NovelToon NovelToon

CINTA PALSU

01

Suasana ini seakan menjadi gelap seketika mendengar dari pembicaraan antara sosoknya dengan seorang wanita yang telah melahirkan serta membesarkannya, ia mendengar dari sosok ibu yang sangat ia sayangi sontak membuatnya terbelalak dengan pemikiran yang diluar nalarnya.

Suasanan diiteras belakang rumah tempat favorit buatnya,sembari memainkan ponsel menjadi kelam setelah sosok ibu menghampiri dengan menyatakan sebuah keputusan bukan lagi tawaran.

"Besok keluarga Hendra datang melamarmu"

Sosok gadis belia itupun  hanya diam, sarkastik dan mendengar kelanjutan kata

"Minggu depan pernikahan kalian."

Ibu sang gadis melanjutkan kata keputusan sepihak tanpa dibicarakan terlebih dulu, dengan terbata gadis itupun mengiyakan apapun arti kata-kata itu, meski bendungan air mata hampir saja mengalir, karna apapun itu ? Ada sayatan halus yang membekas di ruang sana lebih tepatnya sanubarinya terluka akan keputusan sepihak atas nama ibu.

Kini dengan lamunannya mencari jawaban akan sesuatu dan bergumam "jika bahagiamu menjadikanku begitu ? Silahkanlah bu."

hari-hari berlalu terlampau cepat sampai membawanya ke kata esok, hari yang menjadi penentu sebuah kisah dalam hidupnya.

- - -

Pagipun berlalu dan kini sang gadis hanya bisa termangu menutupi segala rasa, hanya untukmu ibu. gadis itu akan lakukan ini asalkan Ibu bahagia.

Sesaat suara deru mobil terdengar didepan rumahnnya, seketika mata sang gadis mulai nanar, bingung apa yang harus dilakukan ? "Ya Tuhan berikan jalanmu" pinta sang gadis penuh permohonan, berupaya kuat dengan penuh kekuatan meski tak ubahnya menyatakan Tuhan berikanku kekuatan. Sembari beranjak ke depan dengan sisaketegaran yang gadis punya menjadikan kekuatan menghadapi kenyataan atas keputusan orang tua.

Disudut ruangan sudah nampak banyak orang dengan dandanan begitu menggiurkan penuh pernak pernik perhiasan, senyum sang gadis memberikan tanda hormat akan suatu hal yang membuatnya akhir-akhir ini sampai lupa makan, usai kata besok....Itu menjadi ngilu.

[Acara Pertunanagan]

Sambutan seorang ibu membuat sang gadis tidak lagi terpaku, membuatnya melangkah dan menyapu segala sudut ruang dan sejalan dengan itu gerakan tangan memperkenalkan diri “selamat pagi bu,” sapanya meski sebenarnya ingin segera berlari sejauh-jauhnya dari situ, karna sang gadis sudah punya rindunya. Rindu yang terkesampingkan oleh kata Ibu.

Perbincangan berlalu, menghasilkan penentu akan kapan akad sang gadis dilaksanakan.

Dengan menyimpan rapat-rapat rasa yang gadis punya, meski ingin segera berlalu dengan harapan esok bukan hal itu, seakan saat itu mata sang gadis kemasukan debu membuat cairan bening itu berlalu tanpa ucapan meninggalkan pelupuk matanya, dengan irisan juga sayatan-sayatan dalam hati sembari tatapan kosong dengan perbincangan dalam hati kepada Tuhan kuatkan hamba melalui ini, sontak sang gadis terkejut dengan kehadiran seseorang seakan terkunci dan medengar kata yang kembali menyakiti karena kenyataan sangat berbada dengan bayangannya.

“kenapa ? Menyendiri disini “sosok wanita paruh bawa itu seorang Ibu, sang gadis mengubah pandangannya yang semula kesosok menawan nan rupawan itu  denga jawabban "iya bu."

“Kenapa? Apa kamu sudah punya pacar ?” Sosok Ibu, Pernyataan yang membuat sosok ibu yang akan menjadi calon mertua sang gadis kelak dan mereka beradu pandang, mau tidak mausang gadis mengakhiri dengan kata yang tidak sebenarnya “belum bu,” Jawabnya, membuat calon mertua menghela nafas lega seraya berkata "Syukurlah. Kelak ibu titip Hendra padamu, ia anak kesayangan Ibu, Hendra itu sedikit keras kepala tapi tidak  dengan hatinya. Ibu yakin, kamu bisa nak merebut perhatian juga cintanya” Calon mertua sang gadis mengatakan panjang lebar, diakhiri senyum simpul dan berlalu dengan elusan dipundak sang gadis. Sosok baru yang bersahabat itupun berlalu......

- - -

[Pernikahan]

Waktu berlalu begitu cepat, segala persiapan sudah disiapkan rapi didepan. Sentuhan riasan dimuka sang gadis juga telah dilakukan dengan tenaga profesional karena akad nikahpun segera dilakuakan. Hanya menanti sosok yang sang gadis nantikan sebagai sosok calon suami yang tidak pernah iya bayangkanpun datang diruangan kecil rumah sang gadis sebagai tempat acara berlangsung, sosok yang gagah tinggi besar sungguh menawan tapi sang gadis menyakini ini adalah ujian, dengan tubuh tegap gagah lebih dengan kata rupawan itu tidak mungkin ada yang tidak tertawan.

Persiapan ijab kabul berjalan sebegitu mudahnya dan lancar dibacakan karna suami sang suami orang yang memiliki jabatan juga pendidikan, semuanya dia punya. Acarapun terselesaikan dengan sangat apik tanpa kendala. Saat penanda tanganan buku nikah sebagai legalitas atas pernikahan secara hukum dan agamapun selesai.

Harapan sang gadis dapat sedikit senyuman dari sosok yang telah menjadi suaminya, ternyata mata itu begitu tajam menghujanminya, menusuk nenyelidik seolah sang gasis punya kebusukan, buliran air mata menggenangi mata sang gaids, tanpa perintah sang gadis segera menundukkan mukanya. Berlahan tapi pasti menyekanya biarkan hanya aku yang tahu, belaian tangan sahabat sang gadis membuatnya kuat, Sosok Dewi sahabat sang gadis yang tahu akan dirinya. sontak memberikan pelukan mendarat, disitu air mata sang gadis seakan tumpah merubah suasana yang semula penuh dengan kecanggungnan.

“Selamat yaa Tyo, Met menempuh Hidup baru semoga samawa”

“Kapan pulang”

“Tadi pagi penerbangan pertama”

“Terimakasih nyempetin kesini,” pelukan mereka mewakili semua rasa yang mereka saling ketahui. momen haru kedua sahabat tidak berlangsung lama karena ada sebuah bisikan sebuah permintaan atau instruksi dan berlanjut dengan acara resepsi nanti pesuruh atau siapalah yang tadi bersama sang suami mengatakan, “suaminya

ingin ke belakang” tanpa menunggu lama jawaban “baik pak” dan segera dengan mempersilahkan “silahkan mas, mari ku antar" tanpa kata apapun tatapan seperti ingin membunuhnya yang sang gadis dapatkan, sesegera sagn gadis memberikan arah dengan melangkah tanpa menghiraukan entah itu singa atau drakula sekalipun, sesampainya diujung ruangan “disini mas,” sosok gagah rupawan itu kembali berlalu tanpa ucapan, sagn gadispun terpaku didalam ruangan kecil itu yang tak lain kamarnya sembari menunggu sejenak mungkin sang suami membutuh sesuatu.

Entah apa yang ada dibenaknya ? tiba-tiba ingin memberikannya air minum tapi lamunan sang gadis buyar saat sosok suami sudah didepannya dengan ucapan kasar mengatakan “aku haus !!!,” “ba baik mas kuambilkan, mas mau minum apa?” mencoba bersabar dan ingin tahu, “Apa saja asal jangan meracuniku” membuatnya tersenyum dan berlalu secepatnya kembali dengan dua air minum mineral dan teh poci "ini mas" kucoba menyodorkan.

02

“Apa saja asal jangan meracuniku.” membuatnya tersenyum serta secepatnya berlalu dengan kembali membawa dua air minum, air mineral dan teh poci menyodorkannya "ini mas.”

Diambilah salah satu minuman itu, segera meminumnya dan mengatakan "siapkan bajumu, kita ke pesamuan dirumahku.”  “ba baik mas" Tyo dengan terbata menjawabnya, “dan satu lagi kamu sendiri saja, tanpa siapapun mengikutimu,” sosok suami yang bergitu angkuh kembali keputusan sepihak yang ia terima.

Mendengarnya  rasa  ngeri\, nyeri serta sakit direlung hati sang gadis menjadi satu. Saat sebuah perintah terdengar Menyuruhnya memastikan dengan ucapan penolakan pendampingan” gerutu hati sang gadis\, Tapi kembali mengingat sosok ibu\, yang beradu berbaku hantam dalam pikirannya\, dua orang ibu\, yang melahirkannya  dan sosok mertua yang memintanya untuk menjaga sosok suaminya kini\, sesegera sang gadis beranjak dengan tekat pasti bisa ***"aku akan bertahan sampai kapanpun asalkan bukan kamu yang memintaku atau mengusirku keluar dari hidupmu mas" ***itu janjiku

Mengambil tas, dompet, ponsel serta dua buah bajunya, juga jean yang sang gadis kembalikan berganti dengan rok panjang dengan segera dikemas, masukkan dalam tas double fungsi itu, dan mengatakan sudah mas tanpa jawaban sang suami meninggalkannya membuat kakinya sedikit berlari mengatakan "tunggu mas" hanya berbuah lirikan tanpa merubah  pandangan. Sosok itu begitu membingungkan sikap santun yang terlihat dan terdengar diujung ibu sang gadis mengatakan "iya nak mamamu barusan bilang sudah ditunggu di hotel"

Meski sakit saat sambutan ramah ke ibu sang gadis membuat hatinya seakan runtuh, meski penghuni disana tetap menunggu aku rindu, buliran itu kembali berulah membuat sang gadis terbata saat berucap "Bu Tyo pamit, " membuat sosok Ibunya menjawab " Iya sayang ikutlah suamimu lakukan yang terbaik," dengan menahan semuanya " iya Bu," membalas dengan senyuman yang dipaksakan seindah mungkin demi ibunda tersayang.

Berlalu pergi membawa rasaku.........

Duduk dimobil mewah dengan psisi masing masing tak jadi satu, saling terdiam tanpa ucapan sampai ditujuan kurang lebih satu jam, masuk diparkiran Hotel berbintang cukup ternama dengan sambutan yang mengharukan bahagia semakin terpancar sesaat ibu mertuaku mendaratkan pelukan dan mengucapkan selamat ya sayang, "terimakasih" Tyo ucapkan begitu banyak keluarga besar relasi yang mengucapkan hal serupa,

Tiba tiba "sudah yaa kami mau kekamar" Hendra sontak menjadikan perbincangan hangat tanpa suara bahkan gelak tawa tapi, tangan bersih itu menarikku kasar masuk ke lif dan sebuah ruangan dengan spontan menghamburkanku, sontak mengagetkanku dengan mengatakan "tidak usah keluar!!!"Hendra Kamu itu memalukan

Seketika mulutku menganga dan hujan di area pipiku tak tertahankan tatapan tajam seakan membunuhku yang lagi-lagi kudapatkan dengan bukan hal indah melainkan bentakan "kenapa?!!!"Hendra Jangan harapkan kamu dapatkan uang atau perhiasan seperti harapanmu dan akan kupastikan ini nerakamu, hanya penyiksaan itu yang pantas kamu dapatkan!!"Hendra"

Seluruh badanku ngilu lemas mendengarkan itu tak bisa berbicara hanya diam dengan jeritan tertahan tuhan kuatkanlah hambamu

"Aku mau mandi siapakan air hangat juga baju ganti, besok kita pergi!!, Kuliahmu ku pindah, juga kamu musti ganti uang itu!!! Mengerti?!" Hendra sang suami mengatakan penuhpenekanan "Iya mas" Meski tak selancar kita membacanya

Aliran kristal bening yg merambat membasahi pipiku sejalan langkahku menuju kamar mandi, Hotel berbintang dengan segala fasilitasnya. Memang istimewa sembari menunggu air di bak besar penuh setelah penuh dan kupikir cukup kuberanjak keluar seraya mengutarakan "airnya sudah mass", Tidak ada sautan ternyata suaminya ketiduran,

Sedikit ragu ku hadapkan pandanganku kesosok terkapar di depan menunduk melepaskan sepatu brendet itu dengan berlahan agar sang tuan tak terbangun melanjutkan kaos kaki hitam melonggarkan jas hitam, dengan mudah karna tidurnya tengkurep dengan penuh keberania ku geserkan posisi tidur jadi terlentang sesegera mungkin aku longgarkan dasi, serta membuka kancing atas biar terasa longgar harapanku, sembari berfikir hemmmm, selesai juga membiarkannya tertidur seperti bayi tampan, gagahnya tidak perlu diuji, meski sesekali ingat kata katanya tadi menyayat hati itu, lupakan bisikku sendiri demi ibumu apapun itu,

Berlalu menuju meja rias kulepas pernak pernikku sembari mencari bajuku ternyata sdah disini kuambil sembari memlihat suami pulas kuputuskan mandi, tak butuh waktu lama kesegaran kudapati dan kuakhiri berganti celana pendek serta kaos berwarna putih, dengan rambut basah dibalut dengan handuk keluar tetap mendapati suamiku terkapar sempurna dengan dada terbuka entah kapan melepasnya, masuk kembali kekamar mandi melihat air masih hangat dan ku tambah sdikit panas lagi "mas sudah siap airnya' Tyo mengatakan dengan sedikit keberaniannya

03

"mas sudah siap airnya” Tyo mengatakan dengan sedikit keberaniannya

"Iya.... Bentar lagi"Hendra suara berat itu terdengar tidak seperti biasanaya, senyum Tyo menyimpan banyak pertanyaan

Tyo membuka lemari dan mencoba menyiapkan baju ganti yang sudah tersusun rapi, juga barisan baju wanita membuat Tyo penasaran dan terdian sejenak, menutupnya kembali rapi dan menyuarakan "baju gantinya disiapkan dimana maz ?" Tyo mencoba mencari kejelasan.

"Taruh meja dekat wastafel saja" Hendra, masih dengan pendengaran yang penuh tanya Tyo menjawab "iya" kemudian

Melangkah Kesudut ruangan Tyo menekan power mencari lagi hiburan, sosok lelaki yang tak lain suaminya berlalu sejenak terdengar "dinn!!!" Hendra, dengan segera "Iya maz" Tyo menghampiri untuk memastikan "baju santai saja aku mau istirahat,"Hendra "maz maunya pakek apa ?" Tyo dan jawaban diluar nalar jawaban yang Tyo dengar "Sepertimu" Hendra dengan senyum Tyo menjawab "baiklah"

melangkah pergi kesudut mengambil baju yg sudah disiapkan tadi menggantinya sesuai permintaan yang baru saja di dengar, kembali membuka lemari dengan keingin tahuan menyentuh susunan baju wanita yang tersusun rapi "baju siapa"Tyo sembari menarik kembali susunan baju kaos juga celana pendek warna hitam serta memberikan kembali  informasi "di meja ya mas" Tyo

"Iya, dalaman juga ?!"Hendra, "Sudah maz"Tyo

Berlalu melihat kembali layar Tv menikmati gosip terbaru dunia keartisan membuatnya kelelahan mengganti cenel tanpa alasan dengan mengutarakan isi hati "Aku lapar," Tyo tanpa sadar untunglah tidak ada yang mendengar, makin gelisah memikirkan bagaimana mengatakannya dengan sedikit keberanian "Maz, maz masih lama ?"Tyo diujung "Sebentar lagi, Kenapa??" Hendra "gakpapa nanti saja nunggu mas keluar"Tyo

15 menit kemudian hendraku sdah didepanku

 

"Ada apa ?" Hendra, Sontak Tyo merubah posisi duduk "mau ijin keluar mas, aku lapar," Tyo hanya senyuman sontak membuat Tyo tak nyaman, "sebentar lagi datang makanannya, tunggu jangan keluar ruangan" Hendra membuat Tyo cukup mengerti "baik maz"Tyo dan benar saja, sebentar sudah datangdiluar ruangan, "diamlah aku saja yang membukakan"Hendra Senyuman itu, mirip ? gumam Tyo melayang ke sosok tersayang yang sudah terpisahkan

😅😅😅😅😅😅😅😅😅😅😅😅😅😅😅😅😅😅😅😅😅😅😅😅😅😅😅😅😅😅

 

"Makanlah, itu makanannya sudah datang," Hendra mendengar sebuah pernyataan itu Tyo memberanikan diri "maz mau makan kapan ?" , "Nanti malam saja" Hendra

"Sebegitu banyak kan sayang mas" Tyo

"Gakpapa bukan kamu juga yang bayar," Hendra sontak membuatku kenyang, Tyo menghela nafas perlahan "makan dulu ya maz"Tyo mencoba memberikan perdamaian hanya jawaban hemmmm...... oleh suaminya

Membuka makanan, semua tidak menantangnya untuk Tyo makan, sampai diujung baru menemukan menu tempe kesayangan, "bisa minta sesuatu pinta ?"Tyo Menginginkan persetujuan

"apa?!" Hendra dengan begitu membuat ciut nyali Tyo "Tidak Jadi Mas"

Ceklek suara pintu ditutup petugas yg mengantar makanan dengan sedikit kekcewaan menyantap makanan kegemaran Cukup dengan tempe goreng tanpa sambal kesukaan,  mau gimana biasa makan makanan lokal jadi kurang paham makanan mahal yang menurut Tyo  kurang menarik dari pada tidak sama sekali

" Kenapa makanmu begitu ?" Hendra

" Kenapa maz emang??" Tyo

" Nggak suka menunya?"Hendra

" Maaf maz, daging aku ndak begitu suka makan"Tyo

Berlalu pergi kebiasaan kayak jaylangkung aja, sewot Tyo sembari menikmati makanan,  bel berbunyi lagi...

"Teruskan makannya"Hendra hanya anggukan Tyo mewakili jawaban atas perintah itu, betapa diluar dugaan pelayan datang lagi, membawa daftar menu membuat Tyo melongonya

"Maz??"Tyo

"Pesanlah sesuatu yang kamu suka"Hendra

Andai selalu seperti itu gumam Tyo masih sarkastik Emmmmm "bisa minta sambel ?"

"boleh" Pelayanan itu dengan antusias " segera diantar"

"sama telor matasapi kering satu saja cukup" Tyo dengan berbinar meski ada wajah aneh didepan menatapnya  tak percaya mengakhiri "Makasih yaa"Tyo membuat pelayan segera pergi

"Kenapa ? Ndak pesen...."Hendra

" maaf maz, Kita memang beda kasta, maaf membuatmu malu, maaf sebelum air bening ini mengganggu Tyo makan kembali nasi tempenya dengan sekian menit sambelpun datang membuatnya lupa akan sakit dan ketidak

nyamanan itu

 

Cocol cocol masukkan, mau habis alhamdulillah gumam Tyo dalam Hati

"Maz bentar lagi malam mau makan apa ?" Tyo

" Mau nasi goreng'"Hendra

"Baiklah di pesankan dulu yaa"Tyo dengan membaca memastikan daftar menu disitu blum ada jelasnya

" bikinkan' Hendra Sembari menatap layar televisi

" boleh" Tyo sedikit ragu masaknya dimana?? mungkin sebuah kegiasaan langsung melangkah menarik Tyo  sampai disebuah ruangan dengan banyak mata memandang penuh hormat, sembari melepaskan tangan Istrinya Mengatakan "nasi goreng apa saja aku makan,  dan kalian jangan ada yang bantu!!" Hendra dengan sorot mata tajam mengintimidasi sontak jawaban baik pak

"Maz"Tyo

" Iya,"Hendra halus ingin leleh rasanya Tyo mendengaranya

" mau tanya siapa bumbu-bumbu, kalau semua kesitu,"Tyo

" masak sebisamu " Hendra

" Iya iya, sabar" Tyo mencoba mengalah dan senyuman yang dipaksakan

"Deretan bumbu di ? jawab kiri, baik kalian boleh keluar "Hendra

"Mas disini saja "Tyo sembari beraksi me masak, memasak gampang dikampung ini sudah biasa, 10 menit

sudah disiapkan alaala chef dengan mengatakan "ini nasi goreng jawasukasuka"Tyo melihat wajah itu senyum sempurna

"Maz mau minum apa ?"Tyo

"Kopi" Hendra degan mendengar saja seakan mendapat berllian bergeser degan baik disiapkan,  saat meracik kopi Tyo mengatakan " tinggal kasih teri maz itu, cuman aku kurang tahu dimana disini ?" jawaban tak terduga  "Lain kali bikinkan lengkap" Hendra membuatnya kembali terbata " i iya maz"Tyo

" Memberikan kopi, serta membawakan juga air putih, ini maz minumnya"Tyo kembali hanya diam meminum dan mengatakan " kalian bawakan minumanku ke kamar,"Hendra sontak pelayan menjawab "baik pak"

 

Ayo kita jalan ? ajak Hendra kembali membuat Pertanyaan Tyo " Maz besok berangkat pagikan?? Apa sebaiknya

istirahat,  bedakan mas kalau aku mahasiswa baru jadi ya santai saja, " sebentar."Hendra ,baiklah

melangakan bersama sampai di lobi,  naik mobil minimalis bagus biasanya juga angkot kembali percakapan Tyo

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!