Pagi pagi aku ke datangan tamu, ternyata mbak Lilis tetangga ku.
"Eh mbak Lilis,ada apa ya mbak, "tanyaku.
"Eh engak ini ada baju aku 4 potong, masih bagus loh, cuma sekarang ngak muat lagi, masih bagus waktu itu tahun 2007 hadiah dari suami aku yang pulang dari luar negri, kamu pakai ya."Kata mbak Lilis.
"Ya mbak aku liat dulu ya muat sama aku apa ngak",tiba tiba mataku melotot,
"Aduh mbak ini ketiak nya bolong loh, masak di kasih sama aku, bukannya nolak ya, model nya juga udah ketinggalan jaman, mau dipakai kemana coba,ntar aku di ketawain orang gimana?". Kataku.
"Alah b*lagu amat sih, yang sobek tinggal jahit aja kali, kamu tau ngak dulu beli nya jutaan tauk, kamu mana mampu beli, " kata mbak Lilis.
"Aduh mbak kok mulut mbak tega amat sih, aku memang kurang mampu tapi jangan di hina begitu, aku masih bisa beli baju baru mestipun harganya murah."
"Sombong, awas kamu ,mulai hari ini, jangan harap aku menawarkan apa apa lagi sama kamu, " kata mbak Lilis sambil berlalu dari rumahku.
"uuhh sombong mentang mentang jadi OKB, semena mena jadi orang, kalo mau ngasih orang tu yang bagus, ini malah ngak layak pakai tawarin ke orang, " kataku sambil menutup pintu.
Setelah mbak Lilis pergi, aku menangis di balik pintu, aku sedih mbak Lilis terlalu sering membuat aku menangis, beliau dulu juga pernah memberi aku baju kena getah tumbuhan, aku terima,karna ngak enak kalau di tolak.
Aku juga pernah ke warung makai baju yang dia berikan, beliau malah cemooh kan aku, katanya aku tidak pernah beli baju, aku orang tak mampu, maka dia kasihan, lalu memberi aku baju, sehingga semua orang menatap iba pada ku karna perkataan mbak Lilis.
Dia juga pernah menyiram aku dengan jus buah, dia bilang kamu cocok ya pakai baju kotor.
Aku malu selalu direndahkan di depan orang banyak.
Aku masih baik dengan dia, selalu berbagi makanan, mestipun sering di tolak.
"Maaf mbak mulai saat ini aku tidak akan pernah mau menerima apapun yang kamu beri, karna aku bukan lah aku yang dulu yang selalu kamu h*na".kata ku dalam kesendirian...
(Pov Lilis)
"Dasar tetangga b*lagu, udah untung di kasih sok jual mahal lagi, padahal aku pengen dia makai baju itu supaya aku bisa puas ngatain dia, siapa suruh jadi tetangga aku, udah m*skin ,d*kil, s!al punya tetangga seperti dia malu maluin,
ini lagi si Inah dari tadi ngak kelar kelar nyucinya Inah.. Inah..,"panggil Lilis kepada pembantu nya.
" Ya buk, ibuk panggil saya, "
" Ibuk ibuk kamu pikir aku ibu mu, lama amat nyuci nya ,satu jam lebih nyucinya itukan cuma 5 kilo doang, udah aku ngak butuh orang seperti kamu, sekarang kamu aku pecat, cepat beresin barang barang kamu, " kata Lilis.
"Tapi buk, eh nyonya, salah saya apa". Kata bik Inah.
"Ngak ada tapi tapian sekarang pergi, ini gaji terahirmu, "Kata Lilis sinis.
Akhirnya bik Inah keluar dari rumah Lilis dengan sedih hati.
'Sebelum aku dapatkan pengganti Inah, kan ada mertuaku, lumayan lah buat ngepel nyuci sama nyetrika baju, untuk urusan masak biar aku urus sendiri, lagian aku ngak suka makanan buatan orang lain, belum tentu bersih,,' Kata Lilis dalam hati.
"Ibuk, ibuk mana sih lama sekali, "teriak Lilis.
Dari dapur datanglah ibu mertua dengan tergesa gesa.
"Ada pah sih Lis teriak teriak ibuk tidak Tvl!, "kata ibu mertua.
"Habis ibuk lama sekali,buk tolong ya buk hari ini Inah tidak kerja dengan kita lagi, jadi ibuk harus turut bantu bantu aku, jangan cuma enak rebahan saja,contohnya ya nyuci baju,ngepel dan lain lain, ibuk tau kan rumah ini besar, aku tidak kuat membersihkan nya sendiri, ya setidak nya sampai aku dapatkan pembantu baru, bisakan buk, "kata Lilis.
"Iya iya, tapi janji ya cari pembantunya jangan kelamaan, ibuk sudah tua tidak kuat kerja berat, "kata ibu mertua.
"Ya elah belum mulai ibuk malah ngeluh,sadar diri dong buk, ibuk selama ini enak, makan tinggal makan, baju sering ganti, masak iya ibuk tidak mau berkorban tenaga sedikit doang, jangan manja dong buk, "lagi lagi Lilis ketus.
"Aduh Lilis kamu lucu ya, kapan ibuk gonta ganti baju, iya sih ganti baju sama baju bekas kamu, " kata ibu mertua.
"Ck seharusnya ibuk bersyukur punya baju bagus pemberian aku, ibuk mana mampu beli, jadi orang tua itu jangan banyak gaya, ingat umur, seumuran ibuk ini harus banyak doa banyak beribadah, mana tau umur ibu tidak lama lagi, " kata Lilis lebih ketus.
"Astaga, omongan kamu dijaga, tidak sopan kamu sama orang tua, kok sekarang kamu berubah sih, tidak seperti dulu, ibuk telah salah menilai kamu selama ini kamu tak lebih dari menantu durhaka, "kata ibu mentua dengan mata berkaca kaca.
" Udah deh buk, jangan berlebihan deh, lebih baik, ibuk lanjutin nyuci baju, dari tadi belum selesai, aku mau masak, ingat ya buk, aku nampung ibuk dirumah ini bukan untuk nyantai nyantai tapi untuk bantu aku, kalau ibuk keberatan lebih baik ibuk pulang kampung hari ini juga, aku tidak mau ibuk jadi b*n*lu dirumah ini, ingat ya buk tidak ada yang gratis di dunia ini, ibuk ngerti, " kata Lilis judes.
Dengan menahan tangis ibu mentua melangkah pergi dari hadapan Lilis menuju kamar mandi untuk melanjutkan cucian yang belum selesai, ibu mertua tidak menyangka Lilis telah berubah, semenjak nasibnya berubah setelah pulang menjadi tkw, sikapnya semena mena kepada semua orang, yang menurutnya tidak sepadan dengan dia.
Lilis sangat tidak suka kepada siapa saja menurutnya tidak se level dengan dia termasuk dengan Mila tetangga barunya, menurutnya suatu ke s!*lan bisa punya tetangga seperti Mila, sehingga Lilis berniat ingin tetangga barunya itu pergi dari komplek perumahan milik nya.
(Pov Mila)
Aku adalah Karmila biasa di panggil Mila, aku datang dari kampung karna aku ikut dengan suami, suami di tugas kan di kota ini sebagai supir pribadi oleh bosnya, mestipun suamiku hanya seorang supir tapi hidup kami lebih dari cukup, kami tidak pernah menyusahkan siapa pun.
Awal kami tinggal di perumahan ini sangat senang karna kami di perbolehkan tinggal dengan pecuma di perumahan ini.
Karna perumahan ini memang salah satu rumah bosnya suami aku.
Tapi entah kenapa dari hari kehari para tetangga di sekitaran rumah aku orang nya pada aneh, seolah olah meraka tidak suka dengan kami termasuk mbak Lilis yang tinggal di seberang rumah aku.
Awal nya aku kira dia baik, sering ngasih makanan mestipun sering sisa kemaren, sering ngasih baju bekas hampir semua tidak layak pakai, tapi aku tetap terima, aku ngerasa tidak enak kalau ditolak, ya maklum aku orang baru disini, tapi lama kelamaan mbak Lilis sangat keterlaluan sering nyindir nyindir, sering ghibahin aku yang bukan bukan, sehingga tetangga yang lain ikut bertatapan tidak suka sama aku.
Yang lebih parah secara terang terang dan sengaja menyiram aku dengan jus buah, dia bilang aku pantas pakai baju kotor, jelas jelas aku tak terima, dan marah besar sehingga semua orang keluar dari rumah mendengar teriakkan ku, tapi liciknya mbak Lilis dia bilang tidak sengaja lalu merangkul ku menjauh dari kerumunan dan minta minta maaf,
Entah karna mau ambil muka di depan orang entah apalah.
Sedang asik nonton TV aku mendengar suara mobil berhenti di depan rumah. Aku penasaran mungkin kah ada tamu yang datang.
Aku melihat lewat jendela ternyata suami ku pulang namanya Rido,ternyata mas Rido pulang membawa mobil bosnya.
"Eh mas kirain tadi siapa, tumben bawa mobil pulang mas, motor mas mana? "tanya ku cukup heran.
"Ada di kantor bos, bos yang nyuruh bawa pulang karna mas banyak bawa barang, " jawab mas Rido.
"Barang? Barang apa mas,".
"Penasaran ya, sini bantuin mas ya, " ledek mas Rido sehingga aku jadi malu karna rasa penasaran ku.
"Apa ini mas, banyak banget, mas habis belanja ya? Tanya ku heran karna di dalam bagasi banyak kardus, dan di kursi penumpang banyak tas belajaan mungkin di perkirakan seperti baju baju baru.
" Eh iya tadi mas nganter istri bos kerumah yang lama, maaf ya mas ngak sempat bilang, disana banyak barang dan juga baju baju istrinya bos, dia bilang mas boleh bawa pulang buat kamu, katanya mungkin kamu suka, " kata mas Rido menjelaskan.
' Baju Bekas lagi? 'kataku dalam hati.
"Oo ya udah nanti aku coba pakai, " kata ku sambil menyembunyikan keberatan ku. " Oh ya mas yang ini kayak nya baju baru, buat mas ya, kok banyak amat lagi banyak duit ya? " aku mulai heran kan sekarang lagi tanggal tua.
" Iya itu nyonya Andira (istrinya bos) yang ngasih, tadi mas temanin belanja sambil bawa barang nya lalu di tawarin baju baju itu, ya mas terima saja lumayan buat gonta ganti," kata mas Rido berhasil membuat aku cemburu,tapi tidak aku perlihatkan.
" Asik ya bisa jalan jalan di beliin baju juga, tidak seperti aku dirumah terus ,dapat baju sih, selalu baju bekas," kata ku spontan mas Rido melihat kepada ku.
"Ciee cemburu ya, kamu mau baju baru ya, tenang sayang nanti jika mas ada rezeki kita beli baju baru buat kamu ya sayang, "kata mas Rido seketika membuat aku tersipu malu.
"Iya deh janji ya mas, "dibalas angguk kan dari mas Rido.
"O ya dek, tolong kamu cuciin baju mas yang ini ya, baju ini mau di pakai lagi besok, soal nya ada acara ,pakai seragam ini, " kata mas Rido sambil menunjukkan baju yang sedang di pakainya.
"Siap pak bos, aku cuciin sekarang ya, mas makan saja dulu aku sudah siap masak tadi, ".
"Iya deh kamu memang istri idaman, " kata mas Rido sambil mengusap kepala ku.
Aku pun melangkah ke kamar mandi untuk mencuci baju mas Rido, tiba tiba mataku terbelalak, ada noda lipstik di seragam mas Rido.
Aku mulai tak karuan membayangkan apa yang terjadi apakah mas Rido bermain di belakangku atau mas Rido benar benar ada wanita lain selama ini, aku menahan tangis, tadi tak bisa tangis ku mulai pecah bercampur rasa kecewa yang mendalam.
" Mas.. Mas Rido..., " aku berteriak sekencang mungkin karna aku ingin secepatnya mendengar penjelasan dari mas Rido.
Dari arah kamar mas Rido berhamburan keluar dari kamar mungkin mendengar suara yang cukup keras.
"Ada apa dek kok teriak teriak, nanti terdengar tetangga, ".
"Mas mas jelasin ini apa ahg, " aku melempar seragam nya ke muka mas Rido.
" Apa sih dek? ".
"Apa? apa itu? lipstik siapa di seragam mas, mas selingkvh ya ? Mas tega sama aku, kurang apa aku selama ini mas ahg? "
"Dek mas bisa jelaskan jangan berburuk sangka dulu dengarin mas ngomong dulu ya, ".
"Apa ah? Mas mau ngomong apa ahh mas selingkvh gitu?".
"Tidak dek bukan gitu ta tadi mas, "
"Apa! mas bermesraan sama perempuan lain, aku kecewa sama mas, " kata ku sambil menangis menjadi jadi.
"Bukan begitu tadi nyonya Andira tersandung mas spontan menangkapnya, hal hasil muka nyonya Andira nempel ke dada mas, makanya ada noda lipstik ini, tidak ada wanita lain percaya sama mas," kata mas Rido dengan nada memohon.
"Maaf mas aku tidak mudah percaya sama mas karna mas pernah juga berkhianat kepadaku dulu, ".
" Dek itu sudah berlalu percaya lah kepada mas, mas sudah berubah, " kata mas Rido menjelaskan namun aku hanya diam dalam isakkan tangisku.
Entah aku harus percaya entah tidak yang jelas mas Rido pernah bermain di belakangku, yang lebih parahnya lagi mas Rido bermain dengan kakak kandungku sendiri.
Waktu itu aku sangat hancur sehancurnya, kejadian itu waktu di kampung, kebetulan mas Rido mengajak pindah ke kota berharap aku bisa memulai hidup yang baru di kota.
Ternyata aku salah ada masalah baru yang telah menanti ku di kota ini.
Dengan rasa emosi bercampur kecewa aku pergi menjauh dari mas Rido yang masih melongo seperti kehilangan kata kata untuk membela dirinya.
Aku masuk kekamar anak anak ku, lalu mengunci pintu, aku menahan tangis, aku tidak mau Gani dan Gea terbangun karna mendengar aku sedang menangis.
Dari luar terdengar mas Rido mengetuk pintu pelan, mungkin dia juga tidak mau membangun kan anak anak, aku tak peduli terlalu sering Mas rido menyakiti aku, aku yakin mas Rido ada hubungan dengan istri bosnya, naluriku sebagai wanita meyakini itu benar terjadi.
Jika itu benar terjadi siap siap saja aku akan membalas semua nya mas, tak ada lagi maaf untuk mu.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!