Malam Minggu dimana bagi sebagian anak muda melakukan kencan dengan kekasihnya tapi tidak dengan Aisyah, dia harus meratapi nasib patah hatinya dimana pria yang di anggap juga menyukainya ternyata malah melamar sahabatnya sendiri. di tambah sahabatnya sendiri tahu bahwa Aisyah menyukai pria tersebut, akan tetapi tidak bagi Mira malah menerima pinangan dari pria tersebut. Mungkinkah karena perbedaan kasta jadi keluarga pria tersebut memilih sahabatnya di banding dirinya. Sejak acara lamaran mira aku jadi sering melamun. Sampai ibu datang mendekat pun aku tak tau.
"Aisyah kenapa kamu jadi sering melamun? ada apa nak ?"kata ibu aisyah dengan perasaan bingung.
"Aisyah gak apa apa Bu, Aisyah cuma sedang memikirkan masa depan Aisyah saja." jawab Aisyah sedikit menenangkan hati ibunya.
"Bu...andaikan Aisyah bekerja di ibu kota apa ibu mengijinkan Aisyah??",cetus Aisyah lanjut pada ibunya. ibu menatap Aisyah dengan serius.kenapa anaknya tiba tiba ingin pergi ke ibu kota, padahal dirinya tidak pernah membicarakan hal seperti ini sebelumnya.
"kenapa nak??? tiba tiba kamu mau ke ibu kota."cecar ibu penuh tanya. Aisyah menghembuskan nafas lalu tersenyum.
"tidak kenapa-napa ibu, hanya saja Aisyah ingin bekerja disana, Aisyah ingin mengumpulkan uang yang lebih, Aisyah ingin kuliah ibu." ibu terus memandang Aisyah dengan seksama. lalu kemudian ibu mendesah kan nafasnya."
"maafkan ibu sama bapak ya nak, ibu sama bapak gak bisa membiayai kuliah untuk kamu, bapak gak sanggup bila harus membiayai kamu kuliah,sementara ada adik kamu yang masih butuh biaya sekolah." ibu berbicara dengan sedikit menahan tangisnya. aku melihat ibu jadi ingin menangis,bukan maksudku ingin membuat ibu menangis seperti ini. aku gak mungkin jujur alasan ku sebenarnya pada ibu kenapa aku ingin bekerja di ibu kota.
"ibu jangan minta maaf, justru Aisyah bangga sama ibu dan bapak, ditengah hidup kekurangan kita ibu sama bapak masih mengusahakan kita untuk mengenyam pendidikan walaupun sampai SMA, Aisyah sangat bersyukur Bu, Aisyah bangga SMA ibu dan bapak."ujarku menenangkan ibu.
"aku hanya ingin meraih cita-citaku Bu. aku ingin kuliah, tapi sebelum kiah aku ingi kerja dulu sambil mengumpulkan uang untuk kuliah, ijin kan Aisyah buat mencapai cita-cita Aisyah,Aisyah ingin membahagiakan bapak dan ibu, Aisyah mau jadi anak yang bisa di banggakan buat ibu sama bapak," lanjut ku meyakinkan ibu.ibu mendesah setelah aku memberikan penjelasan padanya.
"huftt.....nak kamu anak perempuan, bagaimana terjadi sesuatu sama kamu sedangkan di ibu kota sana kamu tidak punya saudara. ibu hanya khawatir nak, bagaimana tempat tinggal mu, bagaimana jika kamu sakit, ibu khawatir nak."jawab ibu Aisyah
"apa tidak bisakah kamu mencari kerja disini saja nak, agar kamu tidak perlu tinggal jauh dari kami, ibu mana yang tega membiarkan anak gadisnya merantau jauh dari keluarganya, ibu benar-benar khawatir Aisyah."cetus ibu Aisyah dengan menahan tangisnya.
"Bu Aisyah insya Allah bisa menjaga diri Aisyah dengan baik, Aisyah tidak akan berbuat macam-macam, Aisyah hanya berniat bekerja mengumpulkan uang untuk kuliah saja." jawab Aisyah dengan sedikit memohon pada ibunya.
"sepertinya ini sudah malam Aisyah, sebaiknya kamu tidur, ibu juga mau tidur." ibu keluar dari kamar aisyah berusaha menyudahi pembicaraan ini berharap besok Aisyah mau merubah rencanya itu.aisyah hanya menghembuskan nafasnya
"....hutffff....maafkan Aisyah Bu, bukan maksud Aisyah buat ibu sedih. Aisyah hanya sedang ingin merubah nasib keluarga kita ini, aisyah hanya ingin membahagiakan ibu dan bapak saja."ucap Aisyah setelah ibu berlalu dari kamarnya.
Setelah berbicara dengan ku tadi ibu termenung di kamarnya. bapak masuk kamar setelah baru pulang dari rumah temannya. bapak mendekati ibu, tapi ibu tidak menyadari bapak masuk kamar.
"ada apa buk? kenapa malam malam malah melamun?" ada masalah ? tanya bapak.
"pak ibu hanya sedang khawatir dengan Aisyah, akhir akhir ini dia sering melamun, tadi ibu tanya kenapa sama Aisyah, dia jawab pengin kerja di Jakarta, dia pengin kumpulin uang buat kuliah pak, ibu khawatir pak..."jawab ibu sambil menangis.
bapak kaget dengan jawaban ibu.kenpa anak perempuannya tiba tiba ingin ke Jakarta, padahal sebelumnya dia tidak pernah menyinggung masalah ini.
"kenapa tiba tiba Aisyah ingin kerja di ibu kota Bu?" padahal dia tidak pernah punya keinginan kerja disana, kalau kuliah dia punya keinginan untuk itu, tapi kalo kerja dia tidak pernah punya keinginan buat kerja jauh dari kita." ucap ayah dengan sedikit bingung.
"Aisyah bilang...dia ingin membuat kita bangga pak, dia ingin membahagiakan kita, dia ingin merubah nasib kita pak." ibu hanya khawatir saja bila Aisyah kerja di ibu kota, jauh dari kita, bagaimana tempat tidurnya, bagaimana kalau dia sakit, ibu bingung pak." jawab ibu dengan menangis.
"ibu juga bingung kalo harus menolak permintaan Aisyah pak, dia sudah dewasa untuk menentukan sikap, ibu takut dia merasa selalu di kekang orang tuanya untuk maju, ibu juga khawatir jika ibu menyetujui permintaan Aisyah pak, ini yang buat ibu bingung," lanjut ibu masih dengan menangis. Bapak mendesah pelan.
"ibu benar Aisyah sudah dewasa, kita sebagai orang tua sebenarnya hanya bisa mendukung keputusan Aisyah jika itu baik buat anak kita, ibu juga tidak salah jika khawatir kepada Aisyah, karena Aisyah itu anak perempuan, jadi alangkah baiknya kita jadi orang tua harus mendukung aisyah, sebagai orang tua kita hanya bisa mendoakan anak anak kita supaya bahagia."ucap ayah dengan bijak.
" lebih baik kita mendoakan saja semoga keputusan Aisyah sudah tepat, dia bisa mencapai cita citanya disana, ibu jangan terlalu khawatir... lebih baik ibu doakan saja untuk kebaikan Aisyah." ujar ayah menenangkan ibu.
"apa bapak yakin dengan keputusan bapak,,?" apa Aisyah disana akan baik baik saja?" tanya ibu.
" insya Allah doa ibu dan bapak akan selalu membuat anak anak kita dimana pun berada akan baik baik saja..." ujar bapak menenangkan ibu.
" baiklah jika itu keputusan bapak, ibu akan ikuti keputusan bapak, ibu hanya ingin tidak mengecewakan Aisyah, dia tidak pernah meminta apapun dari kita, baru kali ini dia meminta permintaan yg sulit ibu sanggupi." cetus ibu.
" yasudah lebih baik kita tidur, ini sudah malam, besok pagi kita bicarakan lagi dengan Aisyah bagaimana lanjutnya yah." ujar ayah.
"hmmm yasudah kita tidur pak." ujar ibu
adzan subuh sudah terdengar keluarga Aisyah pun sudah bangun, bapak serta arfa adiknya Aisyah sudah bersiap-siap pergi ke mushola, sedangkan Aisyah dan ibunya melaksanakan sholat di rumah. setelah sholat subuh sudah kebiasaan Aisyah membantu ibu membuat sarapan di dapur.
" selamat pagi Bu,,, hari ini mau masak apa buat sarapan?,,,biar Aisyah bantu."ucap Aisyah pada ibu.
" pagi nak,,, kita buat tumis kangkung sama goreng tempe saja yah." jawab ibu.
"yaudah mana kangkungnya biar Aisyah yg metikin, ibu yang nyiapin bumbunya." ucap Aisyah.
"ibu seneng tiap hari di bantuin masak sama kamu Aisyah, nanti kalo kamu sudah punya suami sudah bisa masakin suami kamu, dan masakin buat ibu mertuamu," ujar ibu pada Aisyah.
aku tertawa pada ibu, kenapa ibu tiba tiba bicara tentang suami pagi buta begini, setelah patah hati kemarin pikiran tentang sebuah pernikahan seakan masih sangat jauh d pikiranku.
"ibu ini ada-ada saja, hal semacam itu masih sangat jauh dari pikiranku Bu, aku masih punya cita-cita yang belum kesampaian, aku pengin bikin ibu sama bapak bangga dan bahagia dulu." ucap ku sambil tertawa. ibu tiba tiba diam, dan aq pun bingung."
" nak apa kamu masih mau kerja di ibu kota?" tanya ibu padaku.
"memangnya jika aku mau kesana ibu bakalan Ngijinin Aisyah??? tanyaku balik pada ibu.
"apa kamu benar- benar ingin bekerja disana Aisyah? jika kamu benar-benar ingin ibu dan bapak akan mengijinkannya, ibu hanya ingin melihat kamu bahagia dengan pilihanmu, buat ibu dan bapak bangga dan tidak mengecewakan kamu, kami hanya bisa mendoakannya nak,,"
Aisyah menangis mendengarkan ibu berkata seperti itu, dia akan membuktikan pada orang tuanya kalo dia bisa, Aisyah hanya butuh doa restu dari orang tuanya, Aisyah akan baut orang tuanya bangga dan akan membahagiakan orang tuanya suatu saat nanti. Aisyah bangkit dari duduknya lalu memeluk ibu sambil menangis.
"terimakasih ibu sudah Ngijinin Aisyah buat ke ibu kota, Aisyah janji tidak akan buat ibu kecewa, Aisyah akan buat ibu SMA bapak bangga,,," ujar Aisyah pada ibu sambil menangis.
disela-sela tangisan antara ibu dan anak ternyata bapak dan adik Aisyah sudah pulang dari mushola usai sholat subuh, bapak dan anak itu berhenti di ruang tamu, agar tidak mengganggu acara anak dan ibu tersebut.
setalah cukup lama menangis sambil berpelukan Aisyah dan ibu pun tertawa bersama, Aisyah bahagia akhirnya ibu setuju dengan keputusannya, semoga jalan yang Aisyah pilih adalah yang terbaik, dia ingin melupakan cinta pertamanya dengan pergi ke ibu kota untuk bekerja, dan untuk mencapai cita cita dia untuk melanjutkan kuliah disana.
" Aisyah kenapa bapak dan arfa belum pulang dari mushola? seharusnya sudah dari tadi kan mereka pulang...?" tanya ibu.
" iya yh Bu ko mereka belum pulang...padahal solat subuh di mushola sudah kelar dari tadi harusnya. yasudah lebih baik ibu tunggu saja bapak di depan biar Aisyah yang menyelesaikan masaknya." ujar Aisyah pada ibu.
"yasudah ibu ke depan dulu sambil bawa teh buat bapak,kmu lanjutin aja masaknya." jawab ibu.
"ya ampun pak, ibu kira nyangkut dimana sholat di mushola ko gak pulang pulang, eh ternya ada di ruang tamu," ucap ibu pada bapak sambil memberikan teh hangat pada bapak.
"bapak sudah pulang dari tadi, tapi pas bapak mau masuk dapur ada yang lagi adegan nangis yah fa ? jadi bapak sama arfa nunggu disini aja nyampe adegannya kelar, udah kelar toh ? " ucap bapak sambil tertawa pelan.
" hmmm bapak ada ada saja, pak ibu sudah bilang sama Aisyah kalo kita setuju dengan keputusannya, nanti setelah sarapan bapak ngmong ke Aisyah gimana baiknya yh ?" ujar ibu pada bapak.
" iya nanti kita bicarakan lagi setelah sarapan, bapak sudah lapar Bu, ibu masak apa toh ?? " tanya ayah sama ibu.
"lihat saja dimeja pak, Aisyah yang masak tadi, fa ... kamu libur sekolah kan??? nanti anterin ibu ke pasar yah??? ibu mau belanja buat dagangan nanti siang," cetus ibu pada arfa.
" beres Bu nanti arfa anterin ke pasar, tapi nanti beli es cendol sama kue basah yh Bu ?" ucap arfa sambil tertawa.
"iya nanti ibu beliin, udah kamu sama bapak langsung aja ke meja makan, kayanya mbak mu sudah selesai masaknya," jawab ibu.
"Syah...sudah semua masaknya? bapak sudah lapar seprtinya, ayo kamu duduk juga kita makan sama-sama." ujar ayah pada Aisyah.
" sudah pak tinggal makan saja, Aisyah juga mau makan," ujar Aisyah lalu mengambilkan nasi untuk bapak dan ibu, kami makan dengan lahab tanpa ada yg berbicara, itulah tradisi keluarga kami, dilarang berbicara saat sedang makan. kami makan dengan lahap sampai semua kenyang dan Aisyah segera membereskan meja makan dan mencuci semua peralatan makan tadi."
"Syah kalo sudah selesai temui bapak yah di belakang, bapak mau bicara sama kamu," ucap bapak pada Aisyah.
" baik pak Aisyah selesaikan dulu ini, nanti Aisyah kebelakang temuin bapak." jawab Aisyah.
"ada apa pak?" tanya Aisyah dengan sedikit khawatir sambil meletakan teh hangat dan kue kering pada bapak.
"tidak ada apa apa Aisyah, jangan terlalu khawatir begitu, bapak hanya ingin ngobrol dengan anak perempuan bapak, apa tidak boleh?" jawab bapak sambil tersenyum . bapak sejenak terdiam dan mengambil nafas dalam
"nak,,, ibu sudah bicara sama bapak tentang permintaan kamu itu, ibu dan bapak jujur saja kaget dengan keputusan kamu itu." sejenak bapak terdiam.
" maafkan bapak yah Aisyah karena tidak bisa menyekolahkan kamu lebih tinggi lagi, bapak tidak sanggup untuk membiayai kamu kuliah, sampai kamu punya keinginan seperti ini, kamu mau kerja di ibu kota untuk mencapai cita cita kamu." ucap bapak dengan nada pelan dan sendu.
"bapak dan ibu akan memberikan doa restu ibu untuk kamu meraih cita cita kamu, buat bapak dan ibu bangga, dan jangan salah gunakan kepercayaan bapak dan ibu yah, kami disini akan selalu mendoakan untuk kebahagian dan kesuksesan kamu." ucap bapak lagi.
" lalu kapan rencananya nak kamu berangkat ke ibu kota?" tanya ayah.
"insya Allah jika Aisyah lolos masuk PT minor, Aisyah akan berangkat 2 Minggu lagi pak, bapak jangan khawatir disana Aisyah sudah di carikan kontrakan untuk tempat tinggal aisyah." ujar Aisyah penuh semangat .
"pak, maafkan Aisyah yah Karena tidak bicara dulu saat Aisyah ikut tes masuk PT tersebut, Aisyah awalnya coba coba tapi ternyata Aisyah lolos sampai tahap ini, besok adalah pengumumannya, doakan Aisyah lolos ya pak, semoga ini jalan Aisyah buat Aisyah bisa bikin bapak sama ibu bangga dan Aisyah bisa bahagiain ibu sama bapak." lanjut Aisyah.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!