NovelToon NovelToon

Apa Aku Murahan

BAB 1.

"Pagi Ma.. " sapa Nadia yang baru saja turun dari kamarnya menuju meja makan.

"Pagi sayang.. hari ini mau berangkat ke kampus pagi? " tanya Mama kemudian.

"Iya Ma.. Papa Mana? " tanya Dea kemudian.

"Papa pagi-pagi sudah berangkat karena ada sedikit masalah di kantor" jawab Mama membuat Nadia mengangguk mengerti.

"Oh ya Ma.. hari ini aku ijin pulang telat ya, ada janji mau jalan sama Kak Rendy" ijin Nadia.

"Jangan malam-malam ya pulangnya, salam buat Rendy udah lama dia gak pernah main kesini" ucap Mama.

"Iya Ma.. nanti di salamin.. Kak Rendy baru pulang dari luar kota " jelas Nadia.

"Oh.. makanya jarang kelihatan.. biasanya dia sering jemput kamu kan? " tanya Mama.

"Iya Ma.. setelah ini Kak Rendy bakalan lebih sibuk karena dia udah mulai bekerja di salah satu Rumah sakit ternama" bangga Nadia.

"Alhamdulillah.. semoga tambah sukses kedepannya" doa Mama.

"Aminnn.. " jawab Nadia.

"Nadia berangkat ya Ma.. Assalamu'alaikum.. " pamit Nadia menyalim tangan Mamanya dan keluar mengendarai mobilnya seorang diri.

Sampai dikampus Nadia dihadang oleh Meta sahabatnya.

"Nad.. tumben pagian? " sapa Meta.

"Iya Met gue ada perlu tadi jadi sekalian berangkat" jawab Nadia sambil berjalan menuju kelasnya.

"Nad.. habis kelas kita nonton yuk" ajak Meta bersemangat.

"Sorry Met mungkin lain kali aja ya, aku ada janji sama Kak Rendy" jawab Nadia.

"Do i dah pulang Nad..? " tanya Meta antusias.

"Udah dong.. " jawab Nadia sumringah.

"Seneng dong kamu.. punya cowok udah dokter, tampan, mapan kayak Kak Rendy pasti seneng banget ya, Kira-kira ada gak teman Kak Rendy yang mau dikenalin ke aku" canda Meta sambil meringis.

"Ih apaan sih lo.. ganjen banget jadi orang" cubit Nadia.

"Gimana seandainya dia bukan jodoh kamu Nad? " celetuk Meta.

"Jangan dong Met gue bakalan nangis 7 hari 7 malam kalau dia beneran bukan jodoh gue" sendu Nadia.

"Iya.. iya canda" goda Meta.

"Dia adalah sosok yang sangat pengertian, baik, penyayang.. lengkap deh pokoknya gue gak bakalan tega ngehianatin dia" yakin Nadia.

"Semoga kalian berjodoh ya.. " doa Meta diamini Nadia.

"Aminn.. tuh kan jadi kangen akunya, yuk masuk ah" ajak Nadia menarik tangan Meta.

****

Di rumah sakit saat ini Dokter Rendy baru saja menangani oprasi pasien korban kecelakaan yang baru saja tiba. ia berencana keluar saat seseorang tiba-tiba menyapanya.

"Udah mau pulang Ren? " tanya dokter Raka teman sejawatnya.

"Iya ada janji sama ayank" jawab Rendy tersenyum manis.

"Hmm.. yang mau kangen- kangenan sama pacar" goda Raka.

"Kangen Bro seminggu gak ketemu" ucap Rendy sambil jalan menuju ke ruangannya di ikuti Raka.

"Selamat siang dokter Rendy, dokter Raka" sapa seorang dokter cantik.

"Siang dok.. " jawab Rendy dan Raka bersamaan.

"Mau makan siang bareng" ajak dokter cantik itu.

"Maaf dok saya udah ada janji.. silahkan duluan" tolak Rendy dengan tersenyum.

"Oh yaudah kalau begitu lain kali saja..permisi" pamit dokter kandungan itu.

"Ren .. sepertinya dokter Dara punya perasaan sama kamu" goda Raka.

"Perasaan apaan.. ngaco aja lo" jawab Rendy gak mau menganggap serius perkataan sahabatnya.

"Dia cantik kok, baik juga.. " ucap Raka lagi.

"Kalau lo suka ambil aja.. gue pergi dulu " pamit Rendy berjalan meninggalkan sahabatnya.

"Lo beruntung banget Ren.. di cintai wanita-wanita cantik" lirih Raka menatap kepergian Rendy.

Sementara itu Nadia yang asyik mengobrol dengan Meta dikagetkan deringan di ponselnya.

"Siapa Nad? " kepo Mata melihat senyuman di bibir Dea.

"Kak Rendy.. " jawab Nadia antusias.

"Assalamu'alaikum.. iya Kak" sapa Nadia di awal pembicaraannya.

"Waalaikumsalam sayang.. " jawab Rendy lembut tanpa tau kata-katanya telah membuat sang pujaan hati jadi meleleh tanpa bisa berkata-kata lagi.

"Udah selesai belum kelasnya, aku udah di depan" ucap Rendy kemudian.

"Udah kok barusan, ini udah mau keluar" jawab Nadia berjalan meninggalkan Meta dengan melambaikan tangannya tanpa kata.

Dea keluar menuju gerbang mencari keberadaan kekasih hati yang sangat ia rindukan sampai ia melihat mobil yang sangat ia kenali kemudian menghampirinya.

"Kak.. udah lama? " tanya Nadia masuk ke mobil di samping Rendy.

"Bagaimana kabar kamu sayang.. aku kangen banget sama kamu, dapat salam dari Mama Ane katanya kapan calon mantunya mau main kesana" ucap Rendy tersenyum manis.

"Waalaikumsalam.. bilang sama Mama kapan-kapan kalau ada waktu Nadia bakalan main kesana" jawab Nadia.

"Oke.. kita mau kemana? " tanya Rendy.

"Terserah Kakak aja, hari ini aku free buat kamu" jawab Nadia tersenyum manis.

"Makasih sayang, gak sia-sia aku tinggal seminggu sekarang dah pinter ngerayu" goda Rendy.

"Siapa yang ngerayu kamu" lirih Nadia tersipu malu.

"pasang sabuk pengamannya dong" perintah Rendy.

"Oh iya maaf" ringis Nadia malu.

Rendy melajukan mobilnya tanpa melepaskan genggaman tangannya pada Nadia menuju sebuah pusat perbelanjaan di kota mereka.

"Lepasin tangan aku Kak" pinta Nadia.

"Gak mau aku kangen sama kamu" sendu Rendy.

"Kan udah ketemu, fokus nyetir aja " ucap Nadia memberi solusi.

"Tenang.. aman kok" jawab Rendy tersenyum manis.

"Kok jam segini Kak Rendy udah pulang, emang gak ada pasien tadi? " tanya Nadia penasaran.

"Ada, tapi udah kelar semua makanya aku sempetin setengah hari ini buat kamu" ucap Rendy membuat Nadia tersanjung.

"Emmm...manisnya, jadi terharu aku" senyum Nadia.

Sesampainya di mall mereka berdua turun dari mobil bergandengan tangan menuju sebuah resto Korea favorit Nadia.

"Kita makan siang dulu ya.. setelah itu baru nonton" ajak Rendy.

"Iya Kak.. " jawab Nadia menurut.

"Mau pesen apa? " tanya Rendy lembut.

"Ngikut Kakak aja, semua makanan Korea aku suka" santai Nadia.

"Oke.. Mas! " panggil Rendy pada pelayan resto.

"Pesen yang ini sama ini ya.. samain aja" ucap Rendy menunjuk beberapa menu di buku menu.

"Baik Mas, silahkan tunggu sebentar" jawab karyawan itu di angguk i oleh Rendy.

"Sayang gimana kuliah kamu? " tanya Rendy tiba-tiba.

"Alhamdulilah.. lancar Kak, tinggal nunggu setahun lagi' jawab Nadia tersenyum.

" Berarti setahun lagi udah acc dong? " tanya Rendy menaikkan alisnya.

"Acc apa Kak? " tanya Nadia kikuk.

"Acc buat halalin kamu dong, apa lagi" kesal Rendy.

"Oh iya Kak, kalau kita jodoh pasti akan ketemu nantinya" santai Nadia.

"Harus jodoh dong" ucap Rendy posesif.

"Ih maksa.. " tawa Nadia.

"Kalau aku gak bisa milikin kamu, maka orang lain juga gak boleh biar adil" canda Rendy.

"Terus aku bakal jadi perawan tua dong" cebik Nadia lalu tertawa bersama, pembicaraan mereka terhenti karena makanan mereka telah tersedia.

"Makan sayang.. " pinta Rendy.

"Iya Kak, selamat makan" ucap Nadia dan mereka memulai menikmati makan siangnya.

BAB 2.

Setelah makan dan nonton Rendy mengantarkan Nadia pulang.

"Yuk Kak mampir dulu, Mama kangen lo sama kamu" ajak Dea begitu mobil Rendy sampai di pekarangan rumahnya.

"Oh ya.. boleh deh sebentar aja nyapa camer" canda Rendy membuat Nadia tersipu malu.

"Assalamu'alaikum.. " ucap Nadia begitu masuk ke rumahnya.

"Wa'alaikumussalam.. udah pulang sayang, eh ada Nak Rendy, apa kabar Nak? " sapa Mama pada laki-laki yang beberapa tahun ini dekat dengan putrinya.

"Alhamdulillah baik, Tanta juga apa kabar? " tanya Rendy balik tersenyum ramah.

"Baik Nak.. kalian sudah makan? " tanya Mama kemudian.

"Kebetulan sudah Tante" jawab Rendy.

"Ada tamu rupanya" seloroh Ayah yang baru saja datang.

"Om.. apa kabar? " tanya Rendy basa-basi menyalim pada camer.

"Baik Ren.. gimana kerjaan kamu? " tanya Ayah ikut duduk di ruang tengah.

"Alhamdulillah lancar Om" jawab Rendy canggung.

Mereka mengobrol tentang banyak hal hingga tak terasa waktu sudah malam sehingga Rendy berniat undur diri.

" Saya permisi dulu Om, Tante ini udah malam.. lain kali saya main lagi.. assalamu'alaikum.. " pamit Rendy pada orang tua Nadia.

"Iya Nak Rendi, Hati-hati di jalan ya" ucap Mama.

"Terima kasih Tante" jawab Rendi sambil melipir keluar ditemani ayank.

"Makasih untuk hari ini ya sayang.. " ucap Rendy lembut.

"Sama-sama Kak, hati-hati di jalan ya" jawab Nadia yang sebenarnya enggan berpisah.

Iya.. Assalamualaikum.. " pamit Rendy memasuki mobilnya setelah sekian detik mobil Rendi tidak ada pergerakan membuat Nadia bingung.

"Kok belum jalan Kak, ada yang tertinggal? " tanya Nadia mengintip dari balik jendela mobil yang masih terbuka.

"Kayak nya sih iya.. " jawab Rendy ambigu.

"Apa..? " tanya Nadia bingung.

"Hatiku yang terlanjur tertambat di kamu" ucap Rendy lagi membuat Nadia kikuk mau jawab apa.

"Bercanda mulu deh, aku kirain beneran ada yang tertinggal" sebal Nadia.

"Kamu cantik banget hari ini membuat aku jadi pingin lebih lama tinggal" kesal Rendy.

" Kakak pulang aja, ini dah malam lo.. besok kita bisa ketemu kalau ada waktu" ucap Nadia memberi solusi.

"Iya deh, aku bakalan sabar nunggu besok.. Kakak pulang ya" pamit Rendy melajukan mobilnya setelah itu Nadia masuk ke rumah dengan senyuman masih tersungging di bibirnya.

"Ehmmm.. yang habis diapelin pacar, senyum-senyum melulu" goda Mama.

"Apasih Mama.. " elak Nadia tersipu malu dan naik ke atas menuju kamarnya.

Malam itu Nadia tertidur dengan nyenyak begitupun dengan Rendy, mereka sama-sama sedang memikirkan satu sama lain sampai tertidur.

***

Pagi harinya Rendy mengirim pesan pada Nadia karena tidak bisa menjemputnya.

[Sayang.. maaf ya gak bisa jemput, ada oprasi pagi ini] Dokter kesayangan.

"[Iya Kak.. gak apa-apa, selamat bekerja love you] " pesan jawaban Nadia kirimkan dengan emot love.

Sampai di kampus Nadia dikagetkan dengan keramaian di sekitar mading.

"Ada apa sih? " tanya Nadia pada salah satu mahasiswa disekitar sana.

"Itu pengumuman buat pensi" jawab salah seorang disekitar.

Dea tidak terlalu tertarik sehingga dia lewatkan dan beranjak menuju kelasnya.

"Hai Nad.. udah lihat mading belum? " tanya Meta pada Nadia.

"Males gue.. " jawab Dea duduk disamping Meta.

Tiba-tiba 3 orang cowok ganteng menghampiri mereka, salah satu dari mereka mengambil kursi dan duduk di depan Nadia memberikan dua buah undangan.

"Apa ini Ric" tanya Nadia.

"Undangan ultah gue, datang ya.. " pinta Rico memohon.

"Kapan? " tanya Nadia membuka undangan nya.

"Nanti malam" jawab Rico singkat kemudian beranjak.

"Jangan lupa ya.. Bay" pamit Rico dan kedua temannya.

"Dimana acaranya Nad? "

"Di Club suka-suka" jawab Nadia.

"Kamu dateng gak? "

"Dateng lah, gak enak udah di undang langsung"

"Iya lo bener"

Hari itu selesai kelas Nadia dan Meta jalan ke mall mencari kado buat Rico, mereka sepakat memberikan jam tangan dan kemeja buat Rico.

"Nanti kita ketemu di lokasi aja ya Nad, tema nya merah hitam kan" tanya Meta dan diangguk i oleh Nadia.

"Ya udah yuk kita balik" ajak Nadia.

Mereka pulang terpisah dengan kendaraan masing-masing, di jalan Nadia tidak lupa berkirim pesan pada lelakinya yang seharian sibuk sebagai penyemangat di tempat kerjanya.

"[Kak.. udah pulang belum? ]" tanya Nadia dalam pesannya.

Rendy yang sore itu sedang istirahat di ruangannya serasa mendapatkan moodbooster nya kembali disaat raga sudah tinggal beberapa watt saja.

"[Belum sayang.. ini aku lagi istirahat habis ada oprasi]" balas Rendy.

"[Oh gitu.. jangan lupa makan ya Kak, jaga kesehatan dan jangan tidur terlalu malam]" pesan Nadia.

"[Iya sayang.. makasih ya atas perhatiannya, kamu lagi dimana? ]" tanya Rendy.

"[Ini lagi di jalan mau pulang.. assalamualaikum.. ]" ucap Nadia menutup panggilannya.

"[Waalaikumsalam.. ]" jawab Rendy tersenyum senang kemudian menutup ponselnya dan beranjak pulang.

Malam harinya Nadia sedang bersiap-siap untuk pergi ke party Rico yang diadakan jam 8 malam, ia rempong mencari baju yang cocok dengan tema merah hitam itu.

Nadia turun untuk meminta ijin kepada Mamanya karena Ayahnya sedang dinas keluar kota.

"Mau kemana Nak.. " tanya Mama.

"Ada undangan ultah teman Ma.. bolehkan? " pamit Nadia.

"Boleh.. ingat ya jangan pulang malam-malam " pesan Mama.

"Siap Ma.. Nadia pergi dulu, Assalamualaikum.. " Nadia mencium tangan Mamanya dan keluar mengendarai mobilnya. Sampai di lokasi Nadia mencari keberadaan Meta yang katanya sudah sampai setengah jam yang lalu tapi setelah lama clingak-clinguk Meta belum juga ia temukan.

"Cari Meta Ya.. " sapa seseorang mengagetkan Nadia.

"Rico.. bikin kaget aja deh" Nadia memegang dadanya.

"Meta ada di sebelah sana, btw makasih ya udah datang ke party gue.. selamat menikmati pestanya."

" Iya sama-sama gue gabung ke anak-anak dulu ya" pamit Nadia membuat Rico tersenyum semirk merencanakan sesuatu.

"Met.. " teriak Nadia saat sudah melihat Meta.

"Sini Nad gabung" panggil Meta dan Nadia pun menghampirinya, dilihat teman-temannya banyak yang minum minuman keras.

"Minum Nad" ucap salah satu dari mereka menawarkan.

"Enggak makasih gue gak suka minum" tolak Dea.

Hingga tiba pada acara inti dan diakhiri dengan pemotongan kue.

"Teman-teman makasih yang udah dateng ke ultah gue, silahkan kalian nikmati jamuan yang sudah tersedia.. party kita berakhir pukul 24.00 ya.. Terima kasih semuanya" ucap Rico selaku tuan rumah.

Semakin malam pesta itu semakin meriah dengan permainan yang mereka lakukan.

"Gue mau bikin permainan.. kalian yang kalah akan melakukan sesuatu yang kita minta" ucap Rico.

"Permainan apaan sih Ric.. ada-ada aja deh lo" ucap Meta.

"Hanya permainan aja Met, kita bakal putar botol dan siapa yang terarah akan kita kasih pertanyaan atau tantangan" lanjut Rico.

"Serah lo deh" jawab Meta asal.

"Oke.. mari kita putar " ucap Rico.

BAB 3.

Riko memutar botolnya terlebih dahulu dan akhirnya botol itu mengarah pada Kenzo.

"Ken lo mau pertanyaan apa tantangan? " tanya Rico.

"Pertanyaan aja gampang" santai Kenzo.

"Oke gue yang kasih pertanyaan buat lo" tantang Meta.

"Silahkan baby.. " goda Kenzo mengerlingksn matanya.

"Ih, jijik gue.. Oke siapa cewek yang lo suka di kampus? " tanya Meta.

"Beneran pingin tau.. " goda Ken lagi.

"Resek deh lo.. bisa serius gak? " kesal Meta.

"Yang gue suka ya kamu baby.. " manja Ken.

"Ih najis gue" tolak Meta di ikuti tawa semua teman-temannya.

"Oke kita lanjutin, sekarang gue yang puter" Meta mengambil alih botolnya.

Sementara itu di sisi meja yang lain terlihat seorang laki-laki tampan bersama para sahabatnya, dan kebetulan pemilik dari club itu adalah peter sahabat terbaiknya.

"Al.. tumben kamu ada waktu gabung sama kita? " tanya Leon.

"Sepertinya dia sedang galau " sindir peter.

"Sialan lo" jawab Alvin melempar botol kosong kearah sahabatnya.

"Gimana hubungan dengan Sonya Al..? " tanya Peter.

"Dia lagi ada kerjaan diluar negeri, lo tau sendiri kan gimana dia kalau lagi kerja.. gak bakal mau angkat telpon gue" kesel Alvin.

"Apa lo gak pernah curiga sama cewek lo, secara dia sering kerja jauh dari lo" ucap Leon memperingatkan karena ia pernah beberapa kali melihat Sonya bersama pria lain tanpa sepengetahuan Alvin, tapi Leon enggan mengatakannya karena Alvin gak akan percaya tanpa adanya bukti.

"Gue percaya sama dia" jawab Alvin penuh keyakinan.

"Oke terserah lo, gue hanya takut lo kecewa" ucap Leon dengan serius.

"Tanks udah care sama gue" ucap Alvin.

Mereka menghabiskan kebersamaan sampai tengah malam, hingga akhirnya Alvin menerima panggilan dari ponselnya dan melipir menjauh dari teman-temannya.

"Sekarang giliran lo Nad, mau tantangan apa pertanyaan? " tantang Rico.

"Tantangan aja deh" jawab Nadia.

"Oke sekarang gue tantang lo minum 1 gelas " ucap Rico.

"Ngadi-ngadi aja lo Ric.. Nadia gak pernah minum" ucap Meta ngegas.

"Gue gak mau tau, harus sportif dong" jawab Rico.

"Oke gue terima tantangan dari lo" ucap Nadia tanpa basa-basi langsung mengambil minuman disebelahnya dan meneguk nya sampai tak tersisa.

"Bagus.. " ucap Rico.

"Udah Ric ini udah jam 12 malam kita mau balik " pamit Meta.

"Oke.. kita balik bareng" jawab Rico.

"Nad lo gak apa-apa kan, bisa nyetir gak? " tanya Meta.

"Aman kok" jawab Nadia keluar dari club dengan sedikit pusing hingga menabrak seseorang di depannya.

"Gak bisa lihat ya lo" sentak laki-laki tersebut membuat Nadia terpana seketika.

"Gila.. ganteng banget nih cowok, tapi sayang galak banget" batin Nadia

"Sorry gue gak sengaja" lirih Nadia.

"Dasar liar" ucap Alvin dengan sorotan tajamnya dan kembali bergabung dengan sahabat-sahabatnya.

"Kenapa lo" tanya Peter melihat Alvin terus menggerutu dengan wajah kesalnya.

"Gue cabut dulu" pamit Alvin mengambil kunci mobilnya.

"Eh.. kenapa dia" ucap Leon.

"Udah biarin aja" jawab Peter.

Alvin berjalan menuju parkiran memasuki mobilnya dan hendak menstater mobilnya saat tiba-tiba terasa goncangan di mobilnya.

"Brengsek.. siapa sih" kesal Alvin merasa ada sesuatu yang menabraknya dari belakang, ia keluar dari mobilnya dan medapati mobilnya di tabrak oleh seseorang.

"Keluar lo.. " Alvin mengetuk kaca si penabrak dengan kesal.

"Mampus gue" ucap seorang gadis di dalam mobil yang tak sengaja menabrak mobil Alvin, ia keluar perlahan menatap Alvin.

"Kau.. bisa nyetir gak sih? " kesel Alvin.

"Sorry kepala gue pusing tadi, jadi sedikit buram pandangan gue" lirih Nadia menghiba.

"Alasan aja, lagian gadis apaan lo malam-malam masih keluyuran di club, mabuk lagi" hina Alvin.

"Itu bukan urusan lo, sorry gue udah nabrak mobil lo ini kartu nama gue nanti gue ganti..permisi" kesal Nadia masuk kembali ke dalam mobilnya dan pergi dari hadapan Alvin.

"Dasar murahan" batin Alvin kemudian masuk ke dalam mobil dan melajukannya dengan kencang.

*****

"Papa ada masalah? " tanya Mama Nadia melihat suaminya banyak melamun.

"Perusahan sedang kritis Mam, Papa butuh banyak uang untuk mengembalikan dana yang Papa pinjam" keluh Papa

"Sejak kapan Pa, kenapa gak pernah cerita kalau Papa ada masalah" lirih Mama.

"Sebenarnya Tuan Wijaya sudah menawarkan bantuan untuk Papa, tapi Papa masih mikir" ucap Papa terlihat Kalut.

"Mikir apa Pa? " tanya Mama.

"Karena syaratnya Nadia harus mau menikah dengan anaknya" curhat Papa yang tanpa mereka sadari Nadia sudah ada di balik pintu yang tidak tertutup itu.

"Itu tidak mungkin Pa, Nadia sudah ada Rendy hang mencintainya.. dan Papa tau itu kan" sendu Mama ikut bingung.

"Papa tau Ma tapi Papa sudah tidak punya cara lain lagi untuk menyelamatkan perusahaan kita yang diambang kehancuran" ucapan Papa membuat hati Nadia terkoyak dan mengeluarkan air matanya, ia menangis dalam diam hingga tanpa disadari pot disebalah nya terjatuh dan menimbulkan kegaduhan.

"Nadia.. " panggil Papa kaget melihat putrinya berdiri diambang pintu kerjanya. Tapi tanpa mendengarkan dan berlari ke kamarnya.

"Ma.. dia sudah mendengarnya, Papa rasa dia sangat terpukul Ma" sedih Papa.

"Sudahlah Pa, biarkan dia dulu nanti Mama yang akan bicara dengannya" ucap Mama menenangkan.

"Tolong bujuk dia Ma, Papa gak mau menyakiti hatinya" pinta Papa.

"Papa jangan khawatir, Mama yakin dia gadis yang pintar dan mengerti dengan kesulitan orang tuanya.

Sementara itu Nadia berlari kekamar dengan deraian air mata.

" Kenapa Papa tega ngelakuin ini sama Nadia " kesal Nadia.

Tok

Tok

"Sayang boleh Mama masuk" teriak Mama dari luar sebelum akhirnya masuk perlahan mendapati putrinya sedang menangis telungkup di ranjangnya.

"Sayang, kamu sudah mendengar semuanya kan.. itu bukan keinginan Ayah Nak, beliau terpaksa melakukan ini karena suatu keadaan" bujuk Mama.

"Tapi Ma Nadia cintanya sama Kak Rendy, gimana perasaan dia kalau tau gadis yang ditunggu nya selama 3 tahun ternyata melabuhkan hatinya pada orang lain" ucap Nadia sesenggukan.

"Mama mengerti Nak, Rendy pria yang baik Mama yakin dia akan mengerti dengan keadaan ini" ucap Mama.

"Nadia gak tega buat nyakitin hatinya Ma" tangis Nadia semakin menjadi.

"Suatu saat dia akan mengerti kenapa kamu memutuskan ini sayang" Mama ikut mengeluarkan air matanya.

"Bagaimana kamu mau membantu Papa kan Nak? " tanya Mama tidak memaksa tapi sedikit memohon.

"Berikan Nadia waktu untuk berfikir Ma, Nadia mohon.. ini benar-benar sulit buat Nadia.

" Iya sayang.. Mama harap kamu bisa mengambil keputusan terbaik " harap Mama sebelum meninggalkan putrinya seorang diri.

Vibrasi handphone mengagetkan Nadia saat dia masih dirundung dilema. Tiada di duga tiba-tiba Rendy menghubunginya malam itu, antara ingin mengangkat dan tidak Nadia terasa galau sendiri.

"Assalamu'alaikum.. "

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!