ya. Saya mau antar istri saya ke rumah sakit." Ucap Bayu sambil bergegas pergi mengendong Mellyana ke dalam mobil.
" Ada apa sama nyonya, sepertinya nyonya sedang sakit. Beruntung sekali ya nyonya punya suami seperti tuan Bayu." Monolog bi Sum pada dirinya sendiri.
Bayupun dengan panik melajukan mobilnya dengan cepat, sesampai di rumah sakit ia langsung membopong sang istri ke dalam dan meminta tolong pada suster yang berjaga.
" Sus tolong istri saya sus." Ucap Bayu sambil setengah berlari. Suster yang melihat itu segera mengambil brankar dan membaringkan Mellyana di atasnya. Lalu mereka membawa Mellyana ke dalam sebuah ruangan IGD. Perawatpun langsung memanggilkan dokter.
" Pak tunggu sebentar ya, saya akan panggilkan dokter dulu." Ucap perawat tersebut.
' Ya Allah tolong sembuhkan istri hamba, rasanya tidak tega melihatnya seperti ini.' Gumam batin Bayu.
Bersambung...
Setelah Mellyana dilakukan pemeriksaan, akhirnya dokter keluar ruangan. Bayu yang melihat itu langsung menghampirinya.
" Bagaimana dok keadaan istri saya?" Tanya Bayu pada sang dokter.
" Istri anda masih belum sadarkan diri sepertinya ada pembengkakan pada sistem limpatiknya. Apa boleh saya tahu apa selama ini istri anda sering merasakan sesak nafas, atau gatal-gatal pada kulit?" Tanya dokter tersebut.
" Emm.. Saya tidak tahu dok, soalnya saya sama istri akhir-akhir ini sama-sama sibuk bekerja jadi tidak terlalu memperhatikannya. Tapi tadi siang istri saya bilang kalau dia mengidap kanker kelenjar getah bening dok." Ucap Bayu menceritkan semuanya kepada dokter.
" kecurigaan saya ternyata benar, dan istri anda sepertinya harus melakukan operasi pak namun karena keadaannya belum stabil dan sadarkan diri. Kita harus menunggu dulu beliau sadar pak ." Titah sang dokter pada Bayu.
" Operasi dok." Ucap Bayu kaget.
" Iya pak, untuk mengangkat kelenjar yang ada dalam tubuh istri anda. Tapi kemungkinan besar selamat hanya beberapa persen pak. Karena saya perhatikan Kanker tersebut sudah mencapai stadium akhir pak. Kalaupun selamat istri anda juga untuk bisa bertahan hidup tidak lama. Maaf ya pak saya harus menyampaikan semua kemungkinan buruknya. Tapi kita berdoa' saja kepada Allah mudah-mudahan Allah memberikan keajaiban kepada istri anda."
...Mendengarkan penjelasan dokter tubuh Bayu seketika lemas dan merosot ke bawah. Ia tak menyangka kalau istri yang sangat ia cintai dan mendampinginya selama ini akan menderita penyakit yang mematikan. Dokter yang melihat itu segera menenangkan Bayu....
" Bapak yang sabar, bapak harus memberikan energi positif pada istri anda jangan sampai anda ikut drop karena bisa mempengaruhi kesehatan istri anda juga." Ucap dokter mencoba menasehati Bayu.
" Iya dok terimakasih."
" Sama-sama, saya permisi dulu pak." Jawab dokter sambil pamit pergi.
...Beberapa menit kemudian Bayu masuk ke dalam ruangan dimana Mellyana di rawat. Ia menghampiri tubuh Mellyana yang terbaring di atas berankar dengan terpasang selang oksigen juga infus. Melihat itu Bayu seketika menitikan air mata ia tak perduli di bilang cengeng meskipun laki-laki ia juga punya sisi sensitif sebagai manusia jika melihat orang yang di kasihinya sedang berjuang melawan maut....
" Mell, bangun sayang maafkan mas ya selama ini mas terlalu sibuk bekerja sehingga lupa memperhatikan kamu sayang."
" Mell, kamu harus kuat sayang mas yakin kamu pasti sembuh dan kita bisa lewati ini bersama sayang." Ucap Bayu sambil memegang tangan istrinya sambil menciuminya.
Beberapa jam kemudian Bayu merasakan kantuk berat tanpa sadar iapun tertidur di samping sang istri. Namun tiba-tiba mata Mellyana mulai terbuka perlahan.
" Dimana aku, kenapa aku bisa ada di sini. Dan mas Bayu kasihan sekali ia tertidur seperti ini." Monolog Mellyana yang masih belum sadar dirinya tengah dirawat di rumah sakit. Ia pun segera membangunkan sang suami dengan menepuk-nepuk bahunya.
" Mas..mas.. Bangun." Panggil Mellyana pada Bayu.
" Kamu sudah sadar sayang." Ucap Bayu sambil mengucek matanya yang sudah sembab karena menangis dari semalam.
" Sadar memang aku kenapa mas?" Tanya Mellyana kaget.
" Tadi malam kamu Demam tinggi Mell, dan enggak sadarkan diri. Aku begitu khawatir dan langsung membawa kamu ke rumah sakit." Ucap Bayu kepada Mellyana.
" Emm..maaf mas aku udah bikin repot kamu." Ucap Mellyana dengan menggemgam tangan suaminya.
" Hus kamu gak boleh ngomong gitu sayang, aku enggak pernah merasa di repotkan oleh kamu. Justru aku bahagia bisa ada buat kamu." Ucap Bayu sambil menempelkan telunjuk di bibir Mellyana.
" Makasih mas, kamu memang suami yang baik juga ayah yang baik untuk satria anak kita." Ucap Mellyana sambil memeluk suaminya.
" Mell, mas mau pindahin kamu ke rumah sakit yang ada di Malaysia, di sana pengobatannya sudah canggih. Mas juga mau kamu di operasi di sana ya. Dan Satria nanti aku titipkan di rumah mamih aja." Pinta Bayu pada Mellyana istrinya.
" Maaf mas tapi aku ingin berobat di Indonesia saja, aku enggak mau jauh-jauh dari Satria. Dan sebelum aku melakukan operasi aku ingin melihat mas menikah sama Dewi." Ucap Mellyana menolak permintaan Bayu.
" Mas udah bilang kalau mas enggak mau menikah lagi, mas akan tungguin kamu sampai sembuh titik."
" Mas aku mohon. Kalau mas beneran sayang sama aku mas menikahi wanita yang bernama Dewi aku juga sudah bicara dengan dia." Mellyana mulai menangis kembali karena Bayu menolak untuk menikah lagi.
" Ya sudah kalau kamu tetap menginginkan mas menikah lagi akan mas lakukan tapi dengan syarat kamu harus mau di bawa berobat ke Malaysia bagaimana?" Bayu memberikan pilihan pada Mellyana.
" Ya sudah aku setuju tapi aku mau sebelum kita ke Malaysia kamu menikahinya mas."
" Enggak segampang itu Mell, kita juga harus mempersiapkan berkas-berkasnya juga."
" Ya sudah kalau begitu aku enggak mau ke Malaysia."
" Ya sudah besok aku akan temui wanita yang bernama Dewi dan juga keluarganya. Dan mas minta alamatnya juga photonya." Akhirnya dengan berat hati Bayu menyerah juga dan memenuhi keinginan sang istri.
" Tapi untuk pernikahannya hanya menikah sirih ya Mell. Karena Mamih sama papih juga belum tentu setuju dengan permintaan kamu itu." Ucap Bayu kembali pada sang istri.
" Iya mas enggak apa-apa."
Saat mereka tengah mendiskusikan masalah pernikahan tiba-tiba datang seorang perempuan paruh baya dan memotong percakapan mereka.
" Siapa yang akan menikah lagi Bay?" Tanya perempuan paruh baya tersebut.
" Emm...ini mih." Ucap Bayu sedikit ragu.
" Eh mamih Manda kapan datang mih?"
" kok gak bilang-bilang mau jenguk aku ke sini?" Mellyana tampak mengalihkan pembicaraan dengan menyambut ibu mertuanya.
" Barusan Mell, gimana mamih mau bilang mamih dari semalem hubungin kalian aja gak ada yang aktif untung tadi mamih datang ke rumah kamu. Bi sum bilang kamu di rawat dari semalem di rumah sakit ini." Ucap mertua Mellyana yang bernama Manda tersebut.
" Iya maaf mih, soalnya pas malem Bayu bener-bener khawatir sama Mellyana dan gak sempet hubungin mamih."
" Ya sudah enggak apa-apa mamih paham. Terus kata dokter bagaimana apa penyakit yang di derita Melly ini serius?" Tanya Manda.
" Melly sakit kanker kelenjar getah bening setadium akhir mih." Ucap Mellyana sambil menitikan air mata.
Mendengar hal itu Manda seketika matanya membulat sudut matanya mulai berair. Ia tak menyangka menantunya tengah menderita penyakit yang sangat parah. Meskipun dulu Manda tidak menyukai Melly karena seorang anak yatim piatu. Namun lambat laun hati Manda akhirnya luluh dan bisa menerima Melly sebagai menantunya. Dan sekarang bahkan Melly menjadi menantu kesayangan Manda. Di bandingkan Siska anak dari seorang pengusaha tapi tabiatnya buruk. Bahkan ia tak segan membentak Manda yang notabennya mertuanya sendiri.
" Apah Kelenjar getah bening, kok bisa Mell?"
" Gak tahu Melly juga namun akhir-akhir ini Melly sering merasakan gejala tersebut hingga akhirnya di cek lab positif mih." Tutur Mellyana pada mertuanya.
" Kasihan sekali kamu nak, kamu yang sabar ya. Maafin mamih juga karena mamih dulu sering bersikap tidak baik sama kamu." Ucap Manda masih merasa bersalah dengan sikapnya dulu pada Melly.
" Iya mih, doa'in aja mudah-mudahan Melly bisa sabar menjalani ujian ini. Mamih jangan ngomong gitu yang lalu biarlah berlalu lagian Melly juga memaklumi sikap mamih itu karena setiap orang tua pasti menginginkan pasangan yang terbaik untuk anaknya." Ucap Melly pada ibu mertuanya.
" Ya sudah kalau begitu mamih pulang dulu ya Mell, Bay. Kalau ada apa-apa kasih tahu mamih ya." Ucap Amanda sambil berlalu pergi.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!