Kisah ini menceritakan tentang seorang gadis bernama Vita Carolina Nugraha.Anak kedua dari tiga bersaudara.Saat ini ia sedang menempuh kuliah semester akhir di salah satu Universitas swasta di kotanya.Dia adalah gadis yang ceria dan ramah,tak heran banyak yang menyukainya,tapi tentu banyak juga yang tak suka dengannya.
"Bangun Vita,bukankah semalam kau bilang hari ini ada bimbingan skripsi?"ucap Ranti mama Vita.
"Lima belas menit lagi ma masih ngantuk,"jawab Vita dengan mata masih terpejam.
"Baiklah jangan salahkan mama jika kau terlambat bertemu dengan dosen killer mu itu,karna ini sudah jam tujuh lewat lima belas menit."
"Apa mah sudah jam tujuh lima belas menit?"jawab Vita kaget.
"Duh kenapa mama gak bilang dari tadi sih,aku kan janjian sama dosennya jam delapan,bisa telat aku kalo gini."Buru-buru Vita lari ke kamar mandi.
Mama Ranti hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan anak gadisnya.
Lima belas menit kemudian Vita sudah rapi dengan pakaian yang simpel,celana jeans hitam di padukan dengan kemeja polos lengan panjang berwarna peach.
Lalu menghampiri keluarganya yang sudah menunggunya di meja makan.
"Kakak lama banget sih aku sudah lapar tau,"omel Vicky adik Vita,Vita hanya nyengir menanggapi omelan adiknya.
"Pagi pa,mah,"ucap Vita sambil mencium pipi kedua orang tuanya.
"Pagi adik kakak yang paling ganteng,"Vita pun mencium pipi adiknya, padahal dia tau adiknya itu sudah tak mau di cium lagi karna dia merasa sudah besar.
"kakak apa-apaan sih,aku kan sudah sering bilang aku gak mau di cium lagi,aku sudah besar bukan anak kecil lagi."cemberut Vicky
"Ups kakak lupa kalo adik kakak ini sudah besar,padahal baru juga kelas lima SD,tapi ngaku sudah besar."Vita memelankan suaranya.
"Aku dengar ya yang kakak ucap barusan,pa,mah kak Vita nih".
"Sudah besar tapi suka mengadu,"jawab Vita lagi.
"Mah kak Vita nyebelin,"sahut Vicky lagi.
Mamah Ranti pun harus melerai kedua anaknya yang kalau bertemu selalu saja ada yang di ributkan.
"Sudah sudah,kalian ini selalu saja begini kalau bertemu.Cepat habiskan makananmu Vita biar kau tak terlambat sampai kampus".
Suasana pun hening sesaat,"pelan-pelan Vita nanti kau bisa tersedak."ucap Sandi Nugraha papa Vita,saat melihat anaknya makan dengan terburu-buru.
"Iya pa,aku takut terlambat sampai ke kampus,aku berangkat dulu ya pa,mah."sambil mencium tangan serta pipi kedua orang tuanya.
"Makan mu belum habis Vita,"mama Ranti menyahuti.
"Aku sudah kenyang mah, Assalamu'alaikum."jawab Vita sambil berlalu.
"Duh mudah-mudahan tuch dosen killer belum sampe kampus,bisa kena semprot lagi aku kalau dia sudah sampai dan aku belum datang."gumam Vita sambil melajukan motor kesayangannya.
Sedangkan di tempat lain tepatnya di sebuah mobil mewah sedang terjadi perdebatan antara sang Asisten dan CEO.
"Kau kenapa tidak datang lebih awal ke rumah ku,kenapa kau bisa datang terlambat.Kau tau kalau ini pertemuan kita yang sangat penting,kalau mereka membatalkan kerjasama ini,habislah kau."geram sang CEO yang tidak lain adalah Alexander Abraham.
"Maaf tuan,bukankah aku sudah membangunkan mu sejak tadi,tapi kau masih saja nyaman di tempat tidurmu."sahut Rendra sang asisten.
"Kenapa kau tak bilang kalau kita ada pertemuan penting,aku kan bisa langsung mandi dan bersiap-siap."
"Aku sudah bilang tapi kau cuma jawab ham Hem ham Hem saja."
"Berani kau mengejekku,mau aku potong gaji mu".geram Alex.
"Maafkan saya tuan,saya mana berani mengejek mu."ucap Rendra mengalah.
Selalu saja menyalahkan ku,padahal dia sendiri yang susah di bangunkan.Dasar bos gak ada akhlak.batin Rendra
"Berani kau mengumpat ku dalam hati,benar-benar mau ku potong gaji mu dan tidak ada bonus bulan ini."Tiba-tiba Alex menyahuti.
"Jangan tuan,ampun."melas Rendra.
Bagaimana dia bisa tau kalau aku mengumpatnya,horor sekali Alex ini.
"Rendra."
"Ya tuan,saya benar-benar tidak mengumpat anda dalam hati tuan."
"Kau sudah menyiapkan semuanya untuk pertemuan kita kali ini?"
"Sudah tuan,aku sudah menyuruh Anti menyiapkan semuanya untuk meeting kita tuan."
"Duh waktu makin mepet gini,ini jalan lagian kenapa macet sih."gumam Vita karna terjebak macet.Tiba-tiba pandangannya beralih melihat seorang nenek yang kesusahan untuk menyebrang jalan.Tanpa pikir panjang Vita menepikan motornya dan membantu nenek itu menyebrang jalan.
"Nenek mau menyebrang,? mari nek saya bantu."
"Terima kasih nak."
"sama-sama nek,hati-hati di jalan ya nek.Ini saya ada sedikit rezeki buat nenek semoga bisa berguna buat nenek."
"Alhamdulillah,terima kasih ya nak sudah membantu nenek dan juga kasih nenek uang,semoga rezeki mu makin melimpah dan segala urusanmu di mudahkan"
"Aamiin Ya Allah,terima kasih ya nek atas doanya,saya permisi dulu nek."
Ternyata tidak jauh dari Vita ada yang memperhatikan gadis itu sejak tadi di dalam mobilnya,dia adalah Alexander.
"Gadis yang baik."gumam Alex.
"Mampus gue mobil dosen killer udah ada di parkiran,itu artinya dia sudah ada di kampus."
Buru-buru ku parkir kan motorku,jangan sampai dosen killer itu mood nya tidak bagus hari ini,bisa-bisa ia menunda untuk bertemu karena bisa tertunda juga skripsi ku..
Sambil setengah berlari ku lihat jam di pergelangan tanganku,oh tidak aku sudah telat 10 menit.
Sebelum masuk ku atur nafasku yang tersengal karna berlari,setelah tenang ku ketuk pintu ruangannya.
Tok Tok Tok
Sahutan dari dalam pun terdengar mempersilahkan aku masuk.
"Permisi Pak."
"Duduk."
Aku diam tak berani untuk memulai percakapan.Ku lirik dosen ku yang ternyata juga menatapku.
"Kau tau ini sudah jam berapa?" tanya Pak Bagas sang dosen killer.
"Kau telat 15 menit Vita."Sambungnya
"Maaf Pak saya terlambat."
"Kau tau kan saya paling tidak suka dengan mahasiswa yang tidak disiplin waktu."Sambil berdiri dari kursinya.
"Lho Pak mau kemana,?saya mau bimbingan pak."Tahan Vita ikut berdiri.
"Saya ada kelas, siapa suruh kau datang terlambat,saya tidak ada waktu mengurusi mahasiswa yang tidak disiplin waktu."
"Saya mohon Pak kali ini saja,saya minta maaf karna sudah datang terlambat."
"Tidak bisa Vita,lain kali saja saya atur lagi untuk kamu bimbingan atau dua Minggu lagi saja kamu temui saya lagi ."
"Dua Minggu Pak,?mata Vita melotot kaget.
"saya tidak bisa mengejar wisuda bulan depan dong Pak,kalau Bapak menunda dua Minggu."
"Itu urusan kamu bukan urusan saya."tetap melanjutkan jalan ke luar ruangan.
"Pak saya mohon,kali ini saja.Maafkan saya Pak karena sudah datang terlambat."ucap Vita sambil mengalihkan kedua tangannya di dada.
Pak Bagas menghela nafas kasar.
"Baiklah berhubung kamu mahasiswi yang teladan dan rajin mengerjakan tugas,saya memaafkan kamu untuk kali ini.Temui saya jam 11 nanti,jika kamu terlambat lagi saya tunda sampai dua Minggu."
"Baik Pak,Terima Kasih."
Vita pun tersenyum lega.Bergegas menelpon dua sahabatnya yang sedari tadi dia cari yaitu Gea dan Dila.
"Halo Gea ,kalian dimana sih,?"ucap Vita saat telpon nya di angkat.
"Gue sama Dila di kantin nih,buruan loe nyusul kesini."jawab Gea.
"Ya udah tunggu gue ya,bye."
Vita pun bergegas ke kantin menyusul sahabatnya.
"Gimana-gimana tadi bimbingan sama si dosen killer ?"tanya Dila saat Vita duduk bersama mereka.
"Bentar gue mau pesan makan dan minum dulu,kalian mah baru juga nyampe ih."cemberut Vita.
"Terus-terus gimana Vit,"sambung Gea.
"Bentar gue minum dulu,haus banget ini."lanjut Vita
"Nih anak buat kita penasaran aja."Dea menimpali.
"Bimbingan gue di tunda jam 11 guys."jawab Vita santai.
"Kok bisa.?"tanya Gea dan Dila kompak.
"Ya bisa lah, karena gue tadi tuh terlambat lima belas menit dari waktu yang di tentukan."
Dan mengalirlah cerita dari awal dia bangun tidur sampai bertemu dosen.
"Untung aja tuh dosen masih kasih loe kesempatan,kalo sampe beneran di tunda dua minggu,duh loe beneran gak bisa ikut wisuda bulan depan." Gea menanggapi.
"Lagian loe mah kebiasaan udah tau mau bimbingan pakai acara nonton Drakor pula sampe tengah malem."gemas Dila.
"Ya udah sih namanya juga ngilangin stress,akhir-akhir ini kan tau sendiri kita di kejar-kejar sama urusan skripsi."
"Gue mau makan dulu,masih lapar gara-gara tadi pagi sarapan cuma sedikit."sambung Vita sambil menyantap semangkok bakso.
"Loe berdua gimana skripsinya lancarkan?"
"Lancar dong kita mah,kan kita dosen pembimbingnya enak gak kayak dosen pembimbing loe."Sahut Dila.
"Syukur deh,kan kalau gitu kita bisa wisuda bareng terus cari kerja bareng."
Tiba-tiba saat mereka sedang asyik mengobrol , datang cowok ganteng idola kampus ini menghampiri meja mereka.
"Hai,boleh gue gabung?"tanya Delon sang idola kampus.
"Gabung aja gak ada yang larang kok."jawab Dila dengan mata berbinar.
"Terima kasih ya,"jawab Delon lalu duduk di sebelah Vita.
"Hai Vit,gimana tadi bimbingan sama Pak Bagas,lancar?"tanya Delon yang dari tadi terus memperhatikan Vita.
"Belum jadi bimbingan dia,di tunda nanti jam 11,"ternyata yang menjawab Dila.
"kok bisa?"
"Gue tadi telat datangnya,jadi di tunda deh,"jawab Vita santai sambil tetap melanjutkan makannya.
"Mau gue temenin gak nanti nemuin Pak Bagas,"Delon menawarkan.
"Boleh Delon,kita juga nanti mau nemenin Vita kok."Sahut Dila lagi sambil tersenyum dan langsung dapat pelototan dari Vita.
"Gak usah Delon,gue di temenin sama mereka aja.Kan loe juga harus nemuin dosen nanti."Jawab Vita.
"Gak apa-apa gue bimbingan cuma sebentar kok abis itu nemenin loe."kekeh Delon.
"Gak usah terima kasih."tolak Vita.
"Oke deh kalo loe gak mau gue temenin,tapi abis bimbingan loe mau gak jalan sama gue.?"tanya Delon yang rupanya memang menaruh rasa dengan Vita,dan Vita pun tau itu.Tapi Vita tak pernah merespon karna dia mau fokus dengan kuliahnya.
"Maaf ya Delon,gue gak bisa.Habis ini gue ada acara keluarga,jadi mau buru-buru pulang."Tolak Vita.
"Oh ya udah gak apa-apa Vita,kali aja nanti lain kali kita bisa jalan bareng. Kalo gitu gue duluan ke dalem yaa,mau nemuin dosen."ucap Delon dengan tak bersemangat.
Vita hanya mengangguk menanggapinya.
"Bye Delon."Ucap Dila
Setelah kepergian Delon tinggal lah mereka bertiga lagi.
Si Dila langsung bertanya kepada Vita.
"Loe kenapa sih Vit,nolak Mulu kalau di ajak Delon."
"Gue cuma gak mau kasih dia harapan Dil,loe tau sendiri kan, gue tuch gak ada perasaan apa-apa ke dia.Gue cuma mau fokus selesain kuliah gue terus cari kerja.Belum kepikiran mau punya pacar."jawab Vita mantap.
"Lagian loe Dil kenapa loe yang ngebet banget buat Vita jalan sama Delon ,loe aja sana gih."gereget Gea.
"Kalo dia mau sama gue,gue mah seneng banget,langsung mau kalo di ajak jalan apalagi di ajak pacaran.Tapi apalah daya aku mah cuma remahan rempeyek yang gak akan di lirik sama Delon"Jawab Dila dramatis.
"Lebay loe."ucap Gea menanggapi Dila yang selalu saja berlebihan tiap ada Delon.
"Habis gue bimbingan kita nonton yuk,ada film bagus lho."ucap Vita yang sudah menghabiskan makanannya.
"Lah bukannya kata loe nanti ada acara keluarga."jawab Dila yang tak mengerti.
"Gue cuma alasan aja sama Delon,gue gak mau jalan sama dia,mending sama kalian.Yuk ngilangin stres ini,apalagi habis ini gue harus ketemu Pak Bagas lagi."
"Ya udah kuy lah,kita kan udah lama gak nonton"jawab Gea semangat.
Sementara itu di tempat lain tepatnya di Perusahaan milik keluarga Abraham yang bernama Abraham Corporation.Telah terjadi kesepakatan kerja sama.
"Setelah ini ada agenda apa lagi buatku ren?"tanya Alex saat keluar dari ruangan meeting.
"Nanti jam dua belas kita akan bertemu dengan klien dari Perusahaan Forsen milik Pak Bara tuan sekalian makan siang di restoran mall Xxx untuk membicarakan kelanjutan kerja sama kita tuan." jawab Rendra
"Baiklah,kau siapkan semuanya
Aku akan periksa berkas-berkas yang sudah menumpuk di mejaku dulu."
"Bagaimana kau sudah dapat informasi tentang Karin."lanjut Alex.
"Belum tuan,sepertinya dia benar-benar mau menghindar dari tuan dan ada nama besar yang melindunginya sehingga kita sulit untuk mencari informasi tentang wanita itu."jawab Rendra takut.
"Bodoh,lama sekali kerja kalian."marah Alex.
"Kami akan berusaha lebih keras lagi tuan".
"Harusnya memang seperti itu."
Nasib jadi bawahan,salah dikit langsung kena marah.Batin Rendra
Setelah dari kantin Vita dan kedua sahabatnya memutuskan untuk menunggu Pak Bagas sang dosen killer di depan ruangannya,agar tak ada drama lagi seperti tadi pagi.
Kesibukan pun terlihat di ruangan CEO yaitu Alexander Abraham,sang Putra tunggal dari Keluarga Abraham.Dia membantu sang Papa menjalankan Perusahaan keluarga mereka.Karena Papa nya belum mau melepaskan semua tanggung jawabnya ke Alex karena masih melihat kinerja anaknya itu.Walaupun tak di pungkiri selama Alex bergabung di Perusahaan dan menjabat sebagai CEO,perkembangan Perusahaan berkembang cukup pesat.
"Rendra ke ruangan ku sekarang",titah Alex melalui sambungan telepon.
"Baik tuan."
Tok..Tok...tok...
"Masuk."
"Duduk."
"Ada apa tuan memanggil saya ?,ada yang anda butuhkan?,"tanya Rendra.
"Kira-kira kemana ya Karin pergi?",kenapa dia tiba-tiba menghilang begini.Sudah hampir enam bulan dia gak ada kabar."Keluh Alex.
"Lagian loe bro kenapa sih masih mikirin si Karin,Move on bro.Berarti Karin bukan cewek yang pantas buat loe.Buktinya dia tiba-tiba menghilang tanpa kabar begini".jawab Rendra.Sebenarnya Alex dan Rendra mereka berdua bersahabat dari jaman di sekolah SMA sampai mereka masuk di bangku kuliah.
Kalau sudah membahas masalah pribadi berarti mereka sedang dalam kondisi santai tidak formal.Dan begini lah bahasa yang mereka gunakan.
"Tapi kan loe tau sendiri gue tuh cinta banget sama Karin.Apa ini semua ada hubungannya dengan mama ya ren ?.Loe tau sendiri kan gimana mama gue,dari awal gue jalin hubungan sama Karin mama gak suka banget sama si Karin.Padahal Karin itu orangnya baik,sopan,tutur bahasanya juga lembut gitu."
"Itu menurut kacamata loe si Karin baik,sopan,tutur bahasanya lembut."
"Jadi maksud loe Karin gak baik gitu."Marah Alex tak terima.
"Eits sabar dulu bro,namanya juga setiap orang itu punya penilaian masing-masing kan.Tapi gak mungkin deh Tante Rebecca berbuat yang aneh-aneh ke Karin.Dia itu walaupun gak suka sama Karin tapi gak larang loe buat tetap jalin hubungan sama Karin kan"lanjut Rendra.
"Bener kata loe,mama gak larang gue jalan sama Karin,walaupun setiap gue bawa Karin ke rumah,mama selalu menghindar dan menyapa Karin pun sekedarnya aja gak pernah ajak ngobrol."
"Gue yakin pasti ada alasan tersendiri kenapa Tante Rebecca seperti itu."ucap Rendra
"Dari pada loe galau begini, mending kita jalan sekarang saja ke restoran,sambil cuci mata di mall.Takut nanti waktu jam istirahat jalanan macet."Lanjut Rendra.
Flashback
Tiga tahun yang lalu saat acara bakti sosial yang di adakan oleh Abraham Corporation.Acara ini di hadiri oleh berbagai kalangan.Bakti sosial ini banyak menarik perhatian publik baik dari para pejabat,anggota legislatif,para sosialita dan lain-lain.Mereka berlomba-lomba memberikan dana terbaik untuk bakti sosial ini tak hanya untuk menyumbangkan harta mereka tapi juga untuk menarik simpatik para masyarakat sekitar.
Dan disinilah Alek dan Karin pertama kali bertemu.Di saat itu Karin di tugaskan oleh Perusahaanya sebagai panitia penyelenggara bakti sosial.Masyarakat yang di undang pun sangat antusias menyambut acara tersebut.Ada pula berbagai panti asuhan yang di undang.Semua berbaur menjadi satu.
Kala itu Karin,sedang bermain bersama anak-anak panti.Karin dan anak-anak panti bercanda dan tertawa bersama,membuat orang di sekitar mereka mengalihkan pandangannya tak terkecuali Alex.
Alex di buat terpana oleh sikap Karin yang begitu lembut juga keibuan.Ini lah awal mula Alex tertarik dengan Karin.
Alex pun mulai mendekati Karin saat acara sudah selesai,mereka berkenalan dan mengobrol.Di akhir pertemuan mereka pun saling menyimpan no hp.
Satu bulan kemudian mereka pun menjalin hubungan berpacaran.Hubungan mereka pun berjalan lancar-lancar saja.Di bulan ke tiga mereka pacaran,Alex membawa Karin ke rumahnya untuk di perkenalkan kepada orang tua nya.
Papa Abraham menyambut Karin dengan baik,tapi tidak dengan Mama Rebecca.
Mama Rebecca terlihat cuek dan biasa saja,tapi dia tidak menunjukkan secara langsung bahwa dia tidak menyukai Karin.
"Pa,Ma kenalkan ini Karin pacarnya Alex."
"Karin Om,Tante."Karin memperkenalkan dirinya.
"Silahkan duduk,"ucap Papa Alex.
"Sudah lama kenal dengan Alex,"Mama Alex bertanya to the poin.
"Belum terlalu lama Tante,kurang lebih tiga bulan,"jawab Karin.
Obrolan santai pun mengalir begitu saja.Tetapi Mama Rebecca lebih banyak diam,dia lebih banyak berbicara dengan Papa dan asyik main Hp.
"Pa,Ma aku pamit antar Karin pulang dulu yaa."pamit Alex.
"Om,Tante Karin pamit pulang dulu ya."
"Iya hati-hati di jalan ya,Alex jangan ngebut-ngebut bawa mobilnya."hanya papa yang menanggapi.Sedangkan mama hanya diam.
"Sepertinya mama tidak suka dengan Karin,"tanya Papa Alex saat Alex dan Karin sudah keluar dari rumah.
"Entah lah Pa,mama hanya punya firasat kalau Karin buat perempuan baik-baik buat Alex."Sahut mama Alex.
Papa Alex pun tak menanggapi lagi,biar lah waktu yang menjawab semuanya.
Setelah Alex mengantar Karin pulang,Alex pun langsung menemui Mama nya yang sedang berada di ruang tengah.
"Ma ada yang ingin aku tanyakan dengan mama."tanya Alex.
"Tanyakan saja Lex."jawab mama Rebecca acuh karna sudah paham apa yang akan di tanyakan oleh Alex.
"Apa mama tidak suka aku berhubungan dengan Karin,?karena aku lihat mama seolah acuh saat Karin ada disini tadi."
"Mama hanya merasa Karin tidak baik untukmu nak."Ucap mama Rebecca jujur.
"Ma,Karin perempuan yang baik.Alex paham betul sifat Karin bagaimana."
"Kamu belum lama kenal sama dia, nak.Tapi ya sudah lah mama tidak mau ribut denganmu hanya karena masalah ini.Kamu yang menjalankan hubungan ini.Mungkin ini hanya perasaan mama saja.Mama hanya berharap agar pilihanmu tak salah."ucap mama Rebecca sambil berlalu dari hadapan Alex.
Dari semenjak itu setiap Karin datang ke rumah,sikap mama seperti acuh.Hanya sekedar tegur sapa lalu pergi.
Tiga tahun berlalu,hubungan Alex dan Karin semakin dekat.Alex pun berencana ingin melanjutkan hubungan ini ke jenjang yang lebih serius.Akan tetapi Karin selalu saja ada alasan saat Alex membicarakan tentang pernikahan.
Seperti malam itu,malam terakhir mereka bertemu.Alex sudah menyiapkan makan malam yang romantis, sekaligus untuk membicarakan status hubungan mereka ke jenjang yang lebih serius lagi.
"Bagaimana Karin,kapan kamu siap aku lamar?.Aku ingin cepat-cepat meresmikan hubungan kita."tanya Alex.
"Kenapa sih di bahas terus,aku kan sudah sering bilang,aku belum mau menikah.Aku masih mau menikmati masa-masa bekerja dan mengejar karir sebelum menikah denganmu.Tolong mengerti aku Alex,kalau begini terus aku merasa tidak nyaman,karena kau selalu membahas tentang pernikahan."Jawab Karin dengan nada sedikit melemah.
"Maaf Karin,aku membuatmu tidak nyaman.Baiklah aku tidak akan menanyai hal ini lagi.Sudah jangan cemberut gitu dong,nanti cantiknya hilang."Rayu Alex.
Karin pun mengangguk dan tersenyum.
Esok harinya Alex pun menghubungi Karin sampai puluhan kali tapi nomor Karin selalu tidak aktif.
"Kemana kamu Karin,kenapa nomor mu tidak aktif dari pagi,aku harus menemui mu di apartemen pulang dari kantor."Gumam Alex.
Sepulang kantor Alex pun melajukan mobilnya ke apartemen milik Karin.Sesampainya Disana ternyata kata sandi nya sudah di rubah,Alex pun tidak bisa masuk ke dalam apartemen Karin.
Alex pun turun ke loby untuk menanyakan ke resepsionis.
"Ada yang bisa di bantu tuan?"tanya resepsionis tersebut ramah.
"Kenapa Apartemen milik pacar saya tidak bisa di buka ya.Padahal saya memasukkan kata sandi seperti biasa."
"Maaf Apartemen milik siapa tuan biar kami cek terlebih dahulu."
"Atas nama Karina Anastasya."
"Maaf Tuan, Nona Karina sudah meninggal kan Apartemen ini pagi tadi dan Apartemen ini sudah di sewakan kembali dengan orang lain."jelas resepsionis.
"Di sewakan,?bukannya apartemen itu milik Karina kenapa di sewakan ?".
"Maaf tuan ,Nona Karina hanya menyewa unit Apartemen yang ada disini bukan membelinya."Alex kaget kemudian berlalu begitu saja setelah mendengar penjelasan dari resepsionis tadi.
Padahal setahu Alex, Karina pemilik Apartemen itu bukan sekedar menyewa.Alex mengusap wajahnya kasar hingga berkali-kali.
Dengan langkah gontai dia masuk ke dalam mobilnya,dia pukul setir kemudi mobil itu.Bingung,kecewa,marah semua menjadi satu.Entah dia mau mencari kemana lagi,ke kantor tempat Karina kerja pun ternyata wanita itu sudah mengundurkan diri sejak 3 hari yang lalu,tanpa Alex ketahui.
Terdiam sejenak sambil memikirkan salah apa yang telah dia perbuat,hingga wanitanya pergi meninggalkannya tanpa sebab.
Flashback off
Di kampus, Vita tersenyum lega karena bimbingannya berjalan lancar dan dia bisa wisuda bulan depan.
"Akhirnya gue sudah terbebas sama Pak Bagas si Dosen Killer.ha ha ha."Vita tertawa bahagia.
"Pelanin suara loe Vit,bisa berabe kalo Pak Bagas denger."Gea mengingatkan.
"Ups,gue kelepasan guys."jawab Vita sambil nyengir.
"Kuy lah kita nonton,tapi sebelum itu kita makan dulu yaa,gue udah lapar lagi nih."
"Gila loe Vit bukannya belum lama udah makan bakso di kantin,udah lapar lagi aja."sahut Dila sambil geleng-geleng.
"Tenaga Gue terkuras tadi waktu bimbingan sama Pak Bagas,jadi sekarang udah lapar lagi.Udahlah kali ini gue yang bayarin,gue pengen makan di restoran Jepang."
"Gas lah kalo di bayarin mah."Jawab Dila semangat dan langsung dapat sorakan dari Vita dan juga Gea.
Alex dan Rendra sudah tiba di Mall untuk mengadakan pertemuan dengan klien nya.Berhubung masih ada waktu lumayan lama dari waktu yang di tentukan, jadi mereka memutuskan untuk berkeliling terlebih dahulu.Lebih tepatnya Rendra yang memaksa Alex agar mau menemaninya untuk sekedar cuci mata.Sambil berjalan Alex terus saja menggerutu kepada Rendra,karna jalan-jalan gak jelas begini.
"Santai bro, hilangkan penat bekerja,sebentar saja kita nikmati ini.Liat tuh karyawannya beuh cantik dan juga seksi-seksi bro."Rendra terus saja mengoceh.
"Biasa aja,"jawab Alex cuek.
"Susah sama Loe mah yang paling cantik di mata loe cuma Karin doang."
"Itu tau,"
"Gak asyik loe bro."
Mereka masih saja berdebat tentang hal yang gak penting.Lalu tiba-tiba mata Alex teralihkan dengan gadis yang tadi pagi di lihatnya di lampu merah yang sedang menolong nenek-nenek menyebrang jalan.
"Gadis itu lagi,ternyata kalau dia senyum manis juga."gumam Alex sambil menyunggingkan senyum tipis.
Ternyata gumaman Alex masih terdengar oleh Rendra.
"Siapa bro yang manis",tanya Rendra penasaran.
"Bukan siapa-siapa,udah ayo kita langsung ke restoran saja."Alex langsung berlalu begitu saja.
Sementara itu tiga gadis tersebut sebelum masuk ke restoran mampir terlebih dahulu untuk melihat-lihat.Mereka bercanda dan tertawa seolah tak ada beban.
Tak lama setelah itu,Vita melihat seorang ibu yang kesusahan membawa belanjaannya yang lumayan banyak,hingga ada yang jatuh.Dengan sigap Vita menghampiri ibu yang di perkirakan usianya hampir sama dengan mamanya.
"Saya bantu Tante,"ucap Vita sambil membereskan belanjaan yang terjatuh.
"Terima kasih nak,"jawab ibu itu yang ternyata Rebecca mamanya Alex.
"Banyak sekali belanjaannya Tante,sini saya bantu bawakan agar Tante tak kerepotan membawanya,"ucap Vita sambil mengambil separuh yang di pegang Rebecca.
"Tidak usah nak merepotkan,"jawab Rebecca tidak enak.
"Tidak apa-apa Tante,mobilnya sebelah mana.?"
"Sopirku sedang mengambilnya mungkin sebentar lagi dia menyusul ke dalam,biasanya saya belanja dengan asisten rumah tangga atau dengan anak saya tapi berhubung tadi sekalian keluar jadi sekalian belanja bulanan." ucap Rebecca sambil terus berjalan.
"Nah itu sopir Tante,"sambil menunjuk laki-laki yang berjalan mendekati mereka.
"Terima kasih ya nak,sudah di repotkan,kalau boleh tau nama kamu siapa nak.?"
"Tidak apa-apa Tante saya tidak merasa di repotkan.Nama saya Vita Tante,"jawab Vita.
"Kenalkan nama Tante Rebecca."
"Salam kenal Tante,kalau begitu saya kembali sama teman-teman saya ya Tante,permisi Assalamu'alaikum."ucap Vita lalu mencium tangan Rebecca.
Rebecca pun terbengong melihatnya sambil menjawab salam Vita,karna sudah sangat jarang anak muda yang seperti itu.
Gadis yang baik dan juga sopan, cocok jadi mantu dan istri untuk anakku Alex.Duh mana lupa minta no hp nya lagi.gumam Mama Rebecca.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!