NovelToon NovelToon

Pernikahan Rahasia

Bab 1 Tetangga baru

Ketika Chika berjuang untuk meluluhkan hati Dafa, satu masalah kembali hadir, seorang janda tiba-tiba mengontrak di depan rumahnya.

"Aku kemarin lihat rumah itu sepi. Kok sekarang lampunya menyala," kata Chika ketika dia sudah berbaikan dengan Dafa.

"Ohh itu...dia baru mengontrak kemarin. Aku yang mengurusnya!?"

"Whaatttt!?" kenapa kamu yang mengurusnya?

"Kan itu pekerjaan sampingan aku. Menjadi Agen properti..." jawab Dafa lalu melihat rumah itu dari jendela kamarnya.

"Kenapa kau melihat kesana? Tutup jendelanya!"

"Cieee cemburu yah. Aku dengar dia masih seusia dirimu. Dia kuliah di kampus yang sama denganmu. Dia adalah anak dosen di kampusmu,"

"Apa!?" lagi-lagi Chika terbelalak di buatnya.

"Biasa aja kali. Memangnya kenapa? Bagus kan, kau jadi bisa berangkat bareng sama dia..."

"Tidak! tidak! Ini pasti hanya mimpi. Kau pasti salah dengar...."

"Tidak sayang....aku dengar sendiri dia berbicara di telepon dengan ayahnya. Dan aku juga tanya kedia. Dia bilang, itu benar..."

"Astaga...kenapa masalah selalu saja muncul. Satu selesai dan satu lagi datang!"

"Apa maksudmu!"

"Ehm, tidak. Kita tidur saja. Dan ingat ya...jangan sering-sering ngintip lewat jendela melihat rumah tetangga. Apalagi aku dengar dia janda,"

"Cieee..cemburu nih ya....."

"Sudah. Aku mau tidur. Siapa juga yang cemburu!" Chika tersungut lalu menarik selimutnya.

Masalah dengan Dafa sudah dia selesaikan. Dan hubungan mereka sudah hangat serta membaik kembali. Tapi, masalah baru datang dari janda depan rumah.

Chika pernah melihatnya sekali, dan caranya berpakaian membuat bulu kuduknya berdiri. Sangat hot! Bagaimana jika suaminya melihatnya? Aku menjadi waspada dengannya. Lagi-lagi aku harus khawatir dengan pernikahan ku yang baru seumur jagung!

*

*

Hari pertama kuliah.

"Kenalkan! Dia teman baru kalian, namanya Dewi," kata Dosen memperkenalkan gadis itu.

"Terimakasih...kenalkan saya Dewi Anggraeni"

"Woowwwwww....." beberapa mahasiswa di dalam kelas itu menatap paha Dewi karena roknya yang seksi.

"Ck...dasar murahan!" gerutu Chika dalam hati ketika Dewi justru tersenyum bangga dengan penampilan nya yang seksi.

"Lain kali kau bisa berpakaian lebih sopan lagi," bisik dosen lirih pada Dewi yang tersenyum dengan kepercayaan dirinya yang tinggi di hadapan teman-teman barunya.

"Oh ya, dia tadinya kuliah di luar negeri. Karena suatu hal, dia pindah kemari," imbuh dosen.

"Wow, seksi man!" kata Vino teman Aldo.

"Hai...." sapa Dewi ketika melihat Vino lalu melirik pada Aldo.

Aldo cuek dan tidak merespon.

Chika menatap dengan sebal didalam hatinya.

Bagaimana tidak?

Pagi-pagi dia sudah membuat suaminya datang kerumahnya hanya karena air kran dikamarnya mati.

"Mas, ngapain kamu kesana? Panggil tukang saja," kata Chika keberatan.

"Jika aku bisa membantunya kenapa harus panggil tukang,"

"Dia bisa memanggil tukang, kenapa harus mengganggu tetangganya?" keluh Chika.

"Sudahlah. Hanya masalah kran. Kenapa kamu marah-marah di pagi hari? Ayo cepat siap-siap. Kau juga akan kuliah bukan?"

Dafa lalu pergi ke rumah wanita itu dan Chika benar-benar kesal di buatnya.

Dewi tidak tahu jika istrinya Dafa, Chika teman satu kelasnya. Dewi belum pernah bertegur sapa dengan Chika. Dewi sempat berpikir jika Dafa adalah lajang atau duda.

"Hai!" sapa Dewi membuyarkan lamunan Chika.

"Kau tidak keberatan aku duduk disini bukan?"

"Ehm, tentu tidak," kata Chika tersenyum sedikit dipaksa pada teman barunya itu.

Teman baru dan tetangga baru.

"Fix! lengkap sudah kesibukanku! Selain harus mengurus kuliah, aku juga harus waspada dan mengurus gadis ini. Selalu saja mencari celah untuk mendekati suamiku!"

"Hai! Kau sangat senang melamun rupanya..." Dewi memperhatikan Chika yang melamun saja sejak tadi. Bahkan dia melihatnya sejak berdiri di depan kelas.

Jam istirahat.

Aldo dan Vino sedang duduk di kantin. Tiba-tiba Dewi datang tanpa malu-malu merangkul kan tanganya pada pundak Aldo.

Aldo kaget dan menoleh.

"Hai...."

"Boleh bergabung..." Dewi lalu duduk didekat mereka berdua.

"Tentu saja...." jawab Vino agak gagap karena paha Dewi yang terbuka dan menyilaukan mata nya.

Aldo yang kesal menginjak kaki Vino yang terbelalak. Bagi Aldo pemandangan seperti itu sudah sering dia dapatkan. Apalagi sejak ditinggal menikah oleh Chika pergaulannya semakin tidak karuan.

Dia frustasi dan putus asa. Aldo sering datang ke klub malam, sekedar mencari hiburan dan menghilangkan rasa bosan karena sendirian dirumahnya.

Chika sedang makan dengan santai bersama Vanessa.

Hingga saat ini, Chika masih merahasiakan pernikahanya dari sahabatnya, juga dari teman-teman yang lainnya.

"Ada yang lihatin aja tuh!" kata Vanessa ketika tahu sejak tadi Aldo terus menatap Chika dengan mencuri pandang darinya.

"Siapa?"

"Ya, siapa lagi? Oh ya. Kalian kenapa putus sih?"

"Ehm, itu...sudahlah. Aku tidak mau membahasnya. Kita memang tidak sejalan dalam banyak hal. Jadi ya ..putus saja gitu..." kata Chika yang selalu mengelak jika ditanya alasannya putus dari Aldo.

Sementara Dewi juga menegur Aldo.

"Hai... sepertinya kau sedang menatap gadis itu? Naksir ya? Kenapa ngga dekati saja?" kata Dewi pada Aldo.

"Dia adalah mantan kekasihnya..." kata Vino memberitahu Dewi.

"Oooooo...jadi sudah putus tapi masih cinta? Dia lumayan cantik. Apakah dia sudah punya kekasih baru?"

"Apa sih kalian ini! Aku tidak ingin membahasnya!" Aldo lalu pergi meninggalkan Vino dan Dewi.

Vino lalu bercerita bagaimana dulu hubungan mereka sangat manis ketika masih pacaran. Tapi entah apa sebabnya keduanya tiba-tiba putus. Baik Chika maupun Aldo tidak ada yang mengatakan penyebabnya.

"Ohh..gitu..."

"Kemana Aldo tadi? Ngilang gitu aja!"

Aldo berada di taman. Di sana ada pohon pisang yang sedang berbuah tapi belum matang.

Duag!

Duag!

Aldo memukul pohon pisang itu dan meluapkan emosinya.

"Chika....kau harus kembali padaku! Bagaimanapun caranya, kau harus berpisah dari pria itu! Hanya kau yang aku cintai...aku tidak bisa berpisah darimu...."

Aldo tertunduk. Dewi tiba-tiba muncul seperti hantu saja.

"Wow! Tendangan yang luar biasa!" ledek Dewi.

"Kenapa disini? Untuk apa? Kau muncul dimana-mana seperti hantu!" geram Aldo ketika Dewi selalu saja muncul di hadapannya.

"Kau butuh bantuan? Aku bisa membantumu dengan cuma-cuma. Kau ingin gadis itu kembali bukan?" kata Dewi menawarkan bantuan.

"Memangnya apa yang bisa kamu lakukan?"

"Sini! Biar aku bisikkan sesuatu..." Dewi lalu membisikkan sesuatu ditelinga Aldo.

"Cih...apa yang mereka lakukan?" decak Chika ketika melewati Dewi mendekatkan bibirnya ke telinga Aldo dan membisikkan sesuatu.

"Mereka akan jadian?" kata Vanessa melirik ke arah mereka berdua.

"Bukan urusan ku!" Chika memalingkan wajahnya.

Semoga saja mereka tidak menggangu ku di kampus. Aku dan Aldo punya rahasia. Dan jika sampai terbongkar dan salah satu teman kami mengetahui nya, aku tidak bisa lagi kuliah disini. Aku malu. Dan aku tidak akan sanggup menatap wajah teman-teman ku.

Bab 2 Pernikahan yang dirahasiakan

Dewi melenggang setengah berlari mengejar Chika yang baru saja keluar dari kampus.

"Pulang sendiri?" tanya Dewi ketika sudah berada disamping Chika dengan terengah-engah.

"Tidak. Aku dijemput kakakku..." kata Chika sambil mempercepat jalannya tidak ingin Dewi melihat siapa yang menjemputnya.

"Dimana kamu tinggal?"

"Di....sudahlah. Lagian untuk apa aku katakan? Aku tinggal dengan saudara ku. Dia sangat tidak suka jika ada temanku main ke rumah. Dia punya bayi dan tidak suka suasana berisik,"

"Ohh gitu...jadi aku tidak bisa main kerumahmu dong?"

"Ehm...maaf...."

Dewi nampak berpikir sambil memutar bola matanya.

"Aku duluan ya! Aku sudah dijemput!" Chika tiba-tiba berlari dan menghilang diantara deretan mobil yang menjemput didepan kampus.

"Eh tunggu!" Dewi melihat setiap mobil yang berjejer. Kemana dia menghilang?" Dewi nampak mencari-cati Chika.

"Ayo! Cepat jalan!"

Chika menutupi mukanya dengan majalah. Mobilnya tepat ada dihadapan Dewi yang matanya menyoroti setiap mobil yang sedang terkena macet.

Sudah biasa, jika jam pulang kampus pasti suka macet didepan gerbang.

"Ada apaan sih? Kenapa mukanya ditutup begitu? Memangnya kamu lagi sembunyi dari siapa?"

Dafa bingung dan matanya justru melihat pada Dewi yang sedang berdiri didekat mobilnya.

"Loh, itu bukannya tetangga depan rumah kita? Haruskan aku buka jendela dan memberinya tumpangan?"

"Jangan! Sudah kubilang. Jangan bicara pada siapapun di kampusku. Dan jangan katakan apapun soal hubungan kita. Aku....aku belum siap...." kata Chika ketika membuka majalah itu sedikit ke bawah matanya justru melihat wajah Dewi yang sedang berusaha menatap ke dalam mobilnya.

"Itu sepertinya Chika? Tapi...sama siapa dia?"

Dewi berbicara lirih dan ketika akan semakin dekat dengan mobil Dafa, kemacetan telah terurai.

"Syukurlah...." Chika akhirnya bernafas lega.

"Memangnya kenapa sih wajahnya harus ditutup segala?"

"Jika Dewi tahu kau menjemputku maka semua akan runyam! Dia sangat kepo dan menyebalkan. Aku tidak suka padanya. Caranya berpakaian. Caranya berdandan. Sangat norak tahu! Seperti seorang model saja,"

"Aku merasakan gejala jealous dari gaya bicara mu!"

"Tidak! Siapa yang jealous. Aku hanya bilang jika caranya berpakaian itu tidak pantas. Datang ke kampus harusnya pakai baju yang lebih sopan. Atau dia memang senang jika semua pria melihatnya dan sengaja menjadi pusat perhatian!"

"Menurutku...itu hak dia. Terserah dia mau berpakaian seperti apa?"

"Apa!? Jadi kalau aku berpakaian seperti dirinya, kamu tidak cemburu gitu? Jika ada pria lain yang menatapku dan tersenyum padaku, kamu tidak cemburu juga? Astaga...."

Chika menepuk jidatnya dan menahan nafas sambil menggelengkan kepalanya.

"Ya....kan kita sedang bicara soal dia. Bukan soal kamu? Kok jadi emosi sih?"

"Lagian...kalau cewek lain pakai baju seksi mata kalian pada mau copot! Giliran kekasihnya atau istrinya yang pakai baju seksi, dilarang! Padahal kalian suka melihat para gadis itu berpakaian seksi. Ngaku? Iya kan?"

"Ngga! Aku tidak! Aku setuju denganmu! Sebaiknya...pakai baju yang sopan....okey...."

Dafa tidak ingin berdebat dan memilih untuk setuju dengan pendapat istrinya. Ketika nada suara Chika sudah meninggi dan ada emosi di setiap ucapannya, maka dia lebih baik mengalah dan tidak mendebatnya lagi.

Dan disaat yang sama, di lampu merah, ada seorang wanita dengan pakaian yang sangat menarik dan seksi berlalu di depan mobil mereka.

Dafa melihat wanita itu hingga menyeberang jalan. Dengan cepat, Chika menepuk pipi Dafa dengan gemas.

"Terus! Lihatin terus! Lampunya sudah hijau sampai kagak tahu ....lihat apaan?!"

Dafa tersipu malu. Lalu dia melakukan mobil ya dan menoleh ke arah Chika yang melotot padanya.

*

*

Dewi sampai dirumah nya lebih dulu. Dan ketika akan masuk, dia melihat mobil Dafa memasuki halaman rumahnya.

Dewi yang akan masuk rumah menjadi urung dan malah menyeberang jalan dan menghampiri mobil Dafa.

"Astaga! Apa yang Dewi lakukan? Ngapain pakai kemari segala?"

Chika yang awalnya mau turun terpaksa sembunyi di didalam mobil dan Dafa menggelengkan kepalanya melihat kelakuan istrinya itu.

Ehem!

"Hai Mas Dafa...." sapa Dewi sopan dan ceria.

"Ehm...hai juga..."

"Baru pulang?" tanya Dewi sambil tersenyum manis.

"Eh, iya....kamu dari mana?" Dafa pura-pura tidak tahu.

"Masa nanya aku dari mana? Kan aku masih kuliah...Aku baru pulang kuliah..." kata Dewi.

"Ohh ya...aku lupa!"

Didalam mobil Chika mengumpat kesal dalam hati. "Dasar wanita ini! Baru juga satu hari jadi tetangga sudah sok dekat seperti ini? Ngapain bukannya langsung masuk ke rumah? Malah keluyuran kerumah tetangga! Tidak sopan!"

"Ayaaaaah......" Adam keluar dan bingung saat melihat hanya ayahnya seorang diri.

"Mana mamah?"

"Mamah....ehm...Tante...Tante...belum pulang." kata Dafa yang kebingungan. Chika yang memintanya agar mengatakanya jika dia adalah seorang duda.

Apa yang harus dia katakan sekarang? Dia sendiri bingung. Jika dia bilang sudah punya istri, maka dia harus mengenalkan nya. Jika dia bilang duda, Chika akan selamat dari ejekan teman-temannya.

"Tante....kok.....jadi Tante...." Adam kebingungan.

"Sudah...sana masuk dulu sama Nanny, nanti Ayah akan menyusul," kata Dafa agar rahasianya tidak terbongkar karena Adam.

Dalam hati....Dewi merasa senang karena ternyata Dafa seorang duda seperti sangkaannya.

"Ehm...sudah ya. Aku pulang dulu. Ngga enak, jadi mengganggu.."

"Eh...iya...." Dafa lalu mengangguk dan menatap Dewi hingga dia masuk kedalam rumah.

Bagus! Tatap saja terus pinggulnya itu! Nanti biar aku kasih pelajaran!

Chika segera keluar dengan gigi yang gemeretak karena melihat Dafa yang menatap Dewi sangat lama.

Ehem!

Dafa kaget mendengar Chika berdehem.

"Ohh... syukurlah dia cepat pulang. Jika tidak, kau akan kepanasan didalam mobil," kata Dafa dan akan merangkul Chika.

"Off. Tunggu! Katakan...apa yang kau lihat tadi sampai kau menatapnya sangat lama dan tidak berkedip? Kau pikir aku tidak tahu? Aku melihatnya dari dalam mobil," kata Chika kesal dan menepis tangan Dafa.

"Kau cemburu lagi padanya? Jika begitu, kenapa tidak berterus terang saja. Katakan jika kita sudah menikah dan aku adalah suamimu. Sehingga tidak akan ada wanita lain yang mencoba merayuku..."

"Ck, merayu...jadi...kau sangat senang dengan kata-katanya yang manis?"

"Sudahlah. Sudah berapa kali kita harus berdebat hanya karena gadis itu. Dari caranya berpakaian, caranya berjalan, caranya berbicara, semua membuat kamu marah-marah tidak jelas. Kepalaku pusing.....aku mau masuk dan istirahat...." kata Dafa lalu meninggalkan Chika yang kesal.

"Hai tunggu! Aku belum selesai bicara!"

Chika nampak kesal karena tidak di ladenin oleh Dafa.

"Mamaaaaaahhhh!" Ada justru berlari senang melihat Chika masuk dari pintu depan.

"Kok ada dirumah? Tadi ada dimana?" Adam kebingungan. Tadi ketika ayahnya ada di luar, dia tidak melihatnya.

Chika tertegun.

"Ehm....mamah.....sem....bu..." oh tidak. Masak aku bilang aku sembunyi didalam mobil.

"Mamahmu main petak umpet..." jawab Dafa dari tangga.

Bab 3 Simalakama

Chika menyisir rambutnya dengan cepat dan hari ini dia akan berangkat lebih pagi dari biasanya. Dia ingin datang sebelum Dewi membuat masalah di pagi hari itu.

"Mas, buruan. Aku ingin berangkat pagi hari ini,"

"Tapi sekarang baru jam 5.30," Dafa melihat jam di tangannya.

"Aku juga sudah mengemas sarapanmu. Kamu sarapan di kantor saja ya. Aku juga akan sarapan dikampus," kata Chika dan segera mengambil tas berisi makanan dan akan memasukkanya di mobil. Namun seketika, dia terkejut ketika melihat Dewi akan berjalan ke arah rumahnya.

"Astaga. Ngapain dia pagi-pagi datang kemari?"

"Ini...ini untukmu. Makan di kantor saja. Aku...akan sembunyi...Dewi sedang menuju kemari," Chika dengan tergesa-gesa memberikan kantong itu untuk suaminya. Dia lalu masuk ke kamar diruang tamu.

"Hai Dafa...." sapa Dewi karena pintu depan rumah Dafa sudah terbuka. Nanny sedang menyapu halaman dan mempersilahkan Dewi untuk masuk kedalam.

Dafa terkejut lalu menoleh.

"Hai...."

"Oh ya. Apa aku bisa berangkat bareng ke kampus. Kebetulan aku tidak dijemput hari ini. Sopir papahku lagi sakit. Dan aku....bisa terlambat. Bukankah kamu bilang arah kita sama?"

Dafa nampak berfikir dan menahan nafas sejenak.

"Baiklah."

"Kamu bisa tunggu diluar, aku akan mengambil tas kerjaku dulu,"

Dafa lalu masuk ke kamar dimana Chika bersembunyi.

"Kamu pergilah dengannya. Aku bisa naik taksi. Mau bagaimana lagi. Aku tidak bisa satu mobil dengan kalian, aku belum siap," kata Chika dan Dafa mengangguk. Dia lalu mencium kening istrinya.

Aku tidak mengerti apa yang kamu pikirkan dan inginkan. Semuanya jadi seperti ini karena kamu ingin kita menyembunyikan status pernikahan ini, batin Dafa.

Dafa lalu berangkat bersama Dewi yang numpang mobilnya. Nannyi yang baru saja selesai menyapu kaget saat menatap bosnya tertinggal.

"Aduh non Chika...bapak baru saja berangkat. Non ketinggalan. Non apa ngga berangkat bareng Bapak?" Nanny kebingungan.

"Ngg...nggak. Aku berangkat naik taksi saja," Nanny nampak bingung. Tapi dia juga tidak mau bertanya dan kepo masalah majikannya.

Chika duduk di meja makan dan membuka nasi yang tadinya akan dia bawa ke kampus.

"Dasar wanita itu. Ada saja alasannya untuk mendekati Mas Dafa," sungut Chika dengan kesal.

Terpaksa dia sarapan dirumah dan niatnya untuk menghindari gangguan Dewipun gagal. Dia berangkat seperti biasanya. Dan ketika sampai di gerbang, bertemu dengan Aldo yang menunggunya.

"Hai Chika...tumben ngga dianter?" tanya Aldo ketika melihat Chika turun dari taksi.

"Bukan urusanmu! Pergilah dari hadapanku!" kata Aldo dan menggeser kakinya ke kanan dan membiarkan Chika lewat.

Pasalnya, tadi Aldo melihat Dewi keluar dari mobil Dafa. Diapun bingung bagaimana hal ini bisa terjadi.

"Hai Al!" Sapa Dewi ketika Aldo lewat di depannya.

"Duduk sini!" Dewi menggeser duduknya.

"Hari ini aku seneng banget!"

"Kenapa? Dapat undian?" tebak Aldo.

"Pokoknya...aku senang banget. Kamu tahu ngga? Tadi pagi aku berangkat bareng tetangga depan rumahku. Dia kan duda. Tapi entah kenapa sejak pertama melihatnya, aku langsung jatuh cinta padanya..." kata Dewi berkelakar dipagi hari dan mencurahkan rasa bahagianya.

"Apa!? Duda!?" Aldo yang sedang mengunyah permen karet hampir tersedak karena mendengar jika Dafa adalah seorang duda.

"Iya. kamu tahu ngga? Laki-laki yang kamu lihat tadi itu. Dia rumahnya persis didepan rumah aku. Dan...aku tidak melihat istrinya jika memang dia punya istri. Dia juga bilang kalau dia duda padaku,"

Deg.

"Jadi....dia bilang padamu kalau dia itu duda?" Aldo lebih terkejut lagi.

Apa Chika dan Dafa tidak jadi menikah?

Apa Dafa tidak menikahi Chika karena dia sudah tidak perawan lagi?

"Hush! Kok malah melamun? Memangnya kamu kenal sama pria itu?"

"Siapa? Dia? Ngga lah. Gue ngga kenal? Emang dia aktor atau orang hebat hingga semua orang harus mengenalnya..." Aldo nampak kesal jika ingat pada Dafa yang sudah membuat wajahnya babak belur.

Chika lewat depan Aldo dan Dewi. Dia pura-pura tidak melihat dan malas menegur mereka.

Tiba-tiba, Dewi iseng dan merentangkan kakinya kedepan, hingga membuat Chika terjungkal di hadapannya.

"Oouuufff maaf...aku tidak tahu kalau kamu akan lewat...apakah kau tidak papa?" Dewi pura-pura menolong Chika.

"Lain kali, aku akan membalasmu," gumam Chika lirih, Aldo menolongnya berdiri.

"Kamu tidak papa?" Aldo meniup lututnya.

"Apa yang kamu lakukan? Aku tidak papa," Chika kesal karena Aldo memegang dirinya dan meniup lututnya yang kemerahan.

Chika segera melepaskan pegangan Aldo dan masuk ke kelas.

"Apa yang kamu lakukan? Kenapa membuatnya jatuh?" Aldo menatap marah wajah Dewi.

"Heh! Aku melakukan semua ini agar kamu menjadi pahlawan nya. Dasar!" Dewi kesal karena Aldo tidak mengerti triknya untuk membuat Chika kembali jatuh cinta pada Aldo.

"Ohh. Sorry. Kenapa tidak bilang dari tadi?"

"Ck, dasar bunglon!"

"Apaan!"

"Sudahlah! Lebih baik tidak tahu artinya!" Dewi melenggang dengan kesal karena Aldo dia anggap bodoh dan tidak tahu tujuannya membuat Chika jatuh dihadapannya.

Sampai didalam kelas. Dewi memberikan plester pada Chika.

"Maaf soal barusan. Aku tidak sengaja," kata Dewi dan Chika menerima plester itu karena lututnya perih.

"Kau butuh obat merah?"

"Tidak perlu, cukup sedikit menjauh dariku. Itu sudah membantuku," kata Chika sinis.

"Eh...apa?" Dewi menatap tajam wajah Chika.

Dasar gadis aneh! Sudah di bantu malah sombong!

Pulang kuliah...

"Chika...kamu tidak dijemput? Kalau begitu, bagaimana jika aku mengantarmu pulang?"

"Tidak perlu! Aku bisa pulang sendiri!"

Kali ini Chika meminta Dafa untuk tidak menjemputnya. Dia tidak ingin terjadi hal seperti kemarin atau ada salah satu temannya yang curiga padanya jika dia sudah menikah di usia muda. Entah kenapa ada rasa malu jika dia harus mengakui sudah menikah di usia semuda ini.

Aldo semakin yakin dengan apa yang Dewi ucapkan tadi pagi.

Jangan-jangan mereka tidak jadi menikah. Waktu itu, Dafa pasti hanya menggertakku saja. Setelah tahu jika aku yang menodai calon istrinya, maka dia memutuskan untuk menggagalkan pernikahan mereka.

Chika...sudah kubilang jika kita ditakdirkan untuk bersama. Sayangnya...kamu seperti merpati. Kelihatan jinak namun sulit sekali aku tangkap kembali.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!