"Elif Eilaria Darel, nama yang begitu cantik."
"Terimah kasih"
"Baiklah kita langsung pada pertanyaan, apa kamu sudah siap?"
"Ya, Aku belum pernah se-siap ini,"
Dari depan panggung kedua orang tau yang saat ini begitu bangga melihat keberhasilan putrinya untuk melakukan apa yang dia inginkan. Ya, saat ini Elif tengah mengikuti kompetisi pemilihan putri Indonesia, impiannya yang sudah dia simpan sejak masih kecil dan sebentar lagi penentuan keberhasilannya akan segera diumumkan. Setelah dia mampu menjawab pertanyaan terakhir dari dewan juri yang duduk di depannya.
Sebagai salah satu pengusaha sukses di negaranya dan pemilik hotel bintang Enam, membaut Liam dan keluarganya yang hadir di malam ini sebagai tamu istimewa, tapi dia menolak dan akan tetap duduk di kursi sebagai orang tau yang memberikan dukungan pada putri mereka, bukan hanya Liam dan Kaluna yang hadir malam ini, tapi Juga ada Oma dan opa Elif dan jangan lupakan Alyssa yang sejak tadi tidak berhati berdoa untuk keberhasilan adiknya.
"Selamat malam Elif," sapa salah satu juri dalam acar itu.
"Selamat malam ibu," jawab Elif karena yang akan memberikan pertanyaan pertama untuknya adalah pemilik yayasan pemilihan ini.
"Ok, sebelum aku memberikan pertanyaan, aku ingin memuji terlebih dahulu gaun yang kamu gunakan malam ini, begitu cantik sekali, jika boleh saya tau siapa yang merancang gaun yang kamu kenakan malam ini?."
"Sebelumnya terimah kasih saya ucapkan pada ibu, Kebetulan gaun yang saya gunakan malam ini adalah hasil rancangan dari kakak saya sendiri yang tengah duduk di sana." Elif menunjuk arah tempat duduk dimana keluarganya tengah berkumpul.
Mendengar itu Alyssa tersenyum, khusus malam ini dia meyiapkan rancangan gaun terbaiknya untuk Elif, padahal dalam ajang itu sudah disiapkan gaun untuk masing-masing peserta dan Elif ikut menggunakannya, tapi saat dia berhasil masuk ke babak final yang saat ini hanya menyisakan tiga peserta Elif memilih mengenakan gaun yang di rancang oleh tangan hebat Alyssa, sebuah kemampuan yang di warisi dari ibunya, meskipun dia tidak pernah tau tentang wanita yang sudah melahirkannya itu, tapi Kaluna wanita yang dia panggil dengan sebutan mama bercerita padanya jika ibunya adalah seorang designer terkenal. Kaluna hanya mengenalkan sosok Elma hanya sebatas itu pada Alyssa dan tidak menceritakan hal lain karena Kaluna tidak menginginkannya.
***
"Sungguh luar biasa ya, karena gaun itu di buatkan langsung oleh orang terdekat anda. Baiklah kita langsung saja ke pertanyaannya. Jika kamu terpilih menjadi putri Indonesia, apa yang akan kamu lakukan pertama kali?"
"Bagaimana Elif apa kau sudah memiliki jawaban untuk menjawab pertanyaan itu?" ucapan pemandu acara itu
"Ya."
"Ok, Kami menunggu jawabanmu."
"Ya, terimah kasih saya ucapkan untuk pertanyaannya. Jika saya terpilih maka hal pertama yang saya lakukan tentu saja bersyukur pada Tuhan karena telah mengabulkan doa orang-orang yang mencintai saya setelah itu saya akan berterimakasih pada kedua orang tau saya karena tanpa cinta dari mereka saya tidak mungkin ada di sini begitupun dengan Oma dan Opa saya dan tentu saja kakak saya yang tidak hentinya mendoakan saya."
Itulah jawaban dari Elif yang begitu luar biasa bagi para juri malam ini, untuk itu malam itu Elif Eilaria Darel mencatat namanya sebagai pemilik mahkota putri malam itu, sebuah pencapaian yang luar bisa baginya dan tentu saja bagi orang mencintainya.
***
Pagi datang, jika waktu seperti ini adalah waktu tersibuk bagi sebuah keluarga. Alyssa bergegas meninggalkan tempat tidurnya dan mulai bersiap -siapa untuk menjalankan aktifitasnya.Seorang fashion designer, Alyssa memilih profesi itu, memiliki kemampuan dalam merancang gaun-gaun indah membuatnya terkenal di kalangan orang-orang atas, untuk itu sebagai ibu dari Alyssa tentu saja membuat Kaluna bangga pada putrinya itu. Meskipun dirinya hanya seorang anak angkat dari keluarga itu tidak membuat kasih sayang yang ia rasakan kurang, apalagi kasih sayang yang diberikan oleh wanita yang dia sebut mama, dia bisa merasakan kasih sayang yang luar biasa dari wanita itu, yang terkadang membuat Elif cemburu dengannya.
***
"Ma."
"Mama." Alyssa turun melewati tangga dengan terus mencari keberadaan Kaluna. walaupun dia tau orang yang dia cari saat pagi seperti ini pasti ada di dapur.
"Mama." panggil Alyssa membuat wanita yang sudah tidak mudah lagi itu namun tetap cantik berbalik.
"Sayang sudah mau berangkat?"
"Iya Ma," Alyssa mencium punggung tangan Kaluna dan dilanjutkan dengannya mencium kedua sisi wajahnya."
"Ya sudah karena kamu tidak sempat sarapan bersama mama dan papa, kamu bawa ini." Kaluna memberikan sebuah bekal pada Alyssa yang sengaja dia persiapkan, karena putrinya itu begitu jarang sarapan bersama mereka karena selalu ingin tiba di butik lebih dulu dari pada orang yang bekerja dengannya.
"Terima kasih Ma." Ucap Alyssa sebelum berangkat.
Beberapa saat setelah kepergian Alyssa, sarapan yang sudah disiapkan oleh Kaluna dan beberapa pelayan yang ikut membantunya sudah tersusun di atas meja, dia kemudian melangkah naik ke atas untuk membangunkan Suaminya yang tertidur kembali setelah mereka melaksanakan. kewajiban.
Sudah tiga bulan ini Elif tidak berada di rumah ini, karena putrinya itu harus tinggal di asrama selama masa karantina pemilihan putri itu, bahkan setelah putrinya memenangkan kompetisi itu akan membaut Elif semakin lama di sana untuk di persiapkan ke ajang internasional.
Ceklek
Pintu kamar terbuka saat Kaluna memutar ganggangnya. Wajahnya dihiasi senyuman saat melihat suaminya masih terlelap di atas tempat tidur dengan bertelanjang dada, Kaluna duduk di tepi tempat tidur.
"Bi, bangun ." bisik Kaluna lembut di telinga Liam, jari-jari lentiknya mengusap wajah yang sudah memiliki keriput di beberapa bagian.
Mata Liam belum terbuka, tapi senyum di bibirnya jelas telihat, saat seperti ini adalah yang paling dia sukai, dibangunan oleh wanita yang dia cintai dengan suara yang begitu lembut. Tanganya mulai bergerak menarik Kaluna, membuat Kaluna terjatuh di atas dadanya dan beberapa saat kemudian mata Liam mulai terbuka.
"Sudah bangun?"
"Em." jawab Liam singkat dengan suara serak khas bangun tidur .
"Kalau begitu aku akan menyiapkan air untukmu."Kaluna berusaha bangkit dari tubuh suaminya, tapi tidak bisa karena pinggangnya ditahan oleh Liam.
"Bi, kamu harus bersiap-siap ke kantor." Kaluna berusaha memperingatkan suaminya, tapi sepertinya peringatan itu tidak berguna karena saat ini posisinya sudah berubah, tubuhnya sudah berada di bawah tubuh suaminya.
"Morning ***, aku menginginkan pagi ini."Suara Liam sudah terdengar berat dan Tangannya mulai menurunkan resleting dress yang digunakan Kaluna yang berada tepat di depannya. Namun gerakannya langsung dihentikan oleh sang Istri.
"Bi, kita sudah melakukanya tadi malam, apa itu belum cukup."
Liam menggeleng. Meskipun usia pasangan suami istri itu sudah tidak muda lagi, tapi kegiatan ranjang mereka tidak pernah absen setiap malam meskipun durasinya tidak selama saat beberapa tahun lalu.Kaluna mendesah kasar.
"Ingat umur bi, kita ini sudah tidak muda dan anak-anak sudah besar."
"Hey memang ada apa dengan umur, itu hanya angka sayang, meskipun aku sudah tidak muda lagi tapi aku masih bisa memuaskan istriku di tempat tidur dan untung saja kamar ini kedap suara jika tidak,aku yakin Alyssa dan Elif akan mendengar suara Mamanya."
Pipi Kaluna memerah mendengar ucapan suaminya, dia akui kemapuan Liam masih sama seperti ini, selalu mempu membuatnya hanyut dalam setiap sentuhannya.Liam kembali melanjutkan gerakan tanganya yang sempat berhenti.
"Sekali saja," ucap Kaluna memperingatkan suaminya, akhirnya dia memilih untuk memenuhi keinginan suaminya yang tidak akan bisa ia tolak.
Liam sudah tidak mempedulikan kalimat terkahir istrinya dia hanya fokus pada bagian tubuh istrinya yang sudah berhasil di keluarkan dari tempatnya.Liam menunduk dan langsung menyesap bagian bulat itu dengan mulut hangatnya.Mata Kaluna seketika terpejam dengan bibirnya yang dia gigit untuk menahan rasa nikmat yang luar biasa dari apa yang di lakukan suaminya.
Bukan hanya bagian itu yang saat ini menerima sentuhan dari suaminya tapi, tangan itu sudah bergerak turun dan kaluna bisa merasakan kain tipis yang menutupi bagian indah tubuhnya sudah hilang.
"Aaahh, bi."
Kaluna tidak mampu menahan de..sahanya saat jari-jari semuanya mengelus dengan cara begitu lembut bagian itu dan sesekali menekannya.Liam melepas kulumannya dan mengentikan gerakan tanganya yang sudah mulai basah.Ia kemudian memposisikan tubuhnya diantara kedua paha mulus istrinya.
"Aaahhh."
"Arrrrrgg"
desa..han Kaluna dan erangan dari bibir Liam saling menyapa saat Liam membenamkan miliknya secara sempurna di sana.Bahkan usia Kaluna yang sudah empat puluh satu tahun namun masih mempu membaut Liam mengerang saat merasakan miliknya di remas begitu kuat oleh milik istrinya.Tentu saja akan seperti itu, karena Kaluna begitu menjaga tubuhnya untuk memuaskan suaminya.Dan pagi itu kamar yang menjadi saksi pejalan rumah tangga Liam dan Kaluna kembali terdengar suara percintaan dari keduanya.
Kaluna membantu Liam untuk bersiap ke kantor, wajah yang tak lagi mudah itu tidak berhenti mengembangkan senyumnya setelah mendapatkan apa yang dia inginkan. tatapanya tidak lepas dari wajah istrinya yang sama sekali tidak melihat kearahnya karena sang istri sibuk memasangkan dasi untuknya.
Setelah memastikan penampilan suaminya sempurna. Kaluna kemudian melangkah untuk mengambil tas kerja suaminya yang terletak di atas meja.
Liam langsung meraih tas yang di berikan oleh sang istri dan langsung keluar dari kamar dengan Kaluna. Keduanya melangkah turun bersama dan setelah berada di depan pintu Kaluna meraih punggung tangan suaminya lalu menciumnya, Liam lalu membalasnya dengan mengecup kening Kaluna.
"Pulang jam berapa ?" tanya Kaluna sebelum melepaskan kepergian sang suami.
"Jika pekerjaanku tidak banyak aku akan pulang cepat. Apa Alyssa sudah berangkat ?"
"Iya, sebelum aku naik ke atas tadi, dia sudah berangkat."
Liam mengangguk dan mulai melangkah meninggalkan Kaluna yang masih setia menunggu sampai dirinya meninggalkan rumah.
***
Sepanjang perjalan menuju kantor. Liam tidak lepas dari alat canggih yang ada di tangannya . Sambil sesekali mengajak supir bicara.
Beberapa saat kemudian setelah menempuh perjalanan selama tiga puluh menit Liam akhirnya tiba di kantor miliknya dan langsung di sambut dengan sapaan semua karyawannya.
"Selamat bagi Pak." Sapa sekertaris Liam yang memiliki usia tidak jauh berbeda dengan kedua putrinya Alyssa dan Elif. sekertaris yang bermana Asma.
"Selamat pagi."
Asma langsung membuka pintu ruangan Liam dan dia juga ikut masuk ke dalam.
"Jadi apa jadwal ku hari ini."
Liam duduk sambil menunggu laporan Asma yang menjadi sekertaris beberapa tahun ini.
"Pagi ini anda memiliki agenda rapat untuk membahas tentang rencana pembangunan hotel terbaru di luar kota Pak dan saya baru menerima panggilan dari asisten dari seorang pengusaha yang bernama Tuan John, katanya anda sudah pernah melakukan kerja sama beberapa tahun yang lalu, namun kerja sama itu harus berhenti karena beliau memiliki masalah dan sekarang dia ingin melakukannya. Jika anda setuju dia ingin bertemu anda siang ini.
Liam mendengarkan penjelasan sekertaris nya. Dia cukup terkejut saat mendengar jika mantan rekan bisnisnya itu kini kembali menawarkan kerja sama untuknya. Tentu saja Liam tidak akan menolak karena banyak keuntungan dia peroleh dari kerja sama itu.
Asma menunggu keputusan bosnya yang masih tampak berfikir.
"Atur jadwal pertemuannya aku akan menemuinya saat jam makan siang."
***
"Terimah kasih nona saya akan menyampaikan pada bos saya," ucap laki-laki itu
Ia kemudian melangkah mendekati seseorang yang tengah duduk di sofa dengan mata laki-laki itu terpejam.
"Apa dia menyetujuinya?"
"Yeah Tuan, Tuan Liam menyetujui permintaan anda dan sudah mengatur jadwalnya untuk bertemu dengan anda siang nanti."
Laki-laki itu bernafas lega karena tawarannya diterima.
"Apa Tuan akan tetap disini sampai waktu pertemuan anda dengan tuan Liam ?"
Tidak langsung menjawab pertanyaan orang kepercayaannya, laki-laki yang memiliki postur tubuh tinggi tegap itu berjalan dan langsung diikuti oleh laki-laki yang sudah mendampinginya itu selama puluhan tahun. kesetiannya terhadap taunnya tidak perlu dipertanyakan lagi.
"Aku ingin ke taman itu." Akhirnya laki-laki itu memberikan perintahnya.
***
Tiba di sebuah taman, laki-laki itu turun dari dalam mobil mewahnya, sedangkan orang kepercayaannya tetap berdiri di samping mobil.
Laki-laki itu adalah John Alexander's, salah satu pengusaha sukses di negaranya dan juga suka menginvestasikan uangnya pada perusahaan yang ada di Indonesia. dia sengaja datang ke negeri ini ingin mencari jejak wanita yang dulu pernah dia lukai fisiknya, meskipun sepuluh tahun yang lalu di sudah pernah datang dan mencari wanita itu tapi tidak berhasil dia temukan.
Dan di tempat inilah pertama kali dia melihatnya, wanita yang memiliki kulit putih dan rambut panjang bergelombang itu melintas di depan mobilnya yang berhasil menarik perhatiannya karena kecantikannya, Di tambah lagi saat pertemuan keduanya membuat ia ingin memiliki wanita itu, sepuluh tahun yang lalu dia mencari keberadaanya, dan informasi yang dia peroleh adalah wanita itu sudah meninggal sesaat setelah melahirkan.
Tentu saja John sangat sedih dan menyesal karena dia baru mencari keberadaan wanita itu setelah bertahun tahun peristiwa itu telah berlalu.
Tapi kata melahirkan langsung membaut John yakin jika bayi yang dilahirkan wanita itu adalah miliknya karena dia sengaja menumpahkan benihnya di dalam rahim wanita itu. Untuk membuat wanita itu tetap terikat dengannya suatu saat nanti.
Untuk itu kedatangannya kali ini bukan hanya mencari jejak wanita itu tapi juga mencari keberadaan anak yang dilahirkan wanita itu yang ia yakin adalah anaknya.
***
Duduk di bangku taman. John duduk sambil menyaksikan banyaknya pasangan suami istri yang tengah menemani anak-anak mereka untu bermain karena taman itu memang tidak pernah sepi.
Saat pikirannya hanya dipenuhi tentang wanita itu dan juga anak yang dia dilahirkan dua puluh satu tahun yang lalu, sebuah panggilan tiba-tiba saja masuk dan membuat John tersentak. Tidak perlu melihat siapa yang tengah menghubunginya karena dia tahu jika itu itu adalah Malvin putranya.
"Halo Dad, apa kamu sudah menemukan adikku ?" tanya
"Malvin, Daddy mu ini baru tiba hari ini, dan kau sudah menanyakannya."
"Kenapa lama sekali, kalau begitu biar aku yang mencarinya, aku hanya berharap saat aku bertemu dengannya aku sudah tau jika dia adalah adikku. Daddy bilang wanita itu sangat cantik kan dan sudah pasti jika adikku perempuan juga akan sangat cantik, tapi jika dia laki-laki pasti ketampanannya tidak mampu mengalahkan ku." Malvin mengucapakan kalimat panjang lebarnya sambil terkekeh di sebarang telpon sana.
John hanya tersenyum samar mendengar ocehan putranya itu.
Malvin Aleczander's, adalah putar dari John dari istrinya yang sudah meninggal sejak lama. Tidak ada yang tidak diketahui oleh putranya itu, bahkan saat John menceritakan tentang keberadaan seorang wanita di Indonesia Malvin meminta daddy untuk mencari wanita itu untuk di jadikan istri oleh Daddy nya karena selama kepergian mommy nya saat usianya masih sekolah daddy nya tidak pernah menikah.
"Kapan kamu datang?"
"Mungkin beberapa hari lagi, aku harus mengurus pekerjaan seseorang yang ditinggalkan untukku." Kalimat Malvin sengaja menyindir John.
"Apa gunanya aku memiliki seorang putra jika tidak bisa mengerjakan semua pekerjaan ku, itu tugasmu Malvin."
Terdengar elahan nafas di seberang sana.
"Ya .ya Daddy ku sayang, ini memang tugasku tapi apa Daddy tidak kasihan padaku, aku mengurus puluhan perusahan Daddy di sini dan itu semua ingin membuat kepalaku pecah, jadi Tuan John Alexander's, cepat temukan adikku karena setelah itu aku akan memberikan sebagian beban hidupku padanya, ah tidak mungkin akan lebih baik jika semuanya saja."
Kali ini bukan lagi suara kekehan yang di dengar oleh Jon tapi suara gelak tawa putranya.
"Iya setelah itu kamu akan bersenang-senang dengan wanita-wanita mu di luar sana, itu yang ingi kamu lakukan?"
"Hei jangan lupa Tuan aku ini putra dari Tuan John Alexander's, yang semasa mudahnya selalu membawa wanita yang dia inginkan untuk naik ke ranjangnya tentu saja aku akan mewarisi itu...,sudah dulu Dad wanitaku sudah datang."
"Kau membawa wanita ke kantor?"
"Sejak kapan aku membawa wanita ke kantor Dad, kamu tau sendiri kan prinsipku, kantor bukan tempat untuk bercinta tapi untuk bekerja."
John seketika mematikan panggilan itu setelah mendengarkan suara seorang wanita dia seberang sana.
John tidak bisa marah dengan kelakuan putranya itu karena yang dikatakan Malvin benar, kebiasaan Malvin itu adalah salah satu kebiasaan darinya.
.
Dia hanya berharap suatu hari nanti putranya itu bisa mengentikan kebiasaanya sama seperti dirinya.
...Visual Malvin Aleczander's...
Malvin langsung menjauhkan benda pipih itu dari telinganya saat sudah tidak mendengar suara Daddy nya lagi.
"Apa tadi itu calon mertuaku ?" ucap wanita yang saat ini tengah berjongkok tepat di depan Malvin sambil membuka Gesper laki-laki yang tengah duduk dengan santai bersandar di sofa.
Greta Ilona, seorang model berkebangsaan Jepang yang memiliki darah Inggris dari Daddy nya, adalah kekasih dari Malvin Aleczander's.
"Ya kamu akan menjadi Nyonya Aleczander's jika kamu bisa meluluhkan hatinya," ucap Malvin sambil menatap ke ponsel milik yang sudah dia simpan di sampingnya.
Greta terkekeh mendengar ucapan Malvin.
"Jika putranya saja mampu aku luluh kan, aku rasa Daddy nya tidak akan jauh berbeda," ucap Greta dan melepas celana yang melekat di tubuh Malvin lalu menggenggam benda yang sudah menegang itu dan sesaat kemudian Greta langsung memberikan Or*l s*x pada kekasihnya, sebuah keahlian darinya yang tidak perlu di ragukan lagi.
Malvin sudah tidak peduli dengan apa yang di katakan kekasihnya, matanya terpejam, kepalnya bersandar di sofa. kekasihnya ini memang begitu mampu memanjakannya.
Sedangkan Greta tersenyum puas saat melihat itu, dia lagi-lagi berhasil memanjakan Malvin.
Dia sangat tau jika kekasihnya ini datang ke apartemen nya, pasti yang dia inginkan adalah bercinta, tentu saja dia tidak akan menolak karena dia juga sangat menikmatinyakarena Malvin mampu membuatnya paus dari mantan kekasihnya. Iya Greta sudah melepaskan keperawanannya jauh sebelum bertemu dengan Malvin dan Malvin sudah tau akan hal itu. Tapi apa peduli Malvin intinya dia terpuaskan dan sejauh ini hanya Greta yang memiliki kemampuan itu.
"aaarrrrgg, Baby." Malvin mengerang saat merasakan cairan bening miliknya akan menyembur keluar dan sebelum itu terjadi tangannya dengan kasar menarik rambut panjang Greta untuk mengentikan aksi luar biasa kekasihnya.
Malvin lalu membanting tubun itu ke atas sofa, inilah yang di sukai oleh Greta bercinta dengan cara sedikit kasar, dia menyukai itu.
"Aww." keluhnya saat tubuhnya mendarat secara sempurna dia sofa besar itu. Tidak perlu diminta oleh Malvin tentang apa yang harus dia lakukan, Greta dengan cepat membuka lebar pahanya untuk mempersilahkan Malvin memasukinya.
Malvin melihat itu tersenyum , ia kemudian mulai memposisikan tubuhnya berada di antara kedua paha Greta
"Oouugghh Malvin." lenguhnya saat merasakan benda panjang dan besar yang baru keluar masuk dari mulutnya kini memasukinya.
Malvin belum bergerak, dia membiarkan miliknya merasakan remasan dari milik Greta.
"Bergeraklah sayang, sampai kapan kamu akan diam,"ucap Greta kesal karena dia sudah tidak tahan.
"Kau sungguh tidak sabaran Baby."
"Iya aku me.aahhh..aahhh.aahhh."Greta sudah tidak sanggup melanjutkan ucapannya dan hanya berganti suara de..Sahan karena Malvin langsung bergerak memenuhi permintaanya.
Sambil terus menggerakkan pinggulnya Malvin juga ikut menggoda benda bulat milik Greta yang juga tidak berhati bergerak seiring hentakan yang di lakukan malvin di bawah sana.
"Sssttt ...ahhhhh sayang."
Suara kepuasan itu tidak hentinya keluar dari bibir Greta karena bukan hanya di bahwa sana yang diberikan kenikmatan tapi juga bagian dadanya. Malvin sudah seperti bayi kehausan yang menikmati itu secara bergantian.
"Ahhh Malvin ....lebih cepat." pintanya.mendengar itu Malvin langsung mengabulkan permintaan kekasihnya dengan menghentakkan miliknya dengan kuat dan kasar.
"Seperti ini yang kamu inginkan em."
"I-ya seperti itu ..ahhh...ahhh..nikmat sayang ."
"Arrgg..ahh."
"Malvinn..ahhh."
"Katakan apa yang kau inginkan,. ingin lebih dari ini em?"
Greta menggeleng.
"Aku.... ingin keluar... ohhhhh."
laki-laki bermata biru itu tersenyum saat merasakan cairan hangat menyebut begitu hebat di bawah sana, namun dia belum mengentikan geraknya karena dia belum mencapai klimaksnya.
beberapa saat kemudian Malvin menegakkan tubuhnya dan mengeluarkan miliknya, ia menyadarkan tubuhnya di sabaran tempat tidur. .
"Women on top Baby.
Greta bangkit lalu memposisikan dirinya dan mengarahkan milik Malvin pada miliknya dan
"Ahhhh."
"Ssstt arrrrrgg."
Erangan Malvin de..Sahan Greta memenuhi setiap sudut apartemen milik wanita itu , yang tengah menggerakkan miliknya. Sepertinya percintaan Kedua orang itu akan masih panjang. karena setelah satu jam terlewatkan belum ada tanda-tanda Malvin akan mengakhirinya.
****
Elssa Butik
Alyssa saat ini tengah sibuk merancang gaun -gaun indah dari pelanggannya yang kebanyakan dari kalangan atas.
Di tengah kesibukannya sebuah panggilan mengalihkan Alyssa dari aktifitasnya yang tengah berada di dalam gudang penyimpanan kain miliknya.
"Halo Ma," jawab Alyssa saat penggilan itu sudah dia angkat.
"Sayang kamu sudah makan?"
Saat mendengar itu Alyssa langsung meremas rambutnya, karena terlalu sibuk dia lupa untuk menikmati sarapan yang sengaja Mamanya siapkan.
"Belum lagi?" tanya Kaluna lembut.
"Heheh Iya ma Alyssa lupa, nanti aku makan ya Ma makannya."
"Bukan nanti Alyssa tapi sekarang!"
"Iya Mamaku sayang, tapi kan tidak mungkin sekarang Ma kerena Alyssa lagi di gudang."
"Kalau begitu kamu keluar sekarang dan makan di depan Mama, Mama mau lihat kamu makan, ubah panggilan ini dalam bentuk video,"perintah Kaluna
"Baiklah." jawab Alyssa pasrah.
Akhirnya Alyssa menuruti keinginan Kaluna. Dia yang sementara sibuk memilih kain untuk membuat rancangan terbarunya kini harus di tinggalkan untuk memenuhi permintaan Mamanya.
Duduk di meja kerjanya, Alyssa mulai membuka kotak makan yang sengaja di siapkan oleh sang Mama, dari layar telpon telihat Kaluna tengah mengawasi sang putri untuk menikmati makannya. Bukan kali ini saja Kaluna melakukan hal seperti ini, tapi hampir setiap hari kerena putrinya yang satu ini terkadang mengabaikan hal sepenting ini, karena alasan kesibukannya.
"Ini Mama liat kan, aku makan sekarang," ucap Alyssa sambil menyendok makanan itu masuk kedalam mulutnya, panggilan itu baru berakhir saat setelah makanan yang ada di hadapannya habis.
"Di awasi makan lagi ya kak," Sebuah suara mengalihkan perhatian Alyssa yang tengah sibuk merapikan kembali tempat makanan yang sudah dia cuci. Mendengar itu membaut Alyssa tersenyum.
Hampir semua pegawainya disini memang sudah sangat hafal kebiasaan mamanya, dia yang selalu lupa makan dan Mamanya yang tidak akan pernah lupa mengingatkannya sampai dia mengabiskan makannya.
"Kak Alyssa beruntung benget sih punya mama seperti ibu Kaluna, ibu ku Saja belum pernah bela-belain vc aku hanya untuk temenin aku makan, tapi Kak Alyssa hampir setiap hari."
Mungkin betul kata orang jika dia sangatlah beruntung memiliki Mama yang begitu menyayanginya meskipun wanita itu bukanlah wanita yang melahirkannya. Hal itu terkadang membaut Alyssa lupa jika Mama Kaluna bukalah mama kandungnya , apalagi orang yang bekerja padanya tidak ada yang tau jika dia hanyalah anak angkat di keluarga itu.
***
...Visual Alyssa...
...Visual Greta Ilona
...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!