NovelToon NovelToon

Sahabat Mencari Asmara (SMA)

Chapter 1. Tokoh utama

"Sudah siap? Rapat Sahabat mencari asmara dimulai!" kata Brody.

Brody, umur 16 tahun, kelas dua SMA. Dia sangat cinta terhadap olahraga tapi tidak dengan belajar. Dia adalah anak tunggal.

"Diam dan terus bekerja" kata Leo.

Leo, umur 16 tahun, kelas dua SMA. Dia adalah anak kembar dan dia tidak memiliki kelebihan, dah gitu doang.

"Rapat? Di tempat seperti ini? Butuh obat?" Kata Joni.

Joni, umur 16 tahun, kelas dua SMA. Dia orangnya santai, tapi memiliki sisi gelap dalam dirinya. Dia anak nomor tiga dari lima bersaudara.

Mereka bertiga, sedang menjalani hukuman. Mereka disuruh untuk mengumpulkan sampah mengumpul kesatu titik tengah dan setelah itu baru dibakar. Selama beberapa menit kemudian, mereka telah selesai menjalani hukumannya. Mereka tidak kembali ke kelas, melainkan nongkrong dulu di belakang gedung dekat pembaruan sampa.

"Oh ya, Kemarin hari Minggu, aku berkunjung ke pernikahan kerabat ku" cerita Leo.

"Hem? Memangnya ada apa dengan itu?" tanya Brody.

"Ya... pernikahan biasa pada umumnya ... Tapi, mempelai wanita berumur 16 tahun" lanjutan cerita Leo.

"Hah! Pasti mempelai pria berumur!" Terikan Joni.

"Benar! Sama-sama 16 tahun"

"Tunggu, kukira 14 tahun"

"Mana ada pernikahan dibawah umur"

"Jadi 16 tahun tidak dibawah umur"

Beralih dulu untuk membayangkan gerombolan semut berbaris.Semut-semut itu berbaris, membentuk huruf SMA.

"Nikah muda kah... Menurut ku nikah muda tidak ada asyik-asyiknya sih" Kata Brody.

"Menurut ku juga begitu ... Kesenangannya saat awal-awal pernikahan saja, dua atau tiga tahun setelah pernikahan, pasti akan ceria ... Sudah banyak kasusnya di Indonesia" kata Leo.

"Oh ya, ngomong-ngomong soal mudah ... Hari Sabtu kemarin, aku menjemput Elina pulang ... Saat perjalanan pulang, aku tidak sengaja melihat para anak kecil bergandengan tangan di ta-" Joni berhenti berkata dan tiba-tiba menjadi syok.

"Woi-woi, ada apa? Cerita sendiri galau sendiri" tanya Brody.

"Hei, kalian tau ...? Saat kecil aku melihat orang dewasa berpacaran, tapi sekarang, aku malah melihat anak kecil pada pacaran ... Hehe, Kenapa dunia ini begitu kejam" ucapan Joni dan membuat Brody dan Leo ikutan Galau.

Untuk Jedah kali ini, ku perkenalkan Elina kepada kalian. Elina, umur 14 tahun, kelas tiga SMP. Dia adalah anak paling terakhir dari lima bersaudara. Tentunya dia adalah adik kandung dari Joni.

Karena mereka Syok, tidak ada lagi pembicaraan sampai bel pulang sekolah berbunyi. Mereka pun kembali ke kelas untuk mengambil tas mereka.

Untuk pulang dan berangkat ke sekolah, mereka membawa motor sendiri-sendiri. Terkadang juga berboncengan kalo ada kendala pada motor mereka. Seperti contoh, Ban Bocor dan Kehabisan bahan bakar.

Saat perjalanan pulang, mereka memutuskan untuk berhenti dulu di minimarket untuk membeli minuman. Tapi Brody, dia membeli minuman dan rokok.

"Aku mencari di internet, ternyata ada lima kriteria laki-laki idaman, bagi perempuan" Kata Leo.

"Apa aja tuh?" Tanya Brody sambil merokok.

"Yang pertama, perempuan suka sama laki-laki yang kaya ... Ini cocok dengan kamu, Joni"

"Em, Ya... Aku memang lumayan kaya sih tapi, Apa kerennya kalo pacaran pakek duit orang tua"

"Oke mantap, Kata-kata hari ini" Kata Brody.

"Yang kedua, Perempuan suka sama laki-laki yang pintar"

"Skip" ucapan Brody dan Joni secara bersamaan.

"Hem, satu pemikiran dah ... Yang ketiga, perempuan suka sama laki-laki yang baik"

"Laki-laki yang baik? Tapi kenyataannya, cewek selalu berkata 'Kamu terlalu baik untuk ku' kalimat yang selalu di pakai untuk menolak" Kata Brody.

"Fakta dunia" kata Joni.

Yang keempat dan kelima, tidak aku tampilkan. Karena terlalu berbahaya, nanti aku malah tidak memiliki para pembaca padahal ini baru chapter pertama.

Setelah mereka selesai nongkrong, mereka pun berpisah, karena arah rumah mereka berbeda. sepuluh menit kemudian, Joni telah sampai di rumah.

Rumah Joni sangatlah besar dan rumah modern. Memiliki dua lantai, memiliki banyak kamar dan ada kolam renang di belakang rumah. Pokoknya, Joni benar-benar orang anak kaya.

Ini karena ayahnya adalah seorang perwira TNI, jadi wajar kalo dia kaya raya. Namun, Joni tidak ingin memanfaatkan statusnya tersebut, untuk mencari wanita, dia ingin merasakan kisah cinta yang tulus.

"Aku pulang" kata Joni sambil membuka pintu.

Joni berjalan menuju ke dapur dan di sebelah dapur, terdapat ruang TV. Joni menuju ke dapur hanya iseng saja.

"Joni... Anak laki-laki kesayangan papa!" Teriakan dari sang ayah yang berlari keluar dari ruang TV.

Sang ayah berniat untuk memeluk Joni, saat sudah hampir memeluk Joni. Dia pun mendapat bantingan yang cukup keras dari Joni. Tubuh sang ayah besar berotot dan berat badannya hampir 90 kilogram, tapi Joni bisa membantingnya dengan mudah.

"Ja-jahat, padahal hari ini aku baru pulang kerumah, setelah dua minggu tidak pu-" Sang ayah pun pingsan sebelum selesai ngomong.

"Hari ini menu makanya apa Bu?" Tanya Joni kepada ibunya yang lagi masak.

"Oh, Joni ... Hari ini kita akan makan spaghetti ala buatan ibu" jawab sang ibu.

Ibunya Joni adalah seorang kepala sekolah guru TK. Ini karena dia sangat mencintai anak-anak. wajahnya sangat cantik dan masih awet muda. Padahal umurnya sudah 38 tahun, tapi wajahnya terlihat masih berumur 20 tahunan.

"Tunggu, Bau mu seperti sampah ... Apa yang telah kamu lakukan?" tanya sang ibu.

"Tadi aku di sekolahan sedang dihukum untuk mengumpulkan sampah" Jawab Joni.

"Ya ampun, bersama dengan Brody dan Leo?" sang ibu bertanya lagi.

"Ya, benar"

"Ya udah cepat ganti baju dan mandi sana" -Joni pun pergi- "Jangan lupa baju mu itu langsung masukkan ke mesin cuci!"

"Baiklah!" terikan Joni yang terdengar sudah agak jauh.

Dasar Joni, punya Anak laki-laki pasti nakal ya... tumben dia bersikap seperti orang normal, biasanya sih batin sang ibu.

Tiba-tiba Joni kembali lagi ke dapur hanya dengan memakai handuk, untuk menutupi ***********.

"Bu! Sabunya dimakan tikus!"

"Mana ada sabun dimakan tikus! Ambil sabun baru ditempat biasanya!"

Ha... Ternyata masih seperti biasanya batin sang Ibu.

Saat menggeleng-gelengkan kepalanya, sang ibu pun melihat seekor tikus lewat sambil membawa sabun di mukanya.

Tikus jaman sekarang doyan sabun batin sang ibu.

Setelah selesai mandi, keluarga ini melakukan makan malam bersama. Dimeja makan ini, berkumpul lah empat anak dari lima saudara.

Saat sudah selesai makan malam, dilanjutkan dengan rapat keluarga besar. Rapat ini hanya dilakukan saat sang ayah baru pulang kerumah. Meskipun dinamakan rapat keluarga besar, tapi isinya hanyalah cerita sang ayah saat tidak berada di rumah.

Untuk tambahan sedikit, sebenarnya aku bingung siapa yang akan menjadi tokoh utama di novel ku ini. Ya, karena ini akan berpusat kepada tiga karakter, yak nih Brody, Joni, dan Leo. Akan aneh kalo ada tiga toko utama ya kan?.

Karena itu aku asal pilih saja dari hitungan bunga dan yang terpilih adalah, Joni...! Tapi tetap saja cerita ini akan berpusat ketiga karakter.

Chapter 2. Setelah lulus sekolah

"Oke anak-anak, waktu habis, waktunya untuk menunjukkan hasil kalian ... Semoga saja kali ini kalian tidak membuat aku marah" Kata Bu guru Salsa.

Bu Salsa, umur 28 tahun, seorang guru dari sekolah khusus laki-laki. Dia adalah wali kelas 2D, yak nih kelasnya Brody, Joni, dan Leo.

Hari ini Bu Salsa memberikan tugas untuk menulis tujuan setelah lulus sekolah. Tentunya ini sangat berpengaruh nanti saat di kelas tiga.

"Oke, kita mulai dari urut absen nomor satu ... Nomer satu! Silakan tunjukkan tujuan mu setelah lulus sekolah" kata Bu Salsa.

Nomer satu adalah nama murid yang absen satu. Karena aku tidak terpikirkan suatu nama, jadi kita sebut saja nomor satu. Lagi pula dia adalah karakter sementara, ngapain pula harus dikasih nama.

Nomer satu pun berdiri "Setelah lulus sekolah, aku ingin menjadi menjadi pelindung masyarakat, melayani masyarakat, membelah kebenaran, dan memusnahkan kejahatan"

"Oh, apakah kamu ingin menjadi polisi?" tanya Bu Salsa.

"Tidak, bukan polisi ... Aku ingin menjadi Ultraman!"

"Oke, silakan keluar, renungkan lagi masa depan mu diluar" perintah Bu Salsa.

Nomer satu pun berjalan keluar dengan perasaan sedih. Kepalanya pun menunduk saat berjalan.

"Ha... Hampir saja aku marah diawal-awal ... Oke lanjut, nomer dua" kata Bu Salsa.

Nomer dua berdiri "Setelah lulus sekolah, aku ingin melindungi masyarakat, melayani masyarakat, membelah ke-"

"Silakan keluar" Bu Salsa memotong pembicaraan nomor dua.

"Heh! Aku kan belum selesai ngomong Bu, Kenapa harus disuruh keluar?"

"Palingan kamu ingin menjadi power ranger merah"

"Salah ... Aku ingin menjadi power ranger pink"

"Keluar!"

Nomer dua pun keluar dengan bersedih seperti nomor satu.

"Sabar-sabar ... Lanjut, nomor tiga"

Nomer tiga berdiri "Setelah lulus sekolah, aku ingin menjadi guru"

"Wah, akhirnya ada yang normal ... Guru apa?" tanya Bu Salsa.

"Guru TK! Hehe, dengan begitu aku bisa melihat, meraba, dan memotret para loli sepuas ku"

"Halo pak polisi, ya... Disini aku memiliki murid yang bermasalah" Bu Salsa menelpon polisi.

Polisi pun datang dan menangkap nomor tiga. di kantor polisi nomer tiga diberi nasehat seharian penuh.

"Oke lanjut, Brody! Sekarang giliran mu"

Brody berdiri "Setelah lulus sekolah, aku ingin menjadi pemain Basket tingkat nasional"

"Dah, gitu doang?"

"Ya... Gini dong, memangnya apa lagi?"

"Lah kok gak lucu! Dimana leluconnya!? Lelucon!"

"Maunya apa sih!?"

"Keluar!"

"Lah kok aku disuruh keluar!"

Dikelas sebelah, Pak guru yang lagi mengajar, sedang menulis sesuatu yang besar, sampai-sampai memenuhi papan tulis. Dia menulis, SMA.

Semua murid keluar semua dan hanya tersisa Joni yang masih didalam kelas.

"Aduh, pusing banget kepala ku ... Kenapa dulu aku ingin menjadi seorang guru ya? Aku lupa alesan ku ingin menjadi seorang guru" Bu Salsa berbicara sendiri.

Bell pulang sekolah telah berbunyi "Ha... Kalian yang di luar, boleh masuk sekarang ... Buat ulang tujuan kalian setelah lulus sekolah dan tidak boleh pulang sebelum selesai ... Dan kamu Joni, kamu boleh pulang duluan"

"Hore... Tunggu, memangnya tadi tujuan ku apa?" tanya Joni.

"Tidak tau, tidak ada didalam naskah, pokonya kamu aman"

Joni bingung, harus senang, tapi tidak tau penyebabnya apa. Jadinya dia bingung haru berekspresi seperti apa. Dia membayangkan tulisan SMA.

Saat Joni berada di parkiran, dia mendapatkan pesanan mendadak dari ibunya. pesan itu tertulis, kalo Joni harus berbelanja dulu sebelum pulang kerumah. Dia disuruh untuk membeli bawang putih, bawang merah, dan cabai.

Joni pun berhenti di supermarket, karena pasar sudah pasti tutup di jam setengah lima sore. Tapi kalo buka, pasti itu pasar malam. Yang tentunya tidak ada bawang dan cabai, adanya cuma orang pacaran.

Saat Joni lagi berbelanja dia tidak sengaja bertemu dengan teman masa kecilnya.

"Xin-chi, woi Xin-chi...!" terikan Joni.

Xin-chi, umur 16 tahun, kelas dua SMA. Dia bersekolah di sekolah selatan, yak itu sekolah campuran pada umumnya. Dia kenal Joni saat masa SD dulu. Dia orang China murni, dia tinggal di Indonesia karena pekerjaan orang tuanya dan dia juga sering pindah-pindah tempat, itu juga karena pekerjaan orang tuanya.

"Kamu... Joni?" Kata Xin-chi.

"Haha, benar ini aku, Joni"

"Joni siapa ya? Aku punya kenalan banyak yang namanya Joni"

Jadi cewek cantik kayaknya susah batin Joni.

Setelah di jelaskan oleh Joni selama bermenit-menit "Oh... Joni teman saat SD... Haha, maaf-maaf baru ingat" kata Xin-chi.

"Ada keperluan apa kamu kesini?" Tanya Joni.

"Aku sudah mulai tinggal lagi di kota ini ... sudah satu bulan aku disini" jawab Xin-chi.

Tunggu, rasanya kok gak nyambung dengan pertanyaan ku ya ...? Tapi kalo dipikir-pikir, gak salah juga sih jawabnya Batin Joni.

Mereka sudah selesai berbelanja dan sudah membayar juga. Joni menawarkan kepada Xin-chi untuk mengantarkannya pulang. Akan tetapi, kedua ban motor Joni telah dicuri.

Yang benar saja woi kata batin Joni dan Xin-chi sama.

Karena itu, Joni dan Xin-chi pun berjalan kaki. Joni tidak jadi mengantar Xin-chi pulang, Dia hanya ingin menuju ke halte bus, kebetulan saja arah halte bus dan rumahnya Xin-chi sama.

"Eh... sekarang kamu bersekolah di sekolah selatan ... oh ya, aku bersekolah di SMA khusus laki-laki" kata Joni.

"Yang benar! Kenapa kamu pilih SMA khusus laki-laki?"

Karena judul novel ini SMA Batin Carli.

Tiba-tiba, ada seekor kucing muncul Xin-chi pun berlari menghampiri kucing tersebut

"Wah... Kucingnya lucu banget...!"

"Eh, lucu? Emangnya kucingnya bisa membuat lelucon?"

"Maaf, aku salah ngomong ... wah, kucingnya imut banget"

Xin-chi terlihat sangat senang mengelus-elus kucing. karena Joni melihat hal tersebut, Joni pun ingin mencoba untuk mengelus-elus juga.

"Xin-chi" panggil Joni.

"Hem, Ada apa?" jawab Xin-chi.

"Bo-boleh kah aku ikutan mengelus-elus kucingnya?"

"Ah, maaf ... Kucingnya sudah pergi"

Sejak kapan? Batin Joni.

"Meow..." Artinya adalah, SMA.

Mereka pun melanjutkan perjalanan, setelah 50 meter berjalan, akhirnya mereka sampai di pertigaan dan dua meter dari pertigaan, terdapat halte bus.

"Bye-bye Joni... sampai ketemu lagi"

"Bye" kata Joni sambil berjalan menuju halte bus.

Saat baru sampai di halte bus, Joni melihat ada bus yang mau datang. Begitu juga dengan Xin-chi, lampu merah akhirnya menyala, itu menandakan, pejalan kaki boleh lewat. Akan tetapi, bus yang seharusnya berhenti di halte bus, dia malahan terus melaju dengan kencang.

Xin-chi sedang menyebrang jalan dengan tenang, dia tidak menyadari ada bus yang sedang mendekatinya. Tiba-tiba, Xin-chi pun didorong sangat keras oleh seseorang. Xin-chi terjatuh dan barang belanjaannya Berserakan kemana-mana. Xin-chi berbalik badan, dia ingin melihat seseorang yang mendorongnya tadi dan ternyata, yang mendorongnya adalah Joni.

Saat baru melihatnya sekilas, Joni pun tertabrak oleh bus dan busnya menabrak lagi dengan mobil lain didepannya. Bus dan mobil yang ditaburkan hancur berantakan dan aliran darah membanjiri jalan.

Xin-chi syok melihat kejadian tersebut, mentalnya belum siap untuk menerimanya. Sedah dipastikan, ini akan menjadi trauma seumur hidup.

Chapter 3. Menjenguk

Sinar matahari tenggelam, menambah warna merah darah di jalanan makin cerah. Orang-orang disekitar pada kebingungan dan panik harus berbuat apa.

Xin-chi hanya duduk terdiam, dia sangat syok melihat Joni ditabrak bus tepat didepan matanya. Tangannya gemetaran, begitu juga dengan kakinya. Kakinya sangat lemas, dia tidak bisa berdiri apa lagi untuk berjalan menjauh.

Tiba-tiba, ada seseorang yang menyentuh pundaknya.

"Kya...!" Xin-chi sangat terkejut.

"woi-woi, ini aku! Joni"

"Eh"

"Haha, syukurlah kamu terlihat baik-baik saja"

"Eh, kenapa kamu masih hidup?" tanya Xin-chi.

"Kalo di tanya seperti itu sih, sulit juga jawabnya"

"Kenapa kamu masih hidup!? Ya ampun, padahal tadi lagi bagus-bagusnya adegan sedih, semuanya hilang gara-gara kamu! Kenapa kamu masih hidup!?"

"Ya, dari awal ini novel komedi, mana ada adegan kek gitu ... Lagi pula, aku adalah tokoh utama disini ... Kalo aku mati, tamat juga novel ini"

Polisi dan ambulan baru sampai di lokasi kecelakaan. di belakang mobil polisi, ada stiker yang bertuliskan, SMA.

"Kita pindah dulu, Gak enak juga kalo ngobrol di tengah jalan ... Bisa berdiri?" tanya Joni.

"Maaf, kaki ku tidak bisa berhenti getar dan aku tidak memiliki tenaga untuk berdiri" jawab Xin-chi.

Tanpa berbasa-basi, Joni dengan tiba-tiba, menggendong Xin-chi seperti tuan putri.

"Wo-woi! apa yang kamu lakukan?"

"Kamu tidak bisa berdiri kan? Aku cuma membantu mu minggir dari tengah jalan"

Ahh ~ Joni batin Xin-chi, saat ini Joni terlihat sangat berkilau di mata Xin-chi.

Joni membawa Xin-chi pergi ketempat yang lumayan jauh dari tempat kecelakaan terjadi. Joni tidak ingin berurusan dengan polisi, apa lagi kalo harus menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan polisi. Orang Indonesia pasti tau, Hubungan antara TNI dan polisi. Ingat, Joni adalah anak dari seorang perwira TNI.

Joni menurunkan Xin-chi "Huu ~ Kayaknya sudah lumayan jauh, kita aman disini" kata Joni.

"Aku tidak tau 'aman' apa yang kamu maksud ... Tapi, kamu baru berjalan 10 meter loh" kata Xin-chi.

"Ya kah?"

"Jangan bilang kamu tidak menyadarinya ... SMA"

Mereka duduk di bangku umum di trotoar. Selagi duduk, mereka melihat para petugas yang lagi menangani korban kecelakaan.

"Hei, Joni ... Apa benar kamu baik-baik saja?" tanya Xin-chi.

"Pertanyaan itu lagi, bisa kamu lihat sendiri kan, aku baik-baik saja" jawab Joni.

"Tapi kamu tadi ketabrak bus kan? Mana mungkin baik-baik saja"

"Ya... Aku memang tadi beneran ketabrak bus, untungnya tadi ada mobil di depan ku ... Sebelum aku terhimpit antara bus dan mobil, mobil didepan ku tadi, ku gunakan untuk tanjakan untuk naik keatas bus.

"Aku baik-baik saja kok, gak usah mengkhawatirkan aku lagi, santai saja ... Lihat, aku masih bisa tersenyum kan"

Tiba-tiba hati Xin-chi terkena suatu serangan. detak jantungnya berdebar sangat kencang dan dia merasakan, ada sesuatu yang spesial dari Joni.

"Si-siapa juga yang mengkhawatirkan mu ... Itu salah mu sendiri, kenapa kamu mendorong ku secara tiba-tiba" kata Xin-chi sambil menunduk, Xin-chi tidak sanggup melihat wajahnya Joni lagi.

"Haha, maaf-maaf" kata Joni

"Ehh, kenapa kamu minta maaf ... Seharusnya aku lah yang mengucapkan itu ... dan juga, te-terimakasih telah menyelamatkan ku"

Selesai berbicara, Xin-chi menengok Joni. Ternyata, Joni sudah tidak sadarkan diri. Atau lebih tepatnya, Joni sudah pingsan.

Setidaknya aku sudah berterimakasih kan? Tunggu, masak aku lagi harus ngomong SMA. Batin Xin-chi.

Joni dibawah kerumah sakit, dia pingsan selama 1 jam dan semua keluarganya sudah ada disana. Kedua orang taunya dan semua saudaranya, sangat menghawatirkan Joni.

Sekarang jam tujuh pagi dan Joni masih tidur. Karena Joni masih tidur, kita beralih dulu ke karakter yang lain, yak nih Brody dan Leo yang ingin berangkat ke sekolah. Mereka berkendara lewat jalan pinggir sungai.

Yes, mantap! Di chapter sebelumnya aku tidak ada, kali ini aku harus kocak ... kudengar, kalo kita kocok di novel komedi, kita akan dapat jatah tampil lama batin leo.

"Hei, Leo" panggil Brody

"Ada apa? bro-" ban motor Leo kesandung batu, dia kehilangan keseimbangan dan jatuh nyemplung ke sungai.

"Awas ada batu"

"Telat!"

Leo baik-baik saja, dia keluar dari sungai dan melanjutkan perjalanan.

Sial, baru tampil sudah basah kuyup kayak gini ... Hem, gak papa, yang penting tadi terlihat kocak kan batin Leo.

"Leo, awas ada bola" peringatan dari Brody.

"Hah! Mana-mana ...? Uhk" Air liur Leo muncrat kemana-kemana, kepalanya terkena bola dari belakang, dia terjatuh dan nyemplung ke sungai kedua kalinya.

"Bola di belakang mu"

"Kalo kasih peringatan yang jelas!"

Leo masih baik-baik saja, dia langsung keluar dari sungai dan melanjutkan perjalanan.

Bodoh amat masalah tampil ... Kalo kek gini mah, gak usah tampil juga gak papa batin Leo.

"Hei, Leo" Panggil

"Sekarang apa lagi...? Diam, kumohon diam ... Sekali kamu ngomong, pasti aku dapat sial" kata Leo.

"Sekarang bukan kamu saja yang sial, aku juga sial ... Gerbang sekolah sudah ditutup, kayaknya kita telat"

"Mau mampir ke warung?"

"Gas"

Televisi yang ditonton pak satpam, tiba-tiba ada tulisan, SMA.

Jam empat sore, Joni sedang duduk sendirian di atas kasur rumah sakit. Namun tak lama kemudian, Brody dan Leo berkunjung kerumah sakit.

"Brody, Leo ... Akhirnya kalian datang, aku tadi sudah sangat bosan" kata Joni.

"Aku datang karena biar tampil agak lama" Kata Leo.

"Sama, aku juga" kata Brody.

"Aku akan pura-pura tidak dengar yang barusan kalian katakan ... Jujur, itu sangat menyakitkan loh"

Brody dan Leo duduk di samping Joni. "Ngomong-ngomong, kita main tebak-tebakan yuk" Ajakan Brody.

"Terdengar kekanak-kanakan sih, tapi ayo" Jawab Leo.

"Temanya apa?" tanya Joni.

"Bebas, asalkan lucu ... Untuk memulai, kita batu, gunting, keras untuk menentukan siapa yang memberi pertanyaan" penjelasan Brody.

Mereka bertiga siap-siap untuk melakukan batu, gunting, kertas.

"Batu gunting kertas!" ucapan Brody, Leo dan Joni, secara bersamaan.

"Hem... Seri ya" Kata Joni.

"Ulang!" kata Brody.

"Batu! Gunting! Kertas!" Ucapan bersamaan lagi.

"Ulang!" Kata Brody, karena pada batu semua.

"Batu! Gunting! Kertas!" Ucapan bersamaan lagi.

"Ah...! Ulang!"

Mereka melakukan Batu, gunting, kertas Terus-terusan Karena selalu seri. Setengah Jam kemudian, mereka pun kelelahan karena terus berteriak.

"Haus... Air, air..." Kata Brody.

"Sudahlah, lupakan batu, gunting, kertasnya ... kita langsung mulai saja" kata Joni.

"Tapi siapa yang kasih pertanyaan?" Tanya Leo.

"Ah, karena hari ini kita datang untuk menghibur Joni" Kata Brody.

"Jadi!" Teriakan Joni.

"Jadi biar Joni yang memberi pertanyaan" kata Brody

Aku tidak tau yang menghibur, mana yang harus dihibur batin Joni.

Joni sedang memikirkan suatu pertanyaan, tentu saja dia sedang memikirkan pertanyaan yang sulit untuk dijawab Brody dan Leo.

"Ah, aku sudah dapat pertanyaan" kata Joni.

"Ah, aku tau jawabannya" ucap Brody.

"Sabar... Pertanyaan belum aku omongkan ... Kalian tau kan, kalo di Indonesia ada yang namanya kesurupan" perkataan Joni.

"Ah... Tau-tau" kata Leo

"Pernah lihat di internet sih ... Manusia yang kesurupan setan, bertingkah laku seperti setan" kata Brody.

"Ya, benar-benar ... Aku punya pertanyaan mengenai itu ... Apakah pocong masih bisa loncat, Jika dia merasuki orang lumpuh?" tanya Joni.

"Bro, bawah senter?"

"Maaf, handphone ku baterainya habis"

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!