Plak
Satu tamparan mendarat sempurna dipipinya Nesya, selalu seperti ini setiap kali Agus mengajak jalan jalan ke Mall dan ketemu sama temen temennya.
" Mas, kenapa ringan tangan sekali, apa lagi kesalahan aku mas, sampai kamu tega menampar aku?" Tanya Nesya menahan perih pipinya setelah ditampar sama Agus.
" Masih tanya apa salah kamu hah, sudah tidak bisa memberikan anak, dan dengan bangganya kasih tahu hobi kamu menjahit di rumah, bikin malu saja kamu tuh, malu saya dengan hobi kamu. bisa tidak bilang kamu dirumah sebagai istri yang baik, bisa masak yang enak enak untuk suami, dan lebih suka menjadi istri yang menunggu suami pulang kerja. hah" Bentak Agus kesal, karena Nesya sama sekali tidak mengerti perasaannya sama sekali, sering kali Agus bilang hati hati setiap ditanya sama temen temennya kalo ketemu diluar rumah.
" Maaf kan aku mas, tapi aku bangga bisa menjahit karena hobi itu aku bisa membuatkan baju untuk suami sendiri mas. maafkan aku bikin kamu malu terus." Lanjut Nesya yang bener bener sakit hati dengan perlakuan dan ucapan kasarnya Agus.
" Bangga, heh, bangga tuh yang seperti apa dulu, dasar perempuan aneh, menyesal saya menerima istri tidak berguna seperti kamu, kalo bukan karena paksaan dari orang tua, mana Sudi saya menikahi perempuan kampuangan seperti kamu." Bentak Agus semakin marah, Agus mendorong Nesya sampai jatuh dan meninggalkan Nesya begitu saja yang mengeluh sakit dan tangisan Nesya diabaikan begitu saja.
" Astagfirullah, sampai kapan mas Agus seperti ini sama aku yah tuhan." Lanjut Nesya lirih, berusaha berdiri dan meninggalkan ruang tamu jalan menuju kamarnya.
Dilain sisi, Agus mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi, beruntungnya jalan sepi membuat Agus semakin semangat melajukan mobilnya.
" Aarrggghh, dasar perempuan kampuangan, diajak hidup enak sama orang tua, tetep saja tidak bisa merubah kebiasaan dan penampilan sama sekali, sial sial." Teriak Agus dengan kesal, Agus memutus kan untuk kerumahnya Wulan untuk nginep beberapa hari, karena sangat malas ketemu sama Nesya.
Setibanya di kontrakan Wulan, Agus mengetuk pintu dan membuat Wulan tersenyum manis menyambut kedatangan Agus yang wajahnya sangat kusut.
" Pasti habis berantem sama perempuan kampuangan itu lagi yah" Ucap Wulan, yang sudah hafal sama kesedihan Agus, langsung ngajak Agus masuk kedalam rumah
" Iyah sayang, aku heran sama dia, sudah enak nikah sama orang kaya tapi tidak bisa melapaskan hobi jahitnya heran, apa lagi bajunya tidak mau yang bagus dan tidak berpenampilan modis seperti kamu." Ucap Agus kesal, karena punya istri yang tidak pandai bersyukur.
" kalo kamu sudah tidak betah sama perempuan itu, ceraikan saja lah dari pada bikin pusing, kesel, dan malu kamu. Aku siap menggantikannya jadi istri kamu, bosan jadi selingkuhan kamu terus sayang, aku mau status kita jadi halal." Goda Wulan, tangannya Wulan kemana mana membuat Agus menegang.
" Aku tidak bisa melepaskan perempuan kampung itu, karena permintaan keluarga besar aku sayang, jadi biarkan saja dia jadi istri pajangan saja di rumah, kalo terpaksa yah aku ajak keluar rumah." Lanjut Agus asal, Agus yang tidak tahan, mengajak Wulan ke kamarnya, Agus yang sangat rindu Wulan ngajak gulet panas berduaan.
Dilain sisi, Nesya memesan makan secara online, Nesya mencoba hubungi Agus untuk ngajak makan malam dan tanya mau makan apa tapi tidak ada jawaban sama sekali.
" Selalu saja seperti ini, sebenarnya mas Agus kemana sih, setiap malam selalu saja pergi seperti ini." Ucap Nesya, Nesya melihat layar handphone nya setelah memesan makanan.
Nesya merapihkan baju bajunya Agus, walaupun jarang dipakai karena jarang pulang, tapi selaku Nesya rapihkan dan berusaha tetep bersih tanpa debu sama sekali.
Dilain sisi, Agus ngajak Wulan menikmati indahnya kota dimalam hari, walaupun tidak puas gulet panas, harus diberhentikan karena demi kedamaian perut masing masing.
" Kasihan sekali sayang, perempuan culun itu makan sendirian." Ledek Wulan setelah membaca pesan yang dikirim Nesya.
" Biarin lah, istri tidak guna seperti itu. dia dikasih uang untuk makan saja sudah bagus, tidak akan banyak protes dan tidak akan banyak mau juga." Ucap Agus cuek, Tangannya Agus m3r3m45 p4h4 nya Wulan sambil nyetir mobil.
" Iyah lah, dia cuman tahunya makan saja, dan menghabiskan waktu sia sia dengan menjahit. hasilnya saja jelek sekali. aaahhh sayang luar biasa tangan kamu sayang." Desa Han Wulan, menahan geli sekaligus menikmati gerakan tangannya Agus
" Yah dong, luar biasa kalo tidak mana mungkin bisa menjalin hubungan ini selama setahun kan sayang." Lanjut Agus senyum licik, Agus selalu senang melihat Wulan selalu menahan geli seperti ini.
***************&&&&&***********&&&&&&*****
Agus baru sampai rumah, jam enam pagi, Agus melihat Nesya masih tidur, dengan sengajanya siram Nesya pakai air segayung.
" Astaga mas, apa yang kamu lakukan?' Tanya Nesya kaget karena baru pulang sudah disiram pakai air
" Istri macam apa kamu, bukannya siapin baju kerja suami, baca pesan dari aku, sekarang cepetan siapin baju kerja dan sarapan aku. selama aku mandi semuanya harus sudah dikerjakan." Bentak Agus kesal, Agus sengaja pagi pagi membuat Nesya kesal.
" Iyah sayang, astaga kenapa memperlakukan istri seperti ini sih." Lanjut Nesya dengan lirih, Nesya selalu berharap Agus bisa bersikap manis bukan seenaknya seperti ini terus.
Nesya langsung bangun dan mulai menyiapkan keperluannya Agus sebelum berangkat kerja, dan sarapan Agus. untungnya kemarin Nesya belanja bulanan
Dilain sisi, Agus melakukan Vidio call bersama Wulan, Agus minta Wulan tidak banyak bicara selama Vidio call sambil mandi.
" Dia selalu mampu membuat aku tergoda, baru saja pulang eh sudah kangen lagi sama Wulan astaga.' Ucap Agus, Agus senyum melihat Wulan polos selama Vidio call
Selesai mandi dan pakai baju Agus langsung ke dapur, melihat Nesya lagi masak membuat Agus, terpaksa sabar nunggu Nesya masak, karena Wulan tidak pernah mau masak bagi Wulan, masak kegiatan paling melelahkan.
" Kamu kumel sekali, oh yah, nanti ke kantor yah, ingat pakai baju yang layak dipakai yah, aku mau ajak kamu gulet panas di ruangan aku sebelum jam makan siang, setelah itu kamu pulang sendirian ke rumah, ingat jangan banyak bicara sama karyawan aku." Bentak Agus, Agus tidak mau karyawannya tahu, kalo dirinya KDRT.
" Kenapa tidak pas makan siang mas? aku rindu makan siang bersama mas?" Tanya Nesya sambil menuangkan masakannya kedalam mangkok
" Sudah lah, nurut saja sih Nesya, jangan banyak tanya, ingat jangan bikin aku marah lagi." Lanjut Agus kesal, karena Nesya selalu banyak tanya.
" Baik mas, aku akan ikutin apapun keinginan mas." Lanjut Nesya pasrah, dari pada membuat Agus marah
Nesya dan Agus menikmati sarapannya dengan keheningan, Agus yang sudah lelah, gulet panas sepanjang malam, tentunya tidak berminat melakukan lagi bareng Wulan.
Nesya menatap punggung suaminya yang sudah jalan untuk berangkat kerja, Nesya menghela nafas heran sama kebiasaan Agus yang selalu pulang pagi cuman untuk ganti baju dan berangkat kerja lagi.
" Sudah lah Nesya, yang terpenting mas Agus baik baik saja kondisinya, lebih baik sekarang merapihkan rumah dan siang nanti kan mau ke kantor mas Agus." Ucap Nesya berusaha berfikir positif walaupun hati kecilnya merasa curiga sama kebiasaan suaminya
Dilain sisi, Agus menjemput Wulan, Agus tidak sabar ingin secepatnya ketemu sama Wulan dan mengantarkan Wulan berangkat kerja.
" Tidak terasa hubungan sama Wulan sejauh ini, rasanya ingin meresmikan status bersama Wulan. tidak enak statusnya sebagai simpanan Direktur terlalu lama seperti ini." Ucap Agus merasa kasihan sama Wulan, yang hubungannya masih selingkuhan tanpa status pernikahan sama sekali.
Tidak terasa mobilnya Agus tiba di kontrakannya Wulan, membuat Wulan yang melihat mobilnya Agus langsung jalan mendekati mobilnya Agus.
" Tidak terlambat kan sayang?" Tanya Agus turun dari mobil
" Tidak sayang, hayo berangkat mumpung tidak ada orang disini." Ucap Wulan, Wulan sejujurnya selalu was was, setiap kali Agus datang ke kontrakannya, tapi Wulan tidak bisa menolak kehadiran Agus, karena dia kehidupan Wulan jauh lebih baik.
Agus masuk kedalam mobil lagi, sambil nunggu Wulan masuk kedalam mobil juga. perlahan Agus mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang.
" Sayang, nanti siang kita makan bareng yah, tapi setelah culun pulang dari kantor yah.' Ucap Agus melihat Wulan
" Ngapain dia ke kantor sayang?" Tanya Wulan merasa aneh
" Ngajak gulet panas sayang, supaya dia puas mendapatkan nafkah batin dari aku. waktu aku habiskan lebih banyak di kantor dan bareng kamu sayang." Lanjut Agus menggenggam tangannya Wulan.
" Kasihan juga yah dia, status doang istri sah tapi seperti simpanan. tapi bagus juga dia seperti ini terus." Batin Wulan bangga sama status dirinya, jauh lebih beruntung dari pada Nesya istri sah, tapi kurang perhatian dari suami
' Iyah sayang, terimakasih yah sudah prioritaskan aku sayang." Lanjut Wulan bahagia, Wulan mencium tangannya Agus, dan membiarkan Agus melakukan hobinya m3r3m45 p4h4 nya sambil bawa mobil.
" Tentu dong sayang, aku akan selalu prioritaskan kamu selamanya." Lanjut Agus bahagia
Dilain sisi, Nesya siap siap ke kantornya Agus, Nesya yang tidak suka makeup berlebihan dan tidak suka belanja, memutuskan cuman pakai bedak dan lipstik saja.
" Beres deh, ngapain yah mas Agus ngajak ke kantornya, sebelum jam makan siang, akhirnya sekian lama bisa kesana juga." Ucap Nesya, Nesya mengambil tas kesayangannya.
Nesya melihat penampilannya dirasa sudah oke, dan langsung jalan dengan santai ke luar rumah menuju kantornya Agus.
Dilain sisi, Agus memijat kepalanya yang mendadak pusing, saat mendapatkan laporan kalo Nesya ada di lobi perusahannya. penasaran sama apa yang dilaporkan ke Agus.
" Semoga kali ini Nesya tidak penampilan sederhana lagi" Batin Agus penasaran dan kwatir.
Agus langsung jalan ke lobi perusahaannya, tanpa karyawannya sadari Agus mendengar ucapan para karyawannya yang lagi jelekin Nesya
" Penampilan istri Direktur tidak berubah yah, padahal suami ganteng apa lagi sangat kaya raya, siapa sih perempuan yang tidak mau sama pak Agus kan, kalo istrinya selalu penampilan norak terus, saya rela deh jadi istri kedua atau sekedar istri simpanannya, yang penting saya bisa memantaskan penampilan sama kelebihan suami yang banyak uang." Ucap salah satu karyawannya Agus
" Yah lah pasti, tapi kenyataannya kan Bu Nesya masih dipertahankan, butuh perjuangan jadi simpanannya pak Agus juga kan." Lanjut Karyawannya Agus terus terang
' Ehem, dimana istri saya sekarang?" Tanya Agus, Agus sudah mengepalkan tangannya saking menahan kesalnya, bisa bisanya karyawannya godipin istrinya sampai menghayal segala
" Ada di pantry pak" Lanjut karyawannya Agus ketakutan, takut kalo Agus marah karena dijam kerja justru bergosip.
" Sekarang kalian kembali bekerja, saya gaji kalian untuk kerja bukan gosip masalah pribadi saya." Tegas Agus kesal, dijam kerja karyawannya justru ngobrol tidak penting
Agus melihat Nesya bikin minuman sendiri, jelas jelas di pentri kantor, begitu banyak karyawan yang bisa diperintah oleh Nesya. Agus menarik tangannya Nesya untuk keluar dari pantri.
" Ada apa mas? aku lagi buatkan kopi buat mas?" Tanya Nesya, Nesya bingung sama sikapnya Agus
" Selalu bikin malu, istri CEO masuk pentri dengan pakaian seperti ini, yang bener saja sih kamu, menyesali aku minta kamu ke kantor. sekarang ikut aku ke ruangan aku, setelah itu kamu pulang." Ucap Agus langsung mencengkram lengannya Nesya dengan kuat
' Sakit mas, ngapain kesini kalo aku cuman sebentar dan disuruh pulang mas?' Tanya Nesya, tidak kuat menahan sakit ditangannya, akibat dicengkeram kuat oleh Agus.
' Sudah lah diam saja, jangan banyak tanya, dan jangan bikin aku semakin malu dengan ucapan kamu mengerti." Tegas Agus, Agus menyeret Nesya untuk ikut masuk kedalam lift khusus.
" Aku rindu sayang" Sambung Agus, Agus langsung menghujani Nesya dengan menciumnya berkali kali
' Sama sayang, aku juga rindu seperti ini.' Ucap Nesya, Nesya melanjut kan ciumannya, dan membiarkan tangannya Agus m3r3m45 gunung kembarnya dengan lembut.
Pintu lift terbuka membuat Agus menghentikan aksinya, dan membuat Nesya menahan rasa malu karena penampilannya sangat berantakan
Dilain sisi, Wulan mengajukan pengunduran diri dari supermaket, Wulan tidak ingin membuat Agus merasa malu punya pacar seorang pelayan supermaket biasa.
" Kamu yakin mau keluar dari sini?" Tanya Manajer supermaket
" Yakin lah pak, saya bosan sekali jadi pelayan terus pak, saya mau keluar dari sini." Tegas Wulan, Wulan mendapatkan uang jauh lebih banyak dari pada jadi pelayan supermaket.
" Sombong sekali kamu, baik lah ini pesangon kamu." Lanjut Manajer supermaket menatap Wulan dengan tatapan kesal
Wulan geleng geleng kepalanya, apa ini jauh lebih sedikit dari pada yang biasa Agus berikan. Wulan dengan senyum meremehkan langsung keluar dari ruangan Manajer supermaket.
Dilain sisi, Agus meminta Nesya merapihkan bajunya kembali, dan minta Nesya untuk pulang ke rumahnya, membuat Nesya sedih mendengar perintah suaminya.
" Astaga mas, kamu fikir aku perempuan apaan mas? enak sekali minta aku kesini untuk ini, dan setelah selesai suruh aku pulang. tega sekali kamu mas." Ucap Nesya dengan lirih, Nesya merapihkan bajunya, Nesya merasa terhina sekali dengan perlakuan Agus
" Hahaha, sudah lah jangan lebay, oh yah saya mau ke luar kota mungkin seminggu tidak pulang ke rumah. kamu jaga rumah dengan baik, jangan keluar rumah dan kamu jangan seenaknya gosip tidak penting sama para tetangga. ingat ini di kota bukan di kampung." Ucap Agus ketawa meremehkan Nesya
" Seminggu? lama sekali mas, baik lah aku akan nunggu kamu dirumah?" Tanya Nesya tidak percaya sepenuhnya.
' Yah lah, sudah sana pulang, siapkan baju kerja aku yah, nanti sore karyawan aku yang ambil dirumah, dan uang belanja kamu sudah aku transfer.' Lanjut Agus yang tidak peduli sama sekali dengan Nesya.
" Baik mas, permisi aku pulang duluan, Iyah nanti aku siap kan baju kerja kamu." Lanjut Nesya, Nesya merasa dihina hari ini oleh suaminya sendiri.
Nesya dengan perasaan kesal kecampur malu, terpaksa keluar dari ruangannya Agus, perlakuan Agus sama sekali bukan perlakuan manis suami ke istri lebih ke perempuan panggilan, seenaknya dipanggil dan seenaknya disuruh pulang.
Dilain sisi, Wulan menggunakan uang pesangon terakhir dari supermaket tempat kerjanya, untuk ke salon supaya terlihat lebih cantik dan membuat Agus semakin lengket dan tidak mau jauh jauh.
' Perawatan diri dulu ah, mumpung mas Agus belum pulang kerja." Ucap Wulan masuk kedalam Mall, Semenjak kenal Agus membuat Wulan semakin betah ke salon demi perawatan kulitnya badan dan wajahnya
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!