NovelToon NovelToon

Wanita Tangguh

bab 1.prolog

Wanita merupakan makhluk yang mempunyai segudang rasa. Sering kali wanita harus menangis dalam diam untuk memendam luka dihatinya. Ia akan terlihat berbeda dari kepribadian sesungguhnya. Saat ia berada difase yang berbeda.

Dipinggiran kota Y. Hiduplah sosok Wanita Tangguh yang sangat kuat dan tidak mudah putus asa. Wanita mandiri yang tidak menggantungkan diri kepada orang lain.

Davinka Anastasya. Wanita Tangguh yang mempunyai jiwa kuat serta pekerja keras. Ibu rumah tangga yang membuka usaha jasa dan mempunyai beberapa bisnis online yang bergerak dibidang fashion. Vinka nama panggilannya. Seorang ibu dari 2 orang anak dari pernikahannya dengan Wahyu Ardiansyah.

Awal kehidupan mereka berjalan dengan sangat harmonis dan bahagia. Tapi semua berubah semenjak ibu mertua Davinka tinggal bersama mereka.Sejak ank kedua Vinka lahir, ibu mertuanya memang ikut tinggal bersama Davinka dan Wahyu.

"vinka ... kamu ngapain saja sihhh!!!!! kerja lelet banget. Ini blm itu blm. Nanti kalau anak bangun belum beres. Awas kamu!!!"teriak Ibu Asty , Ibu mertua Davinka.

Helaan nafas berat Davinka. Sambil menyusui anaknya yang masih bayi.

Setelah anaknya kenyang dan tertidur. Vinka mulai melakukan aktifitas seperti biasa. Mengepel,menyapu,dan pekerjaan rumah lainnya.

Semua itu Vinka lakukan tanpa mengeluh.

" Ibu ... aku pulang!!!"teriak Elsa anak pertama Vinka.

"Anak ibu sudah pulang. Bagaimana sekolahnya, Kak. Bersih- bersih dulu , makan , salat terus bobok siang!" perintah Vinka.

Davinka memang selalu mengajarkan anaknya untuk selalu mengedepankan salat dan Tuhan.

Ia selalu berpesan ," Jangan tinggalkan salat karena salat adalah Tiang Agama."

Setelah membantu anak pertamanya untuk bersih- bersih dan salat. Vinka kembali melanjutkan aktifitasnya untuk bersih - bersih dan memasak.

Vinka selalu berusaha menjadi ibu yg baik dan berusaha menjadi istri yang bisa segalanya .Dia selalu berusaha menyambut suaminya pulang bekerja dan menyelesaikan semua pekerjaan rumah sebelum suaminya pulang bekerja.

Disamping menjadi Ibu rumah tangga.Vinka juga membuka usaha jasa jahit dan produksi baju kecil kecil an. Berkat usahanya itu , Vinka bisa membantu ekonomi keluarga disaat suaminya tidak bekerja.

"Assalamu'alaikum ... mb Vinka!!!" teriak Ibu Nurma. Ibu nurma adalah pelanggan jahitan Davinka.

"Waalaikum salam. Oohhh ... Ibu Nurma. Silahkan masuk, Bu. Maaf, berantakan sekali. Silahkan duduk," ucap Davinka sopan mempersilahkan tamunya.

"Iza mb Vinka. Begini , saya biasa mau buat baju yang seperti biasa saja. Ukuran saya masih kan???" kata Ibu Nurma.

"Oohhh ... ia Ibu. Masih kok. Maaf,ini tidak terburu buru, kan. Karena saya punya bayi, takut anak saya rewel," ucap Vinka sopan.

" Tidak kok mb Vinka. Acaranya, masih 1 bulan lagi. Jahit 2 baju. 1 bulan bisa selesaikan???" kata Bu Nurma.

"Ohhh iza, Bu. Saya usahakan. Besok kalau sudah jadi, udah beres saya kbari," kata Davinka.

" Iza mb vinka. Terima kasih dan ini saya harus kasih DP dulu atau besok klau sudah jadi,"kata Bu Nurma.

" Maaf Bu. Besok saja klau sudah jadi. Lagi pula, ini saya tidak beli tambahan kain. Jadi tidak membutuhkan uang yang bnyak,"tolak Davinka sopan.

" Baik klau begitu mb Vinka. Saya pamit dulu, karena saya masih ada acara lain." Pamit Ibu Nurma.

"Iza Bu, terima kasih banyak atas kepercayaannya,"kata Davinka.

"Assalamu'alaikum ... " pamit Ibu nurma.

"Waalaikum salam ... "jawab Davinka.

Senyum bahagia terpancar diwajah Davinka. Karena disamping dia bisa mengurus anak dan rumah serta suami.Dia masih bisa mencari uang tambahan untuk membantu suaminya. Rasa lelah berganti senyum bahagia, saat Vinka bisa membeli keperluan pribadi. Serta bisa membelikan mainan atau jajan anaknya dari hasil jerih payahnya sendiri.

Disaat Davinka sedang asyik melamun dia dikagetkan dengan teriakan Ibu mertuanya serta tangisan anaknya.

" Vinka ... kamu ngapain aja sihhh!!!! Anak nangis gitu sampai tidak dengar. Tuli, kamu ini!!!!" marah Bu Asty.

" Iza Bu ... maaf, tadi Vinka ada tamu,"jawab Vinka.

" Bisanya ngejawab terus kamu ini za. Cepat urus anak kamu!!! Aku pusing dengar dia nangis terus. Bisa stres aku lama-lama!!!!" marah Bu Asty.

" Iza Bu ... " jawab Davinka lemah.

Davinka masuk ke kamar, lantas menggendong dan menenangkan bayinya. Karena dia juga takut tangisan bayinya mengganggu tidur anak pertamanya.

"Maafkan Ibu sayang ... " belai lembut Davinka kepada bayinya. Tanpa terasa sebulir kristal bening, jatuh membasahi pipinya.

Bukan Vinka tak mau membantah mertuanya. Tetapi dia sangat menghormati Ibu dari suaminya.

Vinka selalu menganggap Ibu mertuanya sebagai Ibu kandungnya sendiri.

" Semoga kelak, kalian menjadi anak-anak yg sukses anakku. Doa Ibu, mengiringi setiap langkah kalian. Maafkan Ibu, belum bisa membagiakan kalian,"

ucap Davinka diiringi isak tangisnya yang tidak bisa terbendung.

Vinka selalu berharap, diberikan kesehatan dan kekuatan serta kesabaran dalam menghadapi ujian hidup dan takdirnya.

Vinka menyadari semenjak awal memang mertuanya tidak pernah menyukainya. Apapun yang Vinka lakukan selalu saja salah dimata Ibu mertuanya. Terkadang , Vinka ingin menyerah. Namun Vinka tidak ingin membuat suaminya dan juga mertuanya saling membenci. Vinka tidak pernah memberitahu suaminya tentang sikap sang Ibu mertua.

Vinka selalu menganggap wajar sikap Ibu mertuanya itu. Jika memang suatu saat ada hari dimana ia bisa dekat dan merawat mertuanya. Ia akan merawatnya dengan kelembutan dan kasih sayang.

" Andai engkau tahu, Bu. Aku sangat menyayangimu seperti aku menyayangi Ibuku sendiri." Batin Vinka.

Vinka menangis dalam diam. Vinka selalu bisa menyembunyikan kesedihannya. Ia terlihat kuat dan baik-baik saja di depan banyak orang. Namun saat sendiri, Vinka akan menangis dan meluapkan semua rasa dihatinya.

Disaat dia rapuh. Vinka selalu bersujud. Memohon petunjuk dari Tuhan. Agar di mudahkan dan selalu diberikan jalan keluar yang terbaik.

" Tuhan ... semoga suatu saat nanti. Ibu mertuaku bisa melihat aku sedikit saja. Semoga aku bisa dekat dengannya seperti Ibu dan anak kandung." Doa Vinka disetiap sujudnya.

Vinka memang sangat merindukan kasih sayang seorang Ibu. Terlebih saat ia sudah berumah tangga dan pisah rumah. Vinka seperti kehilangan penyemangat dan teman curhat saat ia sedih. Vinka memang sangat dekat dengan sang Ibu. Bahkan Vinka sangat nyaman saat ia menceritakan semua isi hatinya.

Hubungan Vinka dan sang Ibu mulai goyah saat ia memutuskan untuk menikah dengan Wahyu. Dan Vinka memutuskan untuk tinggal bersama Wahyu dan hidup mandiri. Ibu Vinka sangat sedih dengan keputusan yang Vinka ambil. Namun Vinka selalu meyakinkan Ibunya. Ia akan baik-baik saja dan bahagia bersama sang suami.

Vinka tak pernah kekurangan kasih sayang dari orang tuanya. Namun, ia harus tetap kuat menghadapi sikap Ibu mertuanya.

" Aku sangat merindukan belaian Ibu ..." Vinka hanya mampu menangis saat ia merasa sendiri.

Buliran Kristal Bening tak henti-hentinya menetes membasahi wajah cantiknya.

🍀🍀🍀🍁🍁🍁🍁🍁

bab 2. Vinka mendadak murung

Vinka tak pernah menyangka. Kehidupan rumah tangganya akan seperti ini. Tetapi ia selalu bersyukur dikaruniai anak-anak yang hebat dan suami yang pengertian.

Vinka tak pernah menuntut banyak. Karena ia tau, suaminya sudah berusaha sekuat tenaga untuk memenuhi kebutuhan keluarga mereka.

Hingga deru motor membuyarkan lamunannya.

Vinka bersiap menyambut suaminya pulang bekerja.

" Assalamu'alaikum ..." ucap Wahyu, suami Davinka.

" Waalaikum salam ... " jawab Vinka menyambut suaminya, dan mencium punggung tangan suaminya dengan takzim.

" Mau langsung bersih-bersih dulu atau minum dulu, Mas. Aku siapkan dulu semuanya," kata Vinka.

" Langsung bersih-bersih saja. Badanku lengket dan aku juga sudah kangen sama anak-anak," jawab Wahyu.

" Iza Mas ... Aku siapkan dulu," jawab Vinka.

Saat hendak menyiapkan keperluan suaminya. Vinka berpapasan dengan mertuanya yang baru bangun tidur.

Sambil terus menguap dan berceloteh memaki Vinka, seolah meremehkan.

" Heeeehh ... Vinka!!!! Suamimu sudah pulang. Ingat za, jangan boros boros!! Kasihan anakku, tenaganya kamu peras. Kamu itu sebagai istri, harus bantu suami. Katanya buka usaha jahit. Nyatanya apa?? Nggak dapet apa-apa, kan??? Malahan ibumu yang sombong itu terus merendahkan anakku," kata Bu Asty.

Dengan helaan nafas panjang dan berat Vinka mulai menyiapkan keperluan suaminya. Jika boleh jujur, Vinka sudah tidak tahan dengan ocehan dan hinaan Ibu mertuanya. Tetapi ia tidak bisa berbuat banyak.

Saking asyiknya melamun. Tanpa disadari, suaminya sudah ada dibelakangnya.

" Kamu ngalamun , Dek."kata Wahyu.

" Iiihhh ... Mas. Ngagetin aja. Jantungku kaya mau copot." Omel Vinka.

" Habisnya aku panggil-panggil nngak nyaut. Aku samperin bengong. Za udah, kagetin aja sekalian.heeee ... " jawab wahyu sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

" Ngelamunin apa sihh, Dek. Jangan sampai menjadi beban. Kasihan anak-anak?" tanya Wahyu.

" Tidak ada apa-apa Mas. Buruan mandi gihh, Aku mau salat ashar dulu. Takut anak-anak keburu bangun," kata Vinka.

"Siaap sayang ... " jawab Wahyu sambil mengerlingkang matanya.

" Iiiihhh ... Mas ini. Kaya ABG aja," jawab Vinka sambil tersenyum.

Vinka segera menyelesaikan kewajibannya . Setelah itu ia menyiapkan makanan untuk suami dan anaknya. Hingga tak lama tangisan baby Safa pun terdengar, diiringi teriakan anak pertamanya Elsa.

" Ibbuuuuu ... Adek nangis!!!! Nngak mau diem. Cepet kesini!!! Muka Adek sudah merah!!" teriak Elsa.

" Iza ... Ibu cuci tangan dulu ." jawab Vinka.

Vinka pun cepat-cepat menyelesaikan masakannya dan segera menghampiri Buah Hatinya.

" Uluhhh uluhhhh ... Anak Ibu haus za. Nangisnya kenceng banget. Bangunin Kakak juga,"kata Vinka sambil membelai lembut dan menyusui bayinya.

" Kakak buruan mandi. Terus sholat ashar, minta Ayah untuk siapkan keperluannya!" Perintah Vinka kepada anak pertamanya, karena waktu sudah semakin sore.

Tak lama pun, Wahyu menyembul dari balik pintu menghampiri istri dan anak-anaknya.Tak dipungkiri Wahyu memang memiliki tubuh yang bagus, meski ia pekerja kasar. Vinka terpesona dengan bentuk tubuh suaminya yang sispek.

" Hhaaiii ... Anak-anak Ayah. Sudah pada bangun. Kakak ayo mandi dulu dan setelah itu kita salat berjamaah. Ayah siapkan dulu keperluannya," kata Wahyu.

" Siiiaap Yahh ... " jawab Elsa.

Wahyu dan anak pertama mereka pun keluar kamar . Meninggalkan Vinka yang sedang menyusui bayinya sambil melamun.

Entah mengapa, semenjak kelahiran putri keduanya. Serta kehadiran Ibu mertuanya. Vinka lebih sering melamun. Seakan banyak sekali beban yang menimpanya.

Vinka ingin sekali cerita . Menceritakan keluh kesahnya kepada orang lain..Namun ia terlalu takut,dikira mengumbar aib keluarga.

Dan inilah dia. Hanya memendam rasa dihatinya seorang diri. Dari kecil ia sudah terbiasa dengan rasa sakit. Dan sekarang ia pun telah mampu untuk bisa melawan rasa sakit dihatinya.

Vinka adalah wanita malang yang merindukan kasih sayang dari orang orang sekelilingnya.

Hingga tanpa terasa, bayinya sudah terlelap dan kenyang.

" Sayang ... kamu tidur yang anteng, za. Ibu mau bantu Kakak dulu. Jangan rewel z sayang," kata Vinka sambil mencium anaknya dan meletakkannya dengan sangat hati-hati.

" Ibuuu ... Aku sudah selesaii!!! " teriak Elsa.

" Hhusstt sayang ... Kakak jangan teriak-teriak nanti Adek bangun,"jawab Vinka sambil menempelkan jari telunjuk di bibirnya.

" Ookkk siiiap ibu. Hiiii ... " jawab Elsa.

Anak pertama Vinka dan Wahyu itu memang terbilang anak yang super aktif dan centil.

" Sayang ... ayo makan dulu. Ibu siapkan,"kata Vinka.

" Buuu ... aq mau disuapin. Boleh tidak??" tanya Elsa ragu-ragu. Karena dia tau , Ibunya sangat lelah mengurus semuanya sendiri.

Dengan wajah yang teduh dan penuh keibuan. Vinka mulai mengambil piring dan mengisi nasi beserta lauknya dan menyuapi anak pertamanya itu.

Vinka merasa bersalah kepada anak pertamanya. Seharusnya, ia mendapat kasih sayang yang utuh. Tetapi sekarang harus terbagi dengan Adiknya.

Namun didalam hatinya . Vinka bersyukur, anaknya mau mengerti keadaannya. Dan tidak banyak menuntut.

" Bu ... Ayah. Setelah ini aku main za,plisss ... " rengek Elsa kepada kedua orang tuanya.

" Habiskan dulu makanannya, dan pulang sebelum azan maghrib!!! " perintah Wahyu.

" Ssiiiaaap, Ayah ... " jawab Elsa sambil berdiri dan posisi hormat kepada Ayahnya.

Semua tersenyum bahagia.Vinka bersyukur memiliki suami seperti Wahyu. Tegas ,disiplin, dan bertanggung jawab.

Setelah selesai makan, Wahyu mengajak Davinka mengobrol diteras .Mereka membahas usaha yang mereka jalani.

" Dek ... Apa kamu masih mau lanjutin untuk usaha jualan baju jadi???" tanya Wahyu memulai obrolan mereka.

"Aku masih bingung, Mas. Sekarang aku belum bisa bagi waktu. Jahitan rumah juga numpuk. Aku juga harus memikirkan anak-anak," jawab Vinka ragu, ia takut suaminya marah.

Wahyu bangga dan bahagia bisa memperistri wanita sebaik Davinka . Selain cantik, ia juga berhati lembut dan penuh keibuan.

"Aku bersyukur memilikimu, sayang. Kamu selalu mengedepankan keluarga dari pada karier kamu."Batin Wahyu.

" Oohhh za, Mas ... Aku ingin ke rumah Ibu. Semenjak Safa lahir,aku belum pernah berkunjung kesana,"kata Vinka meminta ijin dengan hati-hati.

Rumah Vinka dan orang tuanya memang tidak terlalu jauh. Cukup dengan berkendara 15menit saja sudah sampai.

Namun karena sekarang ia memiliki bayi. Ia tidak bisa leluasa pergi. Apalagi Vinka tidak enak jika menitipkan anak-anak kepada mertuanya.

" Za udah ... besok Mas antar," jawab Wahyu.

" Beneran Mas ... " Vinka sangat senang, keinginannya terpenuhi.

Ia senang sekali akhirnya bisa kembali berkunjung ke rumah orang tuanya. Karena hampir 2 bulan kelahiran Safa, anak ke dua mereka. Vinka tidak berjumpa dengan orang tuanya.

Namun, Vinka mendadak murung. Karena sekarang ada mertuanya. Ia takut mertuanya tidak mengijinkan ia pergi.

" Mas ..." kata Vinka ragu-ragu.

" Iza sayang ... "jawab Wahyu tersenyum.

"Bagaimana dengan Ibu kamu Mas??? Apa beliau mengijinkan?? " raut wajah Vinka murung.

" Itu urusanku, sayang ... Aku akan bicara ke Ibu pelan-pelan. Kamu yang tenang za ... " jawab Wahyu sambil membelai rambut panjang Vinka.

" Terimakasih Mas ... " jawab Vinka memeluk suaminya.

" Sama-sama sayang ... " balas Wahyu sambil mencium kening Vinka.

Sore itu mereka lewati dengan obrolan santai dan canda tawa. Vinka bersyukur memiliki suami seperti Wahyu. Hal yang membuat Vinka kuat dan terus bertahan adalah suami serta kedua Buah Hatinya. Vinka tak lupa meminta kepada Tuhan. Agar keluarganya, diberikan kesehatan serta diberikan rejeki yang cukup.

Vinka menatap Wahyu dengan penuh damba. Ia merasa menjadi wanita yang beruntung. Ia bisa mendapatkan suami yang begitu menyayanginya.

🍀🍀🍀🍁🍁🍁🍁🍁

# maaf z klau tulisanku masih berantakan...

Semoga kalian suka.

bab.3."Aku bersyukur memilikimu mas.."

Pagi menjelang diiringi kicauan burung dan suara azan yang berkumandang. Seperti hari-hari biasanya,Vinka selalu bangun lbih awal. Sebelum jam 3 pagi, ia menyiapkan berbagai keperluan dan siap untuk kegiatan kesehariannya mengurus rumah dan anak-anaknya.

Tak ada kata lelah dan menyerah.Ia tumbuh menjadi Wanita kuat dan seorang ibu yang begitu bijak.Sikapnya yang santun dan keibuan . Membuat semua orang kagum kepadanya.

Davinka Anastasya memang menjelma menjadi Wanita Tangguh yang kuat, mandiri, dan kreatif. Dia mampu menjadi sosok ibu yang mengayomi anak-anaknya. Sosok istri yang menyejukkan untuk suaminya.

Seperti hari-hari biasanya. Sebelum azan subuh, Vinka sudah bangun. Biasanya ia akan memulai pekerjaannya dulu memotong kain untuk dijahit esok paginya. Setelah azan shubuh berkumandang, baru ia mulai aktifitas untuk beribadah terlebih dahulu. Setelah itu, menyiapkan keperluan dan makanan untuk anggota keluarganya.

Namun hari ini, begitu banyak yang harus Vinka persiapkan. Karena rencananya, Vinka akan menginap dirumah orang tuanya.

"Aku sangat senang. Akhirnya Mas Wahyu mengijinkan aku dan anak-anak menginap dirumah Ibu dan Bapak. Aku kangen ... udah hampir 2 bulan tidak berjumpa," ucap Vinka sambil membayangkan wajah kedua orang tuanya.

"Aku harus segera bersiap -siap. Agar pekerjaanku cepat selesai. Aku tidak mau, nanti Mas Wahyu menunggu dan telat berangkat bekerja," ucap Vinka bersemangat untuk memulai aktifitasnya.

Tanpa terasa langit sudah mulai terang. Suara hewan-hewan mulai bersautan. Fajar pun sudah menampakkan sinarnya.

Vinka buru-buru menyelesaikan tugasnya. Lantas ia membangunkan suami dan anak pertamanya untuk bersiap-siap. Beruntung si kecil Safa, bayi yang pengertian. Saat ibunya sibuk, ia bisa mengerti. Saat bangun tidur pun ia tidak rewel dan malah main sendiri.

Seperti saat ini, saat Vinka tiba di kamar. Ia mendapati anak keduanya sudah bangun dan memainkan jari serta air liurnya. Hati Vinka menghangat mendapati anak pertamanya yang sedang menjaga dan mengajak Adiknya bermain.

" Kakak sudah bangun ... " Vinka mendekati kedua anaknya.

" Iza Bu ... tadi dengar suara Adek berceloteh dan main sendiri. Aku jadi tidak bisa tidur lagi," balas Elsa anak pertamanya sambil memasang muka cemberut.

"Oohhh ... Zaa udah. Sekarang Kak Elsa cuci muka trs salat. Bangunin Ayah sekalian, biar jamaah sama Ayah!!" perintah Vinka.

" Oookkk ... siiap Bu,"jawab Elsa sambil berlari menghampiri sang Ayah.

Sejak ank keduanya lahir.Wahyu memang memutuskan untuk pisah kamar dengan istri dan ank-anaknya. Bukan apa -apa, semua itu ia lakukan. Karena ranjang mereka tidak cukup jika ditempati empat orang.

Perlahan Elsa mulai membuka pintu dan mendapati Ayahnya sudah duduk dan memainkan hanphone.

Wahyu buru-buru mematikan hanphonenya. Saat ia mengetahui ada yang membuka pintu kamarnya.

"Ayah ... Ayo salat. Kan sebentar lagi Ayah mau antar aku, Ibu, dan Adek ke rumah nenek," kata Elsa bersemangat.

Elsa memang selalu bersemangat jika akan pergi kerumah neneknya.

Setelah semua selesai dan siap. Vinka memanggil seluruh anggota keluarganya untuk sarapan bersama, tidak terkecuali ibu mertuanya.

" Kakak, Ayah. Ayo sarapan dulu. Agar kita tidak kesiangan dan Ayah juga tidak terburu-buru berangkat bekerjanya," ucap Vinka.

" Iza sayang ... " jawab Wahyu sambil mendekat dan mencium pipi Vinka.

"Iiihhh ... Ibu dan Ayah so sweet banget," ucap Elsa. Anak 10 tahun itu memang sering menggoda orang tuanya.

Elsa sangat senang melihat kedua orang tuanya yang sangat harmonis dan romantis.

Tak berselang lama, Ibu Wahyu pun datang. Memasang muka garang dan ditekuk. Bu Asty memang seperti itu, ia jarang tersenyum dan dingin .

"Bu ... Silahkan sarapannya. Maaf hanya alakadarnya," kata Vinka sambil tersenyum.

"Wahyu Wahyu ... Apa istrimu ini tidak bisa memberi Ibu makanan lain??? Atau pesan makanan yang lebih enak. Ibu bosan Wahyu,makan ini terus!!! Uang gaji kamu kan lumayan,kenapa istrimu begitu pelit dan perhitungan. Dia juga menjahit, dan Ibu lihat jahitannya banyak. Makan kok ngirit-ngirit !!!" Bu Asty mengomel di pagi hari.

Sambil menghela nafas yang cukup berat.Wahyu pun akhirnya buka suara.

"Makan seadanya, Bu. Jangan buat Vinka pusing dengan ulah Ibu. Dia sudah cukup terbebani dengan urusan kerjaannya dan mengurus anak-anak, serta keperluan kita. Aku tidak mau, Vinka stress dan sakit,"jawab Wahyu membela istrinya.

" Kamu itu za ... kalau dibilangin Ibu. Selalu bela istrimu yang tidak becus ini. Kamu tau, Ibu yang melahirkan kamu. Membiayai semua kebutuhan kamu sendiri, tanpa ada yang membantu Ibu. Apa ini balasan kamu untuk pengorbanan ibu!!!!" Geram Bu Asty pada Wahyu putranya.

"Bu...bukan seperti itu. Aku hanya tidak mau terjadi permusuhan antara ibu dan Vinka. Kalian orang yang paling aku sayang. Aku tidak bisa memilih salah satu diantara kalian. Aku mohon Bu ... bersabar. Aku dan Vinka masih punya tanggungan hutang yang lumayan besar. Jadi kami harus berhemat. Aku mohon, Ibu mengerti," ucap Wahyu lesu.

"Hutang kan karena untuk berobat istrimu itu. Biar dia yang tanggung sendiri. Kenapa kamu yang ikut repot. Atau kamu kasihkan uang belanja untuk Ibu. Biar ibu yang mengatur semuanya," kata Bu Asty tanpa tedeng aling -aling.

Wajah Vinka hanya menunduk lesu. Ia sedikit banyak sudah tau watak mertuanya yang suka foya-foya dan makan enak.

"Ibu ini apa-apaan siihh ... Vinka ini istriku, Bu. Vinka yang lebih berhak atas hartaku. Aku sudah berjanji untuk mencukupi dan membahagiakannya. Jangan sampai Vinka merasa sedih dan sendirian disini !!!" tegas Wahyu.

"Oohhhh ... bela terus istrimu!!! Ibu jadi tidak berselera makan. Ibuu minta uang, mau makan diluar. Lagi pula masakan istrimu tidak ada enak-enaknya,"kata Bu Asty ketus.

Wahyu pun merogoh kantong celananya dan memberikan ibunya selembar uang lima puluh ribuan.

Setelah mendapatkan uang dari anaknya. Ibu Asty pun melenggang pergi tanpa berpamitan.

" Mas ... seharusnya tidak boleh seperty itu. Nanti Ibu semakin membenciku. Aku akan terus berusaha menjadi menantu yang baik dan kebanggaan untuk Ibu," kata Vinka.

" Sudah ... kamu jangan merasa bersalah sayang. Ibu memang seperti itu. Nanti kalau uangnya habis, pasty pulang," jawab Wahyu sambil memasukkan makanan ke mulutnya.

"Ta-tapi Mas ... " Vinka merasa kurang setuju dengan pendapat suaminya.

" Syuuutttf ... Tenanglah sayang. Lanjutkan makannya. Nanti kita keburu siang. Aku harus bekerja," kata Wahyu.

Vinka mengangguk dan mulai memakan makanannya. Dalam hati Vinka bersyukur memiliki suami seperti wahyu.

"Aku bersyukur memilikimu, Mas ..."ucap Vinka dalam hati seraya menatap suaminya.

Vinka tidak pernah meminta sesuatu yg suaminya tidak mampu. Ia selalu berusaha sendiri untuk memenuhi kebutuhannya. Bahkan uang hasil kerjanya, ia juga pergunakan untuk membantu mencukupi uang belanja dan kebutuhan sehari -hari. Apalagi klau Wahyu pas tidak ada job kerjaan. Semua kebutuhan dan bayar hutang,Vinka yang menanggung.

🍀🍀🍀🍀🍀🍁🍁🍁

Mohon maaf...

Author telat up ..ada pekerjaan lain yang harus Author kerjakan...

Jangan lupa dukung selalu karyaku za...supaya bisa kebih baik lagi...🥰🥰🙏🙏

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!