"Bagaimana Dev?, dia kita habisi sekarang!" Ujar pria berambut pirang tersebut
"Hum!"
"Ja jangan aku mohon lepaskan saya tuan kasihanilah saya!" Sang korban memohon kepada Devano, sedangkan Devano ia hanya melihat korbannya dengan wajah datar tak memunculkan sebuah emosi di wajah tampannya.
"Evan!" Mendengar Perintah dari sahabat Nya sekaligus Boss Nya Evan pun menarik tubuh korban dan menendangnya kearah tembok.
DOR
DOR
Suara letupan senjata terdengar menyeramkan, Pistol Evan telah melakukan pembunuhan dengan baik
"Kita keluar!" Suara Azka memecahkan keheningan yang sempat terjadi tadi
Ketiga pria Tampan itu keluar dari ruangan menuju kumpulan anak buahnya yang sedang menunggu di depan
"Bakar kantornya!" Perintah Devano dengan suara datar
Seluruh anak buahnya mulai melaksanakan perintahnya.
Evan masuk di kursi pengemudi di ikuti oleh Azka yang duduk di samping kursi Evan dan Devano yang duduk di kursi penumpang.
"Kita kembali ke Mansion!"
Tanpa menunda lagi Evan segera menjalankan mobilnya kemudian ke Mansion Devano, Yah Devano Dirgantara adalah pimpinan Nya , ia adalah Bos mafia yang paling ditakuti di seluruh Jepang, kekejaman nya yang menyerang musuh cukup untuk menjadikannya terkenal, bahkan polisi menutup mata dan telinga mereka jika terjadi korban yang di sebabkan oleh Dev, Karna Devano pernah membunuh satu keluarga karna sang kepala keluarga mencoba menjebloskan nya kedalam penjara.
Namun Polisi juga tidak akan berani menindak kelakuan Dev, Karna Devano akan memerintahkan Evan dan Azka untuk membunuh keluarga polisi tersebut
Evan dan Azka adalah Sahabat Devano dari kecil mereka bertiga memiliki masa lalu yang suram, mereka kehilangan masa kecil yang seharusnya mereka nikmati pada umumnya.
Di sebuah kamar di mansion ada seorang gadis cantik yang sedang bersiap-siap untuk Berangkat ke sekolah
TOK TOK TOK
"Nona Alena, anda sudah ditunggu oleh Tuan Aditya!" Ujar Pelayan dibalik pintu kamarnya membuat seorang gadis cantik yang sudah selesai memakai baju sekolah dan juga sudah merapikan dirinya berjalan mendekati pintu.
Ceklek (Suara buka pintu)
"Apa Ayah ada di bawah?" tanya Alena berharap pada pelayan perempuan tersebut
"Tuan Besar sudah berangkat kerja tadi pagi jam 6 Nona!" Ujar Pelayan tersebut menunduk hormat
Wajah Alena tampak murung, pada hal ia ingin sekali dapat sarapan bersama dengan semua keluarga nya, namun karna kesibukan Ayahnya sebagai direktur perusahaan Laurence ia tidak bisa selalu berkumpul dengan Alena, Keke dan juga Aditya
"Ayo kita turun!" Ujar Alena sambil menggandeng tangan Pelayan nya
"Selamat pagi, Keke, Kakak Aditya!" Sapa Alena pada kedua saudaranya yang sudah mulai sarapan.
"Hm, Selamat Pagi!" Ucap mereka berdua berbarengan
Memang keduanya Mirip dengan Sama-sama Bermuka datar, Hanya Alena lah Yang mengikuti Wajah dan Sifat ibunya.
Alena duduk dan memulai sarapannya.
"Aku tunggu kalian di depan!" Ujar Aditya sambil mengambil Jas kantornya
(High School)
Alena telah sampai didepan gerbang sekolahnya iapun turun dari mobil Aditya
"Kau nanti akan di jemput Oleh Supir!" Ujar Aditya
Aditya selalu mengingatkan Alena kalo pulang tunggulah supir pribadi keluarga untuk menjemput nya, karna Alena lebih suka pulang sekolah naik Biss Aditya hanya takut terjadi apa-apa kepada Alena tanpa pengawasan yang ketat
"Baiklah!" Alena mengangguk paham, karna ia paham perintah Aditya tidak boleh dibantah sedikitpun Melihat anggukan dari Alena, Aditya pun mulai menjalankan mobilnya.
Alena Berjalan Menuju Gerbang sekolah Nya baru ia melewati gerbang sekolah nya tiba-tiba terdengar seseorang yang sedang memanggil namanya
"ALENA!"
Alena pun berbalik, ia sudah tau kalo yang memanggilnya adalah sahabat setianya yaitu Amora Quella dan Gina Artha
"Selamat Pagi!"
Mereka Bertiga mulai berjalan beriringan, Para murid laki-laki banyak yang memandang mereka dengan kagum sedangkan murid perempuan memandang iri mereka.
Siapa yang tidak mengenal ketiga gadis itu .. Mereka telah mendapatkan sebutan ( The Angel from the Heaven ) Mengapa? Mari kita kupas satu persatu
1. Alena Laurence
Siapa yang tidak mengenal gadis itu, semua orang bahkan mungkin seluruh Jepang tau kalo keluarga Laurence dikenal sebagai pengusaha yang bisnisnya selalu meningkat, Alena juga Di kenal sebagai gadis impian semua Pria karna Wajahnya yang Cantik serta teduh, Hidung mancung tidak berlebihan, Mata Yang berwarna biru berkabut sungguh indah, Bibir mungil berwarna pink yang menjadi incaran kaum pria untuk di cium, sosoknya yang keibuan dan suka membantu orang serta senyumnya yang manis membuat semua pria jatuh cinta kepadanya.
2. Amora Quella
Gadis yang memiliki Warna Rambut Pendek cantik itu dikabarkan ingin menjadi dokter melanjutkan tradisi Keluarga Quella, Keluarga Quella adalah keluarga yang memiliki rumah sakit terbesar dan terlengkap di Jepang, Berbagai cabang rumah sakit milik Quella Menyebar di seluruh Jepang, Amora juga memiliki Wajah di atas rata-rata.
3. Gina Artha
Banyak orang yang menyebutnya Barbie Jepang, Perawakan nya yang sangat mirip dengan Barbie di dunia barat sana Memiliki banyak laki-laki dari berbagai kalangan baik dari kalangan biasa maupun luar biasa, Keluarga Artha adalah keluarga yang Membuka bisnis terapi bagi Orang-orang yang sedang Stres akan kehidupan, keluarga Artha juga berada di urutan 10 Besar keluarga tersohor di Jepang.
Well dapat dilihat kan pria mana yang tidak bermimpi untuk mendapatkan salah satu dari mereka bertiga, dengan wajah yang cantik, serta dari keluarga terpandang laki-laki mana yang tidak tertarik.
"Ne, Alena apakah kau akan hadir di pesta nanti malam!" Tanya Amora
Alena hanya mengangkat alisnya.
"Pesta nanti Malam?" Tanya nya bingung
" Iya , Pesta nanti malam, pesta keluarga Steven yang memiliki rusa terbesar itu loh Alena!" Jawab Gina semangat
"Tapi aku belum tau!"
"Benarkah pada hal keluarga Steven hanya mengundang 10 Keluarga tersohor di Jepang" Ujar Amora
"Eh, Benarkah?" Tanya Alena
"Mungkin Ayah mu lupa memberi tau mu" Kata Gina
"Mungkin!" Gumam Alena
Mereka akhirnya Tiba di kelas dan duduk di kursi masing-masing sambil menunggu kelas dimulai 5 menit lagi.
"Selamat pagi Anak-anak Kumpulkan PR kalian lalu kita akan ulangan!" Suara dari Guru di warnai dengan protes dari para murid
Setelah Berada di rumah selepas pulang sekolah adalah suatu hal yang ditunggu-tunggu oleh Alena, ia merasa sangat lelah, tadi di sekolah ada ulangan dadakan 2 Kali untungnya dia sudah belajar tadi malam, sekarang Alena hanya ingin berendam di kamar mandi menggunakan air hangat.
Baru beberapa anak tangga ayahnya (Harison Laurence) tiba-tiba memanggil.
"Alena!"
"Ya Ayah!" Jawab Alena sambil tersenyum manis.
"Siapkan dirimu untuk pergi ke pesta malam ini!"
"Baik Ayah."
Kediaman Keluarga Steven.
Ruang pertemuan di mansion keluarga Steven telah disulap menjadi ruang pesta yang sangat megah, Bagaiman tidak dibuat seperti itu karna yang mereka undang adalah 10 Keluarga terpandang di Jepang.
Termasuk Keluarga Dirgantara, Agraha, Dan Fernandes.
Devano Dirgantara. Umur 27 tahun.
Adalah ketua mafia terkenal di Jepang yang sangat di takuti, Bagaimana tidak dia baru berusia 16 sudah membunuh Satu keluarga hanya karna masalah sepele. dan hal yang lebih mengerikannya lagi Orang-orang bahkan Polisi tidak bisa menyentuhnya, mereka semua tunduk kepada kekuasaan keluarga Dirgantara.
Evan Agraha. Umur 26 tahun
Adalah seorang pria keturunan Jepang Belanda, Tangan Kanan dari Devano Dirgantara dia juga memiliki kekuasaan yang sama kuatnya dengan Devano, Evan adalah penembak nomor satu di Jepang, dengan muka polos dan Cerianya ia sudah membunuh ratusan Orang, Tanpa belas kasihan.
Azka Fernandes. Umur 27 Tahun
Ia salah satu anak dari keluarga ternama yaitu keluarga Fernandes, Ia juga kabur dari rumah di usia 17 tahun karna tidak kuat dengan Aturan-aturan yang ada di rumahnya, hingga ia memutuskan untuk mengikuti Devano dan kebetulan ia ahli dalam bidang informasi serta kemampuan menembaknya juga tidak kalah hebat dari Evan.
Mereka bertiga adalah sahabat waktu kecil, dan lucunya mereka memutuskan untuk menjadi Mafia di usia muda karna masalah keluarga yang membuat mereka Frustasi.
hingga membuat mereka menemukan hobi yang membuat mereka tenang yaitu membunuh orang walaupun mereka juga tidak membunuh karena kepuasan mereka sendiri,, mereka membunuh hanya jika orang itu memiliki masalah dengan mereka.
Ruang Pesta. 09:46 Malam
Ketiga anggota keluarga telah memasuki Ruang pesta.
Begitu mereka memasuki ruang pesta banyak sekali mata yang memandang kagum kepada mereka, bagaimana tidak merasa kagum Jika keluarga Laurence terkenal dengan wajah yang rupawan dan urutan popularitas berada di urutan kedua setelah Keluarga Dirgantara.
Kedatangan Alena di sambut oleh kedua sahabatnya, mereka bertiga seperti Bidadari cantik yang luar biasa, mereka bertiga mengenakan gaun yang sederhana namun dapat memunculkan sisi anggun dan menawan mereka.
Alena mengenakan gaun selutut warna Ungu
Gina Warna biru muda
Dan Amora warna pink pucat.
Banyak Pria yang menatap mereka bertiga dengan tatapan mendamba sebenarnya Gina dan Amora telah menyadari kalau mereka di tatap mendamba oleh banyak pria disitu tapi toh Gina dan Amora tetap cuek tidak perduli karna mereka datang hanya untuk berpesta.
Deg
"Siapa wanita itu, Mengapa aku merasakan jantungku berdetak kencang saat melihat gadis berambut indah dan bermata cantik di sana, tidak biasanya aku berdebar hanya karna melihat gadis!" Ujar Devano
"Biasanya para gadis yang berteriak begitu melihatku!" Ujarnya menambahkan
"Hey yang berbaju pink itu Milikku!" Suara si Evan telah membuyarkan pikiranku tentang gadis ku, Eh gadisku, Memang karna sekarang dia sudah menjadi milikku!" Ujar Devano dalam hati sambil menyeringai
"Aku ingin Si pirang itu, Boneka Barbie!" Kini Azka ikut-ikutan menargetkan pilihannya
"Baguslah berarti pilihanku tidak salah pada gadis itu!" Ujar Devano dalam hati
"Mungkin saat ini aku menginginkan gadis itu!" Ah tidak saat ini aku sangat Terobsesi untuk menggunakan milikku, Baru beberapa detik aku melihatnya kini aku mulai menginginkannya untuk menjadi milikku seorang, yah benar-benar Menjadi milikku seorang, Hanya milikku Bahkan Keluarganya tidak memiliki hak.
"Hey Dev, apakah kau akan memilih wanita yang memakai gaun ungu di sana!" Ujar Evan sambil menunjuk gadis incaran ku
"Hm!"
"Okey berarti kita telah menentukan pilihan kita!" Ujar Evan Semangat
Devano Mengendus mendengar ucapan Evan
"Ayo kita pergi dari sini!" Ujarku kepada sahabatku sekaligus anak buah ku
"Tapi Dev, kita baru menikmati pesta selama 30 menit!"
Hah aku tau Sii Bodoh Evan ini pasti tidak mau meninggalkan pesta karna ia sangat menggilai pesta
"Ayo Evan jangan membantah!" Sebelum aku mengucapkan kalimatku Azka sudah lebih dulu meminta agar Evan mengikuti perintah ku, Azka Memang sangat bisa diandalkan untuk menghadapi Evan
"Hah baiklah ayo!" Ujar Evan lemas
Devano hampir tersenyum geli saat melihat Evan yang mengerucutkan bibir dan menggembungkan pipinya ia seperti anak kecil, Tidak akan ada yang percaya kalau Evan adalah mesin pembunuh bagi organisasi mafia Devano, wajahnya yang polos dan bodoh telah dapat mengelabui semua orang!"
"Tunggulah Aku akan memiliki mu secepatnya Sayang!" Ujar Dev dalam hati sambil menyeringai
Ketiga pria tampan itu saat ini telah pergi meninggalkan pesta malam itu, di dalam pikiran mereka hanya ada rencana agar dapat memiliki apa yang mereka inginkan dan rencana mereka ada yang memakai cara halus dan ada juga yang memakai cara kasar, mereka tidak perduli yang penting mereka bisa memilikinya.
Di sebuah ruangan Mewah dan megah terdapat dua orang yang sedang serius berbicara yaitu Devano dan Evan, mereka membicarakan bisnis atau organisasi mafia milik Devano
BRAK (Bunyi pintu yang dibuka kasar)
Devano dan Evan pun menoleh dan melihat siapakah yang berani mengganggu pembicaraan mereka.
Di depan pintu yang terbuka di sana berdiri laki-laki yang mereka kenal yaitu Azka memandang Devano dan Evan datar sambil membawa Map entah apa isinya, Azka mendekati Sasuke dan memberinya map warna ungu dan memberi Evan yang berwarna Pink sedangkan untuknya yang berwarna kuning cerah.
"Itu adalah Info tentang gadis-gadis semalam!" Secepat kilat Evan langsung membuka Map itu sedangkan Devano berusaha untuk bersikap cool dan keren.
Di dalam organisasi Nya Peran Dev adalah Bos atau ketua Organisasi itu, ia adalah ketua yang selalu dilindungi oleh bawahannya tapi tidak menutup kemungkinan untuk Devano berperang
Sedangkan Evan adalah Poin terdepan dari pasukan bagi Devano, Evan adalah sahabat sekaligus mesin pembunuh
Dan Azka bertugas untuk mencari informasi dari segala arah dan Azka selama ini tidak pernah tidak mendapatkan informasi bahkan sebaliknya gaara sangat pandai mendapatkan informasi bahkan sampai terperinci.
"Jadi gadis berambut pink kemarin namanya Amora Anak dari keluarga pengusaha rumah sakit terbesar di Jepang!" Baca Evan berkas ditangannya sambil Berbinar
"Hm!" Ujar Devano dan Azka serentak Hingga membuat Evan mendengus kesal
"Hey jangan rusak organisasi kita dengan wajah datar menyebalkan kalian itu!" Ujarnya sambil menggembungkan pipinya
"Contoh lah wajah ceriaku ini!" Ujarnya sambil tersenyum lebar seperti orang bodoh
"Dan menjadi bodoh sepertimu, tidak terima kasih!" Ujar Azka menusuk
"Kau melukai perasaan ku Azka!" Ucap Evan mewek Dan membuat Azka menatapnya dengan Malas.
Devano tidak memperdulikan pertengkaran kecil Azka dan Evan, dia terlalu fokus pada berkas yang ia baca.
"Jadi namanya Alena Laurence berasal dari keluarga Laurence yah, kelihatannya mudah, dan dia berusia 16 tahun ta apa sebentar lagi kamu akan menjadi milikku!" Ujar Devano dalam hati dan tanpa sadar ia mengeluarkan seringai nya
"Azka kasihan yah gadis yang memakai baju ungu kemarin, aku hanya berharap dia di lindungi oleh kami-sama dari serigala mesum!" Ujarnya setengah berbisik ke Azka
"Kau bilang apa Evan?" Tanya Devano sadis
"Ti tidak apa-apa Dev!" Evan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal
"Aku tidak se mesum dirimu Evan"
"Be Benar Tuan Devano!" Ujar Evan gugup, Walaupun mereka bersahabat tapi Evan tetap saja takut jika Devano mengamuk
"Persiapkan mobil kita berangkat sekarang,, kita akan ke perusahaan Laurence!"
"He Hey Dev kau mau bergerak sekarang"
"Hm!"
"Tak ku sangka Gerakan mu cepat juga" Ujar Evan takjub
"Sudahlah Evan ayo hubungi supir agar ia menyiapkan mobil untuk kita!" Ujar Azka memperingati
"Baiklah!"
Merekapun masuk ke dalam lift dan menekan tombol menuju parkiran
"Selamat datang Tuan Devano, Tuan Azka dan Tuan Evan!"
Devano dan Azka hanya menganggukkan kepala, sedangkan Evan tersenyum lima jari
"Kriss, Kevin kalian ikut!" Ujar Devano sambil Memasuki Mobilnya dan sebelum ia benar-benar masuk ia memperingatkan anak buahnya agar tetap disini
Limusin Mewah milik Devano mulai keluar dari perusahaan Dirgantara Menuju Perusahaan Laurence untuk mengajukan Permintaan dan harus diterima oleh Kepala keluarga Laurence.
Dua puluh menit kemudian limusin yang ditumpangi Devano telah sampai di perusahaan Laurence,, Supir membukakan Pitu untuk Devano sambil membukukan tubuhnya hormat menyambut Devano yang sudah keluar dari mobil
Dev berjalan tegak memasuki lobi Perusahaan Laurence di dampingi Evan di sebelah kanan dan Azka di sebelah kiri mereka berhenti di meja resepsionis, Pegawai wanita itu hanya bengong karna dia di datangi oleh ketiga laki-laki tampan bukan tapi sangat tampan
"Maaf nona apa tuan Harison Laurence ada di ruangannya" Ujar Evan sambil tersenyum menawan yang membuat wanita itu tersipu malu
"Se Se sebentar tuan, saya tanyakan dulu!"
Pegawai resepsionis itupun menelpon dan langsung menanyakan apakah Tuan Laurence ada di ruangannya serta memberi taukan kalo ada tamu yang ingin bertemu dengannya. Setelah beberapa menit kemudian wanita itu menutup telponnya dan langsung menghadap ketiga pria tampan itu
"Tu tu tuan Laurence ada di ruangannya, Tuan langsung saja ke lantai 8" Ujar wanita tadi gugup
Di dalam lift Evan membuka suaranya
"Aku tidak percaya kau akan bertindak secepat ini Dev"
"Lebih cepat lebih baik Evan!" Ucap Devano
"Jadi apa rencana selanjutnya"
"Aku akan memaksa Harison untuk menyerahkan putrinya kepada ku"
"Kalo dia tidak mau bagaimana?" Tanya Evan
"Kita Gunakan rencana B!" Ujar Devano singkat
"Hm kau hebat Dev" Evan menepuk bahu kanan Devano pelan, mereka sampai di lantai delapan dan Sekertaris Harison menyambut mereka
"Selamat siang"
"Hm kami ingin bertemu dengan Tuan Harison" Ujar Azka
Sedangkan Devano langsung masuk kedalam ruangan Harison tanpa menunggu jawaban dari sekertaris itu
"Bisa kita bicara Tuan Harison" Tanya Devano datar
"Maaf Tuan Harison tadi saya sudah menghalangi mereka masuk" Ujar Sekertaris sambil membungkuk
"Tidak apa-apa, kamu kembali ketempat mu"
Sekertaris itupun mengangguk dan langsung menutup Pintu kerja Harison rapat-rapat
"Kenapa seorang Tuan Muda Dirgantara menerobos Tempat kerjaku" Ujar Harison menatap datar Devano dan begitupula Devano yang memandang datar Harison juga
Suasana di dalam ruangan Harison langsung berubah jadi suram dan dingin, mereka berdua Harison dan Devano memiliki karakter yang sama, Sama-sama datar , dingin dan tanpa ekspresi
"Aku menginginkan putrimu menjadi milikku Tuan Harison" Devano mengatakan maksud kedatangan nya ke Harison secara To the poin, Raut wajah Harison pun langsung mengeras
"Maaf" Ujar Harison bertanya lagi karna ia tidak mempercayai pendengaran nya
"Aku menginginkan putrimu menjadi milikku Tuan Harison" Ulang Devano tanpa merasa takut
"Aku tidak akan menyerahkan putriku pada mafia sepertimu sampai kapanpun" Ujar Harison
"Oh jadi kau mengetahui profesiku yang lain heh" Ujar Devano meremehkan
"Mafia Sepertimu tidak pantas mendapatkan putriku" Ujar Harison keras kepala
"Jadi kau menolak permintaan ku?"
"Putriku terlalu berharga untuk sampah masyarakat seperti mu" Tambah Harison
Rahang Devano mengatup keras, samar-samar terdengar suara gigi yang beradu menandakan kalau ia tengah marah
"Aku selalu mendapat kan apa yang aku inginkan Tuan Harison" Ujar Devano memperingatkan sambil berbalik keluar dari ruangan Harison
"Kau akan menyesal telah menolak ku Tuan Harison Laurence!" Seringai kejam telah terbentuk di bibir Devano kelihatan nya dia tengah merencanakan sesuatu demi memenuhi keinginan nya
"Kita kembali ke kantor" Ujarnya Devano yang langsung memasuki Mobilnya
"Baik" Ujar Azka dan Evan bersamaan
Tiba-tiba Evan menghela nafas pelan
"Kayanya akan ada perusahaan yang akan bangkrut lagi"
Azka hanya Diam tanpa mau menanggapi Celetukan Evan, sebetulnya Azka setuju Dangan perkataan Evan bahwa akan ada perusahaan yang akan Bangkrut lagi
Sedangkan Harison Sekarang sedang berfikir bagaimana caranya agar Dirgantara itu menyerah karna Harison tau seberapa Keras kepalanya Keluarga Dirgantara itu saat menginginkan sesuatu
"Oh ya, Keluarga Antonio aku harus memanggil Keluarga Antonio untuk mempercepat acara perjodohan Alena dengan Galang" UjarNya sambil Mulai menelpon seseorang
Malam Hari pun tiba Alena sekarang sedang Menonton acara Tv sambil Mengemil Kripik dan tiba-tiba adiknya Keke datang duduk di samping Alena
"Acara apa" tanya Keke sambil mengambil kripik kentang Alena
"Acara Masak-masak" Ujar Alena tanpa mengalihkan pandangannya
"Kami pulang" Ujar Aditya sambil memasuki Rumahnya karna habis Pulang dari kantor dan di ikuti oleh Harison di belakang
"selamat datang Kakak Aditya" Ujar mereka serentak
"selamat datang Ayah" Ujar mereka lagi
"Alena nanti datang ke ruangan Ayah, ada yang ingin Ayah sampai kan"
"Baiklah Ayah" Ujar Alena sambil tersenyum manis hingga membuat Harison merasa bersalah
Harison pun memandang Wajah Alena sesaat dan langsung memalingkan wajahnya
"Maafkan Ayah, Alena ini semua demi kebaikanmu" Ujar Harison dalam hati
Di ruangan Harison ada Aditya, dan Alena sebenarnya Aditya Sudah tau perihal Devano Dirgantara yang datang ngelamar Adik nya dan ayahnya yang mempercepat acara perjodohan Alena dengan keluarga Fernandes
"Alena ayah Akan mempercepat acara pernikahan kamu dengan Galang" Ujar Harison pelan takut melukai hati putrinya
"Tapi ayah bilang Perjodohan itu akan terjadi bila Alena menginginkan nya, dan Alena sudah bilang dulu kalo Alena belum mau memikirkan tentang pernikahan bahkan Galang pun sudah menyetujui nya!" Ujar Alena dengan suara lirih
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!