ini novel pertama saya jadi mohon maaf jika ada kekurangan,kesamaan nama,tempat,dan sebagainya terima kasih! Selamat membaca
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Cerita ini dimulai dengan seorang wanita bernama Cyndria Candy Karina atau biasa "Karina".Wanita cantik yang berusia 32 tahun ini memiliki cafe bernama Golden Violet.Cafe ini memiliki interior sederhana dan bersifat outdoor juga sangat nyaman untuk tempat nongkrong.Karina terbilang sukses membangun cafe impian dirinya dan mendiang suaminya.Suami Karina meninggal akibat penyakit jantung, jadi Karina tinggal dengan putranya yang bernama Bimo yang berusia 5 tahun.
Cafe Golden Violet memiliki 4 karyawan dan kadang dibantu oleh Bimo.Tempat nobgkrong ini banyak menyajikan minuman dan dessert modern yang disukai anak muda.
Suatu hari yang indah Karina sedang duduk di salah satu kursi di cafenya ditemani kopi hangat dan anaknya yang bermain.Bimo berlarian kesana kemari yang membuat ibunya tersenyum bahagia.Bahkan pelanggang disana tidak merasa terganggu dengan kelakuan Bimo melainkan mereka sangat terhibur.
"Ibu!"
"lihat! Aku memetik bunga di dekat meja no.3" Bimo menghampiri ibunya dan menunjukkan bunga kecil berwarna merah itu.
Karina meraih bunga itu kemudian ia memasangnya di telinga kanan.
"Wow! Ibuku seketika sangat cantik" seru Bimo yang terpukau melihat kecantikan ibunya sendiri.
"Itu benar bu boss! Anda tambah cantik" puji karyawan yang bernama Ria.
"Ya ampun"
"Ria kamu jangan begitu" ibu satu anak itu tersipu malu saat dirinya dipuji oleh karyawannya sendiri.
Bimo berlari keluar cafe tanpa seizin ibunya.Saat Bimo diluar ia melihat kiri-kanannya tanpa sengaja ia pandangannya difokuskan oleh dua pria dewasa.Bimo memperhatikan kedua pria dewasa itu seperti sedang mengecek sesuatu.Anak kecil manis itu pun menghampiri dua pria itu.
"Seharusnya ini sudah sempurna ,tapi..."
"Kita kekurangan karyawan"
"masa iya kita cuma berdua?" tanya pria yang bersurai coklat.
"Ya sabar! Namanya baru buka usaha" jawab pria yang satunya bersurai hitam.
Saat kedua pria itu ingin melanjutkan perbincangannya tali dipotong oleh anak kecil manis yang menghampiri mereka.
"Permisi! Kalian ada apa disini?" tanya Bimo dengan senyum manisnya.
"Hai nak! Nama saya Ryan dan ini teman saya namanya Tio"
"kalau kamu?" ucap pria yang bernama Ryan itu.
"Bimo!".
"Kami kesini karena kami sedang mengecek resotoran yang akan kami buka besok pagi dan itu pun restoran kami masih baru" jawab Ryan yang menggendong Bimo lalu mengarahkan dirinya ke restoran baru dihapannya.
"Besok?"
"Kalau besok di buka,kenapa tidak ada hiasan pembukaannya sama sekali?" tanya Bimo kepada Ryan.
"Cukup sederhana saja"
"Kami hanya ingin fokus kepada membangun restoran ini" Ryan memberitahu alasannya kepada Bimo sambil mencubit pipi anak kecil itu.
"Eh! Ngomong-ngomong Bimo kenapa sendirian ? Dimana orang tuamu? Apa kau tersesat?" tanya Tio kepada Bimo.
Bimo menunjuk ke arah cafe ibunya yang membuat Ryan dan Tio kebingungan.
Saat Bimo menunjuk cafe ibunya tiba-tiba ada wanita keluar dari cafe dengan keadaan panik.Wanita itu toleh sana sini sampai akhirnya ia menemukan yang ia cari yaitu anaknya.Wanita itu menghampiri Bimo.
"Astaga Bimo!"
"Kamu kemana saja nak?! Ibu capek nyari kamu daritadi"
"Ya sudah sini!" Karina marah kepada Bimo dan mengambilnya dari tangan Ryan.
Karina memperhatikan kedua pria itu dengan sangat jeli sekali.Menurut pandangan Karina pria bersurai coklat atau Tio terlihat seperti om-om tua yang membutuhkan sugar baby sedangkan yang bersurai hitam terlihat seperti manusia yang jomblo seumur hidup saja.
Ryan memutuskan memecah kecanggungan diantara mereka dengan cara memperkenalkan dirinya kepada Karina.
"Halo! nama saya Ryan"
"Salam kenal!"
"Karina"
Perkenalan singkat itu situasi mereka canggung kembali.
"Ibu! Mereka tetangga baru kita"
"Mereka besok akan melakukan pembukaan restoran tepat di sebelag cafe kita"
"Jadi..."
"Besok boleh tidak kita datang ke acara pembukaan mereka?" Bimo merayu ibunya agar bisa hadir ke acara besok.
"Boleh! Jam berapa? Besok saya juga harus kerja" ucap Karina dengan nada bicara yang sangat ketus.
"Jam setengah delapan".
"Saya sangat senang dengan anda hadir ke acara saya terutama jika anda membawa Bimo" jawab Ryan dengan rasa senang hatinya.
"Terserah! kalau begitu saya permisi" Karina menggendong Bimo dan meninggalkan kedua pria itu.
"Tio! Sepertinya aku jatuh cinta kepada ibunya Bimo" ucap Ryan yang sontak membuat temannya terkejut.
"Apa?! Yang bener aja ,Ryan?!"
"Dia itu sudah punya anak berarti dia sudah menikah dan dia juga sudah suami juga" Tio yang masih bingung dengan keadaan temannya menjelaskan statusnya Karina.
"Kamu tidak boleh beranggapan begitu!"
"Siapa tau dia single parents" saut Ryan yang membuat temannya semakin heran.
"Tapi itu memang faktanya Ryan!"
"Jangan berharap sama wanita itu! Di luar masih banyak!" tegur Tio yang berusaha menyadarkan temannya ini.
"Terserahmu saja! Aku cinta sama dia".
Tio untuk pertama kalinya sangat bingung harus memberi saran apa karena untuk pertama kalinya temannya seperti ini.
Di dapur cafe Karina sedang memberitahu anaknya itu tidak menghapiri orang lain dan untuk keluar dia harus izin dulu.
Bimo hanya diam mendengar ocehan ibunya tapi dipikirannya ia masih terbayang wajah Ryan tadi.
Setelah memarahi anaknya Karina kembali ke meja pelanggang dan melihat situasi cafe sedangkan Bimo dihukum untuk mencuci perabotan kotor dibelakang.
Waktu terus berlalu sampai ke waktunya tutup.Pesanan terakhir sudah diantar kemudian Karina mengganti tanda menjadi "tutup".Semua karyawan sudah siap-siap untuk pulang tapi mereka memutuskan untuk bermain sebentar dengan Bimo.
"Kakak!"
"Uhuhuhu" suara laki-laki menangis datang menghampiri Karina.
"Kamu kenapa lagi? Pekerjaanmu sudah beres?"tanya Karina kepada laki-laki tadi.
"Kakak aku diputusin! Huwaaa!!!" jawab laki-laki itu disertai tangisan keras.
"Ya ampun..."
"Dasar boti! sudah dibilangin jangan pacaran sama dia tetapi kekeh mau sama dia!"
"Lihat sekarang! Apa yang kau dapat? Kamu kenapa gampang sekali ditipu andi?" bentak Karina memarahi lelaki yang bernama Andi itu.
Andi ini merupakan adik bungsu Ķarina.Karina tiga bersaudara.Anak pertama Karina,kedua Radhika,dan terakhir yaitu Andi.
Lanjut ke permasalahan->
"Tapi Andi tidak tau kalau dia bakal sejahat ini sama aku!"
"Coba bukan mata-mataku mengikuti dia maka, aku pasti masih si pria bodoh itu!" (Andi ini gay guys dari dulu! Sama sekali tidak ada ketertarikan terhadap lawan jenis dan akibat bully).
"Jadi gini permasalahnnya kak"
"Aku mendapat informasi kalau pacarku ini mau ke hotel tanpa sepengetahuanku dan benar saja kak!"
"aku mempergoki dia sedang selingkuh dengan wanita lain! Huhuhu..." Andi menceritakan semua kejadian yang dia alami tadi.
"Sudah dibilangin jangan sama dia masih aja mau sama dia" saut Karina yang membuat Andi terdiam.
Andi pun pasrah dengan perkataan kakaknya yang ada benarnya.
"Sekarang kamu mau main sama siapa? Kamu mau sewa gigolo?" tanya Karina kepada adiknya sambil mengelus punggung Andi.
"Ide bagus kak! Kalau begitu minta uang dong!" jawab Andi dengan tangannya meminta uang kepada Karina.
"Kan uangmu ada! Apa fungsinya kamu kerja setiap hari?".
"Ehehehe... tinggal sedikit buat belanja".
"Minta sama Dhika sana!"
Andi langsung pergi begitu saja tanpa berpamitan kepada kakaknya.Karina hanya bisa geleng-geleng kepala saja.
Karina mengajak anaknya pulang diikuti dengan karyawannya kembali ke rumah masing-masing.
To be continued\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=>>>
Sesampai di rumah.Karina memandikan Bimo,memakaikan anaknya pakaian,setelah itu ia menyiapkan makan malam.Selesai menyiapkan makan malam,Karina memanggil Bimo.
"Bimo!"
"Makan malam sudah siap! Ayo makan nak!"
"Iya bu! Aku datang!" Bimo menjawab panggilan ibunya dan segera mendatangi ibunya.
Ibu dan anak itu menikmati makan malam mereka dengan tenang.Bimo menatap ibunya yang terlihat sedih seperti ada sesuatu yang terjadi pada ibunya.Anak manis itu tau kalau sang ibu merindukan suaminya yang juga ayahnya.
"Ibu..."
"Ibu kenapa? Ibu merindukan ayah,ya?" tanya Bimo dengan halus.
"Ah?"
"Iya nak"
"Jujur saja ibu rindu kepada ayahmu" jawab Karina yang berpura-pura senyum agar anaknya tidak terlalu khawatir.
"Kalau ibu rindu sama ayah,kita bisa berziarah saja ke makam ayah"
"Ayah pasti akan senang disana" ucap Bimo sudah selesai dengan makan malamnya.
"Baiklah nak! Besok jam tujuh pagi kita kesana" Karina mengiyakan saran anaknya.
Karina menuci piring bekas makan malam tadi kemudian dia membersihkan diri sebelum tidur.Selesai membersihkan diri,Karina langsung tidur dengan anaknya.
Walaupun sang suami sudah meninggal tapi Karina tidak ingin menikah lagi kalau pun ada seseorang menyukainya Karina tidak peduli saat ini dia hanya peduli kepada anaknya.
Keesokan paginya Karina dan Bimo sudah selesai bersiap-siap untuk pergi ke makam suami atau ayahnya Bimo.Mereka pergi menggunakan motor dan tidak lupa menggunakan helm demi keselamatan.
Sampai di kuburan Karina melepaskan helmnya dan membantu Bimo.Karina menggandeng Bimo masuk ke kuburan.Mereka menghampiri salah satu makam.Mereka berdua jongkok di samping makam dengan batu nisan terukir nama "Santara Dio Saputra".Karina menaburkan bunga mawar merah dan putih di atas makam kemudian diikuti oleh Bimo.Lalu Karina menuangkan sebotol air di atas makam setelah itu mereka berdoa agar ayahnya Bimo tenang di alam sana.
"Halo sayang!"
"Lama aku tidak berkunjung kesini..."
"Bagaimana kabarmu di alam sana? Lihat siapa aku bawa kemari" Karina yang baru saja selesai berdoa menyampaikan perasaan yang tersimpan selama ini.
"Hai ayah!"
"Bimo datang kesini untuk bertemu dengan ayah dan membantu ibu menghilangkan rindunya kepada ayah" ucao Bimo disertai tawa kecil menggoda ibunya.
"Bimo!"
"Hadehh..."
"Itu memang benar sih, aku rindu sama kamu" jawab Karina yang memberikan tatapan hangat ke makam suaminya.
Selesai berziarah ibu dan anak itu langsung pergi ke cafe.Karina memakaikan anaknya helm dan kepada dirinya juga.Motor dinyalakan,Bimo yang sudah duduk di belakang mengatakan kepada ibunya untuk kalau dirinya sudah siap.Motor Karina sudah berjalan meninggalkan kuburan dan langsung ke tujuan.
Mereka pun tiba di cafe.Karina menyiapkan keperluan cafe sedangkan anaknya menanti kedatangan Ryan dan Tio.Lima belas menit berlalu Karina sudah selesai menyiapkan kebutuhan cafe disaat bersamaan pula Ryan dan Tio datang menggunakan motor masing-masing kemudian ada dua motor lagi sampai.
Ryan turun dari motor,melepaskan helmnya yang dimana hari ini dia sangat tampan dikarenakan ada hari spesial.Ryan merapikan rambutnya di kaca spion motornya.Tio yang melihat temannya yang sepeti sok ganteng itu merasa jijik.
"Baiklah!ayo kita siap-siap Tio!" ajak Ryan yang lebih dulu masuk ke restoran.
"Hei! Tunggu aku!" jawab Tio yang menyusul Ryan dengan dua teman di belakangnya.
Di sisi lain Bimo melihat kedatangan Ryan dan Tio langsung menghampirinya.Bimo masuk ke dalam restoran,ia melihat restoran itu terlihat mewah tapi terkesan santai.Mata Bimo terarah ke dua pria incarannya.
"Paman Ryan! Paman Tio!" panggil Bimo yang menghampiri dua pria dewasa itu.
"Bimo!"
"Dimana ibumu?" Ryan langsung memeluk bocah kecil itu.
"Ibu masih menyiapkan cafe sebentar lagi datng kok"
Ryan menggendong anak manis itu.Ketiga temannya tercengang melihat pemandangan tidak biasa itu,pemandangan itu terlihat seperti ayah dan anak saja.
"Hendery! Lihat deh!" ucap Tio jari menunjuk Ryan yang menggendong Bimo.
"Oh my god! Sepertinya ini adalah pertanda" ujar pria yang bernama Hendery itu yang juga merupakan teman Ryan.
"Siapa sangka bakal ada pemandangan seperti ini" celetuk teman Ryan yang satunya bernama Vino.
"Baiklah semuanya!"
"Aku ingin menyampaikan kalau restoran bernama Happiness Food's resmi dibuka!" ucap Ryan yang memotong pita merah yang sudah disiapkan mereka kemarin.
Tepuk tangan pun bersuara setelah pemotongan pita itu.Yang paling bersemangat adalah Bimo karena acara yang dia nanti-nantikan sudah dimulai.
"Yeyyyy..."
"Saatnya kita berpesta!" seru Bimo yang membuat para pria itu tertawa.
"Bimo!" teriak Karina menghentikan tawa para pria itu.
"Ibu!"
"Kenapa ibu datangnya terlambat?! Acara sudah dimulai!" saut Bimo sambil melambaikan tangannya.
Karina berjalan cepat ke arah Ryan dan langsung merebut Bimo dari tangan Ryan.Karina menggendong anak itu dan memarahinya.
"Ibu sudah memberitahumu kemarin jangan pergi tanpa seizin ibu!".
"Maaf bu..." Bimo menundukan kepalanya sebagai tanda permintaan maafnya.
"Lain kali jangan begini lagi,mengerti?"
"Iya bu".
Ryan menyampaikan pendapatnya kepada Karina.
"Karina dia akan baik baik saja kalau sama saya".
"Lebih baik kamu diam! Kamu itu orang baru disini!" bentak Karina yang membuat Ryan terdiam membatu.
Teman-teman Ryan ikut terdiam,mereka tidak berani berkata-kata karena takut bakal dibentak seperti Ryan.
"Acaramu biasa biasa saja"
"Kenapa tidak mengundang keluargamu juga?" tanya Karina sembari membenarkan posisi Bimo.
"Mereka tidak mau datang..."
"Orang tua saya tidak menyutujui usaha ini karena menganggap tidak ada untungnya" jawab Ryan dengan sedikit lesu.
Karina hanya bisa ber-oh saja.Gadis itu pun mulai berpikir kalau Ryan ini lari dari rumah untuk mengejar mimpinya.
"Ehmm..."
"Kalian pasti belum sarapan,bagaimana kalau kalian semua sarapan di cafeku saja?"
"Kebetulan saya lagi masak lebih karena adik saya akan sarapan bersama saya,gimana?" ajak Karina berusaha mengalihkan topik pembicaraan.
"Kami dengan senang menerima tawaran itu" Ryan yang menerima ajakan sarapan bersama itu.
Mereka semua pun pindah tempat dari restoran Ryan menuju cafe Karina.Saat di dalam cafe para pria itu terkejut dengan tema cafe yang bersifat outdoor.Interiornya sangat gaul sekali.
"Silakan kalian duduk dimana kalian suka" Karina menurunkan Bimo dari gendongannya langsung mengambil sarapan yang sudah disiapkan.Bimo mengajak Ryan untuk duduk disebelahnya,tentu saja Ryan menerimanya.Teman-teman Ryan duduk terpisah dengan Ryan karena mereka sengaja melakukannya agar tidak mengganggu momen ayah dan anak.
Tiba-tiba saja ada suara laki-laki berteriak.
"Selamat pagi kakak tercintaku!"
Dan ternyata laki-laki itu adalah Andi(adiknya Karina).
Saat Andi berjalan mencari kakaknya matanya teralihkan oleh salah satu teman Ryan.
"Heh! Sedang apa kamu disini?" tanya Andi dengan menunjuk salah satu teman Ryan.
" Heh! Seharusnya saya yang nanya ke kamu ngapain kamu di sini?" ternyata yang ditunjuk oleh Andi adalah Hendery.
" saya ke sini itu karena saya ingin sarapan bersama dengan kakak dan keponakan saya"
" Oh..."
"Berarti perempuan tadi itu kakakmu,ya?"
"Kakakmu itu yang mengundang saya untuk sarapan bersama"
"Ya... makanya saya di sini".
Karina keluar dengan tangan penuh membawa makanan.Karina melihat adiknya yang sudah datang langsung meminta bantuannya.
"Andi!"
"Bantuin kakak bawa ini"
Dengan sigap Andi langsung membantu kakaknya membawa makanan itu.Karina meletakkan makanan yang ia bawa ke meja di tempati anaknya sedangkan adiknya di meja Hendery tempati.
To be continued\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=>>>>>
Mereka semua menikmati makanan yang dimasak oleh Karina.Walaupun mereka ada yang duduk terpisah tapi semuanya kebagian makanan yang sama.
"Kak!"
"uhuhuhu..." rengek Andi.
"Kamu kenapa? Kemarin sudah nangis sekarang lagi,ada apa memangnya?" tanya Karina dengan tangannya sibuk menyuap makanan untuk dirinya dan Bimo.
"Aku tidak jadi main kemarin dan itu semua gara-gara dia!" jawab Andi dengan langsung menunjuk kearah Hendery.
"Bimo..."
"Semua yang dibilang pamanmu nanti hanyalah tentang permainan,ok?"
"Jadi jangan terlalu peduli,ya?" Karina sengaja mengubah konsep pembiacaraannya agar si anak yang polos tidak mengetahuinya.
Bimo pun mengangguk dengan mulut sibuk mengunyah makanan.Karina memberi kode kepada adiknya agar melanjutkan pembicaraan.
"Kemarin ceritanya aku mau sewa gigolo"
"Nah..."
"Si pencuri gigolo itu mengambilnya padahal body gigolo bagus banget tapi gara-gara dia nih!" Andi menceritakan kejadian yang dia alami kemarin.
"Enak aja kamu bilang aku! Aku boss dari gigolo itu!"
"Anda yang tiba-tiba mengajaknya bermain,ya mana mungkin sy izinkan"
"Kalau mau sewa harus seizin sy dulu" saut Hendery yang tidak terima dirinya disalahkan.
"Heh!"
"Sudah cukup salah salahannya"
"Lebih kalian saling memaafkan saja,ini semua terjadi karena kesalahpahaman saja " Karina merelai kedua adam untuk tidak saling menyalahkan.
Akhirnya mereka mau saling memaafkan tanpa berjabat tangan.Andi mengatakan kalau dirinya salah begitu juga Hendery seharusnya dia bertanya dulu untuk apa membawa pegawainya tiba-tiba.
"Tunggu dulu!"
"Kamu homo,ya?" tanya Hendery kepada Andi.
"Ehmm..."
"Iya... Kenapa kamu bertanya?" Andi memberikan pertanyaan kepada Hendery tentang alasan dirinya bertanya hal itu.
"Ehm! Bagus banget!"
"Mau kerja sama?"
"Kerja sama apa?"
"Bisnis itu loh..."
"Kalau kamu jadi boti di barku biasanya bayarannya banyak"
"Kebetulan aku punya klien lagi cari boti cantik kayak kamu"
"Gimana rupa klienmu? Kalau badannya jelek aku tidak mau!"
"Jangan khawatir! Dia itu perfect banget orangnya! Nanti aku kenalin"
"Tapi anda harus sepakat dulu dengan saya,gimana"
"Baiklah,aku terima tawaranmu".
Hendery dan Andi berbicara tentang bisnis gelap yang biasa dilakukan oleh para orang dewasa.Sementara yang lainnya berpura-pura tidak mendengar agar tidak mengotori pikiran mereka.
Selesai sarapan mereka melakukan kegiatan masing-masing.Ryan berterima kasih atas ajakan sarapan bersamanya dan kembali ke cafe bersama Tio dan teman satunya,sedangkan Hendery sedang berbincang-bincang mengenai bisnis mereka dan si bocah manis bermain dengan mainannya.
Para karyawan Karina sudah datang kemudian mereka berganti pakaian dan siap melakukan pekerjaan mereka.
Karina terus memperhatikan perbincangan antara Hendery dan Andi.Karena penasaran Karina pun ikut nimbrung bersama mereka.
"Saya boleh ikut tidak?" tanya Karina yang duduk di sebelah Andi.
"Oh! Tentu saja nona" jawab Hendery memberikan pandangan genit kepada Karina.
"Ayo aja kak! Tidak apa-apa kok!" Andi menerima keberadaan kakaknya di sebelahnya.
"Ini adalah foto beberapa klienku yang menginginkan boti sepertimu" Hendery menyodorkan tiga foto pria berbeda.
Andi memperhatikan setiap foto pria itu.Tidak diragukan kalau setiap pria itu memiliki tubuh yang sempurna dan wajah yang sangat tampan.
"Ini sulit..."
"Hanya bisa pilih satu,kan?"
"Iyalah"
"Tapi ada satu klien yang ini menginginkan sugar baby,mau tidak? Aku bayar lebih".
"Okelah! Berikan aku informasi tentang dia".
Karina hanya planga plongo mendengar pembiacaraan Hendery dengan adiknya.Padahal dia tahu apa yang dibahas tapi dia sulit mencerna pembicaraan itu.
"Tunggu! Aku tahu dia" seru Karina yang membuat Hendery dan Andi menoleh.
"Dia kan hanya CEO" ucap Hendery.
"Dia bukan CEO biasa tapi dia ini teman kuliah aku dulu".
"Memang benar sekarang dia mewarisi perusahaan ayahnya sekarang dulu dia adalah teman kuliah aku"
"Aku tidak tahu kalau dia adalah seorang homo"
"Karena selama masa kuliah dulu dia tidak pernah berpacaran dan hanya fokus kepada kuliahnya" Karina memberitahu informasi tentang temannya itu pada masa kuliah.
"Dia orangnya seperti apa kak?" tanya Andi seketika penasaran dengan teman kakaknya ini.
"Setahuku dia orang dingin banget"
"Kulkas 10 pintu"
"Tapi informasi yang pernah beredar dulu kalau dia ini alergi pada wanita,aku tidak yakin itu benar atau tidak"
"Aku hanya mendengar dari berita yang yersebar dulu" jawab Karina menjelaskan tentang bagaimana tentang temannya ini.
"Nah itu bagus! Terima dia saja Andi" saran Hendery yang menyodorkan foto pria CEO itu.
"Ehhhh!!! Tidak ada! Adikku tidak untuk dijual!" Karina membantah bisnis gelap ini.
"Kakak..."
"Hanya jadi sugar baby dia aja"
"Artinya tidak gonta ganti pria lain cukup dia dan aku mungkin bisa membuat dia jatuh cinta dalam pesonaku" Andi yang berusaha merayu kakaknya agar menginjinkan untuk menerima tawaran kerja ini.
"Meskipun begitu badanmu akan rusak kalau terus main" Karina mengkhawatirkan kondisi adiknya nanti kalau dia menerima pekerjaan ini.
"Sebaiknya kau pikir-pikir dulu"
"Ini nomorku"
"hubungi aku kalau kau menerima pekerjaan ini"Hendery meletakkan secarik kertas dengan ada nomor handphonenya di atas kertas itu kemudian ia pergi meninggalkan kakak adik itu begitu saja.
Andi menatap kakaknya untuk meminta izin padanya.Karina menatap sinis adiknya karena tanpa terduga ia mau saja menerima pekerjaan ini.
"Kak..."
"Ayolah! Aku janji ini yang pertama dan terakhir"
"Aku akan membuat dia falling in love,boleh ya?" Andi merayu kakaknya dengan mengayun-ayunkan tangan kakaknya.
"Kakak bilang tidak ya tidak!"
"Apa kamu tau resiko mengambil pekerjaan ini nanti? Harga diri kamu dipertanyakan oleh orang orang dan keluarga kita nanti"
"Orang tua kita mengijinkan kita bekerja jauh tapi yang mereka harapkan pekerjaan bagus!"
"Bukan seperti Mahaprana Andika Saputra!"
"Pikirkan ibu dan ayah! Mereka mengharapkan kita yang terbaik bukan seperti ini"
"Yang ada kau merusak harapan ibu dan ayah saja" Karina memarahi dan menjelaskan alasan kalau dia menerima pekerjaan ini.
Andi hanya bisa menunduk mendengar ucapan kakaknya tapi di dalam hatinya ia tetap ingin mengambil pekerjaan ini.
Setelah mengoceh lama,Karina meninggalkan adiknya untuk kembali ke dapur.Andi mengambil secarik kertas yang ditinggalkan Hendery tadi dan ia meninggalkan cafe kakaknya.Lelaki manis itu tetap bertekad mengambil pekerjaan ini dan ia meyakinkan kalau ini yang terakhir.
Di tetangga sebelah masih ada satu atau dua pelanggang yang datang tapi Ryan dan Tio tetap bersemangat melayani pelanggang itu dan satu teman yang membantu sementara sampai mereka mendapatkan karyawan.
"Ya ampun terima kasih Rio telah membantuku"
"Sejujurnya aku merasa tidak enak meminta bantuan tapi kau bersikukuh untuk membantu aku sangat terbantu" ucap Ryan kepada temannya yang bernama Rio itu.
"Santai saja teman"
"aku melakukan bisnis kan bersama Hendery nanti dia mengurus bisnis itu" jawab pria bernama Rio yang sedang menglap meja.
Ryan sangat senang akhirnya ia bisa membuka bisnis dia sendiri tanpa gangguan siapa pun
To be continued\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=>>>>
(Jangan lupa bantu promosi dan dukung saya)
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!