LEO
*
*
Suara riyuh ricuh para penonton yang menyaksikan pertandingan MotoGP terdengar sorakan nama Leo yang paling banyak terdengar dari jeritan yang kebanyakan adalah wanita itu. Leo Enmanuel Jacob pria berusia Dua Puluh Tujuh Tahun. Anak pertama dari Krystal Costra dan Kendrick Enmanuel Jacob itu memutuskan menjadi seorang pembalap. Berawal dari hobby nya sejak berada di bangku sekolah Senior High School yang saat itu sering melakukan balapan bersama teman sesama sekolahnya kini dirinya menjadi pembalap ternama yang berasal dari London dengan keberhasilan menjadi juara pertama sebesar sembilan puluh lima persen.
Selain menjadi pembalap Leo juga mendirikan perusahaan nya sendiri bukan tanpa alasan Leo membangun perusahaan sendiri alih-alih meneruskan Perusahaan JACOB ataupun COSTRA selain ingin mengasah kemampuan sendiri, Leo juga memikirkan tentang kedua adiknya yang mungkin bisa mengurus masing-masing perusahaan sang Grandpa itu. Dan terbukti sejak memulai bisnisnya sejak dirinya masih sebagai mahasiswa. setelah Lima tahun kemudian Perusahaan yang diberi nama L.C.J CORPORATION. Kini menjadi perusahaan yang setara dengan perusahaan milik kedua Grandpa nya dari sanalah Leon dan Lionel semakin bangga dan menghormati kakak tertuanya itu. mereka menjadikan Leo sebagai panutan setelah Daddy-nya.
" Kau selalu yang terbaik, Leo performa mu semakin meningkat." Ucap Ketua Club yang bernama Justin dan sekaligus teman sekolahnya dulu.
" Tak perlu di Katakan lagi akupun juga tahu kemampuan ku sangat hebat. Sahut Leo sombong berjalan sembari menenteng Helm .
" Ck. Kau sombong sekali kawan tapi yang kau katakan adalah kebenaran. Membuat ku kesal saja." Decak Justin.
Leo mengambil air meneral dan meneguknya. " Kau harus menaikkan gajiku Karena berkat ku Club mu menjadi berjaya seperti ini, Just." Celeruk Leo dengan begitu Santai.
" Oh My!! Kau ingin memerasku ya?! kau sudah ku gaji dengan bayaran tertinggi, itu jumlah yang sangat besar Leo 12 juta Euro pertahun ( sekitar 181 miliar). Jangan terlalu tamak, kau sudah sangat kaya dengan hasil dari perusahaan besarmu itu.!" Sahut Justin bersungut-sungut.
Begitulah Justin jika Leo sudah mengungkit soal gaji pasti pria yang lebih tua satu tahun dari Leo itu akan bersungut-sungut Karena memang bayaran Leo adalah bayaran termahal dari para pembalap lainnya.
Leo mengedikkan bahunya acuh lalu bergegas mengganti pakaiannya. Cukup lelah dengan balapan belum lagi tadi banyak media yang mewawancarai juga.
Beberapa saat kemudian Leo sudah berganti dengan Baju Kasual disertai topi dan kacamata hitamnya. Saat ini Leo berada di Spanyol untuk pertandingan ini jadi perusahaannya sementara di pantau dari jarak jauh tapi Leo juga memiliki asisten yang sangat kompeten jadi Leo tak terlalu khawatir saat harus meninggalkan London sewaktu pertandingan di lakukan di negara lain.
Malam nanti Leo akan menghadari pesta yang dihadiri oleh para pembalap beserta Para club yang menaungi para pembalap itu. Jadi Leo mengajak para antek-anteknya yang mengikuti kegiatannya di dunia balapan untuk pergi membeli pakaian untuk pesta itu dan kebetulan Leo adalah pelanggan ekslusif di sebuah toko bermerek LV jadi Leo menyuruh bawahannya untuk menghubungi manager toko di sebuah mall terbesar di Spanyol itu untuk mengabari kedatangannya.
" Tuan. Saya sudah mengabari pihak Toko LV bahwa anda akan datang kesana." Kata bawahannya.
" Beritahu aku akan datang sekitar pukul Lima sore nanti." Sahut Leo.
" Baik. Tuan Muda.
*
*
Seorang gadis cantik dengan berpakaian rapi rambut di sanggul tengah melayani dengan baik para pengunjung di toko pakaian merk LV. Gadis itu bernama Megan Anneliese Anderson. Gadis berusia dua puluh dua tahun asal London itu merantau ke Spanyol sebagai pekerja paruh waktu di toko yang menjual barang mewah dengan gaji per jam sebesar 8,75 Euro ( Rp 145.162 ) Megan terlahir dari keluarga yang sangat miskin dirinya harus membiayai Daddy dan adiknya yang saat ini masih di bangku senior high school. Jauh dari keluarga demi mendapatkan uang untuk biaya hidup. awalnya sangat berat untuk Megan tapi apa boleh buat dirinya harus membiayai Keluarganya itu.
Megan biasanya berangkat kerja pukul delapan pagi dan pulang pukul empat sore jika ada teman yang memberinya pekerjaan sebagai pelayan pengganti atau semacamnya Megan pun akan melakukannya asalkan tidak bentrok dengan jam kerja miliknya. Seperti itulah kehidupan gadis dua puluh dua tahun itu yang harus menjalani kerasnya kehidupan di negeri orang.
Jam sudah menunjukkan pukul setengah lima dan itu sudah lewat tiga puluh menit dari jam pulang kerja Megan. Megan pun memutuskan untuk pulang saat itu. Megan sudah keluar dari mall agak jauh tapi tiba-tiba ponsel megan berdering dan Megan terpaksa berhenti berjalan untuk menjawab telepon itu.
" Hallo?" Kata Megan setelah mengangkat panggilan.
" Megan, bisakah kau menolong ku? Seharusnya saat ini adalah Sif ku bekerja tapi perutku sedang sangat sakit kurasa aku tidak bisa pergi bekerja. Bisakah kau menggantikan ku sampai Seorang pelanggan eklusif datang. Manager memberitahukan pelanggan penting itu akan datang pukul lima sore." Kata Ellen teman seperantauan Megan.
" Oke, Tidak Masalah. Semoga cepat sembuh. Aku akan kembali ke atas kalau begitu untung saja aku masih belum jauh dari mall." Sahut Megan.
" Thanks Megan. Kau teman terbaik ku." Kata Ellen dari seberang telepon.
" Ini tidak gratis Ell, kau harus menraktir ku ketika kau sembuh." Kata Megan.
" Tidak masalah. Sayang." Sahut Ellen.
Mereka mengahiri panggilaanya. Megan menghembuskan nafas kasar dan berbalik arah.
Megan berjalan dari sebelah kiri pintu masuk mall dan disaat bersamaan Seorang pria Tampan di ikuti beberapa pria berjas hitam berjalan dari arah berlawanan. Pandangan Megan tak sengaja bertemu dengan mata pria yang paling menonjol di antara pria lainnya.
Deg..
Pria itu sangat tampan hingga membuat Megan tak bisa memalingkan pandangannya dari pria itu ada getaran yang membuatnya enggan untuk memutuskan pandangannya.
" Ah ada apa dengan ku? Bahkan ini bukan pertama kalinya aku melihat pria tampan tapi kenapa ketika melihat pria itu hatiku bagaikan kesetrum? Apa dia seorang selebriti atau seorang kolongmerat? Hingga harus di kelilingi banyak pria berjas hitam seperti itu?" Batin Megan bertanya-tanya dengan mata yang masih fokus menatap kearah pria yang paling menonjol itu.
" Tuan? Apa ada yang salah?" Tanya salah satu bawahan Leo saat melihat Tuanya Berhenti melangkah dan menatap lurus ke depan.
Leo memegang dadanya yang terasa aneh saat melihat mata cantik gadis yang ada di depannya yang hanya berjarak Lima meter itu.
" Tidak. Sebaiknya kita pergi ke Toko LV sekarang." Jawab Leo yang mulai kembali melangkah.
Megan yang mendengar Pria tampan itu menyebutkan toko tempatnya bekerja langsung sadar. Mungkin pria ini pelanggan eklusif yang dikatakan Ellen. Dengan berlari Megan segera nasuk ke mall mendahului Leo tak lupa Megan membungkukan badan nya saat berpapasan di depan pintu sebagai rasa keseponan karena dirinya menerobos atau mendahului para pria itu.
" Aku harus sampai duluan sebelum pria itu. atau hidup ku akan tamat diomeli Manager." Batin megan.
Megan berlari secepat kilat bahkan saat menaiki eskalator, yang ada dipikirannya saat itu harus cepat sampai dan melayani pelanggan itu dengan baik.
Leo menatap gadis itu bingung tapi kemudian kembali acuh tak acuh dan dengan gaya eleganya pria Tampan bak pangeran dari negeri dongeng itu kembali melangkahkan kakinya.
Leo Enmanuel Jacob
Megan Anneliese Anderson
LEO
*
*
Semua karyawan dan manager LV nampak berbaris disisi kana dan kiri pintu masuk toko saat melihat kedatangan Tuan Leo.
" Apa Jas yang ku pesan sudah disiapkan? Aku akan mencobanya sekarang." Kata Leo pada Manager toko.
" Sudah Tuan. Silahkan, Nona Megan yang akan melayani anda." Ucap Sang Manager dan mendorong Megan untuk melayani pelanggan yang siper dingin itu.
Leo mengeryitkan alis. Ini kan gadis yang ada di lobby tadi. Teryata gadis ini adalah karyawan toko disini. Pikir Leo.
" Mari Tuan," Megan melentangkan satu tangannya sembari menunduk dopan untuk mempersilahkan Tuan Leo untuk memasuki ruang VIP.
Leo duduk do sofa VIP sementara Megan mengambil Jas yang sudah di pesan oleh Leo. Dengan hati-hati Megan membawa setelan jas yang mewah dengan harga selangit itu.
" Anda bisa mencobanya di ruangan sebelah sana Tuan." Megan menyerahkan Jas itu pada Leo kalu menunjuk ruang ganti yang dirinya maksut.
Leo mengambil Jas itu dari tangan Megan. Saat mengambilnya Leo tidak sengaja menyentuh tangan Megan. Perutnya terasa seperti teriris saat jarinya tidak sengaja menyentuh Tangan karyawan cantik itu. Leo tidak mengerti apa yang terjadi tapi dirinya seakan seperti memiliki ikatan dengan gadis di depannya itu.
" Siapa namamu tadi?" Tanya Leo yang sudah membawa jas ditangannya.
" Megan, Tuan Muda.
" Nama yang cantik." Ucap Leo lalu pergi keruang ganti untuk mencoba jas yang dipesannya itu.
Megan merona sembari memegang dadanya yang berdetak cepat " apa dia baru saja memuji namaku? Kenapa jantungku berdebar hanya dengan kalimat seperti itu. Cih kau murahan sekali Megan." Batinnya merutuki kebodohannya.
"Lagian baper kok sama orang kaya dan Tampan sepertinya, seseorang yang bahkan tak bisa di gapai walaupun hanya sekedar berjabat tangan saja," Pikir megan dalam hati.
Cukup lama Leo berada di toko itu hanya untuk memperhatikan Megan karyawan yang membuatnya merasa ada kilatan yang berbeda dan Leo Keluar dari toko LV tepat pada pukul tujuh dan langsung menuju ketempat pesta.
Manager toko menghembuskan nafas lega setelah Leo pergi dari sana.
" Megan kerja bagus hari ini. Kau boleh pulang sekarang." Kata Manager.
" Terimakasih, Tuan."
Megan pun juga berpamitan pada Karyawan lain karena memang seharusnya dirinya sudah pulang dari tadi dan para temannya pun mengiyakan dan juga mengucapkan terimakasih berkat kemampuan Megan yang memang lebih cakap untuk menghadapi pelanggan yang memiliki temperamen yang tidak biasa akhirnya pekerjaan itu berjalan lancar tanpa ada satu karyawan yang dimarahi.
Megan pun menaiki bus untuk pergi ke suatu hotel tempat diadakannya sebuah pesta untuk pertemuan antara pembalap MotoGP. Megan akan bekerja sebagai pelayan lepas disana. Megan sering menerima Job semacam ini karena gajinya cukup lumayan untuk biaya hidupnya sendiri. gaji itu cukup untuk biaya hidupnya selama seminggu apalagi terkadang ada orang yang begitu murah hati memberikan Tips padanya.
Megan Berjalan dari Halte menuju H&B Hotel. Jarak Hotel dan Halte sangat dekat hanya membutuhkan waktu Lima menit dengan berjalan kaki. Megan memasuki hotel itu dan mendatangi kepala pelayan yang bertugas untuk pesta itu. Kepala pelayan itu menyuruh Megan untuk mengganti bajunya dengan seragam Megan pun dengan senang hati melakukan.
" Ellen, Kau ada disini juga?" Megan sedikit terkejut saat melihat Temannya juga menjadi pelayan di pesta ini. Bukankah tadi Ellen berkata sakit perut.
" Ya. Aku juga di hubungi kepala pelayan untuk membantu karena kekurangan tenaga kerja. Dan kebetulan perutku sudah membaik jadi aku menerimanya kan rumayan bisa buat membayar sewa kamar kita." Kata Ellen.
Megan menganguk mengerti. " Sebaiknya kita mulai menawari beberapa orang Sampanye." Ucap Megan lalu mengambil nampan dan mengisinya dengan berbagai gelas berisi beberapa macam minuman.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!