Nata Anggasta, pria tampan berusia 28 tahun merupakan pengusaha muda yang sangat sukses. Walaupun usianya masih terbilang muda, tapi Nata sudah mempunyai perusahaan yang sangat maju bahkan perusahaannya menjadi salah satu perusahaan tersukses se-ASIA.
Di usianya yang sudah cukup matang, kedua orangtuanya meminta Nata untuk segera menikah namun Nata tidak pernah memperdulikan ocehan orangtuanya.
"Nata, mau sampai kapan kamu terus-terusan seperti ini? Usia sudah cukup matang, materi jangan ditanya lagi, terus apa yang kamu tunggu, sayang?" seru Mommy Anita.
"Mom, Nata masih muda dan Nata masih ingin bersenang-senang dulu, nantilah tunggu beberapa tahun lagi," sahut Nata.
"Astaga, beberapa tahun lagi bagaimana? Semua teman-teman kamu sudah menikah bahkan sudah ada yang mempunyai dua anak, Mommy juga ingin segera menggendong cucu, Nata."
"Gendong saja anak tetangga, sama saja," sahut Nata cuek.
"Astaga Nata, kamu ini ya," kesal Mommy Anita.
"Sudah ah, Nata harus ke kantor sudah siang ini."
Nata pun bangkit dari duduknya dan segera meninggalkan rumahnya menuju kantor.
"Dad, lihatlah anak kesayanganmu kenapa dia begitu cuek kepada wanita, astaga jangan-jangan Nata tidak suka wanita lagi," celetuk Mommy Anita.
"Ishh..ishh..ishh..kok Mommy bicara seperti itu sih? turunan Daddy tidak ada yang berjiwa pelangi," sahut Daddy Kara.
"Kenapa anak-anak kita selalu dingin kepada wanita ya, Arga juga tak kalah dinginnya tapi Arga masih mending, bisa bercanda dan tersenyum tidak seperti Nata dinginnya melebihi kutub utara dan selatan," gerutu Mommy Anita.
Daddy Kara hanya diam dan menyesap kopinya dengan santai.
Nata mempunyai Kakak bernama Arga Anggasta, usianya sekarang 30 tahun dan tinggal di Jepang. Arga tak kalah tampan, bahkan Arga mempunyai kepribadian yang lebih hangat dibandingkan adiknya Nata.
Nata mengendarai mobil sportnya sendiri ke kantor, dia bukannya tidak mau mencari calon istri tapi Nata ingin mempunyai calon istri yang menerima apa adanya bukan melihat karena Nata orang kaya.
Dulu Nata sempat mempunyai kekasih, tapi kekasihnya justru selingkuh dengan Arga Kakaknya karena dulu Arga lebih kaya dari Nata.
Semenjak kejadian itu, Nata bekerja keras supaya mempunyai perusahaan yang melebihi dari milik Arga dan ternyata atas ketekunan dan kerja kerasnya, Nata pun mempunyai perusahaan yang sekarang menjadi perusahaan terbesar se-ASIA.
Beberapa saat kemudian, mobil sport milik Nata pun sampai di perusahaannya. Nata langsung masuk ke dalam perusahaan dengan gagahnya membuat semua karyawan wanita menjerit dalam hati mereka.
"Jadwalku hari ini apa?" tanya Nata.
"Ada pertemuan dengan klien dari China, mereka ingin bekerjasama dengan perusahaan ini, Bos," sahut Boby.
"Jam berapa?"
"Jam sepuluh."
"Oke."
Nata dan Boby pun melangkahkan kakinya masuk ke ruangan Nata, Nata menyandarkan tubuhnya di kursi kebesarannya dan memejamkan matanya kemudian memijat keningnya yang terasa berdenyut.
"Kamu kenapa?" tanya Boby.
Boby adalah asisten sekaligus sahabat Nata sejak dulu, maka dari itu Boby sudah sangat mengenal siapa Nata dan sifat Nata.
"Biasalah, Mommy sama Daddy selalu saja meminta aku untuk segera menikah. Memangnya mereka pikir, cari wanita itu kaya cari gorengan apa," kesal Nata.
"Sepertinya tante Anita ingin cepat-cepat dapat cucu kali, teman-teman kita kan semuanya sudah pada nikah hanya kamu dan aku saja yang masih single," sahut Boby.
"Sebenarnya cari wanita itu gampang, tanpa diminta pun semua wanita sudah ngantri tapi kan, kamu tahu sendiri kalau wanita-wanita itu hanya ingin hartaku saja bukan karena cinta. Aku ingin mencari wanita yang benar-benar mencintaiku apa adanya tanpa melihat siapa aku," seru Nata.
Boby terdiam dan tampak berpikir, hingga tiba-tiba Boby pun punya ide.
"Aku punya ide, Nat."
"Apa?"
"Bagaimana kalau kamu pura-pura miskin dan menjadi orang biasa, kali aja ada wanita yang memang benar-benar mencintaimu."
Nata terdiam, memikirkan ucapan Boby...
"Benar juga ide kamu, tapi aku harus jadi apa?" tanya Nata.
"Jadi apa kek, sopir angkot, tukang becak, atau apa pun terserah kamu," sahut Boby.
"Oke, kamu urus semuanya pokoknya aku tidak mau tahu, aku menerima beres saja."
"Siap laksanakan."
Nata tersenyum, ide Boby memang brilian dia selalu memberikan ide-ide yang cemerlang. Boby selalu menjadi tempat curhat Nata dan Boby pun yang selalu membantu Nata di saat Nata sedang ada masalah.
***
Waktu pun berjalan dengan cepat, Nata bersiap-siap untuk pergi ke sebuah restoran untuk bertemu dengan kliennya dari China.
Tidak membutuhkan waktu lama, akhirnya Nata dan Boby pun sampai di sebuah restoran mewah. Ternyata klientnya sudah datang dan Nata pun langsung berbincang-bincang dengan klientnya itu.
Setelah beberapa saat kemudian, perbincangan pun selesai dan Nata akhirnya menyetujui kerjasama dengan pihak dari China itu.
"Nata, ya ampun Nata, aku rindu sekali sama kamu," seru seorang wanita yang tiba-tiba datang dan memeluk Nata.
Nata kaget dan segera melepaskan tangan wanita itu.
"Apa-apaan sih, datang-datang main peluk-peluk segala," kesal Nata.
"Nata, aku Ninik mantan kamu dulu."
"Ninik yang mana? Aku lupa."
Nata bangkit dari duduknya dan hendak pergi, tapi wanita yang bernama Ninik itu langsung berlari dan memeluk Nata dari belakang membuat Nata kesal.
"Nata, kamu sudah meninggalkanku tanpa alasan jelas padahal aku sangat mencintaimu Nata, aku ingin balikan lagi sama kamu," rengek Ninik.
Nata kembali menghempaskan tangan Ninik.
"Seorang Nata tidak akan pernah memungut bekas masa lalu, jadi pergi dan jangan pernah menunjukan lagi wajah kamu di hadapanku!" sentak Nata.
Nata dan Boby pun pergi meninggalkan restoran itu.
Semenjak Nata di khianati pacarnya dengan Kakaknya sendiri, Nata berubah menjadi playboy dan sering sekali mempermainkan wanita.
Tidak membutuhkan waktu lama, akhirnya Nata dan Boby pun sampai di perusahaan. Nata merebahkan tubuhnya di atas sofa, tubuhnya terasa lelah dan pikirannya pun sangat capek.
Ceklek....
Pintu ruangan Nata terbuka dan Boby membawa sebuah tas.
"Apa itu?" tanya Nata.
"Katanya kamu mau pura-pura miskin dan mendapatkan cinta sejatimu, ini aku sudah daftarkan kamu," sahut Boby.
Nata mengambil tas yang dibawa Boby dan melihat isinya.
"Apaan ini?" tanya Nata.
"Seragam Ojol."
"Jadi aku harus jadi driver gitu?"
"Ya, terus kamu mau jadi apa?"
"Panas Bob, nanti kulitku hitam lagi terus aku tidak tampan lagi dong, nanti pamor aku hilang," keluh Nata.
"Astaga Nata, ribet banget kamu. Ya, sudah terserah kamu saja," kesal Boby.
"Yaelah Bob, gitu aja marah kaya cewek aja ngambekkan."
"Ya habisnya, aku sudah daftarin kamu capek-capek bukanya terima kasih malah banyak ngeluh."
"Iya deh, sorry-sorry."
"Satu lagi, aku sudah carikan kontrakan untukmu supaya semakin meyakinkan kalau kamu adalah orang miskin."
"Kamu memang sahabat terbaikku, Boby."
Nata langsung memeluk Boby yang dibalas dorongan oleh Boby.
"Enak saja peluk-peluk, badanku gatel-gatel kalau berpelukan dengan pria."
Boby pun langsung meninggalkan ruangan Nata, sedangkan Nata hanya bisa terkekeh.
Keesokan harinya...
Boby membawa Nata ke sebuah tempat, entah Boby mau membawanya ke mana.
"Bob, kamu mau bawa aku ke mana? Jangan bilang kamu mau menculik ku dan meminta tebusan kepada kedua orangtuaku," seru Nata.
Boby menoyor kepala Nata dengan gemasnya membuat Nata melotot.
"Berani sekali kamu bersikap kasar kepada Bos mu, mau aku pecat kamu!" bentak Nata.
"Yakin kamu mau memecat ku? Aku ini berlian untukmu, kamu bakalan sengsara kalau gak ada aku," sahut Boby.
"Sombong sekali kamu, memangnya kamu pikir aku tidak bisa berbuat apa-apa tanpamu, hei Boby Hutama, aku ini lulusan terbaik Universitas Harvard jangan sembarangan kalau ngomong, satu depakkan saja kamu bakalan jadi gelandangan," seru Nata dengan sombongnya.
Boby menghentikan mobilnya secara tiba-tiba, membuat Nata kaget.
"Astaga Boby, kalau kita celaka bagaimana?" sentak Nata.
"Oke, kalau kamu bisa melakukan semuanya sendirian, aku bakalan mengundurkan diri sekarang juga," seru Boby.
Boby pun keluar dari dalam mobil Nata, dengan cepat Nata pun keluar dan mengejar Boby.
Nata menarik tangan Boby. "Bob, jangan ngambek lah, gitu aja ngambek buruan masuk mobil."
"Kamu selalu meremehkan ku, jadi lebih baik aku pergi saja."
"Astaga Boby, sensi amat sih. Oke aku minta maaf."
Tiba-tiba semua orang yang lewat di sana semuanya melihat ke arah Nata dan Boby dengan tatapan jijik membuat kedua pria tampan itu mengerutkan keningnya.
"Astaga, sayang sekali ya, padahal mereka tampan tapi kok kelakuannya kaya gitu?" celetuk salah satu wanita yang lewat.
"Iya, gak nyangka padahal wanita di dunia ini masih banyak," sahut temannya.
Nata dan Boby bingung dengan kata-kata wanita tadi, hingga akhirnya Nata sadar kalau saat ini dia sedang memegang tangan Boby.
Keduanya saling pandang satu sama lain, hingga seketika Nata melepaskan pegangan tangannya dan keduanya membenarkan jas yang dipakainya.
"Kamu sih ngapain pakai pegang-pegang tanganku, jadi mereka kan mengira kita kaum pelangi," ketus Boby.
"Kamu juga ngapain pergi-pergi segala, buruan masuk mobil."
Nata dan Boby pun segera masuk ke dalam mobil, mereka tidak mau sampai semua orang menganggapnya sebagai pria-pria tidak normal.
Beberapa saat kemudian, Boby pun menghentikan mobilnya di depan sebuah kontrakan kecil.
"Ngapain berhenti di sini?" tanya Nata.
"Mulai sekarang kamu tinggal di sini."
"Apa? Kamu jangan bercanda Boby, kamu mau aku pecat!" sentak Nata.
"Astaga, kalau mau pura-pura miskin itu jangan tanggung-tanggung harus all out. Masa driver ojeg online mau tinggal di apartemen, sama saja bohong dong," sahut Boby.
"Terus kalau mau makan bagaimana? Mau cuci baju bagaimana? Bersihkan kontrakan itu bagaimana? Aku kan gak bisa tinggal di tempat yang kotor dan banyak debu," keluh Nata.
"Mau makan masak sendiri, mau cuci baju cuci sendiri, mau kontrakan bersih sapu dan pel sendiri," sahut Boby.
"Allahuakbar Boby, ogah mana bisa aku melakukan semua itu, pokoknya aku gak mau tahu, kamu carikan ART untukku," kesal Nata.
Boby menepuk jidatnya sendiri menghadapi orang yang dari kecil sudah bergelimang harta itu.
"Nata-nata, lama-lama aku bejek-bejek juga wajahmu. Bikin kesal aja, katanya mau cari wanita yang bisa nerima kamu apa adanya, ya kamu harus berkorban dong nanti dari sana kita bisa lihat, kalau seorang driver ojeg online dengan tinggal di kontrakan, masih ada yang mau gak sama kamu," geram Boby.
"Ya, pasti masih banyak yang mengantrilah, secara wajahku kan tampan," sahut Nata dengan bangganya.
"Wajah tampan tidak akan menjamin Nata, buktinya banyak kok wanita yang nikah sama aki-aki, berarti yang dicari wanita itu bukan wajah tampannya tapi duitnya. Sudah buruan turun, aku sudah menyiapkan semuanya," seru Boby.
Nata pun akhirnya dengan terpaksa turun dari dalam mobil sportnya, untung saja saat itu jam kerja jadi kontrakan sepi karena penghuninya pada pergi bekerja.
Boby membawa tas dan membukakan kontrakan yang dia sewa untuk Nata.
"Silakan masuk."
Nata memperhatikan setiap sudut ruangan kontrakan sepetak itu, bahkan karena badannya yang tinggi, Nata harus menundukkan kepala saat masuk ke dalam rumah.
"Kamu gak salah Bob, nyariin tempat tinggal untukku? Bahkan aku harus menunduk saat masuk ke dalam rumah, tidak bisakah kamu mencarikan satu rumah saja untuk aku tempati?" keluh Nata.
"Sudah jangan banyak protes, aku sudah belikan kasur dan peralatan mandi, jadi kamu tidak usah khawatir. Aku juga sudah belikan kulkas supaya kamu tidak kesusahan."
Nata melihat kamarnya, dan terlihat kasur yang hanya cukup untuk satu orang saja. Lalu Nata mencoba merebahkan tubuhnya di atas kasur itu, dan ternyata kakinya tampak menggantung.
"Astaga Boby, lihatlah kedua kakiku menggantung, bisa-bisa kakiku pegal kalau tidur seperti ini."
Nata terus saja mengeluh membuat Boby merasa sangat kesal.
"Ini pakaianmu," seru Boby.
Nata bangkit dan segera membuka isi tas itu, Nata mengeluarkan semua isinya dan Nata mulai melihat-lihat baju dan celana yang dibawa oleh Boby.
"Bob, ini baju 100 ribu dapat tiga potong kamu gila ya? Badanku bisa gatal-gatal kalau pakai baju murah."
"Kalau gatal, garuk saja gampang, kan," sahut Boby cuek.
"Ishh..ishh..ishh..kamu memang menyebalkan."
Tidak lama kemudian, ada sebuah mobil yang mengangkut motor.
"Itu pasti motornya," seru Boby.
Boby pun keluar disusul oleh Nata...
"Pak, tolong turunkan motornya," seru Boby.
"Baik."
Sebuah motor matic diturunkan dari atas mobil.
"Pak, tolong tanda tangani di sini."
Boby pun dengan cepat menandatanganinya, orang yang mengantarkan motor untuk Nata akhirnya meninggalkan kontrakan itu.
"Ini kunci motornya, ini ponsel untuk menerima pesanan jangan pakai ponsel kamu, karena semua orang akan curiga kalau kamu pakai ponsel mahal. Ya sudah, kalau begitu aku kembali ke kantor, kerja yang rajin dan semoga kamu segera mendapatkan wanita yang mencintai kamu apa adanya," seru Boby dengan menepuk pundak Nata.
"Jaga kantor, awas kalau kamu sampai membuat masalah di kantor sehingga perusahaan ku mengalami kerugian," ancam Nata.
"Kamu meragukan kemampuanku? Kamu tidak usah memikirkan kantor, kantor biar jadi urusanku, lebih baik sekarang kamu mempersiapkan diri untuk kehidupanmu selama menjadi orang miskin," ledek Boby.
"Sialan kamu."
Boby pun segera masuk ke dalam mobilnya dan langsung melajukan mobilnya menuju kantor, sedangkan Nata mengotak-ngatik ponselnya untuk memesan semua kebutuhannya selama tinggal di kontrakan kecil itu.
Nata merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur yang kecil itu, tatapannya lurus ke langit-langit kamar.
"Bahkan kamar mandi ku lebih besar dari kontrakan ini, sungguh malang nasib orang-orang yang kehidupannya kurang beruntung dan harus tinggal di tempat seperti ini," gumam Nata.
Mata Nata mulai sayu, hingga perlahan matanya pun mulai menutup dan Nata akhirnya memejamkan matanya dan masuk ke alam mimpinya.
Nata yang ketiduran, tersentak saat mendengar suara motor berhenti di samping kontrakannya. Nata mengintip dari balik gorden, dan ternyata seorang wanita cantik turun dari motornya dengan wajah yang sangat kelelahan.
Wanita itu masuk ke dalam kontrakannya yang tepat berada di samping kontrakan milik Nata.
"Astaga, kenapa lamaranku selalu saja di tolak, lama-lama uang tabunganku habis kalau begini caranya," gerutu Violet.
Violet merupakan gadis berusia 24 tahun, dia sudah lulus kuliah satu tahun yang lalu tapi selama satu tahun itu, dia belum juga mendapatkan pekerjaan.
Tidak lama kemudian, terdengar suara mobil berhenti membuat Violet kepo.
"Mobil antar makanan, buat siapa itu?" gumam Violet.
Sopir mobil itu mengetuk pintu kontrakan di sebelah kontrakan Violet, dan Nata pun segera keluar. Seketika mata Violet melotot dan hampir saja copot, melihat pria tampan keluar dari kontrakan sebelah.
"Busyet, pria itu tampan banget. Sejak kapan kamar sebelah ada yang ngisi? Perasaan tadi pagi, tuh kamar masih kosong," gumam Violet.
"Maaf, apa benar ini dengan Mas Nata?"
"Iya benar."
"Saya mengantarkan pesanan Mas Nata."
"Oh iya, tolong masukan semuanya ke dalam."
Sopir dan petugas super market itu pun memasukan berbagai sayuran, daging, buah-buahan yang sudah Nata pesan.
Petugas super market itu menata semuanya di dalam kulkas, untungnya Boby tidak lupa menyediakan kulkas.
Perlahan Violet keluar dan melihat semuanya. "Busyet, belanjanya banyak banget Mas," seru Violet.
"Iyalah, buat simpanan seminggu ke depan," sahut Nata.
Violet yang memang orangnya kepoan, perlahan berdiri di pembatas kamar dan mengintip ke dalam kamar kontrakan Nata.
"Mas, baru pindah ya?"
"Iya."
"Mas kerja apa?" tanya Violet.
"Driver Ojol," sahut Nata.
"Mas, pasti di kasih bekal besar ya sama orangtua Mas, makanya Mas bisa beli bahan makanan sebanyak itu?"
"Bekal besar? Maksudnya?"
"Iya, biasanya kan kalau Mas datang dari kampung, pasti orangtua Mas ngasih bekal uang yang besar. Aku kasih tahu Mas, biaya hidup di kota itu mahal jadi Mas jangan terlalu menghambur-hamburkan uang nanti bekalnya habis."
"Lah, memangnya kenapa kalau aku menghambur-hamburkan uang? Apa urusannya sama situ?" kesal Nata.
"Bukanya begitu, biasanya anak baru yang ngontrak di sini itu kelakuannya kaya Mas, baru datang semuanya dibeli karena pengen pamer, eh tahu-tahunya lama-kelamaan nyusahin tetangga minjem uang," ledek Violet.
Nata berkacak pinggang dan menatap tajam pada gadis cantik yang berada di hadapannya itu.
"Maaf Mba, Mba tenang saja aku tidak akan menyusahkan Mba dan aku juga tidak akan meminjam uang kepada siapa pun," sahut Nata.
"Yakin?"
"Yakinlah."
"Baguslah."
Violet mulai celingukan, dan dirasa di area kontrakan itu tidak ada siapa-siapa, Violet pun menghampiri Nata.
"Mas, sini sebentar aku ingin bicara sama kamu," bisik Violet.
"Apa?"
Nata membungkukkan tubuhnya dan mendekatkan telinganya ke arah Violet.
"Mas, biasanya kalau ada penghuni baru itu harus ngasih sesuatu kepada penghuni lama, istilahnya berbagi gitu," seru Violet.
"Hah, ngasih sesuatu? Ngasih sesuatu apa?" tanya Nata bingung.
"Bebas, tergantung yang mau ngasih saja," sahut Violet.
"Kebetulan bahan makanan aku baru saja datang, kamu ambil saja apa yang kamu mau," seru Nata.
"Serius Mas?"
"Heem."
Dengan semangatnya, Violet segera masuk dan mengambil beberapa sayuran dan buah-buahan. Violet memeluk sayur-sayuran dan buah-buahan itu dan langsung keluar membuat Nata sedikit menganga.
"Terima kasih, Mas."
"Kamu mau minta, apa ngerampok?"
"Cuma sedikit kok Mas, lagipula itu di dalam kulkas masih banyak kok."
Violet tersenyum dan segera meninggalkan kamar kontrakan Nata dan masuk ke dalam kontrakannya.
"Astaga, masih ada ya, wanita tidak tahu malu seperti dia," gumam Nata dengan herannya.
Sedangkan Violet tampak senang karena bisa mendapatkan makanan, bahkan sayur-sayuran dan buah-buahannya yang super semua.
"Lumayan dapat buah-buahan dan sayur-sayuran buat nanti makan," gumam Violet.
Tidak lama kemudian, seorang wanita cantik satu lagi datang. Dengan langkah gontainya, dia masuk ke dalam kontrakan Violet dan langsung menjatuhkan tubuhnya di samping Violet.
"Bagaimana, kamu dapat kerjaan gak?" tanya Violet.
"Boro-boro, zonk lagi," sahut Pelangi.
Violet dan Pelangi adalah sahabat sejak kecil, ke mana-mana selalu bersama. Bahkan merantau ke kota pun sama-sama, saking selalu hidup bersama, nasib sial pun ditanggung sama-sama.
Keduanya sudah sejak lama mencari pekerjaan, tapi belum dapat pekerjaan juga bahkan mereka sudah menghabiskan uang hanya untuk biaya fotocopy lamaran tapi hasilnya tetap nihil.
"Kamu dapat buah-buahan dari mana, minta dong," seru Pelangi dengan mengambil satu buah apel.
"Itu ada penghuni baru di sebelah, biasalah kalau awal ngontrak masih banyak uang karena dikasih bekal sama orangtuanya, makanya aku manfaatin saja dia," sahut Violet.
"Cewek apa cowok?" tanya Pelangi.
"Cowok, tampan loh tapi tetap saja biar pun tampan kalau yang namanya ngontrak sudah pasti bukan anak orang kaya, bukan tipeku," sahut Violet.
"Gak apa-apalah, setidaknya ada buat cuci mata."
Violet pun bangkit dari duduknya. "Aku mandi dulu, habis itu nanti aku masak sayur hasil ngebajak dari penghuni baru," seru Violet.
Pelangi tidak mendengarkan ocehan Violet, dia tidak peduli sayur itu dapat dari mana yang jelas, untuk makan nanti dia bisa makan enak.
***
Sore pun tiba....
Nata baru saja selesai mandi, dia berencana mulai menjadi drivel ojolnya besok saja. Nata pun duduk di teras dengan minuman kaleng di tangannya.
Satu persatu penghuni kosan yang kebanyakan anak muda itu, mulai pulang kerja. Mereka menyapa Nata, apalagi penghuni wanita terang-terangan menggoda Nata karena Nata adalah sosok pria tampan.
Pelangi keluar dari kontrakannya...
"Eh, busyet tampan banget tuh cowok," batin Pelangi.
Pelangi pun menghampiri Nata dan duduk di samping Nata.
"Hai, kamu penghuni baru ya?" sapa Pelangi.
"Iya."
Pelangi mengulurkan tangannya ke arah Nata. "Kenalkan nama aku, Pelangi."
Awalnya Nata ragu-ragu, tapi akhirnya Nata pun membalas uluran tangan Pelangi.
"Nata."
"Kamu kerja atau masih kuliah?" tanya Pelangi lagi.
"Aku kerja, sebagai ojeg online."
"Oh, sayang sekali ya, pria setampan kamu harus jadi driver ojeg online panas-panasan di jalan."
"Gak apa-apa, sudah biasa kok," dusta Nata.
Pelangi menyentuh lengan Nata membuat Nata tersentak.
"Apa-apaan kamu?" sentak Nata.
"Kulit kamu bening banget, padahal kamu pria sedangkan aku, yang notabene seorang wanita malah burik," sahut Pelangi.
"Ah biasa-biasa saja kok. Oh iya, kamu tinggal di kontrakan yang mana?" tanya Nata.
"Aku satu kontrakan sama Violet, soalnya kalau nyewa kontrakan masing-masing kemahalan, sedangkan kita belum punya pekerjaan sama sekali," sahut Pelangi.
"Oh begitu ya."'
"Pelangi....Pelangi!" teriak Violet.
"Iya Vio, aku di luar, ada apa?" sahut Pelangi.
Violet pun menyusul Pelangi ke luar...
"Lagi ngapain kamu sama dia?" tunjuk violet.
"Kenalanlah, sesama penghuni kontrakan harus saling menjalin silaturahmi," sahut Pelangi cengengesan.
Violet pun ikut duduk di samping Pelangi...
"Oh iya kita belum kenalan, nama aku Violet."
"Nata."
Seketika jantung Nata berdebar-debar saat bersalaman dengan Violet, berbeda dengan Pelangi, tadi dia tidak merasakan apa-apa.
Nata terus saja tersenyum sembari menatap Violet, membuat Violet mengerutkan keningnya dan berusaha melepaskan tangannya tapi Nata begitu erat menggenggam tangan Violet.
"Maaf Mas Nata, bisakah anda melepaskan tanganku?" seru Violet.
"Ah, iya maaf-maaf."
Nata pun segera melepaskan tangannya dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu.
"Aku memang cantik, dan semua pria banyak yang menyukaiku, tapi maaf, kamu memang tampan Mas Nata, sayangnya Mas Nata bukan tipe aku. Jadi, sebelum Mas Nata menyukaiku terlalu dalam, lebih baik Mas Nata buang jauh-jauh perasaan konyol Mas Nata itu karena aku hanya mencari pria-pria kaya saja," sahut Violet dengan pedenya.
Pelangi menoyor kepala Violet dengan gemasnya. "Percaya diri sekali kamu Vio, siapa juga yang menyukaimu," kesal Pelangi.
"Bukanya percaya diri, memang kenyataannya seperti itu semua pria pasti bakalan jatuh cinta kepadaku. Sudah ah, ayo Pel kita makan, aku sudah masak," seru Violet dengan bangkit dari duduknya.
"Mas Nata, aku masuk dulu ya. Maaf, gak bisa ajak makan bersama soalnya si Vio kalau masak hanya cukup untuk berdua saja," seru Pelangi.
"Tidak apa-apa."
Pelangi pun akhirnya ikut masuk ke dalam kontrakannya, Nata hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan dua wanita itu.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!