NovelToon NovelToon

Illusion Various Love

Chapter:1

Hai, nama ku amanda. umurku 23 tahun dan hobiku setiap saat yaitu membaca berbagai buku dari novel hingga komik. aku pun juga suka mendengar musik jika kalau waktu luang , dari handphone, speaker maupun radio dll.

Ini adalah hari yang cerah untuk nongkrong bersama teman- teman, tapi lebih tepat-nya aku agak sibuk nih.yah hitung hitung juga bisa dibilang nongkrong juga sih, tapi lebih menghabiskan waktu ke pelajaran.tugas sekolah semakin hari semakin menumpuk saja, yah karena ada tugas yang di berikan pak tito kepada kami.

Seluruh kelas di bagi menjadi enam Kelompok yang dimana per kelompok ada lima tiap kelompok, tapi ada sebagian kelompok lebih dari lima.tentu itu pasti jika sebagian kelompok, dimasukan bersama orang yang akrab bersama kita.tapi untungnya, aku dimasukan bersama teman teman ku .

"Ahhh betapa beruntungnya aku bukan, apakah ini kebetulan atau ini yang di kehendaki oleh Tuhan," kata Amanda sambil melihat perlengkapan apa yang ia bawah nantinya.

"Bodoh amat lah," Amanda menggeleng kepala memikirkannya dan mengambil handphonenya yang berada di atas meja.

"Amanda Mengechat temannya sejak ia masih kecil, namanya lestie dari namanya aja dah cantik, baik lagi bukan. tapi yah itu menurut ku sih, karena dialah yang terbaik.tapi bagi yang lain nih yang tak lain sedang membaca, udah The best deh love you all,"ucap Amanda.

Yah, kami bukan seperti teman biasa saja melainkan sudah seperti adik ber-kakak. aku dan lestie bertemu saat kami berpapasan di taman bermain saat masih kanak kanak, saat itu kami masih berusia 5 tahunan .

Amanda mengechat lestie yang dimana pesan berisi. les, kamu dimana. apakah kamu sudah sampai. tempat biasa yah, kita ngumpul hari ini untuk mengerjakan kerja kelompok yang di berikan pak tito.

"Oke sudah," Amanda pun memasukan handphone ke dalam tas ransel sekolah, lalu Amanda membuka balik tas ransel untuk memastikan apakah sudah semua. Buku, leptop, pensil, pulpen, penghapus, karton dan pas, semua sudah. Ucap Amanda.

Aku pun menutup balik tas ransel itu, "Oke sekarang aku harus berangkat sekarang juga atau aku akan telat". Ucap Amanda sambil menuruni anak tangga.

Amanda keluar dari kamar sambil melihat jam di pergelangan tangannya dan Amanda pun buru buru menurunin anak tangga untuk menuju pintu keluar.

Tapi, belum sempat Amanda memegang Knop pintu keluar. ada yang memanggilnya dari arah belakang.

"Suara itu," Amanda pun berbalik badan dan mendapati sosok yang ia sayangi di hadapannya, yang baru saja keluar dari arah dapur.

"Amanda," nenek syakina memanggil Amanda yang hendak ingin membuka pintu .

"Yah nek," Amanda menaikan alis matanya karena kebingungan.

"Bahan bahan sebagian di lemari es untuk membuat kue sudah habis," ucap nenek syakina.

"Apa kamu bisa belikan tepung roti, Dan tiga butir telur ayam, barang yang nantinya untuk membuat kue kurang, di dalam lemari es," ucap nenek syakina kepada Amanda.

"Owww itu yah, " Amanda menggaruk garuk kepalanya yang tak terasa gatal sama sekali.

"Maaf Nek, Amanda lupa membelikan keperluan barang buat kue/ barang kebutuhan sehari-hari," ucap Amanda yang dimana merasa bersalah terhadap nenek syakina.

"Yah hampir semua habis bukan," nenek syakina langsung memberi komentar atas kecerobohan yang cucunya lakukan.

Ini nenek ku nama Syakina, nenek membuka sebuah tokoh kue yang tak jauh dari rumah kami. Nenek ku juga gila gila akan kerja, karena hobi nenek juga terkait yaitu membuat adonan kue.

"Maaf Nek," Amanda pun menunduk kepala, karena takut terkena amarah dari nenek syakina.

"Ya sudah tak apa apa, tapi lain kali jangan di ulang lagi," ucap nasehat nenek syakina terhadap Amanda.

"Oke nenek ku tersayang," Amanda pun langsung menaikan kepalanya melihat nenek syakina.

"Terimakasih, kalau gitu amanda pamit pergi dulu ngumpul kerja kelompok sama teman teman," pamit Amanda sama nenek syakina.

"Yah boleh setelah belikan dulu barang yang di butuhkan," ucap nenek syakina yang melihat Amanda hendak pergi.

"Aku seketika cemberut mendengar respon dari perkataan nenek, padahal kios-nya tak jauh dari rumah itulah nenek ku," batin Amanda.

"Tapi Nek", Amanda mendengar itu langsung mersepon ingin menolak.

"Hmmm," nenek syakina menatap cucunya.

"Dari cara nenek menatap diriku sudah tidak bisa terbantahkan, gak bisa mundur sama sekali dan di bujuk pastinya gagal, yah harus di jalanin bukan," batin Amanda dengan gusar.

"Baiklah nek, Amanda pamit dulu," Amanda pun langsung mengiyakan saja permintaan neneknya, jika ia tolak bisa panjang lebar deh.

Amanda pun keluar pintu dengan lesu menuju kios terdekat, dalam perjalan yang tak lain di tengah jalan Amanda menabrak seseorang. barang yang pria itu bawa pun terjatuh akibat bertabrakan satu sama lain.

"Ah maaf, "Amanda pun langsung membungkuk kan badan ke bawah untuk membantu barang yang pria bawah itu jatuh .

Satu persatu dari buku yang di ambil Amanda dan pria itu pun selesai, Amanda pun memberi hasil buku yang ia kutip pada pria asing itu.

"Terima kasih," pria asing itu pun mengambil buku buku yang Amanda itu sodorkan pada pria asing itu.

"Sama sama," Amanda pun tersenyum pada orang itu.

"Lagian kan, aku yang menabrak mu dan sudah seharusnya aku membantu mu untuk itu bukan," ucap Amanda kepada pria asing yang gak di kenalnya.

"Walau aku sedang terburu buru sih, tapi tetap aku harus membantunya bukan,"aku berbicara sendiri dalam pikiran.

"Yah tak apa," pria itu pun menjawab respon perkataan Amanda.

Amanda melirik semua buku buku yang pria asing itu pegang."sepertinya aku baru sadar kalau buku buku yang kau bawa mengenai lagu, dari piano, sampai note musik". Ucap Amanda terhadap pria asing itu.

"Apa kau penggemar seorang idol musik , atau menyukai musik," Amanda bertanya terus menerus sampai pria asing itu tak bisa berkata kata.

"Apakah itu jadi rutinitas sehari hari mu," tanya Amanda antusias. Tanpa sadar Amanda pun meraih satu buku yang pria asing itu pegang, buku itu berisi tentang sebuah piano.

"Apakah terlihat sekali," tanya pria asing itu pada Amanda.

"Tentu saja," jawab Amanda yang masih asik mengamati buku yang ia ambil dari tangan pria asing itu.

"Dari cara mu mengumpulkan semua buku ini, sudah pasti kau sangat menyukai musik kan," tanya Amanda penasaran pada pria asing yang ada di hadapannya.

"Iya," jawab pria asing mendengar respon dari Amanda, tanpa ia sadari seulas senyuman pria asing itu terbentuk.

"Apakah kau juga menyukai musik," tanya pria asing kepada Amanda.

"Kalau bisa di bilang sih, iya," kata Amanda yang tiba tiba ada perasaan aneh di dalam dirinya.

Amanda melihat kembali jam yang melinggari di pergelangan tangan kirinya, what bisa dimarahin aku sama nenek di tambah kerja kelompok."Waduh kenapa aku pake ngobrol segala menghabiskan menit menit berharga ku sih," celetuk Amanda pada dirinya sendiri.

Aku memukul kening karena saking begonya diriku. "Aww," Amanda memegang kening yang ia pukul sendiri .

"Sakit banget," celutku Amanda.

Amanda pergi meninggalkan sosok itu berjalan, berjalan dan terus berjalan menuju sebuah kios.

"Huftt,Capek juga yah," Amanda mengibas ngbiaskan tangannya menggunakan buku karena kegerahan.

"Ah," Amanda melihat buku yang ia pegang.

"Bukannya ini buku orang yang ku ambil tadi yah, haduy amanda. amanda

kenapa kau begitu ceroboh sih, mau balik lagi gak mungkin. Karena, entah iya orang itu ada di sana masiaan . lagian waktu ku mempet banget sekarang," omel Amanda.

"Tahu ah, lagian aku dah hampir sampai," Amanda pun berjalan menuju kios sambil membawa buku itu yang ia rampas dari pria asing di tengah jalan.

Setelah berjalan cukup lama dalam omongan amanda tak jelas,akhirnya Amanda sampai ke tempat tujuan yaitu kios.

Amanda melangkah kan kakinya menuju ke kios terkecil tempat biasa Amanda dan nenek syakina berbelanja kebutuhan sehari hari.

Setiap dari langkah , Amanda melihat orang orang berbelanja. ada yang membeli cabe, ikan, sayur sampai menawarkan harga.

"Berisik juga yah. uh, begitu lah orang orang yang sedang berbelanja. tapi gak biasanya ramai gini. aku sepertinya di kasih cobaan 2× lipat hari ini, kepada sang pencipta," celetuk Amanda.

Amanda pun sudah sampai di kios tempat kami sering berbelanja, Amanda langsung memanggil bibi dina.

Bibi dina menjadi tempat kami tetap membeli keperluan sehari hari, ia juga sahabat dari nenek syakina.

Chapter:2

"Bi, beli tiga butir telur ayam sama tepung terigunya yah bi," ucap Amanda.

"Oh nak Amanda rupanya bibi kira siapa, bentar yah bibi ambilin dulu," ucap Bibi dina pada Amanda.

"Oke," ucap Amanda.

Bibi dina itu pun mengambil dari telur dan tepung yang di pesan oleh Amanda, lalu Bibi dina itu kembali dengan sekantung pelastik hitam.

Di sisi lain, ada dua orang yang sedang bersiap siap untuk pergi.

"Bentar na-apa, maunya cepat cepat banget," ucap permpuan yang sehabis keluar dari kamar mandi.

"Tahu ah, kau lelet banget coba lihat dah jam berapa sekarang," cibir pria itu kepadanya.

"Yah, yah... yah bawel, bentar lagi nih siap namanya perut gue sakit," kesal perempuan itu, dia langsung mengambil tasnya.

"Uh, gasar cowok gak punya hati, lihat na-apa gue lagi sakit perut tahu nya cepat cepat. Gak ada otak sumpah mau gue hancurin tuh benda yang ada di otak tak bergunanya," celetuk perempuan itu.

Di tempat Amanda yang sedang menunggu pesanannya yang tak lain di kios.

"Sambil nunggu aku mendingan pesan ojek online dulu deh, daripada mempersita waktu ber menit menit .kan terbuang buang sia sia," Amanda merogoh kantung celananya utuk mengambil headphone yang berada di saku celananya, lalu Amanda pun segera memesan situs oJek online.

"Sudah selesai," Amanda pun mengantongi kembali handphonenya kedalam saku celana

"Nah ini," Bibi dina menyodorkan sekantor palastik hitam yang berisi telur sama tepung terigunya yang Amanda pesan.

Amanda pun mengambil sekantung plastik yang berisi pesanannya tadi, yang tak lain di sodorkan kepada Bibi dina ke arahnya.

"Berapa semuanya bi," ucap Amanda pada Bibi dina.

"Kalau di total semua jadi dua puluh lima ratus perak nak amanda," ucap Bibi dina mendengar respon dari Amanda.

"Oh, bentar yah bi aku ambil dulu uangnya," Amanda pun membuka relesleting tas ransel, lalu Amanda pun mengambil uang sekitar lima puluh ribuan yang berwarna biru.

Amanda menutup balik Resleting tas ranselnya, lalu ia sodorkan uang yang ia ambil barusan kepada bibi dina.

"Bentar yah bibi kembalikan dulu uangnya," Bibi dina mengambil uang yang Amanda itu sodorkan kepada dirinya.

"Baiklah bi," ucap Amanda pada Bibi dina.

Tak lama kemudian pun Bibi dina itu datang, membawa uang kembaliannya.

"Nih nak Amanda kembaliannya," Bibi dina menyodorkan kembalian uangnya kepada Amanda.

"Makasih bi," Amanda mengambil uang kembalian yang bibi dina kasih ke arahnya.

"Sama sama," ucap Bibi dina.

Bagaimana kabar nenek mu," tanya Bibi dina kepada Amanda.

"Seperti biasa, sehat bi," ucap Amanda.

"Ooh bagus lah kalau begitu, ucapkan salam dari bibi ke nenek mu yah," ucap Bibi dina.

"Sip deh bi, kalau gitu Amanda pamit duluan yah bi," pamit Amanda kepada Bibi dina.

"Yah, hati hati," ucap Bibi dina, yang melihat Amanda sudah meninggalkan kiosnya.

Setelah membeli barang belanjaan kebutuhan nenek untuk membuat kue amnda pun bergegas pulang, tapi sebelum itu.

***

Di tengah jalan, untuk memastikan Amanda melihat apakah orang itu masih ada.yah untuk mengembalikan buku yang ia ambil sembarangan pada pria asing itu.

Amanda celengak celinguk melihat sekitar jalanan yang ada seperti biasa, "tapi dimana dia yah??."

"Ah bodoh, pastinya sudah pergi," ucap Amanda yang merasa kalau dirinya makin lama makin bego.

Amanda merutuki dirinya yang bodoh, sudah puas mencari tanpa hasil Amanda pun kembali ke rumah. taka lama kemudian pun Amanda sudah sampai ke rumah.

"Ah, akhirnya sampai juga," ucap Amanda yang sudah berada di depan pintu.

"Letih banget gue". Amanda pun membuka Knop pintu dan masuk kedalam.

Aku pulang...Nek," panggil Amanda mencari keberadaan neneknya.

"Kok kosong sih," gumam Amanda, melihat sekitar rumah.

Amanda pun menuju kearah dapur untuk mencari keberadaan nenek syakina. setelah sampai ke dapur Amanda pun lalu meletakkan barang belanjaan yang tak lama ia beli barusan di atas meja makan

"Nek"... Amanda memanggil sekali lagi, tapi tak ada sahutan dari nenek syakina.

Amanda pergi meninggalkan dapur dan langkah kakinya menuju ke arah kamar nenek syakina.

Ceklek Amanda pun buka pintu kamar nenek syakina,lalu ia lihat kamarnya kosong. Ia tutup kembali pintunya, lalu Amanda menuju ke ruang tamu tapi sama saja hasilnya nihil tidak nampak keberadaan nenek syakina sama sekali.

Dimana nenek yah kok sepi banget," ucap Amanda, yang merasa lelah.

Kan ini hari minggu gak mungkin kan ke tokoh," ucap Amanda yang kebingungan.

Amanda lihat jam yang melingkari pergelangan tangannya, "What adu mempet banget sih jam gak bisa apa bekerja sama dikit aja uh...," kesal Amanda.

Amanda pun mengetik pesan pada Sahabatnya yang berisi. aku telat nih guys, bentar lagi sampai kok, sorry banget kalau udah pada ngumpul.

Lalu balasan chtan pun tiba: Baik, gak papa hati hati di jalan gue juga baru jalan nih hihihi.

Lalu Amanda pun membalas chtannya: Sama dia.

Ting, notif chtan mu muncul tak lama seolah manda mengirim chtan kepada sahabatnya.

Yoi, seperti biasa. tenang aja bukan cuma loh yang telat amanda aku juga sepertinya akan telat, lumayan macet nih jalan raya.

Lalu Amanda pun ketik balik: Ah benaran?, Okelah kalau gitu aku off dulu mau lanjut ke sana ngumpul.

Amanda memasukan handphone yang ia pegang kedalam saku celananya, dan Amanda tanpa sadar menghela nafas.

Tak lama kemudian nenek syakina pun pulang dan masuk ke dalam rumah.

Nek, nenek darimana aja," ucap Amanda yang melihat neneknya menghampiri.

"Ke tetangga sebelah nganterin pesanan kue," ucap nenek syakina kepada Amanda.

"Oh, gitu kupikir kemana nenek," jawab Amanda.

Yah ini nenek ku tetap bekerja walau hari minggu, yah bisa di bilang nenek ku gila gila kerja dih, terlihat jelas karena kesukaan nenek adalah membuat adona kue.

"Di depan rumah sepertinya ada ojek nunggu tuh," ucap nenek syakina kepada Amanda, ia yakin pasti cucunya yang memesan.

" Apa kau mesan ojek Amanda," tanya nenek syakina memastikan.

"Oh, dah datang pesanan ku yah," gumam Amanda.

"Iya nek, kalau gitu Amanda pamit pergi dulu," ucap Amanda.

"Yah, hati hati di jalan," ucap nenek syakina terhadap Amanda.

"Oky nek," ucap Amanda, ia pun membuka pintu. tapi belum lama aku pun berbalik badan berlari kecil ke arah nenek syakina.

Amanda pun menciun pipi nenek syakina dan segera menunju ke pintu.

***

Amanda pun melangkah kakinya menuju pintu, dan ternyata benar yang nenek syakina katakan. Ojek online yang ia pesan, nyatanya memeng sudah tiba.

"Apakah Ojek online ini dah nunggu lama". batin Amanda yang merasa tak enak hati.

Chapter:3

"Apakah Ojek online ini dah nunggu lama". Aku membantin.

"Kalau iya, kan gak enak hati aku-Nya

sudah sesuai jam malah aku yang gak tepat waktu. aku tahu banget, bagaimana rasanya nunggu di cuaca terik yang panas ini. Ih...Membayangkannya saja sudah kayak gini, apalagi mengalaminya lagi," pikir Amanda.

Ku singkirkan pikiran ku, lalu Amanda menuju ke arah pak Ojek.

"Apa??, Dengan atas nama Amanda". Pak ojek melihat gadis yang menghampiri ke arahnya.

"Ya, pak," ucap Amanda.

"Baiklah". Pak ojek, menyerah kan helm kereta kepada gadis itu.

"Terima kasih pak". Amanda, mengambil helm berkuran kecil tapi tidak terlalu kecil amat pas alh dikepala ku yang disodorkan pada pak ojek.

"Apakah bapak sudah nunggu lama??," tanya Amanda.

"Tidak, baru saja sampai," ucap pak ojek melihat kekhawatiran gadis yang ada di hadapannya.

"Ooo," ucap Amanda.

Amanda pun menaiki kursi penumpang belakang kereta, Kereta pun melaju ke jalan raya, benar yang dikatakan melena. Jalan raya hari ini padat sampai gak bisa bernafas, menurut Amanda.

"Kita, ngambil jalan pintas saja yah". Tanya pak ojek memastikan pada gadis itu.

" Iyah pak," ucap Amanda.

"Wah, benar yang dikatakan jalanan hari ini padet, kira kira ada apa yah??," ucap melana kepada diri sendiri.

"Hari ini ada kecelakan lalu lintas". Pak ojek mendengar lontaran kata yang di ucapkan oleh gadis itu, lalu ia pun menjawabnya.

"Makanya kita ngambil Rute jalan yang gak terlalu padet," ucapnya lagi pada Amanda.

"Yah gak masalah, yang penting cepat sampai". Ucap Amanda, yang ia pikirkan adalah sampai ke tempat tujuan dengan tepat waktu.

Tak lama kemudian, Amanda pun sampai ke tampat tujuan yang sudah di janji kan oleh teman teman kelompoknya. Amanda turun dari kereta dan melepaskan helm yang ada diatas kepalanya.

"Makasih yang bang". Amanda memberikan helm yang tak lama ia pakai dan Amanda lepas helm itu, dan ia berikan kepada tukang ojek itu.

"Oke, sama sama". Pak ojek pun menjawab perkataan gadis itu.

***

"Akhirnya sampai juga". Amanda melihat jam di pergelangan tangannya.

Amanda segera melangkahkan kaki ia menuju sebuah kafe kecil nan mungil.

"Untung saja, sepertinya belum telat-kan?!," ucap Amanda melihat bangunan cafe kecil yang ada di hadapannya, ia pun masuk ke dalam cafe, Amanda celangak celinguk mencari tempat duduk yang pas menurutnya.

"Nah itu sempurna".... setelah Amanda memastikan pas lalu ia pun menuju meja yang berdekatan dengan jendela yah hitung hitung bisa lihat kendaran yang berlalu lalang.

"Sepertinya mereka belum pada datang deh??," ucap Amanda yang duduk di bangku, sambil melihat sekitar cafe. lalu Amanda mengeluarkan laptop dan sebagian perlengkapan yang ia bawah dari rumah diatas meja yang ia tempatin sekrang.

Amanda membuka/ menghidupkan laptopnya, lalu tangan jari lentik ia mulai menelusuri web demi web yang Amanda kunjungin kemudian ia mencatet nya dibuku.

"Amanda".... Lelaki misterius memegang pundak gadis itu dari belakang punggungnya.

Seketika Amanda buyar dari tatapan maupun jari ia terhenti. Ada yang memanggil ku dari arah belakang ku. Amanda pun pun langsung menoleh ke arah belakang dan mendapatin sosok orang yang ia kenal.

"Alvin," ucap Amanda yang melihat temannya Alvin yang sedang tersenyum jahil terhadap dirinya.

Ini Alvin dia teman ku yang paling nyebelin, umurnya 23 tahun tak beda jauh dari umur Amanda, hanya beda beberapa bulan. Hobi dan kemampuannya adalah bermain basket dan menghacker. Kebiasaannya sehari hari ngeledekin teman² , ia jago dalam meracik beberapa resep kopi.

"Kau mengagetkan ku saja tahu." ucap Amanda menganggap dadanya yang masih kaget, aku pun berpura pura marah dan cemberut pada Alvin.

"Ah, maaf lagian sih kau fokus banget sama kerjaan mu di laptop," ucap Alvin yang gak merasa bersalah terhadap teman di hadapannya.

"Jadi membuat marah mu dikit deh," ucap Alvin sambil membuat jari kelingking seperting sendok gula.

"Uh...kau yah alvin," ucapan Amanda yang kembali fokus beraktivitas mencatat yang ada di atas layar laptopnya.

"Healah, gue di cuekin," ucap alvin, yang merasa bersalah tapi kayaknya sih gak.

"Kata yang lebih tepat luh di kacangin sama gue". Amanda berbicara tanpa menoleh sedikit pun pada alvin, fokus ia hanya tertuju pada layar laptopnya.

"Dih, marah yee." Ucap alvin yang mulai jahil kembali.

"Gak". arah mata dan tangan Amanda masih asik fokus menulis.

"Ooo," ucap alvin.

"Katanya gak marah tapi gue di cuekin nih," batin Alvin

"Eh, jangan marah aku buatin minuman yah," tawar Alvin, ia jera jahilin temannya amanda.

Gratis," ucap Amanda yang mulai menoleh melihat wajah sahabatnya alvin.

"Ah, gak lah bayar". Ucap alvin, yang mendengar kata temannya Gratis, Tentu saja ia menolak.

"Uh, dasar pelit". batin Amanda.

"Aku pesan Es Teh aja," ucap Amanda yang dimana ia kembali fokus terhadap layar laptopnya.

"Sedikit amat, biasa kau paling rakus???," tanya alvin pada Amanda.

"Setara gue lah, kan mulut mulut ku," jawab Amanda ketus.

"Ya, ya lah...setara loh". Ucap alvin yang melihat Amanda sudah kesal dengannya.

"Eh, mana yang lain belum pada datang?!," tanya alvin.

"Kau gak bareng pergi sama mereka??," ucap alvin lagi.

"Dan Lestie, biasa kau kan pergi sama dia??," tambah alvin.

"Gak tahu Aku, kupikir Lestie udah pergi duluan. Kenapa sih kau cerewet vin, sampai aku bingung yang mana mau ku jawab." Kesal Amanda.

"Yah, hanya tanya. Mungkin, mereka dalam perjalanan. Tapi masa sih lama," tanya alvin.

"Yah mungkin aja, lagian jalan raya

tadi rame tentu pasti lama melewatinya". Ucap Amanda.

"Terus kenapa kau cepat banget sampenya gak mungkin terbang kan??," tanya alvin.

"Ngaco kau Vin, mana ada aku punya sayap kau pikir aku malaikat," ucap Amanda.

"Yah, terus apa?!," tanya alvin yang pura pura gak tahu.

"Pake ilmu goib". Jawab Amanda.

"Who...Keren abis". Puji alvin.

"Astaga aku pake jalan pintas Vin,

kau ini bisa bisa aja berfikir begitu". Ucap Amanda memutar bola matanya.

"Eh, sorry," ucap alvin.

"Emang ada apa sampe rame gitu jalanannya, kan tumben?!," tanya alvin lagi.

"Ini bocah, banyak banget pertanyaannya, sampai jera gue," batin Amanda.

"Terjadi kecelakaan Vin". Jawab Amanda yang menahan amarah yang terkumpul di hatinya.

"Terus, bagaimana si korban kecelakaan-Nya apakah selamat???," ucap alvin.

"Gak tahu aku Vin," ucap Amanda, sabar Amanda timpalnya.

"Lah kok loh, gak tahu si Amanda?!, tanya alvin.

"Yah, mana gue tahu, emang aku chenyang apa tahu segalanya," ucap Amanda dengan nada kesal.

"Habisnya sih kau ngomong setengah-setengah". Ucap alvin.

"Uhmm," ucap Amanda.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!