Di rumah sakit Citra, seorang wanita tengah berjuang untuk melahirkan. Rasa sakit yang mendera membuatnya hampir putus asa. Dokter dan perawat yang mendampingi mencoba memberikan semangat agar Dara tak menyerah.
Dengan satu tarikan nafas panjang, Dara sekuat tenaga mengejan di sisa tenaganya dan akhirnya berhasil mengeluarkan bayi yang selama sembilan bulan ada dalam perutnya.
Disisa-sisa tenaganya Dara menangis terisak, Ia benar-benar menyesali keputusan yang sudah dia buat, setelah dia merasakan betapa beratnya perjuangan seorang wanita untuk melahirkan buah hatinya, Namun Dara tak bisa berbuat apa-apa lagi, kesepakatan sudah ia buat dan sekarang bayi yang baru saja di lahirkan akan menjadi milik orang lain.
Selesai proses melahirkan, Dara dipindahkan ke ruang pemulihan, dan dibiarkan untuk mengistirahatkan tubuhnya yang lelah.
Setelah dirasa sudah cukup memberi waktu Dara untuk istirahat, seorang wanita masuk dengan membawa anak yang baru di lahirkan Dara.
"Ini sisa uang yang aku janjikan setelah kamu melahirkannya," ucap Dewi.
Dara hanya bisa melihat bayi yang baru saja ia lahirkan berada di dekapan wanita lain.
"Izinkan aku melihat anakku sekali saja, aku ingin melihat wajahnya," ucap Dara yang penuh dengan penyesalan atas apa yang dia lakukan, menjual rahimnya untuk melahirkan seorang anak dari pasangan suami istri hanya demi uang, tanpa memikirkan kejadian ini akan terjadi, ia melahirkan seorang bayi tapi tak bisa lihat wajah bayinya bahkan untuk sedetik saja.
"Jangan harap kamu bisa melihatnya, tugasmu sudah selesai dan semua fasilitas yang aku berikan akan aku ambil kembali," ucap wanita itu tanpa Ucapan terimakasih dan pergi begitu saja membawa anaknya.
"Tunggu nyonya, izinkan aku melihat anakku. Aku ingin melihatnya sekali saja," ucap Dara dan berusaha turun untuk mengejar, namun Rico menahannya.
"Mas aku ingin melihat anak itu, dia anakku, aku ingin memeluknya," ucap Dara memberontak.
"Percuma kamu mengejarnya, bahkan walaupun kamu memohon ribuan kali Dewi tidak akan menyerahkan anak itu."
"Tapi dia anakku." terisak Dara histeris.
"Apa kamu lupa dengan perjanjiannya? Maafkan aku Dara, aku tidak bisa menolong mu. Walaupun anak itu darah daging kita, tapi kamu sudah menjualnya pada Dewi, dan aku juga tidak bisa meninggalkan Dewi hanya karena aku mencintaimu. Maaf aku harus pergi sekarang. Tapi aku janji suatu saat akan mempertemukan kalian." Rico pun akhirnya meninggalkan Dara seorang diri.
Disaat hendak meninggalkan Dara, Rico berpapasan dengan Violin yang merupakan sahabat Dara.
"Tolong jaga kan Dara, dia butuh dukungan sekarang," ucap Rico sebelum pergi pada Violin.
Dara langsung menangis histeris meluapkan penyesalannya.
"Kembalikan anakku... ." Teriak Dara dan Violin segera memeluk erat Dara dan berusaha menguatkan.
"Sabar Dara, kamu harus kuat. Ini adalah pilihanmu dan kamu harus bisa menerima kenyataan ini," ucap Violin.
**
Di hari dan jam yang sama dan di rumah sakit yang sama, seorang wanita juga melahirkan anak keduanya. Namun nasibnya tidak sebaik Dara. Karena pendarahan hebat membuat nyawa wanita yang bernama Meli tidak dapat tertolong dan meninggal setelah melahirkan anak keduanya.
Meli pun meninggalkan Suami dan juga kedua anaknya untuk selamanya. Membuat kebahagiaan sang suami berubah menjadi duka.
****
Waktu begitu cepat, dan satu bulan pun berlalu. Perlahan Dara mulai bisa melawati kesedihannya dan mulai bisa menerima dan menganggap anaknya sudah mati, karena tak tau kapan bisa bertemu anak nya lagi karena Rico dan Dewi membawa anaknya pergi ke luar negeri.
Dara mulai menyibukkan diri untuk mencari pekerjaan setelah kondisinya pulih.
Ponsel berdering di sampingnya saat Dara sedang menikmati mie instan.
"Halo ada apa Vio?" tanya Dara saat mengangkat penggilan teleponnya.
" Lagi ngapain kamu? Udah dapat kerjaan belum?" tanya Violin.
"Lagi makan mie instan. Belum dapat. Aku kan gak bisa kerja berat. Kamu tau sendiri kalau aku baru lahiran." jawab Dara.
"Makan mie instan melulu, Aku mau nawarin kerjaan nie buat kamu."
"Kerja apaan?"
"Bosnya pacar aku lagi nyari ibu susu buat anaknya. Nah, produksi asi-mu masih lancar kan? bagaimana kalau kamu ngajukan lamaran buat jadi ibu susu, gaji dan fasilitas yang di tawarkan juga menggiurkan lho. Menyusui bayi kan gak berat. " Jelas Vio.
"Tapi kan-"
"Ayolah Ra, jangan sia-siakan kesempatan yang sedang kamu butuhkan. Aku tau perasaanmu, tapi dengan kamu menjadi ibu susu kamu juga bisa meluapkan kerinduan mu pada anak yang kamu susui. Pikirkan itu Ra. Aku kirim alamatnya ya, kalau kamu mau kamu langsung aja datang kesana. Katanya kalau gak pengen nunggu lama, kamu datang aja jam lima, pas orangnya pulang kerja." Bujuk Vio.
"Iya aku pikirkan dulu, makasih infonya ya, nanti jadi atau tidak aku kabarin kamu."
"Siap sayang. " Mereka pun terkekeh dan segera saja Vio mematikan panggilannya dan segera mengirim pesan yang langsung diterima Dara
Setelah mendapatkan alamat yang membutuhkan ibu susu, Dara segera menyelesaikan makannya dan bersiap pergi ke alamat tujuan.
Dara pergi dengan menggunakan taksi menunju ke salah satu perumahan elit dan pada saat itu juga sebuah mobil mewah melewati Dara dan masuk ke halaman rumah yang di tuju Dara.
"Maaf pak, apa ini benar rumah pak Bisma?" tanya Dara pada security.
"Benar Non. Kalau boleh tau ada perlu apa ya?" tanya balik security.
"Mau melamar pekerjaan pak," jawab Dara singkat. Membuat Security itu langsung memperhatikan Dara dari atas sampai bawah , yang Scurity tau, Bosnya itu sedang mencari ibu susu sedangkan yang datang melamar gadis muda, namun Security itu tidak berani bertanya dan langsung membawa Dara menemui Bos nya.
Security itu menghampiri Bos-nya yang baru keluar dari dalam mobil. Seorang pria dengan postur tinggi, wajah tampan dan aura seorang pria dewasa membuat Dara menganga, tak menyangka jika dirinya akan melamar menjadi ibu susu dari anaknya.
Saat security memberitahu kedatangan Dara, laki-laki yang bernama Bisma itu menoleh sekilas dan meminta Dara itu mengikutinya.
Bisma langsung membawa Dara ke ruang kerjanya untuk di interview.
Jantung Dara berdetak cukup kencang, mengetahui pekerjaan yang dia lamar, Keringat dingin membasahi kedua telapak tangannya sedari tadi.
"Apa tujuanmu datang kesini?" tanya Bisma, sambil melipat kedua tangannya dada dan memperhatikan Dara.
"Katanya bapak sedang mencari ibu susu untuk bayinya. Saya datang kemari untuk melamar menjadi ibu susu." jawab Dara.
Mendengar jawaban Dara, Bisma memindahkan tangannya dan meletakkan kedua tangannya di meja, lalu mendekatkan wajahnya dengan tatapan serius.
"Apa kamu bercanda? Kamu tau kan maksud dari ibu susu." tanya Bisma ragu. Karena dari penampilannya, dari masih seperti gadis muda.
"Saya tidak bercanda pak, saya punya asi yang melimpah dan saya yakin bisa memenuhi kebutuhan asi anak bapak." Jawab Dara meyakinkan.
"Kalau bapak tidak percaya, bapak bisa melihatnya," imbuh Dara.
"Maksudmu?!" tanya balik Bisma sambil mengerutkan keningnya
"Ma-maksudnya, saya punya bukti-bukti untuk meyakinkan bapak. " Imbuh Dara, lalu mengeluarkan surat keterangan dari rumah sakit kalau dia pernah melahirkan, Sedangkan Bisma hampir berpikir negatif tentang maksud Dara.
"Oh, begitu."
Bisma mengambil lalu segera membacanya dan ia terkejut jika wanita yang ada di depannya baru satu bulan yang lalu melahirkan dan yang lebih mengejutkan lagi, tanggal, hari, dan jamnya sama saat istrinya melahirkan bahkan berada di rumah sakit yang sama.
Bisma mengambil surat perjanjian yang ada di laci dah menyodorkannya ke Dara.
"Baca perjanjian itu jika kamu setuju, silahkan tanda tangan. Aku kan memberimu gaji 8 juta perbulan. Karena kayra masih mengandalkan asi eksklusif, maka pola makan mu harus di perhatikan." Jelas Bisma.
Setelah Dara membaca isi perjanjian dan tidak ada yang memberatkannya, Dara menyetujuinya namun saat hendak melakukan tanda tangan. Suara benda pecah mengalihkan perhatian. Bisma yang mendengar itu segera keluar dengan geram dan menghampiri si pembuat onar.
To be continued ☺️☺️☺️
Bisma berjalan menuju sumber suara. Ia menemukan Key sedang berdiri di antara pecahan pot keramik.
"Key! Apa yang kamu lakukan? Sudah berulang kali papa katakan, jangan merusak barang apapun di rumah ini, atau papa akan kirim kamu ke asrama, biar kamu tidak bersikap seperti ini terus menerus. Papa capek key, harus mencari Nanny baru setiap bulan." Bentak Bisma yang sudah kesal dengan sikap anaknya yang semakin hari semakin tidak terkendali.
Bisma hampir menyerah mengasuh putra pertamanya yang di anggapnya hiperaktif, pembangkang dan sulit di ajak bicara.
Mendengar papanya marah, Key malah mengambil pot lain dan memecahkannya lagi, Bisma benar-benar kehilangan kesabarannya dan segera menghampiri putranya itu untuk melampiaskan kemarahannya.
Bisma mengangkat tangannya dan ingin menampar key. Dara sempat melihat apa yang ingin di lakukan Bisma dan segera menahan tangannya.
"Apa yang bapak lakukan? Apa bapak ingin menampar anak bapak sendiri?" teriak Dara, sambil sekuat tenaga menahan tangan Bisma.
"Lepaskan! Jangan halangi aku, anak seperti dia harus diberi pelajaran. Biar dia tau apa yang dia lakukan itu salah." Bentak Bisma dan segera menepis tangannya dengan kuat, Membuat Dara terhempas.
Dara langsung menghalangi Bisma, seraya memejamkan mata, takut tangan Bisma mengenai pipinya. Bisma yang sudah mengayunkan tangannya, seketika ia hentikan saat melihat Dara begitu kekeh melindungi Key dan hanya bisa mengepal tangannya untuk menahan emosi.
Dara bernafas lega, saat membuka mata Bisma sudah menurunkan tangannya.
"Kembali ke keruang kerja, aku ingin bicara denganmu," ucap Bisma lalu berbalik dan kembali ke ruang kerja. Dara berbalik dan berjongkok di depan Key yang terlihat acuh dengan sikap Papanya.
"Kamu tidak papa sayang?" tanya Dara mencoba menenangkan dan memeriksa keadaan Key, namun Key malah menepis tangan Dara dan berlari ke kamar.
'Apa yang sebenarnya terjadi dengan anak pak Bisma ini?' gumam Dara penuh tanda tanya. Dara pun segera kembali keruang kerja Bisma dan bersiap jika dirinya gagal untuk diterima menjadi ibu susu.
"Masuklah." perintah Bisma saat Dara mengetuk pintu.
"Duduklah dan cepat tanda tangani." imbuh Bisma membuat Dara langsung membulatkan matanya, tak percaya jika Bisma masih akan menerimanya setelah kejadian barusan.
"Lain kali jangan ikut campur masalah keluarga ini. Aku mempekerjakan kamu untuk menjadi ibu susu buat Kayra bukan Nanny buat Key," jelas Bisma membuat Dara tertunduk dan ingin segera menandatangani perjanjian tersebut, namun Tiba-tiba Dara punya ide cemerlang untuk menambah pemasukannya.
"Maaf pak, bisakah aku mengajukan diri untuk menjadi Nannynya Key? Aku dengar tadi Key sudah tidak punya pengasuh lagi. Bagaimana kalau aku yang menjadi pengasuhnya. Aku akan berusaha mendidik Key untuk menjadi anak yang lebih baik. Kan tugasku hanya menyusui Kayra selebihnya aku bisa mengurus Key, Tapi dengan satu syarat," Ucap Dara.
"Syarat?! Kau yang mengajukan diri, kenapa kamu juga yang memberi syarat?"
"Masalahnya ini menjadi pengasuh anak yang super pak jadi gak sembarangan."
"Baiklah, apa syaratnya?"
"Pertama, Aku ingin minta gaji tiga kali lipat untuk mengurus dua anak sekaligus. Kedua, Selama aku mendidik Anak pertama bapak, tolong bapak jangan ikut campur. Biar aku mengasuhnya dengan caraku, jika bapak ingin anak bapak bisa menurut dengan perkataan bapak. Bagaimana dengan syaratnya. Apa bapak setuju?" Jelas Dara dengan berani.
Bisma berfikir sejenak, 'Sepertinya gadis ini sungguh-sungguh untuk menjadi pengasuh Key. Dan kebetulan juga saat ini tidak ada pengasuh key yang betah untuk mengasuh key, tidak salahnya aku mencobanya,' gumam Bisma sambil menyeringai.
"Baiklah aku akan memberimu kesempatan selama tiga bulan untuk menjadi pengasuhnya Key. Aku akan memberi gaji 25 juta per bulan jika dan selama tiga bulan itu kamu tidak boleh berhenti dari pekerjaan ini. Selain itu kamu bisa menikmati semua fasilitas yang akan aku berikan." Di balik persetujuan Bisma ada sebuah kesempatan untuk mengikat Dara sebagai pengasuh agar Bisma tidak pusing lagi mencari pengasuh.
"Deal,"ucap Dara lalu mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan sebagai persetujuan.
"Deal." Bisma pun menyambut uluran tangan Dara untuk sepakat.
Setelah kesepakatan itu di buat, Bisma segera memanggil kepala pelayan untuk membawa Dara bertemu dengan Karya.
Dara mengikuti Kepala pelayan yang bernama Susi.
"Ini kamar Kayra, kamu bisa tinggal di kamar ini untuk menjaga Karya yang sewaktu-waktu bangun. Semua perlengkapan yang kamu butuhkan ada dalam lemari itu dan perlu kamu ingat kalau Kayra memiliki beberapa masalah kesehatan jadi kamu harus menjaga pola makananmu agar tidak menjadi masalah buat Kayra." Jelas Susi dan Dara pun hanya mengangguk paham.
Dara mendekati box ranjang Kayra dengan jantung berdegup kencang, setelah kehilangan anaknya inilah kali pertama Dara melihat lagi seorang bayi. Hati Dara begitu sakit melihat bayi yang berada di dalam ranjang itu terlihat kurus dan lemah, karena asupan nutrisi yang kurang. Kayra tak bisa menerima sufor terlalu banyak, hanya bisa mengandalkan satu sampai dua botol kecil untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya, hingga membuatnya kurus.
"Hay sayang, mulai sekarang Aunty akan memenuhi kebutuhan asi kamu. Sehat-sehat ya sayang selama Aunty yang asuh," ucap Dara sambil membelai pipi mungil Kayra.
Karena sentuhan Dara, Kayra pun terbangun dan langsung menangis. Namun Dara masih bingung cara mengangkat bayi yang benar.
"Mbak Susi, apa mbak bisa membantuku?" panggil Dara yang berdiri di ambang pintu kamar Kayra.
Segera saja, Susi datang untuk membantu.
"Ada apa memanggilku?" tanya Susi.
"Mbak, bisa beritahu aku cara mengangkat bayi dari tempat tidur? Aku gugup, aku gak bisa mengangkat Kayra dengan benar," ucap Dara membuat Susi geleng kepala.
"Kemarilah, akan aku ajari." Susi pun menghampiri kayra, "Lihatlah apa yang aku peragakan. Pertama Letakkan salah satu tanganmu di belakang kepala, lalu tangan satunya di bagian pantatnya. Jika kedua tangan sudah pas, segera angkat tubuhnya dan lekatkan di dada, setelah itu kamu bisa memberi asi padanya," ucap Susi sambil memperagakannya.
"Kamu bisa kan melakukannya, sekarang susui dia, jangan biarkan pak Bisma sampai dengar, atau dia akan merah-marah," imbuh Susi dan menyerahkannya pada Dara untuk segera di susui, sedangkan Susi hanya mengawasi.
Untuk pertama kalinya, Dara memberikan ASI-nya secara langsung pada bayi, membuat hatinya benar-benar sakit. Saat ingat tentang anaknya yang tidak bisa ia susui sendiri, air mata pun tak mampu ia tahan saat perasaan itu campur aduk dalam dirinya.
Ternyata diam-diam Bisma melihat dari ambang pintu. Melihat anaknya untuk pertama kalinya mendapatkan ASI eksklusif dari wanita lain selain ibundanya.
'Sebenarnya apa yang terjadi padanya?' gumam Bisma.
to be continued ☺️☺️
Setiap pagi saat sarapan pasti akan ada drama yang membuat Bisma sulit untuk sarapan pagi dengan nikmat. Namun pemandangan pagi ini berbeda, Key sedang menerima suapan dari Dara dan nampak begitu lahap Key menikmatinya.
Bisma menghentikan langkahnya saat melihat Dara dengan mudah berhasil membujuk Key, yang sebelum-sebelumnya selalu menghancurkan suasana pagi.
"Selamat pagi pak." Sapa Dara saat melihat Bisma duduk di meja makan untuk sarapan.
"Pagi." Jawab singkat Bisma, sambil mengoles selai di atas roti yang dipegangnya.
"Papa, Mainan." Ucap Key tiba-tiba. Membuat Bisma tersedak, karena untuk pertama kalinya, Key mengatakan keinginan setelah setahun lebih memilih untuk tidak bicara dan melampiaskan semua kekesalannya dengan amukan.
"Bagaimana kamu bisa membuatnya bicara?" tanya Bisma.
"Dia hanya ingin orang lain mendengarkan perkataannya. Aku rasa lingkungan yang membuatnya tak ingin bicara, atau perkataannya seringkali diabaikan," ucap Dara yang langsung menusuk hati bosnya itu.
"Mungkin apa yang kamu katakan benar. Jawab Bisma lalu kembali memperhatikan key. "Kamu ingin mainan key?" tanya Bisma dan Key pun mengangguk.
Bisma mengeluarkan dompetnya dan mengeluarkan kartu debit dan memberikannya pada Dara. "Aku tidak bisa membawa Key pergi mencari mainan, Kamu saja yang membawanya. Itu di dalamnya ada saldo yang cukup untuk membeli mainan apapun yang Key mau."
"Bapak percaya padaku?"
"Kamu sudah menjadi Nanny-nya Key, itu artinya kamu punya tanggung jawab. Sudahlah aku harus pergi sekarang. Jangan lupa juga urus Kayra, jangan sampai dia kelaparan, atau aku akan menghukum mu." Bisma pun segera berangkat, membuat Dara kegirangan, setidaknya dia bisa cuci mata di mall sama Key.
Namun saat Dara ingin menunjukkannya, Key sudah pergi meninggalkan dirinya.
"Sepertinya, aku harus kerja keras untuk meyakinkannya dan mendapatkan kepercayaannya. Jika tidak mungkin aku akan seperti yang lain, tak mampu bertahan dalam sebulan. Ayo Dara, kamu harus kuat menghadapi Key demi uang dua puluh lima juta," ucap Dara.
****
"Nona, Tuan muda key, saat ini sudah mendapatkan pengasuh baru. Dia masih muda dan juga sepertinya di sukai Tuan mudah Key. Apa yang harus saya lakukan Nona?" ucap seseorang disebelah telepon.
"Apa?! Tidak bisa, ini tidak bisa di biarkan. Kamu harus menghasut dia dan tambah dosis obat yang aku berikan, jangan sampai pengasuh baru itu berhasil mengambil hati Key, bahkan kalau bisa secepatnya buat pengasuh itu keluar dari rumah. Aku tidak mau ada wanita lain yang berhasil membuat anak Bisma menyukainya, itu artinya kesempatan aku untuk menjadi istrinya berkurang," ucap Anita Wanita yang tergila-gila dengan Bisma, bahkan sanggup untuk menunggu Bisma menjadi Duda. Dan sekarang kesempatan untuk mendapatkan Duda kaya raya itu peluangnya besar, Anita tidak ingin dirinya kalah saingan lagi untuk mendapatkan Bisma.
Setelah mendapatkan informasi, Anita pun bersiap untuk bertatap muka secara langsung dengan pengasuh Rey area di luar. Karena tak mungkin Anita menemuinya di rumah Bisma.
Setelah memberi ASI untuk Kayra, Dara punya waktu setidaknya satu sampai dua jam untuk pergi bersama Key, selain menemani Key mencari mainan yang di inginkan, Dara juga ingin membangun sebuah kedekatan antara anak dan pengasuhnya, walaupun itu agak sulit, setidaknya Dara akan berusaha demi uang yang di janjikan.
Mungkin terlihat seperti wanita yang haus akan uang, yang mau melakukan apapun demi uang. Bahkan rela menjual rahimnya, hanya untuk uang dan sekarang demi uang juga, Dara rela menjadi ibu susu sekaligus pengasuh anak-anak Bisma. Bukan untuk menarik perhatian Duda kaya itu, tapi lebih ingin mencari sensasi yang berbeda untuk mendapatkan uang.
Dara pergi berdua dengan Key dan di antar oleh sopir pribadi menuju salah satu Mall untuk mencari Mainan yang di inginkan Key.
"Key, mana Mainan yang kamu inginkan? Kita sudah mengelilingi banyak toko mainan, tapi tak satupun yang membuatmu tertarik. Apa perlu Aku yang membantu mencarikan mainan yang lucu buatmu?" tanya Dara namun Key hanya menggeleng tanpa bicara dan terus berjalan sampai akhirnya berhenti di salah satu Mainan.
Key hanya terus menunjuk, tanpa mau bicara untuk mengatakan jika dirinya ingin mainan tersebut. Dara memperhatikan telunjuk Key, untuk mengetahui Mainan yang di inginkan.
Berapa terkejutnya Dara saat melihat mainan yang di inginkan Key, memiliki harga 8 juta untuk sebuah mainan kecil dan tidak terlalu bagus juga pikir Dara.
"Key mau ini? Nanny tanya dulu sama papa ya, kalau papa setuju baru kita beli." ucap Dara dan key mengangguk.
Segera saja dara mengirimkan foto mainan yang diinginkan Key beserta harganya, untuk mendapatkan persetujuan.
Setelah menunggu lima menit, dara mendapatkan balasannya jika Bisma menyetujuinya.
"Baik key, sepertinya papa key sudah setuju kalau begitu kita ambil satu dan bayar. Key mau yang warna ini?" ucap Dara dan lagi-lagi key mengangguk.
"Ternyata apa yang di katakan mbak Susi tentang Key terlalu berlebih, lihatlah dia begitu patuh. Mungkin pola asuh sebelumnya saja yang membuat Key melawan." Gumam Dara sambil berjalan menuju kasir bersama key.
Setelah selesai melakukan pembayaran, Dara ingin mengajak Key pulang, dia terlalu lelah setelah di kerjain Key dengan di ajaknya berkeliling hanya untuk mencari satu mainan.
Saat hendak pulang, langkah Key terhenti saat melihat seorang wanita tengah berhenti di depannya. Key langsung bersembunyi di belakang Dara dengan takut. Dara bingung dengan sikap Key, namun dia berusaha melindungi.
"Jadi kamu pengasuh key Yanga baru?" tanya Anita sambil melipat kedua tangannya di dada menunjukkan sikap tidak suka, karena melihat Dara jauh lebih cantik dan muda darinya.
"Iya, anda siapa?"
"Tidak perlu tau aku siapa, aku hanya ingin memintamu untuk berhenti menjadi pengasuh Key, aku akan membayar gaji tiga kali lipat, asalkan kamu mau berhenti hari ini juga." jelas Anita.
"Anda siapa? bisa memintaku untuk berhenti bekerja. Anda ibunya? Aku rasa bukan, karena yang aku tau, Key sudah tidak punya ibu. Jadi maaf selain pak Bisma yang memecat, saya tidak bisa menuruti perintah siapapun," jawab Dara dengan santai, tanpa takut sedikitpun ataupun tergiur dengan uang yang ditawarkan Anita.
"Kamu... .Aku calon tunangan Mas Bisma dan sebentar lagi mas Bisma akan jadi milikku, itu artinya aku punya hak untuk mengatur mu."
"Maaf, anda masih calon, itu artinya masih ada kemungkinan gagal. Kalau begitu saya permisi dulu, waktu saya sudah habis dan kami harus pulang. Jika anda menginginkan saya keluar, silahkan bicara dulu dengan pak Bisma." Dara pun segera menarik tangan Key dan membawanya pergi, tak perduli dengan Anita yang nampak begitu kesal.
Dara hanya bisa menyeringai, merasa puas bisa membuat wanita tersebut tak bisa berkata-kata.
To be continued ☺️☺️☺️
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!