NovelToon NovelToon

System Dominasi

Chapter 1. System Dominasi

Andrian Sanders mengendarai mobil tuanya dengan hati-hati melewati plantaran tempat yang bekerja. tempatnya bekerja hanyalah kantor ekspedisi tua yang hanya menunggu waktu kebangkrutan saja.

Tidak ada yang bisa dipertahankan lagi di tengah persaingan ekspedisi yang sejenisnya, yang memberikan promo pengantaran paket dengan harga hancur alias diskon hampir seluruh harga.

Sepertinya taktik bakar Uang sudah sampai mengakar dan menjadi fenomena bisnis belakangan ini. Jikalau saja tidak ada pelanggan setia dan loyal kepada ekspedisi tempat Andrian bekerja, Sudah dipastikan ekspedisi itu hancur total karena tidak ada pemasukan. Untungnya saja, Masih ada pelanggan yang loyal terhadap perusahaan ekspedisi tempat Andrian bekerja.

Setelah memastikan mobilnya terparkir dengan aman di pelantaran gedung Adrian melangkah masuk dengan Langkah tegap ke dalam gedung.

Gedung ekspedisi ini hanya memiliki dua lantai satu lantai bawah tempat Andrian bekerja untuk menerima paket yang akan dikirimkan oleh pelanggan Dan juga memisahkan paket-paket itu menjadi siap dikirim kepada pelanggan dalam kota maupun luar kota.

Lantai 1 terdiri dari ruangan yang sangat luas karena semua kegiatan berpusat di lantai 1. Lantai 2 sendiri digunakan sebagai tempat istirahat para pegawai yang bertugas. Hanya ada satu shift yang berlaku di ekspedisi tersebut. Karena jam buka juga hanya dari jam 08.00 pagi sampai jam 05.00 sore saja. Itu juga yang menjadi salah satu penyebab ekspedisi tempat Andrian bekerja semakin mengalami penurunan pelanggan.

Bahkan Andrian pernah memiliki cita-cita ingin membeli ekspedisi yang bernama JNOS tersebut dan merombak total supaya bisa bersinar kembali seperti namanya ekspedisi JNOS. Sekarang lihatlah ekspedisi JNOS, seperti mati segan, hidup pun tidak mau.

Pekerjaan Andrian kali ini lebih sibuk dari biasanya, entah kenapa pelanggan Ekspedisi JNOS kali ini lebih ramai daripada biasanya. Namun, tidak berpengaruh dengan gaji Andrian di akhir bulan nantinya. Gaji Andrian hanya 2 Juta perbulannya. Tidak masalah, lagipula selama ini juga Andrian menerima gajinya dengan ikhlas.

Andrian mengendarai mobil sedan tuanya dengan hati hati, karena kalau mengemudi melebihi batas kecepatan, Andrian takut akan terjadi sesuatu. Bukan takut karena ditilang polisi, tetapi takut kalau mobil tuanya itu tidak kuat menahan beban. Biaya bengkel di masa sekarang cukup tinggi, apalagi untuk mobil tua seperti yang Andrian miliki. Jadi, tidak ada salahnya Andrian berhati hati bukan.

Untuk menuju kerumahnya di Jalan Sukajadi, Andrian harus melewati jalan yang bersisian dengan hutan kota. Jalan itu biasanya sepi pada saat Andrian pulang dari bekerja. Ketika melintas di jalan tersebut, Andrian terlambat mengetahui ada yang melintas menyeberang, akhirnya, tabrakan tidak dapat terhindarkan. Sekilas cahaya putih menerpa netra Andrian dan setelahnya semuanya buram.

Netra Andrian terbuka ketika merasakan air hujan membasahi pipinya. Andrian melihat sekelilingnya dan tidak menemukan siapapun di sekitarnya. Hanya kegelapan dan seberkas sinar remang dari lampu jalan di kejauhan yang menyinari mobilnya.

Jendela mobil memang tidak di tutup oleh Andrian, karena Ac mobil rusak dan butuh diperbaiki.Jadi ketika air hujan menerpa wajahnya, Andrian langsung tersadar.

Posisi mobilnya masi ditempat semula, agak ketengah jalan. Aneh sekali, tidak ada sama sekali pengemudi yang melintas. Benar benar sepi. Suasananya seperti pemakaman di malam hari. Dengan tergesa, Andrian menghidupkan mesin mobilnya, yang untungnya masih berfungsi dan segera meluncur pulang kerumahnya.

Andrian merasa sedikit penting dari kepalanya. Mungkin, Sedikit benturan tadi mengakibatkan rasa pusing itu. Dan lagi bukankah dia sempat pingsan. Andrian menghela nafasnya lagi. Setelah minum air putih, Andrian akan istirahat sebenrar, mungkin dengan begitu rasa pusingnya akan segera menghilang.

[ Ting! ]

[ Tuan Rumah masuk kedalam System Dominasi ]

Mata Andrian dengan cepat terbuka kembali dengan sempurna ketika ia mendengar ada suara yang bergema di dalam otaknya.

[ Ting! ]

[ Selamat Malam Tuan Andrian Sanders, selamat datang dalam System Dominasi! ]

Suara itu bergema lagi, Andrian hanya bisa membeku di tempat tidurnya dan menantikan apa yang terjadi selanjutnya.

[ Ting! ]

[ System akan menginformasikan status Tuan Andrian Sanders malam ini ]

[ Ting! ]

[ Nama : Andrian Sanders

Umur : 23 Tahun

Kekayaan : 50 ( Uograde+ )

Daya tahan : 60 ( Upgrade+ )

Ketampanan : 82 ( Upgrade+ )

Kepintaran : 81 ( Upgrade+ )

Kekuatan : 60 ( Upgrade+ ) ]

[ Tuan Andrian Sanders diharapkan meningkatkan status dengan melakukan bersih diri ]

...

Andrian hanya bisa terpana mendengar suara itu. Apa itu System Dominasi?. Andrian sunguh tidak bisa memahaminya. Kekuatannya hanya 60, apakah itu berarti dia lemah. Kekayaan 50, itu berarti dia tidak kaya dan juga tidak miskin. Lagi pula siapa yang bilang Andrian kaya, malah yang ada Andrian merasa dia cenderung lebih miskin. Suara System itu memang betul adanya. Ketampanan 82, apakah itu berarti Andrian tampan. Andrian memang tampan, kata beberapa teman sekolahnya dulu. Tidak ada gunanya ketampanan. Yang penting Andrian bisa makan. Kepintaran 81, itu berarti Andrian tidak terlalu bodoh. Daya tahan 60, terbilang masuk akal, karena Andrian jarang sakit namun jika sekalinya sakit akan membutuhkan waktu yang lama untuk sembuh.

Jika Andrian tidak salah ingat, tadi System mengatakan untuk melakukan bersih diri agar status yang Andrian miliki bisa meningkat. Maka Andrian akan membuktikannya setelah mandi nanti, apakah memang System itu mengatakan yang sebenarnya.

Andrian mengguyur tubuhnya dengan air dingin yang keluar dari shower. Showernya hanya bisa mengeluarkan air dingin, karena water heater di kamar mandinya sudah lama rusak. Daripada Andrian memperbaikinya dan mengeluarkan biaya untuk tukang servis, lebih baik jika uangnya Andrian tabung untuk membeli yang baru.

Setelah mandi dan merasa segar, Andrian merasakan tubuhnya lebih bugar daripada sebelumnya. Dengan memandang badannya di dalam cermin, tiba tiba terdengar suara dalam benaknya.

[ Ting! ]

[ Nama : Andrian Sanders

Umur : 23 Tahun

Kekayaan : 50 ( Uograde+ )

Daya tahan : 70 ( Upgrade+ )

Ketampanan : 90 ( Upgrade+ )

Kepintaran : 81 ( Upgrade+ )

Kekuatan : 70 ( Upgrade+ ) ]

[ Ting! ]

[ Hadiah sebesar Rp. 4.000.000, sudah dikirimkan ke dalam rekening Tuan Andrian, karena telah menyelesaikan misi yang diberikan oleh System! ]

Andrian mengerjabkan matanya tidak percaya mendengar suara yang masuk dalam benaknya.

Apa itu. Apa suara tadi merupakan suatu ilusi. Sebenarnya apa yang terjadi dengan Andrian. Sungguh semua kejadian ini membuat Andrian binggung setengah mati.

Apakah System tadi mengatakan bahwa Andrian mendapatkan empat juta di dalam rekeningnya karena berhasil menyelesaikan misi.

Andrian setengah percaya setengah tidak. Namun untuk membuktikannya Andrian akan mengecek saldonya terlebih dahulu.

Andrian duduk di pinggiran ranjang memijat kepalanya, bukan karena pusing, namun karena binggung dengan apa yang terjadi pada dirinya.

Dimulai dari adegan kecelakaan yang tidak jelas sampai kemunculan System Dominasi ini.

Andrian menggapai ponsel pintarnya. Dari seluruh barang yang ia miliki hanya ponsel ini yang Andrian jaga sebagai pusakanya.

Chapter 2. Misi Baru Lagi!

Andrian menggulir layar ponselnya untuk membuka aplikasi My Banking miliknya. Netra matanya seketika membulat tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Saldo yang tadinya hanya sisa dua juta saja, sekarang menjadi enam juta. Keajaiban apa ini. Segera Andrian mengecek lagi mutasi rekeningnya untuk melihat siapa pengirim uang itu. Namun nihil, tidak ada jejak apapun dalam transaksi terakhirnya. Seolah olah uang empat juta itu memang ada di dalam rekening Andrian sebelumnya.

Andrian menghembuskan nafasnya secara perlahan karena masih tidak percaya dengan apa yang terjadi padanya. Khususnya tidak percaya dengan uang yang dia dapatkan hari ini. Apa mungkin efek lapar yang menyebabkan Andrian berhalusinasi.

Sepertinya Andrian harus menyiapkan makan malam terlebih dahulu supaya pikirannya bisa lebih waras lagi dan menerima semua kejadian yang terjadi padanya dengan lebih bijaksana.

[Ting!]

[Misi baru terdeteksi]

[Misi : Tuan Rumah harus memasak makanan dari daging dan juga sayuran

Hadiah : Rp. 4.000.000

Hukuman : Tuan Rumah akan kehilangan Rp. 2.000.000 ]

Suara sistem terdengar kembali dalam telinga Adrian. Dengan tergesa-gesa Andrian membuka pintu lemari es yang terletak di dapur untuk melihat apa yang bisa dimasaknya sesuai dengan misi yang diberikan. Tambahan uang 4 juta sungguh menggodanya.

Tetapi tidak dapat dipungkiri lagi jika Andrian juga takut Bagaimana kalau Andrian gagal dalam menyelesaikan misi yang dijalaninya. Kehilangan 4 Juta sungguh membuat Andrian merasa tidak rela. Meskipun kalau dihitung-hitung Andrian tidak akan merasakan kerugian apapun malahan Adrian mendapat keuntungan 2 Juta, jika Andrian gagal menjalankan misinya.

Andrian melihat ke dalam lemari esnya untuk melihat ada bahan apa saja yang tersedia di sana. Seingat Adrian ada beberapa lembaran daging beku yang dibelinya dengan harga obral di supermarket beberapa saat yang lalu. Untuk sayuran ada selada ada juga jagung manis dan kemasan beku, dan tak lupa buah kaleng yang ia beli bersamaan dengan daging obral itu.

Baiklah sepertinya Andrian akan membuat salad dan juga daging asap untuk menu makannya malam ini.

Andrian menempatkan lembaran-lembaran daging dan memanggangnya dalam bentuk Baluran bumbu dalam wajan barbeque. karena Andrian tidak punya peralatan cukup canggih. Sedangkan untuk selada jagung dan buah-buahan kaleng tadi diletakkan oleh Andrian dalam mangkok kaca dengan ukuran sedang dan juga diberi saus mayones dan juga diberi tambahan sedikit saus keju sebagai penambah cita rasa.

Daging asapnya sudah siap pun diletakkan Andrian ke dalam piring bulat dan lebar yang berwarna putih.

Adrian meletakkan semua yang dimasaknya malam itu ke atas meja makan di ruang yang menyatu dengan dapur tempat Andrian memasak hidangan makan malamnya. Aroma daging asapnya menguar memenuhi ruangan itu membuat Andrian segera mengambil pisau dan garpu untuk memulai memotong-motong daging asapnya dengan penuh minat dan memakannya dengan lahap.

Setelah habis barulah Andrian memakan salad sayur dan buah-buahan yang dibuatnya tadi, sungguh makanan malam yang nikmat meskipun tanpa nasi di dalamnya.

Setelah meminum segelas air putih dan duduk bersandar di kursi makan untuk sekedar agar semua yang dimakannya bisa terserap sempurna. tiba-tiba terdengar lagi suara sistem dalam benaknya.

[Ting!]

[Tuan Rumah berhasil menyelesaikan misi dengan baik, hadiah sebesar 4Juta sudah dikirimkan ke dalam rekeninh Bank atas nama Tuan Andrian Sanders]

Sejenak, mikir tersenyum senang. Dengan selesainya misi ini. Andrian menjadi tidak sabar apa misi selanjutnya dan hadiah apa yang akan sistem berikan kepadanya.

Dengan segera Andrian memeriksa saldo yang ada di dalam rekeningnya dan bibirnya kembali tersenyum senang melihat rekening Itu sudah bertambah dengan sendirinya. apakah mulai hari ini kehidupan Adrian akan berubah? Tentu saja hal itu yang Andrian selalu harapkan.

Sambil membawa sekaleng jus dingin yang ada di tangannya. Andrian beralih duduk ke ruang tamu. Dan mengenyakan tubuhnya dalam sofa lusuh tapi masih kelihatannya nyamanan itu. Netramata Andrian berkeliling menetap rumah yang ditempatinya.

Rumah itu merupakan warisan dari kedua orang tuanya. Orang tuanya meninggal ketika Andrian berusia 20 tahun. Pertama ayahnya meninggal karena serangan jantung, yang disusul ibunya berselang satu bulan kemudian karena mungkin sang Ibu tidak kuat menghadapi hidup sendirian tanpa Ayah Andrian.

Andrian yang masih muda, dan masih menempuh kuliahnya di semester 4. Harus lapang dada dan menerima bahwa dia sekarang hidup Sebatang Kara.

Ada beberapa kerabat dari ibu dan ayahnya untuk dia tinggali bersama tetapi di negeri seberang. Andrian dengan sopan dan mengatakan bisa hidup dengan Mandiri.

Lagi pula Andrian tidak ingin menyusahkan kerabat yang orang tuanya miliki, Adrian yakin bisa hidup Mandiri berbekal dengan sedikit warisan dari orang tuanya.

Tidak banyak harta yang ditinggalkan oleh orang tua Andrian. Hanya tabungan beberapa Juta dan juga rumah serta mobil sedan tua. Namun, Andrian tetap bersyukur, paling tidak Andrian tidak perlu menggelandang atau tidur di jalanan.

Uang warisan Andrian gunakan untuk bertahan hidup dan membayar uang kuliahnya. Paling tidak, Andrian harus menyelesaikan kuliahnya sampai sarjana.

Itu yang menjadi keinginan orang tuanya dan juga Andrian tentunya. Dengan tertatih-tatih dan terseok-seok Adrian menuntaskan kuliahnya.

Setiap kali ada teman Adrian yang menginformasikan pekerjaan sambilan pasti Adrian akan ambil. Paling tidak bisa menambal kebutuhan sehari-harinya.

Akhirnya tepat di usianya yang ke-22 tahun Andrian berhasil menuntaskan kuliahnya meskipun dengan nilai yang sedang-sedang saja. Tidak terlalu tinggi dan juga tidak terlalu rendah.

Bagi Andrian bisa menyelesaikan kuliah tepat waktu dan mendapatkan gelar sarjana, itu sudah cukup baginya.

Meskipun dengan gelar sarjana juga tidak menjamin bahwa Andrian akan mendapatkan pekerjaan yang bagus. Namun, Adrian yakin, ijazahnya akan berguna suatu saat kelak.

Kalaupun tidak ada gunanya dalam kerjaan mungkin bisa Andrian tunjukkan di depan anak-anaknya kelak bahwa Andrian pernah mengenyam pendidikan tinggi. Suatu hal yang patut dibanggakan bukan.

Teringat akan adanya anak suatu hari nanti, Andrian teringat kembali kepada kehidupan asmaranya yang begitu minim.

Mungkin, gadis-gadis zaman sekarang tidak hanya cukup wajah tampan saja. Harus ditunjang dengan kekayaan juga. Minimal mobil keren yang menjadi tunggangan bisa untuk dilirik. Apalah daya Andrian yang hanya bisa mempunyai mobil sedan tua saja. Pasti gadis-gadis itu juga akan memandangnya dengan sebelah mata.

Adrian berharap sistem yang datang dalam kehidupannya kali ini akan membuat hidupnya lebih baik lagi.

 

Seperti biasa, pagi itu Andrian jam 05.00 sudah bangun untuk bersiap-siap melakukan aktivitasnya hari ini. Dengan tambahan uang dalam saldo rekeningnya, membuat Andrian merasakan lebih ringan lagi. Belum terpikirkan ingin membeli apa-apa. Yang pasti, Andrian merasa senang karena paling tidak dia bisa melewati bulan ini tanpa perlu berhemat secara berlebihan.

[Ting!]

[Dikarenakam suasana hati Tuan Rumah sedikit bagus, sistem memberikan bonus sebesar 3 Juta]

[Bonus sudah dimasukan ke rekening Tuan Andrian Sanders]

Meskipun sudah beberapa kali ada suara sistem di dalam benaknya, namun mengalaminya lagi selalu memberikan efek yang mengejutkan bagi Andrian. Apakah ini memang hanya ilusi mata atau mimpi yang benar-benar indah.

Jikalau ini mimpi Andrian tidak ingin terbangun lagi. Karena rasa penasaran Andrian mengangkat tangannya dan memastikan Apakah ia sedang bermimpi atau tidak dengan mencubit pipinya. Ada sedikit rasa rasa sakit di pipinya yang berarti itu tidak mimpi ini adalah kenyataan.

Sudah tidak ada lagi gunanya memeriksa rekening, karena pasti itu benar adanya. Pasti seperti yang dikatakan sistem tadi bahwa ada tambahan saldo 3 juta ke dalam rekeningnya.

Andrian menyiapkan sarapannya dengan bersenandung ria. Pagi ini, Andrian hanya menyediakan Sandwich dengan isi telur mata sapi ditambah irisan tomat dan selada ditambah dengan segelas susu. Cukup untuk menjadi sarapannya.

Makan siang biasanya dibeli di rumah dekat sekitar tempatnya bekerja. Hanya Rp15.000 saja sudah lengkap dengan minumannya. Hanya makanan biasa tetapi cukup membuat Andrian kenyang soal rasa itu nomor kesekian bagi Andrian.

Terkadang setelah gajian Adrian akan sesekali makan siang di cafe yang terletak tidak jauh dari tempatnya bekerja meskipun harga yang dikeluarkan cukup mahal tetapi sepadan dengan makanannya dan rasanya.

Sebagai garda terdepan yang menerima paket pelanggan, Adrian harus tampil menawan. Meskipun tidak berlebihan kaos Polo berkerah warna merah dengan logo ekspedisi JNOS melekat di badannya dengan rapi dan apik.

Ditambah dengan celana jeans berwarna biru tua dipadu dengan sepatu kets berwarna putih rambut yang hitam dengan sedikit bergelombang disisir dengan rapi. Wajah yang bersih dari bulu-bulu menambah angka pada penampilannya.

Meskipun dengan adanya bulu-bulu halus juga tidak akan mengurangi ketampanan. Rahang yang kokoh, hidung mancung dengan mata yang menyerap tajam tetapi dengan iris berwarna hitam pekat membuat Andrian semakin tampan.

Jam kerjanya dimulai pada pukul 08.00 pagi tepat. Jam 08.00 kurang seperempat, Andrian sudah datang. Rekannya sesama front office adalah seorang wanita berumur 25 tahun. Sudah menikah, tetapi belum mempunyai anak.

"Selamat pagi, Adrian, Apakah kemarin mengalami mimpi indah?" Tanya Lucia Jawson ketika melihat Adrian masuk ke ruang depan dengan berseri-seri.

"Tidak, hanya mimpi seperti biasanya, Lucia!". sahut Adrian dengan tersenyum sambil duduk di kursi yang berada di sebelah Lucia.

"Hmmm, sebaiknya memang kamu harus punya kekasih Andrian. Apa kamu mau aku mengenalkanmu kepada model model Lucas?" Usul Lucia dengan sorot mata berbinar mengira bahwa usulnya sudah teramat bagus.

Lucas Jawson, suami Lucia mempunyai sebuah Agency SPG. Tentunta SPG yang berada di bawah bendera Agency Lucas sudah bisa dipastikan lolos seleksi dengan kriteria A. Satu hal yang bisa dipastikan adalah, mereka pasti cantik.

Sebenarnya Lucia juga tidak perlu bekerja lagi. Lucas cukup mapan untuk bisa menghidupi keluarga kecilnya. Apalagi Lucas merupakan putra tunggal, jadi bisa dibilang meskipun Lucia tidak bekerja. Harta orang tua Lucas dan penghasilan Lucas sendiri bisa menghidupi Lucia meskipun hanya berbelanja saja.

Apa itu 2 Juta perbulan, Lucas lebih bisa memberikan lima belas juta perbulan. Namun, Lucia senang dan nyaman akan pekerjaannya sekarang. Lagipula bisa sambil menyibukkan diri selama Lucas bekerja. Tidak ada yang bisa dilakukan di rumah sembari menunggu Lucas pulang kerja pada jam lima sore. Jadi keputusan untik bekerja adalah keputusan yang tepat.

"Hahaha, tidak, Lucia. Terimakasih atas tawarannya. Tetapi sungguh aku tidak mau terlibat urusan asmara untuk sementara waktu. Lagipula kalau menjalim dengan SPG, aku tidak akan sanggup untuk membiayai kehidupan mereka, Lucia."

Bukan rahasia umum lagi kalau kebutuhan SPG itu besar. Dan kebanyakan materialistis. Namun, dijama sekarang, memang uang berperan besar. Untuk ke toilet saja harus bayar. Jadi, memang bukan salah mereka jika para SPG itu sedikit materialistis.

Namun walaupun begitu Andrian tetap tidak menyukainya. Dirinya sendiri saja masih pas pasan, jadi sebaiknya jangan melibatkan diri dalam urusan asmara.

"Jangan terlalu menahan diri, Andrian, dunia luar lebih berwarna!" Saran Lucia sambil mengulurkan satu botol air mineral kepada Andrian.

Botol botol air mineral memang disediakan oleh pemilik ekpedisi JNOS dan bisa dinikmati sepuasnya oleh seluruh pegawai JNOS.

Percakapan mereka terhenti ketika ada seorang wanita paruh baya yang mendorong pintu kaca dan duduk di hadapan Andrian untuk mengirimkan paketnya. Wanita yang sudah berambut putih dengan memakai kalung mutiara itu terlihat bertempat tinggal tidak jauh dari kantor tempat ekspedisi JNOS berada.

Karena ketika wanita itu datang, tidak terlihat membawa kendaraan. Selain paket di tangan kanannya, wanita itu membawa kucing putih di tangan kirinya.

Setelah mengetik prosedur yang harus ditulis ke dalam komputer di hadapannya Andrian, menginformasikan harga kiriman yang harus dibayar oleh pelanggan tersebut. Entah kenapa memang usianya sudah tua atau memang kucing wanita itu yang terlalu aktif.

Kucing putih itu memberontak dan lari ke arah pintu belakang Andrian yang terbuka. Sontak wanita itu terkejut dan spontan hendak berdiri untuk mengejar kucingnya. Namun, Andrian memperhatikan kejadian itu langsung berdiri dan berkata kepada Lucia.

"Lucia, Tolong bantu ambil alih transaksi Nyonya Jane, aku yang akan mencari kucing Nyonya Jane, Nyonya Tenanglah, Nyonya bisa tunggu di sini". Pinta Andrian yang dijawab dengan aku kan kepala dari Nyonya Jane.

Andrian berjalan keluar melalui pintu belakang yang langsung menghubungkan dengan tempat di mana paket-paket yang akan dikirim disortir sesuai tempat tujuannya.

Ada sekitar 10 orang petugas yang ada di dalam ruangan itu. Mereka sibuk dengan tugasnya masing-masing. Andrian sendiri tidak ingin mengganggu mereka dan memutuskan untuk mencari kucing putih itu sendiri.

Andrian melangkah dengan hati-hati diantara tumpukan-tumpukan kardus yang baru datang dari kantor cabang yang lain. Ekspedisi JNOS hanya mempunyai empat kantor cabang yang tersebar di 4 Kota. Jadi kalau ada pengiriman ke lain kota, maka ekspedisi JNOS akan melalaikannya kepada ekspedisi lain yang melayani kota tersebut.

Tidak efisien sebenarnya. Itu juga yang menyebabkan semakin lama pelanggan yang menggunakan jasa ekspedisi JNOS semakin menurun. Namun mau bagaimana lagi. Masih ada puluhan karyawan yang masih menggantungkan penghidupannya kepada ekspedisi JNOS ini. Andrian salah satunya.

Andrian melihat ekor kucing putih itu bergerak di salah satu paket yang berada di sudut ruangan. Dengan berhati-hati Adrian melangkah agar tidak menimbulkan ketakutan kepada kucing tersebut.

Sepertinya kucing itu tahu kalau Andrian mendekatinya. Dengan cekatan, kucing itu berlari lagi menjauhi Andrian dan berlari ke atas ke lantai 2. Andrian menghembuskan nafas panjang. Sepertinya Si Putih, sebutan spontan Andrian kepada kucing itu, ingin membuat Andrian berolahraga.

Andrian setengah berlari ke arah tangga di lantai 2. Ada beberapa ruangan yang memang digunakan untuk beristirahat para pegawai ekspedisi JNOS.

Untunglah pintu-pintu kamar di atas hampir semuanya tertutup, hanya pintu kamar di ujung dan kamar mandi yang terbuka, jadi pasti akan dengan mudah menemukan si putih.

Di sepanjang lorong lantai 2 itu tidak terlihat adanya si putih, maka tinggal dua pilihan Andrian. Kamar paling ujung dan juga kamar mandi.

Dengan hati-hati, Andrian melangkah masuk ke dalam kamar paling ujung, tetapi nihil. Tidak nampak sesuatupun yang nampak berwarna putih. Meskipun Andrian sudah menjulurkan kepalanya sedemikian rupa tetapi Si Putih tidak kelihatan.

Chapter 3. Si Putih Nyonya Jane

Andrian melanjutkan pencariannya ke kamar mandi, kamar mandi di lantai dua hanya ada dua, sedangkan di lantai 1 ada 3 kamar mandi. Khusus untuk Lucia dan Ester ada kamar mandi tersendiri. Jadi tidak bercampur dengan kamar mandi untuk staf laki-laki.

Ester adalah petugas kebersihan perempuan yang bertugas untuk membersihkan seluruh kantor ekspedisi JNOS.

Di kamar mandi pertama, Andrian tidak mendapati adanya keberadaan si putih. Beralih ke kamar mandi kedua, ternyata tetap tidak ada si putih. Samar-samar Andrian mendengar suara si putih yang mengeong. Dengan menajamkan pendengarannya, Andrian melangkah ke asal suara tersebut.

Ternyata suara itu berasal dari lemari yang ada di lorong. Lemari itu biasanya berisi pakaian-pakaian kerja dan tas-tas yang digunakan untuk mengirim paket pelanggan. Entah bagaimana ceritanya, mungkin ada celah almari yang terbuka sehingga si putih menggunakan kesempatan itu untuk masuk ke dalamnya.

Dan sekarang erangan si putih sepertinya terdengar panik, ternyata ketika Andrian membuka lemari tersebut. Si putih tertimbun dengan pakaian-pakaian yang ada di situ.

Adrian tersenyum melihat si putih, dengan sigap, tangan Andrian menyingkirkan semua pakaian tersebut dan yang mengambil si putih lalu menggendongnya dengan tangannya agar kucing itu tidak lari lagi.

Nyonya Jane tersenyum lega melihat Kucingnya sudah berada dalam lindungan lengan kokoh Andrian.

"Terima kasih, anak muda. Tuan Andrian Sanders". Ucap Nyonya Jane, sambil melihat name tag Andrian.

"Sama-sama, Nyonya Jane, panggil saya Andrian saja, saya senang membantu Nyonya!". Jawab Andrian sambil tersenyum.

"Aku benar-benar berterima kasih kepadamu, Andrian, kucing ini adalah satu-satunya temanku sejak kepergian suamiku ke surga. Kalau tidak ada dia, pasti aku kesepian sekali. biasanya Rose sangat manis dan tidak banyak bertingkah, mungkin Rose sedang cari perhatian kepadamu, Andrian".

Setelah mengatakan hal tersebut, Nyonya Jane berpamitan untuk pulang ke rumah sambil menggendong Rose pada tangan sebelah kanannya. Telah mengatakan hal tersebut, Nyonya Jane berpamitan untuk pulang ke rumah sambil menggendong Rose pada tangan sebelah kanannya.

"Hahaha".

"Penggemarmu sepertinya bertambah lagi, Andrian. di idolakan seorang kucing pada,hmm, sepertinya kau harus mengikuti saranku untuk berkenalan dengan salah satu anak buah Lucas".

Lucia terbahak lagi melihat telinga Adrian yang sudah merah padam. marah? Tidak mungkin Andrian marah hanya karena perkara seperti itu. hidupnya sudah terlalu keras tanpa harus memikirkan perkataan menggoda yang disampaikan oleh Lucia. lagipula Andrian tahu bahwa Lucia hanya bercanda dengan perkataannya itu.

Lucia dan Andrian makan siang secara bergantian, karena harus ada salah satu yang menjaga ketika ada yang beristirahat. makan siang kali ini, Andrian memutuskan untuk makan nasi kari India yang dijual di ujung blok.

Entah kenapa saat ini Andrian begitu menginginkan paduan rempah yang khas sebagai makan siangnya. dengan minumannya 1 gelas jus Leci dari buah kalengan, cukup untuk mengatasi rasa laparnya.

Hari itu berlalu dengan cepat, sampai Tidak terasa sudah waktunya untuk pulang dan berbenah. Uang yang terkumpul biasanya akan dibawa Lucia langsung untuk disetor ke rekening perusahaan melalui fasilitas setor tunai yang ada di dekat tempat tinggal Lucia di Jalan Ahmad Yani.

Uangnya disetorkan tersebut nantinya akan digunakan untuk operasional ekspedisi JNOS. Andrian sendiri tidak pernah mau untuk membawa uang uang tersebut, karena takut kalau misalnya terjadi apa-apa di jalan, Bagaimana Andrian bisa menggantinya.

Lagi pula, yang dipercaya pemilik ekspedisi JNOS sejak awal memang Lucia. Jadi, bisa dikatakan Andrian bebas dari tugas tersebut.

Andrian mengendarai mobilnya setelah memesan kentang goreng dan juga burger dalam ukuran jumbo, sekaligus satu gelas besar diet coke. Semua makanan itu untuk menu makan malam Andrian hari ini.

Mungkin pada, nanti kalau tidak sedang malas, Andrian akan keluar menuju supermarket, biasanya akan ada banyak makanan olahan menjelang jam tutup supermarket. Lumayan, bisa menghemat beberapa ribu dari penghasilan harian.

Seperti biasa, setelah makan, pasti Andrian akan duduk bersantai di ruang tamu. Sambil memancing sekeliling rumah tua hasil warisan orang tuanya. Rumah itu hanya mempunyai satu lantai, namun termasuk luas. Ada tiga kamar tidur di rumah Andrian.

Satu kamar yang biasanya dijadikan kamar orang tuanya, diubah menjadi kamar tamu. Sedangkan kamar kosong yang satunya menjadi tempat penyimpanan barang-barang yang tidak terpakai. Ada ruang tamu, ruang tengah, ruang makan sekaligus dapur yang menjadi satu.

Dua kamar mandi di belakang. Ada juga tempat untuk menjemur pakaian yang ada di belakang rumah. Pagar hitam yang sudah berkarat mengelilingi rumah Andrian. Mungkin, nanti ketika ada waktu, Andrian akan mengecat lagi pagar tersebut supaya lebih enak dipandang.

Mobilnya sendiri terparkir dengan rapi di garasi samping rumah. Garasi tersebut hanya cukup untuk menampung sebuah mobil.

Ada beberapa genteng yang kelihatannya retak di atap rumah Andrian. Terlihat ketika hujan tahun lalu ada, ada beberapa sudut rumah yang bocor karena terkena tetesan air hujan. Andrian harus segera mencatatnya dalam daftar apa yang harus segera dilakukan. Sebelum musim hujan Tiba tak ada, Andrian harus segera melakukan perbaikan.

Menjalani masa remaja peralihan kedewasaan dengan Mandiri nada, membuat pribadi Andria memang lebih pendiam daripada Pemuda usianya. Namun, Andrian cukup ramah dan baik sebenarnya. Hanya saja, Andrian tidak tahu harus memulai obrolan dari mana dengan orang lain yang tidak Andrian kenal sebelumnya.

[Ting]

[Tuan Rumah berhasil melakukan tugas mulia hari ini!]

[Tuan Rumah mendapatkan bonus tambahan sebesar Dua puluh juta yang akan ditransfer langsung ke rekening Tuan Rumah]

[Sebagai tambahan, System akan memberikan bonus kepada Tuan Rumah atas kerja kerasnya hari ini]

Andrian terkesiap lagi mendengar suara sistem di kepalanya. Dan lebih terkejut lagi ketika ada layar tembus pandang di depannya yang tergambar gambar indah.

Ada lima pilihan gambar di layar tersebut.

Di bagian pertama menunjukkan gambar lembaran rupiah, tidak disebutkan berapa rupiah yang akan Andrian dapatkan.

Di bagian kedua ada gambar kunci mobil. Tidak ada deskripsi juga mengenai itu.

Di bagian ketiga ada gambar sepeda lipat dan juga sepeda listrik. Melihat gambarnya saja sudah jelas bahwa itu pasti hadiah yang didapat.

Gambar keempat menunjukkan gambar lemari es dan mesin cuci.

Gambar kelima menunjukkan gambar dua pendingin ruangan.

[System memberikan Tuan Rumah waktu sepuluh menit untuk memilih]

[Cukup letakan tangan Tuan Rumah kepada hadiah yang Tuan Rumah pilih, dan hadiah akan dikirim segera ke alamat Tuan Rumah]

Andrian memandang layar tersebut dengan serius. Semua hadiahnya cukup memikat. Akan tetapi mungkin hadiah yang paling memikat adalah hadiah nomor 2. Siapa yang tidak berminat dengan mobil baru. Sebaiknya Andrian Jangan berpikir dulu mengenai mobil.

Siapa yang menjamin kalau mobil itu baru. Barangkali mobil Hadiah itu sama tuanya dengan mobil yang dimiliki Andrian saat ini. Itu sama saja dengan pemborosan. Karena itu berarti Andrian akan mengeluarkan dana lebih untuk perawatan, pajak dan lain sebagainya.

Hadiah ketiga sedikit menggoda Andrian, sepeda motor listrik dan sepeda lipat bisa sangat berguna untuk digunakan berolahraga di pagi hari dan juga sepeda listrik bisa digunakan Andrian untuk sekedar membeli barang obralan di supermarket.

Tanpa perlu harus mengeluarkan mobil atau berjalan kaki. namun, untuk saat ini menurut Andrian barang-barang itu belum terlalu dibutuhkan.

Lemari pendingin dan juga mesin cuci baru bisa sangat berguna untuk menggantikan kepunyaan Andrian yang sudah berumur. Namun pada rumah itu juga masih belum terlalu berguna.

Kepunyaan Andrian masih berfungsi dengan baik tanpa harus menggantinya, meskipun modelnya sudah model lama. Namun, tidak masalah, untuk saat ini Andrian juga tidak terlalu memerlukan yang baru.

Dua buah AC, itu juga sangat menggiurkan bukan. Tidak sekedar kipas angin untuk menyejukan udara. Lagi-lagi Andrian menepis pikiran untuk unit pendingin ruangan itu.

Menambah peralatan elektronik berat harus menambah pengeluaran untuk listrik. Dan Andrian tentu saja keberatan untuk hal itu. Masih Ada banyak hal yang harus dipikirkan Andrian daripada harus mengeluarkan biaya lebih lagi untuk listrik.

[Ting]

[Waktu untuk memilih tersisa dua menit lagi]

[Diharapkan Tuan Rumah segera memilih hadiah yang diperlukan, atau hadiah akan hangus!]

Tidak terasa waktu yang digunakan Andrian untuk memilih sudah berjalan dengan 8 menit. Tanpa perlu berpikir panjang lagi Andrian menyentuh gambar pertama yang menunjukkan lembaran rupiah.

Andrian nggak peduli berapa rupiah yang akan didapatinya. Lumayan bisa menambah saldo rekening.

[Ting]

[Selamat! Hadiah Tunai sebesar 500 Juta sudah berhasil masuk ke dalan rekening atas nama Andrian Sanders]

Telah menginformasikan hal tersebut, layar di depan Adrian berkedip satu kali dan menghilang.

Andrian semakin tenggelam dalam sofa yang diduduki. Seakan-akan tidak percaya dengan apa yang didengar. 500 juta. Jumlah yang sangat banyak. Seumur hidupnya Andrian tak pernah melihat uang sebanyak itu.

Gaji tawanannya hanya 24 juta, tetapi itupun hanya hitungan dan coretan kasar saja. Kasarnya, saldo yang mendap dalam rekening Adrian tidak pernah lebih dari 10 juta tiap bulanannya.

Kemarin, masih ada 2 uta karena masih pertengahan bulan. Kalau sudah mendekati akhir bulan pasti saldo itu semakin menipis seperti dompet Andrian.

Andrian masih setengah percaya setengah tidak. Dengan gemetar. Andrian mengambil ponselnya yang terletak di meja ruang tamu.Jarinya menekan tombol-tombol untuk melihat aplikasi perbankannya.

Andrian ingin membuktikan bahwa apa yang diterima adalah nyata dan bukan ilusi. Mitra mata Andrian dibuat terbelalak dengan saldo di hadapannya. Seperti sebelumnya tak ada, tidak ada tanda-tanda dari mana saldo itu berasal. Seolah-olah memang muncul sendiri dari sana.

Mustahil? dengan tegas Andrian akan jawab iya. Itu adalah sesuatu yang mustahil dan juga ajaib. Mari kita artikan seperti itu. Namun pada, Andrian akan menyambut dengan gembira semua yang terjadi kepadanya.

Andrian perlu membuktikan juga apakah saldo yang ada di dalam rekeningnya bisa digunakan atau tidak. Dengan segera Andrian mendownload aplikasi belanja dan segera mencoba saldonya untuk berbelanja online.

Ada beberapa pakaian dan sepatu yang diincar. Waktu itu Lucia memperlihatkan aplikasi belanja miliknya dan ingin membelikan sesuatu untuk Lucas. Andrian bukan mengincar barang yang sama dengan yang diberikan Lucia untuk Lucas. Andrian menginginkan barang yang lainnya.

Setelah memasukkan beberapa barang ke keranjang, Adrian segera check out setelah memastikan bahwa Alamat pengiriman dan nomor ponselnya sesuai. Tentu saja dengan pesanan bahwa sebaiknya paket dikirimkan setelah jam 5 ke atas. Karena hanya pada waktu itulah Andrian berada di rumah.

Ada banyak pilihan bank dan cara pembayaran pada aplikasi belanja tersebut. Kalau membayar dengan kartu kredit ada tambah diskon maupun cashback yang diberikan.

Andrian memilih pembayaran melalui SMS banking Bank yang dimilikinya karena Andrian tidak memiliki kartu Kredit. Hal yang paling dihindari Andrian adalah berhutang.

Dan sampai sejauh ini Andrian tetap Memegang teguh prinsipnya. Setelah beberapa saat, ada Email nomor virtual account yang harus segera Andrian bayar.

Adrian menekan angka-angka yang telah dikirim dan menekan jumlah Rp. 16.725.00. Jumlah yang menurut Adrian lumayan banyak atau bahkan sangat banyak. Separuh gajinya hanya untuk berbelanja.

Andrian berdebar saat menuliskan angka tersebut dan setelah menghentikan PIN konfirmasi, Andrian mendapatkan notifikasi bahwa transaksinya berhasil dan nominal sebesar Rp. 16.725.000 virtual account yang didaftarkan oleh Andrian.

Andrian bersyukur mendapatkan rezeki yang sangat berlimpah. Esok sebelum kerja, Andrian akan mampir ke restoran cepat saji membawa beberapa makanan untuk teman-temannya di ekspedisi JNOS. Bukankah berbagi itu indah.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!