Hai, aku Angelina Clarzie anak perempuan tunggal di keluarga Clarzie, keluarga dengan banyak sekali kekayaan yang hampir membuat kami tidak bisa menggunakan semua yang ada.
Sekarang aku berkuliah di salah satu Universitas ternama yang ada di Indonesia. Hidupku hanya sebatas pergi kuliah pulang dan menetap di kamar bagaikan cinderella yang di kurung ibu tirinya.
Dan kekesalan serta kehancuranku bertambah di saat kedua orang tua ku berkata aku akan segera menikah dengan laki-laki pilihan mereka. Lelaki yang tidak ku ketahui latar belakang dan sifat terlebih penampilannya.
Dari saat ini lah kisah ku di mulai. Kisah penuh kerumitan dan juga perjuangan menjalani kehidupan yang tidak seperti biasanya.
Hidup bersama sosok baru dan entah sampai kapan..
\\\*
Aku Xavie Anderlion, cowok berperawakan tinggi dan kekar. Aku menjadi sosok yang sangat dingin dan tidak berperasaan mungkin dari aku di lahirkan. Banyak kisah kelam telah ku lewati dan mendengar bahwa aku harus di jodohkan dan menikahi gadis muda yang belum aku ketahui seperti apa sosoknya dan hal ini menambah beban dalam pikiranku.
Terlebih di usiaku yang tidak lagi muda, alias 37tahun aku benar-benar ingin serius dalam berumah tangga dan menjalani kisah hidupku bersama seseorang yang benar-benar di ciptakan untuk ku.
Perusahaan Xcorp telah aku bangun belasan tahun dan semakin hari semakin bertambah maju. Dan kedua orang tua ku pun memohon mohon untuk segera memberikan mereka calon menantu dan cucu.
"haiss, susah sekali menghadapi orang tua yang begitu kolot seperti kalian," kataku menjawab ucapan Daddy ku yang sekali lagi mengharuskan ku untuk menikah.
"Menikahlah Son. Usiamu sudah tidak lagi muda. Mau sampai kapan kau menyendiri setelah di tinggal mati oleh perempuan sialan itu." Kata Daddy.
"Please Dad. Jangan memancingku. Aku masih ingin menikmati masa lajang ku." Jawabku ketus.
"Menikmati masa lajang heh? masa lajang atau masa kesepianmu Xavi?," Ejeknya.
***shitt*....aku mengeram dalam hati**.
"Pulanglah Dad. Masih banyak yang harus ku urus." Kataku pelan.
"Baiklah. Jangan lupa mampir ke rumah malam ini. Mommy mu sangat merindukanmu. Terlebih malam ini ada acara mendadak yang diadakan oleh ibu mu itu." Kata Daddy sambil berjalan keluar ruanganku.
Aku menghela nafas kasar. Apalagi yang direncakan oleh Mommy, acara mendadak? Yang benar saja.
Jam telah menunjukan pukul 12.30 siang, ahh sudah jam makan siang ternyata. Aku bangun dan mengambil kunci mobil serta handphone ku. Berjalan keluar ruangan dan menuju tempat parkit dan melajukan mobil keluaran terbaru ku ke tempat makanan favoritku.
Blanko Caffe
Aku melangkahkan kaki memasuki caffe langgananku dan langsung memesan makanan di depan kasir.
"Seperti biasa."Kataku singkat.
Aku mengedarkan padangan diseluruh ruangan caffe, sudah penuh seluruh tempat. Aku lalu melangkahkan kakiku menuju satu meja yang masih terdapat kursi kosong tanpa penghuni.
"Permisi Nona, apakah saya bisa menumpang duduk disini?Semua tempat sudah penuh." Kataku sambil menatap matanya.
Gadis itu mengerjapkan matanya lucu sambil memandang aneh ke arahku. Sangat mengemaskan, sadarku dalam hati.
"Nona?." Kataku lagi.
"Ahh. ya silahkan Tuan."Katanya pelan sambil kembali menunduk dan melanjutkan kesibukannya bermain handphone.
Aku memandangnya terus dan memandang mata serta tingkah yang dia lakukan. Sangat-sangat mengemaskan. Dan entah kenapa hanya memandangnya mampu membuatku berdebar kencang seperti saat ini.
Pandanganku terputus disaat pelayan datang mengantarkan pesananku dan gadis itu pun terlihat berbicara dengan raut gusar dengan handphone canggihnya. Dia pun melangkahkan kakinya keluar dari caffe tanpa memandangku sedikitpun.
Benar-benar menarik. Baru kali ini ada seorang perempuan yang bisa mengabaikan ku.
Angelina POV
Satu kata yang menggambarkan perasaanku disaat bertemu dengan cowok dewasa beberapa menit lalu di caffe tempat langganan ku adalah WOW.
"Sial.. dia sungguh sexy." Pikirku kotor.
Hais, gara-gara di telepon oleh ibu tiri tidak berperasaan aku harus segera melangkahkan kaki untuk pulang ke rumah bak neraka.
Aku menaiki mobil mini copper ku yang berwarna biru dan langsung melajukan perlahan menuju ke rumah.
Setelah beberapa saat menekuni jalanan yang penuh dan macet di siang hari aku langsung turun dan masuk kedalam rumah.
"Dari mana saja kamu anak sialan?". Itulah kalimat sambutan pertama yang aku terima dari ibu tiriku.
"Bukan urusanmu Ibu Tiri." Balasku menahan emosi.
"Tidak ada sopan santun ya kamu, pantas saja tidak pernah sedikit pun kamu memiliki teman di luaran sana. Sikapmu sungguh liar." Katanya sambil memandang sinis ke arah ku.
Cukup sudah kesabaranku selama ini. Aku melangkahkan kaki menuju ke arahnya yang sedang memandang antisipasi kepadaku.
"Ku peringatkan kau Ibu Tiri. Jangan pernah coba-coba membahas sesuatu yang bukan urusanmu. Urus saja hidupmu yang sungguh tidak bermakna seperti sekarang ini yang hanya duduk dan menghabiskan uang Papaku saja. Dasar munafik." Kataku kasar sambil berlalu menuju kamarku.
Aku bisa mendengar suara teriakan Ibu Tiri ku itu yang sedang berteriak frustasi akibat ucapanku beberapa saat yang lalu.
Sesampai di kamar aku memilih mengistirahatkan tubuhku yang kerdil ini. Sangat lelah dan butuh tidur..
Kasurr aku datang....
*****
Xavier POV
Otakku masih memikirkan wajah serta tingkah gadis mengemaskan yang ku temui di caffe tadi.
"Aku harus mendapatkannya."Ujarku tanpa pikir. Ya, aku merasa sangat jatuh hati terhadap nya. Disaat melihat tatapan matanya yang teduh dan sikapnya yang sangat cuek menambah kesan sexy bagiku.
"Sial hanya melihat dan memikirkan nya saja membuatku panas dingin seperti ini." Kataku gusar.
Aku mendial salah satu nomor di handphone canggihku. Nomor telepon orang kepercayaanku atau bisa di sebut sahabat dekatku. Adreas Coldie.
"I need your help, Bro." Kataku membuka percakapan saat terdengar suara diseberang sana.
"What?."Jawabnya datar.
"Cari tau tentang gadis yang ku temui siang tadi di caffe langgananku. Infokan secepatnya." Ucapku sambil menutup telepon.
Entah ini obsesi atau aku benar benar sudah jatuh ke dalam perangkap pesona gadis kecil itu. Ah, tidak peduli apa kata orang kalau tau ternyata aku menyukai gadis kecil yang belum ku ketahui dengan jelas asal usulnya.
Tok.. tok... tok..
"Masuk." Ujarku.
"Selamat siang Tuan, di depan ada seseorang yang ingin bertemu dengan anda." Ujar Joe, Sekertaris pribadi ku.
"Suruh masuk." Jawabku singkat.
"Baik Tuan." Katanya sambil berlalu keluar.
Terdengar suara ketukan sepatu seirama langkah kaki yang mendekat ke dalam ruanganku.
Aku mengangkat kepala ku untuk melihat siapa sebenarnya tamu yang hari ini datang berkunjung ketempatku. Dan ternyata.... DIa.. Xiela .. Saudara mantan tunanganku.
"Mau apa kau kesini?." Kataku kasar.
"Wow easy babe. Aku ke sini ingin meminta uang lagi, karena uangku sudah habis demi membeli segala keperluanku yang membeludak di bulan ini." Katanya tanpa tau malu.
Dasar jalang sialan... Pikirku dalam hati.
"Kau memiliki otak dan fisikmu tanpa cacat. Pergunakan itu untuk mendapatkan uang. Aku bukan bank atau atm berjalanmu. Dan satu lagi jangan coba-coba memerasku karena aku selama ini memberikan mu kesempatan mengemis uang kepadaku, Bitch." Ucapku emosi.
"Apa kau lupa Xavie, kau penyebab kakak ku meninggal. Dan aku memiliki seluruh bukti yang bisa menjebloskan mu kedalam penjara." Katanya sambil tersenyum miring ke arahku.
"Coba saja kalau kau bisa Xiela. Aku tidak akan pernah lari dan takut. Sekarang keluar dari ruanganku dan berusahalah untuk tidak menampakan secuil wajahmu didepanku. Atau kau pun akan bernasib sama seperti kakak jalangmu itu." Usirku sambil menyeretnya keluar dari dalam ruanganku.
"Sialan kau lepaskan aku brengsek." Katanya memaki ku. Tapi aku menulikan pendengaranku dan tetap menyeretnya keluar.
"Jangan ada yang pernah menerima perempuan jalang ini untuk sekedar masuk dan menghirup udara di dalam kantor ini." Kataku di hadapan beberapa karyawan yang terlihat didepan pintu ruanganku.
Aku melihat Xiela memandang sinis kepadaku dan langsung berbalik melangkahkan kakinya keluar dari tempat ku.
Dasar bitch...
Angelina POV
Tokk. tokk.. tok..
Suara ketukan pintu kamarku terdengar membuatku tersadar dari tidur indahku. Sialan, siapa yang berani menganggu tidurku.
Aku melangkahkan kaki ke arah pintu dan membuka pintu. Ah, ternyata yang mengetuk pintu adalah ayahku.
"Ada apa?." Tanyaku ketus.
"Bangun lah nak, malam ini kita akan makan malam bersama klien papa. Bersiap-siaplah yang cantik oke princess?." Katanya sambil mengelus dengan sayang kepalaku.
Aku hanya menganggukan kepalaku pelan sambil tersenyum tipis. Lalu berbalik kembali kedalam kamar dan mulai untuk bersiap-siap.
Jam sudah menunjukkan pukul 19.00, dan itu artinya klien papa sudah datang. Aku meneliti lagi penampilan ku di cermin, ah sudah cukup memuaskan. Gaun pendek hitam tanpa lengan dengan rambut yang ku gerai dengan polesan makeup tipis di wajahku. Setelah ku rasa cukup puas dengan penampilanku, aku melangkahkan kaki keluar dari kamar dan menuju ke ruang makan.
Dari atas aku bisa mendengar suara mengobrol yang cukup besar, ah itu suara mereka rupanya. Aku terus melangkahkan kaki dan sampai di ruang makan. Aku melihat di situ ada papa ku, ibu tiri ku dan dua orang lainnya yang tidak ku kenal yang sepertinya adalah klien papa.
"Apa ini anakmu Rian?." Ucap wanita paruh baya yang masih terlihat cantik di usianya yang tidak ku tau.
"Ya dia anakku. Ayo sayang duduk." Ucap papaku.
Aku hanya tersenyum kikuk tanpa bicara dan langsung berjalan untuk menduduki kursi yang kosong. Aku mengalihkan pandanganku ke arah ibu tiriku yang ternyata sedang menatap ku sambil tersenyum munafik. Dasar munafik...
"Anak mu sungguh cantik Rian. Tidak salah aku memilihnya." Ucap pria paruh baya itu sambil tersenyum bangga ke arahku. Dan aku pun tidak paham apa yang di katakan oleh pria paruh baya itu.
"Ya, dan dia pun pasti sangat cocok untuk anakmu, Clarie." Sambung ibu tiriku bangga.
Aku semakin bingung dengan apa yang mereka perbincangkan saat ini. Aku mengalihkan tatapan ku ke arah papa yang masih saja tersenyum kearah dua orang tamu nya.
"Ayo kita mulai makan malam ini, sepertinya anakku tidak bisa bergabung bersama kita malam ini." Ucap wanita yang baru ku ketahui namanya Clarie itu.
"Baiklah. Ayo silahkan di nikmati semoga makanan nya tidak mengecewakan." Ucap ibu tiriku.
Kami semua memulai makan malam dengan tenang di tambah beberapa obrolan ringan di antara mereka. Aku masih saja memikirkan ucapan mereka dan maksud dari acara makan malam ini. Sangat jarang papaku mengajak klien bahkan teman dekatnya untuk berkunjung ke rumah kami, terlebih seperti saat ini makan malam bersama.
Setelah selesai makan malam, suasana tegang menyelimuti kami. Aku melirik ke arah papa dan ibu tiriku, serta ke dua orang tamu kami malam ini.
Ada apa sih sebenarnya.. batinku..
"Jadi, kedatangan kami berdua malam ini kesini yaitu ingin menagih janji yang sudah kita sepakati sejak dulu. Janji untuk anak kita berdua." Ujar pria paruh baya itu sambil tersenyum manis ke arahku.
Sebenarnya apa yang sedang mereka rencanakan. Perasaanku menjadi tidak enak.
"Aku selalu mengingat nya Charles. Dan sepertinya ini saat yang tepat untuk papa beritahu kepadamu princess." Ucap papa.
"Sebenarnya ada apa pah?." Kataku tergesa.
"Baiklah. Sebelum ini papa ingin memperkenalkan kamu dengan mereka. Ini Charles dan istrinya, Clarie. Mereka klien bisnis papa dan juga sahabat dekat papa dari zaman SMA." Kata papa sambil menunjuk ke arah dua orang tersebut.
"Dan papa juga akan memberitahu kamu tentang perjanjian yang sudah kami buat sejak dahulu."
"Perjanjian apa papa? Dan apa ada kaitanya dengan ku?." Tanyaku cepat.
"Sangat berkaitan. Langsung saja perjanjian kami tentang akan menjodohkan kedua anak kami apabila terlahir berbeda kelamin. Dan ya, seperti pencipta juga mendukung semuanya kamu dan anak mereka berbeda kelamin alias laki-laki dan perempuan. Yang otomatis kalian akan dan harus siap di jodohkan." Ucap papa menjelaskan.
"What? Papa ga lagi bercanda bukan? Maaf papa, tapi aku benar-benar tidak ingin dijodohkan. Dan untuk Om dan Tante, aku benar-benar meminta maaf. Dan selamat malam, masih banyak tugas kampus yang menumpuk. Aku permisi." Kataku sambil bangkit menuju ke kamarku.
Aku tidak peduli panggilan papa dan ibu tiriku. Aku sungguh tidak menyangka kalau papa akan senekat ini menjodohkan ku. Bahkan dari sebelum aku hadir di dunia ini. Benar-benar bukan tipeku mencari pedamping hidup dengan di jodohkan. Yang benar saja.
Aku membanting pintu kamarku dengan keras. Dan langsung membuang diri diatas kasur empukku. Sial... Siapa sebenarnya anak dari mereka, dan apakah dia juga menyetujui perjodohan ini atau sama seperti ku yang sangat menolak hal ini. Aku harus mencari tau siapa yang di jodohkan denganku.
Telalu lelah berpikir akan hal yang tidak penting seperti itu, aku langsung saja memejamkan mata dan menuju ke alam mimpi...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!