NovelToon NovelToon

Godaan Teman Dan Ibu Kos

Menuju ke kota

Sebelum  membaca mohon kasih bintang lima dan dukung terus karya ku, supaya author lebih semangat berkarya dan menulis, Terimakasih

Pagi hari Evan sudah berkemas-kemas untuk menuju ke kota, dimana rumah temannya dekat dengan kampus, untuk dirinya menuntut ilmu, setelah semuanya beres lalu Evan pergi ke terminal, dan mencari bus yang akan menuju ke kota, setelah Evan mendapatkan bus yang akan menuju ke kota, ia bergegas masuk ke dalam bus tersebut.

Sudah tiga jam Evan menempuh perjalanan, akhirnya sampai juga, lalu turun dari bus tersebut dan menelepon teman nya untuk menjemput dirinya, selang beberapa menit, kemudian teman nya datang dan menyuruh Evan untuk masuk ke dalam mobilnya

Mereka berdua melesat menembus padatnya lalu lintas, menuju ke rumah teman nya itu, setelah mereka sampai lalu turun dari mobil.

"Ayo Van masuk" Bagas mengajak Evan untuk masuk ke dalam rumahnya.

"Iya Gas" lalu Evan berjalan mengikuti Bagas sambil membawa tas besar yang berisi pakaian dan barang-barang miliknya.

"Ini kamar kamu Van, ayo masuk biar aku bantu beresin barang bawaan kamu" lalu Bagas menggandeng tangan Evan dan berjalan ke dalam kamar tersebut.

"Gimana kabar orang tua kamu Van?" Bagas menanyakan kabar kedua orangtuanya Evan.

"Baik dan sehat semua Gas" balas Evan sambil menata barang-barang miliknya.

Bagas adalah anak dari keluarga Ayahnya, tepatnya anak dari om Ayahnya Evan, yang merantau di kota, karena sejak kecil Evan selalu memanggil dengan menyebut Bagas.

Sudah satu tahun istrinya menceraikan dia, karena istrinyanya mempunyai simpanan dengan seorang lelaki rekan kerjanya satu kantor, Bagas mempunyai usaha sendiri, membuka toko di kota tersebut.

"Udah selesai semua, kamu mandi dulu, lalu kita makan bersama" Bagas menyuruh Evan untuk mandi, supaya badannya lebih segar.

"Iya Gas, badanku sudah lengket" lalu Evan berjalan ke kamar mandi.

Bagas menyiapkan makanan untuk mereka berdua, setelah Evan mandi dan sudah rapi lalu berjalan menuju ke meja makan, sambil menyantap makanan mereka mengobrol tentang Evan yang mau kuliah

"Kapan kamu mulai masuk kuliah Van?" Bagas menanyakan kapan Evan akan masuk kuliah.

"Dua hari lagi Gas" balas Evan sambil memasukkan nasi ke mulutnya.

"Sepeda motor yang ada di garasi, kamu pakai aja Van, karena motor itu sudah lama gak kepakai" Bagas menyuruh Evan untuk menggunakan sepeda motor yang sudah lama tidak di pakai.

"Makasih Gas" ucap Evan dan tersenyum kepada Bagas.

Mereka berdua melanjutkan makannya sampai kenyang, lalu Evan membereskan meja makan itu dan hendak mencuci piring yang sudah kotor tersebut, Evan membawa piring hendak di cuci

"Biar aku aja Van, kamu duduk saja di sana sambil nonton film" Bagas merebut piring yang Evan bawa dan hendak di cuci.

"Aku mau bantuin, supaya kamu gak capek" ucap Evan lalu membantu Bagas untuk mencuci piring tersebut.

"Ya udah aku mau mandi dulu, udah sore" lalu Bagas menuju ke kamar mandi, sedangkan Evan mencuci piring yang kotor tersebut, selang beberapa menit Evan sudah selesai mencuci piring.

"Van ambilkan handuk di kamar ku, tadi lupa bawa" teriak Bagas dari dalam kamar mandi, lalu Evan menuju ke kamar Bagas dan mencari handuk tersebut, setelah menemukan, lalu Evan berjalan menuju ke kamar mandi.

"Ini Gas handuknya" ucap Evan sambil mengetuk pintu kamar mandi,

"Ya sebentar" lalu Bagas membuka pintunya sedikit"ceklek" pintu sedikit terbuka lalu Evan menyodorkan handuk tersebut kepada Bagas.

"Udah jangan bengong, mana handuknya" lalu Bagas mengambil handuk tersebut dari tangan Evan dan menutup pintu, lalu Evan kembali ke ruang tamu sambil bermain game.

*Bersambung*

Berangkat kuliah

Setelah dua hari Evan tinggal di rumah temannya, waktunya Evan sekarang berangkat ke kampus, karena hari ini semua mahasiswa yang senior maupun yang baru akan memasuki kampus mereka, Evan lalu pamit kepada Bagas.

"Gas aku berangkat dulu" Evan berjalan keluar dari rumah itu.

"Kamu hati-hati di jalan, jangan ngebut" Bagas hanya tersenyum melihat temannya berangkat ke kampus.

Evan melaju dengan sepeda motornya menuju ke kampus, sedangkan jauh dari tempat itu Tante Fany bersiap untuk berangkat ke toko pakaian miliknya dengan mengendarai mobilnya, setelah sampai di toko pakaian lalu Tante Fany masuk ke ruangan nya dan disapa oleh seluruh karyawan nya.

"Pagi Bu" ucap Desi salah satu karyawan senior, yang sudah lama bekerja di toko pakaian tersebut.

"Pagi juga Des" balas Tante Fany kepada Desi lalu melangkah menuju ke ruangan nya.

Toko pakaian milik Tante Fany cukup terkenal di wilayah tersebut, sudah banyak pelanggan dari masyarakat sekitar maupun kalangan elite, lalu Desi menyuruh rekan kerjanya untuk membuka toko pakaian tersebut.

"Ayo semangat kawan-kawan" lalu Desi membuka pintu tokoh tersebut dan bekerja seperti biasanya, membersihkan dan menata baju-baju yang kosong untuk diisi kembali.

"Des pajang pakaian model baru ini paling depan, supaya terlihat" ucap Tante Fany yang baru saja menghampiri Desi yang sedang menata baju-baju.

"Iya Bu, ini model baru yah?" Desi mengambil baju tersebut sambil tersenyum lalu meletakkan baju itu paling depan.

Sementara di kampus, sudah waktunya bel istirahat berbunyi, lalu Evan berjalan menuju ke kantin "Van tunggu" ucap Fitri dari belakang menyusul langkah Evan yang sedang berjalan, lalu Evan menoleh dan menghentikan langkahnya. Fitri adalah teman baru lelaki itu.

"Ada apa Fit?" Evan bertanya kepada Fitri yang menyusul nya.

"Kamu mau ke kantin kan, kita bareng aja" ucap Fitri lalu berjalan di samping Evan.

"Ayo" lalu mereka berdua berjalan menuju ke kantin, setelah mereka sampai lalu duduk di bangku yang kosong.

"Kamu mau pesen apa Van?" Tanya Fitri kepada Evan.

"Bakso sama teh manis aja Fit" balas Evan sambil mengetuk meja tersebut, lalu Fitri memesan bakso dua mangkuk sama teh manis dan jus buah, lalu Fitri duduk kembali di samping Evan.

Fitri dan Evan satu kelas di kampus itu mereka baru saja mengenal di hari pertama mereka masuk kampus, Fitri orang nya sangat cekatan dan suka bergaul.

"Lu tinggal di mana Van?" Tanya Fitri kepada Evan sambil menunggu pesanan datang.

"Gue sementara tinggal sama teman sambil mencari tempat kos, barang kali di sekitar kamu ada tempat kos Fit?" balas Evan dan tersenyum kepada Fitri.

"Ini bakso nya mas, mbak," ucap Bi Asih sambil menaruh bakso dan minuman ke meja itu, lalu Bi Asih meninggalkan mereka berdua.

"Ayo Van dimakan bakso nya keburu dingin nanti gak enak" Fitri menyuruh Evan untuk segera menikmati bakso tersebut

"Iya Fit" lalu Evan berlahan melahap bakso tersebut.

Mereka berdua menikmati bakso sambil ngobrol dan tukeran nomer telpon, Evan senang karena Fitri orangnya cepat akrab dan mudah di ajak ngobrol mereka terus menikmati bakso tersebut sesekali mereka bercanda.

Selesai dari kantin mereka berdua berjalan menuju kelasnya dan menghampiri teman-temannya, Evan berusah untuk lebih akrab dan mengenal teman satu kelasnya tersebut.

*Bersambung*

Mengantar teman

Sebelum  membaca mohon kasih bintang lima dan dukung terus karyaku, supaya author lebih semangat berkarya dan menulis, Terimakasih

Setelah jam kuliah selesai, semua mahasiswa dan mahasiswi keluar dari kelasnya, mereka bergegas untuk pulang ke rumah masing-masing

"Fit lu belum di jemput" ucap Lala teman sebangku nya Fitri.

"Belum datang La, mungkin sebentar lagi?" balas Fitri sambil menengok ke kanan dan kiri mencari orang yang menjemputnya.

"Ya udah gue duluan Fit" Lala pergi meninggalkan Fitri yang masih menunggu jemputan nya datang "tit, tit" suara klakson motor berbunyi.

"Lu belum pulang Fit?" Evan bertanya kepada Fitri yang masih menunggu jemputan nya datang.

"Belum Van, nunggu jemputan sampai sekarang belum datang?" balas Fitri sambil tersenyum melirik ke arah Evan.

"Gue anterin mau gak?" Evan menawarkan tumpangan kepada Fitri.

"Gimana yah" balas Fitri sambil garuk-garuk kepalanya yang tidak gatal, karena bingung mau nunggu jemputan atau diantar oleh Evan

"Udah buruan gak usah banyak mikir, keburu hujan" celoteh Evan yang ingin memberikan tumpangan kepada Fitri.

"Ya udah gue ikut" lalu Fitri membonceng sepeda motornya Evan.

Lalu mereka berdua meninggalkan kampus tersebut menuju ke rumahnya Fitri, tangan Fitri memegang pinggangnya Evan supaya tidak jatuh, mereka berdua pun mengobrol sambil menaiki sepeda motor.

"Lurus apa belok Fit?" Evan bertanya arah menuju ke rumahnya Fitri.

"Lurus nanti ada pertigaan belok kiri" ucap Fitri yang menunjukkan arah.

"Cepat dikit Van, udah mulai gerimis mau hujan" Fitri meminta agar Evan mempercepat laju motornya, karena sudah mulai gerimis.

"Iya Fit, lu pegangan yang erat" Evan menyuruh Fitri untuk mengeratkan pegangannya.

"Ya Van" lalu Fitri memeluk tubuh Evan dari belakang dan menyandarkan kepalanya di punggung lelaki itu.

Beberapa menit kemudian mereka akhirnya sampai di rumah Fitri, Evan disuruh untuk mampir karena hujan mulai turun, Fitri dan Evan lalu masuk kedalam rumah dan duduk di ruang tamu.

"Kamu mau minum teh hangat apa kopi Van?" Fitri bertanya kepada Evan, minuman kesukaannya teh apa kopi.

"Kopi susu aja Fit" ucap Evan sambil bersedakep menahan dingin karena bajunya hampir basah kuyup.

Fitri masuk kedalam kamar dan berganti pakaian, lalu berjalan menuju ke dapur membuat kopi untuk Evan yang sedang kedinginan di ruang tamu, setelah membuat kopi tersebut Fitri menghampiri Evan dan memberikan kopi tersebut.

"Di minum dulu Van biar badan lu hangat" Fitri menyodorkan kopi tersebut kepada Evan.

"Makasih Fit" lalu Evan mengambil kopi tersebut dan meminumnya "srup, srup, srup, ahh"  Evan merasa tubuhnya mulai gak dingin lagi.

"Orang tua kamu dimana Fit?" Evan menayakan keberadaan orang tuanya Fitri.

"Ayah sudah meninggal lima bulan yang lalu, dan Ibu belum pulang kerja" ucap Fitri menjelaskan keadaan orang tuanya kepada Evan.

"Aku turut berdukacita Fit" ucap Evan sambil mengelus punggung milik Fitri.

"Gak papa Van" balas Fitri menatap wajah Evan yang ganteng.

Tiba-tiba suara petir terdengar kencang "jeder!!!" Fitri refleks memeluk tubuh Evan karena takut kepada petir.

"Gue takut Van" ucap Fitri yang masih memeluk tubuh Evan.

"Udah gak usah takut, ada aku disini" ucap Evan sambil membelai rambut Fitri yang masih harum, "nanti baju kamu ikut basah" tangan Evan masih membelai rambut milik Fitri.

"Jedar!!!!!" Suara petir terdengar kembali dengan keras, Fitri makin mengeratkan pelukannya dan menyandarkan kepalanya di dada milik Evan "tutup telinga kamu, kalau masih takut" ucap Evan sambil mengelus punggung milik Fitri.

*Bersambung*

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!