Tiga sosok seorang pria sedang berada di salah satu ruangan yang serba gelap, ketika salah seorang diantara menyalakan sebuah senter, ada sorotan cahaya yang menerangi mereka.
Terlihatlah sebuah ruangan di bawah tanah, banyak pintu yang mereka lewati dengan keamanan super ketat, karena keamanan yang terlihat merupakan sebuah pemindaian sidik jari dengan sebuah pin yang harus dimasukkan.
Mereka bukannya tidak bisa memasuki pintu-pintu tersebut, hanya saja tujuan mereka bukanlah pintu-pintu biasa seperti itu.
Sampailah mereka di salah satu ruangan yang lebih ketat, meskipun itu adalah sebuah ruangan kosong dengan di ujung ruangan ada sebuah brangkas besar, mereka tidak bisa mencapainya.
Seorang pria dari ketiga orang di satu kelompok itu mengeluarkan sebuah dua botol bedak bayi, dengan dihamburkan bedaknya ke jaket yang dia pakai, dia mengibas jaket tersebut sehingga bedak tersebut menjadi sebuah kumpulan asap tebal.
Terlihatlah banyak sekali cahaya merah yang sangat acak, dari satu titik timur ke titik barat semua cahaya itu tidak beraturan.
"Sekarang, Kamu retas dan matikan sistem laser tersebut!" seru seorang pria memerintah kepada pemuda tampan yang terlihat tidak mengeluarkan ekspresi sama sekali.
Pemuda itu langsung mengeluarkan laptopnya dari koper yang dia tenteng di lengannya sedari tadi itu, membuka laptop dan mulai mengoperasikan program Linuxnya.
Dia mengetik banyak sekali kode-kode yang tidak bisa di mengerti oleh orang yang awam memang tidak pernah tau tentang coding.
Dengan keahliannya, hanya perlu sedikit waktu, cahaya laser merah tersebut mati dengan seketika itu juga.
Setelah dimatikannya sistem keamanan laser tersebut, mereka bertiga jalan bersama menuju ke pintu brangkas yang super besar tersebut dengan dua orang yang bersemangat, sedangkan si pemuda itu hanya diam tanpa ekspresi.
Pintu brangkas itu lagi-lagi diprogram untuk tidak bisa dibuka oleh siapapun, tapi berbeda dengan pemuda itu. Dia dengan mudahnya, hanya mengandalkan laptop serta flashdisk yang baru saja dia pasang di sistem keamanan brangkas itu dia dapat membuka brangkas tersebut hanya dengan sedikit waktu.
Ketika brangkas besar tersebut terbuka, tidak ada sesuatu yang terlihat istimewa di mata mereka kecuali satu buah berlian dengan warna pelangi yang begitu indah di tengah-tengah banyaknya tumpukan uang.
Mengabaikan banyaknya uang tersebut, mereka mencari tahu apakah berlian tersebut memiliki sebuah keamanan khusus atau tidaknya.
Setelah melihat ada sebuah kejanggalan di tempat penyimpanan berlian itu, "Cepat retas sistem tersebut!" perintah dari pria lainnya kepada si pemuda itu.
"Baik!" hanya menjawab sebentar, pemuda itu tetap dengan ekspresi datarnya.
Mencari cara untuk membuka pola khusus yang mengunci tempat penyimpanan berlian, setelah sekian lama akhirnya ditemukanlah sebuah port USB di bawah tempat penyimpanan itu.
Dihubungkanlah USB itu dengan flashdisk miliknya, ketika sistem terhubung dengan laptopnya. Masih ada sebuah pin keamanan yang mengganggu proses untuk membuka tempat penyimpanan berlian tersebut.
Dengan cepat mengoptimalkan sistem Linux miliknya, hanya beberapa menit saja kunci pin itu terbuka dengan sangat mudahnya.
Keamanan dari tempat penyimpanan khusus Berlian tersebut sudah mati, pria yang tadi memerintahkan pemuda tadi itu langsung mengambil berlian tersebut, memasukkan ke tempat khusus dan disimpanlah di tas pinggang miliknya.
Selesai sudah, "Setelah Kamu mengembalikan sistem ini, kunci brangkas dan sistem laser, pergi ke atas untuk mematikan sistem keamanan di pintu depan dengan CCTV nya sekalian, Kami akan menunggu di luar.
Pemuda tersebut langsung mengiyakan perintah dari pria tersebut, dia mengembalikan sistem itu menjadi seperti semula sedangkan kedua pria lainnya tadi sudah meninggalkan dia seorang diri.
Setelah selesai dengan bagian bawah, dia berjalan perlahan ke atas dengan tetap sangat hati-hati karena ini adalah tempat orang lain.
Setelah sampai di atas, pemuda tersebut mencari ruangan sistem keamanan dan ditemukanlah ruangan tersebut dengan seorang petugas keamanan bersenjata yang sedang menjaganya di depan pintu tersebut.
"Bagaimana? Cepat segera laksanakan perintahku!" seru pria tersebut memerintah yang terdengar di earphone khusus yang sedari tadi sudah dipasang di telinga pemuda itu.
"Ada gangguan sebentar lagi aku akan menyelesaikannya!" kata pemuda itu menjawab, ekspresinya benar-benar tidak pernah berubah sedari tadi.
Dengan cepat, pemuda itu berlari dan langsung mengambil senjata api yang dipegang oleh petugas keamanan itu, memukul pingsan penjaga itu dan dia pun meletakkan senjata api itu di atas tubuh petugas keamanan itu yang sudah pingsan dibuat oleh pemuda itu.
Membuka pintu, terdapat banyak sekali komputer dan sistem-sistem komputer yang berjejer disana, karena dia membuka pintu tersebut.
Orang-orang yang sedang berada di dalam itu terkejut, "Siapa Kau?" teriak seorang pria yang terkejut karena sosok pemuda itu tidak dikenalnya.
Pemuda itu tidak menjawab, dia langsung dengan segera membuat tujuh orang yang berada disana pingsan.
Sebelum semua pria itu pingsan, salah satunya telah memijit tombol darurat.
CCTV yang terpampang jelas di layar komputer-komputer itu memperlihatkan dua orang rekannya yang lain.
Setelah mematikan sistem pintu depan, pemuda itu akan mematikan CCTV itu, alarm merah berbunyi. Menyatakan bahwa ada seorang pencuri yang berada di bangunan ini.
Para petugas keamanan banyak sekali yang waspada dan terus menerus mencarinya.
Sebelum mematikan sistem CCTV, terlihatlah sebuah tulisan di CCTV bagian belakang bangunan.
'Namaku Alex, aku mencuri berlian itu dan menyimpannya di suatu tempat!'
Tertulis kata-kata itu, pemuda itu tiba-tiba saja terkejut.
"Alex..." gumamnya terdiam.
"Itu benar! Namaku Alex!" teriaknya di dalam ruangan dengan tangannya yang masih bergegas mematikan semua sistem keamanan di gedung ini.
Tiba-tiba saja banyak sinar laser yang mengarah kepadanya, "Apakah inilah akhirnya? Aku akan mati disini?" gumamnya terdiam.
Tidak ada yang meminta Alex untuk menyerah, dengan sebuah perintah tembakan, semua petugas keamanan itu langsung mengeksekusi mati Alex di tempat.
🍃🌿🍂
"Terjadi sebuah pencurian di kota A dengan sangat misterius! Sebuah karya lukisan milik pelukis terkenal telah dicuri dengan tanpa adanya jejak yang tertinggal, polisi sedang mengerahkan usahanya untuk mencari tahu keberadaan tentang siapa dalang di balik pencurian tersebut..."
Sebuah suara televisi dengan berita terkini membangunkan sosok pemuda yang tadi tertidur, "Hoam! Eh? Kenapa bukan kasusku kemarin yang masuk berita melainkan kasus kecil?" bingung Alex, ya itu adalah Alex.
Saat bangun dari tidurnya, Alex pergi ke depan toilet dan langsung cuci muka di wastafel miliknya.
Setelah selesai mencuci mukanya, Alex terdiam menatap cermin tersebut.
Sosok dirinya yang terlihat normal itu membuat dia berfikir, "Apakah Aku kembali ke dua tahun sebelumnya?" teriak Alex di dalam hatinya.
Alex mangalami Time Travel, kembali ke dua tahun sebelum dia mati ditembak oleh petugas keamanan Bank Swiss.
Alex mengingat apa yang pernah terjadi di kehidupan yang sebelumnya, di hari ini dia ingat jelas bahwa dia akan pergi ke sebuah warnet di pinggiran kota.
Setelah sampai di salah satu warnet yang cukup sepi, Alex mengambil tempat yang sepi setelah melihat banyak sekali komputer-komputer yang berbaris disana.
Setelah itu, Alex mendudukkan dirinya di atas sebuah kursi, tepat di depan sebuah komputer. Setelah komputer siap digunakan, dia membuka sebuah tab permainan, memainkan permainan itu dengan cukup singkat.
Sambil memainkan permainan yang tentunya dia menangkan, bukan hanya karena kemampuannya tapi karena pengalaman yang di kehidupan sebelumnya dia ingat dengan jelas.
Alex tidak mengerti, dia heran karena ingatannya menjadi sangatlah kuat, setiap detail kejadian dikehidupan sebelumnya itu dia ingat betul.
Mengulangi hal yang sama lagi, membuka sebuah browser dan melihat data dari organisasi kesehatan terbesar di dunia.
Melihat hal itu, Alex menutup sistem administrasi yang dimana, operator warnet bisa memantau apa yang dilakukan oleh semua kliennya.
Setelah Alex menutupnya, Alex membuka command prompt, biasa disebut sebagai cmd.
Setelah itu, bukan hanya cmd saja yang dia buka, entah bagaimana cara Alex melakukannya, sebuah tab Linux tiba-tiba saja muncul di layar komputer tersebut.
Menggerakkan jarinya dengan cepat, dia mengetik banyak kode kode yang tidak dimengerti, kode yang hanya dipahami oleh seorang programmer atau seorang peretas.
Setelah setengah jam berlalu, Alex tersenyum tipis, dia mencoba untuk membobol sistem keamanan WHO.
Berbeda dari kehidupan sebelumnya, kini Alex mampu masuk ke dalam sistem tersebut, hanya saja. Saat berada di dalam sistem tersebut, Alex terkejut karena peringatan yang tertera disana, sangat berbeda ketimbang dengan peringatan di kehidupan sebelumnya.
"Kenapa begini? Bukankah seharusnya peringatan biasa?" batin Alex, dia kebingungan.
Setelah selesai, Alex membuka tab permainan kembali karena seorang operator warnet itu mendekati Alex, dia penasaran apa yang dilakukan oleh Alex.
Alex berpura-pura tidak melihatnya, dia hanya fokus kepada permainannya itu.
Setelah menang, Alex melihat ke arah layar, tepatnya dia melihat ke arah letak jam yang menandakan bahwa pada saat ini pukul berapa.
Melihat bahwa hari sudah mulai gelap, Alex menghentikan permainannya. Dia berpura-pura terkejut melihat sosok operator warnet yang ada di belakangnya itu.
"Eh, Bos! Aku mau membayarnya! Ini..." seru Alex yang dilanjutkan dengan dirinya yang membayar sejumlah uang, uang pas untuk pembayaran sewanya.
Alex pergi dari sana, tidak lama kemudian datanglah sebuah mobil yang berhenti tepat di depan pintu warnet itu.
Tiga orang berpakaian hitam, memasuki warnet tersebut. Dengan keadaan mereka yang terlihat seperti seorang polisi, operator warnet itu menghampirinya.
"Ada apa ya, Tuan?" tanya operator warnet.
Belum dijawab olehnya, salah seorang dari ketiga orang berpakaian itu berlalu, dia langsung mengambil alih komputer milik petugas warnet itu tadi.
Melihat jejak tentang keberadaan IP yang dicarinya, dia dengan susah payah terus menelusuri jejak milik Alex.
Akhirnya setelah satu jam berlalu, dia sudah menemukan keberadaan komputer yang digunakan oleh Alex sebelumnya.
"Ta-tadi, seorang pemuda yang memakai komputer ini!" ujarnya kepada tiga orang berpakaian hitam tersebut.
"Apakah Kamu mengetahui identitasnya?" tanya salah seorang berpakaian hitam itu penasaran.
Operator warnet itu tidak menjawab, dia hanya menggelengkan kepalanya hingga salah seorang berseru, "Oh! Dia bukan orang sini, aku pernah melihat dia berada di pusat kota sepertinya, bukan hanya sekali melainkan sudah berkali-kali, mungkin dia adalah orang kota?" seru seorang pria yang tidak jauh dari sana.
"Memangnya kenapa dengan dia?" kata salah seorang pemuda juga.
"Oh! Tidak ada apa-apa, Kami hanya akan memberikannya sebuah pelatihan khusus di lembaga Kami!" jawab salah seorang berpakaian hitam.
"Sebenarnya, Aku tahu dimana dia. Dia dari..." kata pemuda itu yang memberikan informasi kepada orang berpakaian hitam dengan cukup lengkap
Setelah menerima informasi darinya, mobil itu pun pergi. Mereka tidak membayar apapun di warnet tadi, "Cih! Sudah berada hampir dua jam disini, mereka bahkan tidak membayar!" keluh operator warnet itu.
Keesokan harinya, dipagi hari seperti biasanya. Alex selalu rajin untuk berolahraga. Selepas selesai dari lari paginya, Alex mendapati mobil hitam yang sedang berada di depan rumahnya.
Alex perlahan melangkahkan kakinya untuk memasuki rumahnya, meskipun Alex sudah mengetahui bahwa ini semua akan segera terjadi.
Hanya saja, tidak seperti di kehidupan yang sebelumnya. Kini ada yang berbeda, mobil yang sehari berwarna merah saat menjemput Alex berubah menjadi berwarna hitam.
Alex tidak menanggapi itu dengan serous, hanya hal kecil saja pikirnya. Jadi, Alex terus mengabaikan perbedaan kecil dari kehidupan sebelumnya dengan kehidupannya saat ini.
Setelah sampai di dalam, "Alex! Kemarilah!" pinta ibunda dari Alex, dia meminta agar Alex itu duduk menemani dirinya duduk disana.
"Uhm? Ada apa ini?" tanya polos Alex, sebelumnya dia sudah memberi hormat kepada orang berpakaian hitam, mereka adalah tamunya Alex.
"Alex namamu,Kan? Kami telah melihat aksimu saat di warnet itu! Kami akan membawamu ke sebuah lembaga pelatihan untuk menjadikanmu sebagai seorang yang ahli! Apakah Kamu bersedia? Atau jika tidak, Kami—" katanya yang langsung disanggah oleh Alex sendiri.
"Aku menerimanya! Aku menerimanya!" kata Alex menjawab dengan tergesa-gesa. Alex mendapati sebuah senyumam, di kehidupan sebelumnya.
Ibunda Alex sangat kecewa dengan kelanjutan dari perkataan orang berpakaian hitam yang mengatakan bahwa Alex adalah seorang penjahat. Tapi, kini dia mendapatkan kesempatan kedua, mengubah jalan ceritanya sendiri.
Membuat Ibunda Alex menjadi bahagia karena Alex ternyata mendapatkan sebuah program pelatihan gratis.
Orang berpakaian hitam.hanya sedikit tersenyum, karena mereka menjemput Alex hari ini, maka hari ini juga Alex akan berpisah dengan ibundanya itu.
"Mah... Uhm, Alex pergi dulu, Ya?" ujar Alex, dia menyalami lengan Ibundanya dan memohon do'a agar dia diselamatkan dari segala macam bahaya.
Ibunda Alex sedikit terkejut karena melihat perubahan Alex di hari ini.
Setelah berpamitan kepada Ibundanya, Alex membawa kopernya dan menjijingnya hingga dia masuk ke dalam mobil, sedangkan koper miliknya sudah dimasukkan ke bagasi mobil itu.
Setelah masuk ke dalam mobil, "Hebat juga, Kamu mampu memasuki sistem keamanan WHO! Karena Kamu melakukan sebuah kejahatan, seharusnya Kamu dipenjara!" seru seorang pria berpakaian hitam.
"Maafkan Saya, Pak!" seru Alex, dia tertunduk dan sedikit menyesali atas tindakannya.
Berbeda di dalam hatinya, "Hehe! Aku tahu kok apa yang akan Kamu katakan selanjutnya!" seru Alex di dalam hatinya.
"Kami akan menjadikanmu sebuah pakar dibidang ini, jadi Kami akan memberikan sebuah pelatihan gratis!" kata orang berpakaian hitam, sebenarnya Alex sudah menebaknya, saja saja seperti sebelumnya hanya saja kata akhirnya berbeda dari apa yang ada di dalam ingatannya.
"Kami akan menjadikanmu sebagai pakar dari para pakar dibidang ini, jadi Kami akan memberikanmu sebuah pekerjaan dengan nilai yang sangat tinggi!" itulah yang Alex ingat.
Alex terkejut dengan perkataan dari calon pengawasnya itu, "Eh? Bukankah tadi dia menyebutkan pakar dari para pakar? Sepertinya, di kehidupan yang sebelumnya dia hanya menyebut pakar itu satu kali saja? Apa aku yang salah ingat!?" bingung Alex, dia menyudahi pikiran anehnya itu.
"Sudahlah! Hanya sebatas kalimat yang berbeda sedikit saja!" gumamnya berlanjut di dalam hati.
"Uhm! Baiklah, aku akan berusaha menjadi yang terbaik!" seru Alex, calon pengawasnya itu sedikit tersenyum dengan jawaban dari Alex.
Mereka sampailah di sebuah bandara, dengan memasuki bandara tanpa adanya pemeriksaan maupun check-in, hanya sekedar melewat mereka bebas.
Melewati sebuah pintu bandara, berjalanlah mereka bersama-sama di tengah bandara itu, mendekat ke sebuah garasi berukuran sedang. Yang dimaksud garasi ini adalah garasi pesawat.
Setelah terlihat sebuah jet pribadi, si pengawas langsung saja menaikinya tanpa keraguan sedikitpun.
"Ayo!" serunya kepada semuanya.
Semua berpakaian hitam hanya diam kecuali si calon pengawas tersebut yang bersikap normal adanya.
Alex mengetahui dengan jelas apa penyebab dari lainnya yang seperti tidak memiliki kepribadian dan hanya mendengarkan perintah dari si calon pengawasnya itu.
Jet siap lepas landas, setelah dikeluarkannya jet itu dari garasi. Calon pengawasnya itu menyerahkan kemudinya kepada seorang berpakaian hitam lainnya.
Jet pun melaju cepat dan sangat cepat hingga pada saat terbang dia dengan cepat menghilang dari pandangan di bandara itu.
Lama berlalu, akhirnya jet sudah sampai di salah satu bandara. Tidak ada siapapun disana, hanya ada petugas yang menjaga keamanan bandara. Tidak ada seorang pun yang menjadi calon penumpang.
Setelah mendarat, mereka berjalan sedangkan Alex mengekor di belakang mereka.
Banyak sekali orang berpakaian hitam, ada juga banyak yang berseragam tentara dengan senjata api yang di gendongnya.
Meskipun salah satunya menyambut kedatangan mereka, tetapi tidak ada satu pun patah kata yang terucap dari mulut siapapun.
Alex dan yang lainnya menaiki helikopter yang memang sedari tadi sudah dipersiapkan disana. Dengan baling-baling yang dari lambat menjadi cepat, helikopter pun lepas landas dan mulai terbang.
Alex belum mengetahui dimana keberadaannya, dia tidak bertanya kepada si calon pengawas itu karena mungkin saja dia akan diberikan alamat palsu oleh si calon pengawas tersebut.
Tibalah mereka di salah satu gedung yang besar, sebuah lembaga yang berada di tengah sebuah hutan.
Dengan helikopter yang mendarat tepat di atas salah satu gedung, mereka semua pun akhirnya turun dari helikopter.
"Selamat datang! Kamu adalah seorang pemuda yang nakal! Tapi, Kami disini akan mengubah itu semua!" seru seorang wanita kepada Alex.
"Uhm, mengubah?" tanya Alex, meskipun dia sudah mengetahui apa arti dari kata 'mengubah' itu dalam pikirnya.
"Yap! Karena Kamu memiliki satu keterampilan yang hebat! Kami akan membuat keterampilanmu ini menjadi lebih ditingkatkan lagi, Kami akan membuatmu menjadi salah satu pakar di lembaga ini!" seru wanita tersebut.
"Maaf! Dia akan menjadi pakar dari pakar!" timpal si calon pengawas kepada si wanita tersebut.
"Oh begitu? Itu artinya kemampuanmu sudah sangat luar biasa di usiamu yang masih muda ya?" ujar wanita tersebut.
"Baiklah, mungkin karena perjalanan yang cukup jauh, Kamu perlu berisitirahat! Jadi, aku hanya sebentar untuk menyambutmu dan semoga Kamu menjadi yang terbaik disini!" seru wanita itu dan mempersilahkan Alex dan yang lainnya untuk segera turun kebawah, masuk ke dalam gedung tersebut.
Alex dibawa oleh pengawasnya itu seorang diri. Menuju ke gedung lain dengan melewati koridor. Meskipun mereka bertemu dengan seorang yang berpakaian hitam, mereka tidak saling menyapa.
Si pengawas bersikap acuh tak acuh sedangkan orang berpakaian hitam lainnya seperti tidak memiliki sebuah kepribadian.
Sampailah mereka di salah satu ruangan, Alex kembali terkejut karena ruangan tempat dia sekarang berbeda dengan saat di kehidupan dirinya yang sebelumnya.
"Kenapa? Bukankah ini berbeda?" batin Alex, saat masuk ke dalam ruangan pengawas tersebut langsung mengunci pintu tersebut menggunakan sidik jarinya.
Alex mengistirahatkan tubuhnya di atas sebuah ranjang yang besar. Berbeda dari kehidupan sebelumnya, dia ditempatkan di dalam sebuah kamar dan harus berbagi ruangan dengan seorang yang lainnya.
Kali ini, Alex hanya seorang diri di kamar yang cukup luas itu. Alex mempelajari sudut demi sudut ruangan miliknya ini.
Tidak ada yang istimewa sama sekali di dalam ruangan tersebut hanya saja, ketika Alex melihat sebuah kejanggalan di dinding toilet, dia membukanya dengan paksa.
Dinding toilet itu menjadi rusak, terletak di sudut ruangan tersebut, di belakang closet lebih tepatnya.
Alex menemukan sebuah catatan disana, karena penasaran Alex membawanya ke kasurnya dan mulai membacanya.
Alex tahu, internet disana pasti tidak bisa diakses karena ada sebuah sistem untuk menghilangkan jaringan atau sinyal, bisa dibilang seperti itu.
Bukan buku novel, itu adalah sebuah cerita dari seseorang yang pernah juga berada di dalam sana.
Tertulis di dalam buku catatan itu.
'Namaku adalah Michael, aku adalah seseorang yang mengikuti program pelatihan yang berada di lembaga ini. Ada sebuah misteri yang aku tidak mengerti, banyak sekali orang di lembaga ini yang setiap kali aku ajak bicara, mereka mengabaikan diriku, bukankah mereka terlalu sombong? Tapi, setelah aku nekat mencari tahu kebenarannya, ternyata—'
Catatan tersebut hanya terdapat sebanyak itu, tulisan itu tidak ada kelanjutannya meskipun Alex sudah melihat setiap halaman kosong selanjutnya.
"Mungkin dia sudah tertangkap?" pikir Alex, dia mengembalikan buku tersebut ke tempatnya semula, memperbaiki kerusakan-kerusakan dinding yang telah dia buat, hanya sedikit menutupinya karena memang seperti itu sebelumnya.
Alex langsung saja tidur karena hari sudah larut, dia sudah lelah atas keberangkatannya untuk menuju ke tempat ini.
Di pagi harinya, rasa kantuk masih saja membuat Alex menjadi malas, "Kenapa Aku kembali ke tempat ini? Seharusnya, aku tidak perlu kembali ke tempat ini bukan?" pikir Alex, dia merasakan penyesalan karena dia sama sekali tidak mengubah takdirnya.
Pintu kamarnya terbuka, "Segera bersiap! Satu jam lagi akan ada pelatihan untuk kalian! Pakai seragammu di lemari itu!" seru pengawas tersebut, pintu tidak dikunci lagi sedangkan si pengawas pergi terlebih dahulu.
Alex membuka lemari yang tadi ditunjukkan oleh si pengawas itu, setelah itu ada sepasang seragam lengkap hingga sampai ke sepatunya bahkan jam tangan.
Alex langsung dengan segera memakai seragam yang serba berwarna putih itu, "Tapi, desain seragam ini aku memang menyukainya, ku akui! Desainer seragam ini memang pantas bisa membuat alasan untuk aku kembali kesini! Haha!" seru Alex di dalam hatinya.
Alex pun membuka pintu, dia segera pergi dan berkumpul seperti peserta lainnya itu.
Jangan Lupa, Like komen dan Favoritnya! Jika berkenan, bisa memberikan rate bintang 5 nya dan juga hadiah untukku 😁
Terimakasih sudah membacanya👌
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!