NovelToon NovelToon

Who I Am

Hari pertama

"Bruuk!!!" Jasmine terjatuh dari tempat tidurnya.

Dia terbangun sambil memegang sikunya. Jam alarm menambah kekacauan di pagi ini.

" Oh My God!!!" Jasmine langsung menyambar handuk dan berlari secepat kilat ke kamar mandi. Ingatan hari pertama kuliah membuatnya tidak banyak berpikir lagi. Setelah siap dan sarapan pagi. Dia langsung menuju garasi.

" Aduh, dimana kuncinya?" Lagi-lagi sifat lupanya menyita waktu kembali. Dia berbalik ke kamar mengambil kunci mobilnya.

Setelah merasa benar-benar siap. Jasmine langsung melajukan mobilnya ke arah kota.

Dan benar saja suasana kampus sudah sangat ramai. Dia berjalan buru-buru menuju kelas pertama. Tanpa Dia duga, Jasmine menabrak seseorang. Dan tentunya Dia terjatuh.

" Apa Kau baik-baik saja?" Suara merdu terdengar ditelinganya.

Dia mengulurkan tangannya untuk membantu Jasmine. Jasmine berusaha bangun dan sedikit mendongakkan kepala. Dia mengulurkan tangan, Jasmine menerima uluran tangannya.

Tapi Jasmine terkejut begitu menyentuh tangannya dan melihat ketampanannya. Jasmine tak bisa berkata apa-apa. Ketampanannya seperti dewa Yunani. Dan itu membuat Jasmine gugup.

" Apa Kau demam?" Tanya Jamine spontan begitu sadar suhu tangannya saat Dia pegang.

Sekilas bayangan muncul seperti diri Jasmine muncul. Iya itu diriku?Batin Jasmine.

Dia mundur dan menarik kembali tangannya. Sungguh membuat Jasmine terkejut dan tidak percaya.

" Kuharap Kau baik-baik saja." Ucapnya seraya langsung berlalu dari hadapan Jasmine

Jasmine bingung sendiri dibuatnya.Dia melirik jam tangan. Dan sudah menunjukkan pukul 08.00. Jasmine langsung teringat jam kuliahnya.

Tanpa pikir panjang Jasmine berlari menyelusuri koridor. Beruntung Dia belum terlalu telat.

Jasmine duduk dan berkenalan dengan teman-teman pertamanya dikampus. Ada Sari, Tami dan Yuli. Mereka sangat terlihat cepat akrab dengan Jasmine. Padahal sebenarnya, Jasmine bukanlah tipe orang yang cepat beradaptasi dengan lingkungan baru. Jasmine merasa ini sebuah kemajuan buatnya.

Waktu terasa begitu lama. Entah mata kuliahnya yang membosankan. Atau Jasmine sendiri yang tidak begitu serius menyimak perkuliahan ini.

Tanpa Jasmine sadari, Jasmine kembali mengingat kejadian tadi pagi. Dia merasa penasaran dengan mahasiswa itu. Bayangan wajahnya, suaranya, tatapannya dan terakhir yang membuatnya sedikit berpikir itu berbeda. Suhu tubuhnya. Dia seperti orang demam. Tapi mungkin memang sedang flu, Jasmine tetap berpikir positif.

Tapi, Dia sama sekali tidak ada tanda-tanda kalau Dia sakit. Atau Dia itu? Jasmine menggelengkan kepalanya sebelum berpikir lebih jauh tentang karakter-karakter novel horornya.

" Jasmine, Apa Kau tidak ingin pulang?" Suara Sari membangunkannya dari lamunan yang aneh-aneh.

" Tentu saja. Aku pulang. " Jasmine merapikan buku dan beranjak dari tempat duduk.

Dia berjalan menuju parkiran. Tapi sebuah suara pertengkaran membuatnya terhenti. Jasmine berhenti dibalik mobilnya seraya mengintip dan menguping sebuah perdebatan. Berharap Mereka tidak sadar bahwa ada seseorang yang mendengarkan pertengkaran dan perdebatan Mereka. Tentu saja tujuan Jasmine, agar Mereka tidak malu. Jujur Jasmine tidak mengerti dengan pertengkaran Mereka. Satu yang Jasmine tangkap bahwa sang pria tidak menyukainya.

" Aku tidak yakin. Tapi pandangan itu sangat jelas. Jadi kumohon Kau menyerahlah. Karena sampai kapanpun, Aku tidak akan bisa membalas perasaanmu. "

" Lion. Ingat! Masa depan itu berubah-ubah. Dan soal perasaan. Aku akan selalu menunggumu. Wanita itu jelas harus menjadi korban. Dia seorang manusia yang sesuai kriteria sebagai korban berikutnya." Wanita itu terlihat mencoba meyakinkannya.

Cinta bertepuk sebelah tangan? Itu kesimpulan Jasmine. Jasmine sedikit mendongakkan kepalanya. Bukannya mengobati rasa penasarannya. Tetapi malah menambah keterkejutan Jasmine. Mereka berhenti bertengkar dan langsung menatap tajam ke arah Jasmine. Rasa benci jelas terlihat diraut wajah Mereka.

" Sorry. " Ucap Jasmine. Dia pura-pura polos dan buru-buru masuk mobil. Lalu meninggalkan parkiran tanpa memperdulikan Mereka lagi.

Jasmine melajukan kendaraan dengan kecepatan diatas rata-rata. Dia masih terbayang tatapan tajam Mereka. Apa salahku? Menguping? Iya itu jelas salahku. Gumam Jasmine pada diri sendiri.

Mereka bertengkar bukan hanya masalah perasaan, tapi juga masalah lain.

Pandangan? Manusia? Korban? Apa maksudnya? Dan pria itu, pria yang tadi pagi Aku tabrak. Pikiran Jasmine masih berlanjut. Dia pun syok mengingatnya. Jadi pria tampan itu yang bertengkar tadi. Tapi apa maksud pertengkaran Mereka tadi? Banyak kata ambigu yang tidak kumengerti. Pikir Jasmine masih memikirkannya,

Namun tanpa dipungkiri, Dia begitu tampan.

Dan wanita itu juga cantik. Kenapa Dia menolaknya. Jasmine bertanya-tanya. Dia menatap jalanan dengan mata hampa. Dan melirik spion. Ada mobil berwarna hitam di belakangnya. Jasmine pun terhenti dilampu merah. Lagi-lagi Di melihat spion. Masih sama seperti tadi. Sebuah mobil hitam masih dibelakangnya.'.

Lalu lampu hijau pun menyala. Jasmine kembali melajukan mobilnya.Lalu Dia membelokkan kekiri. Akhirnya Jasmine sampai dirumah. Dia menghentikan kendaraan dan memarkirkan digarasi. Lalu Jasmine membuka pintu utama. Dia melihat ibunya sedang sibuk dengan laptopnya. Beliau menoleh, menyadari kehadiran Jasmine.

" Kau sudah pulang? Bagaimana hari pertamamu dikampus?"

" Baik-baik saja Ma." Jawab Jasmine.

Jasmine meneruskan langkahnya menuju lantai dua. Lalu membuka pintu kamar dan melepas sepatunya. Kemudian menaruh sepatu di rak sepatu dan tas di kursi belajar. Jasmine menghempaskan tubuhnya ke kasur.

Jasmine tiba-tiba seperti berjalan dikegelapan. Dan Dia tidak tahu jalan mana yang harus dilewati. Begitu banyak jalan terlihat, tetapi sunyi. Dia memandang sekitar, semua tampak sepi. Apa Dia sendiri? Rasa takut mulai melanda Jasmine. Dia diam, berdiri, tertunduk, takut dan bingung. Tanpa terasa meneteskan air mata. Dan sebuah tangan menyentuh kulit wajahnya. Dia mendongakkan kepalanya, matanya memandang sang pemilik tangan itu.

" Kau yang menabrakku tadi pagi? " Tanya Jasmine terkejut. Dan Dia mengusap air mata diwajah Jasmine.

"Jangan menangis. Aku akan selalu menjaga dan melindungimu." Tampak kesenduan meliputi wajah tampannya.

Jasmine hanya terpaku menatapnya. Bingung dan tak mengerti kata-katanya, itu yang Jasmine rasakan. Dia terus memandang Jasmine dengan wajah sendunya.

"Maafkan Aku belum bisa menerima takdir ini. Karena jelas dunia kita berbeda." Ucapnya lagi.

Jasmine tidak tahu harus jawab apa. Mulutnya terasa tak bisa berkata. Tapi entah kenapa ketakutan yang Dia rasakan tadi sudah hilang.

"Jadi jangan pernah mencoba tertarik padaku. Aku mohon padamu. Karena Kau kelemahanku." Pintanya.

Jasmine terbangun. Dia melihat jam dinding, menunjukkan angka jam 5 sore.

' Ternyata hanya mimpi.' Batin Jasmine

Mengapa tampak begitu jelas dan nyata. Tapi apa maksud kata-katanya itu. Jelas aku tidak mengenalnya. Pikiran Jasmine bingung.

' Jangan tertarik padanya. Aku kelemahannya.' Satu ucapan itu sepertinya yang paling Jasmine ingat dalam mimpinya tadi. Dia termenung dan terpaku. Masih meresapi apa arti mimpinya. Mimpi yang sangat aneh baginya. Namun Jasmine tidak menemukan jawaban yang logika dari mimpi tersebut.

To be continued

Tak terduga

Jasmine tidak mengerti.Mengapa Lion hadir dalam mimpinya. Jasmine Akhirnya mengingat namanya. Namun anehnya belum ada dua puluh empat jam Jasmine keluar dari area kampus. Jasmine sudah memimpikan

' Ah mungkin itu hanya imajinasiku, sampai terbawa mimpi.'Pikir Jasmine.

Jasmine beranjak dan melangkahkan kaki menuju jendela kamar. Dia membuka pintu menuju balkon.

Jasmine duduk disebuah sofa, tepatnya dipinggir teras balkon. Dia memandangi halaman rumah dari atas.

'Sore yang indah.' Batinnya.

Jasmine mengarahkan pandangannya kearah kiri. Dia melihat mobil hitam di garasi tetangga sebelah kiri. Dia pun iseng membaca Plat no.nya.Satu jam tak terasa sudah berlalu. Jasmine melangkah masuk ke kamar.

Sudah hampir Tiga bulan Jasmine menjalani masa pendidikannya difakultas Ekonomi. Setelah hari pertama yang Dia lalui itu. Jasmine jarang melihatnya lagi, bahkan bisa dibilang hanya sekali, saat tidak sengaja Jasmine melihatnya di perpustakaan dan terlihat fokus membaca buku. Jujur Jasmine sedikit penasaran terhadapnya. Bukan masalah apa. Tapi jelas sikapnya dihari pertama Jasmine menginjakkan pendidikan dikampus ini. Tapi Jasmine tidak punya akses untuk mencari tahu info tentangnya. Apalagi Jasmine juga tidak tahu Dia mengambil jurusan apa, yang jelas berbeda dari Jasmine.

Pagi ini Jasmine sengaja berangkat lebih awal. Jelas saja karena ada Ujian tengah semester. Setelah tiga bulan disini Jasmine mempunyai tempat menyendiri untuk fokus, juga menikmati udara segar yaitu di Root Top gedung kampus. Dan itu salah satu tempat favoritnya.

Jasmine membelokkan kendaraan ke parkiran. Dia mencabut kuncinya. Dan Dia menaruh kunci di saku celananya. Dan Jasmine menyadari, ada seseorang yang memperhatikannya dari parkiran seberang sana.

Jasmine mengarahkan pandangan ke arahnya.

' Lion? ' Pikir Jasmine.

Tidak mungkin Dia memperhatikanku. Sepertinnya aku salah lihat. Perasaan Jasmine.

Secepat kilat Jasmine mengalihkan pandangannya. Jasmine melangkahkan kakinya menyusuri area tengah kampus. Pikirannya masih berkecambuk. Perasaan tiga bulan ini tidak pernah Jasmine melihatnya secara langsung.

Tapi Jasmine mengingat kembali tatapan tajamnya Lion dan wajah sinisnya wanitanya.

Jasmine pura-pura tidak melihatnya, walaupun penasaran kini melandanya kembali. Terhadap ekspresi terakhir Mereka.

Jasmine melangkah ke atap gedung Kampus.

Di Root Top ini tidak biasa, tetapi seperti park atau taman kecil dan terdapat ayunan juga tempat duduk.Tidak terasa waktu begitu cepat. Jasmine langsung turun dan menuju kelas Pengantar Akuntansi.

Tanpa terasa Jasmine sudah sampai didepan kelas. Ternyata suasana masih sunyi. Baru sekitar lima anak yang datang. Bahkan Sari belum datang.

Tapi Yuli dan Sani sudah terlihat duduk tenang dan sepertinya sedang fokus pada bukunya masing-masing. Jasmine memilih tempat duduk di dekat dengan jendela, bersama Yuri dan Sani. Dia menaruh tasnya. Lalu mengeluarkan buku binder juga bolpointnya.

"Hai." Sapa Yuli mengejutkanku.

Sepertinya Yuli telah sadar akan kehadiran Jasmine.

"Hai juga." Sahut Jasmine seraya membuka bindernya.

" Bagaimana dengan persiapan Ujian hari ini?" Tanya Yuli.

" Aku rasa aku sudah siap."

" Oh tentu. Kau mahasiswi terpintar di kelas ini."

" Sepertinya kau melebih-lebihkan." Ucap Jasmine.

Pandangan mata Jasmine tiba-tiba beralih.

Jasmine melihat Sari baru datang. Tapi Dia tidak sendiri. Dia mengobrol dulu sebelum masuk kelas. Sari terlihat mengobrol dengan seorang mahasiswa yang tidak asing bagi Jasmine. Lion? Tapi jelas wajah Lion terlihat bersahabat dengan Sari. Dan tiada kebencian dimatanya.

" Jasmine ?" Suara Yuli mengejutkannya yang sedang terpaku melihat Sari dan Lion.

"Iya. " Jasmine spontan menoleh ke Yuli.

" Kau sedang melihat apa? " Yuli mengikuti arah pandangan Jasmine.

" Kau lihat Sari dan Sepupunya?"

" Sepupunya?" Jasmine terkejut.

" Iya. Aku, Sani dan Sari, Kami bersahabat sejak SMA dan setahuku Liom saudara sepupunya. Dia terlihat begitu tampan bukan? " Tanya Yuli menggoda Jasmine.

" Iya." Jawab Jasmine jujur.

" Tapi sayang sepertinya Dia tidak tertarik dengan wanita manapun." Ucap Yuli membuat Jasmine lebih tidak mengerti.

Jasmine mengingat kembali saat melihat Lion dan teman wanitanya bertengkar. Apa Lion itu tidak suka wanita? Dan itu penyebab pertengkaran Mereka.

" Apa Dia gay?" Tanya Jasmine polos.

Yuli dan Sani yang mendengar kata-kata Jasmine langsung tertawa. Membuat semua pandangan menuju ke arah Mereka. Tidak kecuali Sari yang baru datang. Beruntung sepertinya manusia dingin itu sudah berlalu.

" Jadi kau menganggapnya gay?" Yuli menatap Jasmine dengan ekspresi konyolnya.

" Ya, Bukankah Kau bilang tadi Dia tidak suka wanita?" Lagi-lagi kepolosan Jasmine muncul.

" Siapa yang gay dan tidak suka wanita?" Tanya Sari memotong obrolan Mereka bertiga.

" Saudara sepupumu." Ucap Yuli seraya tertawa.

" what! Siapa yang bilang?" Sari terkejut.

" Jasmine." Yuli menunjuk ke arah Jasmine.

" Maaf. Yuli yang bilang saudaramu tidak suka wanita." Ucap Jasmine polos.

" Ya Kau Yul,Jangan memfitnah sepupuku." Sari menatap ke arah Yuli.

" Maaf. Tapi bukankah Kau yang bilang dulu kalau Lion tidak suka wanita." Ucap Yuli tidak terima.

" Itu biar Kau tidak mendekatinya. Jujur kalian semua pasti tertarik kan dengan ketampanannya?" Sari menatap Mereka bertiga.

Semua hanya tersenyum. Siapa yang tidak tertarik dengan wajah tampannya yang seperti dewa Yunani itu. Kesempurnaan ciptaan Tuhan yang pantas disyukuri apabila memilikinya. Pikir Jasmine senyum-senyum sendiri.

" Aiish. Tahu begitu Aku mendekatinya dari dulu. Sayang sekali sekarang Aku sudah punya kekasih." Yuli mengeluh.

" Tapi apa sekarang Dia sudah punya kekasih? Kalau belum sepertinya Jasmine serasi dengannya." Yuli menoleh ke arah Jasmine.

" Aiissh . Aku meragukan itu. Jelas Aku tidak mau berkencan dengan gay." Canda Jasmine membuat Mereka semua tertawa.

Tertawa Mereka terhenti kala melihat dosen masuk ruangan. Mereka terlihat langsung duduk dengan rapi. Jelas wajah ketegangan melanda seisi ruangan kelas. Ujian membuat Mereka semua sedikit tegang. Akhirnya ujian selesai.

Ujian selanjutnya bahasa Inggris. Mereka istirahat sejenak.Istirahat membuat Mereka berempat keruang perpustakaan untuk fokus merefresh belajar semalam.

Jasmine duduk serta membuka modul bahasa Inggris. Selembar demi lembar Jasmine membuka ulang. Sambil sesekali Dia meneguk air mineral diatas meja.

" Jasmine." Suara Yuli memecah konsentrasi belajar Jasmine.

" Iya." Jasmine menoleh ke arahnya.

" Sepertinya ada yang memperhatikanmu." Yuli membisikkan tepat ditelinga Jasmine

" Siapa?" Tanya Jasmine penasaran.

" Cowok itu." Ucap Yuli sambil mengarahkan pandangan ke arah cowok yang Dia maksud.

Jasmine mengikuti arah pandangannya. Sepertinya cowok itu, tahu Jasmine dsn Yuli sedang membicarakannya. Bukannya pura-pura mengalihkan pandangan. Cowok tersebut malah tersenyum kepada Jasmine. Dan sungguh membuat Jasmine malu. Jasmine membalas senyumannya dan lalu mengalihkan pandanganmya ke Yuli lagi.

" Kenapa Kau memberitahuku, Membuatku malu saja." Gumam Jasmine.

" Habis sepertinya dari tadi Dia memperhatikanmu. Jelas ini perpustakaan buat membaca bukan untuk memperhatikan orang. Kalau dia tertarik denganmu. Kenapa dia tidak kesini saja berkenalan dan meminta no.hpmu. Bukankah itu lebih gentleman?" Pertanyaan Yuli membuat Jasmine sedikit terkejut.

Bagaimanapun juga Jasmine tidak ingin mengasih no.hpnya ke sembarang orang yang baru dikenal. Dikampus ini pun hanya mereka bertiga yang Jasmine kasih tahu no.hpnya.Jasmine hanya tersenyum mendengar argumen Yuli.

Jasmine fokus kembali membaca modul bahasa Inggrisnya.

" Hello. Boleh Aku bergabung dengan Kalian disini?" Suara asing mengejutkan Mereka berempat.

" Tentu saja." Sahut Yuli.

Jasmine mengangkat mendongakkan wajahnya dan Dia melihat cowok itu duduk tepat dihadapannya. Seorang cowok yang ditunjukan Yuli tadi pada Jasmine.

" Maaf mengganggu waktu Kalian. Apakah Kau Jasmine?" Jasmine terkejut Dia mengetahui namanya.

Yuli, Sani dan Sari juga sama terkejutnya dengan Jasmine.Itu terlihat dari ekspresi wajah Mereka.

" Iya benar." Jawab Jasmine masih terkejut dan penasaran dari mana Dia tahu namanya.

" Perkenalkan namaku Alex. Aku dari jurusan IT. Apakah Aku boleh mengenalmu lebih jauh?" Pertanyaannya membuat Jasmine jauh lebih terkejut.

" Tentu. Kau boleh mengenalnya lebih jauh." Ucap Yuli membuat Jasmine semakin terkejut dan menatap Yuli dengan tatapan tajam. Yuli hanya tersenyum jahil.

" Sepertinya waktunya Kita masuk kelas." Ucap Sari jelas sangat menyelamatkan Jasmine kali ini yang kebingungan.

" That's right. Let's go!." Ucap Sani seraya beranjak dari tempat duduknya.

" Kalau begitu sampai bertemu lain kali Jasmine." Ucapnya seraya tersenyum, beranjak dan berlalu.

To be continued

Tetangga

" Jasmine ternyata kau memiliki banyak fans dikampus ini. Apalagi cowok tadi, Kelihatannya keren."

" Tapi apakah tadi tidak aneh? Dia jelas tahu nama Jasmine sebelum ada yang memberitahunya." Ucap Sani yang biasanya diam kini ikutan memberi penilaian.

" Benar juga. Darimana kira-kira Dia mengetahuinya. Apa kau pernah bertemu dengannya sebelum ini ?" Sari memandang Jasmine.

" Tidak pernah. " Jawab Jasmine singkat.

" Mudah saja itu. Jelas Dia pernah melihat Jasmine dan tertarik dengannya. Lalu Dia mencari tahu tentang Jasmine. Bukankah itu logika?" Yuli menjelaskan analisisnya dari sudut pandang yang berbeda dengan Mereka bertiga.

" Bisa jadi seperti itu." Ucap Sari.

Akhirnya Mereka berempat sampai dikelas ujian selanjutnya. Dosen membagi lembar soal dan jawaban. Jasmine fokus mengerjakan soal ujiannya. Dan akhirnya sembilan puluh menit berlalu. Mereka satu persatu mengumpulkan hasil jawaban ujiannya.

" Apa setelah ini Kalian akan langsung pulang?" Tanya Yuli.

" Nde." Ucap Jasmine.

" Bukankah ini ujian tengah semester sudah selesai. Bagaimana kalau kita have fun. Jalan-jalan dahulu." Ajak Yuli.

" Sepertinya itu ide bagus." Sari mendukung ide Yuli.

" Aku tidak bisa." Ucap Sani.

" Kenapa? " Tanya Yuli sedikit kecewa.

" Aku ada janji dengan my honey." Jelas Sani.

" Ok. Kalau begitu kita bertiga saja bagaimana? " Tanya Yuli.

" No problem." Ucap Sani seraya membereskan alat tulisnya dan memasukkan ke tasnya.

" Bagaimana denganmu?"

" Ok juga dah." Sahut Jasmine.

Mereka bertiga sepakat memakai mobil Sani.

Jasmine memilih duduk dibagian belakang. Suara hp Sari berdering.

" Hallo."

" Apa Kau masih dikampus?"

" Tidak. Aku di jalan. Why?"

" Paket Ayahmu masih ditempatku. Aku lupa membawanya tadi. "

" Ok. Kalau begitu nanti Aku mampir."

" Ok."

" Sepertinya Kita mampir ke rumah sepupu ku sebentar. Ada titipan barang. Dia lupa tadi pagi tidak dibawa ke kampus." Jelas Sari.

" No problem. Dengan senang hati." Ucap Yuli.

Jasmine terdiam. Entah mengapa begitu mendengar namanya, Jantung Jasmine rasanya berdetak kencang, Mengingat tatapan terakhirnya itu.

Jasmine melihat ke luar jendela.Dia terkejut begitu melihat caffe klasik yang sering Jasmine lalui saat berangkat dan pulang dari kampus.

" Dimana rumah sepupumu?" Tanya Jasmine penasaran.

" Perumahan Grand city." Jawaban Sari membuat Jasmine terkejut setengah mati.

" Why?" Tanya Sari tersadar akan ekspresi Jasmine.

" Tidak." Jasmine terlihat ragu untuk mengatakan yang sebenarnya.

" Oya. Sudah lama Kita kenal. Tapi Aku belum tahu tempat tinggalmu. Bagaimana kalau acara hari ini kita saling mengunjungi tempat tinggal kita." Ide Sari lagi-lagi membuat Jasmine terkejut.

" Ide bagus." Dukung Yuli.

" Jadi dimana kau tinggal Jasmine?" Tanya Sari seraya masih fokus dengan menyetirnya.

" Grand city." Jawab Jasmine membuat Mereka lebih terkejut.

" What?" Ucap mereka kompak.

" Why?" Jasmine sedikit tersenyum geli melihat ekspresi Mereka.

" Jangan-jangan kau bertetanggaan dengan Lion." Ucap Yuli tertawa.

" Itu tidak mungkin." Ucap Jasmine mengelak.

Jelas Dia tidak pernah bertemu dengannya disekitaran rumahnya.

" Ok. Kalau begitu kita kerumahmu dulu baru kerumah Lion." Ucap Sari begitu penasaran.

Jasmine pun menunjukkan arah jalan kerumahnya. Akhirnya sampai rumah Jasmine.Sari langsung tertawa keras sesampainya didepan rumahnya.

" Why?" Jasmine bingung dengan sikapnya.

" Kalian sungguh konyol?"

" Siapa yang konyol?" Ucap Yuli penasaran.

" Jasmine dan Lion. Kalian hanya bersebelahan rumah dan Jasminetidak tahu." Jawab Sari masih tertawa.

Jasmine benar-benar terkejut. Dia sama sekali tidak tahu, kalau dirinya bertetanggaan dengan Lion.

" Apa maksudmu Ri ? "Tanya Jasmine masih belum percaya.

"Kau benar-benar tidak tahu? Rumah disebelah kirimu itu rumah Lion." Jelas Sari

"Aku benar-benar tidak tahu." Jasmine masih terkejut dan tidak percaya.

" Sepertinya kalian memang jodoh." Ucap Yuli seraya tersenyum jahil melihat Jasmine.

" Ya sudah. Kita kerumah Lion dulu." Ucap Sari sedikit memajukan mobilnya tepat didepan rumah Lion.

Sari dan Yuli segera turun dari mobil. Sedangkan Jasmine merasa ragu untuk ikut dengan Mereka. Dan bertemu dengan Lion.

" Sepertinya Aku menunggu kalian disini saja." Ucap Jasmine.

" Tidak. Kau harus ikut. Aku benar-benar ingin menjodohkan Kalian. Bukankah diantara Kami berempat hanya Kau yang masih betah menjomblo? Menurutku Kau perlu kupaksa karena Kau terlalu pilih-pilih. Lion jelas paling cocok untukmu. Dan kondisi ini sungguh perfect." Ucap Yuli menarik tangan Jasmine keluar dari mobil.

Yuli bilang seperti itu bukan tanpa alasan. Yuri tahu Jasmine sudah menolak enam cowok, yang menyatakan perasaannya padanya, selama tiga bulan ini.

" Aku setuju. Sepertinya Lion akan tertarik dengan sifat pilih-pilihmu itu." Sari mendukung Yuli sambil tersenyum jahil.

" Aiiish Aku sungguh menyesal mempunyai sahabat seperti Kalian. Sungguh pemaksa." Gerutu Jasmine.

" Pemaksaan untuk mendapatkan cowok sempurna itu menguntungkan Jasmine." Ucap Yuli masih menggandeng Jasmine layaknya seorang tahanan.

" Let's go. It's time to meet him." Ucap Yuli dengan semangatnya.

Jasmine melihat Sari menekan bell pintu gerbangnya.

Jujur detak jantung Jasmine sungguh berdetak kencang kali ini. Dia tidak tahu kenapa.Perlahan pintu terbuka. Dan sosok Lion terlihat jelas memandang Mereka bertiga.

" Kau beserta temanmu?" Tanya Lion terlihat datar.

" Betul sekali. Aku bersama Yuli dan Jasmine. Yuli Kau pasti sudah mengenalnya. Sedangkan Jasmine pasti Kau belum kenal kan?"

" Tapi Aku sudah pernah bertemu dengannya." Ucap Lion.

" Benarkah? Apa Kau sudah pernah bertemu dengan Lion?" Tanya Sari bingung.

" Iya, Dia yang menolongku saat Aku terjatuh ditaman unnie. " Jelas Jasmine.

" Aku mengerti." Sahut Sari.

" Maaf waktu itu Aku belum sempat mengucapkan terima kasih. Terima kasih." Ucap Jasmine berterima kasih terhadap Lion.

"Sama-sama. " Sahut Lion.

"Kalian masuklah dulu!" Tambah Lion seraya mengajak Mereka masuk ke rumahnya.

Lion mempersilahkan Mereka duduk. Dia terlihat masuk keruangan lainnya.

" Kenapa Kau tidak bilang pernah bertemu dengannya?" Sari memandang Jasmine

" Aku sedikit lupa." Jasmine berpura-pura.

" Jawabanmu sungguh tidak logika." Lagi-lagi Yuli menggunakan logikanya.

Jasmine hanya tersenyum masam.

Sedangkan Lion terlihat keluar membawa tiga cangkir coffe.

" Minumlah dulu!"

" Terima kasih. Oya apa Kau tahu, ternyata Jasmine tetangga rumahmu."Ujar Sari.

" Tidak." Ucapnya dingin.

" Hmmm sama-sama tidak tahu.Sepertinya Kalian jodoh." Ucap Sari seenaknya.

" Jangan bercanda seperti itu." Ucap Lion terlihat serius.

" Aku tidak bercanda. Bukannya Kau juga belum mempunyai kekasih? Apa salahnya mencoba memulai jalan sama Jasmine, Siapa tahu Kalian cocok."

" Jangan buat malu Aku." bisik Jasmine ke Sari.Jasmine benar-benar menunduk malu. Sari dan Yuli jelas-jelas serius mendekatkan Jasmine dan Lion Seperti marketing yang menawarkan sebuah produk saja.

" Tapi, Dia bukan tipeku." Ucap Lion seraya memandang Jasmine.

Jasmine terkejut. Bukan dengan pandangannya lagi. Tapi jelas ucapannya. Tidak tahu mengapa hatinya sakit. Apakah Jasmine tadi sedikit sempat berharap bisa dekat dengannya? tertarik padanya? suka padanya? Entahlah. Jasmine tidak mengerti perasaannya sendiri.

" Yaa! Lion. Apa Jasmine kurang cantik? Atau Kau yang tidak menyukai wanita manapun. Ayo. Sepertinya Aku salah menjodohkanmu dengannya. " Yuli sedikit emosi. Yuli beranjak dari tempat duduknya dan menarik Jasmine keluar dari rumah Lion.

Sedangkan Sari langsung mengambil barang pesanan ayahnya yang sudah diletakkan dimeja, seraya menyusul Mereka ke mobil.

Jasmine duduk dibelakang. Begitu juga Yuli.

" Apa aku bilang. Seharusnya Aku menunggu dimobil saja. Hingga Aku tidak perlu malu seperti ini. Aku seperti wanita yang ditolak cintanya." Gerutu Jasmine.

" Maaf. Sudahlah, sepertinya Lion memang seperti katamu. Dia gay." Ucap Yuli seraya tertawa.

" Walaupun Aku saudara sepupunya. Aku mendukung persepsi Kalian." Ucap Sari ikut sakit hati. Walaupun Jasmine merasa Yuli dan Sari hanya menghiburnya.

'Jelas Dia bilang aku bukan tipenya.' Pikir Jasmine.

Jasmine terkejut begitu mobil melaju keluar dari perumahan Grand city.

" Apa kalian tidak jadi main kerumahku?" Tanya Jasmine mengingatkan Mereka.

" Oh My God. Sepertinya saudaramu buat kita amnesia Ri." Yuli menunjuk Sari.

" Maaf. Lain kali saja. Yang penting kita sudah tahu alamat rumahmu." Ucap Sari.

Akhirnya Mereka sampai dirumah Sari di perumahan Podomoro. Setelah itu kerumah Yuli yang tidak jauh dari rumah Sari. Lalu Mereka kembali ke kampus.

To be continued

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!