Sore itu Talita terlihat begitu antusias mempersiapkan pesta kejutan untuk suaminya yang berulang tahun.
Selesai mendekor ruangan makan menjadi mini bar ia kemudian berdandan karena sebentar lagi suaminya akan segera pulang kerja.
Wajahnya berseri-seri saat ponselnya berdering.
"Pasti itu Mas Rehan," Talita buru-buru mengangkat ponselnya
"Halo sayang, maaf hari ini aku ada lembur jadi mungkin akan pulang larut malam," ucap Rehan
Meskipun sedikit kecewa Talita mencoba tersenyum, "Yaudah gak papa, semangat kerjanya ya sayang,"
"Iya, kamu hati-hati ya di rumah, jangan lupa makan," jawab Rehan
"Iya sayang, kamu juga jangan telat makan,"
"Males makan aku kalau di kantor, habisnya makanan di sini gak ada yang enak. Masih enakan juga masakan kamu, jadi kayaknya aku makan di rumah aja deh,"
Mendengar jawaban suaminya membuat hati Talita berbunga-bunga. Memang Rehan adalah suami yang romantis hingga membuat Talita begitu bahagia menjadi istrinya.
Baginya Rehan adalah segalanya. Selain sebagai seorang suami ia juga adalah satu-satunya orang yang mau menerima Talita apa adanya, meskipun keluarga Talita sendiri menganaktirikan dirinya.
Itulah yang membuat Talita begitu mencintai pria itu.
Karena khawatir suaminya akan kelaparan saat bekerja ia berinisiatif membawa kue ulang tahunnya ke kantor sang suami.
"Benar juga, bukankah lebih baik memberi kejutan kepada dia di kantornya. Selain memberi kejutan ulang tahun aku juga bisa makan malam bersamanya, ah kenapa tak terpikirkan dari tadi," Talita segera
memasukan makanan di meja makannya kedalam wadah yang sudah ia siapkan.
Talita kemudian masuk kedalam mobilnya dan mampir ke sebuah bakery untuk membeli kue ulang tahun untuk suaminya.
"Cantik sekali kuenya, aku harap mas Rehan suka dengan kejutan ku kali ini," ucap Talita begitu bahagia saat melihat kue pesanannya sudah jadi
Ia kemudian melesatkan mobilnya menuju Gedung Aditama tempat dimana suaminya bekerja.
Karena macet parah membuat Talita sedikit terlambat datang ke kantor suaminya.
Saat turun dari mobilnya wanita itu terkejut karena melihat Rehan bersama seorang wanita meninggalkan Gedung Aditama. Karena penasaran Talita pun mengikuti mereka.
Ia menghentikan mobilnya di sebuah restoran mewah. Meskipun sedikit aneh saat melihat suaminya masuk kedalam restoran bersama seorang wanita ia selalu berfikir positif.
Ia menghentikan langkahnya saat melihat sosok wanita yang bersama Rehan adalah adiknya sendiri.
"Rossa???"
Wanita itu berdiri mematung menatap keduanya yang tampak bahagia merayakan candle light dinner untuk merayakan ulang tahun Rehan.
"Selamat ulang tahun sayang," ucap Rosa kemudian mengecup Pipi Rehan, wanita itu kemudian memberikan sebuah kado kecil kepada kakak iparnya tersebut.
"Terimakasih sayang, kau tahu kan jika sebenarnya wanita yang ku cintai adalah dirimu. Aku sama sekali tak pernah mencintai Talita,"
*Bruugghhh!!
Talita menjatuhkan kue ulang tahun yang dibawanya, membuat semua orang langsung menatap kearahnya.
"Talita??" Rehan terkejut saat melihat istrinya di tempat itu.
Talita segera berlari meninggalkan restoran itu saat melihat Rehan berusaha mendekatinya.
Sebuah mobil dari arah berlawanan menabrak Talita saat wanita itu hendak menyebrang jalan.
Tubuhnya seketika ambruk, membuat Rosa berteriak histeris saat melihat sang kakak tergeletak bersimbah darah.
Tak lama sebuah mobil ambulance datang mengevakuasi Talita menuju ke rumah sakit.
Rehan mengantar istrinya hingga rumah sakit.
Karena lukanya yang begitu parah membuat Talita koma, ia kemudian dipindahkan di ruang ICU untuk perawatan lebih lanjut.
Awalnya Rehan merasa bersalah karena sudah membuat istrinya koma, namun setelah tahu ia akan mewarisi kekayaan istrinya jika ia meninggal membuat Rehan bahagia dan berharap Talita mati, agar ia bisa menjadi pewaris Aditama Group dan menikahi Rosa wanita yang dicintainya.
Ia bahkan tak pernah menjenguk istrinya selama Talita di rawat di rumah sakit.
Rehan justru menghabiskan hari-harinya bersama Rosa adiknya sendiri.
Di hari ke tiga Talita perlahan membuka matanya, ia menatap ke sekelilingnya namun tak ada seorangpun di ruangan itu.
Karena ia kehausan ia mencoba meraih air minum yang ada di meja sebelahnya.
*Pranngg!!!
Mendengar ada suara benda jatuh membuat seorang perawat langsung memasuki bangsal perawatan Talita.
Ia terkejut melihat lengan Talita berdarah.
"Anda sudah sadar?" tanyanya
Tania mengangguk, "Aku haus," ucapnya lirih
Perawat itu mengambilkan segelas air dan membantunya minum.
"Terimakasih,"
"Dimana suamiku?" tanya Talita mencari keberadaan Rehan suaminya. Meskipun ia masih sakit hati dengan perselingkuhan Rehan dengan adiknya ia berharap jika yang ia lihat adalah sebuah kesalahpahaman.
Ia berharap Rehan sudah menyesali perbuatannya dan akan memperbaiki hubungannya.
"Sudah dua hari suami anda tidak datang Nyonya, hanya assisten rumah tangga anda yang selalu menunggu anda di sini. Apa aku harus memanggil Assisten rumah tangga anda?" tanya perawat itu
"Tidak perlu, biarkan saja dia istirahat. Aku yakin dia kelelahan menjagaku selama ini," jawab Talita
"Kalau begitu saya akan memanggil dokter untuk memeriksa kondisi anda," ucap sang perawat kemudian meninggalkan Talita.
Talita merasa begitu sedih mendengar ucapan sang perawat.
"Kenapa kau tega melakukan ini padaku, apa salahku sehingga kamu berbuat seperti ini padaku Mas?" ucap Talita mengusap air matanya
"Kau bahkan tak mengunjungi ku selama aku terbaring di sini, apa kau benar-benar tidak mencintai aku??" Talita kemudian mencabut semua selang infus yang ada di tangannya dan bergegas meninggalkan ruangan itu.
Ia terus berjalan menyusuri trotoar menuju shelter bus.
Sebuah taksi berhenti di depannya dan seorang lelaki tua turun dan menghampirinya.
"Seharian ini aku sama sekali belum mendapatkan penumpang, padahal istriku sedang sakit. Aku berharap hari ini bisa pulang membawa uang agar bisa membelikan obat untuknya, tapi sayangnya sampai jam seginipun aku belum mendapatkan penumpang, apa mbak mau naik taksi saya?" tanya pria itu penuh harap
Talita yang iba mendengar cerita sang sopir langsung mengangguk.
Pria itu kemudian menuntut Talita naik ke dalam taksinya.
Pria itu begitu bahagia karena akhirnya bisa mendapatkan penumpang.
"Mbak mau kemana?" tanya pria itu
"Valencia central park blok C12," jawab Talita kemudian menyandarkan kepalanya
"Hidup itu memang penuh ujian, jadi sabar aja mbak, aku yakin semua akan indah pada waktunya," ucap lelaki itu seakan tahu jika Talita sedang memiliki masalah berat.
"Iya Pak, terimakasih atas nasihatnya,"
Karena tidak membawa uang Dilla kemudian melepaskan cincinnya dan menyerahkan kepada lelaki itu untuk membayar ongkos taksinya.
Lelaki itu kaget saat menerima cincin pemberian Talita dan menolaknya.
"Ini kebanyakan mbak, saya gak bisa menerimanya," tolak sang sopir
"Aku tidak membawa uang karena dari rumah sakit, anggap saja itu rejeki dari Allah karena kesabaran bapak, semoga dengan itu bapak bisa membeli obat untuk istri bapak yang sedang sakit,"
"Terimakasih banyak mbak, kamu orang baik aku yakin sebentar lagi kamu akan mendapatkan kebahagiaan yang selama ini kamu impikan," jawab pria itu
"Aamiin," Talita kemudian segera turun dan masuk ke dalam rumahnya.
Saat ia membuka kamar tidurnya, ia begitu terkejut melihat suami dan adiknya dalam keadaan tanpa busana.
"Aku tidak membawa uang karena dari rumah sakit, jadi hanya bisa membayar dengan benda itu. Anggap saja itu rejeki dari Allah karena kesabaran bapak, semoga dengan itu bapak bisa membeli obat untuk istri bapak yang sedang sakit,"
"Terimakasih banyak mbak, kamu orang baik aku yakin sebentar lagi kamu akan mendapatkan kebahagiaan yang selama ini kamu impikan," jawab pria itu
"Aamiin," Talita kemudian segera turun dan masuk ke dalam rumahnya.
Ia terkejut saat mendapati rumahnya begitu sepi.
"Kemana para assisten rumah tangga ku, kenapa rumah ku begitu sepi?" karena masih lemas Talita berjalan pelan sambil memegangi kepalanya yang masih diperban
Ia melihat pintu kamarnya sedikit terbuka, "Pasti Mas Rehan sudah pulang,"
"Sayang, apa belum ada kabar dari rumah sakit tentang kaka Lita?"
"Kata dokter lukanya sangat parah dan kemungkinan untuk sembuhnya sangat sedikit," jawab Rehan
"Wah bagus dong, dengan begitu kamu akan menjadi Presdir Aditama Group menggantikan kak Lita,"
"Benar, aku sudah menghubungi ayah dan dia sudah memberiku izin untuk mengadakan rapat direksi besok pagi,"
"Apa kau akan menjadi Presdir setelah rapat direksi?" tanya Rosa
"Tentu saja, setelah rapat direksi aku akan menjadi satu-satunya orang yang berkuasa di Aditama Group,"
"Apa kau akan segera Menikahi aku setelah itu, aku juga sudah jenuh hidup sebagai anak angkat yang tidak memiliki apa-apa, aku juga ingin menjadi ratu dan hidup mewah seperti kakakku?"
"Tentu saja, aku akan segera menikahi mu setalah aku diangkat menjadi Presdir Aditama Group, dan kau bisa melakukan apapun setelah menjadi istri Presdir Aditama Group,"
"Lalu bagaimana jika kak Rosa tidak mati, apa kau tetap akan menikahi aku?" tanya Rosa lagi
"Tentu saja, lagipula tidak mungkin Talita akan akan berumur panjang, karena dokter sendiri sudah bilang kepada ku jika tidak ada harapan hidup untuknya,"
Talita yang sudah tidak tahan mendengar obrolan mereka langsung masuk kedalam kamarnya.
"Siapa bilang aku akan mati!" serunya dengan tatapan mata elangnya .
Wanita itu semakin berang saat melihat suami dan adiknya dalam keadaan tanpa busana.
"Kakak!" seru Rosa tak percaya saat melihat Talita akan pulang.
"Sayang!!" seru Rehan tak menyangka jika Rosa akan siuman dan kembali ke rumahnya
"Siapa bilang aku akan mati dan membiarkan lelaki brengsek seperti dirimu mengambil alih perusahaan ku. Kau salah Rehan justru aku akan membeberkan perbuatan bejat kalian kepada semua karyawan Aditama Group agar mereka tahu siapa Rehan Candra sebenarnya. Bukan kau yang akan menceraikan aku tapi aku yang akan menceraikan dirimu. Aku juga akan memberitahukan ayahku agar ia mengembalikan gadis tak tahu diri seperti dirimu ke panti asuhan!" seru Talita dengan nada suara tinggi
Mendengar ancaman Talita membuat Rosa langsung beranjak dari ranjangnya dan menghampiri Talita.
"Jangan lakukan itu kaka, aku mohon. Meskipun kita bukan saudara kandung tapi aku tetap adikmu bukan, jadi tolong jangan beritahu ayah, kak!" seru Rosa kemudian bersimpuh di depan Talita
"Adik macam apa yang berani menusuk kakaknya dari belakang!" seru Talita kemudian menendang Rosa hingga gadis itu terjungkal ke lantai.
Melihat Talita menyakiti wanita yang dicintainya membuat Rehan marah dan langsung menampar wajah istrinya hingga darah segar menyembur dari pipinya.
Talita tak menyangka saat mendapat perlakuan kasar dari Rehan. Bagaimana bisa pria itu menyakitinya hanya demi selingkuhannya.
"Teganya kau melakukan ini padaku, kau benar-benar Iblis Rehan. Kalaupun aku mati aku aku tidak akab pernah membiarkan kamu mendapatkan apa yang kau inginkan. Aku bersumpah akan membalas semua yang kalian lakukan padaku hari ini,"
"Diam kau wanita brengsek!" seru Rehan kembali menampar wajah Istrinya hingga wanita itu terkapar di lantai.
*Bruugghhh!!!
Rehan terkejut saat melihat Talita jatuh tersungkur ke lantai. Darah segar mengalir dari kepalanya membuat pria itu semakin panik.
Talita sungguh tak menduga jika dirinya akan mendapatkan perlakuan kasar dari suami yang begitu di cintainya.
Rasanya begitu sakit hingga membuat dadanya begitu sesak.
Kenapa semuanya tiba-tiba terasa gelap, apa aku benar-benar akan mati??.
"Talita, Talita!" seru Rehan sambil mengguncang tubuh Talita berusaha menyadarkan wanita itu
"Apa dia sudah mati sayang?" tanya Rosa
"Entahlah, meskipun aku sangat menginginkan dia mati tapi aku tidak menyangka jika dia akan mati di sini, ah sial!" Pekik Rehan kesal
Kepala ku kenapa begitu panas, dan juga tubuhku tidak bisa aku gerakkan, apa kali ini aku benar-benar akan mati??.
"To long, to long," ucap Talita mencoba menggapai lengan suaminya
"Biarkan saja, aku akan menelpon ambulance, kau harus memberitahu mereka jika ia jatuh dari tempat tidur, ok!"
Talita Rimbun Beatrix adalah seorang anak yatim piatu yang diadopsi oleh pengusaha kaya. Awalnya ia hidup bahagia sebelum kedua orang tuanya mengadopsi Rosa dan menjadikannya sebagai anak kedua mereka.
Semenjak kedatangan Rosa kehidupan Talita berubah. Adiknya berhasil mengambil semua yang ia miliki termasuk kasih sayang kedua orang tuanya yang lebih menyayangi gadis itu daripada dirinya.
Namun ia merasa bahagia saat memiliki seorang teman yang begitu perhatian dengannya. Rehan adalah satu-satunya orang yang memahami Talita. Karena kedekatannya dengan Rehan membuat gadis itu jatuh cinta dengan pesona Rehan yang tampan dan sangat lembut.
"Aku berjanji akan selalu menyayangi dan mencintai mu seumur hidupku, bagiku kau adalah satu-satunya wanita dalam hidupku dan tak akan pernah tergantikan sampai kapanpun?" ucap Rehan setelah akad pernikahan
Tapi sayangnya semua hanya dusta, sekarang aku tahu kenapa dulu kau mendekati ku, ternyata kau mendekati ku karena menginginkan hartaku. Karena wanita yang kau cintai bukan aku tapi adikku,
Talita terus menatap Rosa dan Rehan yang hanya berdiri di depannya meskipun mereka tahu jika ia sekarat dan butuh pertolongan.
Sampai kapanpun aku tidak akan pernah membiarkan kalian hidup bahagia, aku berjanji akan membalas semua perbuatan kalian padaku,
Talita kemudian menutup matanya membuat Rosa langsung menghampirinya.
"Kakak, kakak, kakak!" seru gadis itu mengguncang tubuh Talita
Perlahan Talita membuka matanya, ia begitu terkejut saat melihat Rosa tersenyum menatapnya.
"Apa kakak masih sakit?" tanya Rosa mengusap kening Talita
"Sepertinya demam kaka sudah turun, Alhamdulillah jadi kita bisa pergi jalan-jalan hari ini," imbuh Rosa begitu senang
Apa-apaan ini, bukankah aku sudah mati??, kenapa aku masih hidup??
"Kakak ayo cepat berkemas!" seru Rosa menariknya turun dari ranjangnya
"Sekarang cepat mandi, aku akan menunggumu di bawah!" seru Rosa kemudian meninggalkannya
Talita begitu terkejut saat melihat wajahnya yang terlihat lebih muda.
"Bahkan luka di kepalaku juga sudah tidak ada, apa aku benar-benar hidup lagi?" tanyanya penasaran
Ia kemudian mengambil ponselnya yang tergeletak di meja riasnya.
Ia benar-benar terkejut saat melihat tanggal di kalendernya.
"19 Desember 2020, berarti aku kembali di masa lalu, dimana aku belum mengenal Rehan, benar ... jika aku benar-benar hidup lagi maka hari ini aku akan bertemu dengan Rehan di acara bazar kampus, dan hari ini adalah hari pertama aku mengenal Rehan?" ucap Talita
"Kakak, kakak, kakak!" seru Rosa mengguncang tubuh Talita
Perlahan Talita membuka matanya, ia begitu terkejut saat melihat Rosa tersenyum menatapnya.
"Apa kakak masih sakit?" tanya Rosa mengusap kening Talita
"Sepertinya demam kaka sudah turun, Alhamdulillah jadi kita bisa pergi jalan-jalan hari ini," imbuh Rosa begitu senang
Talita masih terlihat shock dengan apa yang dialaminya.
Apa-apaan ini, bukankah aku sudah mati??, kenapa aku masih hidup??
Melihat Talita diam kebingungan membuat Rosa kembali merajuk memintanya untuk menemaninya ke acara bazar kampus.
"Kakak ayo cepat berkemas!" seru Rosa menariknya turun dari ranjangnya
"Sekarang cepat mandi, aku akan menunggumu di bawah!" seru Rosa kemudian meninggalkannya
Talita begitu terkejut saat melihat wajahnya yang terlihat lebih muda.
"Bahkan luka di kepalaku juga sudah tidak ada, apa aku benar-benar hidup lagi?" tanyanya penasaran
Ia terus menatap wajahnya di depan cermin. Talita juga mengamati seisi kamarnya yang tampak berbeda. Tak ada photo pernikahannya, yang ada hanya foto-fotonya dengan ayah dan ibunya.
Sepertinya aku benar-benar hidup lagi,
Ia kemudian mengambil ponselnya yang tergeletak di meja riasnya.
Wanita itu benar-benar terkejut saat melihat tanggal di kalendernya.
"19 Desember 2020, berarti aku kembali di masa lalu, dimana aku belum mengenal Rehan, benar ... jika aku benar-benar hidup lagi maka hari ini aku akan bertemu dengan Rehan di acara bazar kampus, dan hari ini adalah hari pertama aku mengenal Rehan?" ucap Talita
Ia kemudian bergegas mandi dan bersiap-siap turun.
Setibanya di ruang tamu ia melihat ibunya tersenyum menyambutnya. Ia tak percaya melihat Ibunya yang sudah meninggal hidup lagi.
"Ibu??"
Talita tak menyangka bisa melihat ibunya lagi. Ia langsung memeluknya erat melepaskan kerinduannya.
Apa aku benar-benar hidup lagi dan kembali ke masa lalu, apa Tuhan mengirim ku ke mari agar aku bisa memperbaiki hidupku. Jika itu benar maka aku akan memanfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya untuk merubah takdirku, meskipun aku tahu takdir tak bisa di rubah setidaknya aku bisa menghindari kesalahan yang pernah aku lakukan dulu.
Setelah berpamitan Talita kemudian bergegas pergi ke kampus bersama Rosa. Hari itu kampus mereka mengadakan acara bazar dan fashion show.
Talita masih sedikit bingung ia mencoba mengingat apa yang dulu terjadi padanya saat acara tersebut.
Seorang pria menghampiri keduanya. Talita menatap wajah pria dihadapannya.
Gala??
"Sayang, kemana aja kok baru datang?" ucap Rosa langsung bergelayut manja di lengan pemuda itu.
Gala seorang anak konglomerat di Jakarta, dia adalah kekasih Rosa. Bagi gadis cantik dan periang seperti Rosa memang tak sulit untuk mendapatkan pria manapun yang ia suka. Dari semua kekasih Rosa hanya Gala yang paling lama berpacaran dengannya. Keduanya bahkan bertunangan, setelah aku menikah dengan Mas Rehan. Tapi keduanya putus setelah Gala mengalami kecelakaan.
Baiklah karena kau mencintai suamiku maka di kehidupan yang sekarang aku akan merebut kekasih mu Gala, dan menjadikannya kekasih ku. Tentu saja aku akan berusaha keras menyatukan kamu dengan Mas Rehan. Aku mau kau menjadi istri Mas Rehan?.
"Kakak, apa kau mau melihat-lihat lukisan bersama kami?" ajak Rosa
Talita mengangguk dan segera mengikuti mereka. Wanita itu benar-benar tertegun saat melihat Rehan di depannya sedang melukis.
Dulu aku begitu terpukau dengan lukisan yang kau buat, aku bahkan begitu ingin menjadi objek lukisanmu,
Talita menoleh kearah beberapa mahasiswa yang berjalan kearahnya sambil membawa akuarium plastik berisi jus mangga.
Dulu aku terjatuh demi menyelamatkan Rosa agar tak terkena tumpahan jus itu.
Dulu aku terlalu baik dan tidak tahu jika kau adalah seekor ular yang akan menggigit ku dari belakang. Sekarang aku tidak akan melakukan kebodohan itu. Aku tidak akan menolong mu,
Talita segera mundur saat melihat para pemuda itu mulai hilang keseimbangan karena salah seorang dari mereka menginjak kulit pisang.
*Byuuur!!!
Seketika akuarium plastik berisi jus mangga tumpah dan mengenai Rosa yang berada di depannya.
Gadis itu tak menyangka akan basah kuyup karena tersiram jus mangga.
"Oh, baju baruku... bagaimana ini," seru Rosa begitu sedih
Rehan kemudian menghampirinya.
"Apa kau baik-baik saja?" tanya Rehan
"Aku baik-baik saja, hanya saja bajuku jadi basah kuyup," jawab Rosa
Rehan kemudian memberikan sebuah handuk kepadanya.
Rehan yang tak nyaman melihat Rosa menggunakan baju basah kemudian memberikan jaketnya kepada gadis itu.
"Pakailah, meskipun bukan jaket baru, tapi aku yakin kau akan lebih nyaman jika memakainya,"
"Terimakasih," jawab Rosa begitu senang mendapatkan perhatian dari Rehan
Sepertinya kalian memang sudah saling jatuh cinta pada pandangan pertama,
Setelah berhasil mempertemukan Rosa dan Rehan, Talita kemudian meninggalkan mereka dan melihat-lihat bazar makanan.
"Akhirnya aku bisa menikmati makanan legendaris ini lagi," Talita begitu senang saat bisa menikmati jajanan kampus
Karena terlalu bersemangat belanja, Talita sampai lupa waktu. Saat melirik jam tangannya Talita baru sadar jika ia harus mengantar Ibunya berobat.
Gadis itu langsung berlari meninggalkan tempat itu menuju ke tempat parkiran.
*Dug!!
"Aww!" Talita memekik kesakitan saat tak sengaja menabrak seseorang
"Sorry," ucap seorang lelaki meminta maaf padanya
Talita terdiam sejenak, saat mendapati dirinya basah kuyup karena terkena tumpahan kuah bakso.
"Cih, ternyata takdir memang tak bisa di rubah, padahal aku sudah menghindari jus mangga agar tak basah kuyup tapi tetap saja aku basah kuyup meskipun bukan karena jus mangga. Apa ini berarti aku tak bisa merubah nasibku??"
Talita yang tadi terlihat begitu bersemangat tiba-tiba bersedih saat mendapati dirinya tetap basah kuyup.
Namun tiba-tiba matanya berbinar-binar saat melihat Gala menaiki motornya.
"Sekarang saatnya aku beraksi, aku harus mendekati Gala dan membuatnya jatuh hati padaku bagaimana pun caranya," Talita segera berlari menghampiri Gala
"Tunggu!" seru gadis itu berusaha menghalangi Jalan
"Apa kau mau pulang?" tanya Talita
"Kalau sudah tahu kenapa nanya, minggir!" seru Gala dingin
Dasar brengsek, bisa-bisanya kau berkata kasar kepada calon kakak iparmu, andai saja aku tidak ingin mendekatimu mungkin aku sudah menghajar mu,
"Kalau begitu kau harus mengantar aku pulang dulu," ucap Talita segera naik di belakang Gala
Tentu saja Gala terkejut melihat sikap Talita yang biasanya anggun berubah menjadi sedikit bar-bar.
Pemuda itu kemudian turun dari motornya, "Apa kau sakit?" tanyanya sambil mengusap kening Talita
"Tentu saja aku sehat wal afiat,"
"Syukurlah, aku kira kau mengalami gegar otak setalah menabrak tukang bakso," jawab Dirga tersenyum menatap reaksi Talita
Lelaki itu kemudian melepaskan jaketnya dan memakaikannya kepada Talita.
"Sebaiknya kau memakai jaket ini agar tidak masuk angin," ucap Gala membuat Talita menganga dibuatnya
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!