Aksara Pov
Seandainya waktu bisa kembali, apa mungkin yang aku alami juga tidak akan terjadi? Tapi aku tidak akan memintanya kepada Tuhan, karena aku juga tidak ingin mengulang kembali kehidupan ku yang sunyi dan sepi itu.
Memiliki seorang kakak perempuan Ayudia Wardani Hutomo yang sibuk dan saat ini telah memiliki keluarga, dimana dari awal aku ada mungkin dia tidak menyadarinya.
Abang laki-laki pertama ku Adrian Manata Hutomo juga sudah menikah dan fokus mengurus perusahaan dan tentunya istri yang cantik seorang model.
Abang kedua ku Anggara Putra Hutomo sudah bekerja diperusahaan berskala internasional, dia memilih untuk keluar dari lingkar aman nya, dan memilih tantangan dengan memulai dari bawah.
Abang ketiga ku Atala Putra Hutomo saat ini masih menempuh bangku perkuliahan di salah satu perguruan tinggi terkenal di negara ku, dan tentunya mengharuskan dia tinggal jauh dari rumah.
sekarang aku Aksara, ya hanya Aksara karena orang tua ku terlalu malas memikirkan kepanjangan untuk nama ku.
Dirumah besar ini aku tinggal bersama 3 orang pembantu, tukang kebun dan 3 orang sekuriti yang selalu ada dirumah ini. Saat aku berumut 5 tahun karena terlalu sepi aku sudah bisa membaca dan mulai larut didalam perpustakaan besar yang ada di dalam rumah ini.
disaat teman-teman seusia ku sibuk bermain dan melakukan kenakalan yang membuat pusing orang tua mereka, aku justru menarik diri dari lingkungan sosial ku, dan menyadari kehidupan ku terlalu berbeda.
Dari luar orang melihat keluarga kami sangan bahagia dan merupakan keluarga sosialita dan termasuk 10 keluarga terkaya di negara ini. Namun apa yang tampak diluar bukan yang terjadi di dalam.
5 tahun Lalu
Aku menempuh pendidikan home schooling karena ketidakmampuan sekolah yang ada di tempat tinggal ku dalam menjawab keingintahuan yang besar dalam diri ku, sehingga pada usia 10 tahun salah satu guru home schooling ku menganjurkan ku untuk mendaftar di salah satu universitas dan dia menyarankan untuk universitas di luar negeri karena mereka akan lebih terbuka bagi mahasiswa jenius dan menjamin kerahasian mahasiswanya.
Mengingat semua pelajaran tingkat SMA sudah aku selesaikan dan saat ini aku juga akan mempertimbangkan saran Pak Doni maka, aku mulai menyiapkan segala sesuatu dokumen untuk aku Applay dibeberapa situs universitas di luar negeri berharap mereka membaca resume ku.
Aku memasukkan lamaran ku ke beberapa universitas yang memiliki kerahasian yang terbaik sehingga aku tidak kerepotan dalam mencari alasan. Dokumen yang aku applay adalah resume tentang ketertarikan ku akan pnegetahuan dan tidak ada lagi wadah yang bisa menampung dan menjawab keingintahuan ku ini.
tidak lupa aku juga mengatakan aku tidak memiliki ijazah apapun, dan kalau mereka memerlukan ijazah kelulusan untuk pendaftaran aku bersedia mengikuti ujian kesetaraan, daftar diri juga sudah ku lampirkan bersama photo terbaru.
Menunggu membosankan, benarkah? Namun bagiku menunggu bisa kau lakukan dengan mengerjakan apa yang menurut mu bisa kau lakukan, dari pada kau terpaku dalam satu tujuan, bukankah pepatah mengatakan banyak jalan menuju roma.
sambil menunggu aku kembali ke rutinitas ku, selain berlatih dalam beberapa bahasa baik secara verbal maupun tulisan. Aku suka sekali bereksperimen dengan makanan dan minuman. Membuat orang yang menyayangi ku bahagia adalah perioritas ku, namun aku juga memiliki banyak kekurangan.
Hari pengumuman dari beberapa universitas tersebut keluar, aku membuka email dan melihat kalau beberapa tertarik dengan resume ku dan meminta ku untuk datang dan berbincang-bincang dengan mereka, namun tidak ada satupun yang menjamin akan menerima ku.
"Hahhh... apa begitu sulit untuk menerima ku yang tanpa ijazah. "Aku bergumam sendiri didalam perpustakaan di rumah.
sudah 5 tahun rumah ini tidak berubah, mama dan papa yang sibuk bahkan tidak pernah pulang, kalaupun pulang hanya sekedar berganti koper dan pergi lagi.
Miris apa mereka tidak menyadari bahwa ada gadis kecil yang menanti kepulangan mereka dan pelukan hangat dari mereka disini. Bukan pelukan pembantu atau baby sister yang mereka bayar.
Aku membalas email dari mereka kalau mereka memiliki waktu kami bisa telekonfrence untuk mereka mempertimbangkan ku menjadi salah satu peserta didik mereka.
Tidak menunggu lama balasan aku terima dan mereka akan melakukannya dalam satu jam, untuk mempersiapkan tim penerima siswa baru mereka dan beberapa dekan serta doktor disana.
Aku pun menyanggupinya, dan mempersiapkan diri ku dalam wawancara jarak jauh ini. karena menyadari dengan umur ku saat ini tidak mungkin untuk melakukan perjalanan keluar negeri dengan pesawat tanpa pendamping apalagi dengan tujuan yang belum jelas, maka solusi ini adalah keputusan yang terbaik.
Aku menerima email bahwa semuanya telah siap, aku menghidupkan laptop dan infokus agar aku bisa berkomunikasi dengan lebih lancar lagi.
"Hi, " Sapa mereka dari sana.
Aku tersenyum melihat begitu banyak orang yang ada disana.
"Hi... Nice to meet you, sir. "aku menjawab, karena jujur aku sekarang gugup dan ini pertama kalinya aku gugup dalam hidup ini.
"amazing.. i dont beliave it, "Terdengar sebuah suara dari mereka.
"about what? "tanpa sadar kata-kata tersebut keluar dari mulut ku.
"about you, miss.. " ungkapnya lagi.
"ahh, what are u think about me? i am lie about my resume?" Ungkap ku sedikit kecewa. Padahal aku selalu jujur dalam setiap apa yang kulakukan, dan aku tidak diajarkan berbohong oleh Ami.
"no.. no.. miss, so sorry about that. but now i beliave your resume. and i will take you back and welcome my university. " ungkap salah seorang profesor yang aku liat bernama profesor Elder.
"really prof, but we didnt start my interview, how can? " Ungkap ku
"didn't impossible miss, and congretulation. we will waiting u come to my collage. " ungkapnya lagi.
"ok miss, now u can came here, and begin u study don't forget it. we interstied to meet you again. " sambil mematikan telekonfrence tersebut disaat aku masih mencerna sesi wawancara yang tidak masuk akal ini.
Apa mereka hanya ingin melihat ku, dan memastikan resume yang aku buat, apakah leucon atau tidak. Entahlah dan aku terus berfikir positif akhirnya aku bisa merasakan kehidupan normal bersekolah seperti yang lainnya.
Aku menyiapkan keperluan ku untuk berangkat bulan depan karena sesuai email terakhir yang dikirim mereka bahwa aku akan masuk terlebih dahulu untuk mempersiapkan sebelum perkuliahan sebenarnya dan aku langsung dibimbing oleh Profesor Elder. Waw... Amazing... belum masuk sudah dapat pembimbing beda dengan bang Andra yang kuliah dulu baru mendapat pembimbing.
Walaupun kami berjauhan aku selalu tahu kabr dari kakak dan abang-abangku, mereka memilih hidup ngekos karena bersekolah diluar kota atau luar negeri seperti Kak Ayudia dan bang Andra di Amerika.
Aku tidak memberitahu keluarga ku, toh mereka tidak ada yang bertanya, jadi hanya mereka yang tingga bersama ku yang tahu aku akan pergi besok, dan kemana dengan tujuan apa hanya Ami yang tahu jelas, dan dia sangat senang karena akhirnya aku mau keluar bersosialisasi walaupun harus jauh.
setelah paspor, visa, dan segala izin serta keperluan ku selesai aku tidur untuk besok mempersiapkan diri sendiri dalam perjalanan jauh menuju Britania Raya (inggris).
Ya, aku diterima disalah satu universitas terkemuka di dunia dan tentunya tertua juga dimana segala data diri mahasiswa nya sangat terjaga dan rahasia, dan juga tempat menuntut ilmu bagi mereka yang haus akan pengetahuan seperti ku, apalagi kalau bukan Oxford University. Disini nantinya aku akan mulai kehidupan normal ku, walaupun aku masih berusia 10 tahun, hahaha... apa yang normal, anak kecil jauh dari rumah hanya untuk kelihatan normal.
Profesor Elder langsung yang menjemput ku dari bandara London Heathrow Airport. Aku tidak menyangka bahwa dia yang secara pribadi menjemput ku dengan alasan takut aku tersesat.
"hallo, Aksara, nice to meet you again in real life. " Ucapnya kepada ku
"Nice to meet you again prof, " ungkap ku.
Dan disini aku bersekolah dan melanjutkan mimpi serta cita-cita ku, memulai hari dengan orang-orang yang menyayangi ku. Terkadang orang asing terasa seperti keluarga dan keluarga terasa seperti orang asing. Mereka yang peduli kepada ku bukan keluarga, juga bukan saudara, mereka yang ku temukan disini di London.
Kehidupan di Inggris yang kulalui selama 5 tahun sangat menyenangkan, disana aku bertemu teman, sahabat dan keluarga yang menerima ku apa adanya, dan tidak menanyakan kenapa aku berbeda dari mereka yang menempuh pendidikan disana seorang diri.
sementara keluarga ku, hahhh... jangan ditanya mereka akan menelpon ku dan sekedar berbasa-basi menanyai ku tanpa mau melihat ku.
Saat ini aku telah menyelesaikan S3 ku di bidang bisnis, dan S2 ku di bidang Teknologi infomatika, serta S2 di bidang hukum, dan S1 dibidang Teknik. Kenapa bisa banyak gelar, jawabannya karena waktu ku begitu berharga untuk aku sia-siakan.
Membawa ilmu yang kudapat, aku mulai mencerna pembicaraan ku beberapa waktu lalu bersama Profesor Elder,
Flasback
"Sara, apa yang kamu cari dalam hidup mu? kamu masih muda dan kamu saat ini menjadi incaran dunia. apa yang kamu ingin lakukan untuk diri mu sendiri.? " Prof membuka pembicaraan.
"Entah lah dad, aku sudah mulai bosan saat ini, setiap ilmu rasanya hambar dan hanya mengulang itu-itu saja. seakan semuanya statis tidak ada yang dinamis. Namun sedikit saja membuat perubahan akan menjadi mangsa predator kelaparan. "Ungkap ku kepada Prof, yang meminta ku memanggil nya Daddy.
"Beberapa penemuan anti virus dalam jaringan nirkable telah banyak menyebabkan goncangan, namun belum lagi beberapa rancangan mu yang menggunakan logika terbalik tersebut, dan filling mu dalam bisnis sudah membuat beberapa negara frustasi dan mengincar. Mencari tahu siapa diri mu. Mau berapa lagi kamu akan bersembunyi" Seketika aku menyadari apa yang telah aku lakukan beberapa tahun ini, bermain properti, saham, teknologi, bangunan dan banyak lagi.
Membuat tabungan ku yang berada di Bank swiss semakin menggembung dan angka itu akan terus bertambah selama orang masih memerlukan kemajuan dan ekonomi masih berjalan.
"Nasehat dad, lakukan apa yang kamu ingin lakukan dari dulu, jangan membuang waktu dengan urusan orang dewasa. Biarkan mereka yang ahli dalam bidangnya mendapatkan kepercayaan mu untuk membuktikan diri mereka. "Nasehat Dad, sangat menyentuh ku. Mungkin dia tahu aku selalu ingin seperti remaja diusia ku yang sekolah, bermain dan menjadi sedikit egois dan arogan.
"Sara rasa ini waktu yang tepat kan dad,? memulai semuanya dari awal, sebelum ada penyesalan kedepannya. "Ungkap ku sambil berdiri dari kursi santai yang berada di halaman rumah belakang milik Daddy Elder.
Halaman yang luas dihiasi kebun berbagai bunga dan juga beberapa tanaman buah yang akan berbuah saat musimnya tiba.
"Lalu apa rencana mu, dear? " tanya Dad.
"Aku akan kembali, namun setelah pernikahan kak Raihan dan kak Reina." Aku menjawab tanpa membalikkan badan sambil menikmati hembusan angin sore yang mulai dingin.
"dan, aku mohon daddy bisa mengurus semunya yang aku tinggalkan dan memcari orang-orang yang tepat tersebut. "Lanjutku sambil tersenyum menghadapnya.
"Tentu sayang, always become you happy my dear. " Peluk dad, dengan erat seakan tidak ingin aku meninggalkannya.
"dad, i will miss you, really miss you. jangan pernah lupakan aku, dan selalu menelpon atau mengunjungi ku. "Aku pun mulai sedih mengingat akan berpisah dengan sosok ayah yang selalu ada beberapa tahun ini.
"tentu, karena kau adalah anak ku, anak kesayangan ku Aksara Elder Hans, jangan lupa akan ada lelaki tua yang menunggu ke pulangan mu sayang, disini. "Bisik dad ditelinga ku sambil terus memeluk erat diri ku.
1 tahun kemudian
Memulai dari awal kehidupan ku tentunya tidak mudah, namun adanya koneksi dan juga bantuan dari beberapa pihak membiat semuanya menjadi mudah.
Aku, Aksara Elder Hans 16 tahun memulai kembali cerita hidup ku, dimana memilih menikmati bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) dimana awal-awal memasuki lingkungan baru sangat susah dan dengan penampilan ku saat ini tentunya menjadi target dari siswa lainnya. Namun karena aku tidak mau mencari masalah ditambah otak ku yang memang luar bisa pintar melebihi einstain membuat mereka merasa enggan terlalu banyak mengusik ku.
Saat ini tahun kedua ku di SMA aku mengambil kelas XI IPS 6 kata guru-guru merupakan kelas terbodoh di angkatan kami, namun menurut ku mereka hanya malas saja. Didalam kelas ku ada siswi yang kaya dan cantik menjadi salah satu primadona di sekolah dan selalu di incar baik teman seangkatan maupun kakak kelas.
Disini aku tidak memiliki teman dekat hanya sebatas teman, aku mengambil duduk disudut paling belakang dekat jendela mengarah kelapangan di belakang sekolah. Bangku disebalah ku ternyata kosong dan semuanya sudah saling kenal tinggal aku yang belum berbaur dengan mereka.
Dari dulu aku memang susah bergaul dan mereka disini menganggap ku orang sederhana, karena penampilan ku yang biasa, dengan kaca mata kuda non minus, rambut yang diikat dengan seragam yang mengikuti aturan rok dibawah lutut dan baju dimasukkan kedalam dengan kancing sampai atas serta dasi terpasang rapi.
ciri-ciri anak kuper, cupu, dan mudah diintimidasi. Namun jangan salah aku tidak pernah membaca buku pelajaran, karena yang kubaca saat ini novel dan segala perlengkapan sekolah ku sudah ada didalam handphone, mulai dari buku paket, hingga apa yang bisa membantu ku.
"Hai, kok dari tadi diam aja? "Sapa salah seorang siswi.
"..." Aku hanya memandangnya dengan tekiti sebelum kembali membaca sembari menunggu guru datang.
"Udah jangab ganggu dia, dia kan rada aneh Ni, namanya Aksara, dia pendiam banget kemarin aku sekelas sama dia, bisa dihitung selama setahun dikelas dia hanya bersuara beberapa kali. "Jelas seorang Perempuan bernama Desi kepada Lani yang tadi mengajak ku berkenalan.
"mendengar itu aku hanya tersenyum dalam diam, sambil menunggu guru datang dan memulai kelas dalam sesi perkenalan.
Ternyata aku bisa menyelesaikan tahun pertama ku disini, sekarang adalah tahun kedua ku, aku harap masa-masa SMA ini akan menjadi kenangan indah ku, menjadi saksi aku pernah menempuh pendidikan formal, dan menjadi normal.
kenapa normal? tentunya mana ada diusia ki yang 15 tahun, sudah memiliki berbagai gelar. Maka saat ini adalah pendidikan ku yang paling normal, memiliki teman, menjadi target bully dan menjadi penyendiri di sudut kelas atau perpustakaan.
"Aksa... "Panggil seorang siswi cantik, bernama Jelita, ya dia teman pertama ku, masih ku anggap teman karena dia mau berteman dengan ku hanya untuk mencontek semua tugas dan LKS sewaktu masih kelas X dulu. Makanya dia bisa masuk IPA 1 yang berisikan kalangan elit disekolah mulai dari kepintaran, penampilan, hingga kekayaan. semua anak-anak elit selama kelas X setelah disaring ada di kelas IPA 1.
lalu kali bertanya kenapa aku tidak masuk ke IPA 1, jawabannya kalian pasti tau, benar, "Aku malas belajar lagi, dan hanya ingin menikmati hidup ku saat ini.".
"Hmm... kenapa Ta? " tanya ku.
"kok kamu disini, bukannya di IPA berapa gitu walaupun gk IPA 1?" tanya nya menyelidik, dasar bilang saja kalau tidak ada lagi yang bisa kamu bodohi.
"Malas. "Ucap ku asal.
"Ooo.. terus kamu sekarang lagi apa? gak ke kantin sarapan atau apa gitu? "Tanya sok akrab, menunjukkan kepada orang kalau hnya dia yang mampu membuat ku bicara.
"Malas. "jawab ku sambil kembali membaca novel ku.
"oh gitu, ya udah aku balik deh, kebetulan kelas kita tenggaan, aku di depan kamu di sini, "jelasnya gak mutu.
entah apa yang dipikirkan kepala sekolah mengganti urutan kelas dimana kelas IPA 1 dari ujung dekat pustaka dan IPS 1 diujung dekat kantin. Jadinya kelas IPA 1 berada di depan IPS 6 dan IPA 6 berada didepan IPS 1. toh aku tidak peduli.
Hari pertama masuk sesudah kenaikan kelas memang sangat santai, karena guru-guru masih sibuk membagi kelas mana yang mereka ajarkan dan mengatur jadwal pelajaran agar tidak bentrok dengan kelas maupun guru lainnya.
akhirnya Guru masuk setelah lonceng istirahat pertama selesai, kelas ku IPS 6 mendapat Wali Kelas Ibu Ida seorang guru kesenian. Begitu masuk kelas dia melohat sekeliling dimana masih banyak siswa dan siswi yang belum masuk dan masih ada dikantin di ujung lorong.
"Baik, saya tidak mau menunggu lagi kita mulai saja hari ini. Karena kalian dari kelas yang berbeda perkenalan kita mulai saja dulu dan nanti dilanjutkan bagi yang belum masuk. "Ucap buk Ida to the point and i like it.
Sesi perkenalan telah selesai, begitu juga semua murid sudah masuk dan duduk dibangku mereka masing-masing.
"Apa kalian sudah nyaman dengan bangku sekarang atau kita roling lagi susunannya?" tany buk Ida, benar-benar guru yang berjiwa demokrasi.
"Sudah Bukk... " Ucap kami serempak.
"Karena hari ini hanya pengenalan dan memberikan jadwal pelajaran kita akan langsung menentukan ketua kelas, siapa yang mau jadi ketua kelas? "lagi dan lagi buk ida bertanya.
"Adnan aja buk, "beberapa murid berteriak dan dengan keputusan bulat Adnan terpilih sebgi ketua kelas. Dengan kata lain Asisten Guru didalam kelas.
Buk ida sudah pergi meninggalkan kelas dengan diatur oleh Adnan, dimana dia mencatat jadwal pelajaran dan aku hanya memphotonya dari pada menyalin ke buku. Coba kalian bayangkan dizaman canggih saat ini kenapa masih butuh kertas kalau hanya untuk hal mudah seperti ini.
Lonceng istirahat kedua berbunyi banyak dari mereka masih dikelas mencoba berkenalan satu sama lain lebih dekat. Termasuk beberapa siswi yang coba mendekati ku.
"Hai Aksara, kami boleh kenalan? " tanya salah satu dari mereka.
aku melihat mereka dimana dandanannya hampir sama seperti ku namun leboh baik tanpa kaca mata.
"Hai, aku aksara. "Aku mengulurkan tangan dan tersenyum kepada mereka dan itu tentunya membuat seisi kelas terdiam tiba-tiba mendengar suara aksara dan tersenyum kepada teman sekelasnya tersebut.
"Aku Rinna dan ini Dewi" Ucap Rina memperkenalkan diri.
"Gue Dimas"saut suara lainnya
"Aku zein malik. "Kata Zulfan
"Zein malik pala luh, nama dia Zulfan dan gue Sandi. "Saut yang lain.
aku tersenyum kembali dan benar hanya dengan membuka diri kita bisa membuka dunia dan mata kita untuk menerima kehadiran seseorang.
"terima kasih mau berteman dengan saya, sepertinya saya tidak salah memilih kelas ini. "Ungkap ku kepada mereka dan mereka hanya bisa diam.
"Ke kantin yuk? " ajak Rina.
"yuk, " diikuti yang lain.
"loh kenapa gak ikut,? " tanya sandi
"Aku gak biasa ke kantin,"Jawab ku sambil memperlihatkan bekal ku.
"udah bawa aja bekal nya, hitung-hitung ganti suasana jadi gak makan dikelas mulu lo. "lanjut Zul
"dari mana kamu tau aku selalu makan dikelas? " Tanya aku yang begitu penasaran.
"Loh sih, sibuk dengan dunia kamu dan juga sahabat jelek mu itu, sehingga tidak melihat kami dikelas yang sama. " kali ini giliran Diman yang ngomong.
"Maaf, " ucap ku tertunduk, lagian siapa yang sahabat jelek aku, jangan bilang yang mereka maksud jelita. dasar aneh mereka mungkin berfikir aku tidak tahu kalau jelit memperalat ku.
"yuk, dibawa aja bekalnya."Ucap dewi yang langsung menarik ku dan Sandi yang membawa kotak bekal makan ku.
kami masuk kekantin yang lumayan sepi, karena kebanyakan sudah selesai dan memilih dikelas. disana aku melihat Jelita bersama teman barunya.
"Aksa, kesini yuk gabung. "Panggilnya yang aku tahu hanya sekedar basa basi
"tenang gue yang traktir. " Lanjut nya sepertinya ingin membuat ku terlihat seperti orang miskin
"gak perlu dan makasih, dia sama kita." tiba-tiba Rina sudah menarik ku duduk di sudut yang berlawanan.
kami duduk dan rina serta zul langsung ke stand makanan dan minuman memesan makan dan minum untuk kami. aku hanya memesan air mineral botol.
sambil menunggu pesanan mereka, aku membuka bekal yang tadi dimasukkan Ami, aku membuka dan disana ada makanan ku. yaitu potato weiges, sosis goreng dan nuget serta sambalnya.
mereka yang melihat isi bekal ku melotot dan terlihat terkejut melihat isi bekal ku
"kalau bekal gini, gue gak apa gak makan dikantin. " Sahut Zulfan
"Gue apalagi" sambung dewi
"ambo raso iyo, tapi ambo ragu." Lanjut Dimas.
"kalau gitu yuk makan bareng, sambil nunggu pesanan kalian. " lanjut ku meletakan kotak bekal ke depan meja kami.
Setelah dari kantin tadi, kami pun kembali ke kelas dimana memang untuk hari pertam belum ada pelajaran dan seluruh murid bisa saling berkenalan atau boleh pulang. Aku memilih duduk sebentar di kelas sampai jam 12 Siang, sementara yang lain sudah mulai meninggalkan kelas.
Jam sudah menunjukan pukul 12 siang dan aku beranjak pergi meninggalkan kelas, menuju pagar keluar sekolah. Ternyata masih banyak murid yang berada di sekolah termasuk Jelita dan teman-temannya.
"Aksa.. " Panggil Jelita seperti tadi, seakan memang kami berteman.
"hmm... " Aku menjawab dengan malas.
"Sini yuk kumpul bareng-bareng nanti aku antarin pulang. " jawabnya sekedsr basi basi, seakan ingin menunjukkan kepada teman baru nya kalau dia baik hati.
"Lanjut... duluan. "Aku langsung membalikka. badan ku.
dari kejauhan aku masih mendengar teman-teman nya mengatakan, "Gila, seriusan kamu betah temanan sama kutu buku kayak gitu? "
"Sebenarnya sih ogah, tapi dia yang terus nempel. "Ungkap Jelita penuh percaya diri.
heoll... kalau orang waras menilai dari tadi yang pertama nyamperin, terus teriak-teriak siapa coba.
aku menunggu kendaraan umum yang melintas, membawaku ke sebuah kafe yang saat ini lagi menjadi tempat baru untuk nongkrong ataupun sekedar bertemu klien bagi kalangan anak muda maupun bisnis man.
namanya adalah CAC Coffee...
Aku masuk dari pintu belakang, yang memang disediakan hanya untuk karyawan, dibagian kitchen sudah ada imel, dan boni.
"Hai.. " Aku menyapa mereka.
"hai bos, tumben cepat datang, biasanya kalau sekolah datangnya jam 4."Balas Imel.
"iya, tadi hanya pengenalan aja. "Jawab Aksara
"bos, kayaknya bentsr lagi rame nih, bisa bantu di bar? "Boni yang baru muncul langsung memberikan beberapa kertas pesanan dari luar.
"Sipp, tapi nanti ada yang biasa kan? " tanya Aksara kepada Imel.
"Beres.. kalau itu gampang. " lanjut Imel.
Aksara melangkahkan kakinya menuju ruangnya yang bertuliskan "OWNER" menganti seragam sekolah dan merubah sedikit gayanya.
sekarang Aksara menggunakan seragam yang sama dengan Boni dan Imel, namun ada yang berbeda, dia menggunakan topi, celemek yang mengikat dilingkaran pinggang berwarna hitam dan kemeja abu-abu dengan garis berwarna merah dibagian depan.
Aksara menuju bar, untuk melayani pelanggan yang mulai berdatangan.
"Ra, untung cepat datang. "Tari langsung memberikan kertas pesanan pelanggan.
"Hahaha, yang lain mana? " tanya aksara
"Zico lagi ujian, kayaknya datang telat. "Lanjut Tari.
Aksara mengambil kertas dan mulai membuat pesanan pelanggan. Gerak tangan Aksara sangat mahir, menyeduh dan menggunakan mesin pembuat kopi kemudian meramu semua pesanan, seakan semuanya sudah ada di kepala tanpa melihat resep yang ada di sudut mesin kopi.
"Satu americano latte, 2 avacadoflotcoffee, dan 5 Vanila latte floot. " Ucap aksara kepada pelanggan tersebut.
tidak terasa banyak pengunjung yang telah dilayani oleh mereka berdua, untuk desert, appetizers, serta main cors disediakan oleh Imel dan Boni. memang hanya beberapa saja, namun semuanya menjadi favorit dan best seller.
"Imel, dapat mangganya? "Aksara menuju dapur dan mencsri titipannya.
"Dalam kulkas Ra."Sambil menyelesaikan pesanan terakhirnya menuju meja hidangan dan mendekati aksara.
"Mau dibuat apa? lebihin ya. "Imel yang memang tahu kalau Aksara mau membuat menu baru dengan racikannya sendiri.
"Hahaha... kalau enak ya mel," balas aksara sambil mengambil dua mangga yang dirasakannya sudah cukup matang.
"Semua yang loh buat selalu enak kok Ra. "Kenang Imel yang memang sudah menjadi penggemar racikan terbaru dari nya. dan begitu racikan coffee tersebut dibut langsung boom dan menjadi booming sehingga selalu soldout bahkan mereka juga sampai kewalahan kalau yang si empunya kerjaan gak datang.
oleh karena itu mereka selalu meletakkan waktu kapan saja racikan menu baru yang hanya bisa dibuat oleh aksara tersedia. sementara kalau racikan yang sudah mulai bisa dibuat oleh karyawan lain, maka penjualannya akan seperti biasa.
hari ini pengunjung sangat ramai, apa Aksara baru menyadarinya kalau Cafe yang didirikannya sudah sangat hit dan terkenal, walaupun sekarang hari senin, tidak membuat cafe menjadi subyi bahkan semakin ramai karena banyak meja yang dipesan dilantai atas untuk meeting dan hangout.
sudah pukul 6 sore saatnya beristirahat secara bergantian bagi karyawan cafe,
"Tar, Aku duluan ya ke ruangan. "Aksara berjalan menuju ruangannya mengganti baju dengan yang lebih santai, menggunakan celana jins dengan kemeja putih dan rambut di ikat kuda. meletakkan seragam ke tempat pakaian kotor dan memasukkan seragam sekolah ke dalam tasnya.
keluar dari kantor, Aksara menuju bar sambil berganti dengan tari. membuat racikan dengan buah mangga dipotongnya, kemudian sedikit diblender dengan batu es dan ice cream, kemudian sebagian di potong kecil dan selebihnya di tumbuk sampai setengah bonyok.
mulai meracik didalam wadah coffee dibagian bawah diletakkan mangga yang dihancur, diatasnya disiram susu vanilla, diatasnya lagi diberikan ekstrak coffe, kemudian Mangga yang diblender, disusul potongan buah mangga dan terakhir floot vanilla.
sementara aku meracik menu baru tersebut, aku melihat Imel yang sudah meneteskan aor liurnya dan seorang pelanggan yang berdiri didepan counter pemesanan.
"Iya, pesanan apa mas? "Tari yang baru keluar langsung mengambil alih dimana Imel yang dari tadi terfokus pada gelas tumpukan mangga.
"Ehmm... yang itu apa namanya dan saya mau. "Ungkapnya sambil menunjuk gelas milik Aksara yang baru selesai dibuatnya.
"Maaf mas, itu belum ada di menu kami, silahkan pesan yang lain. "Lanjut Tari
"Berapa pun harga nya saya mau satu, sepertinya sangat segar. "Minta pelanggan tersebut sambil memandang ke arah Aksara dan gelas dimejanya.
"Hmm.. anda mau? "Tanya aksara
"iya..."Kembali pelanggan teraebut menganggukkan kepalanya.
"Ini, ambillah tapi saya belum tahu rasanya seperti apa. "sambil memberikan gelasnya kepada pelanggan tersebut.
"Yah Ra, gue gimana nasibnya. kan terus gimana coba rasanya. "imel tidak rela racikan terbaru Aksara dinikmati orang lain.
"tenang, ini masih ada 3 gelas lagi. "Sambil kembali meracik minuman yang sama seperti tadi dengan 3 gelas ukuran yang lebih kecil tentunya.
"gak apa-apa deh kecil yang penting sama. "sambil mencoba sedikit demi sedikit minuman terbaru buatan Aksara.
Setelah mencoba minumannya, aksara kembali berfikir, sepertinya ada yang kurang kemudian dia kembali menambahkan sedikit bubuk maccha diatasnya dan rasanya semakin nikmat, sementar imel, tari dan boni yang ikut mencoba perpaduan original dengan ditambahkan macha mulai memiliki komentar.
"gue suka yang original deh Ra, rasanya lebih fresh dan juga segar. apalagi kopinya juga terasa jadi percampuran pahit manis dan segar gitu. "Tari memberi komentar.
"Kalau aku enakan ditambah Maccha, ada rasa pahit yang berbeda dari kopi, jadi lebih strong aja setelah itu semua rasa pahit hilang oleh rasa segar, dan manisny buah mangga dan floot. "Lanjut Boni yang memang menyukai rasa pahit, namun entah mengapa semenjak bekerja disini dia menjadi cenderung netral dan menerima rasa manis dan menjadi salah satu kelinci percobaan aksara selain Imel dan Tari.
"Kalau saya sangat suka ini, apalagi mangga adalah buah musiman jadi harus pandai meilih jenisnya. maaf ya mbak saya maksa beli ini." eh ternyata si pelanggan masih ada dan ikut berkomentar sambil memberikan uang 2 lembar seratus ribu.
"Maaf mas, itu gratis aja. karena percobaan jadi tidak ada di menu. "Ungkap Aksara sambil melirik ke arah Tari.
"gak usah, saya rela bayar untuk mencoba minuman senikmat dan selezat ini." dia pun langsung berlalu dengn wajah yang cerah.
"Jadi apa namanya minuman ini? "Tanya Tari.
"Manggo coffee kalau yang pecinta pahit, dan manggo lattefloot bagi pecinta manis. "Ungkap Aksara spontan.
inilah salah satu impian ku yang dari dulu memang suka meracik minuman, dengan memadukan padan kan bersama buah dan juga terkadang sayuran atau minuman lain.
sekarang berkat bantuan dari orang yang menyayanginya dia bisa membuka cafe sendiri dan tentunya identitasnya sebagai owner selalu rahasia, apalagi bagi teman-teman sekolahnya, itu tidak terkecuali keluarganya yang sangat dan teramat sibuk sejak dia kecil. Entah apalagi yang mereka cari dan kejar, seakan tidak pernah cukup dengan apa yang mereka punua saat ini.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!